kab/kota: Mojokerto

  • Wali Kota Mojokerto Launching I-Dis 3.0, Tekankan Disiplin ASN sebagai Budaya

    Wali Kota Mojokerto Launching I-Dis 3.0, Tekankan Disiplin ASN sebagai Budaya

    Mojokerto (beritajatim.com) – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari resmi membuka sosialisasi Aplikasi Integrated Discipline (I-Dis) versi 3.0. Kegiatan ini diikuti para Kepala Sub Bagian Umum dan Kepegawaian, kepala sekolah, kepala UPT Puskesmas, Laboratorium Kesehatan Daerah, hingga sekretaris lurah se-Kota Mojokerto.

    Dalam kesempatan itu, Ning Ita (sapaan akrab, red) menegaskan bahwa kehadiran I-Dis 3.0 yang kini terintegrasi dengan Sistem Informasi Aparatur Sipil Negara (SIASN) milik Badan Kepegawaian Negara (BKN), akan membuat catatan kedisiplinan ASN tercatat secara transparan.

    “Dengan adanya aplikasi I-Dis 3.0 yang terintegrasi dengan SIASN BKN, tidak ada lagi pelanggaran disiplin ASN yang bisa ditutupi. Semua akan tercatat secara transparan,” ungkapnya di salah satu hotel di Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto, Kamis (25/9/2025).

    Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari saat membuka sosialisasi Aplikasi Integrated Discipline (I-Dis) versi 3.0. [Foto : ist]Meski demikian, Ning Ita menekankan dirinya berharap aplikasi ini tidak menjadi wadah catatan pelanggaran, melainkan pengingat agar ASN Kota Mojokerto menjaga integritas dan kedisiplinan. Kedisiplinan ASN tidak hanya sebatas kewajiban selama jam kerja, melainkan harus menjadi budaya yang melekat sepanjang karier

    “Saya sebagai Pejabat Pembina Kepegawaian tentu tidak ingin aplikasi ini ada isinya. Artinya, seluruh ASN Kota Mojokerto harus disiplin sehingga raportnya baik dan bersih dari catatan pelanggaran. Saya menganggap seluruh ASN Kota Mojokerto sebagai anak saya. Karena itu, saya tidak ingin ada ‘dosa-dosa’ ASN terpampang nyata dalam sistem nasional,” katanya.

    Disiplin harus menjadi budaya, bukan hanya saat jam kerja, tetapi melekat selama masih menyandang jabatan ASN. Selain soal disiplin, Ning Ita juga menyoroti pentingnya penerapan nilai dasar ASN, yaitu BerAKHLAK. Nilai ini, katanya, harus tercermin dalam perilaku sehari-hari baik saat berdinas maupun di luar jam kerja.

    “Nilai-nilai dasar ASN ini bukan hanya diterapkan saat jam kerja. Selama masih menyandang status ASN, maka nilai-nilai itu harus menjadi perilaku sehari-hari,” tambahnya.

    Melalui peluncuran I-Dis 3.0, Ning Ita berharap budaya disiplin ASN di lingkungan Pemkot Mojokerto semakin kuat, sehingga pelayanan publik berjalan optimal, bersih, dan akuntabel. Sosialisasi ini juga menghadirkan Auditor Manajemen ASN Muda Direktorat Pengawasan dan Pengendalian II BKN, Rio Willander Sianipar sebagai narasumber. [tin/but]

  • BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    BMKG Prediksi Musim Hujan 2025/2026 di Jawa Timur Datang Lebih Awal Mulai Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprediksi awal musim hujan 2025/2026 di Jawa Timur akan datang lebih awal pada Oktober 2025. Fenomena ini mencakup 49 zona musim (ZOM) dari total 74 ZOM yang tersebar di 38 kabupaten/kota se-Jatim.

    “Musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur diprediksi datang lebih awal atau maju dibandingkan normalnya meliputi 70 ZOM. Dengan awal musim hujan di bulan Oktober sebanyak 49 ZOM,” ujar Kepala Stasiun Klimatologi Jawa Timur, Anung Suprayitno, Kamis (25/9/2025).

    Menurut Anung, sifat hujan pada periode ini sebagian besar diperkirakan normal, meliputi 54 ZOM atau sekitar 73 persen wilayah. Curah hujan musim hujan diprediksi berkisar antara 1001–1500 mm di 21 ZOM dan 1501–2000 mm di 25 ZOM. Adapun puncak musim hujan diperkirakan terjadi pada Januari 2026 dengan cakupan 40 ZOM atau 54 persen wilayah Jawa Timur.

    BMKG mengingatkan pemerintah daerah, kota, hingga institusi terkait agar menyesuaikan program sektor pertanian dengan jadwal musim hujan yang lebih maju. Selain itu, langkah antisipasi terhadap potensi cuaca ekstrem di masa peralihan hingga bencana hidrometeorologi juga perlu disiapkan.

