kab/kota: Manila

  • Filipina vs China di Laut China Selatan, 1 Awak Luka Kena Meriam Air

    Filipina vs China di Laut China Selatan, 1 Awak Luka Kena Meriam Air

    Manila

    Kapal-kapal Filipina dan China terlibat insiden terbaru di perairan Laut China Selatan yang menjadi sengketa. Filipina melaporkan satu awaknya luka-luka pada Selasa (16/9) akibat serangan meriam air yang dilancarkan oleh kapal Penjaga Pantai China di dekat beting yang disengketakan di perairan strategis tersebut.

    Beijing menuduh kapal Manila secara sengaja telah menabrak kapalnya dalam insiden terbaru di perairan Laut China Selatan.

    Insiden ini merupakan yang terbaru dari serangkaian konfrontasi antara Filipina dan China di jalur perairan krusial tersebut, yang hampir seluruhnya diklaim oleh Beijing, meskipun ada putusan internasional yang menyatakan bahwa klaim China itu tidak memiliki dasar hukum.

    Juru bicara Penjaga Pantai Filipina Komodor Jay Tarriela, seperti dilansir AFP, Rabu (17/9/2025), mengatakan bahwa dua kapal China menggunakan meriam air saat mengejar kapal biro perikanan Filipina, BRP Datu Gumbay Piang, yang sedang mengirimkan ransum kepada nelayan-nelayan Filipina di dekat Scarborough Shoal.

    Scarborough Shoal yang dikuasai China kerap menjadi titik rawan konflik antara kedua negara.

    Otoritas Penjaga Pantai Filipina melaporkan bahwa serangan meriam air oleh kapal Penjaga Pantai China itu telah memecahkan kaca jendela di bagian anjungan kapal tersebut.

    “Tindakan agresif ini berlangsung selama sekitar 29 menit, mengakibatkan kerusakan signifikan, termasuk pecahan kaca dari jenderal di bagian belakang anjungan,” sebut Tarriela dalam pernyataannya, sembari menambahkan bahwa kerusakan juga terjadi pada “partisi kabin kapten” pada kapal Fiipina tersebut.

    Dituturkan Tarriela bahwa seorang awak dari kapal Filipina itu “mengalami luka-luka akibat pecahan kaca yang disebabkan oleh meriam air”. Sebuah gambar yang dirilis oleh Penjaga Pantai Filipina menunjukkan seorang pria dengan luka-luka pada bagian telinganya.

    Dalam pernyataan terpisah yang dirilis pada Selasa (16/9) malam, Penjaga Pantai China menuduh kapal Filipina telah “secara sengaja menabrak” kapalnya.

    Diklaim oleh Penjaga Pantai China bahwa kapal-kapal Beijing telah “mengambil tindakan pengendalian” terhadap beberapa kapal yang “bersikeras menginvasi perairan teritorial China di Huangyan Dao” — nama yang digunakan China untuk menyebut Scarborough Shoal.

    Sebuah video yang menyertai pernyataan tersebut menunjukkan sebuah kapal Filipina, yang terjebak di antara dua kapal Penjaga Pantai China, melakukan kontak dengan salah satu kapal China setelah terkena meriam air.

    Tariella dalam pernyataannya menyebut kapal Filipina tersebut kemudian berlayar ke “posisi yang lebih aman” menjauhi dari area Scarborough Shoal setelah insiden terjadi, yang juga disebut menyebabkan korsleting di atas kapal.

    Insiden terbaru ini terjadi setelah bulan lalu, sebuah kapal Angkatan Laut China bertabrakan dengan salah satu kapal Penjaga Pantai dari negaranya sendiri saat mengejar sebuah kapal patroli Filipina di dekat Scarborough Shoal.

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/idh)

  • Siaga Perang Asia, China Respons Rudal Maut AS di Jepang

    Siaga Perang Asia, China Respons Rudal Maut AS di Jepang

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mendesak Amerika Serikat (AS) dan Jepang segera menarik sistem rudal Typhon yang baru saja dipamerkan dalam latihan militer gabungan “Resolute Dragon” di Jepang. Beijing menilai keberadaan rudal itu memicu ketegangan dan berpotensi memicu perlombaan senjata di kawasan.

    Latihan militer gabungan AS-Jepang itu berlangsung sejak Kamis (12/9/2025) hingga 25 September mendatang. Dalam latihan tersebut, Pasukan Bela Diri Jepang untuk pertama kalinya menampilkan sistem rudal jarak menengah Typhon buatan AS, meskipun belum dilakukan uji tembak.

