Eks Jubir KPK Johan Budi Tak Setuju Prabowo Beri Amnesti untuk Sekjen PDI-P Hasto
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Mantan Juru Bicara KPK Johan Budi mengaku tidak setuju dengan pemberian amnesti kepada Sekretaris Jenderal Partai PDI-P Hasto Kristiyanto, oleh Presiden Prabowo Subianto.
Johan mengatakan,
amnesti untuk Hasto
sarat kepentingan politik.
“Saya tidak setuju kalau kewenangan konstitusi yang dimiliki Presiden Prabowo itu digunakan untuk kepentingan politik, rekonsiliasi nasional kan istilahnya. Anda tahu kan sebelum ada amnesti. Itu saya enggak setuju kalau yang itu,” ujar Johan, dalam acara diskusi Total Politik berjudul ‘Gejolak Jelang 2026: Dampak Politik Pisau Hukum Prabowo’ di Menteng, Jakarta, Sabtu (6/12/2025).
Johan membandingkan amnesti untuk Hasto dengan dua keputusan Prabowo lainnya, yaitu abolisi untuk Eks Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong di kasus
korupsi
importasi gula dan rehabilitasi untuk eks Direktur Utama PT ASDP Ira Puspadewi serta dua direksinya di kasus korupsi akuisisi perusahaan PT JN.
Ia mengaku setuju dengan dua keputusan ini karena hasilnya memberikan keadilan, terutama di kalangan masyarakat.
“Kalau yang dua itu (abolisi Tom dan rehabilitasi Ira) saya setuju karena konsepnya demi keadilan masyarakat,” imbuh Johan.
Johan menegaskan, ia tidak setuju jika amnesti diberikan untuk kepentingan politik, terutama jika amnesti ini diberikan kepada orang yang tengah dijerat kasus korupsi.
“Yang saya soroti dan saya tidak setuju adalah memberikan amnesti untuk rekonsiliasi politik, tapi di kasus korupsi,” tutup Johan.
Diketahui, Hasto resmi bebas dari proses hukum yang menjeratnya setelah mendapatkan amnesti dari Presiden Prabowo yang disetujui DPR pada Kamis (31/7/2025).
Saat menerima amnesti, Hasto sudah divonis bersalah karena terbukti menyuap eks Komisioner KPU Wahyu Setiawan terkait Harun Masuki.
Hasto pun divonis 3,5 tahun penjara atas perbuatannya.
Namun, belum sempat menjalani hukumannya, ia sudah bebas dari Rutan KPK pada Kamis (31/7/2025).
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Menteng
-
/data/photo/2025/12/06/6934116fda909.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Eks Jubir KPK Johan Budi Tak Setuju Prabowo Beri Amnesti untuk Sekjen PDI-P Hasto Nasional 6 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/06/6934116fda909.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Waketum Gerindra Habiburokhman: Amnesti untuk Hasto bukan Upaya Rekonsiliasi Politik Nasional 6 Desember 2025
Waketum Gerindra Habiburokhman: Amnesti untuk Hasto bukan Upaya Rekonsiliasi Politik
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Habiburokhman menegaskan bahwa pemberian amnesti kepada Sekretaris Jenderal Partai PDI-P Hasto Kristiyanto, bukanlah upaya rekonsiliasi politik.
Hal ini disampaikan
Habiburokhman
untuk menjawab anggapan dari mantan Pimpinan KPK
Johan Budi
, yang menilai Prabowo Subianto berusaha melakukan rekonsiliasi dengan PDI-P melalui amnesti untuk Hasto.
“Pak Johan Budi mengatakan amnesti (untuk Hasto) sebagai bentuk rekonsiliasi, bukan itu,” kata Habiburokhman, dalam acara diskusi ‘Gejolak Jelang 2026: Dampak Politik Pisau Hukum Prabowo’ di Menteng, Jakarta, Sabtu (6/12/2025).