    “Antisipasi menghadapi bencana hidrometeorologi akibat dari cuaca ekstrem selama memasuki peralihan musim atau sepanjang musim hujan 2025/2026,” tegas Anung.

    Berikut rincian awal musim hujan tahun 2025/2026 di Jawa Timur dari total 74 ZOM:

    September – 8 ZOM (10,9%) Dasarian I–III

    Banyuwangi: Genteng, Glenmore, Kalibaru, Sempu
    Blitar: Binangun, Gandusari, Kesamben, Selopuro, Wates
    Kediri: Mojo, Semen
    Kota Batu: Batu, Bumiaji, Junrejo
    Lumajang: Candipuro, Pasirian, Pasrujambe, Senduro
    Malang: Bantur, Dampit, Donomulyo, Gedangan, Kalipare, Karangploso, Ngantang, Pagak, Pujon, Sumbermanjing, Tirtoyudo
    Ponorogo: Pudak, Pulung, Sooko
    Sumenep: Masalembu
    Trenggalek: Bendungan
    Tulungagung: Pagerwojo, Sendang

    Oktober – 49 ZOM (66,2%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Bangkalan, Blega, Burneh, Galis, Kamal, Konang, Kwanyar, Labang, Modung, Socah, Tanah Merah, Tragah
    Banyuwangi: Bangorejo, Banyuwangi, Blimbingsari, Cluring, Gambiran, Giri, Glagah, Kabat, Muncar, Pesanggaran, Purwoharjo, Rogojampi, Siliragung, Singojuruh, Srono, Tegaldimo, Tegalsari
    Blitar: Bakung, Doko, Garum, Kademangan, Kanigoro, Kesamben, Nglegok, Panggungrejo, Ponggok, Sanankulon, Selorejo, Srengat, Sutojayan, Talun, Udanawu, Wlingi, Wonodadi, Wonotirto
    Bojonegoro: Balen, Baureno, Bojonegoro, Bubulan, Dander, Gayam, Gondang, Kalitidu, Kanor, Kapas, Kasiman, Kedewan, Kedungadem, Kepohbaru, Malo, Margomulyo, Ngambon, Ngasem, Ngraho, Padangan, Purwosari, Sekar, Sugihwaras, Sukosewu, Sumberrejo, Tambakrejo, Temayang, Trucuk
    Bondowoso: Binakal, Bondowoso, Botolinggo, Cerme, Curahdami, Grujugan, Jambesari, Klabang, Maesan, Pakem, Prajekan, Pujer, Sukosari, Sumberwringin, Taman Krocok, Tamanan, Tapen, Tegalampel, Tenggarang, Tlogosari, Wonosari, Wringin
    Gresik: Bungah, Duduksampeyan, Dukun, Gresik, Manyar, Panceng, Sangkapura, Sidayu, Tambak, Ujungpangkah
    Jember: Ajung, Ambulu, Arjasa, Balung, Bangsalsari, Gumukmas, Jelbuk, Jenggawah, Jombang, Kalisat, Kaliwates, Kencong, Ledokombo, Mayang, Mumbulsari, Pakusari, Panti, Patrang, Puger, Rambipuji, Semboro, Silo, Sukorambi, Sukowono, Sumberbaru, Sumberjambe, Sumbersari, Tanggul, Tempurejo, Umbulsari, Wuluhan
    Jombang: Bandarkedungmulyo, Bareng, Diwek, Gudo, Jogoroto, Jombang, Kabuh, Kesamben, Kudu, Megaluh, Mojoagung, Mojowarno, Tembelang, Wonosalam, Ngoro, Ngusikan, Perak, Peterongan, Plandaan, Ploso, Sumobito
    Kediri: Badas, Banyakan, Gampengrejo, Grogol, Gurah, Kandangan, Kandat, Kayen, Kepung, Kras, Kunjang, Ngadiluwih, Ngancar, Ngasem, Pagu, Papar, Pare, Plemahan, Plosoklaten, Puncu, Purwoasri, Ringinrejo, Tarokan, Wates
    Kota Blitar: Kepanjenkidul, Sananwetan, Sukorejo
    Kota Kediri: Kota, Mojoroto, Pesantren
    Kota Madiun: Kartoharjo, Manguharjo, Taman
    Kota Malang: Blimbing, Kedungkandang, Klojen, Lowokwaru, Sukun
    Kota Mojokerto: Prajuritkulon