    “Amerika Serikat dan Jepang, mengabaikan kekhawatiran serius China, bersikeras untuk menempatkan sistem rudal jarak menengah Typhon di Jepang dengan dalih latihan gabungan,” ujar juru bicara Kementerian Luar Negeri China Lin Jian dalam konferensi pers pada Selasa (16/9/2025), seperti dikutip AFP.

    “China menyatakan ketidakpuasan yang mendalam dan penolakan tegas terhadap hal ini,” tegasnya.

    Menurut Lin, penempatan sistem Typhon di Asia menambah risiko instabilitas. “Penempatan sistem Typhon oleh Amerika Serikat di negara-negara Asia meningkatkan risiko perlombaan senjata dan konfrontasi militer regional, serta menimbulkan ancaman substantif terhadap keamanan strategis regional,” ujarnya.

    Typhon sendiri merupakan sistem rudal berbasis truk yang memanfaatkan rudal SM-6 dan Tomahawk produksi Raytheon yang dimodifikasi untuk peluncuran darat. Menurut Angkatan Darat AS, sistem ini bagian dari program modernisasi senjata jarak jauh untuk meningkatkan kemampuan serangan presisi.

    Kolonel AS Wade Germann menjelaskan, sistem Typhon dapat ditempatkan di berbagai medan sulit dan dirancang untuk memperkuat pencegahan serangan bersenjata.

    “Ini akan meningkatkan kemampuan deterrence di tengah lingkungan keamanan yang semakin kompleks di kawasan,” katanya di Pangkalan Udara Iwakuni, Jepang.

    Sementara itu, juru bicara Pasukan Bela Diri Jepang menegaskan kehadiran Typhon dalam latihan bertujuan meningkatkan kemampuan pertahanan bersama.

    “Pencegahan terhadap serangan bersenjata dapat ditingkatkan seiring dengan semakin ketatnya lingkungan keamanan di sekitar Jepang,” ujarnya.

    Sistem ini sebelumnya dikerahkan di Filipina utara pada 2024 untuk latihan gabungan tahunan. Bahkan, Manila sempat mengumumkan rencana membeli Typhon untuk memperkuat pertahanan maritimnya, yang memicu kemarahan Beijing.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Dunia Hari Ini: Presiden Filipina Tak Salahkan Warga yang Berunjuk Rasa

    Dunia Hari Ini: Presiden Filipina Tak Salahkan Warga yang Berunjuk Rasa

    Dunia Hari Ini kembali dengan rangkuman berita-berita yang terjadi selama 24 jam terakhir.

    Edisi Selasa, 16 September kita awali dari Filipina.

    Respons Presiden Filipina terhadap warga yang protes

    Presiden Filipina Ferdinand Marcos mengatakan sama sekali tidak menyalahkan warganya yang berunjuk rasa terkait skandal korupsi yang melibatkan proyek pengendalian banjir.

    Skandal ini memicu demonstrasi di ibu kota Manila dalam beberapa pekan terakhir, termasuk satu protes yang melibatkan sekitar 3.000 mahasiswa di Universitas Filipina.

    Meskipun sebagian besar demonstrasi sejauh ini berskala kecil, aksi turun ke jalanan yang digelar setiap tahun memperingati deklarasi darurat militer tahun 1972 oleh ayah Marcos diperkirakan akan menarik banyak massa pada hari Minggu.

    Dalam jumpa pers kemarin Presiden Marcos mengatakan kemarahan publik dapat dibenarkan.

    “Untuk menunjukkan bahwa Anda marah, untuk menunjukkan bahwa Anda kecewa, untuk menunjukkan bahwa Anda menginginkan keadilan Apa yang salah dengan itu?” kata Marcos dalam jumpa pers.

    Penolakan rencana pemberian mobil DPR Timor-Leste

    Di Timor-Leste, polisi menembakkan gas air mata ke pengunjuk rasa yang menentang rencana pembelian mobil dinas baru bagi setiap anggota DPR.

    Lebih dari 1.000 orang, sebagian besar mahasiswa, berunjuk rasa di dekat Parlemen Nasional di Dili untuk memprotes rencana pengadaan mobil bagi 65 anggota parlemen yang disetujui tahun lalu, sementara lebih dari 40 persen penduduk hidup di bawah garis kemiskinan.

    “Kami meminta anggota parlemen untuk membatalkan keputusan pembelian [Toyota] Prado demi kepentingan diri sendiri,” kata Leonito Carvalho, seorang mahasiswa dari universitas swasta Universidade da Paz di Dili.

    Demonstrasi dimulai dengan damai, tetapi polisi menembakkan gas air mata setelah beberapa pengunjuk rasa melemparkan batu ke arah parlemen dan merusak beberapa mobil.

