kab/kota: Marunda

  • Debu Batubara Masih Hantui Warga Marunda: Kami Sudah Lelah Mengeluh – Page 3

    Debu Batubara Masih Hantui Warga Marunda: Kami Sudah Lelah Mengeluh – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Udara di Marunda, Cilincing, Jakarta Utara kembali terasa berat untuk dihirup. Bau tajam dan debu halus yang menempel di jendela dan ubin rumah kembali menyapa warga, pertanda polusi udara yang dulu sempat mereda, kini kembali hadir.

    Aktivitas bongkar muat batu bara di Pelabuhan Marunda disebut-sebut sebagai penyebab utamanya.

    Cecep Supriadi, penghuni Rusunawa Marunda sejak 2017, tak pernah lupa bagaimana debu hitam mulai menyusup ke rumah-rumah warga. Sejak awal 2022, ia dan keluarga hidup berdampingan dengan polusi.

    “Kita ngerasainnya dari awal tahun 2022. Debunya nempel di selasar rumah, warnanya hitam,” ujarnya saat dihubungi, Jumat (13/6/2025).

    Namun bukan hanya debu yang menjadi persoalan. Asap, kata Cecep, membuat banyak warga jatuh sakit. Penyakit kulit hingga gangguan pernapasan seperti ISPA menjadi keluhan umum.

    “Banyak yang gatal-gatal, banyak juga yang sesak napas. Anak-anak gak bisa main di RPTRA, udara sudah gak sehat,” katanya.

    Cecep menggambarkan suasana permukiman yang berubah drastis. Jendela dan pintu rumah harus selalu ditutup rapat. Aktivitas luar ruang dibatasi. Kebiasaan warga berkumpul di luar pun menghilang, berganti dengan kesendirian di dalam rumah.

    “Kalau disapu, dipel, nanti ada lagi. Udara buruk bukan cuma berdampak ke kesehatan, tapi juga ke sosial. Kita jadi terkurung,” katanya lirih.

    Awalnya, warga tak tahu pasti asal muasal polusi. Tapi kemudian, sebuah surat dari Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mengungkap bahwa pencemaran berasal dari kegiatan bongkar muat batu bara oleh perusahaan yang melanggar aturan.

    Sedikitnya 32 item pelanggaran dicatat, mulai dari standar operasional hingga pengelolaan limbah udara.

    “Dari surat itu, kami tahu ada pelanggaran. Ada 32 poin yang gak ditaati,” ungkapnya.

     

    Penghuni rumah susun Marunda, Cilincing, Jakarta Utara, mengeluhkan adanya polusi batu bara di hunian yang mereka tempati. Hal ini mengakibatkan para penghuni mengalami penyakit gatal-gatal, ISPA, hingga iritasi mata. Debu batu bara tertiup angin dar…

  • Pekerjaan tanggul rob Muara Angke ditargetkan rampung pada Desember

    Pekerjaan tanggul rob Muara Angke ditargetkan rampung pada Desember

    penambahan tinggi tanggul bertujuan untuk menahan jika nanti air laut pasang hingga 2,5 meter

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta menargetkan pekerjaan pembangunan tanggul mitigasi banjir rob di Muara Angke sepanjang 1,4 kilometer selesai pada Desember 2025.

    Anggaran yang dibutuhkan untuk membangun 1,4 kilometer (km) tanggul mitigasi banjir rob tersebut mencapai Rp52 miliar.

    “Hari ini kita akan bangun tanggul kurang lebih 1,4 km dan tanggulnya dinaikkan 2,5 meter. Mudah-mudahan pembangunan ini akan selesai sampai dengan Desember,” kata Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo saat dijumpai di lokasi pembangunan tanggul mitigasi banjir rob Muara Angke, Jakarta Utara, Kamis.

    Pramono menjelaskan penambahan tinggi tanggul bertujuan untuk menahan jika nanti air laut pasang hingga 2,5 meter. Namun saat ini, evaluasinya air masih setinggi kurang lebih 1,8 meter.

    Tahun depan, Pramono mengatakan pembangunan tanggul mitigasi banjir rob akan dilanjutkan lagi sepanjang satu kilometer.