Habiburokhman menuturkan, pemberian amnesti kepada Hasto justru menjadi bukti bahwa Prabowo tidak ingin menggunakan hukum untuk membalas dendam politik.
“Justru Pak Prabowo mau meluruskan bahwa kami ini enggak mau menggunakan hukum sebagai alasan untuk mengeksekusi dendam politik,” ujar dia.
Ia menambahkan, Prabowo tidak akan mempidanakan seseorang karena ada dendam politik yang belum selesai.
“Kami ingin menegaskan sikap
gentleman
kita, sikap
gentleman
Pak Prabowo. Enggak ada karena dendam politik, orang di-tipikorkan, enggak ada,” ujar Habiburokhman.
Sebelum giliran Habiburokhman menyampaikan pendapatnya, Johan Budi sempat memberikan pendapat terkait sejumlah keputusan Prabowo untuk menggunakan hak prerogatifnya.
Ada tiga kasus yang disinggung Johan: Abolisi untuk Eks Menteri Perdagangan Thomas Trikasih Lembong dalam kasus korupsi importasi gula, rehabilitasi untuk eks Direktur Utama PT ASDP Ira Puspadewi dan dua direksinya dalam kasus korupsi akuisisi perusahaan PT JN, serta amnesti untuk Hasto Kristiyanto dalam kasus suap penanganan perkara terkait Harun Masiko.
Johan menegaskan bahwa dirinya setuju dengan keputusan Prabowo “mengampuni” Tom Lembong dan Ira Puspadewi, tetapi tidak dengan amnesti untuk Hasto.
“Saya tidak setuju kalau kewenangan konstitusi yang dimiliki Presiden Prabowo itu digunakan untuk kepentingan politik, rekonsiliasi nasional kan istilahnya. Anda tahu kan sebelum ada amnesti, itu saya enggak setuju kalau yang itu,” kata Johan, dalam acara yang sama.
Ia menegaskan bahwa abolisi untuk Tom dan rehabilitasi untuk Ira menjawab pertanyaan di masyarakat sekaligus memberikan rasa keadilan.
Namun, pemberian amnesti untuk Hasto tidak memenuhi aspek-aspek ini.
“Kalau politik kan bisa banyak hal, tapi kalau amnesti itu saya enggak setuju, tolong dicatat itu,” tegas Johan.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Dipasok BBM 100 Ribu Barel dari Pertamina, Shell Siapkan Distribusi ke SPBU
Jakarta –
Shell Indonesia buka suara soal kabar Pertamina memasok Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel. Shell mendapat pasokan 100 ribu barrel.
President Director & Managing Director Mobility Shell Indonesia, Ingrid Siburian mengatakan, pihaknya sedang menyiapkan distribusi dan penyediaan BBM jenis bensin di jaringan SPBU milik Shell.
Ingrid juga membenarkan pasokan base fuel yang diterima berasal dari skema business-to-business (B2B) dengan Pertamina.
“Shell Indonesia ingin menginformasikan bahwa saat ini kegiatan persiapan distribusi dan penyediaan kembali produk bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin di jaringan SPBU Shell dari pasokan impor base fuel dengan skema business-to-business (B2B) dari Pertamina Patra Niaga memasuki tahap akhir,” kata Ingrid dalam keterangan tertulis, Sabtu (6/12/2025).
Berdasarkan pantauan detikcom di empat SPBU Shell di kawasan Jakarta Selatan, stok BBM yang tersedia terpantau hanya jenis V-Power Diesel. Jenis lainnya seperti Shell Super, V-Power dan V-Power Nitro terpantau masih kosong.
Kosongnya stok 3 jenis BBM ini terjadi di 4 SPBU Shell yang detikcom datangi, yakni SPBU Shell di Mampang Prapatan, SPBU Shell Jalan Kapten Tendean, SPBU Shell Jalan Gatot Subroto Menteng Dalam dan SPBU Shell Jalan Prof. DR. Soepomo Tebet.