    DNA tersangka pembunuh Charlie Kirk

    DNA yang ditemukan di lokasi pembunuhan influencer konservatif AS Charlie Kirk cocok dengan tersangka Tyler Robinson, menurut direktur FBI Kash Patel.

    Tyler, berusia 22 tahun, ditangkap Kamis lalu, setelah perburuan selama 33 jam.

    Ia diperkirakan akan didakwa secara resmi atas pembunuhan tersebut akhir pekan ini, setelah dituduh menembak leher Charles dengan satu peluru.

    “Hasil pemeriksaan DNA dari handuk yang melilit senjata api dan DNA pada obeng positif dengan tersangka yang ditahan,” kata Patel.

    Seruan larangan Israel ikut kompetisi olahraga

    Perdana Menteri Spanyol Pedro Snchez menyerukan larangan bagi Israel untuk mengikuti semua kompetisi olahraga berskala internasional, setelah aktivis pro-Palestina dengan memaksa membatalkan tahap akhir La Vuelta a Espaa.

    “Organisasi olahraga harus mempertimbangkan apakah etis bagi Israel untuk terus berpartisipasi dalam kompetisi internasional,” kata Snchez.

    “Mengapa mengusir Rusia setelah invasi Ukraina dan tidak mengusir Israel setelah invasi Gaza? Sampai kebiadaban ini berakhir, baik Rusia maupun Israel tidak boleh ikut serta dalam kompetisi internasional mana pun,” ujarnya.

  • Marak Demo Tolak Korupsi di Filipina, Presiden Marcos Bilang Gini

    Marak Demo Tolak Korupsi di Filipina, Presiden Marcos Bilang Gini

    Manila

    Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr mengatakan bahwa dirinya sama sekali tidak menyalahkan warga atas aksi demo yang marak di jalanan Filipina baru-baru ini, di tengah kemarahan yang meningkat atas skandal korupsi yang melibatkan proyek-proyek pengendalian banjir yang ternyata palsu.

    Skandal korupsi terkait infrastruktur ini, seperti dilansir AFP, Senin (15/9/2025), telah memicu serangkaian aksi protes di seluruh ibu kota Manila dalam beberapa pekan terakhir, termasuk satu unjuk rasa yang melibatkan sekitar 3.000 mahasiswa di kampus Universitas Filipina — universitas nasional di negara tersebut

    Meskipun sebagian besar unjuk rasa sejauh ini berskala kecil, aksi protes tahunan terkait deklarasi darurat militer tahun 1972 silam oleh ayah Marcos diperkirakan akan menarik kehadiran banyak orang pada Minggu (21/9) mendatang.

    Tentara Filipina telah disiagakan dan ditempatkan pada “red alert” sebagai tindakan pencegahan.

    Dalam konferensi pers pada Senin (15/9) waktu setempat, Marcos Jr mengatakan bahwa kemarahan publik, yang ditunjukkan dalam serangkaian aksi protes beberapa waktu terakhir, dapat dibenarkan.

    “Untuk menunjukkan bahwa Anda sangat marah, untuk menunjukkan bahwa Anda marah, untuk menunjukkan bahwa Anda kecewa, untuk menunjukkan bahwa Anda menginginkan keadilan … Apa yang salah dengan itu?” kata Marcos Jr dalam konferensi pers tersebut.

    “Saya tidak menyalahkan mereka. Sama sekali tidak,” ucapnya.

    Marcos Jr, dalam konferensi pers tersebut, mengumumkan penunjukan mantan hakim Mahkamah Agung Andres Reyes sebagai kepala badan investigasi yang akan menyelidiki skandal korupsi terkait proyek pengendalian banjir tersebut.

    Dia juga menegaskan kembali janjinya bahwa teman dan sekutu-sekutunya “tidak akan terhindar” dari penegakan hukum, ketika ditanyai soal sepupunya, Ketua DPR Filipina Martin Romualdez, yang namanya terseret dalam skandal korupsi tersebut.

    Nama Romualdez disebut-sebut oleh para saksi dalam sidang terkait skandal tersebut pekan lalu. Romualdez sendiri telah membantah terlibat.

    Romualdez menjadi salah satu dari banyak anggota parlemen Filipina yang menjadi sorotan karena skandal yang semakin meluas. Pekan lalu, para pemilik perusahaan konstruksi menuduh hampir 30 anggota DPR dan pejabat Dinas Pekerjaan Umum dan Jalan Raya (DPWH) telah menerima pembayaran tunai.

    Marcos Jr menunjuk Reyes untuk memimpin komisi beranggotakan tiga orang yang bertugas meninjau proyek pengendalian banjir selama 10 tahun terakhir. Meskipun komisi itu akan memiliki wewenang untuk menggelar sidang dan meninjau bukti, mereka tidak berwenang untuk menjatuhkan hukuman secara sepihak.

