kab/kota: Mataram

  • Kondisi Salat Id di Masjid Gedhe Mataram, Bekas Peninggalan Kerajaan Islam

    Kondisi Salat Id di Masjid Gedhe Mataram, Bekas Peninggalan Kerajaan Islam

    Bisnis.com, BANTUL – Umat Muslim mulai berdatangan ke Masjid Gedhe Mataram Kotagede sejak pagi untuk melaksanakan Salat Idulfitri.

    Dengan suasana khas peninggalan sejarah, masjid ini menjadi salah satu tempat yang ramai dikunjungi warga untuk merayakan hari kemenangan bagi umat Islam setelah sebulan berpuasa.

    Dari pantauan Bisnis.com di lokasi pada pukul 06.30 WIB, jemaah laki-laki dan perempuan sudah mengambil tempat masing-masing di pelataran masjid. Sebagian besar membawa perlengkapan salat sendiri, seperti sajadah dan mukena.

    Beberapa jemaah terlihat masih berdatangan, sementara yang lain duduk dan berbincang menunggu waktu salat tiba.

    Cahaya matahari pagi yang menyinari area masjid makin menambah suasana khidmat. Anak-anak juga turut serta beribadah, menambah semarak suasana perayaan.

    Mengutip Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta, DIY merupakan salah satu wilayah yang menjadi pusat penyebaran agama Islam di Pulau Jawa. Hal ini terlihat dari banyaknya peninggalan Kerajaan Mataram Islam di kawasan Kotagede, yakni bekas ibukota Mataram Islam

    Masjid Gedhe Mataram Kotagede merupakan masjid tertua yang ada di Yogyakarta, sekaligus menjadi saksi perkembangan Islam di Yogyakarta khususnya dan Pulau Jawa pada umumnya.

    Masjid Gedhe Mataram dibangun pada 1578 dan selesai pada tahun 1587. Masjid ini dibangun pada era Panembahan Senopati dan banyak melibatkan masyarakat yang pada saat itu masih menganut agama Hindu dan Budha.

    Keberadaannya yang bersejarah menjadikannya daya tarik bagi warga setempat maupun wisatawan yang ingin merasakan nuansa Idulfitri di tempat bersejarah.

  • Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Terakhir Mataram, Ramadhan Hari ke-30 Minggu 30 Maret 2025

    Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Terakhir Mataram, Ramadhan Hari ke-30 Minggu 30 Maret 2025

    Jadwal Imsak dan Buka Puasa Hari Ini Terakhir Mataram, Ramadhan Hari ke-30 Minggu 30 Maret 2025

    TRIBUNJATENG.COM – Berikut jadwal imsak dan Buka Puasa Hari Ini Terakhir Mataram, ramadhan hari ke-30 Minggu 30 Maret 2025

    Jadwal imsakiyah juga menjadi acuan bagi para takmir masjid atau musala untuk melaksanakan tugasnya menandai waktu sholat.

    Pastikan anda mengetahui jadwal imsakiyah, agar aktivitas maupun ibadah berjalan lancar hari ini.

    Selain penanda waktu sholat, imsakiyah juga sebagai penanda waktu dimulainya maupun berakhirnya puasa hari ini.

    Berikut jadwal imsakiyah hari ini, ramadan 2025/1446 Hijriyah Mataram dan sekitarnya.

    IMSAK    4:53

    SUBUH    5:03

    TERBIT    6:17

    DHUHA    6:41

    ZUHUR    12:22

    ASHAR    15:39

    MAGHRIB    18:24

    ISYA    19:33

    Hasil Sidang Isbat Lebaran 2025

    Berikut hasil sidangisbat Lebaran 2025 yang diselenggarakan oleh pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) RI dengan melibatkan ahli falak, organisasi Islam, dan beberapa lembaga terkait. 

    Pemerintah melalui Kementerian Agama (Kemenag) secara resmi menetapkan Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hirjiah jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025. 

    “Maka disepakati bahwa tanggal 1 Syawal 1446 H jatuh pada hari Senin, 31 Maret 2025 Masehi” ujar Menteri Agama (Menag) Nasaruddin Umar.

    Hasil perhitungan hisab yang dilakukan oleh pTim Falak Kemenag dijelaskan bahwa kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS) bahwa ketinggian hilal 3 derajat dengan sudut elongasi 6,4 derajat.

    Dalam sidang isbat yang diselenggarakan pada tanggal 29 Maret 2025, tinggi hilal di seluruh wilayah Indonesia antara minus 3,26 derajat hinggs minus 1,08 derajat. Lalu, sudut elongasinya 1,61 derajat hingga 1,21 derajat.

    Amalan Sunnah Sebelum Idul Fitri

    Hukum Sholat Idul Fitri adalah sunnah muakkad bagi laki-laki dan perempuan, mukim atau musafir.

    Sholat Idul Fitri boleh dikerjakan sendirian dan sebaiknya dilakukan berjama’ah.

    Bahkan, bagi wanita wanita yang sedang haid juga dianjurkan keluar ke lapangan, sekalipun mereka tidak ikut shalat.

    Nabi SAW bersabda:

    Dari Ummi ‘Athiyah katanya : “Kami diperintahkan pergi shalat hari Raya, bahkan anak-anak gadis keluar dari pingitannya. Juga perempuan-perempuan yang sedang haid (datang bulan) tetapi mereka hanya berdiri saja dibelakang orang banyak, dan turut takbir dan berdo’a bersama sama dan merekamengharapkan beroleh keberkahan dan kesucian hari itu”. (HR Bukhari).

    Hal-hal Sunnah yang dilakukan sebelum Sholat Id:

    1. Pada hari raya disunatkan mandi, dan berhias dengan memakai pakaian yang sebaik-baiknya dan menggunakan wangi-wangian yang dimilikinya.

