kab/kota: Mataram

  • Gubernur terpilih-Menko Airlangga bahas sektor perikanan NTB

    Gubernur terpilih-Menko Airlangga bahas sektor perikanan NTB

    Gubernur NTB terpilih Lalu Muhamad Iqbal bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto guna membahas beragam isu untuk kemajuan Provinsi NTB, di Jakarta. ANTARA/HO-Tim LMI

    Gubernur terpilih-Menko Airlangga bahas sektor perikanan NTB
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Desember 2024 – 06:55 WIB

    Elshinta.com – Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) terpilih Lalu Muhamad Iqbal atau LMI menemui Menteri Koordinator (Menko) Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam agenda silaturahmi dan membahas sektor perikanan dan pariwisata.

    Dalam siaran pers diterima wartawan di Mataram, Jumat (13/12), Menko Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto memberikan ucapan selamat pada LMI atas keberhasilannya ditetapkan sebagai pemenang Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur NTB pada 27 November 2024.

    “Pak Menko sampaikan ke saya dianggap unik. Sudah jadi dubes kok mau jadi gubernur. Tapi akhirnya berhasil,” ujarnya.

    Mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri ini melanjutkan, bersama Menko Airlangga membahas soal rencana jalan port to port Lembar-Kayangan. Jalan ini untuk meningkatkan konektivitas dan mobilitas barang maupun penumpang.

    “Pak Menko memberikan dukungan,” ujarnya lagi.

    Selain soal jalan, kata LMI, bersama Menko Airlangga juga membahas soal kemungkinan mendirikan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di bidang perikanan dan pariwisata. KEK ini diprakarsai oleh pemerintah daerah.

    “Pak Menko jelaskan secara hukum ini bisa dilakukan, namun belum pernah ada pemda yang melakukannya,” katanya.

    LMI bersyukur, dalam pertemuan ini Menko Airlangga memiliki komitmen kuat membantu semaksimal mungkin. Hal ini tentu akan menjadi kesempatan untuk pengembangan NTB ke depan.

    “Saya menyampaikan antara daerah dan pusat perlu ada sinergi program dan Pak Menko sepakat soal itu,” katanya pula.

    Gubernur NTB terpilih Lalu Muhamad Iqbal bertemu Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto membahas beragam isu untuk kemajuan Provinsi NTB di Jakarta.

    Sumber : Antara

  • Ayam Broiler Murah Meriah di Transmart Full Day Sale

    Ayam Broiler Murah Meriah di Transmart Full Day Sale

    Jakarta

    Ayo merapat ke Transmart terdekat karena besok ada diskon gila-gilaan bertajuk Transmart Full Day Sale yang berlaku dari toko buka hingga pukul 22.00 waktu setempat. Khusus Minggu (15/12) ayam broiler diobral murah meriah.

    Di Transmart Full Day Sale Jabodetabek, ayam broiler diobral cuma Rp 28.400/ekor dari harga normal Rp 35.500/ekor. Harga itu bisa didapatkan jika melakukan pembayaran menggunakan Allo Prime, kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah.

    Ayam broiler bahkan ada yang ditawarkan Rp 26.800/ekor, dari harga normal Rp 33.500/ekor jika pembayaran menggunakan Allo Prime, kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah. Harga itu berlaku di Jawa Barat.

    Di Jawa Timur dan Pekanbaru, ayam broiler ditawarkan dengan harga promo Rp 27.120/ekor dari harga normal Rp 33.900/ekor. Sementara di Denpasar dan Mataram harganya Rp 29.600/ekor dari harga normal Rp 37.000/ekor.

    Di Palembang dan Lampung, ayam broiler berlaku harga promo Rp 28.720/ekor dari harga normal Rp 35.900/ekor. Kemudian di Pangkal Pinang dan Padang diobral menjadi Rp 29.520/ekor dari harga normal Rp 36.900/ekor.

    Perlu diingat bahwa ada syarat dan ketentuan untuk mendapatkan diskon produk tersebut. Pembelian tidak berlaku untuk pembelian partai besar, minimal transaksi Rp 300.000 dan diskon ini hanya bisa didapatkan dengan transaksi menggunakan Allo Prime, kartu kredit Bank Mega atau Bank Mega Syariah.

    Bagi yang belum memiliki kartu kredit Bank Mega, nggak perlu khawatir karena ada unit pembukaan instan yang tersedia di gerai Cibubur dan Central Park. Sementara untuk yang belum punya Allo Prime, cukup klik link ini dan upgrade ke Allo Prime.