    Filipina memiliki sejarah panjang untuk skandal korupsi yang melibatkan dana publik, di mana para politisi tingkat tinggi yang terbukti bersalah melakukan korupsi biasanya lolos dari hukuman penjara yang berat.

    Lihat juga Video: PM Baru Nepal Akan Selidiki Kasus Kekerasan Saat Demo

    Halaman 2 dari 2

    (nvc/ita)

  • Siaga Perang Dekat RI! China Ancam Filipina soal LCS, AS Turun Tangan

    Siaga Perang Dekat RI! China Ancam Filipina soal LCS, AS Turun Tangan

    Jakarta, CNBC Indonesia – China mengancam Filipina terkait aktivitas maritim di Laut China Selatan yang terus memanas. Beijing memperingatkan Manila untuk segera menghentikan provokasi, sementara Amerika Serikat (AS) menyatakan dukungan penuh kepada sekutunya tersebut.

    “Kami dengan tegas memperingatkan pihak Filipina untuk segera menghentikan provokasi insiden dan eskalasi ketegangan di Laut China Selatan, serta melibatkan kekuatan eksternal untuk mendukung upaya-upaya yang ditakdirkan sia-sia,” ujar juru bicara Komando Teater Selatan militer China, Minggu (14/9/2025), seperti dikutip Reuters.

    “Segala upaya untuk menimbulkan masalah atau mengganggu situasi tidak akan berhasil,” tegasnya.

    Hingga saat ini, pihak militer Filipina belum merespons pernyataan tersebut. Kedutaan Besar Filipina di Beijing juga belum memberikan komentar resmi.

    Sementara itu, Komando Indo-Pasifik AS mengonfirmasi telah menggelar latihan gabungan dengan Filipina dan Jepang di Zona Ekonomi Eksklusif Filipina pada 11-13 September. Latihan ini disebut untuk memperkuat kerja sama regional dan menjaga Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka.

    “AS, bersama sekutu dan mitra kami, menjunjung tinggi hak atas kebebasan navigasi dan penerbangan serta penggunaan sah lainnya atas laut dan wilayah udara internasional, serta penghormatan terhadap hak-hak maritim berdasarkan hukum internasional,” tulis pernyataan Komando Indo-Pasifik AS.

    Menteri Luar Negeri AS Marco Rubio bahkan menuding China memiliki “rencana destabilisasi” terkait atol yang disengketakan. “Amerika Serikat berdiri bersama Filipina,” tegasnya.

    China mengklaim hampir seluruh Laut China Selatan, jalur perdagangan vital dengan nilai lebih dari US$3 triliun per tahun. Namun, klaim tersebut tumpang tindih dengan beberapa negara Asia Tenggara, termasuk Filipina, Brunei, Malaysia, dan Vietnam.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Kebakaran Hebat Hantam Tetangga RI, 1.000 Warga Mengungsi

    Kebakaran Hebat Hantam Tetangga RI, 1.000 Warga Mengungsi

    Jakarta, CNBC Indonesia – Kebakaran besar melanda kawasan padat penduduk di Happy Land, Barangay 105, Tondo, Manila, sejak Sabtu malam (13/9/2025). Peristiwa ini memaksa lebih dari 1.000 warga atau sekitar 500 keluarga mengungsi dan menghanguskan sedikitnya empat bangunan.

    Wali Kota Manila, Isko Moreno, mengatakan pemerintah kota telah menyiapkan sejumlah lokasi evakuasi seperti Lapangan Teduh Barangay 105, Sekolah Dasar Vicente Lim, Lapangan Teduh Barangay 101, dan Sekolah Dasar Antonio Villegas.

    “Tim kesejahteraan sosial dan tanggap bencana kami telah dikerahkan untuk validasi dan penerbitan kartu bantuan. Kami akan segera menyalurkan bantuan keuangan kepada keluarga terdampak,” ujar Moreno dalam keterangannya di media sosial, seperti dikutip media lokal.

    Biro Perlindungan Kebakaran (BFP) sebelumnya melaporkan api pertama kali muncul sekitar pukul 20.00 di lantai dua sebuah bangunan hunian dua lantai yang terbuat dari material ringan, milik seorang warga bernama “Pandoy”. Api dengan cepat menyebar karena padatnya permukiman dan rumah-rumah terbuat dari bahan mudah terbakar.

