Polres Lombok Timur Masih Cari Istri WNA Australia yang Hilang di Sembalun
Editor
MATARAM, KOMPAS.com
– Polres Lombok Timur, Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB) menyatakan pihaknya masih melakukan pencarian terhadap seorang Istri dari warga negara asing (WNA) asal Australia bernama Fitri Rosita yang dilaporkan hilang di penginapan Desa Sajang, Kecamatan Sembalun.
“Laporan sudah diterima dan kasusnya masih lidik,” kata Kasi Humas Polres Lombok Timur AKP Nicolas Oesman, Kamis (30/10/2025).
Peristiwa itu terjadi pada Minggu (26/10), dimana saat itu korban pergi dari penginapan tanpa kembali lagi.
Sehingga membuat suami korban resah dengan melaporkan ke pihak kepolisian.
“Kasus ini bermula dari suami dan korban datang menginap dan berbincang-bincang sampai larut malam setelah itu masuk ke kamar,” katanya.
Ia mengatakan selanjutnya korban bukan malah masuk tidur, namun malah memakai sepatu sehingga menyebabkan suami korban curiga dan bertanya, akan tetapi korban menjawab tidak saat suaminya minta ikut.
Kemudian suami korban melakukan pencarian bahkan sampai hari Selasa (28/10) seluruh tempat di Sembalun termasuk di Mataram melakukan pencarian akan tapi tidak ditemukan.
“Kemudian suami korban melaporkan kejadian itu ke Polsek Sembalun,” katanya.
Setelah menerima laporan kasus hilangnya istri orang WNA asal Australia saat menginap di penginapan wilayah Sembalun tersebut, pihaknya langsung melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan korban.
“Korban masih dicari, semoga bisa ditemukan,” katanya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Mataram
-
/data/photo/2025/04/09/67f6673bd0e0a.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Polres Lombok Timur Masih Cari Istri WNA Australia yang Hilang di Sembalun Regional 30 Oktober 2025
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5396762/original/007366200_1761788112-Materi_3_jember__2_.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pemkab Jember dan Fly Jaya Air Sepakati Penerbangan Permanen Jember-Jakarta Mulai 11 November 2025
Menurut Gus Fawait, kehadiran bandara yang aktif menjadi faktor vital dalam upaya menekan angka kemiskinan ekstrem di Jember, yang saat ini masih tertinggi di Jawa Timur.
“Bagaimana investasi mau masuk kalau tol belum tersambung, bandara tidak aktif, dan pelabuhan belum berjalan? Karena itu, bandara ini kebutuhan mutlak agar investor bisa datang dengan mudah ke Jember,” tegasnya.
Dari pihak Fly Jaya Air, Ary Mercyanto, Deputi Komersial Direktur PT Surya Mataram Nusantara, menyampaikan apresiasi atas komitmen dan dukungan Pemkab Jember yang konsisten sejak masa uji coba penerbangan.
“Kami berbahagia bisa kembali bekerja sama dengan Gus Fawait dan Pemkab Jember. Setelah evaluasi menyeluruh, kami sepakat untuk memulai penerbangan reguler secara permanen,” ujarnya.
Ary menambahkan, penerbangan reguler akan dimulai pada 11 November 2025, dengan rute dan jadwal tetap, yakni Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta – Bandara Notohadinegoro Jember.Pihaknya juga berencana menambah fasilitas refueling di Bandara Jember guna meningkatkan efisiensi operasional dan daya angkut pesawat.
Kerja sama ini menandai keseriusan Pemkab Jember memperkuat infrastruktur transportasi udara. Dengan rute permanen ke Jakarta, diharapkan mobilitas bisnis, investasi, dan pariwisata Jember semakin berkembang.
-

Prakiraan Cuaca Hari Ini 30 Oktober: Hujan Ringan Dominasi Kota Besar
Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar kota besar di Indonesia berpotensi hujan ringan pada Kamis (30/10/2025).
Prakirawan cuaca BMKG, Adelia FA menyampaikan, untuk Pulau Sumatera diprediksi berawan di Tanjung Pinang, berawan tebal di Banda Aceh dan Pekanbaru, serta hujan ringan di Medan dan Padang.
Di Pulau Jawa, hujan ringan diperkirakan terjadi di Serang, Bandung, dan Surabaya, sementara Semarang dan Yogyakarta berpotensi hujan sedang. Adelia mengingatkan untuk mewaspadai potensi hujan disertai petir di Jakarta.
Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diperkirakan berawan di Kupang, serta hujan ringan di Denpasar dan Mataram.
Di Pulau Kalimantan, hujan ringan diprediksi terjadi di Pontianak, Tanjung Selor, dan Palangka Raya, sedangkan Banjarmasin berpotensi hujan sedang. Hujan disertai petir diperkirakan terjadi di Samarinda.
Sementara itu, Pulau Sulawesi diperkirakan hujan ringan di Manado, Gorontalo, Palu, Mamuju, dan Makassar, serta potensi hujan disertai petir di Kendari.
Untuk Indonesia bagian timur, hujan ringan diprediksi di Ternate, Ambon, Manokwari, Jayawijaya, dan Merauke. Adapun Sorong, Nabire, dan Jayapura berpotensi hujan sedang.
-

Kementerian ESDM serap aspirasi mahasiswa soal sektor energi nasional
Pemerintah akan terus hadir menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan energi di masa depan.
Jakarta (ANTARA) – Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyerap aspirasi mahasiswa soal sektor energi nasional melalui kegiatan kunjungan (roadshow) ke 28 kampus di 20 provinsi seluruh Indonesia.
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia, dalam keterangannya di Jakarta, Rabu, mengingatkan pentingnya peran sumber daya manusia (SDM) dari kalangan generasi muda guna mewujudkan visi Indonesia Emas 2045.
Pemerintah, katanya, akan terus hadir menyiapkan generasi muda menghadapi tantangan energi di masa depan.
Kegiatan roadshow dalam rangka memperkuat peran generasi muda menuju Indonesia Emas 2045 tersebut dilakukan Tenaga Ahli Menteri ESDM Muhammad Iksan Kiat.
Roadshow bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait manajemen risiko industri migas, peningkatan lifting migas, dan peluang investasi di sektor energi.
Adapun kunjungan ke-28 dilaksanakan di Politeknik Negeri Lampung, yang bertepatan dengan peringatan Hari Sumpah Pemuda pada Selasa (28/10), sekaligus menandai berakhirnya fase pertama dialog lintas daerah ini.
Selain Politeknik Negeri Lampung, kegiatan serupa di antaranya juga berlangsung di Universitas Cenderawasih (Jayapura), Universitas Islam Riau (Pekanbaru), Universitas Sam Ratulangi (Manado), Universitas Hasanuddin (Makassar), dan Universitas Mataram (Lombok).
Dalam setiap kunjungan, Iksan menyampaikan implementasi Astacita Presiden Prabowo Subianto di sektor energi, khususnya penguatan ketahanan energi dan hilirisasi yang kini dikerjakan Kementerian ESDM di bawah kepemimpinan Menteri Bahlil.
Ia menegaskan komitmennya menjadi jembatan antara pemerintah pusat dan daerah dalam memperkuat kolaborasi dengan pelajar, pengusaha muda, dan pejuang energi di berbagai wilayah.
“Kaum muda tidak hanya siap kerja, tetapi juga siap berkontribusi. Indonesia Emas 2045 tidak akan tercapai tanpa energi muda yang kreatif, kompeten, dan berdaya saing global,” ujar Iksan.
Melalui diskusi dengan mahasiswa, Iksan juga menggali beragam aspirasi, tantangan, dan gagasan solutif dari kalangan muda terkait masa depan energi nasional.
Selain menyerap aspirasi, roadshow ini juga menjadi sarana untuk meluruskan disinformasi publik dan menyosialisasikan kebijakan strategis Kementerian ESDM, seperti transformasi energi terbarukan, peningkatan lifting migas, pengembangan manajemen risiko industri migas, serta upaya peningkatan investasi di sektor energi.
Beberapa masukan dari mahasiswa antara lain terkait peningkatan keterampilan sumber daya manusia melalui kolaborasi antara kampus dan lembaga pelatihan seperti BPSDM ESDM, BPSDM daerah, Dinas Ketenagakerjaan, dan Dinas ESDM daerah.
Mereka juga mendorong keterlibatan perguruan tinggi dalam ristek terapan dan studi bersama berbasis potensi lokal untuk mengembangkan pusat inovasi energi dan mineral di daerah.