    Lamongan: Babat, Bluluk, Brondong, Deket, Glagah, Kalitengah, Karangbinangun, Karanggeneng, Kedungpring, Kembangbahu, Lamongan, Laren, Maduran, Mantup, Modo, Ngimbang, Paciran, Pucuk, Sambeng, Sarirejo, Sekaran, Solokuro, Sugio, Sukodadi, Sukorame, Tikung, Turi
    Lumajang: Gucialit, Jatiroto, Kedungjajang, Klakah, Kunir, Lumajang, Padang, Randuagung, Ranuyoso, Rowokangkung, Sukodono, Sumbersuko, Tekung, Tempeh, Yosowilangun
    Madiun: Balerejo, Kebonsari, Madiun, Mejayan, Pilangkenceng, Saradan, Sawahan, Wonoasri, Wungu, Dagangan, Dolopo, Geger, Gemarang, Jiwan, Kare
    Magetan: Barat, Bendo, Karangrejo, Karas, Kartoharjo, Kawedanan, Lembeyan, Magetan, Maospati, Ngariboyo, Nguntoronadi, Panekan, Parang, Plaosan, Poncol, Sidorejo, Sukomoro, Takeran
    Malang: Bululawang, Dau, Gondanglegi, Jabung, Kasembon, Kepanjen, Kromengan, Lawang, Ngajum, Pagelaran, Poncokusumo, Pakis, Pakisaji, Singosari, Sumberpucung, Tajinan, Tumpang, Turen, Wagir, Wajak, Wonosari
    Mojokerto: Gedeg, Gondang, Jatirejo, Kemlagi, Pacet, Sooko, Trawas, Trowulan
    Nganjuk: Bagor, Baron, Berbek, Gondang, Jatikalen, Kertosono, Lengkong, Loceret, Nganjuk, Ngetos, Ngluyu, Ngronggot, Pace, Patianrowo, Prambon, Rejoso, Sawahan, Sukomoro, Tanjunganom, Wilangan
    Ngawi: Bringin, Geneng, Gerih, Jogorogo, Karanganyar, Karangjati, Kasreman, Kedunggalar, Kendal, Kwadungan, Mantingan, Ngawi, Ngrambe, Padas, Pangkur, Paron, Pitu, Sine, Widodaren
    Pacitan: Arjosari, Bandar, Donorojo, Kebonagung, Nawangan, Ngadirojo, Pacitan, Pringkuku, Punung, Sudimoro, Tegalombo, Tulakan
    Pamekasan: Batumarmar, Galis, Kadur, Larangan, Pademawu, Pakong, Palenggaan, Pamekasan, Pasean, Pegantenan, Proppo, Tlanakan, Waru
    Pasuruan: Gempol, Kejayan, Lumbang, Pasrepan, Prigen, Purodadi, Purwosari, Puspo, Tosari, Tutur
    Ponorogo: Babadan, Badegan, Balong, Bungkal, Jambon, Jenangan, Jetis, Kauman, Mlarak, Ngebel, Ngrayun, Ponorogo, Sambit, Sampung, Sawoo, Siman, Slahung, Sukorejo
    Probolinggo: Bantaran, Banyuanyar, Gading, Krucil, Kuripan, Leces, Lumbang, Maron, Sukapura, Sumber, Tegalsiwalan, Tiris, Wonomerto
    Sampang: Cemplong, Jrengik, Karangpenang, Kedungdung, Omben, Pangarengan, Robatal, Sampang, Sokobanah, Sreseh, Tambelangan, Torjun
    Situbondo: Arjasa, Sumbermalang
    Sumenep: Ambunten, Batuputih, Bluto, Dasuk, Ganding, Guluk-Guluk, Lenteng, Pasongsongan, Pragaan, Rubar
    Trenggalek: Dongko, Durenan, Gandusari, Kampak, Karangan, Munjungan, Panggul, Pogalan, Pule, Suruh, Trenggalek, Tugu, Watulimo
    Tuban: Bancar, Bangilan, Grabagan, Jatirogo, Jenu, Kenduruan, Kerek, Merakurak, Montong, Palang, Parengan, Plumpang, Rengel, Semanding, Senori, Singgahan, Soko, Tambakboyo, Tuban, Widang
    Tulungagung: Pucanglaban, Rejotangan, Sumbergempol, Tanggunggunung, Bandung, Besuki, Boyolangu, Campurdarat, Gondang, Kalidawir, Karangrejo, Kauman, Kedungwaru, Ngantru, Ngunut, Pakel