    Alarm pertama kebakaran dikeluarkan pukul 20.30 waktu setempat, meningkat menjadi alarm keempat pada 21.36, hingga akhirnya ditetapkan status Satgas Bravo pukul 22.53. Api berhasil dikendalikan pada Minggu (14/9/2025) pukul 02.46 dini hari dan benar-benar padam pada Senin (15/9/2025) pukul 06.02 pagi.

    Meski tidak ada korban jiwa, tiga orang dilaporkan terluka. Korban terdiri dari pria 32 tahun dengan luka robek di lutut, pria 18 tahun dengan luka di dekat mata, serta pria 28 tahun dengan luka sayat di jari dan lengan.

    BFP memperkirakan kerugian awal mencapai 6.000 peso atau sekitar Rp1,5 juta. Namun, angka tersebut masih dalam verifikasi dan penyelidikan penyebab pasti kebakaran masih berlangsung.

    (tfa/tfa)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Jakarta Institute Minta DPRD DKI Tak Ragu Dukung Rencana IPO PAM JAYA

    Jakarta Institute Minta DPRD DKI Tak Ragu Dukung Rencana IPO PAM JAYA

    Jakarta

    Jakarta Institute menilai keraguan DPRD DKI Jakarta dalam mendukung rencana Initial Public Offering (IPO) PAM Jaya berisiko menghambat pemenuhan hak dasar warga atas air bersih. Tanpa terobosan pendanaan, target 100 persen akses air bersih di ibu kota disebut sulit tercapai.

    Direktur Jakarta Institute Agung Nugroho menegaskan IPO tidak sama dengan privatisasi.

    “Pemprov tetap bisa menjadi pemegang saham mayoritas, bahkan memiliki hak veto atas keputusan strategis. IPO justru membuat PAM Jaya lebih transparan, akuntabel, dan efisien,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, Minggu (14/9/2025).

    Ia menjelaskan, regulasi air di Indonesia sudah jelas, mulai dari UU Nomor 17 Tahun 2019 tentang Sumber Daya Air, PP Nomor 122 Tahun 2015 tentang Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), hingga Pergub DKI Jakarta Nomor 7 Tahun 2022. Semua aturan itu menegaskan air adalah hak dasar warga dan penyediaannya tetap menjadi kewajiban pemerintah.

    “IPO tidak sama sekali menghapus kewajiban itu,” ujar Agung.

    “Peraturan yang ada bersifat mengikat. Artinya, meskipun PAM Jaya menjadi perusahaan terbuka, ia tetap wajib memenuhi mandat pelayanan publik. Regulasi tarif, cakupan layanan, hingga kewajiban menyediakan akses untuk warga miskin tidak bisa diubah hanya karena ada investor.” tambahnya.

    Untuk mencegah orientasi bisnis semata, Jakarta Institute mengajukan empat pagar pengaman:

    1. Membatasi kepemilikan saham asing dan korporasi besar.

    2. Memasukkan klausul pelayanan publik dalam AD/ART PAM Jaya.

    3. Menjamin tarif sosial bagi kelompok miskin.

    4. Memperkuat mekanisme pengawasan publik melalui DPRD dan masyarakat sipil.

    Agung juga mencontohkan praktik internasional. PUB di Singapura dikelola pemerintah dengan standar korporasi modern, melibatkan swasta hanya pada proyek infrastruktur. Hasilnya, hampir 100 persen akses air bersih.

    Maynilad dan Manila Water di Filipina yang tercatat di bursa tetap menjalankan kewajiban pelayanan publik di bawah regulasi ketat pemerintah.

    “Contoh Singapura dan Filipina menunjukkan IPO bukan ancaman. Justru, ragu-ragu melangkah akan membuat warga Jakarta terus menghadapi keterbatasan air bersih,” ujar Agung.

    Jakarta Institute menegaskan tanpa tambahan modal dari IPO, pembangunan infrastruktur air akan lambat dan membebani APBD.

    “Kami mendesak DPRD DKI Jakarta untuk bersikap progresif. Jangan biarkan keraguan politik menghambat hak dasar warga atas air bersih,” tutup Agung.

    (anl/ega)

  • Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        12 September 2025

    Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru Nasional 12 September 2025

