kab/kota: Menteng

  • Frasers Hospitality Berdayakan SDM dengan dengan Google Cloud AI

    Frasers Hospitality Berdayakan SDM dengan dengan Google Cloud AI

    Bisnis.com, SINGAPURA- Frasers Hospitality, unit bisnis Frasers Property Group yang mengelola apartment dan hotel residensial di hampir 40 kota, melakukan transformasi pemberdayaan sumber daya manusia dengan memanfaatkan kecerdasan buatan Google Cloud.

    Frasers Hospitality mengutamakan kualitas layanan, mulai dari pemeliharaan kamar hingga kesigapan staf, untuk memastikan kepuasan tamu, ulasan, reputasi brand, dan tingkat hunian.

    Seiring perkembangan portofolio bisnisnya, kebutuhan untuk mengorientasi dan melatih anggota tim baru juga meningkat. Permintaan ini didorong lebih lanjut oleh komitmen Frasers Hospitality terhadap pengembangan staf sehingga pelatihan berkelanjutan menjadi prioritas yang terus berkembang.

    Proses ini menjadi lebih rumit karena pembaruan fasilitas kamar, seperti mesin kopi atau mesin cuci, yang sering dilakukan untuk memenuhi ekspektasi di era modern.

    Setiap peralatan baru memerlukan prosedur pemasangan dan pemeliharaan baru. Akan tetapi, memperbarui prosedur operasional standar (SOP) secara manual di berbagai properti dan bahasa memakan waktu lama.

    Untuk mengatasinya, Frasers Hospitality mengikuti program AI Cloud Takeoff (AI CTO) dari Google Cloud dan bekerja sama dengan Kyndryl, yang merupakan partner Google Cloud, untuk mengembangkan aplikasi pembuatan SOP dan pusat informasi praktis berbasis agen AI.

    Aplikasi ini dibuat menggunakan platform Firebase Studio dan Vertex AI dari Google Cloud, serta Gemini API yang secara native bersifat multimodal. Aplikasi ini secara otomatis menganalisis video pelatihan praktik terbaik untuk membuat dokumen SOP dan diagram alur Business Process Model and Notation 2.0 (BPMN).

    Dokumen-dokumen ini diperiksa oleh manajer dan kemudian diberikan kepada staf dalam bentuk modul pelatihan melalui pusat informasi aplikasi. Untuk memastikan aksesibilitas di seluruh tenaga kerja multinasional Frasers Hospitality, aplikasi ini menyertakan fitur terjemahan bawaan yang didukung oleh Translation API dari Google Cloud.

    Solusi ini pertama kali diimplementasikan untuk properti Frasers Hospitality di Singapura dan akan secara bertahap diluncurkan di seluruh Asia Tenggara. Frasers Hospitality telah meraih banyak penghargaan industri yang mengakui dedikasinya dalam memberikan pelayanan luar biasa kepada tamu hotel. Implementasi solusi terbarunya pun turut memperkuat komitmen ini.

    Ian Loe, Managing Director Group Digital and Technology Frasers Property, mengatakan bahwa perusahaannya menggunakan komponen software Google Cloud yang mudah digunakan dan model Gemini 2.5 Flash berperforma sangat baik tanpa perlu penyesuaian (fine-tuning) apa pun.

    “Kami dapat beralih dari tahap mencari ide solusi ke tahap produksi hanya dalam waktu 6 pekan,” ujar Ian dalam acara bertajuk Let’s Talk Google Cloud di Singapura, Rabu (27/8/2025).

    Dengan AI, menurutnya, kemampuan untuk membuat dan menyebarkan dokumen prosedur yang mudah dipahami dari video dengan cepat telah mengubah cara perusahaan melatih staf secara fundamental.

    Dengan platform tersebut, Frasers Hospitality bertransisi ke program pengembangan staf yang terstruktur dan terukur untuk memastikan pengalaman tamu yang konsisten di seluruh portofolio perhotelan.

    “Kami juga mengeksplorasi penggunaannya dalam pengelolaan fasilitas di seluruh portofolio kelas multi-aset kami yang lebih luas,” ujarnya.

    Saat ini, Frasers Hospitality sedang menguji coba fitur yang dapat mengubah SOP berbasis teks menjadi gambar bergerak dengan sulih suara, karena format visual lebih mudah dipahami oleh staf tertentu. Fase berikutnya ini akan tetap bersifat eksploratif dan berfokus pada hasil praktis.

    Properti Frasers Hospitality di Singapura meliputi Capri by Fraser, China Square, Fraser Residence Orchard, Fraser Residence River Promenade, dan Fraser Suites Singapore.

    Adapun di Indonesia mencakup Fraser Place Setiabudi Jakarta, Fraser Residence Menteng Jakarta, dan Fraser Residence Sudirman Jakarta. Capri by Fraser Karet Kuningan dijadwalkan dibuka pada kuartal pertama 2027, sedangkan Fraser Suites Kebon Melati Jakarta dijadwalkan dibuka pada kuartal kedua 2028.