    2 . Disunatkan makan sebelum pergi shalat pada hari Idul Fitri, tetapi pada hari raya haji disunatkan tidak makan kecuali setelah sholat.

    3. Pergi untuk mengerjakan shalat dan pulangnya dari shalat hendaknya mengambil jalan yang berlainan.

    4. Takbiran

    Pada hari raya Fithrah dan Haji disunatkan membaca takbir di luar shalat dan waktunya sebagai berikut:

    a. Pada hari raya Fithrah takbir dimulai dari terbenamnya matahari hingga imam berdiri untuk mengerjakan shalat hari raya.

    b. Pada hari raya Haji takbir dimulai dari Shubuh pada hari ‘Arafah (tanggal 9 Dzulhijah) dan pada tiap-tiap shalat fardlu yang lima waktu pada hari hari tanggal tersebut.

    c. Lafazh takbiran :

    ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR ALLAAHU AKBAR, LAA ILAAHA ILLALLAAHU W ALLAAHU AKBAR,

    ALLAAHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU ALLAAHU AK­BAR KABIIRAA, WAL HAMDU LILLAAHI KATSIIRAA.

    WASUBHAANALIAAHI BUKRATAN WA ASHIILAA, LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALAA NA’BUDU ILLAA IYYAA 
    HU MUKHLISHIINA LAHUDDHNA WALAU KARIHAL KAAFI RUN. LAA ILAAHA ILLALLAAHU WAHDAHU,

    SHADAQA WA’DAHU, WANASHARA ABDAHU, WA U AZZA JUNDAHU WAHAZAMAL AHZAABA WAHADAHU. 
    LAA ILAAHA ILLALLAAHU WALLAAHU AKBAR. ALLA AHU AKBAR WALILLAAHIL HAMDU.

    Artinya :

    “Allah Maha Besar (3 kali) Tidak ada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar dan segala puji bagi Allah, Allah Maha Besar dan Maha Agung dan segala puji bagi Allah.

    Maha suci Allah pada pagi dan petang, tiada Tuhan melainkan Allah dan tidak ada yang kami sembah kecuali hanya Allah, dengan ikhlash kami beragama kepadaNya, walaupun orang-orang kafir membenci, Tidak Ada Tuhan melainkan Allah sendiriNya, benar janjiNya, dan Dia menolong akan hambaNya, dan Dia mengusir musuh NabiNya dengan sendiriNya, tiada Tuhan melainkan Allah, Allah Maha Besar Allah Maha Besar dan bagiNya segala puji”.

    (*)

  • Libur Lebaran, Ini Deretan Acara Syawalan 2025 di Jawa Tengah

    Libur Lebaran, Ini Deretan Acara Syawalan 2025 di Jawa Tengah

    Liputan6.com, Yogyakarta – Libur Lebaran menjadi waktu yang tepat untuk menghabiskan waktu bersama keluarga. Menyambut libur Lebaran, ada banyak acara Syawalan seru di Jawa Tengah yang bisa dikunjungi.

    Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang dikenal memiliki kekayaan budaya dan tradisi. Selama Ramadan, ada banyak tradisi yang telah digelar, seperti grebeg, padusan, dugderan dan lainnya. Dalam menyambut libur Lebaran, juga ada banyak acara seru yang terangkum dalam acara Syawalan 2025.

    Syawalan merupakan tradisi yang dilaksanakan setiap tahun dalam rangka merayakan datangnya Idulfitri. Umumnya, tradisi ini berlangsung pada hari ke-7 setelah Idulfitri atau hari ke-8 bulan Syawal.

    Selain unik, tradisi Syawalan juga kental dengan suasana kebersamaan dan keharmonisan masyarakat. Masyarakat akan saling gotong royong dalam menyambut Syawalan, mulai dari memasak lopis raksasa, membuat balon udara tradisional, serta membawa arak-arakan gunungan. Pada kesempatan yang sama, masyarakat juga saling mengunjungi saudara, tetangga, dan teman untuk mempererat hubungan sosial.

    Mengutip dari Visit Jateng, berikut deretan acara Syawalan 2025 di Jawa Tengah:

    Festival Mudik Balon Udara Wonosobo:

    1. Festival Balon Jogoyitnan Wonosobo (1 April 2025)

    2. Festival Balon Candiyasan Kertek (1-2 April 2025)

    3. Festival Balon Semayu Selomerto (1-2 April 2025)

    4. Festival Balon Kembaran Kalikajar (1-4 April 2025)

    5. Festival Balon Mirombo Wonosobo (2 April 2025)

    6. Festival Balon Simbang Kalikajar (2-5 April 2025)

    7. Festival Balon Limbangan Mudal Mojotengah (3 April 2025)

    8. Festival Balon Mendolo Bumireso Wonosobo (3 April 2025)

    9. Festival Balon Lamuk Kalikajar (3-5 April 2025)

    10. Festival Balon Reco Kertek (3-4 April 2025)

    11. Festival Balon Tanjungsari Land Sapuran (3-4 April 2025)

    12. Festival Balon Jaraksari Wonosobo (4 April 2025)

    13. Festival Balon Wringinanom Kertek (5 April 2025)

    14. Festival Balon Kaliasem Gondang Watumalang (4-5 April 2025)

    15. Festival Balon Tempel Kalikajar (5 April 2025)

    16. Puncak Festival Mudik di Alun-Alun Wonosobo (6 April 2025)

     

    Pekalongan Balloon Festival:

    1. Penyisihan Grup A di Lapangan Setono dan Penyisihan Grup B di Lapangan Peturen (2 April 2025 pukul 05.00 WIB)

    2. Penyisihan Grup C di Lapangan Sokoduwet dan Penyisihan Grup D di Lapangan Palapa (3 April 2025 pukul 05.00 WIB)

    3. Grand Final di Lapangan Mataram (7 April 2025 pukul 05.00 WIB)

     