Pantauan detikcom di lokasi, petugas masih berjaga di kawasan SPBU masing-masing. Mereka hanya melayani unit pengisian BBM jenis solar atau V-Power Diesel serta penjualan produk non BBM lainnya.
Salah satu petugas SPBU Shell di Tebet mengaku belum tahu sampai kapan kekosongan stok BBM akan terjadi. Ia hanya menyebut bahwa stok yang saat ini tersedia hanyalah jenis V-Power Diesel.
“Kalau bensin untuk motor sampai sekarang masih kosong, adanya cuman yang diesel untuk mobil. Belum ada info kapan terisi lagi,” ujarnya saat ditemui detikcom di lokasi, Sabtu (6/12/2025).
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga menyampaikan telah memasok 100 ribu barel BBM murni atau base fuel ke jaringan SPBU milik Shell Indonesia. Pertamina menyebut suplai ini merupakan komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan dan distribusi energi untuk Indonesia.
“Penyaluran kepada Shell Indonesia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak hanya siap memenuhi kebutuhan BBM untuk jaringan SPBU Pertamina, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi operator SPBU swasta. Untuk Shell Indonesia penyaluran kali ini 100 MB,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
Secara keseluruhan, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan 430 ribu barel ke seluruh SPBU swasta. Di mana sebelumnya telah memasok BBM ke jaringan SPBU BP-AKR dan Vivo.
(ily/hns)
-

Kondisi Terkini SPBU Shell Usai Kabar Dipasok BBM 100 Ribu Barel dari Pertamina
Jakarta –
Shell dikabarkan telah mendapat pasokan Bahan Bakar Minyak (BBM) murni atau base fuel dari Pertamina. Jumlah yang dipasok Pertamina ke jaringan SPBU Shell 100 ribu barel.
Apakah pasokan BBM tersebut sudah sampai ke SPBU Shell?
Berdasarkan pantauan detikcom di empat SPBU Shell di kawasan Jakarta Selatan, BBM yang tersedia hanya jenis V-Power Diesel.
Jenis lainnya seperti Shell Super, V-Power dan V-Power Nitro terpantau masih kosong. Empat SPBU Shell yang disambangi berada di Mampang Prapatan, Jalan Kapten Tendean, Jalan Gatot Subroto Menteng Dalam, Jalan Prof. DR. Soepomo Tebet.
Pantauan detikcom di lokasi, petugas masih berjaga di kawasan SPBU masing-masing. Mereka hanya melayani unit pengisian BBM jenis solar atau V-Power Diesel serta penjualan produk non BBM lainnya.
BBM di SPBU Shell belum sepenuhnya tersedia. Salah satunya di SPBU Shell Gatot Subroto, Menteng Dalam Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
Salah satu petugas SPBU Shell di Tebet mengaku belum tahu sampai kapan kekosongan stok BBM akan terjadi. Ia hanya menyebut bahwa stok yang saat ini tersedia hanyalah jenis V-Power Diesel.
“Kalau bensin untuk motor sampai sekarang masih kosong, adanya cuman yang diesel untuk mobil. Belum ada info kapan terisi lagi,” ujarnya saat ditemui detikcom di lokasi, Sabtu (6/12/2025).
Jawaban sama disampaikan oleh petugas SPBU Shell di Jalan Tendean. Salah satu petugas mengaku belum mendapat info kapan stok varian BBM lain tersedia di SPBU Shell.
“Belum ada info sih untuk bensin yang lain, kalau yang sekarang ada cuman V-Power Diesel,” sebut dia.
Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga menyampaikan telah memasok 100 ribu barel BBM murni atau base fuel ke jaringan SPBU milik Shell Indonesia. Pertamina menyebut suplai ini merupakan komitmen perusahaan dalam menjaga ketahanan dan distribusi energi untuk Indonesia.
“Penyaluran kepada Shell Indonesia menegaskan bahwa Pertamina Patra Niaga tidak hanya siap memenuhi kebutuhan BBM untuk jaringan SPBU Pertamina, tetapi juga menjadi mitra strategis bagi operator SPBU swasta. Untuk Shell Indonesia penyaluran kali ini 100 MB,” kata Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Roberth MV Dumatubun dalam keterangan tertulis, Jumat (5/12/2025).
BBM di SPBU Shell belum sepenuhnya tersedia. Salah satunya di SPBU Shell Tebet hanya tersedia V-Power Diesel. Foto: Ilyas Fadilah/detikcom
Secara keseluruhan, Pertamina Patra Niaga telah menyalurkan 430 ribu barel ke seluruh SPBU swasta. Di mana sebelumnya telah memasok BBM ke jaringan SPBU BP-AKR dan Vivo.
(ily/hns)
-
/data/photo/2025/12/05/693289e1cb628.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta Megapolitan 5 Desember 2025
Trotoar Cikini Tak Lagi Ramah: Ruang Pejalan Kaki yang Terenggut di Jantung Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Trotoar yang seharusnya menjadi ruang paling aman, demokratis, dan inklusif bagi pejalan kaki justru berubah menjadi arena perebutan ruang di tengah Kota Jakarta.
Pemandangan itu terlihat jelas pada Kamis (4/12/2025) siang di Jalan Raden Saleh Raya, Cikini, Jakarta Pusat.
Trotoar sepanjang sekitar 150 meter, dari kawasan RSCM Kintani hingga Masjid Al Ma’mur, nyaris tidak menyisakan ruang untuk dilalui.
Gerobak
pedagang kaki lima
(PKL), parkir motor, hingga deretan meja-kursi pembeli memenuhi jalur pejalan kaki. Guiding block kuning untuk difabel pun sebagian tertutup lapak makanan.
Melihat kondisi tersebut, sosiolog Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Rakhmat Hidayat, mendorong pemerintah melakukan terobosan baru, termasuk melibatkan pemadam kebakaran (Damkar) untuk membantu menertibkan motor dan PKL yang menguasai trotoar.
Saat dihubungi
Kompas.com,
Rakhmat menilai persoalan trotoar di Jakarta sudah masuk kategori serius dan tidak bisa hanya ditangani Satpol PP. Diperlukan pendekatan tidak biasa agar efek jera muncul.
“Nah, menurut saya bisa juga salah satu solusi ya ini kita bisa coba misalnya dengan mengelibatkan Damkar. Damkar kan punya kendaraan yang lebih kecil, bisa masuk ke gang-gang,” ujar Rakhmat.
Ia menyebutkan, motor yang nekat melintas dan melawan arah di trotoar sebagai pelanggaran hak pejalan kaki. Hal ini marak terjadi terutama pada jam sibuk.
“Dengan melibatkan Damkar, bisa untuk menyemprotkan air terutama kalau jam-jam sibuk, motor suka lewat situ. Itu bisa jadi cara menertibkan,” ucapnya.
Selain motor, trotoar juga dipenuhi lapak yang mengambil hampir seluruh permukaan. Menurut Rakhmat, fenomena ini lazim di kota besar negara berkembang atau
global south
.
“Trotoar banyak yang dialihfungsikan. Harusnya untuk pejalan kaki, tapi digunakan untuk pedagang karena mereka melihat itu sebagai ruang gratis yang mudah diakses,” katanya.
Negara, lanjut dia, seolah turut “menguntungkan” PKL karena membiarkan kondisi itu berulang tanpa solusi jangka panjang. Pangkalan ojek, baik konvensional maupun daring, juga ikut memanfaatkan trotoar untuk menunggu penumpang.
“Itu melanggar hak pejalan kaki, melanggar hak warga kota,” tegasnya.
Rakhmat membandingkan dengan negara maju yang menyadari bahwa trotoar adalah ruang hidup masyarakat kota untuk berjalan aman bersama keluarga.
“Mereka sadar trotoar itu untuk pejalan kaki bagian dari kehidupan masyarakat perkotaan,” jelasnya.
Karena itu, ia mendorong kontrol sosial dari warga.
“Ada loh warga, ibu-ibu yang marah ketika trotoar dipakai ojek pangkalan atau lapak. Mereka merekam sebagai kontrol sosial. Itu penting sebagai edukasi,” ujarnya.
Meski mendukung terobosan seperti melibatkan Damkar, Rakhmat menegaskan, aktor utama penertiban tetap Satpol PP. Namun ia menilai ketegasan pemimpin daerah sangat menentukan.
“Kalau tidak tegas ya susah. Selalu berulang. Pimpinan kota harus lebih berani, meski pasti ada resistensi,” katanya.
Ia juga menilai
bollard
atau tiang pembatas belum efektif mencegah motor dan pedagang.
“Tetap motor naik, pedagang juga berkeliaran,” tuturnya.
Rakhmat Hidayat menilai masyarakat harus mulai bersuara.
“Warga kota harus protes. Itu hak kita, bagian dari edukasi kepada masyarakat perkotaan,” kata dia.
Ia percaya Jakarta bisa lebih manusiawi bila prioritas ruang tetap berpihak pada mereka yang paling rentan pejalan kaki.
Kompas.com
menelusuri trotoar Jalan Raden Saleh pada Kamis siang. Kondisi di lapangan memperlihatkan situasi yang dipaparkan Rakhmat.
Permukaan trotoar basah sisa hujan. Deru kendaraan tidak putus. Baru beberapa langkah dari RSCM Kintani, jalur pejalan kaki sudah berubah fungsi.
Sebuah gerobak camilan berdiri di depan ATM. Lapak mi ayam menaruh bangku plastik hingga membuat pejalan kaki harus menunduk.
Motor melaju pelan di atas trotoar, memanfaatkan celah di antara bollard. Kabel yang menjuntai rendah menambah risiko.
Di titik lain, meja makan menutup hampir seluruh lintasan. Pejalan kaki terpaksa menunggu atau turun ke jalan yang padat kendaraan.
Trotoar sebagai ruang paling demokratis itu berubah menjadi arena perebutan antara modernisasi, ekonomi informal, dan kebutuhan dasar warga untuk berjalan dengan aman. Pejalan kaki, sekali lagi, kalah.
Wulan (29), karyawan yang tinggal di kos sekitar Cikini, mengaku hampir setiap hari melewati kawasan ini namun jarang bisa menggunakan trotoar.
“Trotoarnya dipakai jualan dan parkir motor. Saya pernah hampir keserempet motor saat mereka mau parkir,” katanya.
Ia berharap pemerintah memberi solusi yang adil.
“Atur ruang PKL boleh saja. Tapi jangan sampai pejalan kaki kayak saya yang jadi korban,” ujarnya.
Kasatpol PP Jakarta Pusat, Purnama Hasudungan Panggabean, mengatakan penertiban di kawasan itu sudah berulang dilakukan.
“Sudah sering dilakukan, kucing-kucingan ya. Dihalau, diangkut juga. Jadi kuat-kuatan sama pedagang,” ujarnya.
Satpol PP juga memberi imbauan ke kecamatan dan kelurahan, tetapi PKL kembali berdagang.
“Mereka harus ada tempat jualan supaya tidak kucing-kucingan terus,” katanya.
Kepala Pusdatin Bina Marga DKI Jakarta Siti Dinarwenny menegaskan, tugas Bina Marga hanya menyediakan fasilitas trotoar.
Menurut dia, penertiban di Jalan Raden Saleh telah dilakukan Satpol PP Kecamatan Menteng dan Kota Jakarta Pusat pada 28 November lalu.
“Bina Marga bertanggung jawab menyediakan fasilitas trotoar, namun kewenangan penertiban berada pada Satpol PP,” ujarnya.
Beberapa PKL mengakui bahwa berjualan di trotoar melanggar aturan, tetapi mereka menyebut kebutuhan ekonomi sebagai alasan. Sofyan (40), penjual sate, sudah lima tahun menetap di trotoar Raden Saleh.
“Dulu saya keliling. Capek. Di sini ramai terus, ada kantor, kos, rumah sakit. Saya nekat sejak lima tahun lalu,” kata dia.
Menurut Sofyan, pilihan berjualan di trotoar jalan karena biaya kontrak kios yang terlalu mahal.
“Kalau PKL, enggak ada biaya sewa. Paling bayar ke orang parkiran saja uang keamanan,” ujarnya pelan.
Ia tahu aktivitasnya mengganggu pejalan kaki, tetapi tidak punya alternatif. Pendapatannya stabil untuk menghidupi keluarganya. Sofyan sadar kehadirannya mengganggu pejalan kaki, namun tetap berjualan di atas trotoar.
“Tahu sih, tapi kalau cuma dilarang tanpa solusi, gimana?” katanya.
Ridho (27), penjual minuman dan mantan pengemudi ojek
online
, juga menggantungkan hidupnya di lokasi itu. Saat menjadi pengemudi ojek online, penghasilannya bergantung cuaca dan keramaian. Ia sering terdampak penertiban, namun ia tak punya pilihan untuk pindah.
“Di sini rezekinya. Saya berharap pemerintah bikin tempat khusus PKL. Jangan semua dilarang,” ujar dia.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/03/693023fc73bca.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga Eks TPU Menteng Pulo 2 Dapat Tarif Lebih Murah dari Warga Umum di Rusun Jagakarsa Megapolitan 3 Desember 2025
Warga Eks TPU Menteng Pulo 2 Dapat Tarif Lebih Murah dari Warga Umum di Rusun Jagakarsa
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com —
Warga eks TPU Menteng Pulo 2 yang direlokasi ke Rumah Susun (Rusun) Jagakarsa kini mulai dikenakan tarif sewa setelah masa bebas biaya berakhir.
Mereka mendapatkan tarif khusus yang lebih rendah dibandingkan warga umum, namun sebagian warga mengaku tetap merasa keberatan karena pendapatan yang tidak menentu.
Kepala Pengelola UPPS 1
Rusun Jagakarsa
, Asih, mengatakan
warga relokasi
dikenakan
tarif sewa
sebesar Rp 550.000 per bulan. Angka ini merupakan ketentuan yang telah ditetapkan oleh Gubernur DKI Jakarta.
“Kalau warga relokasi itu Rp 550.000 flat. Tapi kalau yang umum itu berdasarkan
take home pay
,” ujar Asih saat ditemui di Kantor Pengelola Rusun Jagakarsa, Rabu (3/12/2025).
Sementara itu, warga rusun non-relokasi dikenakan tarif bervariasi sesuai pendapatan, sesuai Peraturan Daerah DKI Jakarta Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah.
Besaran tarif bagi warga umum berkisar Rp 865.000 hingga Rp 1.800.000 per bulan, untuk penghasilan maksimal Rp 7.400.000.
Asih menambahkan, pihaknya tengah mengusulkan nama-nama warga relokasi agar memperoleh pembebasan biaya sewa selama tiga bulan.
“Jadi nanti kami akan mengusulkan nama-nama tersebut sesuai dengan SK Wali Kota agar diterbitkan SK Gubernur untuk supaya gratis 3 bulan,” tuturnya.
Rusun Jagakarsa memiliki total 684 unit yang terbagi dalam tiga tower, masing-masing berisi 228 unit. Sekitar 40 persen unit diperuntukkan bagi warga relokasi.
Tower A saat ini sudah penuh oleh warga umum. Karena itu, warga eks
TPU Menteng Pulo 2
ditempatkan di Tower B. Adapun sejumlah unit di Tower C telah memiliki calon penghuni yang lolos verifikasi, namun pengelola masih memprioritaskan warga relokasi.
“Itu makanya yang relokasi kita taruh di tower B, karena di tower C itu sudah ada calon penghuni yang lolos verifikasi, cuman belum kita sosialisasikan. Kami prioritaskan dulu saudara-saudara kita warga relokasi,” kata Asih.