  • Polisi terbuka dengan temuan fakta baru kasus kematian Arya Daru

    Polisi terbuka dengan temuan fakta baru kasus kematian Arya Daru

    Jakarta (ANTARA) – Kepolisian masih terbuka dengan temuan fakta atau informasi baru terkait kasus kematian diplomat muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP).

    “Terkait peristiwa tersebut, penyelidik masih membuka ruang bagi siapapun yang memiliki informasi untuk memberikan info tersebut kepada penyelidik, guna ditindaklanjuti,” ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Selasa, menanggapi adanya informasi dari pihak keluarga soal WhatsApp dan Instagram Arya yang masih aktif.

    “Ya, itu merupakan bagian informasi. Sekecil apapun, ditampung oleh penyelidik. Kemudian dilakukan pendalaman,” kata Ade Ary menegaskan.

    Dengan demikian, kata Ade Ary, jika keluarga korban hendak mendatangi Polda Metro Jaya untuk memberikan informasi tambahan, pihaknya selalu terbuka.

    “Kan penyelidikan masih berlangsung,” katanya.

    Sebelumnya, keluarga Arya Daru saat jumpa pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8), menyampaikan permohonan kepada Presiden Prabowo Subianto untuk menginstruksikan Kapolri, Panglima TNI, dan Kementerian Luar Negeri untuk segera menjelaskan penyebab kematian anaknya.

    Ayah mendiang Arya Daru, Subaryono, mengaku tidak berdaya atas informasi yang bervariasi mengenai penyebab kematian putranya.

    Sementara itu, pengacara pihak keluarga, Nicholay Aprilindo, mengatakan bahwa terdapat kejanggalan yang ditemukan keluarga, seperti WhatsApp dan Instagram Arya yang masih aktif dan adanya kiriman amplop misterius.

    Pihak keluarga pun berharap “misteri” segera terungkap sehingga Arya Daru dan keluarga mendapatkan keadilan.

    Arya Daru Pangayunan (ADP) ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di rumah Kost Guest House Gondia kamar 105, Jalan Gondangdia Kecil Nomor 22, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa (8/7) sekitar pukul 08.10 WIB.

    Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya menyimpulkan kematian ADP tanpa keterlibatan orang lain. Kesimpulan tersebut berdasarkan hasil penyelidikan yang dilakukan penyelidik dengan melibatkan beberapa ahli.

    Polisi juga tidak menemukan zat berbahaya dalam pemeriksaan toksikologi pada tubuh ADP, sementara Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri menyatakan tidak ada DNA dan sidik jari selain milik ADP di lokasi jenazahnya ditemukan.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kapolri Respons Permintaan Ambil Alih Kasus Arya Daru
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        26 Agustus 2025

    Kapolri Respons Permintaan Ambil Alih Kasus Arya Daru Nasional 26 Agustus 2025

    Kapolri Respons Permintaan Ambil Alih Kasus Arya Daru
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo merespons permintaan keluarga diplomat Kementerian Luar Negeri Arya Daru Pangayunan yang meminta Mabes Polri mengambil alih penanganan kasus kematian Arya Daru.
    Sigit menegaskan, Polri terbuka menerima masukan dan siap melibatkan berbagai pihak untuk memastikan pengungkapan kasus berlangsung transparan.
    “Prinsipnya Polri terbuka untuk menerima masukan dari manapun, termasuk melibatkan Mabes Polri dan juga pihak eksternal untuk ikut memberikan pendampingan,” kata Sigit, Selasa (26/8/2025).
    Kapolri menekankan bahwa kasus kematian Arya Daru harus dibuka selebar-lebarnya dan dipertanggungjawabkan.
    “Agar peristiwa yang terjadi betul-betul bisa terang benderang, terungkap, dan bisa dipertanggungjawabkan secara
    scientific
    dan tidak terbantahkan ke keluarga korban dan publik,” ucap Sigit.
    Sebelumnya, kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, menyampaikan bahwa mereka meminta Mabes Polri turun tangan karena menilai masih ada misteri yang belum terungkap dalam kasus kematian Arya Daru.
    Nicholay mengatakan keterlibatan Mabes Polri diperlukan untuk memastikan kepastian hukum bagi keluarga dan pemenuhan hak bagi mendiang ADP.
    “Kami akan meminta kepada Mabes Polri untuk mengambil alih kasus ini supaya Mabes Polri bisa lebih komprehensif mengungkap misteri kasus ini,” kata Nicholay.
    Nicholay menambahkan, pengungkapan yang jelas akan menghindarkan munculnya pertanyaan publik di kemudian hari, termasuk dari anak-anak ADP yang masih kecil.
    “Bagaimana kalau itu terjadi pada anakmu, pada adikmu, pada saudaramu. Kalau itu yang terjadi, apa yang kamu lakukan?” ujar dia.
    Diketahui, Arya Daru ditemukan tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di kamar indekosnya di kawasan Menteng, Jakarta Pusat, 8 Juli 2025 lalu.
    Setelah proses penyelidikan, Polda Metro Jaya menyimpulkan tidak ada tindak pidana yang menyebabkan kematian Arya Daru.
    “Disimpulkan bahwa indikator dari kematian ADP mengarah pada indikasi meninggal tanpa keterlibatan pihak lain,” kata Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satya Triputra, 29 Juli 2025.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Lokasi dan Biaya SIM Keliling Selasa 26 Agustus 2025 di Jakarta