Kolaborasi ini diharapkan dapat memperkuat pengembangan energi berkelanjutan serta hilirisasi mineral, sekaligus menciptakan nilai tambah ekonomi di tingkat lokal.
Selain itu, menurut Iksan, penguatan peran pengusaha muda dan pelaku UMKM energi juga menjadi sorotan penting.
Dengan dukungan pelatihan, akses permodalan, dan integrasi ke rantai pasok energi nasional, para pelaku usaha lokal diharapkan mampu meningkatkan kontribusi terhadap lifting migas dan memperkuat kemandirian energi daerah.
Aspirasi yang diperoleh dari kunjungan ini akan dikompilasi sebagai rekomendasi kebijakan nasional agar tata kelola dan ekosistem pembangunan energi semakin terintegrasi dan berkelanjutan.
“Anak muda adalah energi bangsa. Mereka bukan hanya penerus, tapi penggerak perubahan. Ketika mereka memahami peran strategisnya dalam ekosistem energi nasional, cita-cita Indonesia Emas 2045 bukan sekadar mimpi tapi keniscayaan,” kata Iksan pula.
Pewarta: Kelik Dewanto
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Gubernur NTB Respons Tambang Ilegal Dekat Mandalika yang Disorot KPK
MATARAM – Gubernur Nusa Tenggara Barat Lalu Muhamad Iqbal menanggapi informasi keberadaan tambang ilegal di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Mandalika yang kini tengah disorot Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).
“Kalau dianggap dekat dengan Mandalika itu semua (tambang ilegal) dekat dengan Mandalika. Kebetulan lokasi yang dimaksud ini dekat selatan di wilayah Sekotong, Kabupaten Lombok Barat, tapi tidak terlalu dekat dengan Mandalika. Jaraknya agak jauh dari Mandalika,” ujarnya kepada wartawan di Mataram, Selasa, 28 Oktober, dilansir ANTARA.
Ia menegaskan pada prinsipnya di mana pun lokasi tambang ilegal berada tetap ilegal karena beraktivitas tanpa memiliki izin dan memiliki dampak yang buruk baik secara sosial maupun lingkungan.
“Oleh karena itu, harus diselesaikan oleh pemerintah secara bersama-sama mulai dari pemerintah kabupaten, provinsi dan pusat,” ujar Iqbal.
Iqbal mengaku belum membaca hasil pemeriksaan terkait keberadaan tambang ilegal di Sekotong Lombok Barat yang kini tengah disorot KPK.
“Justru saya lagi minta untuk saya pelajari bahan-bahannya dan melihat di mana ruang yang kiranya diperankan oleh pemerintah daerah,” ucapnya.
Terkait adanya keinginan masyarakat yang meminta agar Pemerintah Provinsi (Pemprov) NTB melakukan moratorium tambang ilegal, mantan Juru Bicara Kementerian Luar Negeri ini menegaskan tidak ada yang perlu moratorium karena tambang ilegal.
“Nggak bisa moratorium karena sudah ilegal. Kalau ilegal ya harus dihentikan, disetop bukan dimoratorium. Maksud moratorium itu kan dihentikan,” ujar Iqbal.
Menyinggung jumlah tambang ilegal yang telah didata oleh Pemprov NTB, Iqbal mengaku belum mengetahui berapa jumlah pasti tambang ilegal yang ada di daerah itu.
“Saya belum punya data yang presisi terkait berapa jumlahnya. Yang jelas kita tahu banyak tambang ilegal di NTB ini, mulai dari Pulau Lombok sampai Pulau Sumbawa,” ujarnya.
Meskipun demikian, ia mengatakan pemerintah bersama aparat keamanan memiliki keinginan yang sama untuk menghentikan keberadaan tambang ilegal di wilayah itu.
Sebelumnya, KPK mendorong pemerintah terkait untuk menindak tambang ilegal di dekat Mandalika, NTB, yang dinilai bisa produksi tiga kilogram emas satu hari.
“Kami dorong yang punya kewenangan untuk tegakkan aturan,” ujar Kepala Satuan Tugas Koordinasi dan Supervisi KPK Wilayah V Dian Patria di gedung Merah Putih KPK.
Menurutnya, bila pemerintah dengan tugas dan fungsi terkait tidak menindak tambang ilegal tersebut, maka KPK akan menegakkannya.
“Kalau dia tidak tegakkan, ya kami tegakkan. Bisa jadi dia bagian dari masalah. Sengaja. Itu yang selama ini banyak terjadi,” katanya.
