kab/kota: Maumere

  • Viral Video Oknum Polisi di Sikka NTT Mabuk dan Ancam Pemilik Kios

    Viral Video Oknum Polisi di Sikka NTT Mabuk dan Ancam Pemilik Kios

    Liputan6.com, Sikka – Seorang polisi yang bertugas di Polres Sikka NTT berinisial YM diduga mengancam pemilik kios di Jalan Magepanda Km 10, Kelurahan Wuring, Kecamatan Alok Barat, Maumere, Kabupaten Sikka, NTT.

    Aksi arogan polisi itu viral setelah video CCTVnya menyebar di media sosial.

    Dalam video itu, terekam jelas polisi arogan berinisial YM datang kios itu dalam keadaan mabuk. Ia langsung melakukan ancaman dan mengeluarkan kata-kata hinaan kepada seorang pria di dalam kios.

    “Hati-hati kau. Hei, mo****, kau hati-hati, kau cari hidup di sini kau jual rokok ilegal kau hati-hati, ini saya. Binatang kau dengar saya baik-baik. Saya pukul kau di sini. Saya tidak butuh kau,” ancam YM sambil membuka helm.

    Meski diancam, pemilik kios pria nampak tenang dan memilih diam. Mendengar keributan itu, istri pemilik kios pun bertanya. Namun, ia pun turut diancam.

    “Rokok yang mana?,” tanya istri pemilik kios dalam video.

    “Hei, kau diam. Kau jangan sambung, binatang kau,” bentak YM.

    Setelah mengancam pasangan suami istri asal Bugis itu, oknum polisi yang juga anggota Propam Polres Sikka ini lalu memilih pergi.

    Kasubsi Penerangan Masyarakat Seksi Humas Polres Sikka, IPDA Leonardus Tunga, mengatakan Polres Sikka tetap menindaklanjuti video tersebut sesuai prosedur yang berlaku.

    Saat ini Propam Polres Sikka masih melakukan penyelidikan untuk memastikan kebenaran peristiwa dalam video tersebut.

    “Kami sedang mengumpulkan keterangan dari saksi-saksi. Jika hasil penyelidikan sudah keluar, akan kami sampaikan kepada rekan-rekan media,” ujar IPDA Leonardus.

    Ia menegaskan bahwa Polres Sikka berkomitmen menangani setiap laporan atau dugaan pelanggaran anggota secara profesional dan transparan.

  • Siswa SMP di Sikka Raih Medali Olimpiade IPA di Rusia
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        6 Desember 2025

    Siswa SMP di Sikka Raih Medali Olimpiade IPA di Rusia Regional 6 Desember 2025

    Siswa SMP di Sikka Raih Medali Olimpiade IPA di Rusia
    Tim Redaksi
    SIKKA, KOMPAS.com
    – Neo Haven Tanuwijaya, siswa SMP Katolik Frater Maumere, meraih medali perunggu dalam Olimpiade Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) tingkat internasional.
    Kompetisi tersebut berlangsung di Sochi,
    Rusia
    , pada 23 November hingga 2 Desember 2025.
    Neo menjelaskan, tahun ini kompetisi diikuti lebih dari 20 negara. Salah satu saingan terberatnya adalah peserta dari Rusia, yang hampir semuanya berhasil meraih medali emas.
    Meskipun demikian, Neo merasa bangga dapat mengharumkan nama Indonesia di kancah internasional.
    “Saya merasa senang dan bangga bisa bawa medali untuk Indonesia, provinsi NTT, dan juga Kabupaten Sikka,” ujar Neo di Maumere, Jumat (5/12/2025).
    Menurutnya, untuk meraih kesuksesan, diperlukan konsistensi dan disiplin dalam belajar dalam jangka waktu yang panjang.
    “Itu jangka panjangnya. Sedangkan untuk jangka pendek, saya menggunakan determinasi dan motivasi agar bisa belajar banyak hal,” jelasnya.
    Neo juga menekankan pentingnya pertemanan dalam proses belajar.
    Bupati Sikka, Juventus Prima Yoris Kago, mengungkapkan rasa bangganya atas prestasi yang diraih oleh putra daerah tersebut di level internasional.
    “Ini pertama dalam sejarah, SMPK Frater Maumere juara internasional. Siswa SMPK Frater Maumere mewakili Indonesia di ajang internasional. Pemerintah dan masyarakat Kabupaten Sikka dan NTT berbangga,” ungkapnya.
    Juventus berharap prestasi ini dapat menjadi motivasi bagi siswa di wilayah tersebut untuk meraih prestasi di tingkat kabupaten, provinsi, nasional, dan internasional.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bencana Banjir Sumatra, Netizen Kangen Sutopo, Doni Monardo, dan Yurianto

    Bencana Banjir Sumatra, Netizen Kangen Sutopo, Doni Monardo, dan Yurianto

    Jakarta

    Banjir bandang dan longsor yang melanda Sumatera Utara, Sumatera Barat, dan Aceh sejak akhir November 2025 memicu gelombang keprihatinan publik. Di tengah duka lebih dari 200 korban jiwa dan hampir 300 ribu warga terdampak, jagat maya justru dipenuhi nostalgia. Netizen merindukan sosok-sosok BNPB era sebelumnya, seperti almarhum Sutopo Purwo Nugroho, Letjen (Purn) Doni Monardo, dan dr. Ahmad Yurianto.