    Lokasi dan Biaya SIM Keliling Selasa 26 Agustus 2025 di Jakarta

    Bisnis.com, Jakarta — Direktorat Lalu Lintas (Ditlantas) Polda Metro Jaya membuka pelayanan Surat Izin Mengemudi (SIM) keliling di lima lokasi berbeda di wilayah Jakarta pada hari ini Selasa 26 Agustus 2025.

    Melalui akun X resmi @TMCPoldaMetro, layanan SIM Keliling buka pada hari Selasa 26 Agustus 2025 mulai pukul 08.00-14.00 WIB.

    Berikut lima lokasi SIM Keliling di Jakarta yang bisa diakses oleh masyarakat:

    Lobby depan Mall Grand Cakung Jl. Sri Sultan Hamengkubuwono IX No. KM. 25, Kel. Ujung Menteng, Kec. Cakung, Kota Jakarta Timur

    Lobby Utama LTC Glodok Jl. Hayam Wuruk No. 127 RT.01 RW.06, Kel. Mangga Besar, Kec.Taman Sari, Kota Jakarta Barat

    Area Parkir Samping Universitas Trilogi Jl. Duren Tiga Timur RT.06 RW.04, Kel. Pancoran, Kec. Duren Tiga, Kota Jakarta Selatan

    Lobby Selatan Mall Ciputra Jl. Letjen S. Parman RT.11 RW.01, Kel. Tanjung Duren Utara, Kec. Grogol Petamburan, Kota Jakarta Barat

    Area Parkir Kantor Pos Lapangan Banteng Jl. Lapangan Banteng Timur No. 1, Kel. Pasarbaru, Kec. Sawah Besar, Kota Jakarta Pusat

    Catat, layanan SIM keliling ini khusus untuk warga yang ingin perpanjangan SIM A dan SIM C yang masih aktif. 

    Sementara jika sudah tidak aktif, pemilik SIM hanya bisa mengajukan perpanjangan SIM di layanan Satpas Polda Metro Jaya.

    Biaya resmi perpanjangan SIM A adalah Rp80.000 dan SIM C Rp75.000. Sementara itu, dokumen yang perlu dibawa untuk perpanjangan SIM tersebut yaitu:

    Fotokopi KTP yang masih berlaku

    SIM asli yang masih berlaku

    Bukti pemeriksaan kesehatan

    Bukti tes psikologi

  • Keluarga Arya Daru Tolak Hasil Polisi, Temukan Amplop Misterius dengan Isi Mengherankan

    Keluarga Arya Daru Tolak Hasil Polisi, Temukan Amplop Misterius dengan Isi Mengherankan

    GELORA.CO – Keluarga diplomat muda Kementerian Luar Negeri, Arya Daru Pangayunan, kembali dikejutkan oleh kejadian misterius di tengah duka mendalam.

    Pada sebuah pengajian malam hari untuk mendoakan almarhum di Banguntapan, Bantul, muncul seorang pria tak dikenal yang membawa sebuah amplop coklat.

    Pria misterius itu menyerahkan amplop berisi benda-benda aneh kepada asisten rumah tangga di rumah mertua Arya Daru lalu pergi begitu saja tanpa menjelaskan identitasnya.

    Isi amplop tersebut bukan uang ataupun dokumen penting, melainkan potongan gabus putih berbentuk bintang dan hati, serta bunga kamboja yang menimbulkan rasa tanda tanya besar bagi keluarga.

    Penasihat hukum keluarga, Nicholay Aprilindo, menegaskan dalam konferensi pers bahwa simbol-simbol tersebut sama sekali tidak diketahui makna dan tujuannya.

    “Amplop itu dari orang misterius, pria, istrinya (almarhum Daru) pun tidak tahu, keluarganya pun tidak tahu orang itu siapa. Hanya mengantarkan amplop itu dan memberikan, dan pergi,” kata Nicholay.

    Ia menyebut benda misterius itu sudah diserahkan kepada pihak yang berwenang untuk diteliti lebih lanjut karena keluarga menduga ada kaitannya dengan kematian Arya Daru.

    Pihak keluarga berharap simbol bintang, hati, dan bunga kamboja dari gabus putih dalam amplop coklat tersebut ditafsirkan secara mendalam oleh aparat kepolisian.

    “Kami minta diperdalam, apa makna dari simbol-simbol itu, pesan apa yang terkandung dalam simbol-simbol itu,” tegas Nicholay dalam pernyataannya.

    Dalam kesempatan itu, ayah kandung Arya Daru, Subaryono, untuk pertama kalinya tampil ke hadapan media setelah sekian lama memilih diam.

