kab/kota: Manggarai

  • 22 Kelurahan Jakarta yang Banjir Hari Ini, Evakuasi Masih Berlangsung

    22 Kelurahan Jakarta yang Banjir Hari Ini, Evakuasi Masih Berlangsung

    PIKIRAN RAKYAT – Jakarta mengalami banjir hari ini, Selasa 4 Maret 2025 sejak beberapa hari yang lalu. Proses evakuasi masih berlangsung dan dilakukan oleh BPBD (Badan Penanggulanan Bencana Daerah) ibu kota beserta pihak lainnya.

    Total ada 22 kelurahan atau 22 titik banjir di ibu kota yang tergenang air. Tak hanya itu, 4 ruas jalan juga tergenang seperti Jln. Basoka Raya dan Jln. Strategi Raya di Kel. Joglo, Jakarta Barat, Jln. Puri Kembangan RT 009 RW 005 dan Jln. Puri Mutiara di Kel. Kedoya Selatan, Jakarta Barat, serta Jalan Komplek Joglo Baru di Jakarta Barat. Upaya mitigasi sedang dilakukan pihak terkait sampai saat ini.

    22 kelurahan Jakarta yang banjir hari ini

    Berikut selengkapnya:

    Kelurahan Rawa Buaya (Jakarta Barat) (a) Jumlah: 4 RT
    (b) Ketinggian: 30 cm
    (c) Penyebab: Curah Hujan Tinggi Kelurahan Kebon Jeruk (Jakarta Barat) (a) Jumlah: 2 RT
    (b) Ketinggian: 100 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan Kelurahan Kedoya Selatan (Jakarta Barat) (a) Jumlah: 4 RT
    (b) Ketinggian: 70 s.d 90 cm
    (c) Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan Kelurahan Kembangan Selatan (Jakarta Barat) (a) Jumlah: 2 RT
    (b) Ketinggian: 70 cm
    (c) Penyebab: Curah Hujan Tinggi Kelurahan Lenteng Agung (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 2 RT
    (b) Ketinggian: 100 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Cipulir (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 1 RT
    (b) Ketinggian: 200 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan Kelurahan Pondok Pinang (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 5 RT
    (b) Ketinggian: 100 s.d 140 cm
    (c) Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Pesanggrahan Kelurahan Pengadegan (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 1 RT
    (b) Ketinggian: 100 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Rawajati (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 7 RT
    (b) Ketinggian: 170 s.d 350 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Cilandak Timur (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 3 RT
    (b) Ketinggian: 50 s.d 110 cm
    (c) Penyebab: Curah Hujan Tinggi dan Luapan Kali Krukut Kelurahan Pejaten Timur (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 6 RT
    (b) Ketinggian: 30 s.d 120 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Bintaro (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 6 RT
    (b) Ketinggian: 200 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan Kelurahan Pesanggrahan (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 8 RT
    (b) Ketinggian: 70 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Pesanggrahan Kelurahan Kebon Baru (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 2 RT
    (b) Ketinggian: 100 s.d 120 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Manggarai (Jakarta Selatan) (a) Jumlah: 5 RT
    (b) Ketinggian: 40 s.d 120 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Bidara Cina (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 3 RT
    (b) Ketinggian: 120 s.d 370 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Cipinang Muara (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 2 RT
    (b) Ketinggian: 80 cm
    (c) Penyebab: Curah Hujan Tinggi Kelurahan Kampung Melayu (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 27 RT
    (b) Ketinggian: 200 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Bale Kambang (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 3 RT
    (b) Ketinggian: 250 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Cawang (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 7 RT
    (b) Ketinggian: 320 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Cililitan (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 2 RT
    (b) Ketinggian: 60 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung Kelurahan Gedong (Jakarta Timur) (a) Jumlah: 3 RT
    (b) Ketinggian: 300 s.d 490 cm
    (c) Penyebab: Luapan Kali Ciliwung

    Demikian daftar 22 kelurahan di Jakarta yang terendam banjir hari ini. Proses evakuasi dan mitigasi masih dilakukan BPBD dan pihak lainnya untuk menyelamatkan korban.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • 16 Lokasi Pengungsian Banjir Jakarta, BPBD Kerahkan Bantuan

    16 Lokasi Pengungsian Banjir Jakarta, BPBD Kerahkan Bantuan

    PIKIRAN RAKYAT – Hujan deras yang mengguyur wilayah Bogor dan Jakarta pada awal Maret 2025 menyebabkan kenaikan status siaga di beberapa pintu air dan pos pantau.