    Kerinduan ini memuncak setelah pernyataan kontroversial Kepala BNPB Letjen TNI Suharyanto pada 28 November 2025. Dalam konferensi pers, ia menyebut banjir Sumatra ‘terlihat mencekam di media sosial’, dan belum layak ditetapkan sebagai bencana nasional. Pernyataan tersebut menuai kritik keras, apalagi ketika data BNPB menunjukkan 217 korban meninggal, 79 hilang, serta akses yang sulit dijangkau.

    Keesokan harinya, Suharyanto turun langsung ke Desa Aek Garoga, Tapanuli Selatan, dan menangis ketika melihat kerusakan hebat. Ia meminta maaf kepada Bupati Gus Irawan Pasaribu, mengakui bahwa situasi lapangan jauh lebih parah dari laporan awal. Meski begitu, permintaan maaf tersebut tidak sepenuhnya meredakan kemarahan publik.

    Kenang SutopoSutopo Purwo Nugroho Foto: Twitter dan Instagram Sutopo Purwo Nugroho

    Sejak 29 November,lini masa X dipenuhi tagar #PrayForSumatera dan unggahan rindu pada sosok alm Sutopo Purwo Nugroho. Sutopo yang wafat pada 2019 setelah berjuang melawan kanker paru-paru, dikenal sebagai ‘pahlawan informasi BNPB’. Meski sakit parah, ia rutin menggelar konferensi pers harian, meluruskan hoaks, dan memberikan data akurat soal gempa, tsunami, hingga erupsi gunung.

    Akun @SBKCF mengenang, “Wah banyak yg kangen sama pak @Sutopo_PN nih sama sy juga, setiap ada peristiwa bencana alam, langsung inget sama bapak.”

    “Saat bencana gini, keinget Beliau. Dulu waktu Beliau menjabat sebagai Kepala BNPB, informasinya selalu akurat dan tersampaikan dengan baik ke masyarakat. Alfatihah buat Pak Sutopo Purwo Nugroho,” ujar @irenejuliency.

    Kenang Doni MonardoDoni Munardo di Maumere NTT Foto: Doni Munardo di Maumere (dok. BNPB)

    Nama alm Letjen Doni Monardo, Kepala BNPB periode 2019-2021, juga sering disebut. “Putra asli Batusangkar, Sumbar, yg tidak pernah ‘asal ngomong’ tentang bencana, tegas, dan selalu berkerja keras”, ujar akun @s4br1na.

    Doni yang wafat pada 2023 akibat stroke, dikenang karena respons cepat dan cekatannya dalam berbagai situasi genting, antara lain saat gempa Cianjur 2022 dan banjir besar di Jawa. Ia sering turun langsung ke lokasi, berkoordinasi dengan TNI-Polri, dan memastikan logistik sampai ke korban.

    “Alm Bp Sutopo, alm Letjen Doni Monardo. Kangen dgn statementnya yg lembut dan menenangkan para korban musibah,” kata @are_inismyname.

    Kenang Ahmad YuriantoJuru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (dok. BNPB) Foto: Juru Bicara Penanganan COVID-19 Achmad Yurianto (dok. BNPB)

    Tak ketinggalan, netizen juga mengenang mendiang dr. Ahmad Yurianto, juru bicara Covid-19 yang juga bagian BNPB. Netizen dengan akun @shura_ni menulis, “Juga almarhum pak Ahmad Yurianto, yang selama Covid selalu kasih update. Saya tahu banyak soal BNPB ya karena beliau2 ini. Al Fatihah buat pak Sutopo, pak Doni Monardo dan pak Ahmad Yurianto.”

    Yurianto, wafat pada 2022 karena kanker. Ia dikenal dengan konferensi pers rutinnya yang tenang, jelas, serta faktual. Ia menjadi ‘wajah’ pemerintah saat pandemi, dengan data kasus harian yang transparan.

    @Amelianovtrii mengenang, “Jadi inget alm Bapak Sutopo… Statement beliau juga gak asbun, kalo ada statement2 yg gak bener beliau jg langsung meluruskan.”