    Jadi tunggu apa lagi? Segera merapat ke Transmart terdekat, lalu nikmati diskon melimpah khusus di Transmart Full Day Sale.

    (ara/ara)

  • Nyaris Jadi Korban Pelecehan Agus Buntung, Bunga: Dia Ikuti Saya ke Kosan dan Perlihatkan Alat Kelamin

    Nyaris Jadi Korban Pelecehan Agus Buntung, Bunga: Dia Ikuti Saya ke Kosan dan Perlihatkan Alat Kelamin

    Mataram, Beritasatu.com –  Seorang perempuan berinisial Bunga (nama samaran), nyaris menjadi korban pelecehan yang dilakukan oleh pria berinisial IWAS alias Agus Buntung.  Insiden ini dimulai dari kawasan Taman Udayana, Kota Mataram, pada akhir Februari 2024.

    Menurut keterangan Bunga, insiden bermula saat ia keluar untuk mencari sarapan pada pagi hari. Dalam perjalanan kembali ke kos, ia berhenti di pos polisi di kawasan Taman Udayana untuk beristirahat sembari menunggu ojek online (ojol) yang telah dipesannya.

    “Ketika saya sedang duduk menunggu ojol, Agus datang menghampiri saya dan berpura-pura mencari seorang perempuan yang disebutnya telah membawa kabur motornya,” ungkap Bunga pada Sabtu (14/12/2024),

    Meski merasa aneh, ia mencoba membantu dengan menjelaskan bahwa ia tidak mengenal perempuan yang dimaksud.

    Agus kemudian meminta izin meminjam ponsel Bunga untuk menghubungi seseorang yang ia sebut sebagai ibunya. Setelah menelpon, Agus mengembalikan ponsel tersebut, dan ojek yang dipesan Bunga tiba. Merasa bahwa interaksi telah selesai, Bunga pun pergi menuju kosnya.

    Namun, tanpa sepengetahuannya, Agus Buntung membuntuti hingga ke kos Bunga.

    “Saya membuka pintu kos dan masuk kamar. Saat saya hendak menggantung tas, tiba-tiba ada suara ketukan di pintu. Saya pikir itu kakak saya, tetapi ternyata Agus,” jelas Bunga dengan nada trauma.

    Ketika pintu dibuka, Agus mengungkapkan bahwa ia mengikuti Bunga untuk meminta maaf atas kejadian sebelumnya. Namun, percakapan yang awalnya terlihat wajar berubah menjadi aneh ketika Agus memaksa untuk masuk ke kamar Bunga.

    Bunga dengan tegas menolak dan mengarahkan Agus untuk berbicara di luar saja. Meski demikian, Agus Buntung terus mendesak, hingga akhirnya meminta sesuatu yang tidak pantas.

    “Dia berkata, ‘mbak, saya dari tadi sudah nafsu melihat mbaknya. Boleh saya minta tolong untuk mengeluarkan cairan saya?’ sambil memperlihatkan kelaminnya,” kenang Bunga dengan emosi dan nyaris jadi korban pelecehan Agus Buntung.

    Bunga langsung menolak dan mengancam akan berteriak jika Agus tidak segera pergi. Namun, Agus malah mendorongnya dengan keras, menyebabkan Bunga terpental.

    “Tenaganya sangat kuat, dan saya seorang perempuan. Saya benar-benar ketakutan,” ujarnya.

    Meski dalam posisi terancam, Bunga yang jadi nyaris jadi korban pelecehan Agus Buntung tidak tinggal diam. Ia dengan tegas melakukan perlawanan verbal dan fisik. Ia juga mengancam akan melaporkan Agus dan membuat keributan jika Agus tidak segera meninggalkan tempat tersebut. Ancaman tersebut akhirnya membuat Agus pergi.

  • VIdeo Bukti Rekaman Tersebar, Korban Pelecehan Agus Buntung Jadi 17 Orang, Ada yang di Bawah Umur – Halaman all

    VIdeo Bukti Rekaman Tersebar, Korban Pelecehan Agus Buntung Jadi 17 Orang, Ada yang di Bawah Umur – Halaman all

    Korban pelecehan seksual yang dilakukan pria disabilitas asal Mataram, I Wayan Agus Suartama (22) kembali bertambah menjadi 17 orang.

    Tayang: Sabtu, 14 Desember 2024 15:14 WIB

    TRIBUNNEWS.COM – Korban pelecehan seksual yang dilakukan pria disabilitas asal Mataram, I Wayan Agus Suartama (22) kembali bertambah menjadi 17 orang.

    Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Joko Jumadi membenarkan adanya penambahan dua korban yang melapor.