    November – 14 ZOM (18,8%) Dasarian I–III

    Bangkalan: Arosbaya, Geger, Klampis, Kokop, Sepulu, Tanjung
    Banyuwangi: Kalipuro, Wongsorejo
    Gresik: Balongpanggang, Benjeng, Cerme, Driyorejo, Kebomas, Kedamean, Menganti, Wringinanom
    Kota Mojokerto: Kranggan, Magersari
    Kota Pasuruan: Bugul Kidul, Gadingrejo, Panggungrejo, Purworejo
    Kota Probolinggo: Kademangan, Kanigaran, Kedopok, Mayangan, Wonoasih
    Kota Surabaya: Asem Rowo, Benowo, Bubutan, Bulak, Dukuh Pakis, Gayungan, Genteng, Gubeng, Gunung Anyar, Jambangan, Karangpilang, Kenjeran, Krembangan, Lakarsantri, Mulyorejo, Pabean, Pakal, Rungkut, Sambikerep, Sawahan, Semampir, Simokerto, Sukolilo, Tegalsari, Tenggilis, Wiyung, Wonocolo, Wonokromo, Sukomanunggal, Tambaksari, Tandes
    Mojokerto: Bangsal, Dawarblandong, Dlanggu, Jetis, Kutorejo, Mojoanyar, Mojosari, Ngoro, Pungging, Puri
    Pasuruan: Bangil, Beji, Gempol, Gondangwetan, Grati, Kraton, Lekok, Nguling, Pandaan, Pohjentrek, Rejoso, Rembang, Sukorejo, Winongan, Wonorejo
    Probolinggo: Besuk, Dringu, Gending, Kotaanyar, Kraksaan, Krejengan, Paiton, Pajarakan, Pakuniran, Sumberasih, Tongas
    Sampang: Banyuates, Ketapang
    Situbondo: Asembagus, Banyuglugur, Banyuputih, Besuki, Jangkar, Jatibanteng, Mlandingan, Subon
    Sidoarjo: Balongbendo, Buduran, Candi, Gedangan, Jabon, Krembung, Krian, Porong, Prambon, Sedati, Sidoarjo, Sukodono, Taman, Tanggulangin, Tarik, Tulangan, Waru, Wonoayu
    Sumenep: Kalianget, Kangayan, Kota Sumenep, Manding, Nonggunon, Ra’as, Sapeken, Saronggi, Talango, Arjasa, Batang, Batuan, Dungkek, Gapura, Gayam, Giliginting

    Desember – 1 ZOM (1,4%) Dasarian I

    Situbondo: Bungatan, Kapongan, Kendit, Mangaran, Panarukan, Panji, Situbondo
    Musim Hujan Sepanjang 2025 – 2 ZOM (2,7%)
    Banyuwangi: Licin, Songgon
    Bondowoso: Sempol
    Lumajang: Pronojiwo, Tempursari
    Malang: Ampelgading

    [rma/beq]

  • Daftar 21 Jalan Tol RI yang Sepi Pengendara, Bikin Operator Boncos!

    Daftar 21 Jalan Tol RI yang Sepi Pengendara, Bikin Operator Boncos!

    Bisnis.com, JAKARTA — Kementerian Pekerjaan Umum (PU) melaporkan sebanyak 21 jalan tol di Indonesia sepi pengendara hingga menyebabkan Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) mengalami kerugian.

    Menteri PU Dody Hanggodo mengatakan sejumlah BUJT menanggung kerugian akibat realisasi traffic kendaraan yang melintas pada ruas tol yang dikelolanya masih jauh dari asumsi kajian awal.

    Dody menjelaskan, realisasi traffic atau volume kendaraan melintas di jalan tol milik 21 BUJT tersebut masih berada di bawah 50% dari asumsi volume lalu lintas yang tertuang dalam perjanjian pengusahaan jalan tol (PPJT).

    “Izinkan kami menyampaikan bahwa masih ada beberapa badan usaha jalan tol yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah daripada yang kami asumsikan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol,” jelasnya dalam Rapat Panja bersama Komisi V DPR RI, Rabu (24/9/2025).

    Alhasil, pendapatan yang diterima oleh 21 BUJT tersebut tidak sebanding dengan biaya operational and maintenance (OM) hingga masa konsesinya berakhir.

    Kondisi tersebut membuat BUJT pada akhirnya tidak mampu melakukan pemenuhan standar pelayanan minimal (SPM) jalan tol yang diterapkan oleh pemerintah.

    Berikut daftar 21 jalan tol yang masih sepi di Indonesia:

    PT Jasamarga Manado Bitung (Tol Manado – Bitung)
    PT Waskita Bumi Wira (Tol Krian – Legundi – Bunder Manyar)
    PT Jasamarga Bali Tol (Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa)
    PT Cibitung Tanjung Priok Port (Tol Cibitung – Cilincing)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Sigli – Banda Aceh)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Simpang Indralaya – Muara Enim)
    PT Hutama Karya (Persero) (Tol Palembang – Indralaya)
    PT Hutama Marga Waskita (Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat)
    PT Jakarta Toll Road Development (6 Tol Dalam Kota)
    PT Wijaya Karya Serang Panimbang (Tol Serang – Panimbang)
    PT PP Semarang Demak (Tol Semarang – Demak)
    PT Jasamarga Jogja Solo (Tol Yogyakarta – Solo – NYIA Kulonprogo)
    PT Semesta Marga Raya (Tol Kanci – Pejagan)
    PT Pejagan Pemalang Toll Road (Tol Pejagan – Pemalang)
    PT Pemalang Batang Toll Road (Tol Pemalang – Batang)
    PT Marga Harjaya Infrastruktur (Tol Mojokerto – Kertosono)
    PT Jasamarga Gempol Pasuruan (Tol Gempol – Pasuruan)
    PT Citra Margatama Surabaya (SS Waru – Bandara Juanda)
    PT Cinere Serpong Jaya (Tol Serpong – Cinere)
    PT Waskita Sriwijaya Tol (Tol Kayu Agung – Palembang)

