kab/kota: Mojokerto

  • Bersifat Sementara, Penutupan Tanggul Jebol di Mojokerto Dikebut

    Bersifat Sementara, Penutupan Tanggul Jebol di Mojokerto Dikebut

    Mojokerto (beritajatim.com) – Tanggul Kali Sadar di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto sepanjang 30 meter jebol menjadi penyebab banjir yang ada Kecamatan Mojosari, dan Pungging. Penutupan tanggul jebol Kali Sadar langsung dilakukan.

    Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Mojokerto didatangkan untuk menutup tanggul yang jebol. Total ada tiga ekskavator atau alat berat dari Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Brantas didatangkan ke lokasi tanggul jebol.

    “Satu alat berat diterjunkan lagi milik BBWS Brantas. Sebelumnya, dua alat berat sudah diterjunkan. Jadi saat ini total ada 3 alat berat dari BBWS,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Sumber Daya Air (SDA), Dinas PUPR Kabupaten Mojokerto, Rois Arif Budiman, Jumat (8/3/2024).

    Penambahan alat berat tersebut untuk mempercepat penutupan tanggul yang jebol. BBWS Brantas menarget, Jumat sore selesai penutupan tanggul jebol di Kali Sadar Desa Kedunggempol kelar. Namun tanggul jebol di Desa Kedunggempol bersifat sementara.

    “Tanggul yang jebol ditutup dengan menggunakan bambu sesek dan sandbag. Upaya tersebut untuk menghentikan luberan air dari Kali Sadar ke permukiman penduduk,” jelasnya. [tin/aje]

  • Satsamapta Polres Mojokerto Kota Amankan Tiga Pasangan Mesum

    Satsamapta Polres Mojokerto Kota Amankan Tiga Pasangan Mesum

    Mojokerto (beritajatim.com) – Anggota Satsamapta Polres Mojokerto Kota menggelar razia penyakit masyarakat jelang bulan suci Ramadan, Kamis (7/3/2024). Dari hasil razia, petugas berhasil menjaring tiga pasangan bukan suami istri  di dua tempat kos berbeda.

    Petugas menyisir rumah kos di kawasan Empunala yang dicurigai sebagai ajang mesum bebas. Alhasil, petugas menemukan tiga pasangan tanpa status berada dalam satu kamar di dua kamar kos dari tiga kamar kos yang didatangi petugas. Dari hasil pemeriksaan, mereka tengah berbuat asusila.

    Mereka tengah berbuat asusila dengan modus transaksi open Booking Order (BO) lewat media sosial (medsos). Selain di tempat kos, petugas juga menyisir warung remang-remang yang diindikasikan sebagai tempat pesta miras di kawasan Kedungsari, Kelurahan Gunung Gedangan, Kecamatan Magersari.

    Petugas menemukan seorang penjual dan lima orang pemabuk yang tengah menenggak miras jenis arak. Saat dilakukan pengeledahan, petugas juga menemukan lima botol arak dan puluhan botol bir. Mereka kemudian dibawa ke Mapolres Mojokerto Kota untuk dimintai keterangan.

    KBO Satsamapta Polres Mojokerto Kota, Iptu Joko Sunarko mengatakan, razia penyakit masyarakat tersebut digelar untuk memininalisir gangguan ketertiban dan keamanan jelang bulan suci Ramadan. ”Tujuannya agar proses ibadah berjalan kondusif tanpa gangguan kamtibmas,” katanya.

    Hasilnya, di tempat kos di kawasan Empula diamankan tiga pasangan bukan suami istri yang statusnya open BO. Selain itu, lanjut KBO, ditemukan satu penjual miras tanpa izin dan lima orang pemabuk dari sebuah warung remang-remang yang biasa dijadikan ajang mesum dan pesta miras.

    ”Di Jalan Empunala ada dua tempat kos-kosan ditemukan pasangan bukan suami istri yang statusnya adalah open BO. Di warung remang-remang Kedungsari ditemukan satu penjual dan pemabuk dengan barang bukti satu botol arak ginseng dan 5 arak putih, 23 botol bir kosong. Mereka kami bawa untuk menjalani pemeriksaan,” tegasnya. [tin/aje]

  • Banjir di Mojokerto Masih Rendam 4 Desa di 3 Kecamatan

    Banjir di Mojokerto Masih Rendam 4 Desa di 3 Kecamatan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Banjir di Kabupaten Mojokerto, Kamis (7/3/2024) masih merendam empat desa yang ada di tiga kecamatan. Banjir itu disebabkan tanggul di dua sungai yakni Kali Sadar dan Sungai Tambak Agung jebol.