    Joko mengatakan, dua korban tersebut salah satunya masih di bawah umur.(*)

    Berita selengkapnya simak video di atas.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’9′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Komisi Disabilitas Daerah NTB: 10 dari 17 Korban Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Sudah Diperiksa Polisi

    Komisi Disabilitas Daerah NTB: 10 dari 17 Korban Kasus Pelecehan Seksual Agus Buntung Sudah Diperiksa Polisi

    Mataram, Beritasatu.com – Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB menyebutkan 10 dari 17 korban kasus pelecehan seksual Agus buntung, yang kini berstatus tersangka, telah menjalani pemeriksaan oleh Polda NTB.

    Ketua KDD NTB Joko Jumadi mengatakan, pemeriksaan korban dilakukan secara bertahap. Rencananya pemeriksaan tambahan terhadap satu korban pada Senin mendatang.

    “Dari 17 korban, ada 10 yang sudah diperiksa. Sisanya, sebanyak 7 orang, masih dalam tahap penguatan. Kami memastikan kesiapan mereka sebelum menjalani pemeriksaan. Namun, data nama-nama dan lokasi kejadian sudah terkonfirmasi,” jelasnya, Sabtu (14/12/2024).

    Joko menambahkan KDD NTB bekerja sama dengan lembaga lain untuk memberikan pendampingan kepada para korban. Langkah ini dilakukan agar korban merasa aman dan siap untuk memberikan kesaksian.

    Berdasarkan investigasi yang dilakukan KDD NTB, mayoritas tempat kejadian perkara (TKP) berada di sekitar kawasan Taman Udayana dan Sangkareang. Namun, tindakan pelecehan hingga ke tahap persetubuhan dilakukan di tiga lokasi berbeda, yaitu Nang Homestay, Gora Homestay, dan salah satu kos-kosan bertarif harian di kawasan tersebut.

    “Yang cukup memprihatinkan adalah salah satu korban yang berusia 28 tahun. Dia sudah bukan mahasiswa lagi dan saat ini sedang bekerja. Modus yang digunakan tersangka hampir sama: berpura-pura menawarkan bantuan setelah korban mengalami gangguan, seperti catcalling, di lokasi umum seperti Taman Udayana,” ungkapnya terkait kasus kasus pelecehan seksual Agus Buntung.

    Kasus ini semakin menjadi sorotan karena adanya bukti-bukti yang mengindikasikan pola kejahatan serupa terhadap beberapa korban. Terkait korban lainnya, KDD NTB telah melakukan pendekatan secara hati-hati, terutama terhadap anak-anak yang menjadi korban.

    Salah satu korban yang masih anak di bawah umur dilaporkan mengalami pelecehan setelah tersangka berhasil melakukan persuasi. Bahkan, sempat viral di media sosial foto tersangka bersama salah satu korban, yang kini telah diidentifikasi oleh KDD NTB.

    “Korban ini sudah kami identifikasi, dan Lembaga Perlindungan Anak (LPA) telah melakukan pendekatan di sekolah untuk mendukung proses pemulihan mereka. Pendekatan ini dilakukan untuk memastikan korban mendapatkan perlindungan psikologis yang optimal,” paparnya.

    Saat ini, beredar informasi mengenai kemungkinan adanya 19 korban. Namun, Joko Jumadi menegaskan KDD NTB hanya fokus pada data yang telah terverifikasi.

    “Dua korban yang disebutkan di media sosial belum masuk ke data resmi kami. Ada juga foto viral yang sudah kami identifikasi, dan nama korban tersebut telah kami kantongi. Kami terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memverifikasi data secara menyeluruh,” jelasnya.

    KDD NTB bersama LPA dan Polda NTB terus memperkuat upaya perlindungan terhadap korban, termasuk menindaklanjuti laporan dan data baru yang masuk. Dalam kasus ini, pendekatan lintas sektor dianggap sangat penting untuk memberikan pendampingan kepada korban sekaligus memastikan proses hukum kasus pelecehan seksual Agus Buntung berjalan dengan baik.