Aktivitas tambang emas ilegal di wilayah Sekotong Kabupaten Lombok Barat diduga dikelola oleh tenaga kerja asing (TKA) asal China ini beromzet Rp1,08 triliun per tahun.
Ia menjelaskan KPK pada mulanya pada Agustus 2025 mendapatkan informasi mengenai tambang emas ilegal yang jaraknya sekitar satu jam dari Mandalika.
KPK kemudian meninjau lokasi tambang tersebut bersama dengan penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Direktorat Jenderal Penegakan Hukum Kementerian Kehutanan.
Selain itu, dia mengatakan KPK mendapatkan informasi adanya tambang ilegal yang lebih besar dari yang dekat Mandalika, yakni berada di Lantung, Sumbawa, NTB.
-
/data/photo/2025/10/29/6901543edb94d.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Fly Jaya Jember-Jakarta Beroperasi Lagi November, Harga Tiketnya Lebih Mahal Surabaya 29 Oktober 2025
Fly Jaya Jember-Jakarta Beroperasi Lagi November, Harga Tiketnya Lebih Mahal
Tim Redaksi
JEMBER, KOMPAS.com
– Layanan penerbangan rute Jember-Jakarta menggunakan maskapai Fly Jaya direncanakan aktif lagi pada 11 November 2025.
Harga tiket pesawat Bandara Notohadinegoro, Jember-Bandara Halim Perdanakusuma, Jakarta tersebut diperkirakan lebih mahal dari sebelumnya.
Hal ini disampaikan langsung oleh Bupati Jember Muhammad Fawait selepas penandatanganan kesepkatan dan kerja sama dengan Pt Surya Mataram Nusantara.
“Mungkin sampai Desember tiketnya masih agak tinggi,” ujar dia, Selasa (28/10/2025).
Fawait mengatakan, ia berupaya mengembalikan harga tiket yang lebih murah seperti semula, Rp 1,3 juta, atau seperti harga pada penerbangan awal 23 September hingga 9 Oktober 2025.
“Insya Allah
nanti mulai Januari tiketnya akan kembali kita usahakan untuk kembali seperti semula yaitu dengan harga yang murah,” ucapnya.
Ia belum menyebut secara detail berapa harga tinggi yang dimaksud.
Meski dengan harga yang lebih mahal, kata dia, beberapa pihak memberikan testimoni bahwa harganya masih sepadan dengan layanan penerbangannya.
“Tapi dengan harga yang sekarang saya pikir banyak testimoni dari para pelaku usaha, mereka masih merasa itu worth it dengan penerbangan,” katanya.
Ia membandingkan dengan sebelum Bandara Notohadinegoro membuka layanan penerbangan reguler ke Jakarta, butuh waktu panjang jika melewati jalur darat.
“Maka dengan cukup dua jam saya pikir harga yang hari ini akan berlaku sampai Desember masih sangat relevan dan Januari kita akan masuk untuk mengintervensi harga supaya harganya bisa kembali murah,” kata dia.
Fawait menegaskan, pembukaan bandara dengan layanan penerbangan langsung ke Jakarta akan mempermudah investor masuk ke Jember dan berdampak pada pertumbuhan ekonomi.
Hal itu diyakini akan menekan angka kemiskinan ekstrem di Jember yang disebut tertinggi di Jawa Timur.
Pemkab Jember akhirnya mengumumkan layanan penerbangan reguler Jember-Jakarta kembali setelah terakhir beroperasi pada 9 Oktober 2025 atau hanya enam kali penerbangan sejak 23 September 2025.
Setelah melakukan evaluasi, pihak Fly Jaya Air telah memastikan penerbangan dimulai lagi pada November 2025.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Penerbangan Jember-Jakarta segera dibuka kembali pada November 2025
Setelah melalui uji coba dan evaluasi bersama, kini Jember resmi terkoneksi langsung dengan ibu kota Jakarta.
Jember, Jawa Timur (ANTARA) – Penerbangan maskapai Fly Jaya dengan rute Jember-Jakarta di Bandara Notohadinegoro segera dibuka kembali pada November 2025, setelah penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama Pemerintah Kabupaten Jember dengan PT Surya Mataram Nusantara, di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Selasa malam.