    Salah satu warga Dusun Kedungudi, Desa Kedunggempol, mengatakan, banjir merendam rumah warga di Desa Kedunggempol sudah mulai surut. “Alhamdulilah sudah mulai surut,” tuturnya.

    Menurutnya, banjir tersebut baru pertama kali terjadi. Air pada Rabu (6/3/2024) kemarin di atas tanggul Kali Sadar. Banjir yang terjadi karena hujan terjadi dengan intensitas tinggi sehingga menyebabkan tanggul Kali Sadar jebol. Tanggul tidak kuat menampung debit air.

    “Harapannya agar banjir ini diperhatikan oleh pemerintah dan tanggul di Kali Sadar yang jebol ditinggikan. Sehingga saat hujan turun lama dan deras, air di Kali Sadar tidak meluap dan menyebabkan banjir hingga masuk ke rumah-rumah warga,” urainya.

    Sementara itu, Sekretaris Daerah Kabupaten (Sekdakab) Mojokerto, Teguh Gunarko mengatakan, empat desa di tiga kecamatan yang masih terendam banjir yakni Desa Kedunggempol dan Jotangan di Kecamatan Mojosari, Desa Ngrame Kecamatan Pungging serta Desa Salen Kecamatan Bangsal.

    “Di Desa Kedung Gempol, banjir merendam 588 rumah dengan 2.388 jiwa dan 81 hektare lahan pertanian. Di Desa Jotangan, banjir merendam 330 rumah penduduk dengan jumlah warga terdampak 400 jiwa. Desa Salen, banjir merendam 95 rumah warga dengan 300 jiwa,” ungkapnya.

    Banjir di Mojokerto

    Sekdakab menjelaskan, banjir paling parah terjadi di Desa Ngrame, Kecamatan Pungging dengan ketinggian air mulai sebetis sampai pinggang orang dewasa. Di Desa Ngrame, sebanyak 500 rumah penduduk terendam banjir dengan jumlah warga terdampak 1.500 jiwa.

    “Total rumah penduduk yang terendam banjir saat ini 1.513 rumah, jumlah warga terdampak 4.588 jiwa. Banjir ini karena tanggul di dua sungai jebol, Kali Sadar dan Sungai Tambak Agung. Logistik cukup karena kita keluarkan cadangan beras kita, sebanyak 1 ton per hari,” jelasnya. [tin/suf]

  • Tagana Kabupaten Mojokerto Siapkan 5.000 Nasi Bungkus untuk Korban Banjir

    Tagana Kabupaten Mojokerto Siapkan 5.000 Nasi Bungkus untuk Korban Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Taruna Siaga Bencana (Tagana) Dinas Sosial (Dinsos) Kabupaten Mojokerto mendirikan Dapur Umum (DU) di Balai Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto. Relawan menyiapkan 5.000 nasi bungkus untuk korban terdampak banjir.

    Koordinator Tagana Dinsos Kabupaten Mojokerto, Achmad Saefi mengatakan, DU didirikan di Balai Desa Kedunggempol sejak, Rabu (6/3/2024) kemarin. “Datangnya sore otomatis makannya satu kali kemarin. Satu kali masak sekitar 5.000 bungkus,” ungkapnya, Kamis (7/3/2024).

    Masih kata Saefi, 5.000 nasi bungkus tersebut untuk warga di empat desa di empat kecamatan. Yakni Desa Kedunggempol dan Desa Gembongan di Kecamatan Mojosari, Desa Salen di Kecamatan Bangsal dan Desa Ngrame di Kecamatan Pungging.

    “Satu hari, dua kali. Pagi dan sore. Kita tidak bisa memprediksi masalah sampai kapannya karena air-nya diam tidak bisa keluar. Kalau memang seperti ini, kita tetap di sini sampai air surut. Stok alhamdulilah kita di suplay dari provinsi, BPBD Provinsi, BPBD kita (Kabupaten Mojokerto),” katanya.

    Saefi menjelaskan, jika Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menginstruksikan sehingga wajib untuk mengeluarkan stok yang ada. Sehingga logistik dinilai masih aman untuk mencukupi kebutuhan warga terdampak banjir luapan Kali Sadar akibat tanggul jebol.

