kab/kota: Manado

  • Cuaca Indonesia Awal Pekan Senin 9 Juni 2025, BMKG: Mayoritas Bakal Diguyur Hujan – Page 3

    Cuaca Indonesia Awal Pekan Senin 9 Juni 2025, BMKG: Mayoritas Bakal Diguyur Hujan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan mayoritas kota besar di Indonesia diguyur hujan saat awal pekan pada hari ini, Senin (9/6/2025).

    Melalui siaran prakiraan cuaca di Jakarta, Prakirawati BMKG Andika Hapsari memaparkan cuaca Indonesia diprediksi diguyur hujan ringan di Padang, Pekanbaru, dan Tanjung Pinang. Lalu hujan sedang di Medan, serta potensi petir di Banda Aceh.

    “Masih di wilayah Sumatera, cuaca diprakirakan hujan ringan di Kota Bengkulu, Jambi, Palembang, dan Bandar Lampung. Waspadai potensi hujan disertai petir yang diprakirakan terjadi di Pangkalpinang,” ujar Hapsari, melansir Antara, Senin (9/6/2025).

    Hapsari memaparkan cuaca kota besar di Jawa, seperti Serang, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya diprakirakan hujan ringan. Sementara, kata dia, di Bali dan Nusa Tenggara, cuaca diprakirakan berawan serta hujan ringan di Kota Denpasar dan Kupang.

    “Selanjutnya, untuk Pulau Kalimantan cuaca diprakirakan hujan ringan di Kota Palangka Raya dan Samarinda. Waspadai hujan disertai petir yang diprakirakan terjadi di Kota Pontianak, Tanjung Selor, dan Banjarmasin,”ucap Hapsari.

    Untuk wilayah Sulawesi, Hapsari menjelaskan cuaca Indonesia diprediksi berawan di Makassar, berawan tebal di Gorontalo, Manado, dan Kendari, hujan ringan di Palu, serta hujan sedang di Mamuju.

    Adapun di wilayah Indonesia bagian timur, cuaca diprakirakan berawan di Ternate serta hujan ringan di Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, Jayawijaya, Jayapura, dan Merauke.

    “Informasi tersebut merupakan gambaran umum cuaca di wilayah masing-masing,” kata doa.

    “Untuk mendapatkan informasi cuaca yang lebih spesifik dan terkini dan diperbarui setiap jam, masyarakat dapat memantau aplikasi Info BMKG, laman web resmi BMKG di http://www.bmkg.go.id atau media sosial @infobmkg,” tandas Hapsari.

     

    Musim hujan kini terkadang dibarengi dengan cuaca ekstrem tak menentu. Selain disertai angin, curah hujan lebat dan petir ganas.

  • Volume lalin Tol MKTT Sumut dan Mabit Sulut naik saat libur Idul Adha

    Volume lalin Tol MKTT Sumut dan Mabit Sulut naik saat libur Idul Adha

    sebanyak 42.389 kendaraan melintas di ruas ini, dibandingkan volume normal 39.184 kendaraan

    Jakarta (ANTARA) – Jasamarga Nusantara Tollroad Regional Division (JNT) melaporkan volume lalu lintas (lalin) di dua ruas tol regional Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) di Sumatera Utara dan Tol Manado-Bitung (Mabit) di Sulawesi Utara meningkat selama libur panjang Idul Adha 1446 H.

    Sejak Kamis (5/6) hingga Sabtu (7/6),
    ruas Tol MKTT mengalami kenaikan volume lalin sebesar 8,2 persen, sebanyak 42.389 kendaraan melintas di ruas ini, dibandingkan volume normal 39.184 kendaraan, demikian keterangan Jasa Marga di Jakarta, Minggu.

    Dari jumlah tersebut, 13.578 kendaraan menuju Bandara Internasional Kualanamu via GT Kualanamu, naik 4,67 persen dari volume normal yang sebanyak 12.972 kendaraan.

    Sementara itu, 12.550 kendaraan menuju Kota Medan via GT Kualanamu, meningkat 5,14 persen dari volume normal yang tercatat 11.937 kendaraan.

    Untuk ruas Tol Mabit, meskipun peningkatannya lebih kecil, tercatat 18.699 kendaraan melintas, menunjukkan kenaikan 0,5 persen dari volume lalin normal 18.615 kendaraan.

    JNT mengimbau para pengguna jalan tol untuk selalu memastikan kondisi pengemudi dan kendaraan dalam keadaan prima dan laik jalan sebelum bepergian, dan tangki bahan bakar terisi penuh.

