kab/kota: Manggarai

  • Berita Foto : Potret Perjuangan Warga Pengguna Transportasi Umum Jakarta – Halaman all

    Berita Foto : Potret Perjuangan Warga Pengguna Transportasi Umum Jakarta – Halaman all

    Potret realita perjuangan warga pengguna transportasi umum di Jakarta untuk melakukan aktivitas sehari-hari.

    Tayang: Rabu, 7 Mei 2025 11:57 WIB

    TRIBUNNEWS/HERUDIN

    TRANSPORTASI UMUM – Penumpang berdesakan di dalam kereta commuter line di Stasiun Manggarai Jakarta, Jumat (2/5/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – “Jangan memaksakan diri untuk masuk jika sudah padat, masih ada lagi rangkaian berikutnya menuju Bogor”, terdengar imbauan dari petugas melalui pengeras suara kepada penumpang yang berlarian untuk memasuki gerbong kereta commuter line di peron 12 Stasiun Manggarai Jakarta Selatan saat jam pulang kerja pada Jumat 2 Mei 2025.

    TRANSPORTASI UMUM – Penumpang berdesakan menunggu kereta commuter line di Stasiun Manggarai Jakarta, Jumat (2/5/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Begitulah potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi.

    TRANSPORTASI UMUM – Bus Transjakarta melintas membelah kemacetan di Jalan Sudirman Jakarta, Rabu (30/4/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. 

    TRANSPORTASI UMUM – Penumpang menunggu kedatangan kereta commuter line di Stasiun Manggarai Jakarta, Jumat (2/5/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Mereka memilih menggunakan transportasi umum karena tidak mau ikut menyumbang kemacetan dan polusi di Jakarta yang menimbulkan kerugian. Kemacetan di Jakarta menyebabkan kerugian yang signifikan, baik secara ekonomi maupun non-ekonomi.

    TRANSPORTASI UMUM – Penumpang berdesakan di dalam Transjakarta saat jam pulang kerja, Rabu (30/4/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Kerugian ekonomi meliputi biaya operasional kendaraan yang meningkat, serta kehilangan waktu dan produktivitas kerja akibat perjalanan yang lebih lama. Kerugian non-ekonomi mencakup dampak negatif terhadap kesehatan (polusi udara) dan stres akibat perjalanan yang tidak nyaman.

    TRANSPORTASI UMUM – Kepadatan lalu lintas saat jam pulang kerja di Jalan Sudirman Jakarta, Rabu (30/4/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Data dari Dinas Perhubungan DKI Jakarta pada 2024 kerugian akibat kemacetan mencapai Rp 100 triliun per tahun yang didominasi kerugian kesehatan karena polusi dan Waktu yang hilang mencapai Rp 60 triliun. Sisanya, kerugian terjadi pada biaya operasi kendaraan yaitu bahan bakar yang terbuang di tengah kemacetan mencapai Rp 40 triliun.

    TRANSPORTASI UMUM – Warga melintas di pelican crossing menuju halte Transjakarta Tosari, Rabu (30/4/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    TRANSPORTASI UMUM – Suasana warga melintas di dekat halte Transjakarta Tosari Jakarta, Rabu (30/4/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    TRANSPORTASI UMUM – Penumpang bergegas memasuki Stasiun Sudirman Jakarta, Rabu (30/4/2025). Potret realita sebagian warga berdesak-desakan saat berangkat dan pulang kerja rela menggunakan transportasi umum di ibu kota, belum lagi harus merasakan kemacetan saat menaiki Transjakarta karena jalur yang harusnya steril malah direbut paksa kendaraan pribadi. Mereka sadar jika hanya untuk keperluan dari tempat tinggal menuju tempat kerja dan sebaliknya atau memiliki pekerjaan yang mobilitasnya tidak tinggi maka tidak perlu menggunakan kendaraan pribadi. TRIBUNNEWS/HERUDIN (TRIBUNNEWS/HERUDIN)

    Lihat foto lainnya di sini :  Potret perjuangan warga pengguna transportasi umum jakarta

     

     

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • DKI belum terapkan sistem jalan berbayar elektronik

    DKI belum terapkan sistem jalan berbayar elektronik

    Ilustrasi – Kendaraan melintas di bawah alat electronic road pricing (ERP) di Jalan Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (12/11/2018). (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/hp.)