    Tradisi Grebeg Syawalan, Kupatan, serta Festival Budaya di Wilayah Jawa Tengah:

    1. Bakdan Neng Solo di Balaikota Surakarta (3 April 2025)

    2. Pekan Syawalan di Pantai Pasir Kencana, Kota Pekalongan (2-6 April 2025)

    3. Gebyar Syawalan di Umbul Tlatar & Umbul Pengging, Kabupaten Boyolali (2-3 April 2025)

    4. Grebeg Syawalan at Solo Safari (6 April 2025)

    5. Sewu Kupat di Desa Colo, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus (7 April 2025)

    6. Grebeg Syawalan di Taman Rekreasi Pantai Kartini, Kabupaten Rembang (5-8 April 2025)

    7. Prosesi Lomban di TPI Ujung Batu, Kabupaten Jepara (6 – 7 April 2025)

    8. Grebeg Kupatan di Dusun Dawung, Desa Banjarnegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kabupaten Magelang (4 April 2025)

    9. Pemotongan Lopis Raksasa di Kelurahan Krapyak, Kota Pekalongan (7 April 2025)

    10. Tradisi Syawalan Megono Gunungan di Linggoasri, Kabupaten Pekalongan (7 April 2025)

    11. Syawalan atau Kupatan di Bukit Sidoguro, Kabupaten Klaten (7 April 2025)

    12. Festival Kali Silugonggo di Desa Kedung Pancing , Kecamatan Juwana, Kabupaten Pati (13 April 2025)

    13. Lomban Kupatan di TPI Juwana, TPI Tayu, TPI Banyutowo, Kabupaten Pati (13 April 2025)

    Itulah deretan acara Syawalan seru di Jawa Tengah selama libur Lebaran 2025. Jangan lewatkan kemeriahan dan kehangatan setiap tradisinya.

    Penulis: Resla

  • Atasi Gangguan Kamtibmas, AKP Seala Syah Alam Bicara Arti Penting Kolaborasi Semua Elemen Masyarakat – Halaman all

    Atasi Gangguan Kamtibmas, AKP Seala Syah Alam Bicara Arti Penting Kolaborasi Semua Elemen Masyarakat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kapolsek Pesanggarahan AKP Seala Syah Alam menyadari pentingnya sinergi antara timnya dengan semua elemen masyarakat, dalam melaksanakan fungsi dan tugas sebagai aparat. Tak terkecuali wartawan.

    Sebab, diakui jumlah personelnya terbatas, sehingga dibutuhkan kerjasama semua pihak.

    “Seperti yang sudah-sudah terjadi saat ini, ada kejadian apa-apa, bahkan saya sebagai kapolsek belum tahu, tapi teman-teman wartawan lebih dulu tahu. Sampaikan itu sebagai salah satu bentuk peran serta kami sebagai anggota kepolisian untuk berada di tengah-tengah masyarakat dengan waktu yang cepat. Mengapa demikian, dengan jumlah kami yang terbatas, kalau tidak ada peran dari rekan-rekan, kami pasti akan membutuhkan waktu lebih lama,” kata AKP Saela Syah Alam saat acara buka puasa bareng di kantornya, belum lama ini.

    Sejauh pengalamannya, AKP Saela mengakui tak jarang wartawan berada lebih dulu di lapangan, sehingga mengetahui peristiwa yang mengganggu keamanan dan ketertiban masyarakat.

    “Dan teman-teman wartawan membantu kami melaksanakan tugas kepada masyarakat agar bisa merespons dengan cepat,” lanjut jebolan Akademi Kepolisian angkatan 2012 ini.

    Sebagai info, Seala menjadi Kapolsek Pesanggrahan, Jakarta Selatan, menggantikan posisi AKP Kresna Ajie Perkasa yang dirotasi menjadi Kapolsek Curug.

    Adapun rotasi ini tertuang dalam Surat Telegram Kapolda Metro Jaya nomor ST/9/Kep/2025 tertanggal 10 Januari 2025.

    Seala sebelumnya sempat menjabat sebagai Kapolsek Pagedangan di Kabupaten Tangerang, Banten dan Kapolsek Lingsar di Mataram, Nusa Tenggara Barat. 

    Berbekal pengalaman sebelumnya menjabat sebagai kapolsek, Polwan berusia 34 tahun itu, akan terus melanjutkan hal baik.

    “Hal yang baik dari pengalaman saya sebagai kapolsek sebelumnya akan saya terus lakukan dengan modifikasi sesuai dengan karakter masyarakat tempat saya diberikan amanah saat ini sebagai Kapolsek Pesanggrahan,” ujarnya seperti diberitakan Wartakotalive.com.

    Oleh karena itu, ditambahkannya, apa yang menjadi harapan masyarakat terhadap pelayanan kepolisian dapat terlaksana.

    “Selanjutnya turut serta mendukung program Asta Cita bapak presiden Prabowo dan juga arahan pimpinan Polri bersama dengan masyarakat,” tandas AKP Saela.

  • Daftar Lokasi Salat Idul Fitri 2025 Prabowo, Jokowi, Pejabat dan Gubernur-Wagub Jakarta – Halaman all

    Daftar Lokasi Salat Idul Fitri 2025 Prabowo, Jokowi, Pejabat dan Gubernur-Wagub Jakarta – Halaman all

    Daftar Lokasi Salat Idul Fitri 2025 Prabowo, Jokowi, Pejabat dan Gubernur-Wagub Jakarta

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut ini daftar lokasi Salat Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah/2025 Prabowo, Jokowi, Menteri Kabinet Merah Putih, dan Gubernur-Wakil Gubernur Jakarta.