    Banyak netizen yang berharap BNPB punya juru bicara sekaliber ini lagi.

    (afr/afr)

  • Kasus HIV/AIDS di Sikka NTT Terus Meningkat, Semua Kecamatan Terpapar

    Kasus HIV/AIDS di Sikka NTT Terus Meningkat, Semua Kecamatan Terpapar

    Liputan6.com, Jakarta Kasus Human Immunodeficiency Virus dan Acquired Immuno Deficiency Syndrome (HIV/AIDS) di Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT), terus bertambah. Komisi Penanggulangan AIDS Daerah (KPAD) Kabupaten Sikka mencatat ada 1.225 kasus HIV/AIDS di wilayah itu.

    “369 HIV dan 857 Aids dengan tingkat kematian sebanyak 260 orang,” kata Wakil Bupati Sikka, Simon Subandi dalam konferensi pers, Kamis (27/11/2025).

    Dia menjelaskan kasus HIV dan AIDS telah ditemukan di semua wilayah kecamatan dan menyerang semua kelompok umur, serta hampir semua profesi dalam masyarakat.

    Menurutnya, risiko terinfeksi heteroseks menempati urutan teratas dengan angka 1.012 kasus, disusul homoseks sebanyak 135 kasus, perinatal 51 kasus, tidak diketahui 23 kasus dan penasun 4 kasus

    “Temuan kasus baru selama bulan Januari sampai Juli 2025 sebanyak 35 kasus,” jelasnya.

    Untuk mewujudkan Sikka Bebas Aids 2030, pemerintah daerah sudah memiliki sumber daya dan fasilitas berupa fasilitas layanan untuk tws HIV yaitu klinik VCT di Puskesmas, Klinik CSR di RSUD Maumere dan para medis terlatih baik dokter, perawat, tenaga laboratorium dan tenaga konselor di rumah sakit dan puskesmas.

    “Ada tiga rumah sakit penanggulangan HIV AIDS secara gratis yaitu di Puskesmas Beru, Puskesmas Nita dan Puskesmas Waipare,” katanya.

  • Paus Leo XIV Angkat Romo Hans Monteiro Jadi Uskup Larantuka

    Paus Leo XIV Angkat Romo Hans Monteiro Jadi Uskup Larantuka

    Romo Hans Monteiro kelahiran 15 April 1971 bergelar doktor yang sebenarnya dosen Liturgi pada Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology dan formator pada Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus di Ritapiret.

    Ia lahir pada 15 April 1971 di Larantuka (Indonesia). Setelah masuk Seminari Menengah Santo Domingo di Hokeng, ia melanjutkan studi di Institut Filsafat Katolik Ledalero (Indonesia), kemudian menjalani masa praktik pastoral di Paroki St. Yoseph Lewotobi.

    Ia ditahbiskan menjadi imam pada 14 Juli 1999. Ia telah menjalankan beberapa tugas dan studi lanjutan, antara lain:

    – Pengajar di Seminari Menengah Santo Domingo, Hokeng (1999–2004)

    – Meraih Licentiat dan Doktor Liturgi pada Fakultas Teologi Katolik Universitas Wina, Austria (2005–2018)

    -Vikaris Paroki di Franz-von-Assisi-Kirche (Mexikoplatz) dan Maria Himmelfahrt di Bad Deutsch-Altenburg, Wina (2005–2018

    -Pengajar Liturgi di Ledalero Institute of Philosophy and Creative Technology dan formator di Seminari Tinggi Interdiosesan St. Petrus di Ritapiret, Keuskupan Maumere (sejak 2018)

    -Anggota Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia (sejak 2022).

  • Kisah Albina, Penjahit Difabel di Sikka yang Bertahan dan Bangkit Lewat KUR
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        14 November 2025

    Kisah Albina, Penjahit Difabel di Sikka yang Bertahan dan Bangkit Lewat KUR Regional 14 November 2025

