kab/kota: Menteng

  • Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    GELORA.CO  – Penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) di indekos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) belum terungkap.

    Teranyar, rekaman CCTV yang diterima wartawan memperlihatkan gerak-gerik penjaga kos tempat tinggal korban.

    Pada pukul 23.24 WIB, hari sebelum kejadian, Arya Daru sempat terlihat membuang sampah.

    Satu jam setelahnya, sudah berganti hari pukul 00.27 WIB tampak penjaga kos mondar-mandir.

    Penjaga kos tidak bertelanjang dada meletakkan bajunya di pundak.

    Dia juga hanya mengenakan sarung motif kotak-kotak.

    Sesekali menengok ke arah kamar Arya Daru.

    Kemudian pada pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali mondar mandir sambil membawa sapu.

    Dia kali ini menggunakan kemeja putih dengan motif garis, bercelana pendek, dan memakai sendal jepit.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan bahwa penjaga kos itu berupaya memastikan kondisi korban.

    “Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” tuturnya saat dikonfirmasi Sabtu (12/7/2025).

    Kombes Ade Ary sebelumnya juga menjelaskan saat ini proses pendalaman dalam tahap penyelidikan tengah dilakukan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Menurutnya, penyelidik telah melakukan olah TKP ulang bersama-sama dengan berbagai ahli interprofesi.

    “Tadi pagi tim penyelidik melakukan olah TKP dari pihak kedokteran kepolisian kemudian yang kedua dari Puslabfor, ketiga itu dari Inafis Bareskrim Polri,” jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2025).

    Kegiatan olah TKP juga dibackup oleh Polsek Menteng dan juga Polres Metro Jakarta Pusat. 

    Kombes Ade Ary menambahkan dokter dari RSCM turut melakukan proses otopsi terhadap jenazah.

    Dalam prosesnya, penyelidik masih menunggu hasil otopsi. 

    “Saat ini masih berlangsung atau penyelidik masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris kemudian masih menunggu saat ini proses pemeriksaan patologi masih berlangsung,” kata Ade Ary.

    Perlu diketahui patologi merupakan ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit.

    “Jadi pada prinsipnya penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya secara proporsional dan juga profesional berdasarkan SOP yang berlaku,” sambungnya.

    Rampung Sepekan

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan penjelasan penanganan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan.

    Kasus tersebut saat ini dalam tahap penyelidikan di tingkat Polda.

    Karyoto menyatakan, pihaknya menargetkan penyelidikan akan rampung dalam waktu sekitar satu minggu ke depan.

    “Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik, baik itu CCTV, hasil otopsi, dan juga termasuk digital seperti laptop, mungkin seminggu lagi selesai, nanti akan ada kesimpulan. Insya Allah,” ujarnya kepada wartawan Kamis (10/7/2025) malam.

    Saat ditanya mengenai hasil visum sementara, Karyoto menjelaskan dirinya belum membaca laporan secara lengkap.

    Pihak kepolsian juga akan memanggil saksi-saksi ahli sesuai bidang nantinya. 

    “Itu masih dipelajari oleh tim penyelidik, kalau visum itu bukan saksi, nanti ahli yang akan bicara,” imbuhnya.

    Karyoto memastikan jajarannya melakukan penyelidikan komprehensif dengan memintai keterangan dari orang yang relevan.

    Termasuk handphone milik korban yang akan ditelusuri jejak digitalnya.

    “Dia (korban) ditemukan sendirian, nanti dari forensik barangkali bisa membuka HP,” terangnya.

    Kapolda menambahkan bahwa penanganan kasus dilakukan menyeluruh tanpa asumsi atau kesimpulan dini.

    “Hal seperti ini sudah sering kami tangani di Polda Metro tapi yang jelas, semua akan kami pelajari secara komprehensif,” terang dia.