    DKI belum terapkan sistem jalan berbayar elektronik
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Rabu, 07 Mei 2025 – 07:51 WIB

    Elshinta.com – Pemerintah Provinsi DKI Jakarta belum menerapkan kebijakan sistem jalan berbayar secara elektronik (Electronic Road Pricing/ERP) karena masih fokus pada peningkatan sarana dan prasarana transportasi umum massal.

    “Untuk penerapan ERP, Pemprov DKI Jakarta memastikan kebijakan tersebut belum dilaksanakan,” ujar Kepala Dinas Perhubungan DKI Jakarta, Syafrin Liputo kepada pers di Jakarta, Rabu.

    ERP merupakan sistem pengendalian kepadatan lalu lintas yang diterapkan melalui pemungutan retribusi secara elektronik terhadap pengguna kendaraan bermotor yang melewati sejumlah ruas jalan di Jakarta pada jam-jam tertentu. Tujuannya agar warga Jakarta dan warga luar Jakarta enggan membawa kendaraan pribadinya masuk ke tengah kota sehingga mengurangi kemacetan. Sistem ini dinilai mampu menjadi pendapatan yang akan dikelola menjadi subsidi transportasi umum.

    Syafrin mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta masih menerapkan sistem ganjil-genap pada kendaraan pribadi di 25 lokasi Jakarta untuk mengendalikan penggunaan kendaraan pribadi. Jakarta Pusat meliputi Jalan Gajah Mada, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Majapahit, Jalan Medan Merdeka Barat, Jalan MH Thamrin dan Jalan Jenderal Sudirman.

    Kemudian, Jalan Salemba Raya sisi barat dan Jalan Salemba Raya sisi timur (mulai dari Simpang Jalan Paseban Raya sampai Jalan Diponegoro), Jalan Kramat Raya, Jalan Stasiun Senen, Jalan Pintu Besar Selatan dan Jalan Gunung Sahari. Di Jakarta Selatan, yakni Jalan Sisingamangaraja, Jalan Panglima Polim, Jalan Fatmawati, Jalan Balikpapan, Jalan Kyai Caringin, Jalan Suryopranoto, Jalan Gatot Subroto dan Jalan HR Rasuna Said.

    Sedangkan di Jakarta Barat dan Jakarta Timur, yakni Jalan Tomang Raya, Jalan Jenderal S Parman, Jalan MT Haryono, Jalan DI Pandjaitan dan Jalan Jenderal A Yani. Saat ini, Pemprov DKI Jakarta fokus pada peningkatan sarana dan prasarana transportasi umum massal termasuk Transjakarta, Moda Raya Terpadu (MRT) Jakarta, Lintas Raya Terpadu (LRT) Jakarta serta pengembangan kebijakan transportasi lainnya.

    Beberapa langkah strategis yang sedang dilakukan meliputi pembangunan MRT Fase 2 (Bundaran HI-Kota) untuk memperluas jaringan transportasi cepat di Jakarta. Kemudian, pembangunan LRT Jakarta Fase 1B (Velodrome-Manggarai) untuk meningkatkan konektivitas antarmoda transportasi serta pengembangan layanan Transjabodetabek untuk memperluas jangkauan angkutan umum ke wilayah penyangga.

    “Kebijakan ini diharapkan dapat mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap kendaraan pribadi dalam melakukan perjalanan sehari-hari,” ujar Syafrin.

    Sumber : Antara

  • Tawuran Dua Kali dalam Tiga Hari di Manggarai, Polisi Siapkan Mediasi dengan Tokoh Masyarakat – Halaman all

    Tawuran Dua Kali dalam Tiga Hari di Manggarai, Polisi Siapkan Mediasi dengan Tokoh Masyarakat – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kawasan Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan kembali diwarnai aksi tawuran antarwarga yang terjadi dalam kurun waktu 3 hari terakhir. 