    Untuk kenyamanan, pengguna disarankan memeriksa tarif tol dan melakukan pengisian ulang uang elektronik via aplikasi Travoy atau di gerai top up yang tersedia di rest area, hindari top up di gerbang tol untuk mencegah antrean.

    Pewarta: Shofi Ayudiana
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Prakiraan Cuaca: Hujan Turun di Sejumlah Kota Besar Hari Ini

    Prakiraan Cuaca: Hujan Turun di Sejumlah Kota Besar Hari Ini

    Jakarta, Beritasatu.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi hujan akan mengguyur sejumlah kota besar di Indonesia pada Minggu (8/6/2025), dengan kondisi cuaca bervariasi mulai dari hujan ringan hingga hujan disertai petir.

    “Untuk wilayah Sumatera, hujan ringan berpotensi terjadi di Kota Banda Aceh, Padang, dan Pekanbaru. Sementara itu, Bengkulu dan Bandar Lampung diperkirakan berawan tebal, serta hujan ringan kemungkinan terjadi di Jambi dan Palembang,” kata prakirawan cuaca BMKG, Azhari Putri, dalam keterangannya, dikutip dari Antara, Minggu (8/6/2025).

    Azhari juga mengingatkan masyarakat untuk mewaspadai potensi hujan lebat di Kota Medan, serta hujan disertai petir di Tanjung Pinang dan Pangkal Pinang.

    Sementara untuk wilayah Jawa, cuaca di Jakarta dan Yogyakarta diperkirakan berawan hingga berawan tebal. Hujan ringan diprakirakan turun di Kota Serang, Bandung, Semarang, dan Surabaya.

    “Selanjutnya untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, Kota Mataram dan Kupang diperkirakan berawan hingga berawan tebal. Sementara Kota Denpasar berpotensi diguyur hujan ringan,” tambahnya.

    Sedangkan di wilayah Kalimantan, cuaca di Kota Pontianak diperkirakan berawan. Hujan ringan berpotensi terjadi di Tanjung Selor, Samarinda, Palangkaraya, dan Banjarmasin. Untuk wilayah Sulawesi, cuaca di Kota Kendari, Palu, dan Gorontalo diperkirakan berawan tebal. Hujan ringan kemungkinan terjadi di Manado dan Makassar, sedangkan hujan sedang diprakirakan turun di Kota Mamuju.

    Adapun wilayah Indonesia bagian timur, hujan ringan diprediksi terjadi di Kota Ternate, Ambon, Sorong, Nabire, Jayapura, Jayawijaya, dan Merauke dan Kota Manokwari diperkirakan berawan tebal.

  • Lalu Lintas Tol Medan-Tebing Tinggi dan Manado-Bitung Melonjak saat Libur Idul Adha 2025 – Page 3

    Lalu Lintas Tol Medan-Tebing Tinggi dan Manado-Bitung Melonjak saat Libur Idul Adha 2025 – Page 3

    Untuk distribusi lalu lintas meninggalkan Jabotabek dari ketiga arah, Jasa Marga mencatat sebanyak 385.892 kendaraan (48,8 persen) menuju arah timur (Trans Jawa dan Bandung), dengan mayoritas kendaraan menuju arah Bandung.

    Sementara sebanyak 215.814 kendaraan (27,3 persen) menuju arah barat (Merak), dan 188.491 kendaraan (23,9 persen) menuju arah selatan (Puncak). 

    Lebih lanjut, Rivan mengingatkan adanya diskon tarif tol 20 persen di musim libur Iduladha 1446 H, yang terbagi dalam dua periode. “Dua hari mulai dari tanggal 6 Juni 2025 pukul 00.00 WIB sampai dengan 7 Juni 2025 pukul 24.00 WIB dan 2 hari mulai dari tanggal 8 Juni 2025 pukul 00.00 WIB s.d 9 Juni 2025 pukul 24.00 WIB,” tuturnya.

  • Volume lalin Tol MKTT Sumut dan Mabit Sulut naik saat libur Idul Adha

    Lalin dua ruas tol Regional Nusantara meningkat pada libur Idul Adha

    Jakarta (ANTARA) – Dua ruas tol Regional Nusantara yakni Ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi (MKTT) di Sumatra Utara dan Ruas Tol Manado-Bitung (Mabit) di Sulawesi Utara mencatat peningkatan lalu lintas pada libur panjang Idul Adha.