    “Tidak hanya satu alat bukti lalu kita simpulkan setelah waktunya tiba, akan kami sampaikan kesimpulan final,” tegas Karyoto

  • Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    Rekaman CCTV, Penjaga Kos Mondar-mandir Bawa Sapu di Depan Kamar Diplomat Muda

    GELORA.CO  – Penyebab kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Arya Daru Pangayunan (39) di indekos kawasan Gondangdia, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) belum terungkap.

    Teranyar, rekaman CCTV yang diterima wartawan memperlihatkan gerak-gerik penjaga kos tempat tinggal korban.

    Pada pukul 23.24 WIB, hari sebelum kejadian, Arya Daru sempat terlihat membuang sampah.

    Satu jam setelahnya, sudah berganti hari pukul 00.27 WIB tampak penjaga kos mondar-mandir.

    Penjaga kos tidak bertelanjang dada meletakkan bajunya di pundak.

    Dia juga hanya mengenakan sarung motif kotak-kotak.

    Sesekali menengok ke arah kamar Arya Daru.

    Kemudian pada pukul 05.20 WIB, penjaga kos kembali mondar mandir sambil membawa sapu.

    Dia kali ini menggunakan kemeja putih dengan motif garis, bercelana pendek, dan memakai sendal jepit.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi menuturkan bahwa penjaga kos itu berupaya memastikan kondisi korban.

    “Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” tuturnya saat dikonfirmasi Sabtu (12/7/2025).

    Kombes Ade Ary sebelumnya juga menjelaskan saat ini proses pendalaman dalam tahap penyelidikan tengah dilakukan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    Menurutnya, penyelidik telah melakukan olah TKP ulang bersama-sama dengan berbagai ahli interprofesi.

    “Tadi pagi tim penyelidik melakukan olah TKP dari pihak kedokteran kepolisian kemudian yang kedua dari Puslabfor, ketiga itu dari Inafis Bareskrim Polri,” jelasnya di Mapolda Metro Jaya, Jakarta Selatan, Jumat (11/7/2025).

    Kegiatan olah TKP juga dibackup oleh Polsek Menteng dan juga Polres Metro Jakarta Pusat. 

    Kombes Ade Ary menambahkan dokter dari RSCM turut melakukan proses otopsi terhadap jenazah.

    Dalam prosesnya, penyelidik masih menunggu hasil otopsi. 

    “Saat ini masih berlangsung atau penyelidik masih menunggu hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris kemudian masih menunggu saat ini proses pemeriksaan patologi masih berlangsung,” kata Ade Ary.

    Perlu diketahui patologi merupakan ilmu kedokteran yang mempelajari tentang penyakit.

    “Jadi pada prinsipnya penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya secara proporsional dan juga profesional berdasarkan SOP yang berlaku,” sambungnya.

    Rampung Sepekan

    Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Karyoto memberikan penjelasan penanganan kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan.

    Kasus tersebut saat ini dalam tahap penyelidikan di tingkat Polda.

    Karyoto menyatakan, pihaknya menargetkan penyelidikan akan rampung dalam waktu sekitar satu minggu ke depan.

    “Bukti-bukti yang ada perlu dipelajari oleh forensik, baik itu CCTV, hasil otopsi, dan juga termasuk digital seperti laptop, mungkin seminggu lagi selesai, nanti akan ada kesimpulan. Insya Allah,” ujarnya kepada wartawan Kamis (10/7/2025) malam.

    Saat ditanya mengenai hasil visum sementara, Karyoto menjelaskan dirinya belum membaca laporan secara lengkap.

    Pihak kepolsian juga akan memanggil saksi-saksi ahli sesuai bidang nantinya. 

    “Itu masih dipelajari oleh tim penyelidik, kalau visum itu bukan saksi, nanti ahli yang akan bicara,” imbuhnya.

    Karyoto memastikan jajarannya melakukan penyelidikan komprehensif dengan memintai keterangan dari orang yang relevan.

    Termasuk handphone milik korban yang akan ditelusuri jejak digitalnya.

    “Dia (korban) ditemukan sendirian, nanti dari forensik barangkali bisa membuka HP,” terangnya.

    Kapolda menambahkan bahwa penanganan kasus dilakukan menyeluruh tanpa asumsi atau kesimpulan dini.