  • BPBD Kota Mojokerto Resmi Terbentuk, Wali Kota: Semoga Tidak Ada Bencana

    BPBD Kota Mojokerto Resmi Terbentuk, Wali Kota: Semoga Tidak Ada Bencana

    Mojokerto (beritajatim.com) – Kota Mojokerto kini resmi memiliki Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD). Kehadiran lembaga ini menjadi langkah antisipatif Pemerintah Kota (Pemkot) Mojokerto dalam menghadapi potensi bencana, khususnya banjir yang kerap menjadi ancaman saat musim penghujan.

    Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari menegaskan, pembentukan BPBD bukan berarti berharap ada bencana yang harus ditangani. Justru, tujuan utama adalah memastikan kesiapsiagaan pemerintah dan masyarakat agar tidak ada bencana yang menimbulkan korban.

    “Kehadiran BPBD merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat. Semangatnya jangan sampai ada bencana, tapi kesiapsiagaan adalah kewajiban kita sebagai umat manusia,” ungkapnya saat dialog interaktif bersama puluhan awak media di Namu Café IKM Batik, Rabu (24/9/2025).

    Kehadiran BPBD merupakan bentuk keseriusan pemerintah untuk memberikan rasa aman bagi masyarakat. Ning Ita (sapaan akrab, red) menambahkan, kesiapsiagaan harus didukung dengan pelatihan dan pemahaman masyarakat terkait mitigasi.

    “Siap siaga itu artinya waspada. Waspada harus didukung dengan awareness masyarakat yang tinggi ketika memang terjadi bencana. Tapi doa kita, jangan sampai ada bencana. Sudah cukup 2024, jangan ada bencana lagi,” tegasnya.

    Sementara itu, Kepala Pelaksana (Kalak) BPBD Kota Mojokerto, Ganesh Pressiatantra menyampaikan bahwa langkah awal pihaknya adalah melakukan koordinasi dengan BPBD Provinsi Jawa Timur. Sejak terbentuk, BPBD Kota Mojokerto bertekad untuk selalu hadir bagi masyarakat.

    “Ke depan, setiap kelurahan akan kami siapkan sebagai lokasi evakuasi, dapur umum, sekaligus tempat pengungsian apabila terjadi bencana. Dalam penanganan bencana, BPBD akan melibatkan relawan, masyarakat, serta media agar sinergi dan koordinasi dapat berjalan optimal,” tambahnya.

    Untuk sementara, kantor BPBD Kota Mojokerto berada satu gedung dengan UPT Damkar di Jalan Bhayangkara. Kehadiran BPBD ini juga bertepatan dengan penunjukan Kota Mojokerto sebagai tuan rumah peringatan Bulan Pengurangan Risiko Bencana (PRB) Tahun 2025 pada 1–3 Oktober mendatang, yang juga melibatkan Kabupaten Mojokerto.

    Sementara acara dialog interaktif tersebut juga turut dihadiri Sekretaris Daerah Kota (Sekdakot) Mojokerto, Gaguk Tri Prasetyo dan Plt Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo), Santi Ratnaning Tias. [tin/aje]

  • Polisi Sita Buku untuk Kasus Kerusuhan di Jatim, KontraS Sebut Ancaman Kebebasan Berpikir

    Polisi Sita Buku untuk Kasus Kerusuhan di Jatim, KontraS Sebut Ancaman Kebebasan Berpikir

    Surabaya (beritajatim.com) – Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) Surabaya menilai langkah polisi yang menyita buku sebagai barang bukti dalam kasus kerusuhan di Jawa Timur pada 29-30 Agustus 2025 sebagai sebuah upaya nyata untuk membatasi kebebasan berpikir.

    Hal ini terjadi pada Rabu, 24 September 2025, dan menuai kritik dari banyak kalangan, khususnya terkait dampaknya terhadap ruang kebebasan berekspresi.

    Menurut Koordinator KontraS Surabaya, Fatkhul Khoir, penyitaan buku tersebut tidak hanya mengkriminalisasi wacana kritis, tetapi juga menggambarkan adanya ketakutan pemerintah terhadap masyarakat, khususnya anak muda yang gemar membaca dan memiliki pemikiran yang lebih kritis terhadap keadaan sosial.

    “Artinya kalau memang begini kenapa tidak sekalian penulisnya dijadikan tersangka gitu. Kalau buku pemikiran itu disitu dipakai untuk bukti tindak pidana kejahatan. Kenapa penulisnya tidak ditangkap,” ungkap Fatkhul.