    Akibatnya, banjir melanda 105 RT dan 5 ruas jalan di Jakarta. Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta telah membuka 16 lokasi pengungsian dan mengerahkan bantuan untuk warga terdampak.

    Berikut ini informasi terkini berdasarkan rilis yang diterima Pikiran-Rakyat.com dari BPBD DKI Jakarta:

    Kenaikan Status Siaga

    – Bendung Katulampa: Siaga 3 (Waspada) pukul 19:30 WIB, Siaga 2 (Siaga) pukul 23:00 WIB.

    – Pos Pantau Depok: Siaga 2 (Siaga) pukul 23:00 WIB, Siaga 1 (Bahaya) pukul 02:00 WIB.

    – Pintu Air Manggarai: Siaga 3 (Waspada) pukul 07:00 WIB.

    – Pintu Air Karet: Siaga 3 (Waspada) pukul 04:00 WIB.

    – Pos Pantau Krukut Hulu: Siaga 3 (Waspada) pukul 00:00 WIB.

    – Pos Pantau Pesanggrahan: Siaga 3 (Waspada) pukul 23:00 WIB, Siaga 2 (Siaga) pukul 03:00 WIB.

    – Pos Pantau Angke Hulu: Siaga 3 (Waspada) pukul 00:00 WIB, Siaga 2 (Siaga) pukul 02:00 WIB, Siaga 1 (Bahaya) pukul 06:00 WIB.

    – Pos Sunter Hulu: Siaga 3 (Waspada) pukul 23:00 WIB, Siaga 2 (Siaga) pukul 00:00 WIB.

    16 Lokasi Pengungsian

    Kelurahan Kampung Melayu

    1. SDN Kampung Melayu 01/02 (30 Jiwa)

    2. Masjid Jami Miftahul Huda (181 Jiwa)

    Kelurahan Bidara Cina

    3. RPTRA RT.10 RW.11 (17 Jiwa)

    4. Aula Kelurahan Bidara Cina (21 Jiwa)

    5. Masjid Abrol RT.12 RW.11 (26 Jiwa)

    6. SKKT RT.6,13 RW.11 (20 Jiwa)

    7. Majlis Ta’lim masjid Abrol RT10 RW.11 (24 Jiwa)

    Petugas BPBD DKI Jakarta saat mengevakuasi warga yang terdampak banjir di Jakarta.

    Kelurahan Cawang

    8. Musholla Al Ishlah (53 Jiwa)

    9. Ruko – Ruko Pinggir Jalan (130 Jiwa)

    Kelurahan Pejaten Timur

    10. SDN 22 (450 Jiwa)

    11. SMPN 46 (300 Jiwa)

    Kelurahan Cilandak Timur

    12. Musholla Al Makmuriyah (39 Jiwa)

    13. Pendopo RT.3 RW.3 (19 orang)

    Kelurahan Lebak Bulus

    14. Musholla Al – Mabrur RT.8 RW.8 (100 Jiwa)

    Kelurahan Lenteng Agung

    15. Majelis Ta’lim RW.03 (230 Jiwa)

    Kelurahan Kembangan Selatan

    16. Majelis Nurul Muhi, RT.2 RW.9 (52 Jiwa)

    Bantuan BPBD

    – Makanan Siap Saji 1000 box.

    – Paket kidsware 260 Paket.

    – Air Mineral 20 Dus.

    – Selimut 20 Lembar.

    – Family Kit 160 Paket.

    Upaya Penanganan

    BPBD DKI Jakarta mengerahkan personel untuk memonitor kondisi genangan. Koordinasi dengan Dinas SDA, Dinas Bina Marga, Dinas Gulkarmat untuk penyedotan genangan dan memastikan tali-tali air berfungsi. Penyiapan kebutuhan dasar bagi warga terdampak. Target genangan surut dalam waktu cepat.

    Imbauan

    Masyarakat agar tetap berhati-hati dan waspada terhadap potensi genangan. Dalam keadaan darurat, hubungi nomor telepon 112 (gratis, 24 jam).***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Pemprov DKI kembali lakukan modifikasi cuaca untuk atasi banjir 

    Pemprov DKI kembali lakukan modifikasi cuaca untuk atasi banjir 

    pelaksanaan OMC juga perlu dilakukan daerah lain bukan hanya di DKI Jakarta

    Jakarta (ANTARA) – Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta kembali melakukan operasi modifikasi cuaca (OMC) sebagai salah upaya mengatasi banjir di Ibu Kota paling lambat pada 6 Maret 2025.