    “Dua hari berturut selama libur panjang dalam rangka hari Idul Adha 1446 H/2025 yaitu hari Kamis (5/6) dan Jumat (6/6), dua ruas tol Regional Nusantara yakni Ruas Tol MKTT dan Mabit terdata mengalami peningkatan volume lalu lintas (lalin),” ujar Senior General Manager Jasamarga Nusantara Tollroad Regional Division Tyas Pramoda Wardhani di Jakarta, Sabtu.

    Berdasarkan data lalin, Ruas Tol MKTT termonitor volume lalin selama dua hari berturut yaitu sejumlah 29.867 kendaraan atau meningkat 13,5 persen dibanding total volume lalin normal yaitu 26.314 kendaraan.

    Mengacu pada data tersebut, 9.821 kendaraan menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu melalui GT Kualanamu atau meningkat 12,52 persen dibanding total volume lalin normal yaitu 8.728 kendaraan.

    Sedangkan lalin yang menuju Kota Medan melalui GT Kualanamu terdata sejumlah 9.050 kendaraan atau meningkat 12,65 persen dibanding total volume lalin normal yaitu 8.034 kendaraan.

    Sedangkan Ruas Tol Mabit terdata sejumlah 12.440 kendaraan melintas atau meningkat 0,5 persen dibanding total volume lalin normal yaitu 12.381 kendaraan.

    Pengguna jalan yang akan melakukan perjalanan di jalan tol diimbau untuk dapat memastikan kondisi pengemudi dan kendaraan dalam keadaan prima dan laik jalan, mengisi Bahan Bakar Minyak (BBM) secara penuh sebelum melakukan perjalanan.

    Pengguna jalan tol direkomendasikan untuk melakukan pengecekan tarif tol dan melakukan pengisian ulang (top up) uang elektronik melalui aplikasi Travoy atau di gerai top up yang tersedia di rest area serta menghindari top up di gerbang tol.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Zaenal Abidin
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BMKG prakirakan cuaca berawan dan hujan pada akhir pekan

    BMKG prakirakan cuaca berawan dan hujan pada akhir pekan

    logo BMKG

    BMKG prakirakan cuaca berawan dan hujan pada akhir pekan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Sabtu, 07 Juni 2025 – 07:39 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan cuaca berawan dan hujan di sejumlah wilayah Indonesia pada akhir pekan ini.

    Dalam prakiraan cuaca daring diikuti dari Jakarta, Sabtu, Prakirawan BMKG Eriska Febriati menyampaikan cuaca berawan diprediksi dialami wilayah Banda Aceh dan Padang bersamaan dengan hujan ringan di Medan, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Bandar Lampung dan Pangkal Pinang serta hujan disertai petir di Bengkulu, Palembang dan Jambi.

    Di Pulau Jawa diprakirakan berawan hingga berawan tebal di wilayah Yogyakarta dan Surabaya, kemudian diprakirakan hujan ringan di Serang, Jakarta dan Bandung. Waspadai adanya potensi petir di Semarang. Untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara diprakirakan berawan tebal di wilayah Kupang serta terdapat potensi hujan ringan di Denpasar dan Mataram.

    Dia menjelaskan hujan juga diprediksi BMKG bakal terjadi dalam periode tertentu hari ini di wilayah Kalimantan. Termasuk hujan intensitas ringan di Palangkaraya, Banjarmasin dan Samarinda serta hujan disertai petir di Pontianak dan Tanjung Selor. Untuk wilayah Sulawesi, BMKG memprakirakan udara kabur di Palu dan awan tebal di Gorontalo. Terdapat juga potensi hujan ringan di wilayah Manado, Kendari dan Makassar serta hujan intensitas sedang di Mamuju.

    Di wilayah Indonesia timur, Eriska menjelaskan, potensi cuaca berawan di Jayawijaya dan Jayapura, udara kabur di Manokwari, hujan ringan di Ternate, Ambon dan Nabire. Terdapat juga potensi hujan intensitas sedang di Sorong serta hujan yang disertai petir di daerah Merauke.

    Sumber : Antara

  • Pendakwah yang Menyala Sampai Padam

    Pendakwah yang Menyala Sampai Padam

    OLEH: AHMADIE THAHA

    DI Masjid Darul Falah, Makassar Sulawesi Selatan, Jumat siang, 6 Juni 2025, udara masih harum oleh jejak pagi. Minyak wangi masih merebak dari baju gamis jamaah yang baru saja menunaikan salat Iduladha. Ketupat dan opor masih hangat dalam ingatan.

    Belum lama mereka pulang sebentar ke rumah, mengganti baju koko, lalu kembali lagi ke masjid untuk salat Jumat — karena hari raya tetap tidak membatalkan kewajiban mingguan.

    Dan di atas mimbar, berdiri sosok yang suaranya dikenal lebih lantang dari toa masjid: Ustaz Dr. H. Muhammad Yahya Yopie Waloni, M.Th. Usianya menjelang 55 tahun.

    Beliau berkhutbah tentang pengorbanan. Ayat demi ayat, hadits demi hadist, meluncur dari bibirnya seperti biasanya. Suaranya membakar, mengguncang, kadang-kadang juga menyulut kontroversi.

    Tapi siang itu, ada ketenangan aneh dalam suaranya. Ia bicara tentang Nabi Ibrahim dan Ismail, tentang ketundukan total pada kehendak Ilahi. Mungkin, tanpa disadari, ia sedang mengisyaratkan sebuah perpisahan.

    Lalu — seperti potongan film yang terlalu dramatis untuk kenyataan — suara itu mengecil. Bibirnya seperti masih hendak bicara, tapi suaranya terhisap. Tubuhnya lunglai, kemudian jatuh menggebrak ke lantai mimbar.

    Tak ada efek suara. Hanya kesunyian yang mendadak menggigit. Jemaah panik. Sujud pun tertunda. Shalat Jumat diinterupsi oleh kenyataan: sang khatib tak bergerak. Innalillahi wa inna ilayhi rajiun.

    Meninggal di atas mimbar seperti itu adalah cita-cita sebagian pendakwah. Mungkin juga kita. Tapi sedikit yang betul-betul “dijemput” Allah saat masih menggenggam tugasnya.

    Yahya Waloni, mantan pendeta yang menjadi pendakwah Islam, tampaknya telah menyelesaikan naskah hidupnya di titik paling dramatis. Di atas mimbar. Dalam khutbah tentang pengorbanan.

    Namun, jangan buru-buru menjadikannya bak malaikat. Sosok ini adalah tokoh yang penuh warna  — dan terkadang over –saturasi. Yahya Waloni bukan pendakwah kalem ala Ustaz Abdul Somad atau dai televisi yang sopan dan rapi seperti Aa Gym.

    Ia dikenal sebagai juru bicara Islam “garis keras”, bersuara lantang, dan… yah, cukup senang menabrak tembok toleransi. Dalam daftar kontroversinya: menyebut kitab suci agama lain sebagai palsu, sehingga dijatuhi vonis lima bulan penjara karena ujaran kebencian.

    Dalam dunia medsos, ia dijuluki “Ustaz Pansos” — alias Panjat Sosial, label sinis yang, ironisnya, malah menambah popularitasnya. Tapi, apakah semua itu membatalkan nilai perjuangannya? Belum tentu. Tentu tidak.

    Fakta tak bisa dibantah: ia adalah seorang mualaf yang memilih jalan Islam dengan total. Islam kaffah, bahkan bersama istrinya yang juga muallafah.

    Ustaz yang lahir di kota Manado pada 30 November 1970 dari keluarga Kristen Minahasa yang taat ini pernah memimpin sekolah teologi Kristen. Lalu ia meninggalkan semuanya untuk menyatakan syahadat.

    Tidak mudah menjadi mualaf di usia matang, apalagi setelah menjadi tokoh dalam agama sebelumnya. Ia kehilangan teman, posisi, dan — mungkin juga — rasa aman. Tapi ia tetap maju. Dalam gaya yang kadang bikin jemaah mengangguk, kadang menggeleng, tapi tak pernah membuat mereka diam.

    Dan di sinilah kita perlu jujur: tak semua yang keras itu jahat, tak semua yang lembut itu benar. Yahya Waloni adalah potret Islam yang bergulat dengan realitas pluralisme di Indonesia, tapi punya batasan akidah yang tak bisa ditawar.

    Sebagian melihatnya sebagai pembela akidah. Sebagian lagi melihatnya sebagai pembelah harmoni. Ia adalah semacam refleksi keras kepala dari kita semua yang tak selesai berdamai dengan sejarah konversi, trauma kolonial, dan luka-luka teologis.

    Tapi apa pun penilaian kita, kematiannya di mimbar adalah simbol yang tidak bisa diremehkan. Bayangkan: ia menghembuskan napas terakhir di hadapan jemaah. Di atas mimbar. Di Hari Raya, persis saat jutaan haji bersatu di padang Arafah. Di sela khutbah tentang pengorbanan. Dan di hari Jumat!