    Insiden ini memunculkan kekhawatiran warga dan mendorong aparat kepolisian untuk segera mengambil langkah pencegahan.

    Tawuran pertama pecah, Minggu (4/5/2025) dan kembali terjadi dua hari kemudian, Selasa (6/5/2025).

    Meski tak menimbulkan korban jiwa maupun luka-luka, rentetan bentrok tersebut cukup meresahkan masyarakat sekitar.

    Kapolsek Tebet, Kompol Iwan Gunawan, menegaskan pihaknya telah menyiapkan langkah mediasi sebagai upaya penyelesaian konflik.

    “Iya, nanti kita mediasikan,” kata Iwan saat ditemui pada Rabu (7/5/2025).

    Menurutnya, mediasi akan melibatkan berbagai elemen masyarakat, termasuk tokoh agama dan tokoh pemuda dari kedua kelompok yang terlibat.

    Tujuannya adalah mencari solusi damai yang berkelanjutan agar ketegangan tidak terus berulang.

    “Kita akan coba ketemu sama tokoh masyarakat, tokoh pemuda, kita carikan solusinya supaya tidak terulang lagi,” ujarnya.

    Kompol Iwan mengungkapkan, tawuran diduga dipicu aksi saling provokasi antara dua kelompok pemuda.

    Salah satu bentuk provokasi yang terjadi adalah pelemparan petasan ke wilayah kelompok lain.

    “Ada provokasi, kampung sebelah lempar petasan. Itu saja,” jelas Iwan.

    Meski situasi sempat memanas, polisi memastikan tidak ada korban dalam kejadian tersebut. Pihak kepolisian pun belum melakukan penangkapan terhadap pihak manapun.

    “Tidak ada korban, tidak ada yang ditangkap. Kita hanya sarankan mereka kembali ke tempatnya masing-masing,” imbuh Kapolsek.

    Pos Pantau Didirikan, Polisi Siaga

    Sebagai langkah antisipasi, Polsek Tebet telah mendirikan pos pantau di sekitar lokasi tawuran.

    Sejumlah personel kepolisian disiagakan untuk berjaga dan memantau situasi secara langsung, guna mencegah konflik serupa kembali terjadi.

    “Ini kita sudah dirikan pos pantau, jadi ada anggota yang stand by di lokasi,” kata Iwan.

    Konflik antarwarga seperti ini mencerminkan pentingnya keterlibatan aktif masyarakat dalam menciptakan keamanan lingkungan.

    Kolaborasi antara aparat, tokoh masyarakat, dan warga diharapkan mampu meredam emosi dan memperkuat semangat persaudaraan antarkampung.

    Langkah mediasi yang akan dilakukan Polsek Tebet menjadi harapan baru agar situasi di Manggarai kembali kondusif.

    Pendekatan dialogis dan keterlibatan tokoh-tokoh lokal diyakini lebih efektif dalam menyelesaikan konflik di tingkat akar rumput. (Tribun Jakarta/Annas Furqon Hakim)

     

  • Polisi Bangun Posko Terpadu Antisipasi Tawuran dan Balap Liar di Manggarai Jaksel – Halaman all

    Polisi Bangun Posko Terpadu Antisipasi Tawuran dan Balap Liar di Manggarai Jaksel – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi menaruh perhatian terhadap insiden tawuran yang kerap terjadi di wilayah Manggarai, Jakarta Selatan.

    Konflik antara warga Gang Tuyul  dan warga Tambak bukanlah cerita baru.

    Tawuran kedua kubu ini juga acap kali memakan korban.

    Kapolres Metro Jakarta Selatan Kombes Ade Rahmat Idnal menyiapkan langkah-langkah untuk mengakhiri tawuran di Manggarai.

    Satu di antaranya adalah membangun posko di TKP bentrokan antar warga.

    “Kami membangun posko terpadu antisipasi tawuran maupun balapan liar yang ada di wilayah Manggarai,” ungkapnya kepada wartawan, Selasa (6/5/2025).