    “Kemarin di Jabontegal, Pungging karena memang tinggi sekali. Tapi hanya lewat, sekarang sudah tidak. Sekarang Ngrame yang tinggi, kemarin pagi sampai siang belum. Jam 1 baru masuk perkampungan, kemarin tidak sampai 5.000 bungkus karena masalah waktu dan tenaga,” ujarnya.

    Di Desa Salen, Kecamatam Bangsal, permintaan nasi bungkus di hari pertama sebanyak 750 bungkus dan di hari kedua turun menjadi 500 bungkus. Di Desa Kedunggempol, Kecamatan Mojosari, permintaan nasi bungkus masih sama yakni sebanyak 2.500 bungkus.

    “Kemarin Ngrame 1.500 bungkus, sekarang 2.500 bungkus. Untuk Desa Gembongan, kemarin 200 bungkus, sekarang minta 400 bungkus karena airnya tambah meluap,” jelasnya.

    Sebelumnya, berdasarkan pantauan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Selasa (5/3/2024) terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Mojokerto Raya. Akibatnya, enam kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan satu kecamatan di Kota Mojokerto terendam banjir. [tin/aje]

  • Jaksa Agung ST Burhanuddin Resmikan Groundbreaking RSU Adhyaksa Mojokerto

    Jaksa Agung ST Burhanuddin Resmikan Groundbreaking RSU Adhyaksa Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Jaksa Agung ST Burhanuddin meresmikan groundbreaking pembangunan Rumah Sakit Umum (RSU) Adhyaksa Mojokerto di Desa Semengko, Kecamatan Jatirejo, Kabupaten Mojokerto. Pembangunan RSU Adhyaksa Mojokerto merupakan perwujudan amanat Konstitusi Indonesia, khususnya Pasal 28H Ayat (1) UUD 1945.

    Selain itu, dibangunnya RSU Adhyaksa Mojokerto juga mendukung fungsi Kejaksaan dalam penyelenggaraan kesehatan yustisial, sebagaimana diamanatkan dalam Pasal 30C huruf a Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2021 tentang Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2004 tentang Kejaksaan Republik Indonesia.

    “Pelaksanaan tugas Kejaksaan dalam mengembangkan kesehatan yustisial pada dasarnya merupakan instrumen dalam upaya mengefektifkan fungsi penegakan hukum yang dilaksanakan oleh aparatur Kejaksaan,” ungkapnya, Rabu (6/3/2024).

    Adanya RSU Adhyaksa Mojokerto tersebut diharapkan menjadi salah satu langkah untuk pemerintah daerah kabupaten maupun Kota Mojokerto dalam memberikan pelayanan yang lebih maksimal kepada masyarakat. Yakni untuk mendukung fungsi Kejaksaan dalam penyelenggaraan kesehatan yustisial.

    “Maka pada tanggal 13 Desember 2010 Kejaksaan telah membangun Rumah Sakit Umum Adhyaksa di Ceger, Jakarta Timur. Pada hari ini menjadi hari yang bersejarah bagi Kejaksaan dalam memperluas akses jangkauan layanan kesehatannya kepada masyarakat Provinsi Jawa Timur pada umumnya dan Mojokerto pada khususnya,” ujarnya.

    Karena telah dilaksanakan tahapan paling awal yaitu peletakan batu pertama pembangunan RSU Adhyaksa Mojokerto. Jaksa Agung berharap bahwa pembangunan RSU Adhyaksa Mojokerto tersebut dapat diselesaikan dengan tepat serta kedepannya dapat memberikan pelayanan yang optimal bagi masyarakat khususnya Mojokerto Raya.

    “Pembangunan RSU Adhyaksa Mojokerto ini juga menjadi bukti nyata dari Kejaksaan dalam mendorong peningkatan kesehatan masyarakat serta pembangunan nasional yang berkelanjutan. Peletakan batu pertama pembangunan RSU Adhyaksa Banten dilaksanakan pada 7 September 2023 lalu,” lanjutnya.

    Sebelum pembangunan RSU Adhyaksa Mojokerto ini, Kejaksaan juga telah membangun RSU Adhyaksa di Ceger, Jakarta Timur dan sudah 13 tahun lamanya RSU Adhyaksa Ceger memberikan pelayanan prima kepada seluruh masyarakat. Turut hadir Bupati Mojokerto, Ikfina Fahmawati, Jaksa Agung Muda Pembinaan Bambang S. Rukmono.