    “Saya meminta untuk modifikasi cuaca dilakukan, (awan hujan) didorong untuk ke laut. Karena memang banjir yang terjadi di Jakarta sekarang ini boleh dikatakan mayoritas hampir 90 persen lebih adalah kiriman,” kata Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung di Jakarta, Selasa.

    Pramono berpendapat curah hujan di Jakarta belakangan hari terakhir cukup rendah. Adapun banjir di Jakarta terjadi bila curah hujan mencapai di atas 150 mm per hari atau melebihi daya tampung saluran air.

    Saluran air baik yang utama maupun pendukung hanya bisa menampung curah hujan 100 mm hingga 150 mm per hari.

    “Karena curah hujan di Jakarta sendiri cukup rendah. Jadi curah hujan akan menjadi tinggi bebannya menjadi banjir kalau di atas 150 mm. Nah yang di atas (wilayah hulu) 150,180, bahkan 200 mm itu semuanya terjadi di atas,” ujar Pramono.

    Menurut dia, pelaksanaan OMC juga perlu dilakukan daerah lain bukan hanya di DKI Jakarta. Hal ini lantaran masalah banjir harus ditangani secara nasional.

    Dalam kesempatan itu, Sekretaris Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta, Maruli Sijabat mengatakan OMC dilakukan selama lima hari.

    “Nanti kita akan lihat hari ini BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) sudah melakukan OMC. Kami nanti mungkin besok atau paling lambat Kamis kami akan melakukan modifikasi cuaca,” ujar dia.

    Pemprov DKI sudah beberapa kali melakukan OMC sejak beberapa bulan terakhir, yang terbaru Operasi pada periode 14-21 Februari 2025. Kegiatan tersebut dikatakan mampu mencegah potensi bencana banjir.

    Pelaksanaan OMC bertujuan memitigasi bencana hidrometeorologi, khususnya dalam mengurangi risiko banjir akibat curah hujan ekstrem.

    Selain OMC, Pemprov DKI juga mengupayakan sejumlah hal guna mengatasi banjir di Jakarta termasuk membuka Pintu Air Manggarai, dan memantau berbagai pintu air, agar bisa mengatur aliran air.

    Dengan demikian, air tidak membebani kawasan Jakarta Timur, khususnya yang dialiri Kali Ciliwung. Ini karena beban Kali Ciliwung sudah terlalu besar, sehingga butuh keputusan yang bijak dalam mengatur pintu air tersebut.

    Pramono mengatakan Pemprov DKI juga fokus pada penanganan banjir dalam jangka panjang. Upaya yang dilakukan yakni pengerukan sedimen atau lumpur di sungai, waduk, dan kali serta membangun sumur resapan.

    “Sodetan dilanjutkan kembali, sumur resapan tidak lagi dibuat di jalan tetapi dibuat di saluran-saluran air,” kata dia.

    Pemprov DKI Jakarta, sambung dia, juga membuka diri untuk berkomunikasi dan berkoordinasi dengan pemimpin daerah terdampak banjir guna mengatasi masalah tersebut.

    “Karena penyelesaian tidak bisa parsial hanya Jakarta. Bahkan saya mendapatkan laporan yang sekarang ini dampaknya besar ada di Bekasi,” ujar Pramono.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Pramono Anung siapkan strategi atasi banjir di Jakarta

    Pramono Anung siapkan strategi atasi banjir di Jakarta

    ANTARA – Ketinggian permukaan air di Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa (4/3) sore berstatus siaga 2 dengan ketinggian yang terpantau mencapai 850 cm. Menyikapi kondisi tersebut, Gubernur Daerah Khusus Jakarta Pramono Anung menyiapkan tiga strategi untuk menangani banjir di Jakarta yang terjadi sejak awal Maret 2025.(Pradanna Putra Tampi/Rizky Bagus Dhermawan/Ludmila Yusufin Diah Nastiti)

  • Pramono instruksikan SDA untuk buka Pintu Air Manggarai

    Pramono instruksikan SDA untuk buka Pintu Air Manggarai

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Jakarta Pramono Anung menginstruksikan Dinas Sumber Daya Air (SDA) untuk membuka Pintu Air Manggarai, Menteng, Jakarta Pusat demi mengurangi beban air sehingga banjir di sejumlah daerah ini dapat diatasi.

    “Jadi, yang kita buka yang ke arah (Sungai) Ciliwung Lama, dioperasikan satu pintu dibuka penuh setinggi 175 cm,” ujar dia saat meninjau Pintu Air Manggarai, Jakarta, Selasa.

    Adapun, pada Selasa sore ini, tinggi permukaan air di Pintu Air Manggarai ini mencapai 850 sentimeter (cm) atau masuk kategori siaga dua.

    Karena itu, Pramono meminta Pintu Air Manggarai dibuka, agar air yang masuk tidak lebih banyak ke wilayah Ciliwung bagian timur karena saat ini beban air di sana cukup tinggi.

    Selain itu, Pramono juga menginstruksikan pintu air yang mengarah ke Kanal Banjir Barat (KBB) dibuka setinggi 800 cm, serta pintu ke arah Masjid Istiqlal.

    “Ke arah Kanal Banjir Barat dioperasikan tiga pintu dibuka setinggi 800 cm. Kemudian air ke Istiqlal dioperasikan dua pintu dan untuk itu dijaga dan kami menjamin Istiqlal tidak akan banjir,” jelas dia.

    Lalu, apabila dibutuhkan, maka pintu air lainnya yang mengarah ke objek-objek vital untuk juga dibuka secara perlahan.

    Namun, Pramono menjamin hal ini tak akan menimbulkan banjir di daerah-daerah strategis Jakarta.

    “Kalau memang nanti masih seperti ini terus (permukaan air tinggi) maka pintu air yang sensitif kami buka pelan-pelan. Tapi kami jamin tidak akan menimbulkan banjir di daerah-daerah strategis Jakarta,” ujar Pramono.

    Selain Pintu Air Manggarai, Pramono juga meminta Dinas SDA DKI mengaktifkan sebanyak 500 pompa pada sekitar 200 titik agar air bisa segera dibuang ke laut.

    Sementara itu, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI mencatat sebanyak 105 rukun tetangga (RT) dan lima ruas jalan di Jakarta banjir pada Selasa siang.

    Banjir disebabkan tingginya intensitas hujan yang terjadi di kawasan hulu pada Minggu (2/3) dan Senin (3/3) malam hingga status Bendung Katulampa di Bogor, Jawa Barat sempat menyentuh level siaga satu.

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Capek Harus Beberes Rumah karena Banjir

    Capek Harus Beberes Rumah karena Banjir

    Jakarta

    Sejumlah wilayah di Bekasi terendam banjir hari ini. Warga mengeluh harus membersihkan rumah setelah pulang kerja akibat banjir.

    “Aku kerjanya di sini, di Kuningan lah. Ini mau balik kan, tapi kata orang rumah tadi airnya masih ada, udah nggak terlalu tinggi tapi kan capek ya, males banget beberesnya itu, udah balik kerja pengennya istirahat rebahan, ini harus bersih-bersih rumah karena kebanjiran,” kata Olivia (29), salah seorang warga Jatiasih, Bekasi, saat ditemui di Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, Selasa (4/3/2025).

    Olivia mengatakan genangan air biasanya tak masuk ke rumah melainkan hanya di halaman. Namun, dia bersyukur masih bisa berangkat kerja karena ada orang tua dan adiknya yang mengurus rumah.

    “Untungnya tuh masih ada adik di rumah, papa mama juga sehat gitu, jadi aman pas ditinggal kerja tadi. Ada yang jagain rumah, yang bantu beresin angkat-angkatin barang,” ujarnya.

    Warga lainnya, Tata (28) juga mengeluhkan hal yang sama. Dia mengaku kesulitan saat tadi pagi berangkat kerja gegara banjir.