    Presiden Kedelapan Prabowo Subianto

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Masjid Istiqlal Jakarta

    Presiden Ketujuh Joko Widodo

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Masjid Istiqlal Jakarta

    Presiden Keenam Susilo Bambang Yudhoyono

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Masjid Istiqlal Jakarta

    Menteri Agama Nasaruddin Umar

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Masjid Istiqlal Jakarta

    Gubernur Jakarta Pramono Anung

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Masjid Fatahillah Balai Kota Jakarta

    Wakil Gubernur Jakarta

    Rano Karno

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Masjid Fatahillah Balai Kota Jakarta

    Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi

    Lokasi Salat Idul Fitri

    Lapangan Gasibu

    Untuk diketahui, Salat Idul Fitri 1 Syawal 1446 Hijriah/2025 kemungkinan akan dilakukan pada Senin 31 Maret 2025.

    Hal ini karena hilal belum terlihat.

    Muhammadiyah menetapkan awal Lebaran pada Senin, 31 Maret 2025. Menteri Agama Nasaruddin Umar juga memperkirakan satu Syawal 1446 Hijriah pada Senin.

    Hilal 1 Syawal 1446 Hijriah dipastikan tidak terlihat di wilayah Aceh, Sabtu (29/3/2025).

    Berdasarkan perhitungan Tim Falakiyah Kementerian Agama (Kemenag) Aceh, ketinggian hilal di Aceh adalah minus (-) 1,07 derajat di bawah ufuk dengan elongasi geosentrik 1,2 derajat dan elongasi toposentrik 1,5 derajat.

    Merujuk pada data tersebut, maka hilal di Aceh belum memenuhi kriteria Menteri Agama Brunei, Indonesia, Malaysia, dan Singapura (MABIMS), dilansir Serambinews.com.

    Sebagai informasi, Kemenag akan menggelar sidang isbat pada Sabtu sore ini, terkait pengumuman kapan Idul Fitri 2025.

    Pemantauan hilal dilakukan di 33 wilayah, berikut daftarnya:

    Aceh – Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, Lhoknga

    Sumatra Utara – Anjungan Lantai IX Kantor Gubernur Sumatra Utara, Medan

    Sumatra Barat – Rooftop Hotel Rangkayo Basa Syofyan Inn, Padang

    Riau – Rooftop Premier Hotel, Pekanbaru

    Kepulauan Riau – Pantai Setumu Dompak, Kota Tanjungpinang

    Jambi – Rooftop Hotel Odua Weston, Kota Jambi

    Sumatra Selatan – Helipad Hotel Aryaduta, Palembang

    Bangka Belitung – Pantai Tanjung Raya, Bangka

    Bengkulu – Jalan Pariwisata No. 1, Kota Bengkulu

    Lampung – POB Pantai Canti, Kalianda, Lampung Selatan

    DKI Jakarta – Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta

    Jawa Barat – POB Gunung Putri, Kota Banjar

    Banten – Pantai Anyer

    Jawa Tengah – Pantai Binangun, Rembang

    DI Yogyakarta – POB Syekh Bela Belu, Parangtritis, Bantul

    Jawa Timur – Bukit Condrodipo, Gresik

    Kalimantan Barat – Pantai Indah, Sungai Kakap, Kubu Raya

    Kalimantan Tengah – Menara Masjid Raya Darussalam, Palangka Raya

    Kalimantan Timur – Puncak Hotel Five Premiere, Samarinda

    Kalimantan Selatan – Rooftop Zuri Express Hotel, Banjarmasin

    Kalimantan Utara – SATRAD 225 Tarakan, Kota Tarakan

    NTB – Pantai Loang Baloq, Mataram

    NTT – Rooftop Gedung Pelayanan BMKG, Kota Kupang

    Sulawesi Selatan – Delf Apartemen, Makassar

    Sulawesi Barat – Tanjung Mercusuar Sumare, Mamuju

    Sulawesi Tenggara – Pantai Bahari, Kabupaten Kolaka

    Sulawesi Utara – Apartemen MTC Megamas, Manado

    Gorontalo – Obyek Wisata Hiu Paus, Bone Bolango

    Sulawesi Tengah – Gedung Observasi, Donggala

    Maluku – Halaman Samping Rumah Dinas Wakil Gubernur, Ambon

    Maluku Utara – Pantai Ropu Tengah Balu, Halmahera Barat

    Papua – The Hele’yo Yobeh, Sentani, Jayapura

    Papua Barat – Hotel Kota Sorong.

  • Hilal Sulit Terlihat di Mataram, Lebaran 2025 Diprediksi Jatuh Senin

    Hilal Sulit Terlihat di Mataram, Lebaran 2025 Diprediksi Jatuh Senin

    Mataram, Beritasatu.com – Tim rukyatul hilal yang terdiri dari pemerintah, tokoh agama, dan akademisi di Mataram menghadapi tantangan signifikan dalam menentukan awal Syawal 1446 Hijriah pada hari ini, Sabtu (29/3/2025).

    Kepala Stasiun Geofisika Mataram Sumawan menyampaikan, peluang untuk melihat hilal sangat kecil karena posisi bulan masih berada di bawah cakrawala atau infuk.

    “Hari ini kita melakukan pengamatan hilal, tetapi peluang untuk melihatnya sangat kecil karena bulan masih berada di bawah cakrawala atau infuk,” ujar Sumawan saat memberikan keterangan terkait pengamatan hilal di Mataram, Sabtu (29/3/2025).

    Sumawan menjelaskan, bulan diperkirakan akan terbenam lebih dahulu dibandingkan matahari. Matahari dijadwalkan terbenam pada pukul 18.21 Wita, sementara bulan akan terbenam lebih awal pada pukul 18.13 Wita. Perbedaan waktu terbenam ini semakin memperkecil kemungkinan terlihatnya hilal.