  • Kompolnas Desak Polri Perhatikan Pemulihan Korban Kekerasan Seksual Difabel Asal NTB

    Kompolnas Desak Polri Perhatikan Pemulihan Korban Kekerasan Seksual Difabel Asal NTB

    Kompolnas Desak Polri Perhatikan Pemulihan Korban Kekerasan Seksual Difabel Asal NTB
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Anggota Komisi Kepolisian Nasional (
    Kompolnas
    ) Gufron Mabruri mendesak Polri untuk tidak hanya memproses secara hukum kasus
    kekerasan seksual
    yang melibatkan tersangka IWAS, seorang pria disabilitas di Kota
    Mataram
    , Nusa Tenggara Barat (NTB).
    Saat ini, jumlah korban yang melapor dalam kasus tersebut mencapai 17 orang, di mana satu di antaranya adalah anak di bawah umur yang diduga hamil.
    “Polri tentu saja harus memberikan perhatian terhadap anak (korban) dalam kasus kekerasan seksual dengan tersangka IWAS ini,” kata Gufron kepada
    Kompas.com,
    Sabtu (14/12/2024).
    Gufron mengingatkan agar Polri, melalui Direktorat Pidana terhadap Perempuan dan Anak (PPA) serta Pidana Perdagangan Orang (PPO), memberikan layanan medis terkait dengan kondisi psikologis para korban.
    Hal ini dianggap penting karena dampak dari kejadian tersebut akan berpengaruh secara jangka panjang pada perkembangan psikologis anak.
    “Sejauh ini, penanganan oleh Kepolisian sudah berjalan baik, tapi upaya penanganan para korban juga perlu diperhatikan,” ujar Gufron.
    Ia mengimbau agar korban yang merupakan anak-anak mendapat perhatian khusus dan memadai agar mereka dapat pulih dari trauma dan kembali diterima oleh masyarakat.
    “Kepolisian juga harus mengimplementasikan perlindungan hak-hak dan pemulihan untuk masa depan mereka,” jelasnya.
    Gufron menegaskan bahwa dalam upaya tersebut, polisi perlu bekerja sama dengan lembaga-lembaga lain di masyarakat.
    Kompolnas juga mengimbau agar kasus yang saat ini ditangani di tingkat Polda dapat menggandeng unsur-unsur lembaga dalam memfasilitasi pendampingan bagi anak-anak korban pelecehan.
    Sebagai informasi, jumlah korban yang melapor dalam kasus dugaan pelecehan seksual dengan tersangka IWAS alias AG bertambah menjadi 17 orang.
    Sebelumnya, jumlah korban yang melapor ke Komisi Disabilitas Daerah (KDD) NTB tercatat 15 orang.
    Dua korban baru melapor pada Kamis (12/12/2024).
    Modus yang digunakan oleh pria difabel berusia 21 tahun tersebut dalam mendekati korban adalah dengan melakukan profiling terhadap mereka.
    Ia mengasumsikan bahwa seseorang yang sedang duduk sendiri di taman adalah orang yang sedang bermasalah, sehingga ada peluang untuk didekati dan dimanfaatkan.
    Saat ini, kasus dugaan pelecehan seksual ini masih terus bergulir.
    Sebelumnya, Polda NTB telah menggelar rekonstruksi di tiga tempat kejadian perkara, yaitu di Taman Udayana, homestay, dan sebelah utara kompleks Islamic Center pada Rabu (11/12/2024).
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mayoritas kota besar Indonesia berpotensi hujan akhir pekan ini

    Mayoritas kota besar Indonesia berpotensi hujan akhir pekan ini

    logo BMKG

    BMKG: Mayoritas kota besar Indonesia berpotensi hujan akhir pekan ini
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 14 Desember 2024 – 08:13 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca hujan dengan beragam intensitas dapat dialami hampir seluruh kota besar di Indonesia dengan beragam intensitas hujan pada hari ini.

    Prakirawan BMKG Yohanes Agung Kristomo dalam prakiraan cuaca daring diikuti dari Jakarta, Sabtu, mengatakan hampir seluruh kota besar di Pulau Sumatera berpotensi hujan dengan beragam intensitas kecuali Banda Aceh yang diprakirakan mengalami cuaca berawan tebal.

    Dia menyebut hujan intensitas ringan diprakirakan BMKG akan terjadi di Kota Padang, Tanjung Pinang, Pekanbaru, Jambi, Pangkal Pinang dan Bandar Lampung. Serta hujan dengan intensitas sedang dapat dialami masyarakat di Medan, Bengkulu dan Palembang.

    “Secara umum Pulau Jawa diprakirakan hujan ringan untuk wilayah Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta dan Surabaya,” jelasnya.

    Sementara itu, BMKG memprakirakan hujan disertai petir dapat terjadi di wilayah Denpasar, Mataram dan Kupang. Kondisi hujan berpotensi terjadi di seluruh ibu kota provinsi di Pulau Kalimantan, termasuk hujan ringan di Pontianak dan Banjarmasin, hujan intensitas sedang di Samarinda serta hujan petir di Tanjung Selor dan Palangkaraya.