Rani (48), salah satu warga eks TPU Menteng Pulo 2, mengatakan tarif Rp 550.000 masih tergolong berat bagi sebagian besar warga. Banyak dari mereka bekerja di sektor informal dengan pendapatan yang tidak stabil.
Selain sewa, warga juga harus menanggung biaya listrik dan air secara terpisah. Bagi Rani yang menjadi tulang punggung keluarga usai suaminya meninggal, biaya tersebut cukup membebani.
“Kalau sewanya sih buat saya ya, kayaknya sih kalau bisa nih, minta diturunin Rp300.000 begitu. Karena kan air listrik itu kan kita beda. Kalau saya sebagai tulang punggung ya, sendiri kan, Bapak kan sudah Almarhum,” ujarnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/02/692eb781a72bf.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Mata Pencaharian Hilang, Warga TPU Menteng Pulo 2 Minta Difasilitasi Berdagang Megapolitan 2 Desember 2025
Mata Pencaharian Hilang, Warga TPU Menteng Pulo 2 Minta Difasilitasi Berdagang
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Warga TPU Menteng Pulo 2, Jakarta Selatan, terancam kehilangan mata pencaharian setelah direlokasi ke Rusun Jagakarsa dan Rusun Rawa Bebek untuk mengembalikan fungsi lahan makam.
Sebagian besar warga selama ini menggantungkan nasibnya dengan bekerja sebagai tukang bersih-bersih nisan di makam.
Untuk itu, warga berharap difasilitasi pembinaan untuk membuka usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM), mengingat usia mereka banyak yang sudah tua dan persaingan mencari kerja yang makin ketat.
“Kami ini semua usia kami kan hampir banyak yang lansia, di atas umur 40 tahun. Secara kinerja kan kalau birokrasinya harus di bawah itu, nah makanya mau dagang,” kata warga bernama Ronal (39) saat ditemui di
TPU Menteng Pulo
, Selasa (2/12/2025).
Menurut Ronal, berdagang adalah pekerjaan yang memungkinkan mereka geluti di usia senja saat berpindah ke rusun nantinya.
Pembinaan itu diharapkan datang langsung dari Dinas PPK-UKM Jakarta.
Sebab, mereka sebelumnya sudah dijanjikan mendapatkan pelatihan keterampilan di bidang menyetir dan satpam.
“Kami pengin Dinas UMKM turun (bertemu) ke kami, kalau yang lain kayak Dinsos itu sudah, untuk pelatihan-pelatihan juga, kayak sopir,
security,”
kata dia.
Biasanya, warga yang menghuni
TPU
menunggu pelayat datang untuk memberikan imbalan berupa uang atau sembako.
“Kalau di sini kan Ibu nih, enggak punya beras nih, enggak punya buat bekal sekolah, asal duduk di sini kan entar ahli waris datang, kaminyapu, dikasih. Bisa buat makan, gitu, bisa buat bekal sekolah,” ujar warga lainnya, Onah (48).
Berbeda dengan Ronal, Onah justru berharap tetap bisa melanjutkan mengais rezeki di TPU Menteng Pulo.
Hanya saja, kini ia harus mempertimbangkan ongkos yang harus dihabiskan untuk menempuh perjalanan dari Rusun Jagakarsa.
Relokasi ini ditujukan untuk pengembalian fungsi lahan pemakaman Jakarta yang belakangan ini mengalami krisis.
“Makam ini kan untuk orang meninggal, untuk pemakaman. Di mana kita kan memang krisis makam di DKI, butuh makam yang banyak,” kata Wali Kota Jakarta Selatan, M Anwar, ditemui usai meninjau TPU Menteng Pulo, Senin (2/12/2025).
Dari 137 KK yang menempati lahan di kiri dan kanan makam, 133 di antaranya setuju untuk direlokasi. Sebanyak 105 KK di antaranya sudah dipindahkan ke Rusun Jagakarsa menggunakan bus.
