kab/kota: Mangga Besar

  • MRT Jakarta Bundaran HI-Kota Baru 48%, Kapan Tersambung?

    MRT Jakarta Bundaran HI-Kota Baru 48%, Kapan Tersambung?

    Jakarta

    Direktur Utama PT MRT Jakarta, Tuhiyat memaparkan progres MRT Fase 2A jalur Bundaran HI ke Kota hingga saat ini sudah tembus 48%. Proyek ini dibagi dalam tiga tahap.

    Pertama, CP201 dari Bundaran HI ke Harmoni, kedua, CP202 dari Harmoni ke Mangga Besar, ketiga, CP203 dari Mangga Besar ke Kota. Tuhiyat mengatakan progres paling maju adalah paket pengerjaan CP201 yang sudah mencapai 87%.

    Rencananya, proyek ini akan beroperasi duluan pada 2027. Hanya saja yang siap lebih dulu beroperasi baru dari Thamrin hingga Monas.

    “Kemudian kita akan coba sekuat tenaga beroperasi sebelum selesai sampai Kota. Jadi step by step. Pertama itu Bundaran HI diteruskan ke Monas, insyaallah di 2027,” papar Tuhiyat ditemui di Kawasan Monas, Jakarta Pusat, Senin (26/5/2025).

    Lebih lanjut, proyek CP202 dari Harmoni ke Mangga Besar menjadi yang paling lambat progresnya karena pengadaan sempat terhambat pandemi, rata-rata pengerjaan baru selesai 51%. Sementara proyek CP203 dari Mangga Besar ke Kota progresnya sudah 72%.

    Tuhiyat menjabarkan rencananya pada 2029, proyek MRT Jakarta Fase 2A akan tersambung penuh dari Bundaran HI ke Kota. Dia menargetkan dua tahun setelah MRT tersambung sampai Monas, proyek ini bisa selesai sepenuhnya.

    “Nanti dua tahun kemudian (setelah MRT Monas tersambung di 2027) baru sampai Kota,” sebut Tuhiyat.

    (hal/ara)

  • Parkir liar di Tamansari Jakbar ditertibkan

    Parkir liar di Tamansari Jakbar ditertibkan

    Jakarta (ANTARA) – Sejumlah titik di Tamansari, Jakarta Barat, menjadi sasaran penertiban terhadap juru parkir liar dan “Pak Ogah” oleh Kepolisian setempat pada Jumat.

    Titik-titik tersebut adalah Jalan Gajah Mada arah Glodok, Jalan Mangga Besar Raya dan sekitarnya, parkiran sekitar Jalan Cengkeh, Kota Tua, depan Stasiun Beos di Kelurahan Pinangsia serta parkiran sekitar Traffic Light Asemka dan Jalan Mangga Dua Raya.

    Kemudian Jalan Pangeran Jayakarta, sekitar Jalan Hayam Wuruk dan TL Olimo, Jalan Sukarjo Wiryopranoto di Kelurahan Maphar serta Jalan Tamansari Raya dan Jalan Keadilan, Kelurahan Glodok.

    “Penertiban ini dilakukan bentuk penegakan ketertiban umum dan merespons keluhan masyarakat terkait keberadaan ‘Pak Ogah’ dan jukir liar yang seringkali meresahkan pengguna jalan,” ungkap Kapolsek Metro Tamansari AKBP Riyanto.

    Dalam penertiban yang dilakukan pada Kamis (15/5), pihaknya membekuk 11 orang “Pak Ogah” dan juru parkir (jukir) liar di titik-titik tersebut.

    Riyanto menjelaskan bahwa kehadiran “Pak Ogah” dan jukir liar selama ini seringkali menimbulkan keresahan dan potensi gangguan kamtibmas.

    Karena itu, pihaknya mengimbau masyarakat agar tidak memberikan ruang terhadap praktik liar semacam ini.

    Penertiban ini merupakan bagian dari upaya menciptakan ruang publik yang tertib dan bebas dari pungutan liar. “Kami akan terus lakukan operasi serupa sebagai bentuk kehadiran negara dalam menjaga kenyamanan warga,” ujar dia.

    Seluruh pelaku yang diamankan, kata Riyanto, didata dan diberikan pembinaan agar tidak mengulangi kembali perbuatannya.