    Ketika Jalanan Jadi Parlemen Baru
    Dosen tetap di Jurusan Hubungan Internasional FISIP Universitas Jenderal Soedirman (UNSOED), Koordintor Pusat Riset Kebijakan Strategis Asia Tenggara, LPPM UNSOED
    DARI
    Jakarta hingga Paris, dari Kathmandu hingga Manila, dunia sedang bergolak. Gedung-gedung parlemen dibakar, perdana menteri dipaksa mundur, dan jutaan orang turun ke jalan dengan kemarahan membara.
    Sekilas, pemandangan ini mengingatkan kita pada momen-momen bersejarah demokratisasi dunia: Revolusi Anyelir di Portugal 1974, kejatuhan Tembok Berlin 1989, atau reformasi Indonesia 1998. Namun, ada yang berbeda kali ini.
    Fundamentally
    berbeda.
    Samuel Huntington, ilmuwan politik legendaris dari Harvard, pernah mendokumentasikan apa yang disebutnya “Gelombang Ketiga Demokratisasi”, periode luar biasa antara 1974-1990-an ketika lebih dari 60 negara bertransisi dari kediktatoran menuju demokrasi.
    Optimisme meluap-luap. Francis Fukuyama bahkan memproklamirkan “akhir sejarah”, seolah demokrasi liberal telah memenangkan pertarungan ideologi untuk selamanya.
    Namun, gelombang protes yang menyapu dunia hari ini, menceritakan kisah yang sama sekali berbeda.
    Para demonstran di Jakarta tidak menuntut hak memilih, mereka sudah memilikinya sejak 1998.
    Generasi Z di Kathmandu tidak berjuang melawan monarki absolut. Nepal sudah menjadi republik sejak 2008.
    Massa yang membakar gedung parlemen bukanlah pejuang demokrasi dalam pengertian klasik. Mereka adalah warga negara yang marah terhadap demokrasi mereka sendiri yang gagal memenuhi janji.
    Inilah paradoks zaman kita: protes massa terbesar justru terjadi di negara-negara yang sudah demokratis, setidaknya secara prosedural.
    Pertanyaannya kemudian: apakah kita sedang menyaksikan “Gelombang Keempat” demokratisasi, atau sesuatu yang sama sekali berbeda?
    Mari kita bedah apa yang sebenarnya terjadi di lapangan. Di Indonesia, percikan awalnya tampak sepele: tunjangan perumahan Rp 50 juta untuk anggota DPR di tengah pemotongan anggaran pendidikan dan kesehatan.
    Namun, kemarahan yang meledak mengungkap luka yang lebih dalam, yaitu persepsi tentang elite yang korup dan terputus dari realitas rakyat.
    Ketika Affan Kurniawan, pengemudi ojek online berusia 21 tahun, tewas terlindas kendaraan taktis polisi, protes semakin masif dan meluas.
    Lebih dari 1.240 orang ditahan, gedung-gedung pemerintah dibakar. Tunjangan kontroversial tersebut akhirnya dihentikan.
    Protes berdarah yang menewaskan 19 demonstran berakhir dengan pengunduran diri Perdana Menteri K.P. Sharma Oli.
     
    Namun, ini bukan kemenangan demokrasi, tapi upaya putus asa untuk menekan tombol reset pada sistem yang telah gagal total.
    Filipina menyajikan inovasi menarik: “lifestyle policing” melalui media sosial. Aktivis menggunakan TikTok dan Instagram untuk menyandingkan foto liburan mewah keluarga politisi dengan gambar korban banjir akibat proyek infrastruktur korup.
    Taktik ini mentransformasi konsep abstrak “korupsi” menjadi ketidakadilan yang kasat mata, viral, dan memicu kemarahan.
    Thailand menghadirkan kompleksitas berbeda. Negara ini memiliki pemilu, parlemen, dan konstitusi (20 konstitusi sejak 1932, tepatnya).
    Namun, ketika partai pemenang pemilu 2023 diblokir membentuk pemerintahan oleh Senat yang ditunjuk militer, rakyat memahami kebenaran pahit: suara mereka tidak berarti.
    Protes yang menuntut reformasi monarki—tabu tertinggi dalam politik Thailand—adalah jeritan frustasi terhadap “veto-krasi” yang membuat demokrasi menjadi sandiwara kosong.
    Bahkan Perancis, benteng demokrasi Barat, tidak kebal. Gerakan “Block Everything” melawan kebijakan penghematan Macron menunjukkan bahwa krisis kepercayaan ini bersifat global, melampaui batas antara demokrasi “muda” dan “matang.”
    Huntington berbicara tentang “efek bola salju”, bagaimana kesuksesan demokratisasi di satu negara menginspirasi tetangganya.
    Spanyol menginspirasi Portugal, Polandia menginspirasi Hongaria. Namun, efek bola salju hari ini berbeda. Ia tidak lagi dibatasi geografis atau membutuhkan waktu berbulan-bulan untuk menyebar.
    Istilah “nepo babies” yang muncul di Filipina dalam hitungan hari diadopsi aktivis Nepal. Taktik “lifestyle policing” menyebar seperti virus lintas benua.
    Solidaritas tidak lagi membutuhkan kedekatan fisik, “Milk Tea Alliance” menyatukan aktivis Thailand, Hong Kong, dan Taiwan melalui meme dan tagar.
    Bola salju modern adalah algoritma yang memviralkan ketidakadilan, mentransformasi kemarahan lokal menjadi pemberontakan global dalam hitungan jam, bukan tahun.
    Jika protes-protes ini bukan gelombang demokratisasi baru, lalu apa? Jawabannya memerlukan paradigma baru.
    Kita sedang menyaksikan apa yang dapat disebut “respons imun demokrasi global”, satu bentuk reaksi organik dari masyarakat sipil terhadap patogen yang menggerogoti demokrasi dari dalam: korupsi sistemik, elite yang terputus, institusi yang membusuk, dan apa yang ilmuwan politik sebut “democratic backsliding” (kemunduran demokrasi).
    Seperti sistem kekebalan tubuh yang menyerang virus, protes-protes ini adalah mekanisme pertahanan terakhir ketika institusi formal gagal.
     