    Fatkhul lebih lanjut menjelaskan bahwa tindakan ini berpotensi mengurangi ruang bagi kebebasan berekspresi dan berpendapat di Indonesia. Ia mempertanyakan dasar hukum yang jelas dalam penyitaan buku-buku tersebut, serta relevansinya dengan kerusuhan yang terjadi.

    “Kalau saya masih meragukan. Apa kaitannya buku dengan peristiwa? Kenapa pada waktu itu polisi menyampaikan bahwa buku itu mempengaruhi pikiran. Nah apakah memang dengan kita membaca, terus kemudian pikiran kita menjadi radikal, kan beda. Kalau begitu apa gunanya kampus? yang menggunakan banyak literasi,” ujarnya.

    Penyitaan buku-buku tersebut tidak hanya terjadi di satu tempat. Fatkhul menyebutkan bahwa selain di lokasi pesantren di Mojokerto, buku-buku tersebut juga disita dari Jombang. “Tidak hanya terjadi di satu tempat. Ada Jombang dan Mojokerto juga. Anak pesantren. Dia ditangkap di pesantrennya. Tapi dua ini dikaitkan dengan peristiwa (kerusuhan) Kediri. Satu (dikaitkan) beda peristiwa,” jelasnya.

    Penyitaan buku sebagai barang bukti dalam kasus ini mendapat sorotan tajam, khususnya dalam konteks kebebasan berekspresi dan penyalahgunaan kekuasaan. Banyak pihak yang khawatir bahwa tindakan ini semakin mempersempit ruang bagi masyarakat untuk menyuarakan pendapat dan berdiskusi secara bebas tanpa takut dihadapkan dengan ancaman hukum. [rma/suf]

  • 21 Tol di RI Sepi Bikin Operator Boncos, Ini Daftarnya

    21 Tol di RI Sepi Bikin Operator Boncos, Ini Daftarnya

    Jakarta, CNBC Indonesia – Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo mengungkapkan ada banyak tol di Indonesia yang tingkat kepadatan lalu lintasnya justru sepi. Padahal proyek tol tersebut dibangun dengan anggaran yang cukup besar. Alhasil operator tol pun merugi.

    “Izinkan kami menyampaikan bahwa masih ada beberapa Badan Usaha Jalan Tol yang realisasi volume lalu lintas atau trafiknya jauh lebih rendah daripada yang kami asumsikan dalam perjanjian pengusahaan jalan tol,” ungkap Dody Saat Rapat Kerja dengan Komisi V DPR RI, Rabu (24/9/2025).

    Adapun realisasi traffic tol-tol tersebut kata Dody adalah kurang dari 50% dari traffic yang diasumsikan dalam Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT).

    “Akibatnya pendapatan tol tidak tercapai dan BUJT kesulitan membiayai pemeliharaannya sehingga pemenuhan SPM (Standar Pelayanan Minimum) pun tidak optimal,” jelasnya.

    Berikut Daftar 21 Tol yang Sepi:

    PT Jasamarga Manado: Ruas Tol Bitung – Tol Manado – Bitung
    PT Waskita Bumi Wira: Ruas Tol Krian – Legundi – Bunder – Manyar
    PT Jasamarga Bali Tol : Ruas Tol Nusa Dua – Ngurah Rai – Benoa
    PT Cibitung Tanjung Priok Port: Ruas Tol Cibitung – Cilincing
    PT Hutama Karya (Persero): Ruas Tol Sigli – Banda Aceh
    PT Hutama Karya (Persero): Ruas Tol Lubuk Linggau – Curup – Bengkulu
    PT Hutama Karya (Persero): Ruas Tol Simpang Indralaya – Muara Enim
    PT Hutama Karya (Persero): Ruas Tol Palembang – Indralaya
    PT Hutama Marga Waskita: Ruas Tol Kuala Tanjung – Tebing Tinggi – Pematang Siantar – Parapat
    PT Jakarta Toll Road Development: Ruas 6 Tol Dalam Kota
    PT Wijaya Karya Serang Panimbang: Ruas Tol Serang – Panimbang
    PT PP Semarang Demak: Ruas l Tol Semarang – Demak
    PT Jasamarga Jogja Solo: Ruas Tol Yogyakarta – Solo – NYIA Kulonprogo
    PT Semesta Marga Raya : Ruas Tol Kanci – Pejagan
    PT Pejagan Pemalang Toll Road: Ruas Tol Pejagan – Pemalang
    PT Pemalang Batang Toll Road: Ruas Tol Pemalang – Batang
    PT Marga Harjaya Infrastruktur: Ruas Tol Mojokerto – Kertosono
    PT Jasamarga Gempol Pasuruan: Ruas Tol Gempol – Pasuruan
    PT Citra Margatama Surabaya: Ruas Tol SS Waru – Bandara Juanda
    PT Cinere Serpong Jaya: Ruas Tol Serpong – Cinere
    PT Waskita Sriwijaya Tol: Ruas Tol Kayu Agung – Palembang