    Pramono mengakui, salah satu kendala yang dihadapi dalam pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini adalah pendekatan komunikasi dengan warga.

    Sebab untuk membangun tanggul ini, akan ada 282 bangunan atau sekitar 120 hektare tanah yang terdampak. Kendati demikian, Pramono mengatakan hal itu sudah dapat diatasi dengan baik dan seluruh pihak setuju untuk pembangunan tanggul tersebut.

    “Hal yang berkaitan dengan banjir rob mudah-mudahan akan tertangani secara baik. Kami bersyukur warga telah menyepakati pembangunan ini untuk mengatasi rob,” kata Pramono.

    Sebenarnya pembangunan tanggul mitigasi banjir rob ini sudah diwacanakan sejak tahun lalu. Tanggul ini diharapkan bisa meminimalisir banjir rob yang kerap terjadi di pemukiman warga pesisir Jakarta.

    Tanggul mitigasi rencananya dibangun di beberapa titik, seperti Muara Angke, Pluit, Muara Baru, Sunda Kelapa, Marunda (Rumah Si Pitung), dan Jalan RE Martadinata.

    Tanggul itu dibangun sembari menunggu pembangunan tanggul laut atau Pengembangan Terpadu Pesisir Ibu Kota Negara (PTPIN/NCICD), yang rampung pada 2030.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tumpukan Sampah di Pinggir BKT Jakut, Warga Keluhkan Bau Menyengat
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        11 Juni 2025

    Tumpukan Sampah di Pinggir BKT Jakut, Warga Keluhkan Bau Menyengat Megapolitan 11 Juni 2025

    Tumpukan Sampah di Pinggir BKT Jakut, Warga Keluhkan Bau Menyengat
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Sejumlah warga mengeluhkan bau menyengat dari
    tumpukan sampah
    setinggi dua meter di pinggir
    Banjir Kanal Timur
    (BKT) RT 08, RW 07, Marunda Kepu Ujung, Jakarta Utara.
    “Merasa terganggu. Kalau baru diangkat dari kali bau,” ucap salah satu warga bernama Agus (60) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (11/6/2025).
    Sampah-sampah tersebut merupakan kiriman dari Kali Bojong dan sengaja diangkat ke daratan di BKT Jakut agar tidak mencemari laut.
    Seharusnya, kata Agus, usai diangkat ke daratan sampah itu langsung dibawa ke Bantar Gebang dengan menggunakan truk.
    Biasanya, sekitar dua truk akan datang mengambil sampah itu di hari Sabtu dan Minggu.
    Namun, sejak tahun lalu, tak ada lagi truk yang datang dan sampah tersebut dibiarkan menumpuk begitu saja.
    “Harusnya habis diangkat dari kali, langsung diangkat pakai truk, ini enggak. Itu akan menumpuk di situ terus,” jelas Agus.
    Murni (55) warga lain juga mengaku terganggu dengan bau sampah itu.
    “Bau kalau habis diangkat dari kali,” kata Murni.
    Bahkan, kata Murni, di tahun lalu banyak warga yang mengalami sesak napas karena bau sampah tersebut.
    “Semua pada sakit, pada nyesak warga sini di tahun lalu pas sampahnya masih basah,” ucap Murni.
    Murni mengatakan, tadinya sampah yang menumpuk depan rumahnya itu sampah basah.
    Namun tahun lalu,
    Dinas Lingkungan Hidup
    (LH) mengubur tumpukan sampah itu dengan tanah merah sehingga menyerupai bukit.
    Meski sebagian sudah ada yang ditutup tanah, tumpukan sampah lain di samping rumah Murni terlihat masih menggunung.
    Sementara itu, Kasudin Lingkungan Hidup Jakarta Utara Edi Mulyanto menyebut akan segera mengecek tumpukan sampah itu.
    “Sebentar ya, saya cek,” singkat Edi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jadikan Idul Adha Momen Refleksi, DMDI Jakarta Kurban di 8 Titik Jakarta – Page 3

    Jadikan Idul Adha Momen Refleksi, DMDI Jakarta Kurban di 8 Titik Jakarta – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Ketua Umum Dunia Melayu Dunia Islam (DMDI) Jakarta, Muhammad Ikhwan menyampaikan Selamat Hari Raya Idul Adha kepada seluruh warga Jakarta yang merayakan. Menurut dia, pengorbanan Nabi Ibrahim harus menjadi inspirasi bagi umat untuk terus menebar kebaikan, keikhlasan, dan kepedulian kepada sesama.