    ADVERTISEMENT

    `;
    var mgScript = document.createElement(“script”);
    mgScript.innerHTML = `(function(w,q){w[q]=w[q]||[];w[q].push([“_mgc.load”])})(window,”_mgq”);`;
    adSlot.appendChild(mgScript);
    },
    function loadCreativeA() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    adSlot.innerHTML = “;

    console.log(“🔍 Checking googletag:”, typeof googletag !== “undefined” ? “✅ Defined” : “❌ Undefined”);

    if (typeof googletag !== “undefined” && googletag.apiReady) {
    console.log(“✅ Googletag ready. Displaying ad…”);
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    } else {
    console.log(“⚠️ Googletag not loaded. Loading GPT script…”);
    var gptScript = document.createElement(“script”);
    gptScript.src = “https://securepubads.g.doubleclick.net/tag/js/gpt.js”;
    gptScript.async = true;
    gptScript.onload = function () {
    console.log(“✅ GPT script loaded!”);
    window.googletag = window.googletag || { cmd: [] };
    googletag.cmd.push(function () {
    googletag.defineSlot(‘/4905536/detik_desktop/news/static_detail’, [[400, 250], [1, 1], [300, 250]], ‘div-gpt-ad-1708418866690-0’).addService(googletag.pubads());
    googletag.enableServices();
    googletag.display(‘div-gpt-ad-1708418866690-0’);
    googletag.pubads().refresh();
    });
    };
    document.body.appendChild(gptScript);
    }
    }
    ];

    var currentAdIndex = 0;
    var refreshInterval = null;
    var visibilityStartTime = null;
    var viewTimeThreshold = 30000;

    function refreshAd() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (!adSlot) return;

    currentAdIndex = (currentAdIndex + 1) % ads.length;
    adSlot.innerHTML = “”; // Clear previous ad content
    ads[currentAdIndex](); // Load the appropriate ad

    console.log(“🔄 Ad refreshed:”, currentAdIndex === 0 ? “Creative B” : “Creative A”);
    }

    var observer = new IntersectionObserver(function(entries) {
    entries.forEach(function(entry) {
    if (entry.isIntersecting) {
    if (!visibilityStartTime) {
    visibilityStartTime = new Date().getTime();
    console.log(“👀 Iklan mulai terlihat, menunggu 30 detik…”);

    setTimeout(function () {
    if (visibilityStartTime && (new Date().getTime() – visibilityStartTime >= viewTimeThreshold)) {
    console.log(“✅ Iklan terlihat 30 detik! Memulai refresh…”);
    refreshAd();
    if (!refreshInterval) {
    refreshInterval = setInterval(refreshAd, 30000);
    }
    }
    }, viewTimeThreshold);
    }
    } else {
    console.log(“❌ Iklan keluar dari layar, reset timer.”);
    visibilityStartTime = null;
    if (refreshInterval) {
    clearInterval(refreshInterval);
    refreshInterval = null;
    }
    }
    });
    }, { threshold: 0.5 });

    document.addEventListener(“DOMContentLoaded”, function() {
    var adSlot = document.getElementById(“ad-slot”);
    if (adSlot) {
    ads[currentAdIndex](); // Load the first ad
    observer.observe(adSlot);
    }
    });

    “Untungnya tuh rumahku banjirnya nggak yang terlalu parah gitu, nggak yang tinggi meteran gitu yang harus dievakuasi. Tapi kalau dibanding sebelumnya, yang pernah aku alami ya hitungannya cukup parah juga sih sebenernya. Tadi susah juga cari jalan yang nggak macet pas mau berangkat kerja, karena mayoritas macet, kerendam karena banjir itu jadinya macet kan,” kata Tata.

    Tata mengaku capek harus ikut membersihkan rumah karena banjir tersebut. Dia menuturkan lampu rumahnya hingga saat ini masih mati karena banjir.

    “Dari tadi aku chat sama orang rumah tuh agak susah ya, agak susah sinyal di sana karena masih mati lampu karena banjir ini,” ujar Tata.

    “Malesnya tuh sekarang udah desak-desakan di kereta, terus nyampai rumah mesti beresin barang yang abis kerendam kan, mesti bersih-bersih lah, belum lagi kalau di jalanya masih macet banget nanti,” tambahnya.

  • Peringatan Cuaca Ekstrem Harus Direspons Cepat Pemda

    Peringatan Cuaca Ekstrem Harus Direspons Cepat Pemda

    Jakarta

    Kepala Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati menegaskan pentingnya respons cepat dari pemerintah daerah (Pemda) dalam menindaklanjuti peringatan dini cuaca ekstrem yang telah dikeluarkan.

    Dalam beberapa hari terakhir, hujan dengan intensitas sangat lebat hingga ekstrem telah terjadi di sejumlah wilayah, termasuk Kota Cirebon, Riau, Kabupaten Bogor, Kabupaten Mimika, Kabupaten Padang Pariaman, dan Kabupaten Manggarai.