    “Kami berpendapat bahwa kemungkinan besar Ramadan akan digenapkan menjadi 30 hari. Dengan demikian, 1 Syawal 1446 H kemungkinan besar jatuh pada hari Senin,” lanjut Sumawan.

    Selain posisi bulan yang kurang mendukung, kondisi cuaca di Mataram pada sore hari ini juga tidak bersahabat. Sumawan mengungkapkan bahwa sebelumnya terjadi hujan dan saat ini langit masih mendung dengan angin bertiup cukup kencang.

    Kondisi ini semakin mempersulit upaya tim rukyat dalam mengamati hilal, meskipun menggunakan alat bantu optik.

    “Cuaca di Mataram sempat hujan, sekarang mendung, dan anginnya cukup kencang,” kata Sumawan.

    Data ketinggian hilal yang dipublikasikan menunjukkan bahwa sebagian besar wilayah, termasuk Indonesia, berada pada area dengan ketinggian hilal negatif atau sangat rendah pada 29 Maret 2025.

    Ketinggian hilal positif menandakan bulan berada di atas horizon saat matahari terbenam, sedangkan ketinggian negatif berarti bulan masih di bawah horizon.

    Peta ketinggian hilal untuk wilayah Indonesia pada Sabtu (29/3/2025) mengonfirmasi kondisi ini. Sebagian besar wilayah Indonesia menunjukkan ketinggian hilal yang sangat rendah atau negatif saat matahari terbenam, memperkuat prediksi bahwa hilal kemungkinan besar tidak akan terlihat pada hari ini.

    Sebaliknya, peta ketinggian hilal untuk Minggu (30/3/2025) menunjukkan kondisi yang jauh lebih baik, dengan ketinggian hilal positif dan lebih tinggi di sebagian besar wilayah dunia, termasuk Indonesia. Hal ini semakin mendukung perkiraan bahwa 1 Syawal 1446 Hijriah kemungkinan besar akan jatuh pada hari Senin.

    Meskipun prediksi dari Stasiun Geofisika Mataram dan analisis data ketinggian hilal mengarah pada kemungkinan 1 Syawal jatuh pada hari Senin, kepastian resmi mengenai penetapan awal Syawal 1446 Hijriah akan diumumkan oleh pemerintah melalui sidang isbat yang akan digelar malam ini. Hasil sidang isbat akan menjadi keputusan final yang diikuti oleh seluruh umat Islam di Indonesia.
     

  • Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

    Sejarah Tradisi Mudik Lebaran di Indonesia

    Jakarta, Beritasatu.com – Mudik Lebaran merupakan tradisi tahunan yang telah mengakar kuat dalam budaya masyarakat Indonesia. Setiap menjelang hari raya Idulfitri, jutaan orang berbondong-bondong kembali ke kampung halaman untuk bersilaturahmi dengan keluarga dan kerabat.

    Fenomena ini bukan hanya menjadi momen penting secara emosional, tetapi juga memiliki dampak sosial dan ekonomi yang besar. Tradisi mudik yang telah berlangsung selama berabad-abad ini menunjukkan betapa eratnya hubungan masyarakat Indonesia dengan tanah kelahiran mereka.

    Selain itu, ini menunjukan bagaimana nilai-nilai kekeluargaan dan kebersamaan tetap dijunjung tinggi meskipun di tengah modernisasi dan urbanisasi yang semakin pesat. Lalu, bagaimana sejarah dan asal-usul dari tradisi mudik ini?

    Asal Usul Kata Mudik

    Secara etimologis, kata “mudik” berasal dari bahasa Jawa, yaitu “mulih dilik,” yang berarti “pulang sebentar”. Istilah ini awalnya digunakan oleh masyarakat pedesaan yang pergi ke kota untuk bekerja dan kembali ke kampung halaman dalam waktu singkat.

    Selain itu, dalam bahasa Melayu, “udik” juga memiliki arti “hulu” atau “arah ke pedalaman,” yang mencerminkan perjalanan seseorang dari kota kembali ke daerah asalnya di pedalaman atau desa.

    Penggunaan istilah ini kemudian berkembang dan semakin populer seiring dengan meningkatnya mobilitas masyarakat, terutama menjelang perayaan hari-hari besar keagamaan seperti Idulfitri.

    Jejak Sejarah Mudik di Indonesia

    Tradisi mudik lebaran bukanlah fenomena baru. Beberapa catatan sejarah menunjukkan bahwa kebiasaan pulang kampung telah ada sejak zaman kerajaan Nusantara.

    Pada masa Kerajaan Majapahit dan Mataram Islam, masyarakat memiliki kebiasaan pulang ke desa untuk berziarah ke makam leluhur serta berkumpul bersama keluarga dalam rangka ritual keagamaan. Tradisi ini erat kaitannya dengan kepercayaan masyarakat pada saat itu yang menempatkan leluhur sebagai bagian penting dalam kehidupan mereka.

    Pulang ke kampung halaman bukan hanya sebatas kunjungan biasa, tetapi juga bagian dari penghormatan kepada leluhur yang diyakini dapat memberikan restu dan perlindungan bagi generasi penerusnya.

    Pada masa kolonial Belanda, urbanisasi mulai berkembang seiring dengan adanya industrialisasi. Banyak penduduk desa yang pindah ke kota-kota besar seperti Batavia (Jakarta), Surabaya, dan Semarang untuk bekerja di sektor perkebunan, perdagangan, dan jasa.

    Namun, meskipun sudah menetap di kota, mereka tetap memiliki ikatan emosional yang kuat dengan kampung halaman dan selalu menyempatkan diri untuk pulang, terutama saat hari-hari besar keagamaan.

    Seiring dengan berkembangnya sistem transportasi seperti jalur kereta api yang mulai dibangun pada abad ke-19, perjalanan pulang ke kampung halaman menjadi lebih mudah dilakukan oleh para perantau.