    Ikhwan mengatakan, pada Idul Adha tahun ini, DMDI Jakarta melakukan pemotongan hewan qurban sebanyak kurang lebih 36 ekor, yang terdiri dari 30 ekor kambing dan 6 ekor sapi. Para hewan kurban itu tersebar merata di delapan titik di wilayah Jakarta.

    “Ada delapan lokasi Lokasi pemotongan Hewan Qur’ban DMDI jakarta tersebut adalah Masjid Al-Barokah, Masjid Jami Ithihadul Ikhwan, Masjid Al Barkah, dan Masjid Nurul Hidayah, Jakarta Timur. Kampung Sakinah Maliha Marhamas Rusunawa Marunda, Jakarta Utara. Majelis Taklim Al-Masturiyah, Jakarta Barat. Masjid Nurul Amal, Jakarta Timur. ⁠Masjid Jami Asy-Syuura, Jakarta Barat.” tutur Ikhwan seperti dikutip dari siaran pers, Minggu (8/6/2025).

    Ikhwan menambahkan, Idul Adha bukan sekadar perayaan, tetapi juga momentum refleksi. Refleksi ketulusan hati dalam berkurban, keteguhan dalam menjalankan amanah, dan komitmen kita sebagai umat Islam untuk terus memperkuat solidaritas, khususnya di tengah berbagai tantangan sosial, ekonomi, dan kemanusiaan yang kita hadapi bersama.

    “Dalam bingkai DMDI, kami terus berupaya menjadikan nilai-nilai Islam sebagai fondasi pergerakan dan penguatan peradaban. Kami percaya, umat yang kuat adalah umat yang mampu bersatu, berbagi, dan berkontribusi nyata untuk lingkungannya,” ungkap dia.

     

  • Kementerian PKP menyerahkan 10 ekor sapi untuk warga rusun

    Kementerian PKP menyerahkan 10 ekor sapi untuk warga rusun

    Ini menjadi kolaborasi dengan institusi dalam ekosistem perumahan dalam penyediaan hewan kurban.

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP) bersama dengan mitra kerja seperti BP Tapera dan PT SMF menyalurkan 10 ekor sapi kurban untuk dibagikan kepada masyarakat sekitar, warga rumah susun (rusun) dan pegawai kementerian.

    “Ini menjadi kolaborasi dengan institusi dalam ekosistem perumahan dalam penyediaan hewan kurban. Sebagai birokrat kita harus mengerahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu serta segala yang dimiliki untuk rakyat Indonesia,” ujar Menteri PKP Maruarar Sirait usai Peringatan Hari Raya Idul Adha di Kantor Kementerian PKP, Jakarta, Jumat.

    Adapun 10 ekor sapi tersebut akan didistribusikan kepada pegawai Kementerian PKP, BP Tapera, PT SMF dan masyarakat sekitar, Rusun Rawa Bebek, Yayasan Anak Telantar Bantar Gebang, Rusun Marunda, Rusun Penggilingan, Rusun Pinus Elok dan Rusun Pasar Rebo.

    Menteri PKP yang akrab disapa Ara ini, mengatakan seluruh pimpinan dan mitra kerja diharapkan dapat melaksanakan makna Idul Adha dengan mengerahkan seluruh tenaga, pikiran, dan waktu untuk rakyat Indonesia.

    Lebih lanjut, ia menegaskan bahwa seluruh insan di Kementerian PKP harus mengabdikan diri bagi rakyat Indonesia yang belum memiliki rumah layak huni.

    “Saya senang punya tim yang bekerja sebagai super tim yang kerja nggak hitungan waktu dan tenaga untuk kepentingan rakyat. Berikan kontribusi yang baik bukan hanya pemikiran, perkataan perbuatan harus sama dan hasil pembangunan rumah untuk rakyat,” imbuhnya.