    Perwakilan Kementerian Keuangan/Kementerian PPN/Bappenas, Pj Gubernur Jawa Timur Adhy Karyono, Direktur PT PP (Persero) Novel Arsyad, Kepala Kejaksaan Tinggi Jawa Timur Mia Amiati, Pj. Walikota Mojokerto, dan Para Kepala Kejaksaan Negeri di wilayah Kejaksaan Tinggi Jawa Timur serta para tokoh masyarakat dan tokoh pemuda setempat. [tin/ian]

  • Bupati Mojokerto: Banjir karena Tanggul Kali Sadar Jebol

    Bupati Mojokerto: Banjir karena Tanggul Kali Sadar Jebol

    Mojokerto (beritajatim.com) – Bupati Mojokerto Ikfina Fahmawati menyatakan bahwa banjir yang terjadi di Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto disebabkan curah hujan yang tinggi terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto. Sehingga menyebabkan tanggul Kali Sadar di Desa Kedunggempol jebol.

    Banjir yang terjadi disebabkan curah hujan yang tinggi terjadi di wilayah Kabupaten Mojokerto. Tingginya curah hujan diikuti dengan kiriman air dari wilayah hulu sungai yang mengakibatkan peningkatan debit air Kali Sadar meluap.

    “Akibat dari luapan air sungai, dua tanggul di Kecamatan Mojosari yakni di Dusun Gempolmalang dan Dusun Balongcangak, Desa Kedunggempol jebol. Masing-masing sepanjang 25 m dan 10 m. Jalan Dusun ketinggian genangan air kurang lebih 70 – 80 cm dan sawah terdampak 81 Ha,” tuturnya.

    Berdasarkan pantauan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Selasa (5/3/2024) terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat di wilayah Mojokerto Raya. Akibatnya, enam kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan satu kecamatan di Kota Mojokerto terendam banjir.

    Hujan yang terjadi hingga Rabu (6/3/2024) dini hari tersebut berdurasi cukup lama sehingga mengakibatkan debit air sungai di beberapa titik di wilayah Kabupaten Mojokerto meningkat. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, banjir merendam tujuh desa di enam kecamatan.

    Yakni Desa Gayaman di Kecamatan Mojoanyar, Desa Kauman di Kecamatan Bangsal, Desa Kutorejo di Kecamatan Kutorejo, Desa Tunggalpager dan Desa Jabontegal di Kecamatan Pungging, Desa Kenanten di Kecamatan Puri dan Desa Kedung Gempol di Kecamatan Mojosari.

    Sementara pantauan beritajatim.com, banjir juga merendam Desa Jotangan di Kecamatan Mojosari. Sedangkan di Kota Mojokerto, banjir merendam pemukiman warga di Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan. Di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, banjir merendam Dusun Tambakrejo dan Dusun Gayaman. [tin/but]

  • Terseret Arus Air Banjir, Bocah Asal Mojokerto Ditemukan Pingsan 

    Terseret Arus Air Banjir, Bocah Asal Mojokerto Ditemukan Pingsan 

    Mojokerto (beritajatim.com) – Seorang bocah asal Desa Wunut, Kecamatan Mojoanyar, Kabupaten Mojokerto terseret arus air banjir saat bermain bersama teman-temannya. Beruntung korban yang berinisial, MI (5) ini ditemukan dalam kondisi selamat dan hanya pingsan saja.

    Kasi Humas Polres Mojokerto, Iptu Abdul Wahib mengatakan, sekira pukul 07.30 WIB, korban bermain air di jalan samping rumahnya yang tergenang air akibat banjir. “Diduga korban tidak mengetahui jika ada selokan di samping jalan,” ungkapnya, Selasa (6/3/2024).

    Arus selokan dalam kondisi deras sehingga korban terseret arus masuk kedalam gorong-gorong dengan kedalaman -+ 10 meter. Melihat hal tersebut, temen korban berteriak meminta tolong ke warga yang ada di sekitar lokasi.

    “Warga yang ada di sekitar TKP datang dan mengevakuasi korban yang dalam kondisi pingsan. Korban kemudian dibawa ke Rumah Sakit Sido Waras di Kecamatan Bangsal untuk mendapatkan pertolongan pertama, saat ini kondisi korban berangsur sehat,” jelasnya. [tin/ted]

  • Banjir Mojokerto Raya Meluas ke 7 Kecamatan

    Banjir Mojokerto Raya Meluas ke 7 Kecamatan

    Mojokerto (beritajatim.com) – Berdasarkan pantauan Badan Meterologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Selasa (5/3/2024), terjadi hujan dengan intensitas sedang hingga hujan lebat di wilayah Mojokerto Raya. Akibatnya, enam kecamatan di Kabupaten Mojokerto dan satu kecamatan di Kota Mojokerto terendam banjir.