    “Hal seperti ini sudah sering kami tangani di Polda Metro tapi yang jelas, semua akan kami pelajari secara komprehensif,” terang dia.

    “Tidak hanya satu alat bukti lalu kita simpulkan setelah waktunya tiba, akan kami sampaikan kesimpulan final,” tegas Karyoto

  • Misteri Kematian Diplomat Kemenlu Sedikit Terungkap, Polisi Curigai Pria Bersarung Tanpa Baju

    Misteri Kematian Diplomat Kemenlu Sedikit Terungkap, Polisi Curigai Pria Bersarung Tanpa Baju

    GELORA.CO  – Kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) berinisial ADP (39) di sebuah indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat, masih terus diselidiki oleh pihak kepolisian.

    Video yang diterima pada Sabtu (12/7/2025), terlihat ada rekaman CCTV yang merekam seorang pria telanjang dada, hanya memakai sarung di depan kamar kos diplomat muda ADP (39).

    Terlihat, rekaman itu menujukan pukul 00.27 WIB, Selasa (8/7/2025). 

    Kemudian, pada jam itu sosok pria yang diduga sebagai penjaga indekos itu melintas. Ia tampak berjalan ke ujung lorong pintu keluar. 

    Selanjutnya, diduga penjaga indekos itu  terlihat menengok-nengok ke arah kamar ADP sembari memegang handphone.

    Lalu, diduga penjaga indekos itu tak hanya memegang handphone, namun juga tampak sambil berbicara. 

    Di akhir video, pria yang diduga indekos itu pun sempat berhenti di depan pintu indekos ADP, sambil berbicara lewat handphone.

    Sebelumnya, terlihat dua orang terekam kamera pengawas atau Circuit Closed Television (CCTV), sedang mengecek kamar ADP. 

    Saat didepan pintu ADP, kedua orang tersebut mencoba mencongkel pintu kamar dengan menggunakan diduga obeng lewat jendela. 

    Usai berhasil membuka jendela, salah satu dari mereka yang diduga penjaga Indekos itu pun mencoba membuka pintu dari dalam. 

    Kemudian, orang yang sedang sibuk membuka pintu dari dalam lewat jendela itu pun berhasil membuka pintu, dengan aksi itu divideokan oleh rekannya. 

    Usai berhasil membobol pintu Indekos, salah satu dari mereka pun memasuki kamar dengan mengecek sitausi didalam kamar ADP. 

    Selanjutnya, aksi mereka mengecek kedalam pun tetap sambil merekam menggunakan handphone. 

    Setelah mengecek kedalam, keduanya pun lalu meninggalkan kamar ADP dengan pintu terbuka. 

    Diketahui, Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya kini menangani kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemenlu), Arya Daru Pangayunan (ADP, 39) di sebuah indekos di Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.

    Hal tersebut dibenarkan Wakil Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, AKBP Putu Kholis Aryana, Kamis (10/7/2025).

    “Betul (Ditreskrimum Polda Metro Jaya sedang menangani kasus kematian diplomat inisial ADP),” ujarnya, saat dikonfirmasi.

    Mantan Kapolres Malang tersebut menuturkan, kasus kematian diplomat ini sedang tahap penyelidikan. 

    “Dalam penyelidikan,” ujar Putu Kholis, secara singkat.

    Kapolsek Metro Menteng, Kompol Rezha Rahandhi juga membenarkan kasus kematian diplomat ditangani Ditreskrimum Polda Metro Jaya.

    “Untuk saat ini, perkara penemuan jenazah di kosan Gondangdia ditangani oleh Ditreskrimum Polda Metro Jaya,” kata Rezha.

  • Ungkap Kejanggalan Kasus Kematian Diplomat Muda, Advokat Lulusan UGM Serukan Audit Forensik Digital Independen

    Ungkap Kejanggalan Kasus Kematian Diplomat Muda, Advokat Lulusan UGM Serukan Audit Forensik Digital Independen

    Dalam kematian yang terlalu sunyi, lanjut Aura Akham, ketidakjelasan visual bukan hanya kebetulan. Bisa jadi itu adalah bagian dari kejahatan itu sendiri.