    Ia mengaku keluarga belum bisa berbicara sebelumnya karena kondisi psikologis masih terpukul dan sang istri yang baru menjalani operasi kanker usus belum sehat benar.

    Subaryono menekankan keluarga tidak bisa menerima hasil penyelidikan kepolisian yang menyatakan kematian anaknya tanpa adanya unsur pidana.

    Oleh karena itu, melalui kuasa hukum, keluarga meminta agar kasus kematian Arya Daru ditarik ke Mabes Polri agar penyelidikan lebih transparan dan menyeluruh.

    Sebagai informasi, Arya Daru ditemukan tak bernyawa pada Selasa (8/7) di sebuah kos kawasan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat.

    Jenazah diplomat muda itu membuat geger karena wajahnya terikat isolasi kuning, sehingga memunculkan spekulasi adanya kejanggalan.

    Namun, polisi kemudian memastikan hasil penyelidikan awal tidak menemukan adanya peristiwa pidana.

    Direktur Reskrimum Polda Metro Jaya, Kombes Wira Satya Triputra, menjelaskan bahwa semua bukti menunjukkan korban tidak melibatkan pihak lain.

    “Bahwa penyelidikan yang kami lakukan, kami simpulkan belum menemukan adanya peristiwa pidana,” ujar Wira.

    Kesimpulan tersebut didasarkan pada olah tempat kejadian perkara, hasil sidik jari, dan analisis laboratorium forensik.

    Wira menambahkan pintu kamar kos hanya memiliki satu akses dengan tiga lapis kunci yang masih utuh serta tidak ada plafon yang rusak.

    Selain itu, hasil pemeriksaan Puslabfor menunjukkan sidik jari dan DNA yang menempel di lakban wajah korban adalah milik Arya Daru sendiri.

    Temuan ini menegaskan menurut pihak kepolisian bahwa tidak ada keterlibatan orang lain dalam kasus tersebut.

    Meski demikian, keluarga tetap meragukan hasil itu karena adanya sejumlah hal aneh seperti amplop coklat misterius yang datang ke rumah mertua almarhum.

    Perbedaan pandangan antara keluarga Arya Daru dan pihak kepolisian membuat kasus ini terus menyedot perhatian publik.

    Bagi keluarga, simbol-simbol aneh dalam amplop itu menjadi petunjuk penting yang tidak boleh diabaikan dalam mengungkap fakta sebenarnya.

    Kematian Arya Daru hingga kini masih menyimpan banyak misteri yang menuntut jawaban jelas dari pihak berwenang.***

  • 5 Kejanggalan Kematian ADP Versi Keluarga: Surat Kaleng Berisi Simbol hingga Dugaan Pembunuh Profesional
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        24 Agustus 2025

    5 Kejanggalan Kematian ADP Versi Keluarga: Surat Kaleng Berisi Simbol hingga Dugaan Pembunuh Profesional Yogyakarta 24 Agustus 2025

    5 Kejanggalan Kematian ADP Versi Keluarga: Surat Kaleng Berisi Simbol hingga Dugaan Pembunuh Profesional
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com –
    Kasus kematian misterius diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) ADP, memasuki babak baru dengan sejumlah kejanggalan yang diungkap oleh pihak keluarga.
    Dalam konferensi pers yang digelar di Yogyakarta pada Sabtu (23/8/2025), keluarga yang didampingi oleh tim kuasa hukum, Nicholay Aprilindo dan Dwi Librianto, membeberkan berbagai temuan yang memperkuat dugaan adanya pihak lain di balik meninggalnya ADP.
    Salah satu temuan paling janggal diungkap oleh kuasa hukum keluarga, Nicholay Aprilindo.
    Ia menjelaskan bahwa saat acara pengajian untuk mendiang ADP pada 9 Juli 2025, asisten rumah tangga keluarga menerima sebuah amplop cokelat dari seorang pria tak dikenal.
    Isi amplop tersebut bukanlah surat, melainkan simbol-simbol yang terbuat dari gabus putih.
    “Ada seseorang membawa amplop coklat, yang berisi simbol-simbol dari gabus putih, yaitu simbol bintang, hati, dan simbol bunga kamboja,” katanya dalam konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
    Nicholay menegaskan bahwa temuan ini telah diserahkan kepada pihak berwenang untuk didalami lebih lanjut, karena keluarga meyakini simbol tersebut membawa pesan tersembunyi.
    “Itu sudah diserahkan kepada pihak keluarga kepada pihak-pihak yang melakukan penyelidikan. Kami minta diperdalam apa makna dari simbol-simbol itu, pesan apa yang terkandung dalam simbol itu,” kata dia.
    Kejanggalan lain datang dari aktivitas digital almarhum.
    Kuasa hukum menyebutkan bahwa istri ADP, Meta Ayu – yang akrab disapa Pita – menemukan akun media sosial dan aplikasi perpesanan suaminya sempat aktif setelah dinyatakan meninggal dunia, padahal ponselnya dilaporkan hilang.
    “Kami baru dapat informasi dari istrinya atau keluarganya, Instagram milik almarhum
    on
    padahal sempat dikatakan HP-nya hilang,” ujar Nicholay Aprilindo.
    Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa Meta Ayu sempat mencoba mengirim pesan ke nomor WhatsApp milik suaminya dan pesan tersebut menunjukkan status terkirim dengan tanda centang dua.
    “Berarti kan on kalau centang dua, ini kan jadi misteri juga. Dikatakan kalau HP-nya hilang, tapi kok bisa ada on di Instagram dan centang dua,” katanya.
    “Untuk waktunya (medsosnya aktif) kami akan mendalami.”
    KOMPAS.COM/WISANG SETO PANGARIBOWO Kuasa Hukum keluarga ADP Nicholay bersama orangtua ADP Subaryano, Sabtu (23/8/2025)
    Istri almarhum, Meta Ayu, sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa. Namun tidak direspons.
    Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto.
    Kronologi dimulai saat Meta Ayu, tidak bisa menghubungi suaminya sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20 WIB.
    “Pertama sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20, Pita (panggilan Meta Ayu) tidak dapat menghubungi Daru karena WA tidak aktif, centang satu,” jelas Dwi Librianto.
    Setelah itu, Pita mencoba menghubungi penjaga kos, Siswanto. Sebab Pita sudah tidak bisa menghubungi Daru pada pukul 22.23 dan 22.25 pada hari Senin itu.
    Setelah gagal menghubungi penjaga kos, Pita mencoba menghubungi pihak kepolisian pada dini hari.
    “Dini hari tanggal 8 Juli 2025, menelpon Polsek Menteng tujuh kali. Tadi pagi saya coba menghubungi (nomor Polsek Menteng), memang ada, tapi tidak ada respons. Jadi, tujuh kali istri almarhum menghubungi Polsek Menteng,” ungkapnya.
    Tim kuasa hukum juga menyoroti adanya kejanggalan dalam keterangan penjaga kos kepada penyidik.
    Nicholay Aprilindo membantah keras pernyataan bahwa istri ADP pernah meminta posisi kamera pengawas (CCTV) diubah.
    “Dan perlu saya sampaikan keterangan dari istri almarhum bahwa istri almarhum yang bernama Meta Ayu tidak pernah meminta pergeseran CCTV,” tegas Nicholay.
     
    Pernyataan ini menimbulkan pertanyaan besar mengenai motif di balik keterangan penjaga kos tersebut.
    “Istri almarhum menyatakan tidak pernah meminta penjaga kos untuk menggeser CCTV, sehingga timbul pertanyaan kami dari mana penjaga kos, Siswanto, itu menyatakan ada permintaan dari istri almarhum untuk menggeser CCTV,” tambahnya.
    Berdasarkan serangkaian kejanggalan tersebut, keluarga dan kuasa hukum meyakini kematian ADP bukanlah peristiwa biasa dan diduga melibatkan pembunuh profesional. Pihak keluarga menyatakan ketidakpuasan atas kesimpulan awal yang disampaikan oleh kepolisian.
    “Jadi ketidakpuasan pihak keluarga, khususnya orangtua, setelah melihat kejanggalan yang saya sebut, sehingga pada kesimpulan sementara bahwa kematian almarhum ada pihak lain yang terlibat,” kata Nicholay.
    Menanggapi tidak ditemukannya sidik jari di lokasi, Nicholay berpendapat bahwa pelaku profesional menggunakan teknologi canggih untuk menghilangkan jejak seperti sarung tangan tanpa jejak.
    “Kalau dikatakan sidik jari dan sebagainya, sekarang pembunuh profesional yang mempunyai keahlian khusus menggunakan peralatan canggih, contohnya sarung tangan tanpa jejak, tidak meninggalkan sidik jari,” jelasnya.
    Di tengah upaya mencari keadilan, Subaryono, ayah dari almarhum ADP, menyampaikan permohonan tulus kepada Presiden RI, Prabowo Subianto, untuk membantu mengungkap misteri kematian putranya.
    Subaryono (70 tahun) merasa lemah dan tidak berdaya, terlebih karena anaknya adalah seorang Aparatur Sipil Negara (ASN) yang mengabdi pada negara. Oleh karena itu, ia berharap pimpinan tertinggi negara dapat memberikan perhatian khusus pada kasus ini.
    “Kami memohon kepada yang terhormat presiden Republik Indonesia, yang terhormat bapak Prabowo Subianto, kami mohon dengan rendah hati dan kami mohon setulus-tulusnya,” ucap Subaryono dengan suara bergetar, Sabtu (23/8/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 7
                    
                        Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons
                        Yogyakarta

    7 Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons Yogyakarta

    Istri Diplomat ADP Akui 7 Kali Telepon Polsek Menteng Sebelum Suaminya Ditemukan Tewas, Tak Direspons
    Tim Redaksi
    YOGYAKARTA, KOMPAS.com
    – Istri mendiang diplomat Kemenlu ADP, Meta Ayu, mengungkapkan bahwa pada malam hari sebelum ADP ditemukan meregang nyawa, Ayu sempat menelpon Polsek Menteng sebanyak tujuh kali, namun tidak ada respons.
    Hal itu disampaikan oleh Kuasa Hukum keluarga diplomat Kemenlu, Dwi Librianto, saat konferensi pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025).
    Dari keterangan Meta Ayu, ia mendapatkan informasi kronologis saat mencoba menghubungi suaminya, yaitu ADP.
    “Pertama sejak Senin, 7 Juli 2025, pukul 21.20, Pita (panggilan istri ADP) tidak dapat menghubungi Daru karena WA tidak aktif, centang satu,” katanya, Sabtu (23/8/2025).
    Setelah itu, Pita mencoba menghubungi penjaga kos, Siswanto, sebab Pita sudah tidak bisa menghubungi Daru pada pukul 22.23 dan 22.25 hari Senin itu.
    Saat itu, Siswanto tidak bisa dihubungi karena nomor WA tidak aktif.
    Dwi, melanjutkan pada dini hari, yaitu pada 8 Juli 2025 sekitar pukul 00.14, Pita berinisiatif untuk menghubungi Polsek Menteng, namun tak ada respons.
    “Dini hari tanggal 8 Juli 2025, menelpon Polsek Menteng tujuh kali, nomornya 02131926390. Tadi pagi saya coba menghubungi, memang ada, tapi tidak ada respons. Jadi, tujuh kali istri almarhum menghubungi Polsek Menteng,” kata dia.
    Dwi menyampaikan bahwa pada tanggal 8 Juli 2025 pukul 00.30, istri ADP kembali menghubungi Siswanto ke nomor handphone-nya dan saat itu diangkat.
    Dari telepon tersebut, Pita menjelaskan kepada Siswanto agar mengecek kamar ADP.
    Pita kembali menelpon penjaga kos pada pukul 05.00 untuk mengecek kamar Daru, saat itu Pita mendapatkan jawaban bahwa pengecekan dilakukan pagi hari saat menjelang ADP berangkat, karena pada waktu telepon masih dalam keadaan gelap.
    “Sekitar pukul 06.00, Pita kembali minta tolong ngecek kos. Lalu, Siswanto mengirim pesan ke saksi, bahwa nanti pukul 07.30 dicek karena nomor Daru tidak aktif. Pada pukul 07.30, pengecekan dilakukan dan sudah diketahui meninggal dunia,” katanya.
    Kasus kematian diplomat Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI berinisial ADP (39) menarik perhatian publik setelah ditemukan tewas di kamar indekosnya, Menteng, Jakarta Pusat, pada Selasa, 8 Juli 2025.
    Penemuan jasad dalam kondisi sejumlah kejanggalan di tempat kejadian memicu banyak spekulasi. Namun, penyelidikan mendalam oleh Polda Metro Jaya dan para ahli akhirnya menyimpulkan bahwa kematian ADP tidak melibatkan pihak lain.
    Berikut ini kronologi lengkap kasus kematian diplomat Kemlu ADP dari hasil penyelidikan yang disampaikan Polda Metro Jaya pada Selasa (29/7/2025).
    Polisi telah melacak jejak ADP dari Senin (7/7/2025) pagi hingga Selasa (8/7/2025) pagi melalui 20 titik CCTV.
    Dari pelacakan tersebut, tidak ada orang lain yang masuk ke kamar korban. Kemudian, untuk barang bukti lakban ditemukan menggantung di leher, dililit dari kanan ke kiri dengan posisi akhir masih menempel.
    Sidik jari pada lakban cocok dengan milik ADP sendiri.
    Barang bukti yang ditemukan, diantaranya:
    Pemeriksaan digital forensik menunjukkan ADP pernah mengakses layanan bantuan emosional pada 2013 dan 2021.
    Kemudian, ditemukan adanya komunikasi via email dengan lembaga pendamping psikis. Serta, ADP menyampaikan keinginan mengakhiri hidup karena tekanan pribadi.
    Menurut Ketua Umum Apsifor, Nathanael Sumampouw, ADP mengalami “compassion fatigue” atau kelelahan empati akibat pekerjaannya melindungi WNI di luar negeri.
     
    Ia dikenal positif dan bertanggung jawab, namun sulit mengekspresikan tekanan emosional.
    Akumulasi tekanan itu menghambat aksesnya pada bantuan psikologis langsung.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya, Kombes Pol Wira Satya menyatakan bahwa tidak ada peran orang lain dalam kasus kematian ADP.
    “Indikator dari kematian ADP mengarah pada kematian tanpa keterlibatan pihak lain,” jelas Wira.
    Sementera itu, Dokter forensik dr. Yoga Tohijiwa, Sp.FM menjelaskan bahwa penyebab kematian adalah mati lemas akibat gangguan oksigen pada saluran napas atas.
    Adapun hasil laboratorium dan visum terhadap jenazah ADP, yakni:
    (Penulis: Mohamad Bintang Pamungkas)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pihak Keluarga Bingung, HP Arya Daru Dibilang Hilang tapi IG dan WA Masih Tetap Aktif

    Pihak Keluarga Bingung, HP Arya Daru Dibilang Hilang tapi IG dan WA Masih Tetap Aktif

    Liputan6.com, Yogyakarta – Kuasa hukum keluarga Arya Daru, dalam jumpa pers di Yogyakarta, Sabtu (23/8/2025) menyebutkan, tengah malam sebelum almarhum ditemukan tewas pada 8 Juli 2025, Arya Daru sempat mengirimkan foto kepada istrinya yang menggambarkan antrean taksi di mal Grand Indonesia. Usai mengirim gambar itu, Arya Daru sudah tidak bisa dihubungi lagi.