“Ada 137 KK, 105 KK hari ini kita pindahkan, relokasi ke Rusun Jagakarsa, ya, sedang berjalan,” kata Anwar.
Sementara itu, warga yang tidak setuju diberikan waktu hingga Kamis mendatang sebelum seluruh rumah akan diratakan dengan tanah keesokan harinya, Jumat.
Lahan bekas pemukiman warga nantinya akan difungsikan untuk menambah 1.300 makam baru, mengingat kondisi Jakarta yang krisis lahan makam.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/02/692ea6800c2f5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Warga TPU Menteng Pulo Minta Sewa Rusun Tak Lebih dari Rp 300.000 Megapolitan 2 Desember 2025
Warga TPU Menteng Pulo Minta Sewa Rusun Tak Lebih dari Rp 300.000
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Warga yang menempati rumah semi-permanen di TPU Menteng Pulo 2 meminta agar biaya sewa di Rusun Jagakarsa, tak lebih dari Rp 300.000 per bulan.
“Ya pengennya yang terjangkau saja, namanya ibu cuma kerjanya menyapu di kuburan. Kalau Rp 300 ribu sebulan mungkin masih keuber lah,” ungkap warga, Onah (48), saat ditemui di sekitar rumahnya, Selasa (2/12/2025).
Menurut Onah, ia terancam tak memiliki tempat tinggal lagi jika harga yang ditetapkan jauh di atas dari Rp 300.000.
“Kalau lebih dari segitu mah ya enggak tahu, tinggal di kolong jembatan kali,” ujar dia.
Sementara itu, warga lainnya, Ronal (39), berencana ingin diskusi dengan Pemerintah Kota Jakarta Selatan terkait
biaya sewa
.
“Di sini saya mau bicarakan nanti ke wali kota atau ke gubernur yang langsung datang, mau sampaikan, ini hitung-hitungan kami ini bisa diturunkan apa enggak dari sewanya sih,” jelas Ronal ditemui terpisah.
Ia juga berharap biaya sewa tak terlalu tinggi, mengingat kondisi finansial keluarganya tidak cukup baik.
Ditambah lagi, istrinya sedang hamil yang membutuhkan perhatian lebih.
“Mungkin kalau hitungannya Rp300 ribu akan kami sampaikan. Ada harapan dari saya secara pribadi ya, lebih tepatnya kan saya mengalami juga, saya lagi posisi memang lagi enggak kerja, istri saya lagi enggak kerja, sedangkan istri lagi-lagi hamil,” ujar dia.
Sebelumnya, Wali Kota Jakarta Selatan, M. Anwar, mengatakan bahwa pihaknya akan membebaskan warga dari biaya sewa di
Rusun Jagakarsa
dan Rawa Bebek selama tiga bulan pertama.
Ia juga mempertimbangkan penambahan waktu bebas biaya mengingat warga yang perlu beradaptasi di lingkungan baru.
“Sementara selama tiga bulan gratis, nanti kami upayakan lagi. Syukur-syukur bisa ditambah. Kan mereka harus adaptasi dari sini ke tempat yang lebih baik,” kata Anwar kepada wartawan usai meninjau
TPU Menteng Pulo
, Selasa (2/12/2025).
Adapun
relokasi
ini ditujukan untuk pengembalian fungsi lahan pemakaman Jakarta yang belakangan ini mengalami krisis.
“Makam ini kan untuk orang meninggal, untuk pemakaman. Di mana kita kan memang krisis makam di DKI, butuh makam yang banyak,” kata Anwar.
Dari 137 KK yang menempati lahan milik Pemprov DKI di TPU Menteng Pulo setuju untuk direlokasi. Saat ini 105 KK sudah dipindahkan ke Rusun Jagakarsa menggunakan bus.
“Ada 137 KK, 105 KK hari ini kita pindahkan, relokasi ke Rusun Jagakarsa, ya, sedang berjalan,” kata Anwar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

/data/photo/2025/12/05/693232c8cbcc7.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)