Bupati Jember Muhammad Fawait dan Deputi Komersial Direktur PT Surya Mataram Nusantara Ary Mercyanto melakukan penandatanganan kesepakatan bersama dan perjanjian kerja sama tentang Layanan Angkutan Udara di Bandara Notohadinegoro Jember tersebut.
“Alhamdulillah bahwa rencana kami untuk terus menyambungkan Jember dengan pusat pertumbuhan ekonomi yakni ibu kota Jakarta pada tahapan finalisasi untuk menuju penerbangan yang permanen,” kata Bupati Fawait, di Pendapa Wahyawibawagraha Jember, Jawa Timur.
Menurutnya, penerbangan dengan rute Jember-Jakarta bukan hanya sekadar keinginan, melainkan sudah menjadi kebutuhan strategis bagi masyarakat Jember untuk membuka peluang investasi karena dapat menarik investor datang ke Jember.
“Setelah melalui uji coba dan evaluasi bersama, kini Jember resmi terkoneksi langsung dengan ibu kota Jakarta. Itu bukan hanya soal transportasi, tapi soal kebutuhan untuk membuka akses investasi dan pertumbuhan ekonomi,” ujarnya pula.
Deputi Komersial Direktur PT Surya Mataram Nusantara (Fly Jaya) Ary Mercyanto mengatakan pihaknya datang kembali ke Jember bertemu dengan Gus Fawait dan jajarannya untuk memulai lagi penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma Jakarta ke Bandara Notohadinegoro Jember.
“Setelah kami melakukan evaluasi bersama terhadap operasional penerbangan yang sudah berjalan dan melihat ada keterlibatan uang pemerintah, sehingga kami sebagai pihak swasta sangat berhati-hati sekali,” katanya.
Ia mengatakan pula, rencana ada penambahan fasilitas refueling (pengisian bahan bakar) di Bandara Notohadinegoro agar kapasitas atau daya angkut meningkat dan biaya operasional turun.
Penerbangan dengan pesawat ATR-72 dengan kapasitas 70 penumpang rute Jakarta-Jember-Jakarta akan dibuka kembali pada 11 November 2025, dengan jadwal yang sama seperti sebelumnya, yakni dua hari dalam sepekan setiap hari Selasa dan Kamis.
Jadwal penerbangan dari Bandara Halim Perdanakusuma pukul 07.45 WIB dan tiba di Bandara Notohadinegoro Jember pukul 10.05 WIB. Sedangkan dari Bandara Jember, pesawat take off pukul 10.35 WIB dan mendarat di Bandara Halim Perdanakusuma pukul 12.55 WIB.
Sebelumnya, penerbangan perdana maskapai Fly Jaya rute Jakarta-Jember-Jakarta pada 23 September 2025 dan beroperasi selama tiga pekan saja, karena penerbangan komersial tersebut sempat dihentikan pada 14 Oktober 2025 dengan alasan evaluasi secara menyeluruh.
Pewarta: Zumrotun Solichah
Editor: Budisantoso Budiman
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Terbongkar! 2 Eks Perwira Polisi Rekayasa Kematian Brigadir Nurhadi
Mataram, Beritasatu.com – Dugaan penghilangan barang bukti penting oleh dua mantan perwira Propam Polda Nusa Tenggara Barat (NTB), Kompol I Made Yogi Purusa Utama dan Ipda Aris Candra terbongkar dalam persidangan kematian Brigadir Muhamad Nurhadi.
Dalam sidang pembacaan dakwaan di Pengadilan Negeri Mataram, Jaksa Penuntut Umum (JPU) membeberkan bahwa kedua terdakwa berusaha menutupi peristiwa kematian Nurhadi dengan meminta rekaman kamera pengawas (CCTV) di hotel lokasi kejadian untuk dihapus.
Jaksa menyebut, Yogi dan Aris menghubungi Kasat Reskrim Polres Lombok Utara, AKP Punguan Hutahaean, agar rekaman CCTV di hotel tersebut tidak lagi tersimpan. Upaya itu dilakukan setelah Yogi mengklaim kepada Punguan bahwa korban meninggal karena terjatuh atau melakukan salto di kolam renang.
Namun, karena menilai ada potensi penyimpangan dalam penanganan perkara, Kasat Reskrim memilih melaporkan peristiwa itu ke Polda NTB untuk diambil alih penyidikannya.