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Wali Kota Mojokerto Ajak Satlinmas Aktifkan Kembali Siskamling

    Wali Kota Mojokerto Ajak Satlinmas Aktifkan Kembali Siskamling

    Mojokerto (beritajatim.com) – Wali Kota Mojokerto, Ika Puspitasari mengajak seluruh anggota Satuan Perlindungan Masyarakat (Satlinmas) untuk kembali mengaktifkan kegiatan Sistem Keamanan Lingkungan (Siskamling) di setiap lingkungan. Ajakan tersebut disampaikan saat pertemuan dengan anggota Satlinmas Kelurahan Kedundung di Aula Kantor Kelurahan Kedundung.

    Ika Puspitasari, yang akrab disapa Ning Ita, menjelaskan bahwa instruksi menghidupkan kembali Siskamling datang langsung dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) dan telah diteruskan kepada seluruh kepala daerah, mulai dari bupati, wali kota, hingga gubernur.

    “Sebagai kepala daerah, saya mendapat mandat langsung dari pusat untuk menghidupkan kembali Siskamling di Kota Mojokerto,” ungkapnya.

    Instruksi tersebut kemudian didelegasikan kepada Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk ditindaklanjuti. Pelaksanaan Siskamling akan dipantau secara rutin, di mana setiap hari Satpol PP akan melaporkan hasil kegiatan kepada Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbang) Kota Mojokerto.

    Dalam kesempatan itu, Ning Ita juga memberikan arahan khusus kepada anggota Satlinmas. Ia menekankan bahwa menjaga keamanan dan ketertiban memang menjadi tugas utama TNI dan Polri, namun Linmas tetap memiliki peran penting dalam menciptakan suasana aman, tertib, dan kondusif di lingkungan masing-masing.

    “Kalau TNI dan Polri sudah tugas pokoknya menjaga keamanan. Tapi bagi kita di pemerintah daerah, ada instruksi yang harus menjadi atensi penting,” jelasnya.

    Karena itu, Ning Ita mengajak anggota Satlinmas untuk lebih fokus menjaga ketenteraman di wilayah masing-masing melalui pengaktifan kembali Siskamling. Ia berharap keterlibatan aktif Satlinmas dapat menjaga Kota Mojokerto tetap aman dari berbagai potensi ancaman.

    “Intinya kita semua punya komitmen yang sama, menjaga Kota Mojokerto supaya tetap aman, masyarakat bisa hidup tenteram, dan kegiatan sehari-hari berjalan dengan damai. Semoga Allah SWT senantiasa memberikan perlindungan bagi kita semua,” pungkasnya. [tin/beq]

  • Lapas Mojokerto Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pembinaan WBP

    Lapas Mojokerto Dorong Ketahanan Pangan Lewat Program Pembinaan WBP

    Mojokerto (Beritajatim.com) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus berinovasi dalam mendukung program ketahanan pangan melalui berbagai kegiatan produktif yang melibatkan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Sejumlah program pembinaan kemandirian dijalankan, diantaranya budidaya lele, peternakan kambing, serta penanaman cabai dan terong.

    Budidaya lele yang dijalankan Lapas Kelas IIB Mojokerto melalui kolam Sarana Asimilasi dan Edukasi (SAE) menjadi salah satu program unggulan karena dinilai mampu memberikan hasil signifikan. Di sisi lain, peternakan kambing dikembangkan untuk melatih keterampilan beternak sekaligus memenuhi kebutuhan konsumsi protein hewani.

    Lahan yang tersedia di lingkungan Lapas Kelas IIB Mojokerto juga dimanfaatkan untuk bercocok tanam komoditas hortikultura, seperti cabai dan terong. Hasil panen digunakan untuk memenuhi kebutuhan dapur lapas sekaligus menjadi media pembelajaran langsung bagi para WBP. Dengan berbagai kegiatan ini, Lapas Kelas IIB Mojokerto berupaya mencetak WBP yang lebih produktif, mandiri, dan siap kembali ke masyarakat.

    Inovasi tersebut juga menjadi wujud kontribusi nyata pemasyarakatan dalam mendukung visi pemerintah menuju bangsa yang sejahtera dan berdaya saing. Program tersebut tidak hanya berorientasi pada peningkatan keterampilan WBP, tetapi juga bagian dari upaya mendukung ketahanan pangan nasional

    “Kegiatan ini sejalan dengan Asta Cita Presiden dan 13 Program Akselerasi IMIPAS. Kami ingin WBP memiliki bekal keterampilan yang berguna setelah selesai menjalani masa pidana,” ungkap Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan mengatakan, Rabu (24/9/2025). [tin/ian]

  • Klinik Lapas Mojokerto Perkuat Edukasi Hidup Sehat bagi Warga Binaan

    Klinik Lapas Mojokerto Perkuat Edukasi Hidup Sehat bagi Warga Binaan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Klinik Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIB Mojokerto terus memperkuat perannya dalam menjaga kesehatan Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP). Tidak hanya fokus pada layanan medis, klinik juga aktif memberikan edukasi mengenai pencegahan penyakit agar para WBP terbiasa dengan pola hidup sehat.