    Di Pulau Sulawesi, hanya Gorontalo yang diprakirakan mengalami cuaca berawan dengan kota lain dapat mengalami kondisi hujan dengan beragam intensitas. Hujan ringan berpotensi terjadi di Manado, Makassar, Palu dan Kendari serta hujan petir di Mamuju. Di timur Indonesia, hujan dengan intensitas ringan diprediksi BMKG dapat terjadi di wilayah Ambon, Ternate, Manokwari dan Jayapura. Dengan potensi hujan sedang di Sorong, Jayawijaya dan Merauke serta hujan petir di daerah Nabire.

    Sumber : Antara

  • Hosting Fee MotoGP Mandalika 2024 Belum Lunas!

    Hosting Fee MotoGP Mandalika 2024 Belum Lunas!

    Jakarta

    Mandalika Grand Prix Association (MGPA) memastikan, tunggakan hosting fee MotoGP Mandalika 2024 masih belum lunas. Padahal, perlombaan tersebut sudah digelar dua bulan lalu.

    Kepastian tunggakan hosting fee MotoGP Mandalika 2024 belum lunas disampaikan Priandhi Satria selaku Direktur Utama (Dirut) MGPA. Menurutnya, tanggungan tersebut merupakan wewenang Injourney Tourism Development Corporation atau ITDC.

    “(Hosting fee MotoGP Mandalika 2024) belum 100 persen selesai. Itu porsinya di ITDC, bukan MGPA,” ujar Priandhi Satria saat menjawab pertanyaan detikOto di kawasan SCBD, Jakarta Selatan, Kamis (12/12).

    Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria Foto: Direktur Utama MGPA, Priandhi Satria, saat ditemui seusai konferensi pers di KPPBC TMP Mataram, Rabu (3/7/2024). (Ahmad Viqi/detikBali)

    Priandhi menegaskan, Dorna Sport memang memberikan waktu tambahan untuk pelunasan hosting fee MotoGP Mandalika 2024. Sehingga, kata dia, penunggakan tersebut tak mempengaruhi balapan musim depan.

    “Kalau hosting fee biasanya tanggungan ITDC, nanti kita bereskan di belakang. Kalau soal penyelenggaraan (musim depan), insya Allah tetap diselenggarakan,” ungkapnya.

    Sebelumnya, saat ditemui usai MotoGP Mandalika 2024, Troy Warokka selaku Chairman MotoGP Mandalika menegaskan, pembayaran hosting fee MotoGP Mandalika sudah diselesaikan. Bahkan, dia berharap, kejadian yang sama tak terulang kembali di tahun depan.

    “Hosting sudah selesai, pokoknya sudah selesai. Semua yang terkait hosting sudah beres dan tidak ada isu apa-apa,” ungkap Troy selepas balapan di Sirkuit Mandalika, September lalu.

    Hosting fee MotoGP Mandalika 2024 Foto: InJourney

    Troy mengurai bagaimana skema pembayaran tersebut. Dia menjelaskan, pihaknya menjalin kemitraan atau kerja sama dengan pemerintah pusat dan daerah. Meski demikian, dia tak mengungkap besaran pembagiannya.

    “Sudah terbayarkan. Kan aman, kalau aman berarti sudah (dilunasi). Pastinya begitu (kerja sama dengan kementerian dan pemerintah daerah. Tahun depan insya Allah (MotoGP Mandalika digelar lagi),” kata Troy.

    (sfn/lth)

  • Alasan Ibunda Setia Temani Agus Buntung hingga Bantah Berkomplot Muluskan Aksi Pelecehan  – Halaman all

    Alasan Ibunda Setia Temani Agus Buntung hingga Bantah Berkomplot Muluskan Aksi Pelecehan  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kubu korban pelecehan tersangka Agus Buntung menduga I Gusti Ayu Aripadni, ibu dari Agus Buntung terlibat dalam kasus yang menggemparkan Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB). 

    Ditambah lagi selama rangkaian rekonstruksi di tiga lokasi, I Gusti Ayu Aripadni selalu setia mendampingi sang anak, Agus Buntung.

    Lantas benarkan sang ibu turut berkomplot dengan Agus Buntung untuk melakukan kejahatan?

     

    I Gusti Ayu Aripadni akhrinya membuka maksud tujuan Agus Buntung meminta korbannya menelepon sehingga dituduh berkomplot.

    Satu di antara taktik Agus Buntung dalam memperdaya dengan meminta korbannya menelepon sang ibu, I Gusti Ayu Aripadni.

    Atas tindakan itu kini Ayu dituduh menjadi bagian dari komplotan Agus Buntung dalam kasus pelecehan 15 wanita di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB).