    Ketika parlemen tidak lagi mewakili rakyat, jalanan menjadi parlemen alternatif. Ketika sistem peradilan gagal menghukum koruptor, media sosial menjadi pengadilan rakyat.
    Ketika pemilu tidak menghasilkan perubahan bermakna, protes menjadi satu-satunya “suara” yang didengar.
    Ini menjelaskan mengapa pola yang sama muncul di konteks berbeda. Demonstran di Jakarta dan Paris, meski hidup dalam sistem politik yang sangat berbeda, berbagi frustrasi yang sama: pemerintah tidak responsif, kebijakan menguntungkan elite, dan institusi kehilangan legitimasi. Krisis kepercayaan adalah pandemi politik abad ke-21.
    Implikasi dari diagnosis ini sangat mendalam. Jika tantangan utama bukan lagi membangun institusi demokratis, tetapi mempertahankan kualitas dan legitimasinya, maka resep kebijakan harus berubah total.
    Tidak cukup mengadakan pemilu berkala. Tidak cukup memiliki parlemen dan konstitusi. Demokrasi abad ke-21 harus menemukan cara untuk memulihkan kepercayaan, memerangi korupsi sistemik, dan membuat institusi benar-benar responsif terhadap aspirasi rakyat.
    Protes-protes ini, meski sering berdarah dan kacau, sebenarnya adalah tanda harapan. Masyarakat sipil masih memiliki vitalitas untuk melawan pembusukan.
    Bahwa generasi muda tidak akan diam melihat masa depan mereka dicuri. Bahkan dalam era sinisme politik, masih ada yang peduli untuk berjuang.
    Namun, respons imun saja tidak cukup. Seperti demam yang terlalu tinggi dapat membunuh pasien, protes yang terus-menerus tanpa reformasi institusional dapat menghancurkan tatanan sosial.
    Pertanyaan kritisnya adalah: akankah elite politik di Jakarta, Kathmandu, Manila, Bangkok, dan Paris mendengar peringatan ini dan melakukan reformasi sejati?
    Atau akankah mereka terus bermain sandiwara demokrasi hingga jalanan benar-benar menjadi satu-satunya parlemen yang tersisa?
    Sejarah belum selesai ditulis. Namun satu hal sudah jelas: kita tidak sedang menyaksikan gelombang baru demokratisasi.
    Kita sedang menyaksikan perjuangan untuk jiwa demokrasi itu sendiri, satu bentuk perjuangan antara harapan akan pemerintahan yang akuntabel dan realitas elite yang tercerabut dari akarnya.
    Hasil dari perjuangan ini akan menentukan apakah demokrasi abad ke-21 dapat memperbarui dirinya, atau akan tenggelam dalam krisis kepercayaan yang semakin dalam.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Transportasi Umum Jakarta Masuk 20 Besar Terbaik Dunia, Begini Kata Pramono

    Transportasi Umum Jakarta Masuk 20 Besar Terbaik Dunia, Begini Kata Pramono

    Jakarta

    Gubernur Jakarta, Pramono Anung, menanggapi hasil studi TimeOut yang menyebut Jakarta sebagai salah satu kota dengan transportasi umum terbaik di dunia. Meski membenarkan hasil riset tersebut, namun dia mengaku belum puas dan akan terus melakukan penyempurnaan.

    Pramono mengatakan, transportasi umum Jakarta hanya kalah dari Singapura di Asia Tenggara. Kota yang dipimpinnya itu masih lebih unggul dibandingkan Manila, Kuala Lumpur dan Bangkok.

    “Jakarta sekarang ini dari 50 kota, 18 ribu responden yang disurvei, kita berada di nomor 17. Di ASEAN kita hanya kalah dari Singapura, lebih baik dari Kuala Lumpur, Manila, maupun Bangkok,” kata Pramono di Senen, Jakarta Pusat, Senin (8/9/2025).