    “Sebagai Advokat dan Alumni UGM, saya menyerukan transparansi penuh, audit forensik digital independen. Penolakan atas kesimpulan prematur ‘bunuh diri’ tanpa pengujian tuntas atas bukti visual,” demikian penjelasan Aura Akham.

    Sebelumnya diberitakan, Meta Ayu Puspitantri sudah punya firasat soal suaminya, Arya Daru Pangayunan (39). Semalaman, tak ada kabar dari diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) itu.

    Ketika firasat buruk mulai menggelayuti perasaan Meta Ayu Puspitantri, dirinya berinisiatif meminta penjaga indekos untuk mengecek kondisi kamar suaminya, Arya Daru Pangayunan.

    Tak disangka, penjaga indekos menemukan sang diplomat Kemlu RI itu sudah meninggal dunia dalam kondisi kepala dililit lakban di kamar indekosnya di Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025) pagi.

    Sejatinya, Arya Daru Pangayunan akan berangkat ke Finlandia untuk memenuhi tugas negara, akhir Juli ini. Namun, takdir berkata lain, Arya Daru pergi untuk selama-lamanya meninggalkan istri dan dua anaknya.

    Diketahui, dari pernikahan Arya dan Meta Ayu Puspitantri dikaruniai dua anak, satu perempuan dan satu laki-laki. Meta Ayu Puspitantri merupakan anak Guru Besar Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) UGM, Basu Swasta Dharmmesta.

    Sama seperti Arya Daru Pangayunan, Meta Ayu Puspitantri juga cukup aktif di media sosial.

    Di akun Instagram pribadinya, @puspitantri, Meta Ayu Puspitantri menyebut dirinya sebagai amateur art enthusiast atau penikmat seni amatir, yang menunjukkan ketertarikannya di bidang seni. (bs-sam/fajar)

  • CCTV Terbaru di Misteri Kematian Diplomat Muda Kemlu: Ada Pria Mondar-mandir

    CCTV Terbaru di Misteri Kematian Diplomat Muda Kemlu: Ada Pria Mondar-mandir

    Jakarta

    Kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39) dalam kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, dengan kepala terlilit lakban, masih menyimpan misteri. Rekaman CCTV tiap waktunya sebelum ADP tewas pun terus diamati.

    Berdasarkan rekaman CCTV terbaru yang diperoleh detikcom, Sabtu (12/7/2025), terlihat penjaga kos yang hanya mengenakan sarung tampak melintas di depan kamar korban pada pukul 00.27 WIB, Selasa (8/7). Penjaga kos terlihat memegang handphone dengan baju menggantung di bahu kirinya berjalan ke arah luar.

    Pada saat melintasi kamar korban, penjaga kos terlihat sempat menengok ke arah jendela kamar pada pukul 00.27.14 WIB. Setelah berjalan ke arah luar, selang beberapa detik, penjaga kos tampak kembali ke arah dalam.

    Saat kembali ke arah dalam, penjaga kos terlihat mengusap rambut sambil seperti tengah berbicara melalui handphone yang dipegang di tangan sebelah kirinya. Lagi-lagi penjaga kos kembali melihat ke kamar korban pada 00.27.39 WIB.

    Tak lama setelahnya, penjaga kos menghampiri pintu kamar korban. Tepatnya pada 00.27.54 WIB penjaga kos mulai berada di depan kamar kos korban hingga meninggalkan pintu kamar korban pada 00.28.12.

    Kemudian dalam rekaman CCTV lainnya, pada pukul 05.20.59 WIB, Selasa (8/7), penjaga kos kembali menengok jendela kamar korban. Kali ini penjaga kos mengenakan kemeja dan celana pendek sambil membawa sapu.