    “Saya selalu mendampingin, dia kan kesulitan untuk buang air kecil itu alasan saya ikut,” kata Ayu.

    Tapi menurutnya kini karena mendampingi justru Ayu dituduh sebagai komplotan Agus Buntung.

    “Tapi sekarang berkembang, ibunya berkomplot dengan anaknya, bagaimana perasaan saya sakit hati saya, padahal saya tidak pernah berkomplot dengan anak saya untuk melakukan kejahatan,” kata Ayu.

     

    I Gusti Ayu Aripadni berkukuh anaknya tak mungkin melakukan pelecehan seksual.

    Sementara itu jumlah korban pelecehan Agus Buntung terus bertambah dari 15 menjadi 17 orang.

    “Saya yakin anak saya gak melakukan itu. Saya yang bantu buang air, mandi segalnya, walaupun dia bisa sendiri makan minum pakai sedotan pakai sendok itukan saya yang bantu dengan cara saya mengambilkannya, kalau ambil sendiri gak bisa,” kata Ayu.

    Dia juga mengatakan Agus Buntung memang kerap keluar rumah sendiri.

    “Kalau malam minggu dia keluar sendiri kadang jalan kaki. Tapi dia cerita ‘mak Agus main ke sini’,” katanya.

    Ibunda Agus Buntung memberikan pengakuan mengejutkan setelah dituduh membantu anaknya melakukan pelecehan terhadap banyak wanita. (Tribunnews)

     

    Pembelaan Ibunda Agus Buntung soal Korban Pelecehan Selalu Menghubunginya 

    Polisi mengungkap modus Agus Buntung dengan menjual kesedihan agar korban iba padanya.

    Satu di antaranya Agus meminta korban menelepon ibunya agar korban percaya.

    Tapi kata Ayu, Agus Buntung meminta teman wanita meneleponnya untuk memberi kabar.

    “Anak saya sering sih minta tolong untuk telepon, ‘Mba tolong telepon ini mamak saya biar gak kebingungan nyari saya, saya ada di sini’. Sering sih dia nelepon, ‘mak Agus di sini jangan mamak pikirin Agus main di sini’. Kalau nelepon kayak gitu sering sih, dia ngasih informasi begitu ke saya,” kata I Gusti Ayu Aripadni.

    Namun orang lain justru mempunyai kesimpulan lain.

    Ayu justru dituduh sebagai komplotan Agus Buntung.

    “Tapi orang lain menyalahgunakan, saya berkomplot dengan anak saya untuk melakukan kejahatan, padahal dia menelepon cuma mengabarin, posisinya di sini karena dia tidak bawa HP, gak punya HP dia, makanya dia pinjam HP cewek-cewek itu,” kata Ayu.

    I Wayan Agus Suwartama alias Agus Buntung (22) sebagai tersangka pemerkosaan terhadap mahasiswi sebuah perguruan tinggi negeri (PTN) di Kota Mataram, NTB, saat disuapi makanan oleh keluarganya. (dok.)

    Sebelumnya, Pendamping korban, Andre Safutra mengatakan Agus Buntung sering kali meminta korbannya menelepon ibu, I Gusti Ayu Aripadni.

    “Hampir semua korban meminta tolong ke korban untuk menelepon ibunya,” kata Andre.

    Dia menduga, Ayu termasuk dalam komplotan Agus Buntung.

    “Kemungkinan ada, tapi itu nanti Kepolisian menggali hal tersebut apa ibu pelaku komplotan bersama pelaku,” kata Andre.

     

    Potret Ibu Setia Dampingi Agus Buntung Rekonstruksi Pelecehan

    Ibu setia mendampingi saat Agus Buntung melakukan reka adegan atau rekonstruksi pelecehan seksual terhadap 15 wanita.

    Konon, ibu juga memiliki peran ketika Agus Buntung merayu korbannya.

    Agus Buntung melakukan rekonstruksi pada Rabu (11/12/2024).

    Selama rekonstruksi, ibu Agus Buntung, I Gusti Ayu Aripadni juga turut hadir.

    Ayu tampak mengenakan baju biru.

    Dia selalu berada di dekat Agus Buntung selama rekonstruksi.

    I Gusti Ayu Aripadni memperhatikan satu per satu adegan yang diperagakan anaknya, Agus Buntung.

    Saat Agus mengenakan topeng pun, Ayu sempat membantu melepaskannya.

    I Gusti Ayu Aripadni diduga juga memiliki peran dalam aksi Agus Buntung.