    Kemudian, melakukan patroli rutin yang dijadikan skala prioritas secara terpadu serta mensosialisasikan nomor telepon darurat bantuan kepolisian 110.

    Selanjutnya, kerjasama dengan semua stakeholder terkait.

    “Hal ini sangat penting dilakukan karena peristiwa tawuran tersebut ada dua wilayah hukum atau wilayah kependudukan yaitu antara warga jalan Tambak Jakarta Pusat dan warga Manggarai Jakarta Selatan,” ucapnya.

    Kapolres menambahkan bawa polisi tidak akan ragu melakukan langkah penegakan hukum jika ditemukan pelaku tawuran membawa parang senapan angin maupun senjata tajam lainnya.

    “(Pasti) proses sesuai aturan hukum yang berlaku,” tandas dia.

    Sebelumnya, polisi menyampaikan tawuran yang terjadi pada Minggu (4/5/2025) di jembatan pintu air Manggarai Jakarta merupakan dua kelompok remaja.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan kejadian tawuran berawal dari Remaja Gang Tuyul Tebet yang memancing menyerang Remaja Tambak dengan menggunakan petasan.

    Menurutnya, serangan tersebut membuat Remaja Tambak terpancing hingga terjadilah tawuran saling serang tak cuma petasan tapi juga botol kaca dan batu. 

    “Piket fungsi dan Patroli Presisi Polres Metro Jakarta Pusat mendatangi TKP tawuran di jembatan pintu air Manggarai,” ungkap Ade Ary kepada wartawan, Senin (5/4/2025).

    Kemudian aparat kepolisian Polsek Menteng mengimbau agar kedua remaja kmbali masuk ke rumah masing-masing.

    Disusul lalu aparat kepolisian Polsek Tebet yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan tawuran. 

    “Pada pukul 19.45 WIB tawuran di Jembatan Pintu Air Manggarai berhasil diredam oleh aparat kepolisian sampai situasi kondusif terkendali. Aparat Kepolisian Polsek Metro Menteng,” paparnya.

    Kasie Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih menjelaskan tawuran di Manggarai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan kemudian diketahui pukul 20.30 WIB.

    “Memang awalnya mancing-mancing hingga terjadilah tawuran dengan media macam-macam pakai batu, ada korban satu kena bacok di bagian kepala dan sekarang sedang dirawat di RSCM,” ucapnya kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Pihak kepolisian sudah melalukan tindakan cek TKP dan interogasi terhadap saksi-saksi yang ada.

    “Kita juga sudah buatkan visum, korban itu adalah mereka tawuran yang berada di sekitar itu.Intinya mereka jadi korban di situ,” tambahnya.

    Polisi mengimbau ketua lingkungan untuk mengingatkan warganya agar tidak lagi melakukan keributan dan saling berkordinasi antar warga.

    Murodih berujar pentingnya kesadaran bahwa tawuran tidak bermanfaat dan hanya menimbulkan korban kerugian masyarakat yang lewat jadi terganggu.

  • 30 anggota Kepolisian berjaga di pos pantau Manggarai cegah tawuran

    30 anggota Kepolisian berjaga di pos pantau Manggarai cegah tawuran

    Kepolisian melakukan mediasi bersama tokoh masyarakat di kawasan tersebut agar tawuran tak kembali terulang.

    Jakarta (ANTARA) – Sebanyak 30 anggota Kepolisian berjaga di pos pantau Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan untuk mencegah kembali berulangnya tawuran antarwarga di kawasan tersebut.

    “Kita sudah dirikan pos pantau, jadi ada anggota yang standby (berjaga) di lokasi. Ada 20 dari Polres Jaksel dan 10 personel Polsek,” kata Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan kepada wartawan di Jakarta, Selasa.

    Iwan memastikan Kepolisian melakukan mediasi bersama tokoh masyarakat di kawasan tersebut agar tawuran tak kembali terulang.

    Terkait tawuran yang terjadi pada sore tadi, Kepolisian memastikan saat ini Manggarai telah aman dilewati pengguna jalan. Tidak ada korban maupun pelaku yang ditangkap atas kejadian tersebut.