    Pada era 1950-an hingga 1960-an, pasca-kemerdekaan Indonesia, urbanisasi semakin meningkat akibat pembangunan ekonomi yang berfokus di kota-kota besar. Banyak masyarakat desa yang merantau ke ibu kota dan kota-kota industri untuk mencari kehidupan yang lebih baik.

    Namun, setiap kali hari raya Idulfitri tiba, mereka akan berusaha kembali ke kampung halaman, baik menggunakan kendaraan umum maupun kendaraan pribadi. Pada masa ini, perjalanan mudik masih dilakukan dengan berbagai keterbatasan, seperti kondisi jalan yang belum memadai serta transportasi yang masih terbatas.

    Banyak pemudik yang harus menempuh perjalanan panjang dengan kondisi yang tidak nyaman demi bisa berkumpul kembali dengan keluarga di kampung halaman.

    Sejak era 1970-an, istilah mudik semakin populer, terutama setelah pemerintahan Orde Baru mulai membangun infrastruktur transportasi seperti jalan raya, terminal bus, dan jaringan kereta api yang menghubungkan kota-kota besar dengan daerah pedesaan.

    Pembangunan ini mempermudah mobilitas masyarakat dan menjadikan mudik sebagai tradisi tahunan yang semakin masif. Selain itu, pertumbuhan ekonomi yang pesat juga menyebabkan meningkatnya jumlah perantau yang bekerja di berbagai sektor di kota-kota besar.

    Mereka yang merantau ke ibu kota dan pusat-pusat industri lainnya akan memanfaatkan libur panjang Lebaran untuk kembali ke kampung halaman sebagai bentuk pelepasan rindu serta ajang berkumpul dengan keluarga besar.

    Pada era 1990-an hingga 2000-an, fenomena mudik semakin berkembang pesat seiring dengan pertumbuhan ekonomi dan pembangunan infrastruktur yang lebih maju. Jalan tol mulai dibangun di berbagai wilayah untuk mengakomodasi lonjakan arus mudik yang semakin besar.

    Di sisi lain, kemajuan teknologi juga mulai mempengaruhi tradisi mudik, dengan munculnya sistem reservasi tiket online yang memudahkan masyarakat dalam merencanakan perjalanan mereka.

    Pemerintah mulai aktif mengelola arus mudik dengan berbagai kebijakan, seperti sistem pengaturan lalu lintas dan penyediaan layanan mudik gratis bagi masyarakat kurang mampu.

    Seiring dengan berkembangnya zaman, mudik juga mengalami perubahan dalam cara dan sarana transportasi yang digunakan. Jika dahulu mudik lebih banyak dilakukan dengan kendaraan umum seperti bus dan kereta api, kini banyak pemudik yang menggunakan kendaraan pribadi.

    Di sisi lain, industri transportasi udara juga semakin berkembang, membuat perjalanan mudik menjadi lebih cepat dan nyaman bagi mereka yang memiliki akses ke penerbangan domestik.

    Selain dari aspek transportasi, fenomena mudik juga menjadi ajang perputaran ekonomi yang besar. Setiap tahunnya, berbagai sektor ekonomi mengalami peningkatan drastis menjelang mudik, seperti industri transportasi, jasa pengiriman barang, kuliner, hingga pariwisata lokal di daerah-daerah tujuan mudik.

    Bagi daerah asal para pemudik, tradisi ini membawa dampak ekonomi yang signifikan karena adanya peningkatan konsumsi dan aktivitas ekonomi lokal. Oleh karena itu, banyak pemerintah daerah yang berupaya meningkatkan fasilitas serta kenyamanan bagi para pemudik yang kembali ke kampung halaman mereka.

    Mudik Lebaran bukan sekadar perjalanan fisik dari kota ke desa, tetapi juga perjalanan emosional yang menghubungkan seseorang dengan akar dan identitasnya. Sejarah panjang tradisi ini menunjukkan betapa kuatnya ikatan masyarakat Indonesia dengan keluarga dan kampung halaman mereka.

    Dengan berbagai tantangan dan perubahan zaman, mudik tetap menjadi bagian yang tidak terpisahkan dari budaya Indonesia, sekaligus menjadi simbol kebersamaan, kehangatan, dan keakraban di tengah kesibukan kehidupan modern.

    Selama nilai kekeluargaan masih menjadi aspek utama dalam budaya Indonesia, tradisi mudik akan tetap bertahan dan berkembang seiring dengan kemajuan zaman. 

    Dalam perkembangannya, mudik Lebaran bukan hanya sekadar perjalanan pulang kampung, tetapi juga menjadi perayaan besar yang membawa berkah bagi banyak pihak, baik secara sosial maupun ekonomi.

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini, Waspada Hujan Petir di Beberapa Wilayah

    Prakiraan Cuaca Hari Ini, Waspada Hujan Petir di Beberapa Wilayah

    Summary:

    Keyword: 

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) merilis prakiraan cuaca terbaru untuk berbagai wilayah di Indonesia pada Sabtu (29/3/2025). Sejumlah kota besar diprediksi mengalami kondisi cuaca yang beragam.

    Dikutip dari prakiraan cuaca yang disiarkan akun YouTube Info BMKG, di Pulau Jawa, cuaca berawan tebal diprediksi meliputi Jakarta, sedangkan hujan ringan kemungkinan terjadi di Serang, Bandung, dan Yogyakarta. Namun, Semarang dan Surabaya perlu mewaspadai potensi hujan petir.

    Sementara itu, di wilayah Sumatera, kondisi cuaca juga bervariasi. Banda Aceh diprediksi berawan tebal, sementara Tanjung Pinang, Pekanbaru, dan Padang berpotensi mengalami hujan ringan. Hujan sedang diperkirakan terjadi di Medan, sementara Bengkulu berisiko mengalami hujan petir.