    BMKG telah secara aktif memberikan informasi cuaca terkini, namun kesiapan daerah dalam merespons peringatan dini masih perlu ditingkatkan guna mengurangi dampak bencana yang dapat mengancam keselamatan masyarakat.

    “Peran serta pemerintah daerah dalam mitigasi bencana sangat krusial, terutama dalam memastikan bahwa setiap peringatan dini ditindaklanjuti dengan langkah antisipatif di lapangan,” tegasnya, dikutip dari keterangan resmi BMKG, Selasa (4/3/2025).

    Dwikorita mengatakan bahwa peringatan dini bukan sekadar informasi, tetapi seruan untuk tindakan nyata. Kecepatan dan kesiapan dalam merespons peringatan dini cuaca ekstrem sangat menentukan upaya mitigasi risiko, baik dari segi korban jiwa maupun kerugian materiil.

    “Kami terus menyampaikan peringatan dini cuaca ekstrem melalui berbagai kanal komunikasi resmi, termasuk website, aplikasi mobile, sms blasting dan media sosial BMKG. Namun, efektivitas peringatan dini ini sangat bergantung pada kesiapan daerah dalam meresponsnya dengan langkah konkret. Diperlukan koordinasi yang lebih erat antara pemerintah daerah dan masyarakat guna meminimalkan risiko bencana hidrometeorologi secara lebih cepat dan efektif,” ujarnya.

    Dwikorita mengungkapkan, BMKG memahami bahwa banyak daerah saat ini dipimpin oleh kepala daerah baru yang mungkin masih dalam proses adaptasi dengan perangkat di bawahnya. Oleh karena itu, BMKG siap memberikan pendampingan lebih lanjut, agar pemahaman terhadap sistem peringatan dini semakin optimal dan dapat diterjemahkan ke dalam tindakan mitigasi yang efektif.

    Selain itu, lanjut dia, BMKG mengajak masyarakat untuk lebih aktif mengakses informasi cuaca melalui kanal resmi BMKG, sehingga dapat mengambil langkah-langkah pencegahan lebih dini. Dengan kolaborasi yang erat antara pemerintah daerah, BMKG, dan masyarakat, diharapkan dampak dari bencana akibat cuaca ekstrem dapat diminimalkan.

    Curah Hujan Tinggi Sepekan ke Depan

    BMKG juga memprediksi dalam periode 4 – 11 Maret 2025, hujan dengan intensitas tinggi masih berpotensi terjadi di sejumlah wilayah Indonesia, khususnya di bagian barat dan Kepulauan Papua.

    Deputi Bidang Meteorologi BMKG Guswanto menyampaikan bahwa gelombang atmosfer seperti Rossby Ekuatorial, Low Frequency, dan Kelvin diprediksi tetap aktif di sebagian besar Sumatra, Jawa bagian Barat, Kalimantan, Sulawesi, Maluku Utara, serta Kepulauan Papua yang berdampak pada peningkatan pertumbuhan awan hujan dengan intensitas bervariasi di wilayah-wilayah tersebut.

    “Curah hujan tinggi masih berpotensi terjadi dan perlu diwaspadai, terutama di wilayah-wilayah yang rentan terdampak cuaca ekstrem,” ungkapnya.

    Analisis terbaru juga menunjukkan terbentuknya sirkulasi siklonik di Samudra Hindia, tepatnya di barat Aceh, serta di selatan Papua. Keberadaan sirkulasi siklonik ini menyebabkan pelambatan kecepatan angin atau konvergensi di berbagai perairan, termasuk Laut Natuna, Laut Banda, perairan selatan Sulawesi, Laut Arafuru, dan Maluku.
    Selain itu, daerah pertemuan angin (konfluensi) juga terdeteksi membentang di Laut Flores, Laut Banda, Laut Arafuru, hingga Papua bagian selatan.

    Daerah pelambatan kecepatan angin (konvergensi) lainnya juga terpantau memanjang dari Pesisir Timur Riau hingga Kep. Riau, dari Sumatra Barat hingga Sumatra Selatan, dari Samudra Hindia selatan Jawa Timur hingga Selatan Jawa Barat, dari Kalimantan Timur hingga Kalimantan Selatan, dari Laut Sulawesi hingga Kalimantan Timur.
    Kondisi ini berpotensi memicu peningkatan curah hujan di wilayah-wilayah tersebut dan dapat berdampak pada aktivitas maritim serta masyarakat pesisir.