    “Iya, sebentar saja tapi 10 menit langsung dilerai, udah kembali ke rumahnya masing-masing,” ucapnya.

    Kepolisian mengamankan satu orang korban pembacokan yang merupakan tukang parkir berinisial MLF dari kejadian tawuran Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan pada Minggu (4/5) malam.

    Kepolisian mengungkapkan tawuran yang terjadi antarwarga RW 12 dan RW 04 di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan dipicu letusan petasan.

    Polres Metro Jakarta Selatan menyatakan pelaku tawuran yang membawa senjata api (senpi) dan senjata tajam akan terancam unsur pidana sesuai hukum yang berlaku.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tawuran di Manggarai Jaksel Kembali Pecah, Polisi: 10 Menit Langsung Dilerai – Halaman all

    Tawuran di Manggarai Jaksel Kembali Pecah, Polisi: 10 Menit Langsung Dilerai – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tawuran antarwarga kembali terjadi di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan (Jaksel), Selasa (6/5/2025).

    Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan membenarkan adanya tawuran pada sore tadi.

    Menurutnya, tawuran tersebut sudah dapat diatasi setelah anggota turun ke TKP.

    “Iya, sebentar aja tapi 10 menit langsung dilerai sudah kembali ke rumahnya masing-masing,” ucap Kompol Iwan kepada wartawan Selasa (6/5/2025).

    Dia menambahkan tidak ada korban dari tawuran yang telah terjadi.

    Polisi tidak mengamankan pelaku namun memberikan imbauan agar warga meninggalkan lokasi.

    “Gak ada yang ditangkap hany disarankan saja, kita sarankan untuk kembali ke tempatnya masing-masing. Gak ada korban,” imbuhnya.

    Adapun tawuran pecah akibat provokasi kampung sebelah yang melempar petasan.

    Agar tawuran tidak lagi berulang, polisi mendirikan pos pantau.

    “Ada 20 anggota dari Polres dan 10 anggota dari Polsek juga ada yang stand by,” ungkapnya.

    Lebih lanjut, polisi akan bertemu dengan tokoh masyarakat, tokoh pemuda untuk mencari solusi atas konflik antarwarga.

    Sebelumnya, polisi menyampaikan tawuran yang terjadi pada Minggu (4/5/2025) di jembatan pintu air Manggarai Jakarta merupakan dua kelompok remaja.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi mengatakan kejadian tawuran berawal dari Remaja Gang Tuyul Tebet yang memancing menyerang Remaja Tambak dengan menggunakan petasan.

    Menurutnya, serangan tersebut membuat Remaja Tambak terpancing hingga terjadilah tawuran saling serang tak cuma petasan tapi juga botol kaca dan batu. 

    “Piket fungsi dan Patroli Presisi Polres Metro Jakarta Pusat mendatangi TKP tawuran di jembatan pintu air Manggarai,” ungkap Ade Ary kepada wartawan, Senin (5/4/2025).

    Kemudian aparat kepolisian Polsek Menteng mengimbau agar kedua remaja kmbali masuk ke rumah masing-masing.

    Disusul lalu aparat kepolisian Polsek Tebet yang menembakkan gas air mata untuk membubarkan tawuran. 

    “Pada pukul 19.45 WIB tawuran di Jembatan Pintu Air Manggarai berhasil diredam oleh aparat kepolisian sampai situasi kondusif terkendali. Aparat Kepolisian Polsek Metro Menteng,” paparnya.

    Kasie Humas Polres Jakarta Selatan Kompol Murodih menjelaskan tawuran di Manggarai terjadi sekitar pukul 19.30 WIB dan kemudian diketahui pukul 20.30 WIB.

    “Memang awalnya mancing-mancing hingga terjadilah tawuran dengan media macam-macam pakai batu, ada korban satu kena bacok di bagian kepala dan sekarang sedang dirawat di RSCM,” ucapnya kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Pihak kepolisian sudah melalukan tindakan cek TKP dan interogasi terhadap saksi-saksi yang ada.