    Kisah Albina, Penjahit Difabel di Sikka yang Bertahan dan Bangkit Lewat KUR
    Tim Redaksi
    SIKKA, KOMPAS.com
    – Wajah perempuan itu tertunduk di hadapan meja mesin jahit. Ia serius dan bergeming. Jarinya lincah memilin lipatan kain yang telah diberi pola. 
    Namanya, Albina Abong Wadan (47). Ia bersama sang suami Yoseph Loku (52) membuka lapak jahit di Pasar Bertingkat, Jalan Moa Toda, Kelurahan Kota Baru, Kecamatan Alok, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT).
    “Penjahit Sederhana”. Demikian nama yang terpampang di atas lapak jahitnya.
    Hari itu, Albina sendirian. Suaminya sakit dan tak ikut menemani saat
    Kompas.com
    menyambanginya pada Jumat, 31 Oktober 2025.
    Albina dan sang suami merupakan
    difabel
    penyandang tuna daksa. Setiap harinya, mereka mengais rezeki untuk menghidupi ekonomi keluarga dan pendidikan enam anaknya dari menjahit.
    “Saya hari Minggu tidak libur, selepas gereja pasti datang ke sini. Minggu itu ramai pengunjung jadi masuk (lapak),” ucapnya.
    Perempuan murah senyum itu antusias ketika bercerita awal mula memulai usaha menjahit.
    Sejak memutuskan menikah pada tahun 2000, ia dan sang suami nekat menyewa lapak. Sempat ragu, tapi keduanya yakin untuk tetap fokus melanjutkan usaha.
    “Banyak yang memandang sebelah mata, tapi kami bersyukur ada pelanggan tetangga rumah yang datang menjahit ke pasar. Dari situ banyak orang melihat dan tertarik sampai hari ini,” kata Albina.
    Kendati usahanya mulai berkembang, Albina masih butuh tambahan modal untuk membeli mesin jahit yang lebih modern.
    Sayangnya, modal jadi kendala. Meski ada niat meminjam, tapi masih was-was, apalagi dengan keterbatasan mereka yang miliki.
    “Kita bukan tidak bisa cicil, tapi ragu jangan sampai pengajuan ditolak,” ucapnya.
    Albina dan sang suami sebetulnya sama sekali tidak mengetahui adanya informasi tentang
    KUR
    (Kredit Usaha Rakyat).
    Perjumpaan pertama kali dengan ibu Nila, pegawai Bank
    BRI
    Cabang Maumere sungguh sangat melapangkan jalan usaha jahit mereka.
    Albina menjadi lebih percaya diri karena sama sekali tak pernah terbayangkan bahwa sebagai penyandang disabilitas, ia dan sang suami diberi kepercayaan untuk mengakses dana KUR.
    “Kami awalnya memang tidak tahu sama sekali. Tuhan tunjuk jalan lewat Ibu Nila,” ujar dia. 
    Tahun 2018, ia mendapat pinjaman untuk pertama kali atas nama suaminya pinjaman sebesar Rp 15 juta.
    Uang itu dipakai fokus untuk pengembangan usaha menjahit. Mesin obras pun dibeli dari pinjaman ini.
    “Buah dari pinjaman pertama itu selain mencicil ke bank tapi yang paling bikin rasa bangga adalah anak sulung kami bisa selesaikan studi sarjananya,” kata Albina dengan haru.
    Setelah lunas pinjaman pertama, pasangan suami istri ini lanjut mengajukan pinjaman kedua. Besarnya pinjaman Rp 25 juta.
    Ada diskusi cukup intens yang ia, suami, dan anak-anaknya lakukan sebelum meminjam modal.
    Kepada anak-anaknya, Albina berpesan untuk wajib dukung usaha orangtua cukup dengan sekolah dan belajar yang rajin.
    “Saya dan bapak bilang kepada anak-anak. Kita ini tinggal di kota. Tidak punya kebun atau tanah jadi cukup jawab perjuangan orangtua dengan sekolah sampai dapat ijazah strata satu,” ujar Albina menirukan kembali nasihat untuk anak-anaknya.
    Usaha jahit yang terus berkembang, menurut Albina, tak lepas dari dukungan salah satu sekolah di Kota Maumere yang berlangganan jahitan seragam kepada mereka.
    Sayangnya kerja sama dengan pihak sekolah tidak dilanjutkan setelah adanya pergantian kepala sekolah.
    “Tidak apa-apa. Namanya usaha ada pasang surut. Kami percaya rezeki Tuhan sudah atur,” ujarnya.
    Dari
    pinjaman KUR
    ini, dapur permanen dibangun. Anak nomor dua selesaikan studinya dan anak nomor tiga memasuki semester akhir studi di Universitas Nusa Nipa Maumere.
    Ketekunan mengangsur pinjaman membawa berkah yang terus mengalir sekalipun satu dua tantangan tetap diakui Albina datang silih berganti.
    Meski dua tahun terakhir pendapatan dari usaha memang tidak seramai dulu, baginya masih wajar dan dapat diatasi. Selesai mengangsur KUR tepat waktu jadi catatan positif bagi ia dan suami.
    Kini, ia dan suami kembali diberi kepercayaan mengakses dana KUR untuk pinjaman ketiga.
    “Karena pinjaman pertama dan kedua pakai nama bapak untuk akses dan segala urusan maka untuk pinjaman ke tiga ini sudah pakai nama saya,” ujarnya lagi.
    Pada akses pinjaman ketiga, dana usaha yang diajukan naik menjadi Rp 50 juta pada tahun 2025.
    Kepercayaan jadi kunci begitu tekad Albina dan suaminya. Pihak bank juga setia mengunjungi dan memantau jalannya usaha mereka.
    Pemimpin Kantor Cabang
    BRI Maumere
