kab/kota: Manado

  • Terungkap di Sidang, Terdakwa Kasus Judol Zulkarnaen alias Tony Pernah Jadi Relawan Projo

    Terungkap di Sidang, Terdakwa Kasus Judol Zulkarnaen alias Tony Pernah Jadi Relawan Projo

    GELORA.CO – Saksi Novi Mokobombang mengungkapkan bahwa terdakwa Zulkarnaen Apriliantony alias Tony dalam kasus pengamanan situs judi online (judol) di Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) pernah menjadi salah satu pengurus organisasi Relawan Pro Jokowi (Projo).

    Hal itu ia ungkapkan saat dihadirkan sebagai saksi dalam sidang lanjutan kasus judol Komdigi untuk terdakwa Zulkarnaen Cs di Pengadilan Negeri (PN) Jakarta Selatan, Rabu (9/7/2025).

    Novi menceritakan awal pertemuannya dengan Zulkarnaen alias Tony terjadi saat sama-sama menjadi relawan untuk salah satu calon presiden.

    “Jadi hubungan saya dengan pak Tony ketika sama sama jadi relawan,” ungkap Novi.

    Hakim pun menanyakan tahun berapa pertemuan keduanya pertama kali terjadi.

    “2013 kurang lebih pertemuan pertama itu,” jawab Novi.

    “Kemudian relawan apa?” tanya Hakim.

    “Salah satu calon presiden,” jawab Novi yang juga merupakan mantan anggota DPRD di Sulawesi Utara.

    Hakim pun menanyakan kembali terkait jabatan Tony sebagai relawan. “Kemudian pada saat itu pak Tony sebagai apa?,” tanya Hakim.

    “Dia relawan dari Projo kalau tidak salah,” ujar Novi.

    Novi pun menjelaskan bahwa dirinya bersama Tony ditugaskan untuk mengurus wilayah Timur. Ia menyebut, dirinya beroperasi di Manado dan Gorontalo.

    “Kami Projo tapi kami kebagian di wilayah timur. Saya beroperasi di Manado, Gorontalo,” ucapnya.

    Terakhir, Hakim pun mempertegas dengan menanyakan jabatan Tony saat di Projo.

    “Pengurus, tapi dalam struktural saya tidak tahu tapi pak Tony sebagai koordinator wilayah timur,” jawab Novi.

    Sebelumnya, diberitakan terdapat empat klaster dalam kasus yang melibatkan perlindungan situs judi online agar tidak terblokir oleh Kementerian Kominfo.

    Klaster pertama adalah koordinator, dengan terdakwa Adhi Kismanto, Zulkarnaen Apriliantony alias Tony, Muhrijan alias Agus, dan Alwin Jabarti Kiemas.

    Klaster kedua terdiri dari eks pegawai Kementerian Kominfo, yaitu Denden Imadudin Soleh, Fakhri Dzulfiqar, Riko Rasota Rahmada, Syamsul Arifin, Yudha Rahman Setiadi, Yoga Priyanka Sihombing, Reyga Radika, Muhammad Abindra Putra Tayip N, dan Radyka Prima Wicaksana.

    Klaster ketiga melibatkan agen situs judi online, dengan terdakwa antara lain Muchlis, Deny Maryono, Harry Efendy, Helmi Fernando, Bernard alias Otoy, Budianto Salim, Bennihardi, dan Ferry alias William alias Acai.

    Klaster keempat mencakup tindak pidana pencurian uang (TPPU) atau penampung hasil dari perlindungan situs judi online, dengan terdakwa Darmawati dan Adriana Angela Brigita yang baru terungkap.

    Para terdakwa dari klaster pegawai dikenakan Pasal 27 ayat (2) jo. Pasal 45 ayat (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 1 Tahun 2024 tentang Perubahan Kedua atas Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik, serta Pasal 55 ayat (1) ke-1 Kitab Undang-Undang Hukum Pidana.