    “Kita juga sudah buatkan visum, korban itu adalah mereka tawuran yang berada di sekitar itu.Intinya mereka jadi korban di situ,” tambahnya.

    Polisi mengimbau ketua lingkungan untuk mengingatkan warganya agar tidak lagi melakukan keributan dan saling berkordinasi antar warga.

    Murodih berujar pentingnya kesadaran bahwa tawuran tidak bermanfaat dan hanya menimbulkan korban kerugian masyarakat yang lewat jadi terganggu. 
     

  • Begini Kondisi Terkini Kolong Manggarai Usai Tawuran Bubar

    Begini Kondisi Terkini Kolong Manggarai Usai Tawuran Bubar

    Jakarta

    Tawuran antarkelompok di kolong rel kereta api dekat Stasiun Manggarai, Jakarta Selatan, sempat kembali pecah sore tadi. Begini situasi di lokasi pasca tawuran bubar.

    Pantauan detikcom di lokasi, Selasa (6/5/2025) pukul 18.30 WIB, situasi arus lalu lintas di kolong rel kereta api dekat stasiun Manggarai sudah bisa dilintasi kendaraan pasca tawuran. Kendaraan sudah dapat melintas di kedua arah.

    Kemudian petugas kepolisian juga terlihat masih turut berjaga di sekitar lokasi. Para petugas kepolisian yang berjaga pun ada yang menggunakan sepeda motor.

    Selain itu, terlihat juga mobil patroli kepolisian terparkir sekitar lokasi. Pos pengamanan dari Polres Metro Jakarta Selatan juga tampak di dekat lokasi.

    Aksi tawuran antarkelompok kembali pecah di kawasan Manggarai, Jakarta Selatan, sore ini. Kedua kelompok saling lempar batu hingga petasan.

    Kapolsek Tebet Kompol Iwan Gunawan mengatakan tawuran tersebut melibatkan dua kelompok warga RW 04 dan RW 12. Tawuran pecah dipicu bunyi petasan.

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 15.30 WIB. Saat ini, tawuran sudah bisa dibubarkan polisi.

    “Kejadian jam 15.30 WIB sampai dengan jam 16.30 WIB. Alhamdulillah kami cepat ke TKP, langsung kita redam,” imbuhnya.

    “Ada yang bawa petasan, bawa sajam sebagian,” ucapnya.

    Menurutnya, tidak ada korban jiwa dalam insiden ini. Saat ini para pelaku telah membubarkan diri.

    “Sudah bubar tadi kita pukul mundur. Mudah-mudahan tidak terjadi lagi, tidak ada korban jiwa,” lanjutnya.

    Meski tawuran sudah bubar, polisi masih siaga di lokasi. Polisi berencana mengumpulkan warga untuk mencari solusi dan duduk perkara aksi tawuran ini.

    Diketahui, tawuran di kawasan Manggarai kerap terjadi. Beberapa hari lalu, tawuran yang terjadi sampai memakan korban luka.

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Ngeri Tawuran ‘Perang’ Petasan di Manggarai hingga Makan Korban

    Ngeri Tawuran ‘Perang’ Petasan di Manggarai hingga Makan Korban

    Jakarta

    Tawuran antarwarga di Manggarai, Jakarta Selatan, kembali terulang. Bahkan tawuran kali ini layaknya ‘perang’ petasan, dan memakan korban terluka.

    Dirangkum detikcom, Senin (5/5/2025), tawuran yang terjadi pada Minggu malam kemarin di sekitar Jalan Tambak, Manggarai, sempat membuat lalu lintas di sekitar Stasiun Manggarai macet total.

    Dari video yang beredar terlihat warga berhamburan di jalanan dan mobil tampak tidak bisa bergerak. Bunyi petasan terdengar bersahutan.

    Terlihat kembang api memerah di langit gelap Manggarai. Api membubung di tengah jalanan. Warga juga terlihat berlarian di tengah asap petasan.

    Tawuran Dipicu Aksi Lempar Petasan

    Ilustrasi tawuran (Foto: Edi Wahyono)

    Polisi mengungkap pemicu tawuran antarwarga di Jalan Tambak, Manggarai. Polisi menyebut tawuran ini dipicu adanya aksi provokatif berupa lemparan petasan.