    , Kabupaten Sikka, NTT, I Nyoman Slamet Destrawan mencatat, hingga akhir September 2025, realisasi penyaluran KUR di bank tersebut mencapai Rp 259 miliar dari target Rp 269,6 miliar.
    Slamet menegaskan, dana KUR bisa diakses semua lapisan masyarakat, termasuk penyandang disabilitas.
    “Kalau ada usaha kita layani, intinya ada usaha. Intinya usaha sudah berkembang, bukan mendirikan usaha,” katanya.
    Menurut dia, meskipun pemerintah telah memberikan kemudahan, seperti KUR hingga Rp 100 juta tanpa jaminan, selektivitas tetap diperlukan untuk memastikan keberlanjutan usaha.
    Hal ini dilakukan dengan memberikan pendampingan dan pembinaan sejak awal, mulai dari memberikan pinjaman kecil, seperti Rp 20 juta hingga Rp 50 juta.
    Namun, kata Slamet, permasalahan Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK) Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menjadi perhatian utama. Banyak bagi banyak calon debitur gagal mendapatkan akses dana KUR.
    Pihaknya menemukan adanya riwayat pinjaman di lembaga keuangan lain, seperti koperasi, yang tercatat dalam SLIK.
    “Ketika kita cek, cek SLIK-nya, ternyata ada
    paylater,
     ada pinjaman mungkin di koperasi atau apa, itu kelihatan dia, di SLIK,” kata dia. 
    Slamet menegaskan, jika calon debitur memiliki tunggakan di koperasi atau lembaga keuangan lainnya, sistem secara otomatis akan memblokir pengajuan KUR.
    Akademisi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Nusa Nipa Maumere, Paulus Libu Lamawitak mengemukakan, difabel sebenarnya bagian dari warga negara yang memiliki kesempatan yang sama mengakses dana KUR.
    “Untuk kelompok difabel memang secara regulasi tidak mendapatkan penekanan cukup jelas. Perlu ada afirmasi khusus,” ucap dia.
    Paulus mengatakan, dalam Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas, disebutkan para penyandang disabilitas berhak memperoleh akses terhadap pelayanan jasa perbankan dan non perbankan.
    Namun, menurutnya, turunan dari undang-undang tersebut perlu pembahasan yang sampai tuntas agar ada kejelasan kelompok disabilitas seperti apa yang berwirausaha dan jenis usaha apa yang mau dan sedang dikembangkan.
    Paulus secara khusus memberikan masukan pada peran dinas sosial di setiap daerah agar tidak berhenti di pendataan jumlah para difabel, tetapi juga peran pendampingan dan rekomendasi.
    “Di sini kita butuh peran dinas sosial, walaupun secara regulasi tidak mewajibkan adanya rekomendasi dari dinsos (dinas sosial) tapi saya kira perlu ada kebijakan khusus juga melalui dinsos,” ujar dia.
    Alasannya, kata Paulus, peran dinas sosial menjadi sangat strategis dalam membuka jalur inklusi bagi para penyandang disabilitas, terutama bagi mereka yang memiliki keterampilan khusus, seperti menjahit, bermain musik, atau keterampilan lainnya yang bisa menjadi modal utama dalam mengembangkan usaha.
    “Memang perlu tahapan dan kebijakan-kebijakan khusus yg lebih relevan terhadap para penyandang disabilitas ini dalam upaya mendapatkan bantuan KUR. Ini kesempatan yang perlu didalami oleh para pengambil kebijakan untuk juga mengakomodasi sama saudara kita para penyandang disabilitas,” kata dia.
    Maria Yustanti Dua Miro (34), salah satu anggota dari Forum Bela Rasa Disabilitas Nian Sikka (Forsadika) mengemukakan harapannya ada kemudahan persyaratan yang diperoleh ia dan teman-teman penyandang yang punya pekerjaan dan ingin mengembangkan usaha.
    “Saya bekerja sebagai karyawan swasta dan pengen punya usaha kios sembako, bangunan sudah siap nanti rencana tahun depan bisa mulai dan saudara yang menjaga. Selesai jam kerja saya juga ikut menjaga. Ini impian untuk tahun depan,” ujar Maria.
    Sementara itu, Yoseph Loku, Ketua Forsadika pada Selasa, 11 November 2025 mengemukakan, perlu ada perlakuan khusus kepada para difabel yang punya usaha dan mau mengakses KUR.
    Menurut dia, akses KUR yang ia peroleh bersama sang istri itu mengikuti aturan reguler seperti orang normal pada umumnya.
    “Saya minta kalau bisa ada dua hal yang bisa diatur para pengambil kebijakan yang lebih tinggi, pertama ada MoU antara Kementerian Keuangan dan Kementerian Sosial untuk urusan KUR tentang bagaimana baiknya dana itu diakses para difabel yang berwirausaha. Dan yang kedua harapan untuk teman-teman di dinas sosial di tiap kabupaten itu punya pendataan khusus para difabel terlebih yang punya usaha,” kata Yoseph.
    Kepala Dinas Sosial Kabupaten Sikka, Rudolfus Ali menyebutkan, saat ini pihaknya masih dalam dalam proses verifikasi data berkaitan dengan kebijakan bagi para difabel.
    “Nanti dulu ya, lagi verifikasi data,” ujarnya.
    Kendati demikian, pihaknya terus memberikan pendampingan di lapangan kepada para difabel.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Kena Sifilis, sedang Hamil dan Terlibat Pencurian