  • Laporan BI: Kinerja Penjualan Eceran Terkontraksi 1,3% pada Mei 2025

    Laporan BI: Kinerja Penjualan Eceran Terkontraksi 1,3% pada Mei 2025

    Bisnis.com, JAKARTA — Kinerja penjualan eceran yang tercermin dalam Indeks Penjualan Riil/IPR tercatat kembali mengalami kontraksi secara bulanan sebesar 1,3% pada Mei 2025, dari 235,5 pada April menjadi 232,4.

    Kontraksi tersebut terpantau lebih moderat dari bulan sebelumnya yang sebesar 5,1% month to month (MtM), meski lebih banyak hari libur pada April 2025, karena normalisasi permintaan pascaperiode Ramadan dan Idulfitri. 

    Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia (BI) Ramdan Denny Prakoso menyampaikan lebih rendahnya kontraksi pada Mei dibandingkan bulan sebelumnya karena terbantu adanya libur Hari Besar Keagamaan dan Nasional (HBKN). 

    “Sejalan dengan terjaganya permintaan karena periode libur cuti bersama HBKN Waisak dan Kenaikan Yesus Kristus,” ujarnya dalam keterangan resmi, Rabu (9/7/2025). 

    Adapun, perlambatan ini telah diperkirakan Bank Indonesia sebelumnya. Pada bulan lalu, bank sentral memperkirakan kinerja penjualan eceran Mei 2025 turun ke level 234 pada Mei 2025, realisasinya 232,4.

    Bank Indonesia pun telah memprediksi kontraksi sebesar 0,6%, dengan realisasi 1,3%, dan tidak akan sedalam pada April 2025. 

    Secara bulanan, kinerja penjualan eceran didukung oleh Kelompok Perlengkapan Rumah Tangga Lainnya (0,8%) dan Bahan Bakar Kendaraan Bermotor (0,1%) yang tumbuh positif. 

    Selain itu, beberapa kelompok juga tercatat mengalami perbaikan kinerja dengan kontraksi yang lebih rendah, antara lain Kelompok Suku Cadang dan Aksesori (-1,6% MtM), Makanan, Minuman, dan Tembakau (-1,0%), Peralatan Informasi dan Komunikasi (-8,9%), dan Subkelompok Sandang (-6,0%). 

    Melihat secara spasial, secara bulanan beberapa kota juga mencatatkan peningkatan kinerja penjualan eceran seperti Semarang (termasuk Purwokerto), Makassar, dan Manado yang masing-masing tumbuh sebesar 2,7% MtM, 5,9%, dan 6,1% setelah pada periode sebelumnya terkontraksi masing-masing sebesar 37,1%, 21,4%, dan 13,2%. 

    Sementara Denpasar mengalami akselerasi penjualan eceran sebesar 8,0% MtM dari 6,7%. Lebih lanjut, beberapa kota juga tercatat mengalami perbaikan penjualan eceran, antara lain Bandung (-3,4%), Jakarta (-3,9%), dan Banjarmasin (-0,8%).

    Meski kontraksi, namun IPR Mei 2025 secara tahunan mengalami pertumbuhan sebesar 1,9% year on year(YoY) atau meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang mencatat kontraksi sebesar 0,3%. 

    Denny menyampaikan bahwa hal ini terutama didukung oleh pertumbuhan Kelompok Makanan, Minuman, dan Tembakau, serta Barang Budaya dan Rekreasi. Dari sisi harga, tekanan inflasi tiga dan enam bulan yang akan datang, yaitu pada Agustus 2025 diperkirakan menurun, sementara pada November 2025 diprakirakan meningkat. 

    Hal ini tecermin dari Indeks Ekspektasi Harga Umum (IEH) Agustus 2025 sebesar 139,6, lebih rendah dibandingkan periode sebelumnya sebesar 141,9. Sementara itu, IEH November 2025 diprakirakan meningkat menjadi sebesar 151,3 dari bulan sebelumnya sebesar 144,5.