    Prakiraan cuaca di Pulau Bali dan Nusa Tenggara, hujan ringan berpotensi terjadi di Denpasar dan Kupang, sementara Mataram diperkirakan akan mengalami hujan sedang. Di Kalimantan, hujan ringan kemungkinan turun di Pontianak dan Samarinda, tetapi wilayah seperti Tanjung Selor, Palangkaraya, dan Banjarmasin berisiko mengalami hujan petir.

    Sementara itu, di Sulawesi, hujan ringan diperkirakan turun di Palu, Gorontalo, dan Makassar. Kendari kemungkinan akan mengalami hujan sedang, sedangkan hujan petir berpotensi terjadi di Manado dan Mamuju.

    Di wilayah timur Indonesia, kondisi cuaca juga perlu diwaspadai. Ambon diperkirakan berawan, sementara hujan ringan kemungkinan terjadi di Ternate, Sorong, Manokwari, Jayawijaya, dan Jayapura. Hujan sedang berpotensi turun di Merauke, sedangkan Nabire berisiko mengalami hujan petir.

    Selain prakiraan cuaca, BMKG juga mengamati adanya dinamika atmosfer yang dapat meningkatkan risiko cuaca ekstrem. Siklon tropis di Samudra Hindia Barat Daya Banten diperkirakan membentuk low-level jet, yang dapat memicu pertumbuhan awan hujan.

    Sementara itu, bibit siklon 93S mulai memasuki perairan dan daratan Australia, yang juga dapat memperkuat sistem cuaca di sekitarnya. Di Laut Natuna Utara, sirkulasi siklonik berpotensi membentuk daerah konvergensi yang berimbas pada peningkatan curah hujan di wilayah Kepulauan Riau.

    Kondisi atmosfer ini menyebabkan potensi hujan lebat hingga cuaca ekstrem di beberapa wilayah, termasuk Sumatera, Jawa Barat, Jawa Tengah, Bali, Nusa Tenggara Barat, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, Kalimantan Utara, Sulawesi, Maluku, serta Papua dan Papua Barat.

    Sementara itu, kecepatan angin diperkirakan mencapai lebih dari 25 knot di Samudra Hindia bagian barat hingga selatan Banten, serta perairan selatan Jawa Timur hingga Nusa Tenggara Timur. Akibatnya, tinggi gelombang di wilayah perairan tersebut diperkirakan mencapai 2,5 hingga 4 meter, sehingga masyarakat, terutama nelayan dan operator transportasi laut, diminta untuk meningkatkan kewaspadaan.

    Selain prakiraan cuaca, BMKG juga memperingatkan adanya potensi banjir rob di pesisir Kepulauan Riau, Sumatera Barat, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara, Maluku, dan Maluku Utara.

  • Sidang Isbat Idul Fitri 2025 Digelar Besok 29 Maret 2025, Catat Jam dan Rangkaian Acara Penentuan Lebaran!

    Sidang Isbat Idul Fitri 2025 Digelar Besok 29 Maret 2025, Catat Jam dan Rangkaian Acara Penentuan Lebaran!

    PIKIRAN RAKYAT – Sidang isbat penentuan 1 Syawal 1446 H atau Hari Raya Idul Fitri 2025 akan digelar pada Sabtu, 29 Maret 2025, di Kantor Kementerian Agama RI, Jakarta. Sidang ini akan menjadi acuan resmi bagi umat Islam di Indonesia dalam merayakan Idul Fitri.

    Jadwal Sidang Isbat Idul Fitri 2025

    Dirjen Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas Islam) Kemenag, Abu Rokhmad, telah mengonfirmasi bahwa sidang isbat akan dimulai sejak sore hari. Berikut tahapan dan rangkaian acaranya:

    Seminar Hisab dan Rukyat – Pukul 16.00 WIB Membahas perhitungan astronomi terkait posisi hilal. Diikuti oleh para ahli astronomi, BMKG, LAPAN, serta perwakilan ormas Islam. Buka Puasa Bersama – Pukul 18.00 WIB Peserta sidang isbat akan berbuka puasa bersama sebelum sidang dimulai. Sidang Isbat Tertutup – Pukul 18.30 WIB Dipimpin oleh Menteri Agama, Nasaruddin Umar. Menggunakan metode hisab (perhitungan astronomi) dan rukyat (pengamatan langsung). Konferensi Pers Pengumuman Hasil Sidang – Pukul 19.00 WIB Menteri Agama akan menyampaikan keputusan resmi pemerintah terkait awal 1 Syawal 1446 H. Metode Penetapan Idul Fitri: Hisab dan Rukyat

    Sidang isbat menggunakan dua metode utama:

    Hisab (Perhitungan Astronomi) – Menentukan posisi hilal berdasarkan perhitungan matematis dan astronomi. Rukyat (Pengamatan Hilal) – Verifikasi visual hilal di berbagai titik pemantauan.

    Menurut perhitungan astronomi, ijtimak (konjungsi bulan dan matahari) terjadi pada Sabtu, 29 Maret 2025, pukul 17.57 WIB. Posisi hilal diperkirakan berada di antara -3 derajat di Papua hingga -1 derajat di Aceh, sehingga berpotensi sulit terlihat dengan mata telanjang.

    Data astronomi ini akan diverifikasi dengan mekanisme rukyat di 33 titik pemantauan di seluruh Indonesia.