    Kena Sifilis, sedang Hamil dan Terlibat Pencurian

    Kepada petugas, para PSK mengaku mematok tarif antara Rp 300.000 hingga Rp 500.000 sekali kencan, tergantung layanan yang diminta pelanggan.

    Yosef menjelaskan, Monumen Tsunami Maumere sering dijadikan lokasi pertemuan awal atau “basecamp transaksi”, sebelum pelanggan dan PSK berpindah ke losmen, penginapan, atau hotel sesuai kesepakatan.

    Mirisnya, sebagian besar pelanggan disebut tidak menggunakan alat pelindung (kondom) dalam berhubungan, sehingga berpotensi tinggi menularkan virus menular seksual.

     

    Usai diamankan, keenam PSK menjalani tes HIV, Sifilis, dan kehamilan di Puskesmas Beru, Kelurahan Kota Baru.Hasilnya, empat orang dinyatakan positif Sifilis, sementara satu orang lainnya diketahui sedang mengandung.

    Kepala Satpol PP dan Damkar Kabupaten Sikka, Adeodatus Buang Dacunha, menyampaikan keprihatinannya atas maraknya praktik prostitusi dan kasus penyakit menular seksual di Maumere.

    “Kami sangat prihatin dengan kondisi ini. Temuan para PSK yang terinfeksi penyakit menular bahkan ada yang sedang hamil menjadi peringatan serius. Kami akan terus melakukan operasi rutin di kos, losmen, penginapan, dan hotel di wilayah Kota Maumere,” tegas Dacunha.

    Ia menegaskan pentingnya pendidikan kesehatan dan penyadaran publik agar praktik prostitusi terselubung dapat ditekan, dan generasi muda Kabupaten Sikka terlindungi dari bahaya penyakit menular seksual.

     

     

  • Gempa 6,3 SR Guncang NTT, Getaran Terasa hingga Kupang dan Maumere

    Gempa 6,3 SR Guncang NTT, Getaran Terasa hingga Kupang dan Maumere

    JAKARTA – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) melaporkan gempa bumi dengan magnitudo 6,3 mengguncang wilayah barat laut Kabupaten Timor Tengah Utara, Nusa Tenggara Timur, Senin, 27 Oktober pukul 00.04.28 WIB.

    Berdasarkan laman resmi BMKG yang dipantau di Jakarta,, titik gempa berada di laut pada koordinat 9,06 derajat Lintang Selatan dan 123,97 derajat Bujur Timur, sekitar 82 kilometer barat laut Timor Tengah Utara, dengan kedalaman 75 kilometer.

    Guncangan gempa dirasakan pada skala intensitas III–IV Modified Mercalli Intensity (MMI) di sejumlah wilayah, meliputi Maumere, Ende, Kefamenanu, Kupang, Waingapu, dan Lembata.

    Skala Mercalli merupakan salah satu satuan untuk mengukur kekuatan gempa bumi, terutama jika tidak terdapat peralatan sesimometer di tempat kejadian, seperti dikutip dari laman BMKG.

    Pada skala III MMI, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan-akan ada truk berlalu.

    Sedangkan pada skala IV MMI, getaran pada siang hari dirasakan oleh orang banyak dalam rumah, di luar oleh beberapa orang, gerabah pecah, jendela/pintu berderik, dan dinding berbunyi.

    Masyarakat di wilayah terdampak diimbau untuk waspada atas kemungkinan gempa susulan.

  • 5 Fakta PLTP Mataloko Berbasis Geotermal dari Target, Progress hingga Dampak Sosial

    5 Fakta PLTP Mataloko Berbasis Geotermal dari Target, Progress hingga Dampak Sosial

    Bisnis.com, BAJAWA – Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Mataloko, Ngada, Flores, NTT memainkan peran penting untuk menopang kebutuhan listrik daratan Flores, NTT dan Ngada khususnya. Saat ini, 98% kebutuhan listrik di Kabupaten Ngada berasal dari PLTMG Rangko (20 MW) dan Maumere (40 MW).