    Ia berharap kegiatan ini bisa rutin dilaksanakan dan jumlah hewan kurban bisa bertambah, sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat.

    Pewarta: Maria Cicilia Galuh Prayudhia
    Editor: Budisantoso Budiman
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Kementerian PKP Kurban 10 Ekor Sapi untuk Dibagikan ke Warga Rusun

    Kementerian PKP Kurban 10 Ekor Sapi untuk Dibagikan ke Warga Rusun

    Jakarta, CNBC Indonesia – Dalam rangka merayakan Hari Idul Adha 1446 H yang jatuh pada Jumat (6/4). Kementerian Perumahan dan Kawasan Permukiman Republik Indonesia menyiapkan 10 ekor sapi sebagai hewan kurban.

    Menteri PKP, Maruarar Sirait menjelaskan sapi tersebut berasal dari sejumlah pejabat Kementerian PKP bersama para pengusaha.

    Dari 10 ekor sapi kurban yang telah disiapkan, nantinya akan 1 ekor disembelih dan daging kurban akan dibagikan ke pegawai kementerian. Sementara 9 ekor sapi lainnya akan disembelih untuk dibagikan serta masyarakat.

    Antara lain untuk warga rumah susun Rawa Bebek, Marunda hingga yayasan anak terlantar di Bantar Gebang.

  • Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        30 Mei 2025

    Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi "Tempat Rekreasi" Warga Megapolitan 30 Mei 2025

    Waduk Retensi Marunda yang Mangkrak Jadi “Tempat Rekreasi” Warga
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Waduk Retensi Marunda
    di
    Cilincing
    , Jakarta Utara, menjadi ”
    tempat rekreasi
    ” gratis untuk warga di tengah pembangunannya yang mangkrak selama 11 tahun.
    Pengamatan Kompas.com di lokasi, waduk seluas 56 hektare ini terlihat begitu jernih dan bersih.
    Perpaduan warna airnya yang hijau dan biru cukup menyejukkan mata. Tak heran, bila banyak warga yang tertarik untuk berekreasi di tempat ini.
    Banyak pula anak-anak yang terlihat begitu gembira berenang di Waduk Retensi Marunda.
    Mereka melompat dari atas gundukan tanah, kemudian terjun bebas ke waduk.
    Salah satu warga bernama Pardi (41) mengatakan, waduk ini sudah lama dijadikan sebagai tempat rekreasi gratis.
    Dengan adanya waduk itu, warga sekitar tak lagi harus membeli tiket saat mau berenang.
    “Biasanya berenang di Harapan Indah dan itu memakan biaya tiket masuk saja Rp 80.000 untuk usia di atas tiga tahun, terbukanya waduk ini membuat anak-anak dari wilayah mana saja, seperti desa sebelah itu mereka menikmati berenang di sini,” ucap Pardi saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
    Pardi mengatakan, banyak anak-anak yang gemar berenang di sini karena dangkal.
    Di sisi lain, bagian dasar waduk didominasi dengan tanah merah, sehingga tidak berbahaya untuk anak-anak.
    “Di bawahnya juga enggak ada semacam bambu atau apapun bersih, jadi enggak bahaya,” tutur Pardi.
    Warga lain bernama Warsi (30) juga menyampaikan hal yang sama tentang Waduk Retensi Marunda yang sudah menjadi tempat rekreasi bagi anaknya.
    “Anak saya tiap hari berenang. Jadi, bisa buat tempat bermain enak, enggak dalam juga, anak-anak lebih leluasa,” ucap Warsi.
    Biasanya, kata Warsi, setiap sore anak-anak dari berbagai wilayah akan berenang di sepanjang waduk.
    Untuk diketahui, pembangunan Waduk Retensi Marunda dilakukan sejak tahun 2014 saat Joko Widodo (Jokowi) menjabat sebagai Gubernur Jakarta saat itu.
    Rencananya, waduk tersebut akan dibangun menjadi tempat wisata yang sekelilingnya terdapat taman.
    Namun, sampai di hari ini, proses pembangunan waduk tersebut belum juga rampung.
    Area di sekeliling waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman, kini terbengkalai dan sudah dipenuhi ilalang.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Mei 2025

    Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan Megapolitan 28 Mei 2025

    Proyek Waduk Retensi Marunda Mangkrak Diduga karena Sengketa Lahan
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda
    , Cilincing, Jakarta Utara, mangkrak 11 tahun diduga karena permasalahan
    sengketa lahan
    .
    “Infonya sih karena masih ada lahan dari TNI, jadi terkendalanya di situ,” ujar salah satu warga bernama Pardi (40) saat diwawancarai Kompas.com di lokasi, Rabu (28/5/2025).
    Pasalnya, waduk ini berada persis di belakang kantor Komando Lintas Laut Militer (Kolinlamil) Marunda.
    Pardi mengatakan, sebenarnya lahan yang dijadikan sebagai Waduk Retensi Marunda dulunya adalah kali.
    Kali tersebut kerap dimanfaatkan warga untuk menjalankan bisnis tambak udang dan ikan.
    Namun, karena ingin dibangun, maka tambak milik warga dijadikan satu sampai akhirnya menjadi waduk yang luas.
    Saat itu, warga tak menolak pembangunan waduk karena memang lahan yang akan digunakan bukan milik mereka.
    “Kalau penolakan sebenarnya di sini kan dulunya empang, jadi untuk surat-suratnya kita enggak tahu, karena orang dahulunya yang paham,” ucap Pardi.
    Namun, tetap ada warga yang mengaku bahwa lahan yang dibangun waduk tersebut milik pribadi.
    “Cuma ada yang bilang ini masih dalam lingkungan TNI, tapi ada yang mengaku milik pribadi,” kata Pardi.
    Pengamatan
    Kompas.com
    , lahan di sekitar waduk yang seharusnya difungsikan sebagai taman terpasang plang tinggi berwarna putih.
    Plang tersebut bertuliskan ‘Tanah ini milik ahli waris almarhum Mian bin Djimun, yang dikuasakan ahli waris berdasarkan kepemilikan SK Kinag Jabar No 134/D/VII-511964 nomor urut 39, luas tanah 17.365 meter per segi’.
    Diberitakan sebelumnya, sudah 11 tahun lamanya proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda Mangkrak
    .
    Padahal, waduk ini digadang-gadang untuk mencegah banjir yang kerap terjadi karena adanya luapan dari Kali Blencong.
    Area waduk sendiri sebenarnya sudah jadi. Namun, lahan di sekelilingnya yang seharusnya difungsikan sebagai taman justru terbengkalai.
    Ilalang-ilalang tinggi mulai tumbuh di sekitar waduk.
    Waduk yang tadinya direncanakan sebagai tempat wisata juga, kini justru terbengkalai.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        28 Mei 2025

    Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng Megapolitan 28 Mei 2025

    Mangkrak 11 Tahun, Waduk Retensi Marunda Ditutup Seng
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Proyek pembangunan
    Waduk Retensi Marunda
    di Cilincing,
    Jakarta Utara
    , telah mangkrak selama 11 tahun.
    Waduk tersebut diperkirakan mulai dibangun pada 2014, ketika Joko Widodo masih menjabat sebagai Gubernur Jakarta.
    Pembangunan ini bertujuan untuk mengurangi banjir yang kerap melanda wilayah tersebut akibat luapan air dari Kali Blencong.
    Selain berfungsi sebagai penanggulangan banjir, waduk ini juga direncanakan menjadi kawasan wisata bagi warga pesisir Jakarta.
    Di sekeliling Waduk Retensi Marunda seharusnya dibangun taman yang bisa dimanfaatkan warga untuk berkumpul, berolahraga, bersantai, dan kegiatan lainnya.
    Namun hingga kini, proyek tersebut belum rampung. Pada Rabu (28/5/2025) siang,
    Kompas.com
    meninjau langsung kondisi Waduk Retensi Marunda.
    Waduk ini dibangun di atas lahan seluas 56 hektare, yang sebelumnya merupakan area empang milik warga.
    “Itu, dulunya kali atau empang,” jelas salah satu warga setempat, Pardi (41), saat diwawancarai
    Kompas.com
    di lokasi.
    Empang-empang tersebut kemudian disatukan oleh Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta dan dijadikan hamparan waduk yang cukup luas.
    Meski pembangunan secara keseluruhan mangkrak, badan waduk sudah terbentuk dan terlihat cukup terawat hingga kini.
    Air di dalam waduk berwarna biru kehijauan dan tampak menyegarkan mata. Tidak tampak sampah yang mengambang, sehingga waduk terlihat bersih.
    Kendati demikian, kawasan di sekitar waduk yang sedianya akan dijadikan taman atau tempat wisata terlihat terbengkalai.
    Ilalang tumbuh tinggi di sekeliling waduk, menandakan area tersebut tak terurus.
    Pintu masuk waduk di bagian ujung bahkan telah ditutup menggunakan pagar seng.
    Kompas.com
    mencoba mengamati kondisi area dalam waduk dari balik pagar seng. Paving block yang sebelumnya terpasang di depan pintu masuk kini tampak hancur.
    Di dalam area waduk juga terlihat satu bangunan semi permanen yang terbuat dari kayu.
    Deru mesin terdengar jelas dari dalam, menunjukkan adanya aktivitas pembangunan. Namun, tidak diketahui bagian mana dari area waduk yang sedang dibangun.
    Kompas.com
    telah berusaha masuk ke dalam area waduk, namun tidak diizinkan oleh pihak yang menjaga lokasi.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Jakut optimalkan upaya pencegahan Tuberkulosis

    Jakut optimalkan upaya pencegahan Tuberkulosis

    Jakarta (ANTARA) –

    Pemerintah Kota Jakarta Utara mengoptimalkan upaya mengatasi dan mencegah Tuberkulosis atau TBC di wilayah tersebut dalam Peringatan Hari Tuberkulosis Sedunia Tahun 2025.

    “TBC masih menjadi masalah kesehatan di dunia bahkan Indonesia menjadi negara kedua tertinggi,” kata Wali Kota Jakarta Utara Hendra Hidayat saat Peringatan Hari Tuberkulosis (TBC) Sedunia Tahun 2025 di Jakarta, Selasa.

    Ia mengatakan, peringatan ini sebagai momentum untuk pengingat bagi semua bahwa penyakit penular ini harus dilakukan percepatan penanggulangan penyakit ini.

    Pemerintah Kota (Pemkot) Jakarta Utara melalui Suku Dinas Kesehatan setempat sudah melakukan berbagai upaya. Da mencontohkan adanya pembentukan “Kampung Siaga TBC” di wilayah Jakarta Utara.

    “Saat ini sudah ada 33 RW di 31 kelurahan yang memiliki Kampung Siaga TBC,” kata dia.

    Dia berharap “Kampung Siaga TBC” ini dapat terus dijalankan secara terpadu dan terukur seperti meningkatkan jumlah skrining atau pemeriksaan, pemberian terapi pencegahan dan sebagainya.

    Ia juga berharap masyarakat, khususnya RW yang telah terbentuk “Kampung Siaga TBC” dapat bergerak dan bekerjasama dalam menangani kasus ini.

    “Sehingga, masyarakat Jakarta Utara selalu sehat dan terhindar dari penyakit,” kata dia.

    Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Suku Dinas Kesehatan Jakarta Utara, Ratna Sari menambahkan, peringatan Hari TBC Sedunia Tingkat Kota Jakarta Utara diisi dengan berbagai kegiatan, termasuk pemeriksaan kesehatan paru-paru.

    Kemudian, dialog interaktif seputar TBC dengan menghadirkan dua narasumber berkompeten yakni, Betty Nababan yang menyampaikan materi terkait “Optimalisasi Kampung Siaga TBC” dan Haruyuki Dewi Faisal yang membahas tentang “Infeksi Laten TBC”.

    “Kami juga sekaligus mencanangkan 12 RW ‘Kampung Siaga TBC’ terdiri dari lima RW di Kelurahan Pluit, enam RW di Kelurahan Koja, dan satu RW di Kelurahan Marunda,” kata dia.

    Pewarta: Mario Sofia Nasution
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.