    Di sisi lain, fenomena Madden-Julian Oscillation (MJO) yang masih aktif di Kepulauan Papua turut memperkuat dinamika atmosfer di kawasan timur Indonesia. MJO berkontribusi terhadap peningkatan aktivitas konveksi yang dapat memperbesar potensi hujan deras di sejumlah wilayah.

    Sementara itu, analisis labilitas lokal mengindikasikan potensi signifikan untuk perkembangan awan konvektif di berbagai daerah, termasuk Aceh, Sumatera Utara, Sumatra Barat, Riau, Kepulauan Riau, Jambi, Sumatera Selatan, Bangka Belitung, Bengkulu, Lampung, Banten, Jawa Tengah, D.I. Yogyakarta, Jawa Timur, Nusa Tenggara Timur, serta hampir seluruh wilayah Kalimantan, Sulawesi, Maluku, dan Papua. Labilitas atmosfer ini berperan dalam mendukung proses pembentukan awan hujan, terutama pada siang hingga sore atau malam hari.

    “Dengan meningkatnya aktivitas atmosfer ini, BMKG mengimbau masyarakat di wilayah terdampak untuk tetap waspada terhadap potensi hujan lebat yang dapat disertai kilat, angin kencang, hingga kemungkinan banjir di daerah rawan. Pemantauan cuaca secara berkala sangat penting untuk mengantisipasi dampak dari dinamika atmosfer yang terus berkembang,” sebutnya.

    (rns/rns)

  • Banjir Jakarta: Pintu Air Angke Hulu Status Bahaya, Lima Pintu Air Lainnya Waspada – Halaman all

    Banjir Jakarta: Pintu Air Angke Hulu Status Bahaya, Lima Pintu Air Lainnya Waspada – Halaman all

    Berikut ini update kondisi pintu air di wilayah DKI Jakarta pada Selasa (4/3/2025) siang.

    Tayang: Selasa, 4 Maret 2025 16:43 WIB

    X @SDADKIJakarta

    PINTU AIR JAKARTA Berikut ini update kondisi pintu air di wilayah DKI Jakarta pada Selasa (4/3/2025) siang.
    Posko Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mengupdate data Tinggi Muka Air 04 Maret 2025 pukul 14.00 WIB. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Berikut ini update kondisi pintu air di wilayah DKI Jakarta pada Selasa (4/3/2025) siang.

    Posko Dinas Sumber Daya Air (SDA) Jakarta mengupdate data Tinggi Muka Air 04 Maret 2025 pukul 14.00 WIB.

    Jika melihat pada data tersebut, kondisi pintu air Angke Hulu masih berstatus Bahaya. 

    Dimuat akun X Sumber Daya Air (SDA) DKI Jakarta, pintu air Angke Hulu masih berstatus Bahaya dengan ketinggian 365 cm. 

    Cuaca juga terpantau masih mendung. 

    Selain Angke Hulu, lima pintu air lainnya di Jakarta masih berstatus Waspada. 

    Tercatat Pintu Air Depok, Manggarai, Krukut Hulu, Karet, dan Sunter Hulu masih berstatus Waspada hingga pukul 14.00 WIB.

    Artinya situasi Jakarta masih berpotensi banjir. 

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Perjalanan KRL Lintas Bekasi Terganggu Banjir

    Perjalanan KRL Lintas Bekasi Terganggu Banjir

    Jakarta

    Perjalanan commuter line lintas Bekasi mengalami gangguan akibat banjir karena hujan lebat yang terjadi semalam hingga dini hari. Kondisi itu membuat jalur masuk dan keluar kereta rel listrik (KRL) di Stasiun Bekasi harus dilakukan bergantian. Demikian disampaikan KAI Commuter lewat media sosial X pagi hari ini.

    “Untuk Commuter Line yang melintasi Stasiun Bekasi saat ini adanya banjir serta luapan air. Sehingga perjalanan KA yang masuk dan keluar Stasiun Bekasi mengalami pergantian jalur ya,” tulis keterangan KAI Commuter dalam sosial media X, Selasa (4/3/2025).

    Selain itu, perjalanan KA 6019 – 6020 yakni lintas Bekasi-Pasar Senen-Kampung Bandan-Kampung Bandan-Manggarai-Cikarang mengalami perubahan operasional. Rangkaian kereta tersebut harus menjadi KA 5054 terlebih dahulu dan menuju Stasiun Bekasi karena kepadatan perjalanan di stasiun tersebut.