    Hujan yang terjadi hingga Rabu (6/3/2024) dini hari tersebut berdurasi cukup lama sehingga mengakibatkan debit air sungai di beberapa titik di wilayah Kabupaten Mojokerto meningkat. Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Mojokerto, banjir merendam tujuh desa di enam kecamatan.

    Yakni Desa Gayaman di Kecamatan Mojoanyar, Desa Kauman di Kecamatan Bangsal, Desa Kutorejo di Kecamatan Kutorejo, Desa Tunggalpager dan Desa Jabontegal di Kecamatan Pungging, Desa Kenanten di Kecamatan Puri dan Desa Kedung Gempol di Kecamatan Mojosari.

    Sementara pantauan beritajatim.com, banjir juga merendam Desa Jotangan di Kecamatan Mojosari. Sedangkan di Kota Mojokerto, banjir merendam pemukiman warga di Kelurahan Meri, Kecamatan Kranggan. Di Desa Gayaman, Kecamatan Mojoanyar, banjir merendam Dusun Tambakrejo dan Dusun Gayaman.

    “Di Dusun Tambakrejo, Desa Gayaman, air mengenangi jalan desa dengan ketinggian -+ 30 cm sampai 1,5 meter dan di dalam rumah  -+ 20 sampai 40 cm. Sebanyak 20 jiwa mengungsi,” ungkap Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik, BPBD Kabupaten Mojokerto, Abdul Khakim.

    Di Dusun Gayaman, Desa Gayaman, jalan desa tergenang air dengan ketinggian  -+ 30 cm sampai 70 cm. Sementara banjir di Desa Kauman, Kecamatan Bangsal dengan ketinggian air -+ 60 cm dan merendam 45 rumah warga dengan ketinggian -+ 40 cm serta satu rumah mengalami kerusakan.

    Kondisi banjir di Kabupaten Mojokerto. [Foto : Misti/beritajatim.com]“Rumah milik Ibu Kasana mengalami rusak pada bagian dinding samping. Banjir di Desa Kutorejo Kecamatan Kutorejo, akses jalan tergenang air dengan ketinggian -+ 40 cm, dinding rumah milik H Son roboh, pagar Balai Desa Kutorejo roboh dan dinding Puskesmas Kutorejo roboh,” katanya.

    Sementara di Kecamatan Pungging, lanjut Khakim, banjir terjadi di Dusun Wonogiri, Desa Tunggalpager dan Desa Jabontegal. Di Desa Tunggalpager, banjir merendam jalan dusun dengan ketinggian -+ 30 cm dan empat rumah tergenang air dengan ketinggian -+ 150 cm.

    “Diduga karena kontur tamah lebih rendah sehingga air masuk rumah, ketinggian air di jalan -+ 50 cm sampai 100 cm dan ketinggian air di jalan dusun -+ 50 cm sampai 100 cm. Di Kecamatan Puri, banjir merendam 13 rumah di Dusun Sawurkembang, Desa Kenanten dengan ketinggian air -+ 60 cm,” jelasnya.

    Sementara di jalan desa, ketinggian air di -+130 cm. Untuk di Desa Kedung Gempol, Kecamatan Mojosari, lanjut Khakim, ketinggian air di dalam rumah -+ 50 cm dan di jalan desa -+ 50 cm sampai 100 cm. Selain itu, tanggul Kali Sadar jebol dengan panjang 20 meter x lebar 2,5 meter.

    “Petugas BPBD Kabupaten Mojokerto bersama TNI/Polri, perangkat desa masing-masing, potensi relawan dan warga stand by di lokasi banjir. Petugas mengevakuasi balita dan lansia ke tempat yang lebih aman serta memberikan bantuan darurat. Berupa selimut dan makanan siap saji,” tegasnya. [tin/but]

  • Tanggul Kali Sadar Jebol, Rumah Warga dan Sawah di Mojokerto Terendam

    Tanggul Kali Sadar Jebol, Rumah Warga dan Sawah di Mojokerto Terendam

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan dengan intensitas tinggi mengguyur wilayah Mojokerto Selasa (5/3/2024), menyebabkan tanggul Kali Sadar di Desa Kedung Gempol, Kecamatan Mojosari, Kabupaten Mojokerto jebol. Akibatnya puluhan rumah dan area persawahan terendam.