    Dalam kondisi panik, istri almarhum sempat menghubungi Polsek Menteng sebanyak tujuh kali tapi tidak mendapat respons.

    Dwi Lubiranto, salah satu kuasa hukum keluarga Arya Daru mengatakan, pihaknya telah resmi menerima surat kuasa hukum yang ditandatangani istri almarhum Arya Daru, yaitu Meta Ayu Puspitantri pada Jumat malam (22/8/2025).

    Dwi mengatakan, menurut cerita sang istri, Arya Daru punya kebiasaan selalu menghubungi istrinya selepas pulang bekerja. 

    “Setiap malam almarhum selalu menghubungi istrinya paling lambat 19.00 WIB selepas pulang kerja. Namun malam itu hingga pukul 21.20 WIB, WA Daru tidak bisa dihubungi dan hanya centang satu,” kata Dwi.

    Namun hingga pukul 20.00 WIB, Daru tidak memberi kabar ke Meta. Namun pada pukul 00.00 WIB, Meta menerima foto kiriman Daru yang mengabarkan keberadaannya di antrean taksi di mall Grand Indonesia. Setelah itu Hp tidak aktif.

    Di tengah kepanikannya, Meta menyatakan pukul 00.14 WIB sempat menelepon Polsek Menteng di nomor 021-31926390 sebanyak tujuh kali untuk meminta bantuan namun tidak direspons.

    “Tadi pagi kami mengecek nomor tersebut dan tersambung. Tapi memang tidak ada respons,” kata Dwi.

    Sempat meminta tolong dua kali ke penjaga kost untuk mengecek kamar, namun dilaporkan kondisi kamar Daru dalam keadaan gelap. Baru pada 8 Juli 2025 pagi, Daru didapati meninggal dengan kepala tertutup lakban kuning.

    “Tidak ada permasalahan dalam rumah tangga. Tidak ada permasalahan dengan orang lain,” tegas Dwi.

    Sementara itu, kuasa hukum keluarga lainnya, Nicholay mengungkap temuan baru dari pihak keluarga.

    “Kami baru dapat informasi dari keluarga bahwa beberapa waktu lalu di Instagram almarhum saat ini On, padahal dikatakan HPnya hilang. Keluarga dari almarhum juga mencoba lagi mengirimkan WA dan itu centang dua. Berarti kan ‘On’. Ini menjadi misteri juga, dikatakan HPnya hilang, tapi kok bisa ada on di IG dan centang dua,” katanya.

    Nicholay meminta penyidik untuk bersama-sama mendalami temuan-temuan itu.

    “Kami berharap misteri ini dapat diungkap lagi secara terang benderang tanpa ada tendensi apapun, kami akan meminta kepada Mabes Polri untuk mengambilalih kasus ini,” katanya.

     

  • 3 Simbol Misterius di Amplop Cokelat yang Diterima Keluarga Usai Pemakaman Arya Daru

    3 Simbol Misterius di Amplop Cokelat yang Diterima Keluarga Usai Pemakaman Arya Daru

    Bahkan keluarga sendiri menurutnya tidak percaya Arya Daru melakukan bunuh diri. Karena almarhum semasa hidupnya tidak memiliki masalah apapun. Saat menjelang peristiwa tersebut, dia sudah mempersiapkan diri untuk berangkat ke Finlandia istri dan kedua anaknya. Kedua orang tuanya dan mertuanya juga sudah dibuatkan paspor.

    “Jadi tidak betul seperti yang dikatakan pengamat, almarhum berdasarkan keterangan dari seseorang berinisial ‘C’, yang mengatakan almarhum pernah mau bunuh diri. Itu tidak benar,” paparnya.

    Seharusnya kondisi psikologi dan mental Arya Daru menjelang kematiannya penuh dengan sukacita karena akan berangkat ke Finlandia untuk melaksanakan penugasan seusai kenaikan mendapatkan promosi jabatan.

    “Masak sudah mendapatkan promosi jabatan mau berangkat terus bunuh diri, itu tidak masuk logika waras, tidak masuk akal sehat,” tutup Nicholay. 

    Sebelumnya, Arya Daru, seorang diplomat muda Kementerian Luar Negeri ditemukan tewas tak wajar di dalam kamar indekosnya di Gondia International Guesthouse, Jalan Gondangdia Kecil, Menteng, Jakarta Pusat. Saat ditemukan wajahnya terlilit lakban.