    Transportasi umum di Jakarta. Foto: Andhika Prasetia

    Menurut Pramono, dikutip dari detikNews, capaian tersebut menjadi bukti Jakarta semakin diperhitungkan secara global dalam penyediaan sarana publik. Ia berharap peringkat tersebut bisa terus ditingkatkan di tahun-tahun mendatang.

    “Mudah-mudahan dengan ini kita bisa lebih baik, bukan lagi ranking 17, tapi bisa lebih tinggi lagi,” kata dia.

    Diberitakan detikOto sebelumnya, menurut TimeOut, ada sejumlah alasan yang membuat Jakarta terpilih sebagai salah satu kota dengan transportasi umum terbaik di dunia. Misalnya, sistem terintegrasi yang menghubungkan antara kereta, MRT dan TransJakarta. Selain itu, jangkauan transportasi umum di Jakarta juga sangat luas.

    Studi tersebut mengungkap, ada 79 persen responden yang setuju Jakarta masuk salah satu kota dengan transportasi umum terbaik di dunia. Lebih lagi, sistem yang ada terbukti telah menekan kemacetan kronis yang kerap terjadi di kota berjuluk The Big Durian tersebut.

    Berikut 19 Kota dengan Transportasi Umum Terbaik di DuniaHongkong, HongkongShanghai, ChinaBeijing, ChinaAbu Dhabi, UAETaipei, TaiwanLondon, InggrisVienna, AustriaSeoul, Korea SelatanMumbai, IndiaDoha, QatarDelhi, IndiaSingapura, SingapuraZurich, SwissBrighton, InggrisEdinburgh, SkotlandiaOslo, NorwegiaJakarta, IndonesiaWarsaw, PolandiaTallinn, Estonia.

    (sfn/din)

  • Jakarta duduki peringkat ke-17 kota dengan transportasi terbaik

    Jakarta duduki peringkat ke-17 kota dengan transportasi terbaik

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung Wibowo menyampaikan Jakarta menempati peringkat ke-17 dari 50 kota terbaik di dunia dalam bidang transportasi publik pada 2025, menurut lembaga survei internasional Time Out.

    “Jakarta sekarang ini dari 50 kota, 18 ribu responden yang disurvei, kita berada di nomor 17. Di ASEAN, kita hanya kalah dari Singapura, lebih baik dari Kuala Lumpur, Manila, maupun Bangkok,” kata Pramono saat ditemui di kawasan Senen, Jakarta Pusat, Senin.

    Menurut dia, capaian itu membuktikan Kota Jakarta semakin diperhitungkan secara global, terutama dalam penyediaan sarana publik.

    Dia pun berharap peringkat tersebut terus meningkat pada tahun-tahun mendatang.

    “Mudah-mudahan dengan ini kita bisa lebih baik, bukan lagi ranking 17, tapi bisa lebih tinggi lagi,” ujar Pramono.

    Berikut 19 Kota dengan Transportasi Umum Terbaik berdasarkan Survei Internasional Time Out 2025:

    1. Hong Kong, SAR

    2. Shanghai, China

    3. Beijing, China

    4. Abu Dhabi, UEA

    5. Taipei, Taiwan

    6. London, Inggris

    7. Wina, Austria

    8. Seoul, Korea Selatan

    9. Mumbai, India

    10. Doha, Qatar

    11. Delhi, India

    12. Singapura, Singapura

    13. Zurich, Swiss

    14. Brighton, Inggris

    15. Edinburgh, Inggris

    16. Oslo, Norwegia

    17. Jakarta, Indonesia

    18. Warsawa, Polandia

    19. Tallinn, Estonia

    Dalam survei itu, disebutkan moda transportasi umum tersibuk di Jakarta adalah bus, dengan tingkat persetujuan 79 persen.

    Bus Transjakarta beroperasi di jalurnya sendiri (busway) di jalan-jalan di ibu kota. Layanan tersebut menawarkan pilihan paling terjangkau bagi warga setempat untuk berkeliling kota.

    Selain bus Transjakarta, ada pula Mikrotrans, yaitu bus berukuran sedang yang melayani antarhalte busway.

    Kemudian, terdapat sejumlah opsi transportasi berbasis rel, yakni MRT (mass rapid transit) dan LRT (light rail transit) yang membantu mengurangi kemacetan di ibu kota, serta kereta komuter yang menghubungkan Jakarta dengan kota-kota penyangga, yaitu Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi.

    Pewarta: Lifia Mawaddah Putri
    Editor: Rr. Cornea Khairany
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.