    Petugas medis secara rutin mengingatkan WBP untuk menjaga kebersihan diri, lingkungan, serta menerapkan pola makan bergizi. Mereka juga dibekali pemahaman tentang tanda-tanda awal penyakit menular sehingga dapat segera diantisipasi sebelum menimbulkan dampak lebih luas.

    Kepala Lapas (Kalapas) Kelas IIB Mojokerto, Rudi Kristiawan menegaskan, bahwa upaya pencegahan menjadi prioritas utama Lapas Kelas IIB Mojokerto. “Kami berkomitmen tidak hanya memberikan layanan pengobatan, namun juga edukasi agar WBP terbiasa dengan pola hidup sehat,” ungkapnya, Selasa (23/9/2025).

    Menurutnya, kesehatan para WBP sangat berpengaruh terhadap kelancaran pembinaan. Dengan kondisi fisik yang prima, mereka diharapkan bisa lebih produktif mengikuti berbagai program pembinaan di dalam Lapas. Langkah edukatif tersebut menjadi bagian dari tanggung jawab Klinik Lapas Kelas IIB Mojokerto untuk memastikan lingkungan Lapas tetap sehat.

    “Selain itu juga, langkah edukatif ini sekaligus untuk mencegah munculnya penyakit menular. Melalui sosialisasi berkelanjutan, kami berharap kepedulian WBP Lapas Kelas IIB Mojokerto terhadap kesehatan semakin meningkat,” katanya. [tin/kun]

  • Pencurian Minimarket di Kecapangan Mojokerto, Pelaku Tertangkap Setelah Sembunyi di Atap

    Pencurian Minimarket di Kecapangan Mojokerto, Pelaku Tertangkap Setelah Sembunyi di Atap

    Mojokerto (beritajatim.com) – Pencurian yang terjadi di sebuah minimarket Dusun Kecapangan, Desa/Kecamatan Ngoro, Kabupaten Mojokerto, Selasa (23/9/2025) dini hari, berakhir ricuh setelah pelaku berhasil ditangkap oleh polisi.

    Pelaku, seorang pemuda berusia 23 tahun, kedapatan bersembunyi di atas plafon toko setelah melakukan aksi nekat mencuri ratusan bungkus rokok.

    Kapolsek Ngoro, Kompol Heru Purwandi, mengungkapkan bahwa pelaku yang diketahui bernama Muhammad Saifur Rohman, warga Desa Gadung, Kecamatan Driyorejo, Kabupaten Gresik, melakukan pencurian dengan cara menjebol atap bagian timur minimarket dan langsung menyasar rak rokok yang berada di area kasir.

    “Pelaku sempat bersembunyi di atas plafon ketika karyawan dan saksi tiba di lokasi. Namun suara gaduh di atap plafon membuat pelaku diketahui. Kami kemudian bergerak cepat dan berhasil mengamankannya saat mencoba kabur lewat atap bagian belakang,” ujar Kapolsek Ngoro, Kompol Heru Purwandi.

    Setelah berhasil diamankan, petugas menemukan tas ransel berwarna hitam biru yang berisi 78 bungkus rokok dari berbagai merek. Tidak hanya itu, saat dilakukan penyisiran lebih lanjut, polisi juga menemukan 368 bungkus rokok yang masih tersisa di dalam toko, namun belum sempat dibawa kabur oleh pelaku. Total kerugian yang dialami pihak minimarket akibat pencurian ini diperkirakan mencapai Rp20 juta.

    Pencurian tersebut berhasil diketahui berkat sistem alarm gerak yang terhubung dengan handphone milik salah satu karyawan minimarket. Begitu alarm berbunyi, karyawan langsung merasa curiga dan melapor ke grup karyawan untuk melakukan pengecekan di minimarket.

    Setibanya di lokasi, para karyawan mendapati kondisi rak rokok yang berantakan, sementara atap plafon di bagian timur minimarket sudah dalam kondisi jebol. Suara gaduh dari plafon semakin menegaskan dugaan bahwa pelaku masih berada di atas atap.

    Segera setelah itu, karyawan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Ngoro, dan polisi bersama karyawan berhasil menangkap pelaku di atas plafon. Pelaku dan barang bukti telah diamankan di Mapolsek Ngoro dan dijerat dengan Pasal 363 ayat (2) KUHP tentang Pencurian dengan Pemberatan. [tin/suf]