    Apakah itu kebetulan? Atau skenario ilahi dengan naskah paling puitis sekaligus suci?

    Tubuhnya memang dilarikan ke RS Bahagia — nama rumah sakit yang sangat ironis dalam konteks duka. Tapi bagi sebagian orang, terutama mereka yang percaya bahwa hidup adalah medan jihad ideologis, ia tidak wafat biasa. Ia syahid di jalan dakwah.

    Dan seperti biasa, setelah jenazah dikafani, media sosial pun mulai mengkafani narasi. Ada yang mengenangnya sebagai pahlawan iman. Ada yang mengecamnya sebagai provokator.

    Tapi mungkin, Yahya Waloni akan tersenyum dari alam sana, sebab seperti yang biasa ia ucapkan: “Biar saya yang maki, yang penting kamu mikir.” Kini, setelah ia tak bisa bicara lagi, kita yang mesti berpikir.

    Tentang cara menyampaikan dakwah tanpa melukai. Tentang bagaimana menjaga akidah tanpa membakar jembatan kemanusiaan. Dan tentang bagaimana, kadang, satu nyawa yang padam bisa lebih nyaring dari seribu ceramah.

    Selamat jalan, Ustaz Yahya Waloni. Akhir hidupmu mungkin bukan akhir damai. Tapi siapa tahu, itu awal dari percakapan baru — yang lebih jujur, lebih terbuka, dan lebih manusiawi, tentu tanpa pernah harus mengorbankan akidah.

    (Penulis adalah Wartawan Senior dan Pengasuh Ma’had Tadabbur Quran)

  • Perjalanan Ustaz Yahya Waloni, Pendeta yang Masuk Islam, Khotbah Tauhid Menjadi Pamit Terakhir

    Perjalanan Ustaz Yahya Waloni, Pendeta yang Masuk Islam, Khotbah Tauhid Menjadi Pamit Terakhir

    GELORA.CO – Suasana Jumat di Masjid Darul Falah, Kecamatan Rappocini, Makassar, mendadak berubah menjadi haru dan duka. Seorang khatib Ustaz Yahya Waloni yang tengah menyampaikan khutbah Jumat tiba-tiba jatuh di mimbar, Jumat 6 Juni 2025.

    Ia adalah Ustaz Yahya Waloni, 55 tahun, pendakwah yang dikenal luas karena perjalanan spiritual dan dakwahnya yang kontroversial namun penuh semangat.

    Pada khutbah Jumat siang itu, Yahya Waloni masih berbicara lantang. Suaranya menggema, menyerukan pentingnya mentauhidkan Allah SWT, sebuah pesan yang menjadi inti dakwahnya selama bertahun-tahun.

    Namun, saat khutbah kedua dimulai, langkahnya mulai goyah. Beberapa detik kemudian, tubuhnya tumbang, tak sadarkan diri di hadapan para jamaah yang terdiam terpaku.

    “Masih sempat berdiri, dan mengingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah,” ujar Harfan Jaya Sakti, Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, mengenang momen menggetarkan itu kepada wartawan.

    Jamaah yang panik segera memberikan pertolongan dan membawanya ke rumah sakit terdekat. Namun takdir berkata lain. Ustaz Yahya Waloni dinyatakan meninggal dunia oleh pihak rumah sakit.

    Dari Pendeta ke Pendakwah

    Nama Yahya Waloni mencuat ke publik setelah kisah hijrahnya dari seorang pendeta menjadi pendakwah Muslim. Perjalanan spiritualnya menjadi inspirasi sekaligus kontroversi.

    Ia kerap hadir di tengah masyarakat membawa pesan tegas tentang akidah dan ketauhidan. Gaya ceramahnya yang berapi-api membuatnya dicintai sekaligus dikritik, namun tak bisa dipungkiri, ia adalah sosok yang menggerakkan banyak hati.

    Sebagai informasi, Yahya Waloni lahir di Manado pada 30 November 1970.

    Sejak muda, ia dikenal sebagai seorang pendeta yang memiliki nama asli Yahya Yopie Waloni.

    Selama perjalanan hidupnya, ia mengalami perubahan drastis ketika memutuskan untuk memeluk agama Islam.

    Yahya Waloni memeluk Islam dengan dibimbing oleh Sekretaris Pimpinan Cabang Nahdlatul Ulama (NU) Tolitoli, Komarudin Sofa.

    Keputusan tersebut juga diikuti oleh istri dan anak-anaknya yang ikut serta memeluk agama Islam.