    Pendamping korban, Andre Safutra mengatakan Agus Buntung sering kali meminta korbannya menelepon ibu, I Gusti Ayu Aripadni.

    “Hampir semua korban meminta tolong ke korban untuk menelepon ibunya,” kata Andre.

    Dia menduga, Ayu termasuk dalam komplotan Agus Buntung.

    “Kemungkinan ada, tapi itu nanti Kepolisian menggali hal tersebut apa ibu pelaku komplotan bersama pelaku,” kata Andre.

    Kombes Pol Syarif Hidayat, Dirreskrimum Polda NTB, menyatakan terdapat dua versi keterangan yang berbeda terkait aktivitas saat berduaan di dalam kamar homestay.

    “Menurut korban, tersangka yang lebih aktif. Sementara menurut tersangka, korban yang lebih aktif,” ungkapnya.

    Syarif menambahkan bahwa jumlah adegan dalam rekonstruksi ini bertambah dari 28 adegan yang tercantum dalam berita acara penyidikan sebelumnya, karena terdapat perkembangan dalam peristiwa yang dilakukan tersangka.

    Rekonstruksi dimulai di Taman Udayana, lokasi pertemuan pertama antara Agus dan korban.

    Dalam adegan tersebut, Agus dibonceng menuju Nangs Homestay yang tidak jauh dari Taman Udayana.

    Sebelum menuju homestay, terjadi kesepakatan antara korban dan Agus mengenai pembayaran kamar.

    Korban akhirnya setuju untuk membayar kamar, dan melakukan pembayaran kepada pemilik homestay sebelum diarahkan ke kamar nomor 6.

    Kuasa hukum Agus, Ainuddin, berharap rekonstruksi ini dapat mengungkap kejanggalan dalam kasus tersebut.

    “Misalnya, ada keraguan penyidik dan kekaburan informasi dari saksi maupun korban bisa terungkap dalam rekonstruksi ini,” kata Ainuddin.

    Berdasarkan pengakuan Agus dalam pemeriksaan di Polda NTB, terdapat kesepakatan untuk melakukan hubungan seksual antara tersangka dan korban.

    Namun, setelah peristiwa tersebut, Agus tidak mengganti uang yang dijanjikan kepada korban, yang kemudian memicu kemarahan korban. (tribun network/thf/TribunnewsBogor.com)

     

  • Korban Agus Buntung Tambah Jadi 17 Orang, Ada Anak di Bawah Umur, Videonya Sempat Viral – Halaman all

    Korban Agus Buntung Tambah Jadi 17 Orang, Ada Anak di Bawah Umur, Videonya Sempat Viral – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Korban kasus dugaan pelecehan seksual I Wayan Agus Suartama (22) alias Agus Buntung, kini bertambah.

    Agus Buntung merupakan pria disabilitas tuna daksa asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), yang telah ditetapkan sebagai tersangka oleh Polda NTB.

    Korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan Agus Buntung bertambah menjadi 17 orang.

    Dua korban tersebut satu di antaranya masih di bawah umur.

    Hal ini disampaikan oleh Ketua Komisi Disabilitas Daerah (KDD) Nusa Tenggara Barat (NTB), Joko Jumadi.

    “Dua korban ini ada yang datang sendiri ke Polda, satu lagi ada videonya sempat viral dan langsung menghubungi sendiri tim pendamping,” ungkapnya, Jumat (13/12/2024), dikutip dari TribunLombok.com.

    Joko menyebut, satu korban sempat dilakukan pelecehan seksual, dan korban lainnya masih dalam tahap percobaan pelecehan seksual.

    Hingga kini, sudah ada sembilan saksi korban yang diperiksa.

    “Nanti bisa saja menurut analisa kepolisian anak-anak itu dibuatkan LP (laporan polisi) sendiri, korban di dewasa satu LP, namun bisa juga korban dewasa ada lima dibuatkan LP sendiri-sendiri,” kata Joko.

    Polda NTB Gelar Rekonstruksi

    Polda Nusa Tenggara Barat (NTB) telah menggelar rekonstruksi kasus dugaan pelecehan seksual yang melibatkan Agus Buntung, Rabu (11/12/2024).

    Rekonstruksi dilakukan di Taman Udayana sebagai lokasi pertemuan pertama Agus dengan korban.

    Dalam reka adegan, tersangka dibonceng menuju ke Nang’s Homestay yang lokasinya tidak jauh dari Taman Udayana.

    Sebelum menuju ke homestay, terjadi kesepakatan antara korban dan pelaku.

    Pelaku dan korban melakukan kesepakatan terkait siapa yang akan melakukan pembayaran kamar homestay.