Tidak berhenti di situ, JPU juga mengungkap bahwa Kompol Yogi memerintahkan Aris dan Misri, yang disebut sebagai teman kencannya untuk menghapus percakapan di ponsel mereka, termasuk komunikasi dengan Meylani Putri, teman kencan Aris.
Selain berusaha menghapus jejak digital, Ipda Aris Candra juga dilaporkan melarang pihak Klinik Warna Medika mendokumentasikan jenazah Nurhadi.
“Karena adanya larangan tersebut, tim medis tidak berani mengambil foto maupun membuat rekam medis sebagai data pendukung penerbitan surat kematian,” ujar JPU Muklish di persidangan.
Padahal, kata jaksa, pembuatan rekam medis dan dokumentasi jenazah merupakan bagian penting dari standar operasional prosedur (SOP) dalam proses hukum dan penerbitan dokumen kematian.
Jaksa juga mengungkap adanya kejanggalan dalam surat kematian yang diterbitkan Klinik Warna Medika. Dokumen tersebut bertanggal 16 April 2024, padahal peristiwa sesungguhnya terjadi pada tahun 2025. Selain itu, waktu kejadian ditulis menggunakan Waktu Indonesia Barat (WIB), bukan Wita sesuai lokasi kejadian di Lombok.
Dalam dakwaan, kedua terdakwa juga disebut melarang petugas melakukan pemeriksaan terhadap jenazah.
“Terdakwa Aris Candra melarang saksi Brian Dwi Siswanto, anggota patroli, untuk memeriksa tubuh korban maupun mengecek kamar di Klinik Warna Medika,” jelas Muklish.
Karena keduanya masih berstatus anggota Paminal Bid Propam Polda NTB saat itu, saksi Brian disebut tidak berani melanjutkan pemeriksaan lebih jauh.
Kini, kedua mantan perwira itu telah diberhentikan dari dinas kepolisian dan harus menghadapi dakwaan berlapis dalam kasus yang mengguncang institusi kepolisian NTB tersebut.
-

KPK Ungkap Tambang Emas Ilegal di Mandalika, Produksi 3 Kg per Hari!
Bisnis.com, JAKARTA — Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengungkapkan praktik pertambangan tanpa izin (PETI) di wilayah dekat Mandalika, Lombok, Nusa Tenggara Barat (NTB). Tambang ilegal itu menghasilkan emas hingga 3 kilogram (kg) per hari.
Ketua Satgas Pencegahan Wilayah V KPK Dian Patria mengatakan, lokasi tambang emas ilegal itu hanya sekitar 1 jam dari kawasan Mandalika.
“Ini hanya 1 jam dari Mandalika, adanya di Lombok. Ini tambang emas ilegal. 3 kg satu hari,” kata Dian dalam acara Minerba Convex di Jakarta, pekan lalu.
Menurut Dian, KPK telah menemukan keberadaan tambang emas ilegal itu pada Oktober 2024 lalu. Kendati, upaya penegakan hukum terkait tambang tersebut sukar dilakukan.
Dia menyebut, pihaknya masih berkoordinasi dengan Direktorat Jenderal Penegakan Hukum (Ditjen Gakkum) Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).
“Kami koordinasi langsung dengan Ditjen Gakkum, tapi tidak mudah penegakan hukum di sini. Sangat tidak mudah,” katanya.
Dian pun menyebut, tambang emas itu diduga dikelola tenaga kerja asing (TKA) asal China. Dia menuturkan sempat ada narasi untuk menjadikan tambang ilegal itu sebagai wilayah pertambangan rakyat (WPR). Namun, masyarakat di sana tak bisa berbahasa Indonesia.
“Ini sebenarnya ga masuk tapi ada narasi mau dibikin masuk [WPR]. Pertanyaan saya, rakyat yang mana? Nah, rakyat yang kami ketemu gak bisa bahasa Indonesia itu,” ucap Dian.
Dia menambahkan bahwa KPK juga masih menemukan adanya tambang ilegal yang lebih besar di wilayah Mataram.
“Fakta di lapangan, saya kira banyak loss dari tambang-tambang emas dan ngga jauh dari Mataram,” ucap Dian.