    Setelah menjadi seorang Muslim, Yahya mengganti namanya menjadi Muhammad Yahya.

    Begitu juga dengan nama istrinya yang berubah menjadi Mutmainnah, sementara anak-anaknya yang bernama Silviana dan Sarah pun mengganti nama mereka menjadi Nur Hidayah dan Siti Sarah.

    Satu-satunya anak yang tetap menggunakan nama aslinya adalah Zakaria.

    Setelah memeluk Islam, Muhammad Yahya Waloni dikenal sebagai seorang pendakwah yang aktif membahas isu-isu tentang kristenisasi dan misionaris.

    Khutbah dan Salam Perpisahan

    Sebelum khutbah Jumat terakhirnya, Yahya Waloni juga sempat menyampaikan khutbah Iduladha di Jalan Rajawali, Makassar. Meski usianya menginjak 55 tahun, semangat dakwahnya tak pernah surut.

    Kini, jasad beliau disemayamkan di Masjid Darul Falah. Rencananya akan dibawa ke rumah duka di Jakarta, tempat yang telah menjadi bagian dari perjalanannya sebagai dai nasional.

    Ada yang istimewa dari khutbah terakhir itu. Bukan hanya karena itu adalah pidato terakhir sang ustaz, tapi karena isinya seolah menjadi pesan perpisahan, tentang keikhlasan dalam beribadah, tentang ketauhidan yang sejati, dan tentang pentingnya hidup untuk Allah.

    Bagi para jamaah yang hadir saat itu, momen jatuhnya Yahya Waloni dari mimbar bukan hanya kejadian tragis—namun juga sakral.

    Ia wafat dalam keadaan khatib, menyampaikan pesan ilahi, di hari Jumat yang penuh berkah. Sebuah akhir yang mungkin diidamkan oleh banyak ulama.Warisan Dakwah yang Tertinggal.

    Terlepas dari pro dan kontra, Yahya Waloni telah meninggalkan jejak panjang dalam dunia dakwah Indonesia. Ceramah-ceramahnya menyebar luas di media sosial, dan kisah hijrahnya menjadi bagian dari narasi besar tentang pencarian kebenaran dalam kehidupan beragama.

    Kini, pendakwah yang dikenal keras dalam prinsip itu telah kembali ke pangkuan Ilahi. Namun suaranya, pesannya, dan perjuangannya akan terus dikenang, terutama oleh mereka yang pernah tersentuh oleh dakwahnya.***

  • Penyebab Ustad Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ternyata 2021 Ada Riwayat Sakit Ini

    Penyebab Ustad Yahya Waloni Meninggal Dunia, Ternyata 2021 Ada Riwayat Sakit Ini

    GELORA.CO – Penyebab Ustad Yahya Yahya Waloni menghembuskan nafas terakhirnya sat menyampaikan khutbah kedua di mimbar Jumat Masjid Darul Falah, Minasa Upa, Gunung Sari, Rappocini, Makassar, Jumat (6/6/2025) siang.

    Meski sempat dilarikan ke RS Bahagia yang berada 100 meter dari masjid, namun nyawa Ustad Yahya Waloni tidak bisa diselamatkan lagi. 

    Detik-detik meninggalnya Ustad Yahya Waloni dikuak langsung oleh saksi mata. 

    Saksi mata menyebut, ustad terjatuh sebelum menyampaikan doa penutup khutbah kedua.

    Rukun khatib Jumat, ada dua khutbah. Khutbah pertama diakhiri dengan doa dan duduk sejenak.

    Khutbah kedua, khatib berdiri dan menegaskan ketakwaan, shalawat dan intisari khutbah sebelum doa penutup.

    Ustad kelahiran Minahasa ini, terjatuh dan tak sadarkan diri usai duduk diantara dua khutbah.

    “Masih sempat berdiri, di khutbah kedua, dan ingatkan kita pentingnya bertauhid kepada Allah SWT,” ujar Sekretaris Pengurus Masjid Darul Falah, Harfan Jaya Sakti (39), kepada wartawan melansir dari Tribuntimur, Jumat (6/6/2025).

     Harfan duduk di shaf pertama saat khutbah.

    Dia jadi satu dari sekitar 200 jamaah sekaligus saksi mata, insiden wafatnya ustad Muallaf ini.

    Dikisahkan, ustad Yahya Waoni, sudah dijadwalkan panitia masjid sebagai khatib Jumat sejak pekan lalu.

    Pagi harinya, magister theologia ini memberi khutbah Idul Adha di sebuah masjid di pusat Kota Makassar.

    Bersama Sitti Mutmainnah (34) istrinya, Ustad Yahya menginap di Hotel Prima, Jl Dr SAM Ratulangi, Makassar, sekitar 9,7 km dari Masjid Darul Falah.

    Pukul 10.30 wita, panitia menjemput Yahya.

    Masih sempat menyaksikan proses penyembelihan hewan qurban di halaman timur masjid.

    Istrinya, dijamu di rumah salah seorang takmir, sekitar 75 meter daru masjidz

    Pukul 11.30 Wita, ustad Yahya masuk ke Masjid. Dia duduk di shaf pertama, membaca surah Al Kahfi dan berzikir.

    Pukul 12.05 Wita, usai Azan, panitia mempersilahkan khatib naik ke mimbar.

    “Tema khutbah Ustad, tentang kekuatan iman. Ujian Nabi Ibrahim yang menyembelih Ismail, sebagai bukti ketaatan individu, keluarga dan umat Muslim,” ujar Harpan Sakti.

    Khutah berlangsung sekitar 15 menit.

    Jamaah disebut memadati ruang utama hingga lantai dua.

    “Saya di lantai dua, dan menyimak dengan jernih pesan-pesannya,” ujar Prof Dr Syahruddin Usman (61), guru besar Tarbiyah UIN sekaligus jamaah.

    Pukul 12.25 wita, usai khutbah pertama, ustad Yahya kembali berdiri dan menyampaikan khutbah tanpa textnya.

    “Usia baca shalawat nabi dan Sebelum bacakan doa khutbah terakhir, langsung pegang dada, jatuh di mimbar. Saya kira mau minum,” ujar Harpan.

    Buuk, sang ustad terduduk.

    Kontan jamaah shaf depan panik. 

    Imam dan pengurus berlomba kedepan.

    “Saya masih lihat matanya semoat terbuka, tapi sepertinya sudah sakratul maut,” ujar Harpan.

    Ustad sudah tak sadarkan diri.

    Majelis Jumat yang bertepatan Idul Adha ini, terhenti sejenak.

    Panitia mengangkat tubuh Ustad Yahya ke mobil, dan membawanya ke RS Klinik Bahagia Minasa Upa, sekitar 100 meter dari Masjid.

    “Susah tak sadar. Kita tak tahu, apa meninggal di masjid atau di UGD,” ujar Sakti. 

    Pukul 12.35 Wita, Ustad Yahya dievakuasi.

    Ibadah shalat Jumat dilanjutkan pukul 13.46 Wita, setelah takmir dan warga pengantar balik dari klinik.

    Pukul 14.00 Wita, jamaah shalat Jumat bubar. Kabar Ustad Yahya, wafat beredar di masjid.

    Pukul 13.45 wita, jenazah dikembalikan ke masjid.

    Di bagasi belakang ambulans Klinik RS Bahagia, duduk istri almarhum.

    Kendati demikian meski pihak keluarga belum mengungkap penyebab pasti Ustad Yahya Waloni meninggal karena apa, namun ternyata beliau memiliki riwayat sakit jantung sejak 2021 lalu. 

    Di tahun 2021 silam, ustad Yahya Waloni sempat menjalani pengobatan setelah jantung mengalami pembengkakan.

    Sebagaimana kita ketahui, sakit jantung sangatlah berbahaya yang bisa mengancam nyawa jika tidak segera ditangani. 

    Apabila aliran darah ke jantung terhambat, menyebabkan kerusakan pada otot jantung maka hal itu bisa menyebabkan seseorang mati mendadak alias henti jantung. 

    Maka diduga kuat sang ustad Yahya Waloni meninggal dunia lantaran serangan jantung.

    Hal tersebut berdasarkan riwayat sakit yang pernah diidap oleh Ustad Yahya Waloni.

    Profil Ustad Yahya Waloni

    Yahya Waloni lahir dengan nama Yahya Yopie Waloni.

    Dia dilahirkan di kota Manado 30 November 1970.

    Keluarganya berdarah Minahasa yang taat pada agama Kristen.

    Ustad Yahya Waloni diketahui pernah terdaftar sebagai pemuka agama pada Badan Pengelola Am Sinode GKI di Tanah Papua, Wilayah VI Sorong-Kaimana.

    Ustaz Yahya Waloni mendapat julukan sebagai Ustad Pansos (Panjat Sosial) dari aktivis medsos Denny Siregar.

    Dia diketahui pernah menjabat sebagai Ketua atau Rektor Sekolah Tinggi Theologia (STT) Calvinis Ebenhaezer di Sorong tahun 1997-2004.

    Dia pernah menetap di Sorong sejak tahun 1997 – 2004 karena pindah ke Balikpapan.

    Di sana, dia menjadi dosen di Universitas Balikpapan (Uniba) sampai tahun 2006.

    Pada 2006, Ustad Yahya Waloni pindah ke Kota Cengkeh, Tolitoli.

    Di Tolitoli, dia mendapatkan bimbingan ikrar syahadat dari Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI).

    Yahya Waloni pernah ditangkap kasus ujaran kebencian yang didasarkan Suku, Agama, Ras dan Antargolongan (SARA).

    Ia ditangkap di rumahnya di Cibubur, Jakarta Timur, Kamis (26/8/2021).

    Ceramah Ustaz Yahya dipersoalkan usai menyebut injil sebagai fiktif alias palsu.

    Hal ini dianggap sebagai tindakan ujaran kebencian berdasarkan SARA.

    Ustaz Yahya Waloni dianggap melanggar Undang-undang nomor 19 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Undang-undang nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik (ITE).

    Selain itu, dia diduga melanggar Pasal 45A jo Pasal 28 ayat (1) dan atau Pasal 156a KUHP.

  • Lalin ruas tol Regional Nusantara meningkat jelang Libur Idul Adha

    Lalin ruas tol Regional Nusantara meningkat jelang Libur Idul Adha

    Jakarta (ANTARA) – Jasamarga Nusantara Tollroad Regional Division (JNT/Regional Nusantara) mencatatkan peningkatan lalu lintas (lalin) di seluruh ruas Tol Regional Nusantara menjelang libur panjang dalam rangka Idul Adha 1446 Hijriah.

    “Terdata, total 183.426 kendaraan melintas di lima ruas Tol Regional Nusantara yang tersebar di Sumatera Utara, Kalimantan Timur, Sulawesi Utara dan Bali. Angka tersebut meningkat 10,74 persen dibanding total volume lalin normal yaitu 165.637 kendaraan,” ujar Senior General Manager Jasamarga Nusantara Tollroad Regional Division Tyas Pramoda Wardhani di Jakarta, Jumat.

    Ruas Tol Belawan-Medan-Tanjung Morawa di Sumatra Utara mencatatkan volume lalin sejumlah 87.576 kendaraan atau meningkat 8,6 persen dibanding volume lalin normal 80.669 kendaraan.

    Berdasarkan data tersebut, 20.571 kendaraan menuju Kota Medan melalui Gerbang Tol (GT) Amplas atau meningkat 13,63 persen dibanding volume lalin normal yaitu 18.103 kendaraan.

    Sedangkan, kendaraan yang meninggalkan Kota Medan melalui GT Amplas yaitu 23.606 kendaraan atau meningkat 29,67 persen dibanding volume lalin normal yaitu 18.205 kendaraan.

    Sementara, ruas Tol Medan-Kualanamu-Tebing Tinggi terdata volume lalin sejumlah 17.349 kendaraan atau meningkat 36,4 persen dibanding volume lalin normal yaitu 12.723 kendaraan.

    Mengacu pada data tersebut, 5.823 kendaraan menuju Bandar Udara Internasional Kualanamu melalui GT Kualanamu atau meningkat 40,89 persen dibanding volume lalin normal yaitu 4.133 kendaraan.

    Sedangkan, lalin yang menuju Kota Medan melalui GT Kualanamu terdata sejumlah 5.227 kendaraan atau meningkat 34,40 persen dibanding volume lalin normal yaitu 3.889 kendaraan.

    Ruas Tol Balikpapan-Samarinda di Kalimantan Timur mencatatkan volume lalin sejumlah 13.666 kendaraan atau meningkat 14,8 persen dibanding volume lalin normal yaitu 11.900 kendaraan.

    Sedangkan, ruas Tol Manado-Bitung di Sulawesi Utara terdata sejumlah 7.065 kendaraan melintas atau meningkat 18,6 persen dibanding volume lalin normal yaitu 5.958 kendaraan.

    Ruas Tol Nusa Dua-Ngurah Rai-Benoa (Bali Mandara) mencatatkan volume lalin 57.770 kendaraan atau meningkat 6,2 persen dibanding volume lalin normal yaitu 54.387 kendaraan.

    Pewarta: Aji Cakti
    Editor: Kelik Dewanto
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.