    “Operasi ini sekaligus mengajak peran aktif masyarakat untuk melaporkan keberadaan pak ogah dan jukir liar demi mewujudkan lingkungan yang aman dan tertib,” katanya.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Legislator minta trotoar di Jakarta ditingkatkan kualitasnya

    Legislator minta trotoar di Jakarta ditingkatkan kualitasnya

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi D DPRD DKI Jakarta Setyoko meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta meningkatkan kualitas infrastruktur trotoar sebab kondisinya tak ramah pejalan kaki seperti bergelombang sehingga membahayakan kelompok disabilitas netra.

    “Kita (DKI Jakarta) punya aset transportasi publik yang sangat mahal harganya tapi tidak ditunjang dengan akses trotoar. (Trotoar) Kecil, bergelombang membahayakan,” ujar Setyoko dalam keterangan di Jakarta, Jumat.

    Setyoko juga meminta Dinas Bina Marga DKI Jakarta memastikan seluruh Penerangan Jalan Umum (PJU) berfungsi secara optimal pada malam hari.

    Menurut dia, kondisi ruas jalan tanpa pencahayaan berpotensi kecelakaan lalu lintas dan tindak kejahatan, seperti pencurian, begal dan lain-lain.

    Setyoko berpendapat, penataan trotoar sejalan dengan kebijakan Gubernur DKI Jakarta Pramono Anung yang mewajibkan Aparatur Sipil Negara (ASN) menggunakan transportasi umum setiap hari Rabu.

    Kebijakan tersebut diatur dalam Instruksi Gubernur (Ingub) Nomor 6 tahuyn 2025 tentang Penggunaan Angkutan Umum Massal bagi Pegawai di Lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta.

    “Akan sangat baik kita genjot dulu pembangunan trotoar agar teman-teman hari Rabu juga nyaman jalan kakinya,” ujar dia.

    Kepala Dinas Bina Marga DKI Jakarta, Heru Suwondo mengatakan, penataan trotoar dan pelengkap jalan menjadi bagian dari program prioritas Tahun Anggaran 2025.

    “Untuk kegiatan pembangunan peningkatan trotoar dan pembangunan pelengkap jalan anggarannya sebesar Rp329,9 miliar,” kata dia.

    Tahun ini, Dinas Bina Marga DKI Jakarta berencana meningkatkan fasilitas trotoar dan pembangunan pelengkap jalan di antara lain di Jalan Mangga Besar Raya (Jakarta Barat), kawasan Blok M dan kawasan Fatmawati serta Jalan Prof Dr Soepomo (Jakarta Selatan).

    Pewarta: Lia Wanadriani Santosa
    Editor: Sri Muryono
    Copyright © ANTARA 2025

  • Petugas gabungan tertibkan atribut ormas di wilayah Tamansari Jakbar

    Petugas gabungan tertibkan atribut ormas di wilayah Tamansari Jakbar

    Penertiban ini menyasar atribut-atribut ormas yang terpasang dan tidak sesuai ketentuan, demi menjaga ketertiban serta kenyamanan masyarakat

    Jakarta (ANTARA) – Petugas gabungan TNI, Polri, dan Satpol PP menertibkan atribut organisasi kemasyarakatan (ormas) yang terpasang di sepanjang jalan raya dan area publik wilayah Tamansari, Jakarta Barat, Rabu.

    Kegiatan tersebut merupakan bagian dari rangkaian Operasi Berantas Jaya 2025 yang bertujuan menciptakan ketertiban umum dan menjaga netralitas ruang publik dari simbol-simbol kelompok tertentu yang tidak sesuai aturan.

    “Penertiban ini menyasar atribut-atribut ormas yang terpasang dan tidak sesuai ketentuan, demi menjaga ketertiban serta kenyamanan masyarakat,” ucap Kapolsek Metro Tamansari AKBP Riyanto di Jakarta, Rabu.

    Beberapa ruas jalan utama menjadi target operasi, di antaranya Jalan Mangga Besar Raya, Jalan Hayam Wuruk, Jalan Sukoharjo Wiryopranoto, Jalan Tamansari Raya, Jalan Gajah Mada, dan Jalan Pangeran Jayakarta.

    Seluruh atribut yang telah ditertibkan kemudian diamankan ke Kantor Satpol PP Kecamatan Tamansari untuk dilakukan pendataan dan penanganan lebih lanjut.

    “Kegiatan ini wujud kehadiran negara dalam menjaga ketertiban dan mencegah munculnya potensi konflik sosial akibat keberadaan simbol-simbol ormas yang tidak sesuai peraturan,” pungkas Riyanto.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Bawah Monas Berubah Jadi Stasiun dan Jalur MRT, Begini Penampakannya

    Bawah Monas Berubah Jadi Stasiun dan Jalur MRT, Begini Penampakannya

    Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 Km dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI—Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni—Kota yang ditargetkan selesai pada 2029. (Dok. MRT Jakarta)

  • Tangsel Baru Rencana, MRT di Jakarta Diam-Diam Sudah Tembus Sini

    Tangsel Baru Rencana, MRT di Jakarta Diam-Diam Sudah Tembus Sini

    Jakarta, CNBC Indonesia – Pemerintah Kota Tangerang Selatan (Tangsel) ingin melanjutkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta hingga tembus ke Tangsel. Moda transportasi MRT diharapkan dapat menjadi solusi Pemkot mengurangi kemacetan serta memberikan layanan transportasi modern bagi warga Tangsel.

    Wali Kota Tangerang Selatan (Tangsel) Benyamin Davnie mengumumkan proyek Mass Rapid Transit (MRT) Jakarta tembus Tangsel akan segera diwujudkan. Menurut Benyamin, semua pihak serius agar proyek tersebut segera dibangun.

    “Kami harapkan seperti itu karena pihak-pihak PT MRT dan BSD serius untuk mewujudkannya,” ungkap Benyamin kepada CNBC Indonesia, dikutip Minggu (4/5/2025).

    “Harapan saya tandatangan kerja samanya dalam waktu yang tidak terlalu lama dan MRT menjadi moda transportasi warga Tangsel ke Jakarta dan sekitarnya sehingga mengurangi penggunaan kendaraan roda 2 atau 4,” bebernya.

    Wakil Wali Kota Tangsel Pilar Saga Ichsan menjelaskan bahwa salah satu aspek penting dalam kajian ini adalah menentukan rute yang paling optimal.

    Berdasarkan kajian sementara PT MRT Jakarta, proyek ini akan mencakup dua koridor potensial, yaitu koridor utara dan selatan. Koridor utara akan melintasi jalur Pondok Aren – Serpong, sedangkan koridor selatan melalui Ciputat – Pondok Cabe. Kedua jalur ini akan terhubung dengan stasiun utama di Lebak Bulus, Jakarta.

    Foto: Proyek Stasiun MRT Jakarta Monas-Thamrin. (Dok. MRT Jakarta)
    Proyek Stasiun MRT Jakarta Monas-Thamrin. (Dok. MRT Jakarta)

    “Jalur belum ditetapkan, masih ada pilihan antara lewat Pondok Cabe atau Ciputat, dan ada pilihan kedua melalui Bintaro. Jadi, kita masih mencari tahu mana yang lebih cepat dan efisien untuk diwujudkan,” jelasnya dikutip dari website Pemerintah Kota Tangsel.

    Pilar optimis bahwa kedua koridor ini akan memberikan manfaat besar bagi mobilitas dan perekonomian di Tangsel.

    “InsyaAllah, dua-duanya bisa dibangun bersamaan. Justru ini akan lebih bagus karena kita akan punya dua jalur yang dapat meningkatkan konektivitas,” tuturnya.

    Kalau di Tangsel, MRT masih sebatas baru rencana lantas bagaimana dengan Jakarta?

    Jakarta saat ini tengah fokus mengerjakan proyek MRT Fase 2 A yang menghubungkan Bundaran HI hingga Kota. Fase 1 dari Lebak Bulus hingga Bundaran HI sepanjang 16 Km sudah beroperasi sejak Maret 2019 lalu.

    Mengutip keterangan MRT Jakarta, untuk progres pengerjaan proyek MRT Jakarta Fase 2 A mencakup CP205 sistem perkeretaapian dan rel yang per 25 April telah mencapai 14,32%. Seluruh rel telah tiba di Jakarta dan sedang dalam penyelesaian proses pengiriman ke lokasi konstruksi. Tim konstruksi juga memastikan produksi bantalan rel (sleeper) terus dilakukan.

    Sedangkan CP 206 rolling stock (ratangga) sedang proses market sounding dengan calon kandidat potensial untuk melakukan re-bidding. Untuk CP 207 automatic fare collection system (sistem pembayaran), sedang proses klarifikasi dokumen tender.

    Fase 2A MRT Jakarta akan menghubungkan Stasiun Bundaran HI hingga Kota sepanjang sekitar 5,8 Km dan terdiri dari tujuh stasiun bawah tanah, yaitu Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. Fase 2A tersebut dibagi menjadi dua segmen, yaitu segmen satu Bundaran HI-Harmoni yang ditargetkan selesai pada 2027, dan segmen dua Harmoni-Kota yang ditargetkan selesai pada 2029.

    Fase 2B MRT Jakarta yang rencananya melanjutkan dari Kota sampai dengan Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). Fase 2A MRT Jakarta dibangun dengan biaya sekitar Rp25,3 triliun melalui dana pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang.

    Berbeda dengan fase 1, fase 2A dibangun sekaligus dengan mengembangkan kawasan stasiun dengan konsep kawasan berorientasi transit (transit-oriented development). Pembangunan dengan konsep ini tidak hanya menyiapkan infrastruktur stasiun MRT Jakarta saja, namun juga kawasan sebagai paduan antara fungsi transit dan manusia, kegiatan, bangunan, dan ruang publik yang akan mengoptimalkan akses terhadap transportasi publik sehingga dapat menunjang daya angkut penumpang.

    (wur/wur)

  • Pembangunan Stasiun Monas-Thamrin MRT Jakarta capai 87,38 persen

    Pembangunan Stasiun Monas-Thamrin MRT Jakarta capai 87,38 persen

    Calon penumpang mengantre untuk menaiki kereta moda raya terpadu (MRT) di Stasiun MRT Bundaran HI, Jakarta, Kamis (27/2/2025). ANTARA FOTO/Sulthony Hasanuddin/wpa.

    Pembangunan Stasiun Monas-Thamrin MRT Jakarta capai 87,38 persen
    Dalam Negeri   
    Editor: Widodo   
    Kamis, 01 Mei 2025 – 20:17 WIB

    Elshinta.com – PT MRT Jakarta (Perseroda) menyatakan pembangunan paket kontrak CP201 Stasiun Monas dan Thamrin sudah mencapai 87,38 persen.

    “Per April 2025, tim konstruksi dan kontraktor telah menyelesaikan 87,38 persen pekerjaan,” kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo di Jakarta, Kamis.

    Ahmad mengatakan saat ini di Stasiun Thamrin sedang dilakukan sejumlah pekerjaan seperti pintu masuk (site clearance entre) tiga, pengecoran dinding, memperkuat struktur tanah di kedalaman yang diinginkan (jet grout), penggalian pintu masuk (entre) tujuh dan delapan, struktur rangka baja pintu masuk empat, suar penyejuk dan suar pendingin.

    Tim juga masih menyelesaikan instalasi sistem pemanasan, ventilasi dan pengkondisian udara (HVAC/Heating, Ventilation, and Air Conditioning), suplai air dan drainase, pemadam kebakaran dan elektrikal di boks stasiun.

    “Di Stasiun Monas, tim masih terus mengerjakan pengujian eskalator dan elevator, pemasangan dinding ACP pada koridor pintu masuk satu, pengecoran dinding tangga masuk satu dan penggalian serta pekerjaan pembetonan pada pintu masuk dua,” ujarnya.

    Progress signifikan juga terlihat di area konstruksi CP 202, yaitu Stasiun Harmoni, Sawah Besar dan Mangga Besar.

    Per 25 April, proyek itu telah mencapai 51,17 persen dari target 47,14 persen. Pekerjaan ekskavasi dan pengecoran masih terus dikerjakan pada ketiga stasiun tersebut.

    “Tim konstruksi sedang mempersiapkan pekerjaan pembangunan terowongan bertingkat (stacked tunnel) pertama di Indonesia tersebut,” ujarnya.

    Sedangkan di paket kontrak CP203 yang mengerjakan Stasiun Glodok dan Kota, perkembangannya telah mencapai 72,12 persen dengan sejumlah pekerjaan utama.

    Hal ini mencakup pembuatan akses perawatan (maintenance) di terowongan, struktur tangga dan dinding di bok stasiun, hingga pemasangan sistem saluran pembuangan gas buang atau kontaminan udara yang ditempatkan di atas rel kereta MRT (OTE Duct) dan pembangunan struktur tangga akses pemadam kebakaran. ⁠

    Data yang dihimpun ANTARA menyebutkan, nilai investasi proyek MRT Jakarta Fase 2A diperkirakan mencapai sekitar Rp25,3 triliun, yang dibiayai melalui pinjaman kerja sama antara Pemerintah Indonesia dan Jepang. ​

    Proyek Fase 2A ini mencakup pembangunan jalur sepanjang 5,8 kilometer dari Bundaran HI hingga Kota, dengan tujuh stasiun bawah tanah: Thamrin, Monas, Harmoni, Sawah Besar, Mangga Besar, Glodok, dan Kota. ​

    Sementara itu, Fase 2B yang direncanakan melanjutkan jalur dari Kota hingga Depo Ancol Barat masih dalam tahap studi kelayakan (feasibility study). ​

    Secara keseluruhan, nilai investasi untuk proyek MRT Jakarta Fase 2 (Fase 2A dan 2B) diperkirakan sekitar Rp45,4 triliun, dengan skema pendanaan melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), serta pinjaman luar negeri. ​

    Sumber : Antara

  • Sejarah Mangga Dua: Dari Pohon Mangga dan Buaya ke Pasar Barang Bajakan Disorot AS – Halaman all

    Sejarah Mangga Dua: Dari Pohon Mangga dan Buaya ke Pasar Barang Bajakan Disorot AS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Mangga Dua, yang awalnya dikenal dengan dua pohon mangga besar dan sebagai sarang buaya, kini berubah menjadi pasar barang bajakan yang disorot tajam oleh Amerika Serikat.

    Kawasan ini, yang dulunya dipenuhi pohon mangga, kini terkenal sebagai pusat perdagangan barang bajakan yang dianggap menghambat hubungan dagang antara Indonesia dan AS. 

    Sejarah panjang kawasan ini mencatat perubahan besar yang mencuri perhatian internasional.

    Asal Usul Nama Mangga Dua: Pohon Mangga yang Membentuk Identitas Kawasan

    Nama Mangga Dua kini tengah trending dan ramai diperbincangkan di media sosial.

    Sorotan ini muncul setelah Pemerintah Amerika Serikat melalui Kantor Perwakilan Dagang (USTR) menyebut kawasan Pasar Mangga Dua, Jakarta, sebagai tempat peredaran barang bajakan dan ilegal.

    Namun di balik citra pusat perbelanjaan tersebut, tak banyak yang tahu bahwa nama Mangga Dua berasal dari dua pohon mangga besar yang dahulu tumbuh di kawasan tersebut.

    “Sebutan Mangga Dua menurut cerita berasal dari dua buah pohon mangga besar di depan masjid ini di masa lampau,” kata Anies Baswedan dalam unggahannya di Instagram lewat akun @aniesbaswedan, Senin (22/3/2021).

    Pernyataan tersebut disampaikan Anies saat melakukan blusukan ke Masjid Nurul Abrar, yang terletak di kawasan Mangga Dua.

    Masjid yang dibangun sejak 1841 dan direnovasi pada 1986 itu merupakan masjid bersejarah yang menyimpan cerita penyebaran Islam di Jakarta.

    BARANG BAJAKAN – Salah satu toko tas mewah atau tas branded KW di ITC Mangga Dua, Jakarta Utara, saat dikunjungi pada Kamis (30/3/2023). Kini, Mangga Dua Jakarta mendapat sorotan tajam pemerintah Amerika Serikat terkait maraknya perdagangan barang bajakan di pusat perbelanjaan tersebut. (Kompas.com/Rizky Syahrizal)

    Masjid Nurul Abrar juga menjadi tempat dimakamkannya 12 tokoh penting, seperti Sayyid Abubakar bin Alwi Bahsan Jamlullail ulama yang menentang penjajahan Belanda hingga Kapitein China pertama di Batavia, Souw Beng Kong. 

    Sejak 1972, Pemprov DKI Jakarta telah menetapkan masjid ini beserta kompleks makamnya sebagai cagar budaya.

    Mangga Dua Sebagai Habitat Buaya: Kejadian Langka yang Terjadi pada 2018

    Selain asal-usul dari pohon mangga, kawasan ini juga pernah dikenal sebagai habitat buaya.

    Pada 2018 lalu, tiga ekor buaya ditemukan berkeliaran di Kali Anak Ciliwung, tak jauh dari Mal Mangga Dua Square, Pademangan, Jakarta Utara.

    “Jenisnya tadi dari pengamatan gambar ada dua ekor. Yang satu buaya muara yang satu buaya Senyulong,” kata Ismed, petugas BKSDA DKI Jakarta, Selasa (9/10/2018).

    Ismed menjelaskan bahwa buaya Senyulong merupakan spesies langka asal Kalimantan.

    “Senyulong mulutnya agak panjang, kalo (buaya) muara mulutnya nggak panjang,” jelasnya.

    Ia menduga buaya tersebut bisa saja lepas atau sengaja dilepas ke kali. 

    “Habitatnya nggak di sini, mungkin sengaja dilepas atau lepas sendiri,” tambahnya.

    Sorotan Amerika Serikat terhadap Pasar Mangga Dua dan Masalah Barang Bajakan

    Kini, kawasan yang dulunya alami dan penuh nilai sejarah itu mendapat sorotan tajam dari Amerika Serikat.

    Dalam Laporan Estimasi Perdagangan Nasional 2025 tentang Hambatan Perdagangan Luar Negeri, USTR menyebut Pasar Mangga Dua sebagai salah satu pusat barang bajakan di Indonesia.

    “Amerika Serikat juga terus mendorong Indonesia untuk menyediakan sistem perlindungan yang efektif terhadap penggunaan komersial yang tidak adil,” bunyi dokumen USTR dikutip dari ustr.gov, Minggu (20/4/2025).

    Dokumen itu juga menyatakan bahwa masih lemahnya penegakan hukum di Indonesia menjadi masalah utama.

    AS mendesak pembentukan satuan tugas khusus untuk penegakan hukum Kekayaan Intelektual (HAKI).

    “Mangga Dua masih menjadi pasar yang populer untuk berbagai barang palsu, termasuk tas, dompet, mainan, barang berbahan kulit, dan pakaian jadi. Hanya ada sedikit atau bahkan tidak ada tindakan penegakan hukum terhadap penjual barang palsu,” tulis dokumen tersebut.

    “Para pemangku kepentingan terus melaporkan bahwa surat peringatan yang diberikan kepada penjual sebagian besar tidak efektif dan menimbulkan kekhawatiran tentang kurangnya penuntutan pidana. Indonesia harus mengambil tindakan penegakan hukum yang kuat dan diperluas di pasar ini dan pasar lainnya, termasuk melalui tindakan yang dilakukan oleh Satuan Tugas Penegakan Kekayaan Intelektual,” tambah laporan USTR tersebut.

    (TRIBUNNEWS.COM/TRIBUNJAKARTA.COM)

    Akses Tribunnnews.com di Google News atau WhatsApp Channel Tribunnews.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Kronologi Pabrik Uang Palsu Terbongkar Diawali Temuan Tas Tertinggal

    Kronologi Pabrik Uang Palsu Terbongkar Diawali Temuan Tas Tertinggal

    Jakarta

    Keberadaan ‘pabrik’ pencetak uang palsu di Bubulak, Kota Bogor terbongkar oleh Unit Reskrim Polsek Tanah Abang. Pabrik uang palsu tersebut terbongkar berawal dari temuan tas yang tertinggal di KRL Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat.

    Sindikat tersebut mencetak uang palsu di dalam rumah di Perumahan Griya Melati 1 RT 03/13, Kelurahan Bubulak, Bogor Barat, Kota Bogor, Jawa Barat. Pabrik uang palsu tersebut digerebek aparat kepolisian pada Rabu (9/4).

    Berawal dari Tas Tertinggal di KRL

    Kapolsek Metro Tanah Abang Kompol Haris Akhmat Basuki mengungkap awal mula pabrik uang palsu di Bubulak, Kota Bogor itu terungkap dari temuan tas yang tertinggal di KRL di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat, pada Senin (7/4).

    “Awalnya kami mendapatkan laporan bahwa ada benda tas mencurigakan yang tertinggal di salah satu gerbong kereta tujuan Rangkasbitung,” kata Haris dalam konferensi pers di Polsek Tanah Abang, Kamis (10/4/2025).

    Setelah mendapatkan laporan tersebut, polisi melakukan pengintaian. Polisi menunggu beberapa saat sampai akhirnya tas tersebut diambil oleh seseorang.

    “Sampai akhirnya kami melakukan konsolidasi di TKP, kita sebut sebagai TKP pertama, untuk tidak dulu menyentuh selama beberapa waktu, sampai ada kemungkinan pihak atau orang yang datang untuk mengambil benda yang tertinggal di rak di gerbong itu,” kata Haris.

    “Tidak lama kemudian, didatangi dan diinterogasi oleh tim yang berada di tempat, sempat terjadi sedikit perdebatan, yang bersangkutan tidak ingin menunjukkan apa isi tasnya,” katanya.

    Tas Berisi Uang Palsu

    “Namun pada akhirnya juga memperlihatkan apa isi tas, dan yang bersangkutan mengaku ini adalah uang yang palsu, dengan nilai pada saat itu menghitung Rp 316.000.000 uang palsu yang ia bawa,” ucapnya.

    Mereka yang diamankan berinisial BI (50) dan E (42). Setelah mendapatkan keterangan dari BI dan E, polisi juga berhasil mengamankan BS (40) dan BBU (42) yang memiliki peran yang sama.

    “Kemudian dari hasil penyelidikan awal dikembangkan lebih lanjut kita lakukan penyidikan sampai ke wilayah Mangga Besar dan mendapati dua pelaku tambahan inisial BI (50) dan saudara E (42). Dari keberhasilan itu dikembangkan lebih lanjut lagi, sampailah kita mendapati 2 pelaku tambahan inisial BS (40) serta inisial BBU (42),” katanya.

    Pabrik Uang Palsu di Bogor

    Proses penyelidikan terus dilakukan, hingga tim Reskrim Polsek Metro Tanah Abang berhasil mengamankan AY (70) di Subang, Jawa Barat. AY memiliki peran sebagai penghubung antara penjual uang palsu dengan tim produksi uang palsu di Bubulak, Bogor, Jawa Barat.

    “Kemudian kami melakukan penyelidikan lebih lanjut lagi, sampai kepada seseorang yang itu diduga adalah perantara. Perantara yang dia bertempat tinggal di wilayah Subang, Jawa Barat. Inisial AY, usia sekitar 70 tahun. Saudara AY ini menjadi perantara penghubung antara pelaku-pelaku yang sudah diamankan sebelumnya dengan tim produksi atau tim pencetak,” ujarnya.

    Dari keterangan AY, didapatkan petunjuk bahwa uang palsu itu dicetak oleh DS (41) di sebuah rumah yang menjadi ‘pabrik’ uang palsu di Bogor, Jawa Barat. Adapun rumah tersebut disediakan oleh seseorang berinisial LB (50).

    “Dari saudara AY mengembangkan lebih lanjut sampai ke wilayah Jawa Barat lainnya, yaitu di kota Bogor, dan kita amankanlah seorang pelaku inisial DS usia sekitar 41 tahun. DS inilah yang melakukan produksi di sebuah tempat atau bangunan rumah tertutup,” ujarnya.

    “Tempat itu disediakan oleh saudara LB yang berusia sekitar 50 tahun. Nah status rumah ini juga masih kita lakukan penyelidikan lebih lanjut karena saudara LB selaku penyedia tempat dan bangunan untuk berjalannya produksi uang palsu ini,” jelasnya.

    Polisi menyita 23.297 lembar uang palsu dari ‘pabrik’ uang palsu di Bubulak, Bogor, Jawa Barat. Jika dirupiahkan, lembaran uang palsu itu bernilai Rp 2.329.700.000.

    (mea/mea)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Temuan Tas Misterius di Kereta Jadi Awal Penangkapan 8 Tersangka Kasus Uang Palsu Jakarta – Halaman all

    Temuan Tas Misterius di Kereta Jadi Awal Penangkapan 8 Tersangka Kasus Uang Palsu Jakarta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Polisi berhasil membongkar sindikat uang palsu antar provinsi setelah insiden tak terduga terjadi di Stasiun Tanah Abang, Jakarta Pusat. 

    Penemuan tas mencurigakan di dalam kereta tujuan Rangkasbitung menjadi awal terbukanya kasus ini.

    Total ada 23.297 lembar uang palsu yang berhasil disita dari para pelaku, termasuk uang pecahan rupiah dan dolar Amerika.

    Kejadian bermula pada Senin (7/4/2025) saat petugas menemukan tas mencurigakan di salah satu gerbong kereta di Stasiun Tanah Abang. 

    Tak lama kemudian, seorang pria berinisial MS (45) datang mengambil tas tersebut namun menolak membukanya.

    “Sempat terjadi sedikit perdebatan yang bersangkutan tidak ingin menunjukan apa isi tasnya, namun pada akhirnya juga memperlihatkan apa isi tas tersebut,” kata Kapolsek Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki  saat merilis kasus tersebut, Kamis (10/4/2025).

    Setelah didesak, kata isi tas diperiksa dan ditemukan uang palsu senilai Rp 316 juta.

    Polisi Tangkap Delapan Anggota Sindikat

    Kapolsek Tanah Abang, Kompol Haris Akhmat Basuki, menyebutkan bahwa dari penangkapan MS, penyelidikan berkembang dan membawa polisi ke dua pelaku lain di kawasan Mangga Besar, yakni BI (50) dan E (42).

    Keduanya diduga sebagai pemasok uang palsu.

    Tak berhenti di situ, 2 tersangka lain berinisial BS (40) dan BBU (42) juga diamankan.

    Dari kendaraan BS, polisi menyita beberapa lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu.

    Diketahui, BS dan BBU sudah lama terlibat dalam peredaran uang palsu secara bersama.

    “Ternyata BS dan BBU ini adalah rekan yang sejak lama selalu bersama sama dalam peredaran ini, dan sudah sering bersama dalam kesempatan yang cukup masif karena mereka teman yang cukup akrab selama ini,” paparnya.

    Lansia hingga Produsen Uang Palsu Diringkus

    Penyelidikan berlanjut hingga ke wilayah Subang, Jawa Barat.

    Polisi menangkap seorang lansia berinisial AY (70) yang berperan sebagai perantara antara pengedar dan produsen uang palsu.

    Dari AY, polisi menemukan lokasi produksi uang palsu di Bogor dan menangkap DS (41) sebagai pencetak.

    DS ialah orang yang memproduksi uang palsu di sebuah tempat atau bangunan rumah tertutup.

    “Tempat itu disediakan oleh saudara LB yang berusia sekitar 50 tahun. Nah status rumah ini juga masih kita lakukan penyelidikan lebih lanjut karena saudara LB selaku penyedia tempat dan bangunan untuk berjalannya produksi uang palsu ini, mulai dari desain, mulai dari finishing sampai ke proses distribusi,” paparnya.

    Dalam operasi ini, polisi menyita total 16.797 lembar uang palsu pecahan Rp100 ribu,  7.500 lembar kertas F4 berisi cetakan uang palsu yang belum dipotong,  15 lembar uang dolar AS pecahan 100 Dolar AS dan 1 unit mesin penghitung uang.

    “Sehingga total keseluruhan yang bisa kita amankan secara lembaran itu sekitar 23.297 lembar pecahan Rp 100 ribu ataupun kertas yang di dalamnya ada uang palsu yang belum dilakukan pemotongan,” ujar Haris.

    Delapan tersangka sindikat uang palsu ini dijerat dengan pasal 26 UU No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang
    Pasal 244 dan/atau Pasal 245 KUHP dan ancaman hukuman penjara maksimal 15 tahun. (TribunJakarta.com/Elga Hikari Putra)