    Dengan total kebutuhan listrik di Kabupaten Ngada sekitar 5 MW, kapasitas atau sumber listrik di Kabupaten Ngada yakni dari PLTMH Ogi dan PLTMH Waeroa masing-masing sekitar 100 kW dan 200 kW.

    Tak ayal pengembangan geotermal atau PLTP Mataloko yang berkapasitas 2×10 MW memainkan posisi penting untuk mendukung kemandirian energi di daratan Flores dan Ngada khususnya. Berikut 5 fakta menarik geotermal Mataloko atau PLTP Mataloko yang dihimpun Bisnis setelah mengunjungi lokasi.

    1. Dirintis Sejak 1999

    PLTP Mataloko pertama kali dirintis sejak 1999. Proses itu dimulai dengan pengeboran 7 sumur eksplorasi oleh Direktorat Jenderal Geologi dan Sumber Daya Mineral (DJGSM). Konstruksi PLTP Mataloko kemudian dilakukan pada 2006 oleh PLN.

    4 tahun kemudian atau pada 2010, PLTP Mataloko beroperasi. Namun, kendala penurunan pressure uap 3,2 bar membuat PLTP ini dihentikan alias mati suri.

    PLN kemudian mendapatkan penugasan Pengusahaan Panas Bumi WKP Mataloko lewat KS Menteri ESDM No.5009 K/30/MEM/2016. Setelah kajian studi kelayakan, konsultasi publik dan urusan administrasi lainnya selesai, PLN kemudian mulai mengembangkan lagi PLTP Mataloko.

    Bobby Robson Sitorus, Manager Perizinan dan Komunikasi PLN UIP Nusa Tenggara mengatakan perseroan melanjutkan dari yang sebelumnya pada 2022 untuk pra-konstruksi.

    “Mulai dari perizinan-perizinan. Perizinan izin lingkungan, kemudian kesesuaian ruang, kemudian ada izin prinsip, kemudian ada kehutanan, dan lain-lain itu sudah tercapai semua di tahun 2021-2022,” ujarnya di Mataloko, Jumat (24/10/2025).

    2. Pembebasan Lahan dan Progress PLTP Mataloko

    Bobby melanjutkan perseroan juga telah menyelesaikan pengadaan tanah atau pembebasan lahan pada 2022 hingga 2024. Tahun ini, PLN mengerjakan pembangunan infrastruktur mulai dari jalan sepanjang 7 km, menyelesaikan 4 wellpad (A,B,C,D).

    “Nah total semua progres sampai saat ini, untuk yang pengadaan tanah sudah clear semua, sudah 100%, untuk perizinan 100%, untuk konstruksi infrastruktur tadi sudah tercapai sekitar 89%. Jadi makanya diperkirakan di akhir tahun kita sudah 100%, selanjutnya persiapan untuk pengeboran,” jelasnya.

    3. Target Operasi Komersial 2027

    Bobby melanjutkan PLN menargetkan Commercial Operation Date (COD) PLTP Mataloko atau operasi komersial pada 2027. Walau punya waktu terbatas, PLN optimistis dapat mencapai target itu.

    Pasalnya, kebutuhan listrik di Flores terus meningkat seiring dengan berkembangnya sejumlah daerah wisata.

    Dia merinci proses pengeboran memakan waktu sekitar 6-7 bulan untuk 1 wellpad sehingga butuh waktu 1 tahun untuk menyelesaikan 2 wellpad.

    “Ya mepet sekali memang. Sama pembangkit itu biasanya 15-18 bulan. Ya bisa 3 tahun, hampir 2,5 tahun plus minus,” jelasnya. 

    Kampung Adat Wogo, Ngada, Flores, NTT

    4. Kontribusi Bagi Masyarakat Sekitar

    Seiring dengan konstruksi geotermal Mataloko, PLN juga ikut andil dalam pembangunan ekonomi, sosial dan budaya masyarakat. Infrastruktur jalan yang dibangun PLN dapat dimanfaatkan masyarakat sekitar lokasi PLTP Mataloko.

    Emerensiana Wawo (60), Ketua Lingkungan di Desa Ulubelu mengatakan salah satu manfaat nyata yang kelihatan ialah akses ke kebun yang terbuka berkat jalan yang dibangun PLN.

    ”Jalan itu menghubungkan kebun dengan kebun, desa dengan desa yang memudahkan kami dalam pengangkutan hasil kebun,” jelas ibu dua anak itu.