  • 3
                    
                        Adakah Kosan Rp 3 Juta per Hari di Jakarta? Ini Hasil Penelusurannya
                        Megapolitan

    3 Adakah Kosan Rp 3 Juta per Hari di Jakarta? Ini Hasil Penelusurannya Megapolitan

    Adakah Kosan Rp 3 Juta per Hari di Jakarta? Ini Hasil Penelusurannya
    Penulis

    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kosan sudah lama menjadi pilihan hunian utama, khususnya bagi para perantau dari luar daerah yang bekerja di Jakarta.
    Dari yang sederhana hingga berfasilitas lengkap, harganya pun beragam sesuai lokasi dan kenyamanan yang ditawarkan.
    Belakangan publik dihebohkan oleh pernyataan seorang anggota DPR RI yang menyebut tunjangan hunian Rp 50 juta digunakan untuk membayar kosan seharga Rp 3 juta selama 26 hari kerja, atau total Rp 76 juta per bulan.
    Pernyataan tersebut pun memunculkan pertanyaan, adakah kosan dengan harga Rp 3 juta per hari di Jakarta?
    Kompas.com
    mencoba menelusurinya dengan membuka berbagai situs penyedia informasi hunian kosan, mulai dari
    mamikos.com
    ,
    99.co
    ,
    rukita.co
    ,
    cove.id
    , hingga
    lamudi.co.id
    .
    – Tanah Abang: Kosan Rp 15 Juta per Bulan
    Meski disebut kosan, tampilan ruangannya terbilang mewah. Kosan ini bahkan bisa diisi hingga tiga orang.
    Fasilitasnya meliputi kasur, kamar mandi dalam dengan shower dan air hangat, kloset duduk, wastafel, AC, dispenser, televisi, lemari pakaian, kulkas, meja rias, hingga ventilasi yang cukup baik.
    Jika dihitung per hari, biaya sewanya sekitar Rp 500.000. Jelas masih jauh dari Rp3 juta per hari.
    – Menteng: Kosan Strategis Rp 20 Juta per Bulan
    Luas kamar mencapai 36 meter persegi dengan kondisi full furnished, meski listrik belum termasuk.
    Fasilitasnya antara lain kasur, lemari, meja, cermin, televisi, AC, kamar mandi dalam dengan pemanas air, serta shower dan kloset duduk. Berada di pusat kota membuat kosan ini cukup prestisius.
    Namun, jika dihitung per hari, biaya sewa sekitar Rp 670.000. Masih belum mendekati angka Rp 3 juta per hari.
    – Mampang Prapatan: Elegan Rp 9 Juta per Bulan
    Desain kamarnya elegan dan nyaman, cocok untuk pekerja muda dengan mobilitas tinggi. Dibagi rata per 30 hari, biayanya sekitar Rp 300 ribu per hari.
    Jika menaikkan kisaran harga, pilihan yang ditawarkan di website ini justru sudah tidak lagi kos-kosan, namun masuk ke kategori apartemen.
    Misalnya apartemen di Menteng Atas, Setiabudi, dengan harga Rp 16 juta per bulan atau apartemen di Karet Semanggi, Setiabudi, seharga Rp 20 juta per bulan.
    Itu pun per harinya hanya Rp 540.000 hingga Rp 670.000 jika dibagi 30 hari dalam satu bulan.
    – Cipete Utara: Kosan Mewah Rp 10 Juta per Bulan
    Lokasinya strategis, dekat Stasiun MRT Blok A, dan didesain bergaya klasik modern.
    Fasilitas gedungnya terbilang lengkap, seperti lift, ruang makan, lobi, ruang bersama, gym, kolam renang, parkir mobil dan motor, dispenser, hingga keamanan 24 jam.
    Dengan fasilitas mewah seperti itu, harga sewanya jika dibagi 30 hari hanya sekitar Rp 334.000.
    – Cipete: Paviliun Rp 11 Juta per Bulan
    Luas bangunannya mencapai 96 meter persegi dengan dua kamar.
    Jika dihitung per hari, biayanya hanya sekitar Rp 370.000. Lagi-lagi, jauh dari Rp 3 juta.
    Dari penelusuran di berbagai situs tersebut, tidak ditemukan kosan dengan harga Rp 3 juta per hari atau Rp 76 juta per bulan.
    Untuk angka sebesar itu, yang bisa didapatkan bukan lagi kosan, melainkan rumah kontrakan mewah atau hunian eksklusif lainnya.
    Seiring ramainya perbincangan publik, anggota DPR yang sebelumnya melontarkan pernyataan itu akhirnya meralat.
    Ia menjelaskan bahwa maksudnya adalah kosan di sekitar Senayan dengan rata-rata harga Rp 3 juta per bulan, bukan per hari.
    Dengan tunjangan hunian Rp 50 juta, banyak anggota DPR pun lebih memilih menyewa rumah ketimbang kosan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.