  • BMKG Ingatkan Warga Sulut Waspada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

    BMKG Ingatkan Warga Sulut Waspada Potensi Hujan Lebat dan Angin Kencang

    Liputan6.com, Manado – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi hujan lebat yang dapat disertai petir dan angin kencang di wilayah Sulut beberapa hari ke depan.

    “BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca hingga Minggu 13 Juli 2025,” ungkap Koordinator Bidang Operasional BMKG Stasiun Meteorologi Sam Ratulangi Manado Astrid Y Lasut pada, Selasa (8/7/2025).

    Dia menjelaskan nilai anomali Sea surface Temperature atau SST di rentang 0 – 1.0 °C menunjukkan penambahan massa uap air di sekitar perairan Sulut. Terdapat daerah potensi pertumbuhan awan hujan di wilayah Sulut akibat adanya belokan angin atau shearline.

    :Secara umum kondisi labilitas udara lokal di wilayah Sulawesi Utara mendukung pertumbuhan awan konvektif,” tuturnya.

    Astrid berharap warga mewaspadai potensi hujan dengan intensitas sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat/petir dan angin kencang, serta peningkatan akumulasi curah hujan harian di wilayah kabupaten dan kota di Sulut.

    “Pada Kamis 10 Juli hujan dan angina kencang diperkirakan terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow dan Kabupaten Bolaang Mongondow Selatan,” ujarnya.

    Sementara di hari Sabtu berpeluang terjadi di Kabupaten Bolaang Mongondow, sedangkan Minggu (13/7/2025), diperkirakan terjadi di Kabupaten Kepulauan Talaud.

    “Sementara cuaca cerah hingga hujan ringan diperkirakan terjadi di hari Jumat 12 Juli,” ujarnya.

  • Transportasi Publik Tersandera Tata Kelola

    Transportasi Publik Tersandera Tata Kelola

    Bisnis.com, JAKARTA – Ketergantungan pemerintah daerah pada subsidi pusat kembali mem­­­per­li­­hat­­­kan celah serius dalam penyelenggaraan layanan publik.

    Sejak awal 2025, program transportasi publik dengan skema buy the service (BTS), yang selama ini diandalkan untuk me­­­ngurai kemacetan dan me­­­nyediakan transportasi terjangkau, mengalami stagnasi. Sejumlah kota besar, seperti Bogor, Den­­­pasar, dan Solo terpaksa menghentikan atau me­­­mang­­­kas layanan karena subsidi pusat tidak lagi tersedia.

    Kondisi ini tidak lepas dari kebijakan pemangkasan anggaran Kementerian Perhubungan dari Rp31 triliun menjadi sekitar Rp17,7 triliun untuk tahun 2025. Alokasi program BTS pun terpangkas signifikan. Dari 11 kota pada 2024, kini hanya 8 kota yang masih mendapat subsidi, yakni Bandung, Solo, Banyumas, Balikpapan, Surabaya, Makassar, Pontianak, dan Manado (Kompas, 2024).

    Di sisi lain, jumlah kendaraan bermotor di Indonesia terus melonjak. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan, hingga akhir 2023, jumlah kendaraan telah menembus 150 juta unit. Di Jabodetabek saja, pertumbuhan kendaraan mencapai sekitar 1 juta unit per tahun. Lonjakan ini tidak diimbangi oleh peningkatan kapasitas transportasi publik yang memadai.

    Dampaknya sangat terasa. Bank Dunia mencatat kerugian ekonomi akibat kemacetan di Jabodetabek mencapai Rp100 triliun per tahun (CNBC Indonesia, 2024). Di kota-kota besar seperti Bandung, Surabaya, Semarang, dan Makassar, potensi kerugian ekonomi akibat kemacetan diperkirakan mencapai belasan triliun rupiah per tahun (Jabarinsight, 2024).