    Setelah berbincang, akhirnya disepakati korban bersedia membayar kamar.

    Adegan selanjutnya yakni korban yang melakukan pembayaran ke pemilik homestay.

    Setelah itu, Agus Buntung dan korban diarahkan menuju kamar nomor 6. 

    Dalam rekonstruksi di dalam kamar, ada dua versi keterangan yang berbeda.

    “Ada dua versi kalau menurut korban tersangka yang lebih aktif, kalau menurut tersangka korban yang lebih aktif,” kata Dirreskrimum Polda NTB, Kombes Pol Syarif Hidayat, Rabu, dilansir TribunLombok.com.

    Setelah dari homestay, Agus Buntung diantarkan ke Islamic Center.

    Di tempat itu, Agus Buntung berpisah dengan korban.

    Sementara itu, penjaga Nang’s Homestay I Wayan Kartika mengakui Agus Buntung sering membawa perempuan yang berbeda ke tempatnya itu.

    Dalam sepekan, menurutnya, bisa tiga sampai lima orang yang berbeda-beda yang dibawa oleh Agus Buntung.

    Wayan menyebut, setiap membawa perempuan, Agus Buntung selalu memesan kamar nomor enam.

    “Di pojok itu,” ungkap Wayan, Rabu, masih dari TribunLombok.com.

    I Wayan Agus Suartama (22) alias Agus Buntung memeragakan ulang adegan kasus pelecehan seksual di Taman Udayana Mataram, Rabu (11/12/2024). (TRIBUNLOMBOK.COM/ROBBY FIRMANSYAH)

    Klaim Pengacara Agus Buntung

    Di sisi lain, tim pengacara Agus Buntung, Aminuddin, mengklaim hubungan antara pelaku dan korban, M (23), terjadi atas dasar suka sama suka.

    “Oh ya jelas, itu suka sama suka. Argumennya adalah suka sama suka, tidak ada paksaan,” ujarnya usai mendampingi pelaksanaan rekonstruksi di Mataram, Rabu, dilansir Kompas.com.

    Aminuddin juga menyebut, dalam rekonstruksi terungkap ada keterangan yang berseberangan antara korban dan tersangka.

    “Seperti apa yang disampaikan tadi, yang awalnya yang aktif itu adalah tersangka.”

    “Namun apa yang sudah kami dengarkan dan kami lihat, yang aktif itu adalah pihak korban,” katanya.

    Aminuddin melanjutkan, korban sempat meminta Rp 50.000 kepada tersangka untuk mengganti uang pembayaran kamar homestay.

    “Korban sempat minta uang sebagaimana dia bayar (homestay), tidak bisa dipenuhi karena (tersangka) tidak punya uang pada saat itu, Rp 50.000 pengganti kamar,” imbuh dia.

    Beredar Percakapan Agus dan Calon Korban

    Dalam video berdurasi sekitar 3 menit yang beredar di media sosial, terdengar percakapan Agus Buntung dengan seorang calon korban.

    Agus dalam video tersebut terdengar merayu korban, dengan mengungkit-ungkit masa lalu korban.

    “Kamu pikir saya modus ya, seperti cowok-cowok lain, benarkan? Karena cowok-cowok itu juga hanya manfaatin kamu, modusnya gini-gini, buktinya merusak kamu,” ucap Agus dalam video itu, seperti diberitakan TribunLombok.com.

    Agus pun sempat melontarkan kata-kata yang tidak pantas dengan mengandaikan dirinya berdua di dalam sebuah kamar.

    “Walau kita berdua di kamar tidak bisa apa-apa, saya masih dimandiin sama mama saya, saya tidak sama kayak cowok-cowok yang lain,” lanjut Agus.

    Sebelumnya, Polda NTB telah menemukan dua alat bukti dan menetapkan Agus Buntung sebagai tersangka dalam dugaan pelecehan seksual.

    Dugaan kekerasan seksual ini terjadi di sebuah homestay di Kota Mataram pada 7 Oktober 2024 sekitar pukul 12.00 WITA.

    Tersangka dijerat Pasal 6 C Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2022 tentang Tindak Pidana Kekerasan Seksual (TPKS) dengan ancaman hukuman maksimal 12 tahun penjara.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunLombok.com dengan judul Dua Orang Kembali Melapor Dugaan Pelecehan Seksual oleh Agus Pria Disabilitas di Mataram

    (Tribunnews.com/Nuryanti) (TribunLombok.com/Robby Firmansyah) (Kompas.com/Karnia Septia)

    Berita lain terkait Agus Buntung dan Kasusnya