    33 Lokasi Pemantauan Hilal di Indonesia

    Pemantauan hilal dilakukan di 33 titik strategis di berbagai provinsi:

    Aceh: Observatorium Tgk Chiek Kuta Karang, Lhoknga. Sumatra Utara: Anjungan Lantai IX Kantor Gubernur Sumatra Utara, Medan. Sumatra Barat: Rooftop Hotel Rangkayo Basa Syofyan Inn, Padang. Riau: Rooftop Premier Hotel, Pekanbaru. Kepulauan Riau: Pantai Setumu Dompak, Kota Tanjungpinang. Jambi: Rooftop Hotel Odua Weston, Kota Jambi. Sumatra Selatan: Helipad Hotel Aryaduta, Palembang. Bangka Belitung: Pantai Tanjung Raya, Bangka. Bengkulu: Jalan Pariwisata No. 1, Kota Bengkulu. Lampung: POB Pantai Canti, Kalianda, Lampung Selatan. DKI Jakarta: Gedung Kanwil Kemenag DKI Jakarta. Jawa Barat: POB Gunung Putri, Kota Banjar. Banten: Pantai Anyer. Jawa Tengah: Pantai Binangun, Rembang. DI Yogyakarta: POB Syekh Bela Belu, Parangtritis, Bantul. Jawa Timur: Bukit Condrodipo, Gresik. Kalimantan Barat: Pantai Indah, Sungai Kakap, Kubu Raya. Kalimantan Tengah: Menara Masjid Raya Darussalam, Palangka Raya. Kalimantan Timur: Puncak Hotel Five Premiere, Samarinda. Kalimantan Selatan: Rooftop Zuri Express Hotel, Banjarmasin. Kalimantan Utara: SATRAD 225 Tarakan, Kota Tarakan. NTB: Pantai Loang Baloq, Mataram. NTT: Rooftop Gedung Pelayanan BMKG, Kota Kupang. Sulawesi Selatan: Delf Apartemen, Makassar. Sulawesi Barat: Tanjung Mercusuar Sumare, Mamuju. Sulawesi Tenggara: Pantai Bahari, Kabupaten Kolaka. Sulawesi Utara: Apartemen MTC Megamas, Manado. Gorontalo: Obyek Wisata Hiu Paus, Bone Bolango. Sulawesi Tengah: Gedung Observasi, Donggala. Maluku: Halaman Samping Rumah Dinas Wakil Gubernur, Ambon. Maluku Utara: Pantai Ropu Tengah Balu, Halmahera Barat. Papua: The Hele’yo Yobeh, Sentani, Jayapura. Papua Barat: Hotel Kota Sorong.

    Bali tidak menyelenggarakan rukyatul hilal karena bertepatan dengan Hari Raya Nyepi.

    Hasil Sidang Isbat Menentukan Hari Raya Idul Fitri

    Setelah pengamatan hilal dan pembahasan dalam sidang isbat, Menteri Agama Nasaruddin Umar akan mengumumkan secara resmi kapan umat Islam di Indonesia merayakan Idul Fitri 2025.

    Keputusan ini akan menjadi pedoman bagi seluruh masyarakat Muslim di tanah air.
    Dengan adanya sidang isbat ini, diharapkan umat Islam dapat merayakan Idul Fitri dengan kepastian dan kebersamaan. Nantikan pengumuman resmi hasil sidang isbat pada Sabtu malam, 29 Maret 2025!***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemkot Semarang antisipasi kepadatan di pusat oleh-oleh

    Pemkot Semarang antisipasi kepadatan di pusat oleh-oleh

    Kami harus sampaikan bahwa titik oleh-oleh dan pusat perbelanjaan yang disiapkan oleh Kota Semarang ini banyak. Dan titik oleh-olehnya sudah tidak hanya di (Jalan) Pandanaran. Jadi, bisa ke berbagai tempat

    Semarang (ANTARA) – Wali Kota Semarang Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, pihaknya berupaya untuk mengurai kepadatan lalu lintas yang berpotensi terjadi di pusat oleh-oleh, seperti di Jalan Pandanaran Semarang.

    “Tantangannya parkir memang. Karena kadang-kadang kan pemudik itu enggak mau jalan jauh ya,” katanya, usai memantau arus mudik di Gerbang Tol Kalikangkung, Semarang, Jumat.

    Menurut dia, upaya memecah konsentrasi pemudik di pusat oleh-oleh tersebut akan dilakukan dengan menyosialisasikan titik-titik penjualan oleh-oleh yang tersebar di berbagai wilayah.

    Ia mengatakan, banyak titik penjualan oleh-oleh di Kota Semarang, dan tidak hanya di Jalan Pandanaran yang selama ini sudah banyak dikenal pemudik.

    “Kami harus sampaikan bahwa titik oleh-oleh dan pusat perbelanjaan yang disiapkan oleh Kota Semarang ini banyak. Dan titik oleh-olehnya sudah tidak hanya di (Jalan) Pandanaran. Jadi, bisa ke berbagai tempat,” katanya.

    Upaya sosialisasi, kata dia, salah satunya dilakukan melalui laman resmi Pemerintah Kota Semarang yang menginformasikan mengenai keberadaan titik-titik penjualan oleh-oleh.

    “Mungkin bisa diklik nanti di lamannya Pemkot Semarang ya. Kalau mau cari bandeng itu bisa ada di Jalan Pamularsih ya. Kemudian, kalau mau cari Lumpia itu bisa di Mataram, dan lain sebagainya,” katanya.

    Ia berharap langkah tersebut bisa membantu mengurai kepadatan di pusat oleh-oleh Jalan Pandanaran yang selalu dipadati pemudik setiap tahun.

    “Mudah-mudahan, dengan kami menginformasikan secara lebih jelas dan lebih gencar proses kepadatan di Pandanaran ini bisa terurai,” kata Agustina.

    Sementara itu, Sekretaris Dinas Perhubungan Kota Semarang Danang Kurniawan mengatakan kemungkinan pengaturan parkir untuk mengurai kepadatan di Jalan Pandanaran.

    “Mungkin nanti kami izinkan (parkir) satu sisi. Kemudian, yang selain itu kami tampung di gedung gedung parkir yang sudah ada,” katanya.

    Pewarta: Zuhdiar Laeis
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025