    Operator Commuter Line juga meminta maaf atas ketidaknyamanan yang dialami penumpang akibat gangguan ini. Penumpang diharapkan bersabar dan tetap memperhatikan informasi terkini terkait jadwal perjalanan.

    Informasi ini disampaikan saat menjawab pertanyaan dari salah satu akun terkait kondisi perjalanan KRL jalur Bekasi-Angke-Kampung Bandan.

    “Update kondisi perjalanan line bekasi-angke-bandan via Manggarai dong….kena dampak banjir di depan stasiun Bekasi nggak,” tulis @ste******.

    Sebagai informasi, saat ini banjir tengah melanda wilayah Jakarta, Bogor, Depot, Tangerang dan Bekasi (Jabodetabek). Banjir dipicu hujan deras yang mengguyur pada kemarin malam hingga dini hari.

    Banjir terjadi di wilayah Jabodetabek sejak Senin (3/3/2025) malam. Hujan baru reda sekitar pukul 05.00 WIB, Selasa (4/3/2025).

    Lihat juga Video: 19 Perjalanan KRL Jakarta Kota-Priok Batal gegara Banjir Rob

    (ada/fdl)

  • Bantaran Ciliwung Banjir Terus, Anggota DPRD DKI: Percepat Normalisasi Kali!

    Bantaran Ciliwung Banjir Terus, Anggota DPRD DKI: Percepat Normalisasi Kali!

    Jakarta

    Banjir merendam sejumlah titik di Jakarta. DPRD Jakarta menyoroti lambatnya proses normalisasi Kali Ciliwung, yang airnya kerap meluap hingga terjadi banjir di mana-mana.

    “Untuk mengatasi hal ini (banjir), Pemprov DKI harus mempercepat normalisasi Kali Ciliwung yang hingga kini masih menyisakan 17,7 km yang belum selesai. Lambatnya proses normalisasi ini sebagian besar disebabkan oleh kendala pembebasan lahan,” ujar Ketua Komisi D DPRD DKI Jakarta Yuke Yurike lewat pesan Whatsapp kepada detikcom, Senin (3/3/2025).

    Selain itu, Pemprov Jakarta perlu meningkatkan kapasitas infrastruktur pengendalian banjir, seperti memperbanyak kolam retensi, sumur resapan, serta embung di sekitar daerah aliran sungai untuk menampung air sebelum masuk ke Ciliwung. Kemudian, operasional pompa air harus ditingkatkan, terutama di daerah yang menjadi titik kritis luapan Ciliwung seperti Kampung Melayu, Bukit Duri, dan Manggarai.

    “Dalam jangka pendek, Pemprov DKI harus segera melakukan langkah darurat untuk memitigasi dampak banjir akibat luapan Kali Ciliwung. Seluruh pompa air harus bekerja maksimal untuk mempercepat penyerapan air yang menggenangi permukiman,” sambung Yuke.

    Pintu air dan sodetan Ciliwung, terang Yuke, harus dioperasikan secara optimal agar aliran air lebih terkendali dan tidak membebani daerah hilir. Pemprov juga perlu meningkatkan sosialisasi dan kesiapsiagaan masyarakat di wilayah rawan banjir, termasuk memastikan jalur evakuasi yang aman serta tempat pengungsian yang layak bagi warga terdampak.

    “Selain itu, Dinas Sumber Daya Air (SDA) harus melakukan pengerukan sedimen di Kali Ciliwung secara rutin agar kapasitas sungai tetap optimal dalam menampung debit air hujan yang tinggi,” lanjutnya.

    “Kami di Komisi D DPRD DKI Jakarta akan terus mengawal upaya percepatan normalisasi Kali Ciliwung serta memastikan Pemprov DKI mengambil langkah-langkah strategis dan terukur agar permasalahan ini tidak terus berulang setiap musim hujan,” pungkasnya.

    Banjir merendam Jakarta, khususnya Jakarta Timur dan Jakarta Selatan pada Senin (3/3) pagi. Ketinggian air bervariasi, namun paling tinggi ada yang hampir setinggi atap rumah. Kini, banjir sudah mulai surut.

    (isa/dnu)

    Hoegeng Awards 2025

    Usulkan Polisi Teladan di sekitarmu