    “Jadi memang dipicu dari bunyi petasan, informasinya dari RW 12 yang mengarah ke RW 4. Kebetulan ya karena ada bunyi-bunyi begitu, mungkin direspons sama RW 4 ya akhirnya timbul terjadi ribut,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih kepada wartawan, Senin (5/5).

    Murodih menjelaskan aksi tawuran ini mulai terjadi pada Minggu (4/5) pukul 19.30 WIB. Dia menerangkan seringnya tawuran terjadi di wilayah tersebut karena adanya gengsi serta dendam di antara warga.

    “Kalau saya lihat lagi, cuma gengsi-gengsi saja kayaknya. Mungkin RW sana tadinya merasa ada yang kalah atau jadi korban, besok yang kalah dendam kesel lagi,” jelas Murodih.

    Dia juga mengatakan kasus tawuran ini masih dalam penyelidikan. Pihaknya menjelaskan sejauh ini terus melakukan patroli di wilayah tersebut untuk mencegah aksi tawuran kembali terjadi.

    “Kita masih proses penyelidikan ya, kita tetep memberikan imbauan. Kedua, anggota tetap di sana disiapkan, patroli. Kemudian pendekatan sama ketua lingkungan, warga, jangan sampai ada tawuran lagi sehingga merugikan untuk lingkungan sendiri maupun pejalan atau pemakai penggunaan jalan,” ucapnya.

    Jukir Kena Bacok

    Tawuran antarwarga RW 12 dan RW 4, Manggarai, memakan satu korban luka akibat terkena bacok di bagian kepala. Korban yang terkena bacok merupakan seorang tukang parkir yang kini tengah menjalani perawatan di RSCM.

    “Ada korban satu, kena bacok di bagian kepala dan sekarang sedang dirawat di RSCM. Dia kan sebetulnya itu tukang parkir ya, memang dia waktu itu dia ada di sekitar situ kali ya, sehingga dia jadi korban,” kata Kompol Murodih.

    Murodih mengatakan korban seorang tukang parkir berinisial MLF tersebut merupakan warga Manggarai. Dia menyebutkan pihaknya masih terus memberikan perawatan terhadap korban.

    “(Inisial) MLF. Kalau saya lihat dari alamatnya ini Manggarai, RT/RW nggak tertera di sini. Hanya Kampung Bali Matraman, Kelurahan Manggarai, Kecamatan Tebet. Kita masih fokus terhadap korban yang ada di RS ya,” pungkasnya.

    Halaman 2 dari 2

    (fas/ygs)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Satu Luka Bacok, Tawuran di Manggarai Dilakukan Kelompok Remaja Gang Tuyul dan Tambak – Halaman all

    Satu Luka Bacok, Tawuran di Manggarai Dilakukan Kelompok Remaja Gang Tuyul dan Tambak – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Tawuran kembali pecah di Jembatan Pintu Air Manggarai, Jakarta Selatan, Minggu malam (4/5/2025). Bentrokan ini berujung pada satu korban luka bacok di kepala hingga polisi terpaksa menembakkan gas air mata demi mengendalikan situasi.

    Dari penyelidikan polisi, tawuran yang terkonsentrasi di underpass pintu air Manggarai tersebut dilakukan oleh dua kelompok remaja  dari Gang Tuyul, Tebet dan Jalan Tambak, Manggarai.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Pol Ade Ary Syam Indradi, menjelaskan bahwa tawuran bermula dari kelompok Gang Tuyul yang “memancing” dengan menembakkan petasan ke arah remaja Tambak, hingga akhirnya aksi saling serang menggunakan batu hingga molotov tak terhindarkan.

    “Petugas piket dan Tim Patroli Presisi Polres Metro Jakarta Pusat langsung menuju lokasi begitu menerima laporan warga,” kata Ade Ary kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Ketika situasi semakin memburuk, aparat Polsek Menteng dan Polsek Tebet diterjunkan ke lokasi untuk membubarkan massa. Polisi akhirnya menembakkan gas air mata agar bentrokan bisa dihentikan.