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/3380263/original/004331900_1613630058-pexels-deesha-chandra-35981.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Bahaya Laten Menikah di Usia Dini, Antara Budaya dan Trauma Hidup
Liputan6.com, Jakarta – Bagi sebagian anak, masa remaja adalah waktu untuk tumbuh, bermain, belajar, dan bermimpi. Tapi di banyak sudut negeri ini, anak-anak justru mengakhiri masa remajanya terlalu cepat dengan duduk di pelaminan.
Mimpi dan angan mereka dihentikan oleh keputusan yang bukan miliknya. Kondisi ekonomi, tuntutan adat istiadat, hingga tekanan sosial budaya menjadi alasan yang selalu menjelma sebagai bayang-bayang.
Tak hanya merenggut masa depan, pernikahan anak usia dini juga menimbulkan luka menganga dan trauma yang mendalam.
Seperti yang dialami A-H, salah seorang penyintas pernikahan bocah asal Lombok Tengah, Nusa Tenggara Barat. Ia harus mengakhiri masa lajangnya saat baru beranjak dari usia 16 tahun atau di kelas 2 SMA.
Hilangnya peran orang tua, diperparah dengan buruknya perlakuan orang-orang sekitar yang kerap menghujaninya dengan makian, kian menguatkan niat A-H untuk mengarungi bahtera rumah tangga dengan pasangan laki-lakinya yang juga masih belia.
Di dalam benaknya, menikah adalah satu-satunya cara untuk menuju jalur kebahagiaan yang selama ini hanya sedikit ia rasakan di kehidupan sebelumnya.
“Sebelum saya memutuskan menikah, kondisi saya saat itu memprihatinkan, saya frustrasi banget dengan kehidupan,” kata A-H, dikutip dari Antara, Senin (27/10/2025).
Demi memuluskan niatnya, ia dan sang pujaan hati menempuh jalan adat. Dengan restu yang belum sepenuhnya didapat dari orang tua mempelai pria, mereka menjalani tradisi Merariq.
Merariq adalah salah satu adat-istiadat yang berasal dari masyarakat Suku Sasak di Lombok, Nusa Tenggara Barat.
Tradisi ini berkaitan dengan proses perkawinan dan sering dikenal juga dengan istilah “kawin lari” atau “melarikan calon pengantin wanita” meskipun maknanya tidak sesederhana itu.
“Saya diculiknya sekitar dua hari ke rumahnya dia,” kata A-H.
Khayalan kebahagiaan yang dulu menjadi lamunan ternyata hanya fatamorgana, berganti dengan derita dan rasa trauma yang berkepanjangan.
Usia pernikahan yang masih seumur jagung pun harus kandas di tengah jalan sebelum ia mengecap manisnya biduk rumah tangga. Kini, laki-laki yang dulu ia idam-idamkan untuk menjadi teman hidup, pergi tanpa pamit dan tidak diketahui keberadaannya.
Setali tiga uang, cerita senada juga dialami oleh pasangan muda-mudi I-W dan R-N asal Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Mereka menjalani kehidupan dengan tertatih setelah nekat “nikah kecil” (bahasa lokal Lombok).
Narasi cerita tidak jauh berbeda dengan yang diungkap penyintas A-H, mereka menikah di usia belia yaitu 15 dan 18 tahun.
Berawal dari trauma masa lalu yang dibumbui dengan rasa saling tidak mau kehilangan satu sama lain menguatkan pasangan ini untuk sesegera mungkin membentangkan bahtera rumah tangga dengan perbekalan seadanya.
Lagi-lagi, tradisi Merariq mereka gunakan sebagai “by pass” menuju janji suci pernikahan di kala usia belum sampai untuk memenuhi aturan dan ketentuan negara.
Tahun silih berganti, hari-hari pasangan yang telah dikaruniai seorang anak perempuan ini pun dijalani dengan berat.
Bekal ekonomi yang tidak dipersiapkan sebelum pernikahan, diperparah dengan emosi keduanya yang belum stabil, kerap menjadi penyebab munculnya perselisihan yang tak kunjung usai.
Cerita-cerita manis saat berpacaran tidak nampak saat mereka satu atap. Suara token listrik bersahutan dengan nyaring suara anak merengek meminta susu formula menjadi ujian harian yang kerap dihadapi pasangan ini.
“Kalau dirasakan, ya, banyak penyesalan. Tapi mau gimana dijalani, kan, rumah tangga gak mungkinlah kita baru nikah terus pengen cerai. Dia sering minta cerai tapi saya tahan, banyak cobaannya,” kata I-W.