    Dilanjutkan pada 05.21.01 WIB, penjaga kos sempat berhenti dan menengok lebih dekat ke arah jendela kamar kos korban hingga akhirnya beranjak ke arah luar. Selang beberapa detik, penjaga kos kembali ke arah jendela kamar kos korban dan terlihat menengok ke arah bawah pintu kamar kos korban pada 05.21.14 WIB.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi menjelaskan aktivitas yang dilakukan penjaga kos saat ini dalam rangka mengecek korban. Penjaga kos mengecek setelah istri korban meminta tolong karena handphone korban tidak dapat dihubungi.

    “Benar (penjaga kos lakukan pengecekan). Istrinya minta penjaga kos ngecek karena HP suaminya mati,” jelas Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Sabtu (12/7/2025).

    Polisi Bakal Periksa Lingkaran Pertemanan Korban

    Seperti diketahui, Misteri kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), di kos Menteng, Jakarta Pusat (Jakpus), masih terus dikupas perlahan oleh kepolisian. Salah satu langkahnya adalah memeriksa lingkup pertemanan korban.

    Polisi nantinya akan mengusut keseharian korban. Diketahui, korban ditemukan tewas di kamar kosnya dengan kondisi wajah terikat lakban.

    “Para pihak terkait yang menjadi circle korban itu juga dilakukan komunikasi, dilakukan pengambilan keterangan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan, Jumat (11/7).

    “(Pemeriksaan) untuk mengungkap secara utuh, dari mulai bagaimana sehari-hari korban, kegiatan korban, hingga akhirnya terjadi atau muncul ada peristiwa itu,” tambahnya.

    Polisi juga akan menggandeng pihak psikologi forensik. Hal tersebut untuk mendalami karakter korban ADP.

    “Ya tahap selanjutnya itu, nanti akan dilakukan (pemeriksaan oleh psikologi forensik). Iya, tadi untuk mendalami profilnya,” tuturnya.

    Ditemukan Penjaga Kos

    Polisi mengungkap jasad korban ditemukan oleh penjaga kos, pada Selasa (8/7) pagi. Penjaga kos itu membuka paksa kamar korban setelah diminta oleh istri korban untuk mengecek kondisinya.

    Detik-detik saat penjaga kos menemukan korban juga terekam CCTV. Dalam rekaman CCTV tersebut terlihat ada dua orang yang tengah berusaha membuka jendela kamar kosan korban. Salah satunya, pria berkemeja dengan corak garis putih-biru, yang merupakan penjaga kosan.

    Penjaga kosan tersebut ditemani oleh seorang pria yang memakai jaket hijau. Pria berjaket hijau ini terlihat merekam video saat si penjaga kosan membuka jendela.

    Setelah berhasil membuka paksa jendela kosan, penjaga kos lalu mencoba membuka pintu dari dalam dengan posisi badan setengah masuk melewati jendela. Keduanya tampak mencoba membuka pintu dari dalam bersusah payah.

    Setelah pintu terbuka, penjaga kosan masuk ke dalam kamar dan saat itulah ia mendapati korban sudah tidak bernyawa. Menyusul pria berjaket hijau juga masuk dan memvideokan keadaan di dalam.

    Setelah itu, keduanya meninggalkan kamar kosan korban dalam keadaan pintu terbuka.

    Halaman 2 dari 2

    (imk/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Anggota DPR Minta Kasus Diplomat Muda Arya Daru Diusut Tuntas dengan Prinsip Keadilan Substantif

    Anggota DPR Minta Kasus Diplomat Muda Arya Daru Diusut Tuntas dengan Prinsip Keadilan Substantif

    JAKARTA – Anggota Komisi I DPR RI, Junico Siahaan, meminta agar kasus meninggalnya diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (39), diusut secara tuntas, terbuka, dan profesional. Junico menekankan pentingnya menempatkan prinsip keadilan substantif di atas prosedur formal semata.

    “Kami menghormati proses penyelidikan yang sedang berjalan. Namun publik juga perlu jaminan bahwa proses ini tidak akan berhenti di tataran teknis belaka. Perlu kehati-hatian, tapi juga ketegasan,” ujar Junico, Jumat, 11 Juli.

    Politikus yang akrab disapa Nico itu menambahkan, “Rasa aman adalah hak setiap warga, termasuk bagi mereka yang mengabdi sebagai bagian dari sistem diplomasi negara.”

    Junico juga mengingatkan pentingnya penguatan sistem deteksi dini dan pengamanan ruang hunian, terutama di lingkungan urban. Kasus Arya, kata dia, terjadi di hunian tertutup dengan akses terbatas, sehingga pengawasan harus lebih diperhatikan.

    “Kita tidak bisa terus menunggu tragedi demi tragedi untuk memperbaiki sistem. Pola pengamanan dan pengawasan di ruang tinggal, terutama yang dihuni oleh aparatur sipil dan pejabat publik, perlu diperhatikan lebih,” ujarnya.

    Nico menegaskan, “Tidak semua harus diawasi ketat, tapi negara tetap wajib memastikan bahwa ruang hidup warga tidak menjadi ruang rawan.”

    Dia juga mendorong adanya kerja sama lintas lembaga antara kepolisian, forensik, otoritas lokal, hingga Kemlu agar proses penyelidikan berlangsung secara solid, transparan, dan akuntabel. Semua fakta harus terbuka untuk publik.

    “Yang diperjuangkan bukan hanya keadilan bagi almarhum Arya Daru, tetapi juga rasa aman dan kepercayaan publik yang tidak boleh luntur. Negara harus hadir bukan hanya setelah kejadian, tapi juga membangun sistem yang mencegah kejadian serupa terulang,” ujarnya.

    Seperti diketahui, diplomat Arya ditemukan meninggal dunia di kamar kosnya di Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli. Kondisinya mengenaskan dengan kepala terlilit lakban kuning dan tubuh tertutup selimut.

    Dari pemeriksaan sementara, polisi menemukan sidik jari Arya yang menempel pada lakban tersebut. Saat ditemukan, kondisi kamar kos tampak rapi dan tidak ada tanda-tanda kekacauan. Suasana kamar juga dilaporkan sejuk dan tidak mencurigakan. 

  • Firasat Meta Ayu Puspitantri soal Arya Daru, Diplomat Kemlu yang Meninggal dengan Kepala Dililit Lakban, Cerita Hidup Terekam di Youtube

    Firasat Meta Ayu Puspitantri soal Arya Daru, Diplomat Kemlu yang Meninggal dengan Kepala Dililit Lakban, Cerita Hidup Terekam di Youtube

    Rezha mengatakan aktivitas korban tersebut sempat terekam kamera CCTV yang sudah diamankan.

    “Hanya korban keluar masuk tempat kos, pesan Gojek maupun buang makan setelah dia selesai makan di jam 23.30 WIB,” jelasnya.

    Jual Mobil 

    Sebelum ditemukan tewas, Arya juga diketahui menjual mobil. Birvan yang merupakan tetangga indekos Arya Daru mengaku, mendapatkan kabar dijualnya mobil tersebut lantaran Arya Daru ingin pindah ke China.

    “Dia barusan jual mobil. Dijual mobilnya, aku dapat info dari Pak Sis yang jaga kos. (Aku tanya) loh kenapa? Mau pindah ke China. Keluar negeri. Keluar negeri, mau pindah ke luar negeri,” kata Birvan kepada awak media saat ditemui di Indekos Gondia, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7/2025).

    Birvan mengaku, sosok Arya semasa hidupnya memang kerap kali membersihkan atau sekadar mengelap mobilnya di lahan parkir kos, sementara Birvan kerap membersihkan motor.
    Namun dalam momen tersebut, Birvan dengan Arya jarang sekali berbicara panjang.

    “Nggak ada dia (kegiatan terlihat), cuman pulang kerja, pergi kerja. Nanti keluar pergi, nanti pergi cari makanan atau ngelap mobil. Seringnya ketemu gitu sih. Nggak, jarang ngobrol,” beber Birvan.

    Lebih lanjut, dia memastikan kalau mobil Arya Daru terjual diperkirakan terjadi sejak beberapa hari ini.

    Lantaran kata Birvan, terakhir kali terlihat mobil yang terparkir bukanlah mobil Arya, melainkan diduga mobil milik istri Arya Daru yang sedang berkunjung ke indekos.

    “Nah, pernah juga waktu itu ada mobil dia, kayaknya mobil istrinya kan. Dia mau ngantar istrinya pulang gitu,” kata Birvan.

  • Semasa Hidup Sering Bantu Anak Telantar, Anak Diplomat Muda Mainkan Lagu Perpisahan di Depan Jenazah Ayahnya

    Semasa Hidup Sering Bantu Anak Telantar, Anak Diplomat Muda Mainkan Lagu Perpisahan di Depan Jenazah Ayahnya

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Kematian Arya Daru Pangayunan, diplomat muda Kementerian Luar Negeri menjadi sorotan setelah jasadnya ditemukan dalam kondisi mengenaskan.

    Tubuh Arya terbungkus selimut dan kepalanya terikat lakban, tergeletak di atas kasur kamar 105 Guest House Gondia, Jalan Gondangdia Kecil No 22, Menteng, Jakarta Pusat.

    Hingga kini polisi masih mendalami penyebab kematian Arya, apakah merupakan korban pembunuhan atau ternyata bunuh diri.

    Jenazah Arya tiba di rumah duka sekitar pukul 15.42 WIB, Rabu (9/7/2025).

    Isak tangis dan Suasana haru dan duka mendalam pun menyelimuti kediaman di Jalan Munggur Nomor 6, Jomblang, Janti, Banguntapan, Bantul,

    Melansir dari Radar Jogja (JawaPos Group), kedatangan jenazah Arya disambut isak tangis. Begitu tiba, jenazah langsung dibawa masuk untuk disalatkan. Karena banyaknya pelayat yang datang, prosesi salat jenazah dilakukan dalam beberapa kloter.

    Keluarga, kerabat, rekan kerja, hingga warga sekitar memadati lokasi untuk memberikan penghormatan terakhir kepada sang diplomat muda yang dikenal berdedikasi dan berhati lembut.

    Deretan karangan bunga turut membanjiri sepanjang jalan menuju rumah duka. Belasan papan belasungkawa itu datang dari berbagai kalangan, tanda bahwa kepergian Arya meninggalkan luka mendalam di banyak hati.

    Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI Judha Nugraha yang hadir langsung ke rumah duka, memberikan pidato penuh emosional mengenang sosok Arya.

    “Mas Daru bergabung di Kementerian Luar Negeri sejak 2014. Kami menyaksikan sendiri bagaimana ia membantu anak-anak terlantar, mengevakuasi WNI, dan selalu peduli pada sesama,” ujar Judha dengan suara bergetar menahan tangis Rabu (9/7).

  • Minta Polisi Periksa Kerabat Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Orang Terdekat Wajib Dicurigai
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Juli 2025

    Minta Polisi Periksa Kerabat Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Orang Terdekat Wajib Dicurigai Megapolitan 11 Juli 2025

    Minta Polisi Periksa Kerabat Diplomat Kemlu, Kriminolog UI: Orang Terdekat Wajib Dicurigai
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kriminolog Universitas Indonesia, Haniva Hasna, meminta polisi memeriksa kerabat terdekat diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), yang ditemukan tewas di kamar kosnya.
    Menurut Haniva, kerabat terdekat merupakan pihak yang terakhir berkomunikasi dengan ADP sebelum ia ditemukan meninggal dunia.
    “Karena dalam setiap kali ada kejahatan atau pembunuhan, orang yang pertama kali wajib dicurigai adalah orang terdekat,” ujar Haniva kepada
    Kompas.com,
    Jumat (11/7/2025).
    Haniva menilai, kerabat terdekat dapat memberikan informasi penting mengenai kondisi atau masalah yang dihadapi ADP sebelum meninggal.
    Informasi ini juga dinilai krusial untuk membangun kronologi maupun mengidentifikasi penyebab kematian.
    “Sehingga dari sini bisa diketahui sebenarnya, beberapa hari terakhir atau beberapa bulan terakhir ini (aktivitas ADP),” ungkapnya.
    Selain kerabat, Haniva juga mendorong polisi agar memeriksa ponsel milik ADP.
    “Jadi (periksa ponsel) sangat penting itu, kan bisa menjadi alat bukti, dan ponsel itu kan (benda) yang paling dekat jaraknya (dengan ADP),” ucapnya.
    Haniva menambahkan, ponsel bisa menjadi kunci untuk mengungkap penyebab kematian.
    Ia juga mengingatkan jika ponsel tidak bisa dibuka atau data di dalamnya sudah terhapus, perlu dicurigai kemungkinan adanya intervensi pihak lain.
    “Kita harus curiga, apakah di ponselnya ternyata sudah terhapus semua, berarti kalau sudah terhapus semua, berarti ya semakin meyakinkan kalau ada pihak lain,” kata Haniva.
    “Dan kalau hal itu terjadi, ini bisa merupakan rekayasa,” lanjut dia.
    Sebelumnya diberitakan, ADP ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Cikini,
    Menteng
    ,
    Jakarta
    Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
    Saat pertama kali ditemukan, ADP dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepala korban tampak terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut berwarna biru.
    Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi menyita sejumlah barang bukti, di antaranya gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian yang dikenakan korban.
    Selain itu, ditemukan pula sejumlah obat-obatan ringan di dalam kamar, seperti obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada indikasi bahwa obat-obatan tersebut berkaitan dengan penyebab kematian korban.
    Polisi juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya.
     
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Polda Metro Jaya lakukan olah TKP kematian diplomat Kemlu

    Polda Metro Jaya lakukan olah TKP kematian diplomat Kemlu

    Jakarta (ANTARA) – Polda Metro Jaya melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) meninggalnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) di kamar kos di Menteng, Jakarta Pusat, Selasa (8/7).

    “Tadi pagi, rekan-rekan kami dari penyelidik Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya kembali melakukan olah TKP. Penyelidik mendatangi TKP dan melakukan olah TKP bersama-sama dengan berbagai ahli,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi saat ditemui di Jakarta, Jumat.

    Ade Ary menjelaskan, hal tersebut merupakan kolaborasi interprofesi dalam proses pengungkapan sebuah peristiwa dengan prinsip-prinsip profesional, proporsional kemudian kecermatan, kehati-hatian.

    “Tim penyelidik melakukan olah TKP bersama-sama dengan yang pertama dari pihak kedokteran kepolisian, Puslabfor, Inafis Bareskrimpolri, kemudian hadir dokter dari RSCM,” katanya.

    Ia menambahkan ,saat ini penyelidik juga masih menunggu hasil otopsi atau hasil pemeriksaan organ dalam secara laboratoris.

    Kemudian juga masih menunggu proses pemeriksaan patologi. “Jadi pada prinsipnya penanganan kasus ini akan kami tangani dengan sebaik-baiknya secara proporsional dan juga profesional berdasarkan SOP yang berlaku,” kata Ade Ary.

    Polda Metro Jaya bakal bergerak cepat dan menargetkan penyelidikan kasus tewasnya diplomat muda sekaligus staf Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan dapat selesai dalam waktu seminggu.

    “Mungkin seminggu lagi selesai, nanti ada kesimpulan. Insya Allah, mudah-mudahan seminggu lagi selesai ya,” kata Kapolda Metro Jaya Irjen Polisi Karyoto dalam keterangannya di Jakarta, Jumat.

    Karyoto menyebutkan, ada sejumlah bukti yang perlu dipelajari oleh forensik, baik itu kamera pengawas (CCTV), hasil autopsi dan juga termasuk digital.

    “Digital itu dari laptop dan lain-lain, nanti dari forensik barangkali membuka ponsel bisa di-trace, kemana, jam berapa, dia berhubungan dengan siapa,” katanya.

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.