    Salah satu warga, Jainuri mangatakan, banjir masuk ke pemukiman warga pada Rabu (6/3/2024) sekitar pukul 02.30 WIB.

    “Sebelumnya hujan sejak Selasa sore namun tidak seberapa lebat. Banjir disebabkan tanggul Kali Sadar jebol hingga merendam persawahan dan pemukiman warga,” ungkapnya.

    Untuk ketinggian air merendam rumah warga sekitar 1 meter. Jika banjir tidak kunjung surut, ia berencana akan mengungsi ke tempat yang lebih aman. Jauhari menjelaskan, jika banjir yang terjadi tersebut merupakan kali ketiga di awal tahun 2024.

    “Ini kejadian banjir sudah ketiga kalinya, harapan kami semoga tanggul segera tertangani, karena jika nanti terjadi hujan lagi akan makin parah kondisi banjir. Di Desa Kedung Gempol, ada tiga dusun yang terendam banjir,” tegasnya.

    Sementara itu, warga lainnya Emi Mulyana, air masuk ke pemukiman warga sekira pukul 02.30 WIB, hingga pukul 11.00 WIB ketinggian air sepinggang orang dewasa.

    “Ini satu desa terendam banjir tapi di sini yang paling parah (Dusun Gempol Malang). Hujan deras dan tanggul jebol sehingga meluap dan banjir,” ujarnya.

    Menurutnya, sebagian warga desa mengungsi karena air sudah masuk rumah warga. Warga memilih mengungsi ke tempat yang lebih aman dan tinggi seperti musholah dan masjid. Warga berharap tanggul yang jebol cepat diperbaiki sehingga tidak terjadi banjir lagi.

    “Biar tidak berlarut-larut, kasihan warga karena masuk rumah semua. Tidak bisa tidur, ini yang ketiga kalinya. Tapi ini yang parah, belum ada bantuan sama sekali,” tegasnya. [tin/beq]

  • Puluhan Rumah di Mojokerto Terendam Banjir

    Puluhan Rumah di Mojokerto Terendam Banjir

    Mojokerto (beritajatim.com) – Hujan deras Selasa, (5/3/2024) malam menyebabkan sungai di sejumlah wilayah di Kabupaten Mojokerto meluap. Di Desa Kenanten, Kecamatan Puri Kabupaten Mojokerto, luapan sungai membuat puluhan rumah di RT 01 RW 02 terendam air.

    Salah seorang warga, Afif Hilmi (20) mengatakan, air sungai mulai meluap sekira pukul 05.30 WIB. Luapan air sungai di Desa Kenanten masuk ke jalan dan halaman depan rumah, seang 30 menit kemudian, air sudah mulai masuk ke dalam rumah hingga dapur.

    “Ketinggianya mencapai 15 sentimer. Banjir yang terjadi ini memang paling parah selama 15 tahun terakhir. Paling parah ya ini, banjir masuk rumah warga dan fasilitas umum. Seperti di TK AL Hasani di Dusun Kenanten, para siswa terpaksa diliburkan,” ungkapnya.

    Karena air merendam jalan akses masuk ke sekolah. Sejak Shubuh, warga telah bersiap menyelamatkan barang-barang berharga ke tempat yang aman. Seperti Ijazah, dokumen adminduk hingga barang-barang elektronik. Hal tersebut dilakukan guna mengantisipasi dari air banjir.

    “Kulkas diganjel sama batu dan kursi. Sekira pukul 11.00 WIB, air sudah surut dan meninggalkan sisa kotoran bekas air banjir tapi air masih merendam jalan akses masuk ke rumah dan halaman depan. Anak-anak tidak bisa sekolah, merela lebih memilih bermain air di depan rumah. Jadi wahana renang,” jelasnya.

    Ia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Mojokerto dapat mengantipasi agar banjir serupa tidak terjadi lagi. Warga berharap tanggul sungai yang ada di Desa Kenanten khususnya ditinggikan dan normalisasi saluran sungai bisa dilakukan sehingga banjir tidak lagi merendam rumah warga.

    Selain di Desa Kenanten Kecamatan Puri, banjir juga merendam sejumlah desa di enam kecamatan lainnya. Yakni Kecamatan Mojosari, Kutorejo, Mojoanyar, Sooko, Pungging dan Bangsal. [tin/but]