    “Sekitar pukul 19.45 WIB, situasi berhasil dikendalikan dan massa berhasil dipukul mundur. Tawuran berhasil diredam sepenuhnya satu jam kemudian,” lanjut Ade Ary.

    Namun bentrokan itu tak berakhir tanpa korban.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Murodih mengonfirmasi bahwa satu remaja mengalami luka bacok di bagian kepala dan saat ini tengah menjalani perawatan intensif di RSCM.

    “Korban sudah divisum, dan saat ini kami tengah menggali keterangan saksi serta melakukan penyelidikan di tempat kejadian perkara (TKP),” ungkap Murodih.

    Polisi hingga kini terus memantau kondisi di sekitar Manggarai dan menghimbau warga serta pengurus lingkungan untuk lebih aktif mengawasi aktivitas remaja, guna mencegah bentrokan serupa terulang kembali.

    “Kesadaran masyarakat penting. Tawuran hanya membawa kerugian dan menciptakan ketakutan, baik bagi pelaku maupun warga yang tidak terlibat,” tegas Murodih.

    Insiden tawuran ini pun ramai diperbincangkan di media sosial. Video bentrokan viral setelah diunggah akun Instagram @wargajakarta.id.

    Dalam video tersebut, terlihat jelas dua kelompok remaja saling serang menggunakan petasan dan benda mirip molotov yang memicu api saat dilempar.

    Dalam video yang diunggah, terlihat sejumlah warga yang didominasi anak muda saling serang di underpass Manggarai.

  • Tawuran di Manggarai, Pelaku Beraksi Saat Polisi Tinggalkan Pos Pantau

    Tawuran di Manggarai, Pelaku Beraksi Saat Polisi Tinggalkan Pos Pantau

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com, Annas Furqon Hakim

    TRIBUNJAKARTA.COM, TEBET – Para pelaku tawuran di Manggarai, Tebet, Jakarta Selatan, beraksi saat polisi meninggalkan pos pantau.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Murodih mengatakan, saat itu polisi yang biasa berjaga di pos pantau tengah berkeliling untuk patroli.

    “Ketika 10 menit ditinggal, terjadilah tawuran di terowongan itu,” kata Murodih kepada wartawan, Senin (5/5/2025).

    Murodih menjelaskan, para pelaku tawuran kerap mencari celah dengan menunggu polosi meninggalkan pos pantau.

    Ia menyebut pihak kepolisian bakal meningkatkan pengawasan di pos pantau untuk mencegah tawuran kembali terulang

    “Jadi dia nunggu kalau keberadaan kita, kita nggak akan tahu. Memang kalau bisa jangan ditinggal, harus stand by di situ,” ujar Kasi Humas.

    Aksi tawuran di Manggarai mengakibatkan satu orang terluka parah. Seorang juru parkir berinisial MLF mengalami luka bacok di bagian kepala.

    “Satu orang korban terkena luka bacok di bagian kepala,” kata Murodih.

    “Dia kan sebetulnya itu tukang parkir ya, memang dia waktu itu dia ada di sekitar situ, sehingga dia jadi korban,” imbuh dia.

    Saat ini, korban masih menjalani perawatan di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM), Jakarta Pusat.

    Adapun aksi tawuran itu terjadi pada Minggu (4/5/2025) malam. Video yang merekam peristiwa tersebut viral di media sosial.

    Dalam video yang beredar, dua kelompok warga berkumpul di terowongan Manggarai dan terlibat saling serang.

    Mereka melemparkan batu hingga menyalakan petasan dan mengarahkannya ke kelompok lawan.

    Beberapa pelaku tawuran juga terlihat membawa berbagai jenis senjata tajam.

    “Jadi memang dipicu dari bunyi petasan. Informasinya dari RW 12 yang mengarah ke RW 4. Kebetulan ya karena ada bunyi-bunyi begitu, mungkin direspon sama RW 4 ya, akhirnya timbul terjadi ribut,” ujar Murodih.
      

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya