Video Pungli Jukir Liar di Bundaran HI Viral, Pramono Segera Kerahkan Satpol PP
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Gubernur
Jakarta
Pramono Anung menanggapi keluhan warga terkait keberadaan juru parkir (jukir) liar yang melakukan
pungutan liar
(pungli) di kawasan
Bundaran Hotel Indonesia
(HI), Jakarta Pusat.
Pramono mengatakan akan mengerahkan petugas Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) untuk menindak para jukir liar yang meresahkan tersebut.
“Baik, saya segera turunkan Satpol PP di situ,” ujar Pramono saat ditemui di kawasan Kelapa Gading, Jakarta Utara, Kamis (24/7/2025).
Ia juga mengajak masyarakat untuk tidak ragu melapor jika menemukan praktik pungli atau parkir liar. Pramono menyarankan warga untuk mendokumentasikan kejadian agar bisa langsung ditindaklanjuti oleh pemerintah.
“Informasi-informasi seperti ini penting. Kami bukan orang yang menutup diri bahwa Jakarta masih banyak kekurangan, pasti,” katanya.
Pramono mengakui menata kota sebesar Jakarta dengan jumlah penduduk lebih dari 11 juta jiwa bukanlah perkara mudah. Meski demikian, ia memastikan setiap keluhan masyarakat akan ditanggapi.
“Kalau ada masalah, kami akan bekerja berdasarkan informasi itu. Jadi keresahan yang dicerminkan oleh masyarakat, akan kami tindaklanjuti,” ujar dia.
Sebuah kiriman dibagikan oleh JAKARTA PUSAT INFO (@jakartapusat.info)
Sebelumnya, aksi jukir liar yang diduga melakukan pungli terhadap pengendara motor di sekitar Bundaran HI, Menteng, Jakarta Pusat, sempat viral di media sosial.
Peristiwa itu terekam dalam sebuah video yang diunggah akun Instagram @jakartapusat.info. Dalam rekaman tersebut, sejumlah pemotor tampak adu mulut dengan seorang pria yang diduga jukir liar karena meminta uang parkir sebesar Rp 10.000 per motor.
“Kami baru sampai, sudah dimintain duit parkir karena dia mau pulang,” ujar wanita yang merekam kejadian itu.
“Maksud kami enggak apa-apa bayar parkir, tapi jagain dulu. Kami baru turun motor, masih pakai helm. Baru juga pesan kopi,” lanjutnya.
Video itu menunjukkan suasana malam di trotoar sekitar Bundaran HI. Sejumlah pengendara motor tampak berdiri, salah satunya masih mengenakan helm.
Seorang pria berambut gondrong, mengenakan kaus hitam dan celana pendek oranye, terlihat berdiri di dekat tiang rambu lalu lintas.
Menurut pengunggah video, kejadian berlangsung sekitar pukul 02.30 WIB. Mereka mengaku baru tiba dari Bogor dan hendak beristirahat sejenak sambil membeli kopi.
Namun belum lima menit berhenti, seorang pria datang dan langsung meminta uang parkir.
Karena tidak ingin memperpanjang masalah, mereka akhirnya membayar Rp 20.000 untuk empat motor.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Menteng
-

Polisi Ungkap Kondisi Jenazah Diplomat Kemenlu Saat Ditemukan
Jakarta, Beritasatu.com – Polda Metro Jaya mengungkapkan wajah dari diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) Arya Daru Pangayunan (ADP) saat ditemukan tewas di kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat beberapa waktu lalu bukan hanya terlilit lakban, tetapi juga tertutup plastik.
“Korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik dan kemudian terlilit lakban berwarna kuning,” kata Ade Ary Syam di Jakarta pada Kamis (24/7/2025).
Ia menambahkan, Arya saat itu ditemukan terbaring di atas tempat tidur dengan tubuh tertutup selimut dan mengenakan kaos serta celana pendek.
Ade Ary memastikan penyelidikan kasus ini terus didalami secara intensif oleh penyidik. Hingga saat ini, polisi telah memeriksa 15 orang saksi, termasuk penghuni indekos, rekan kerja korban, hingga anggota keluarga.
“Pendalaman kasus dilakukan dengan mengedepankan prinsip scientific crime investigation secara proporsional dan professional,” tandas Ade Ary.
Sebelumnya, Arya ditemukan meninggal dunia pada Selasa (8/7/2025) dalam kondisi mengenaskan dengan wajah terlilit lakban warna kuning. Penemuan jenazah dengan kondisi tragis menimbulkan pertanyaan masyarakat, ditambah lagi dengan status korban sebagai diplomat muda yang tengah meniti karier di Kementerian Luar Negeri.
Pihak keluarga korban meminta penyelidikan dilakukan secara menyeluruh dan transparan agar penyebab kematian dapat terungkap, serta keadilan bagi almarhum dapat ditegakkan.
-
/data/photo/2025/07/10/686fcf1cc5394.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
5 Jejak Terakhir Diplomat Kemlu: Naik ke Rooftop, Pulang Tanpa Tas, Lalu Tewas di Kos Megapolitan
Jejak Terakhir Diplomat Kemlu: Naik ke Rooftop, Pulang Tanpa Tas, Lalu Tewas di Kos
Editor
JAKARTA, KOMPAS.com
– Misteri kematian seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), ADP (39), perlahan mulai terbuka.
Ia ditemukan tak bernyawa di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Namun, yang terjadi beberapa jam sebelumnya menambah tanda tanya besar.
Rekaman CCTV mengungkap bahwa ADP sempat berada di area rooftop lantai 12 Gedung Kemlu, tempatnya bekerja, pada malam sebelum kematiannya.
Ia terekam naik ke rooftop sekitar pukul 21.43 WIB dan baru turun sekitar pukul 23.09 WIB, menghabiskan waktu lebih dari 1 jam 26 menit di atas gedung.
“Diduga tanggal 7 Juli 2025 pukul 21.43 sampai pukul 23.09 atau sekitar 1 jam 26 menit diduga korban berada di rooftop lantai 12 Gedung Kemlu,” kata Kabid Humas
Polda Metro Jaya
, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, Kamis (24/7/2025).
Yang menarik perhatian penyidik, korban terlihat membawa tas gendong dan tas belanja saat naik ke atas gedung, namun turun tanpa keduanya.
“Berdasarkan pengamatan CCTV, awalnya korban naik membawa tas gendong dan tas belanja, kemudian saat turun korban sudah tidak membawa tas gendong dan tas belanja,” ujar Ade Ary.
ADP kemudian ditemukan tewas keesokan harinya dalam kondisi tergeletak di atas kasur kamar indekosnya.
Kepala korban terlilit lakban kuning, sedangkan tubuhnya tertutup selimut biru.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara, polisi menyita berbagai barang bukti, termasuk gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, pakaian, serta obat sakit kepala dan lambung.
Meski demikian, belum diketahui pasti apakah obat-obatan tersebut berkaitan dengan penyebab kematian.
Penyidik juga menemukan sidik jari korban pada permukaan lakban, namun hingga kini belum dapat dipastikan apakah lakban tersebut dililitkan sendiri atau oleh orang lain.
Untuk mendalami kasus ini, Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya telah memeriksa 15 orang.
Mereka terdiri dari penghuni lingkungan indekos ADP, rekan kerja di Kemlu, anggota keluarga, dan pihak-pihak yang terakhir berkomunikasi dengan korban.
“Sampai dengan saat ini tim penyelidik telah melakukan klarifikasi dan ambil keterangan. Ada 15 orang,” kata Ade Ary.
“(Ada juga) dari pihak-pihak yang terakhir berkomunikasi dengan korban,” lanjutnya.
Hingga kini, penyelidikan terus berlanjut tanpa hambatan.
Ade Ary menegaskan, polisi menggunakan pendekatan scientific investigation dan menggandeng sejumlah ahli untuk menjamin keakuratan hasil penyidikan.
“Ini merupakan komitmen Polda Metro Jaya dalam mengungkap peristiwa agar akuntabel, proporsional, dan hasil akhirnya dijelaskan transparan,” tegasnya.
Kasus ini masih terus didalami. Jejak terakhir ADP dari rooftop kantor hingga ditemukan tak bernyawa di kamar kos, masih menyimpan banyak tanda tanya yang belum terjawab.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
:strip_icc():format(jpeg):watermark(kly-media-production/assets/images/watermarks/liputan6/watermark-color-landscape-new.png,1100,20,0)/kly-media-production/medias/4307136/original/023643700_1675048124-jkt.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Seru dan Anti Boros! Ini 6 Rekomendasi Wisata Gratis di Jakarta
1. Kota Tua
Kota Tua adalah salah satu destinasi wisata paling ikonik di Jakarta dan memikat wisatawan dengan nuansa kolonial Belanda. Selain itu, daya tarik utamanya adalah arsitektur kuno, suasana tempo dulu, dan bangunan-bangunan bersejarah seperti Museum Fatahillah.
Pengunjung dapat berjalan kaki menyusuri kawasan ini, berfoto, atau sekadar menikmati suasana tanpa harus membayar tiket masuk. Pada sore hingga malam hari kawasan ini juga hidup dengan para seniman jalanan, komunitas cosplay, dan pedagang kaki lima. Kota Tua berlokasi di Mangga Besar, Taman Sari, Jakarta Barat, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta.
2. Night Library TIM (Taman Ismail Marzuki)
Night Library di TIM adalah surga bagi para pencinta buku dan suasana tenang di malam hari. Perpustakaan ini buka hingga malam dan menyuguhkan suasana yang nyaman serta modern. Kemudian memiliki daya tarik yaitu pengalaman membaca atau belajar dengan suasana malam yang tidak biasa. Fasilitasnya yang nyaman, estetik, dan gratis cukup menarik bagi siapa pun yang datang.
Perpustakaan ini berlokasi di Taman Ismail Marzuki, Jl. Cikini Raya No. 73 8, RT.8/RW.2, Cikini, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibu Kota Jakarta dengan jam buka setiap hari pukul 09.00 hingga 22.00 WIB.
-

Warga Metland Menteng keberatan jika truk sampah RDF lewat permukiman
Jakarta (ANTARA) – Warga Metland Menteng, Jakarta Timur, menggelar aksi di tepi Banjir Kanal Timur (BKT) sebagai bentuk penolakan terhadap truk sampah yang akan melewati lingkungan mereka menuju Refuse Derived Fuel (RDF) Rorotan, Jakarta Utara.
Dalam aksinya, warga membentangkan spanduk bertuliskan “Warga Metland Menteng menolak akses truk sampah RDF melalui sisi Jalan BKT Perumahan Metland Menteng”.
Aksi ini dilakukan menyusul adanya informasi bahwa akses jalan fasilitas umum (fasum) dan fasilitas sosial (fasos) di kawasan perumahan tersebut akan digunakan sebagai jalur truk pengangkut sampah menuju RDF Rorotan.
Salah satu warga bernama Hani (55) mengaku keberatan karena khawatir dampak negatif yang akan timbul terhadap lingkungan dan keamanan warga.
“Efek buruknya dari bau sampah, jalan jadi kotor, dan kemungkinan kriminalitas meningkat karena truk bisa antre hingga enam jam. Kalau sudah begitu, pemalakan sopir bisa terjadi,” kata Hani di Jakarta Timur, Selasa.
Menurut Hani, jalan yang akan digunakan truk tersebut memang fasilitas milik perumahan yang telah diserahkan kepada Pemprov DKI Jakarta. Namun, warga menolak jalan itu digunakan sebagai akses kendaraan pengangkut sampah.
Apalagi, aroma sampah dari RDF bisa tercium hingga empat kilometer. Kemudian, jika truk berhenti dekat permukiman, dampaknya akan langsung terasa oleh warga.
“Kami tidak menolak RDF Rorotan-nya, tapi kami menolak truk sampahnya lewat sini,” tegas Hani.
Selain itu, warga juga menolak rencana Pemkot Jakarta Timur yang akan melakukan pengukuran jalan dan mencopot pagar pembatas sebagai persiapan lintasan truk.
Mereka khawatir bau sampah akan mengganggu kenyamanan warga, terutama saat akhir pekan ketika area BKT biasa digunakan warga untuk berolahraga dan rekreasi keluarga.
“Sabtu dan Minggu biasanya ramai anak-anak main, ada komedi putar, bahkan balapan motor mainan. Kalau bau sampah sampai ke sini, pasti mengganggu,” ujar Hani.
Aksi tersebut sempat memicu perdebatan antara warga dengan Lurah Ujung Menteng, Agus Sulaeman. Agus berjanji akan meninjau ulang surat edaran terkait penggunaan jalur tersebut.
Selain itu, Agus menyatakan prioritas penggunaan jalan untuk fasilitas umum dan sosial (fasos-fasum) menjadi fokusnya.
“Kita fokus di sini dulu, untuk Fasos-Fasum,” ujar Agus saat berdialog dengan warga.
Pewarta: Siti Nurhaliza
Editor: Alviansyah Pasaribu
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-
/data/photo/2025/07/16/6877735ff21d8.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kompolnas Klaim Dapat Fakta Baru Terkait Tewasnya Diplomat Kemlu Megapolitan 20 Juli 2025
Kompolnas Klaim Dapat Fakta Baru Terkait Tewasnya Diplomat Kemlu
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) mengaku mendapatkan fakta baru usai bertemu dengan keluarga diplomat Kemeterian Luar Negeri (Kemlu) berinisial ADP (39), yang tewas di kamar indekosnya di Menteng, Jakarta Pusat.
“Yang tak kalah penting, kami juga diberi informasi yang sifatnya baru dan belum ada di perdebatan umum dan harus kami telusuri, perdalam nantinya dengan cek TKP, termasuk dengan Polda Metro Jaya,” ujar Komisioner Kompolnas Mohammad Choirul Anam dalam keterangannya, Minggu (20/7/2025).
Namun, Anam tak menjelaskan secara rinci apa fakta baru yang didapat dari pihak keluarga diplomat Kemlu itu.
Anam hanya menjelaskan, Kompolnas mendapatkan informasi baru seputar kegiatan korban baik di hari H atau hari-hari sebelum diplomat Kemlu itu tewas.
“Kemudian, juga background dari berbagai aktivitas almarhum pas hari H kita tarik ke belakang, ke waktu-waktu yang penting dan kita temukan sesuatu yang baru di situ, ini semakin lama semakin jelas,” kata Anam.
Kompolnas juga memperdalam temuan polisi tehadap barang-barang di lokasi tewasnya ADP.
“Kami mendalami barang-barang yang terkait peristiwa tersebut bagaimana barang itu, bagaimana relasi barang itu atas peristiwa itu kami dalami,” ucap Anam.
Selain itu, Kompolnas juga mencoba mencari tahu latar belakang ADP ke pihak keluarganya. Hal ini penting untuk mengungkap penyebab diplomat Kemlu itu tewas.
“Yang ketiga juga background atau latar belakang almarhum bagaimana aktivitas sehari-hari, pekerjaannya, dan secara interaksi almarhum ini secara pribadi dengan pribadi di lingkungan yang ada,” ujar Anam.
Sebelumnya, diplomat Kementerian Luar Negeri berinisial ADP (39) ditemukan tewas di kamar kosnya di kawasan Cikini, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7/2025).
Ketika pertama kali ditemukan, ADP dalam posisi tergeletak di atas kasur. Kepala korban tampak terlilit lakban kuning, sementara tubuhnya tertutup selimut berwarna biru.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), polisi mengamankan sejumlah barang bukti, antara lain gulungan lakban, kantong plastik, dompet, bantal, sarung celana, serta pakaian yang dikenakan korban saat ditemukan tak bernyawa.
Selain itu, ditemukan pula sejumlah obat-obatan ringan di dalam kamar, seperti obat sakit kepala dan obat lambung. Namun, belum ada indikasi keterkaitan antara obat-obatan tersebut dengan penyebab kematian korban.
Polisi juga menemukan sidik jari ADP pada permukaan lakban yang melilit kepalanya. Meski demikian, penyidik belum dapat memastikan apakah lakban tersebut dipasang sendiri oleh korban atau melibatkan pihak lain.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
/data/photo/2025/07/24/68822033ca556.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)


/data/photo/2025/07/19/687b997f20654.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5288738/original/007964600_1752988697-IMG_6531.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)