    Pembangunan PLTP Mataloko, lanjutnya, juga membuat hasil kebunnya seperti sayur, cabai dan lainnya mempunyai nilai ekonomis karena dibeli oleh para pekerja.

    ”Tenaga kerja juga ambil dari masyarakat sekitar. Anak muda yang dulu duduk-duduk saja berkat proyek ini dapat kerja dan membantu ekonomi keluarga,” paparnya.

    Senada, Ketua Adat Kampung Wogo sekaligus Ketua Pokdarwis Yohanes Baghi mengapresiasi peran PLN untuk mendukung pengembangan Desa Adat Wogo sebagai salah satu destinasi wisata budaya di Kabupaten Ngada.

    Setelah menimbah aspirasi masyarakat, PLN melalui program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) telah membantu Pengelolaan Kawasan Desa Wisata Adat Wogo dengan menyediakan ruang informasi dan literasi budaya, fasilitas MCK, 2 lapak usaha dan fasilitas pendukung lainnya.

    ”Selama program dipikirkan pemerintah itu baik, kami pasti mendukung. Kami sebagai kampung adat berharap PLN juga memperhatikan untuk melestarikan budaya,” jelasnya.

    5. Silang Pendapat Geotermal Mataloko

    PLTP Mataloko juga dibayangi silang pendapat. Dari pantauan lapangan, warga di Desa Ulubelu dan Desa Wogo, dua desa yang beririsan langsung dengan proyek berbasis energi baru terbarukan (EBT) ini berharap proyek PLTP Mataloko lekas selesai sehingga memberikan dampak nyata.

    Emerensiana, Ketua Lingkungan di Desa Ulubelu mengatakan pemerintah tentu ingin memajukan dan menyejahterakan warganya agar terjadi pemerataan pembangunan.

    ”Semoga ini tetap dijalankan dan lebih cepat lebih baik sehingga bisa mengurangi rumor negatif sekaligus bermanfaat bagi semua orang,” katanya.

    Di sisi lain, penolakan proyek geotermal Mataloko muncul dari kekhawatiran dampak negatif terhadap lingkungan dan ketersediaan air. Selain sejumlah LSM, salah satu yang gamblang menyerukan penolakan ialah gereja lokal dengan perhatian utama pada aspek lingkungan.

    PLN tidak menampik adanya penolakan itu dan terus berupaya menjalin komunikasi konstruktif. 

    ”Ada terkait water supply-nya. Kita mau pasang pipa itu masih dilarang, tapi kami lakukan sosialisasi dan juga telah berhitung dengan BWS [Balai Wilayah Sungai]. Kami akan berupaya untuk melakukan pendekatan hingga mendapat persetujuan,” kata Bobby.

  • Seorang Nelayan di Ende Hilang Saat Mencari Ikan, Perahu Korban Ditemukan Terbalik
                
                    
                        
                            Regional
                        
                        13 Oktober 2025

    Seorang Nelayan di Ende Hilang Saat Mencari Ikan, Perahu Korban Ditemukan Terbalik Regional 13 Oktober 2025

    Seorang Nelayan di Ende Hilang Saat Mencari Ikan, Perahu Korban Ditemukan Terbalik
    Tim Redaksi
    ENDE, KOMPAS.com
    – Seorang nelayan bernama Sarifail Alihusen (46) dilaporkan hilang saat mencari ikan di sekitar perairan pelabuhan Pertamina Ende, Kelurahan Tetandara, Kecamatan Ende Selatan, Kabupaten Ende, NTT.
    Kepala Kantor SAR Maumere Fathur Rahman menyampaikan bahwa pihaknya menerima laporan korban hilang dari seorang warga bernama Samira.
    Menurut informasi keluarga, pada Jumat (10/10/2025) korban pergi memancing ikan menggunakan perahu di sekitar perairan Pelabuhan Pertamina Ende.
    Biasanya korban pulang pukul 05.00 pagi. Namun, sampai saat ini korban belum kembali ke rumah.
    Setelah dilakukan upaya pencarian oleh keluarga, ditemukan perahu korban dengan posisi terbalik pada jarak sekitar 100 meter dari dermaga Pelabuhan Pertamina Ende.
    “Keluarga kemudian melaporkan kejadian tersebut kemudian dilaporkan ke SAR Maumere,” kata Fathur.
    Fathur mencatat korban diperkirakan hilang pada koordinat 8°51.17’54″S – 122°39’56.93″E dengan radial 121.2° bejarak sekitar 3,71 kilometer dari Unit Siaga SAR Ende.
    Setelah menerima laporan, tim SAR gabungan langsung diberangkatkan lokasi kejadian menggunakan rubber boat. Tim juga dilengkapi dengan palsar air dan palsar medis.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.