    Krisis transportasi juga berdampak pada lingkungan. KLHK melaporkan, sektor transportasi menyumbang sekitar 28% emisi karbon nasional. Data Kementerian Perhubungan menyebut total emisi CO2 Indonesia mencapai 1,3 gigaton pada 2022, sebagian besar berasal dari transportasi berbasis bahan bakar fosil (Media Indonesia, 2024).

    Fakta ini mengindikasikan persoalan lebih dalam, yaitu lemahnya perencanaan, minimnya akuntabilitas, dan absennya pengawasan yang efektif. Situasi ini sejalan dengan konsepsi Governance Failure (Stoker, 1998), yakni kegagalan tata kelola akibat ketidaksinkronan antarlembaga, lemahnya kapasitas daerah, dan rendahnya partisipasi publik.

    Buruknya tata kelola diperparah oleh lemahnya pengawasan eksternal. Dalam konteks ini, lembaga-lembaga pengawasan seperti Ombudsman memiliki peran sentral, tidak hanya menunggu aduan masyarakat, tetapi juga secara proaktif melakukan investigasi atas potensi maladministrasi, termasuk penghentian layanan transportasi publik secara tiba-tiba tanpa solusi yang memadai.

    Krisis seperti ini tidak boleh dibiarkan berulang. Penguatan pengawasan layanan publik mutlak menjadi prioritas, baik di tingkat pusat maupun daerah. Dalam kerangka tata kelola yang sehat, lembaga pengawasan eksternal perlu lebih progresif, tidak sekadar menunggu laporan resmi.

    Krisis BTS juga menjadi pengingat bahwa keputusan politik kerap kali lebih ditentukan oleh kepentingan jangka pendek ketimbang kebutuhan riil masyarakat. Ini sejalan dengan teori Public Choice, yang menyoroti kecenderungan kebijakan publik dikendalikan oleh logika politik elektoral, bukan kepentingan publik jangka panjang.

    Jika situasi ini dibiarkan, konsekuensinya bukan hanya stagnasi layanan publik, tetapi juga makin melemahnya kepercayaan publik terhadap negara, meningkatnya polusi, ketimpangan akses layanan antar daerah, dan penurunan produktivitas perkotaan.

    Sejalan dengan upaya membangun tata kelola layanan publik yang kredibel, beberapa langkah korektif perlu segera diambil.

    Pertama, pemerintah daerah harus mulai membangun mekanisme pendanaan transportasi publik yang berkelanjutan. Ketergantungan mutlak pada subsidi pusat hanya membuat layanan publik rapuh. Dana transportasi kota, retribusi lalu lintas, dan skema pembiayaan inovatif perlu dioptimalkan.

    Kedua, pengawasan layanan transportasi publik harus diperkuat. Ombudsman bersama kementerian dan pemerintah daerah perlu membangun sistem monitoring berbasis data, seperti dashboard layanan yang memuat indikator kinerja, uptime, dan evaluasi real-time.

    Ketiga, partisipasi masyarakat harus dilembagakan secara sistematis. Pembentukan dewan konsultatif transportasi di tingkat kota, yang melibatkan akademisi, pengguna layanan, dan masyarakat sipil, dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas.

    Keempat, transisi menuju transportasi rendah emisi harus dipercepat. Insentif fiskal, seperti penghapusan bea masuk kendaraan listrik dan penurunan pajak kendaraan ramah lingkungan, perlu diperluas agar target elektrifikasi dapat tercapai.

    Kelima, lembaga pengawasan publik perlu lebih aktif melakukan investigasi inisiatif atas layanan strategis seperti transportasi publik, sebagai bagian dari upaya preventif mencegah terulangnya maladministrasi.

    Transportasi publik adalah salah satu indikator paling nyata hadir atau tidaknya negara dalam kehidupan rakyat. Penghentian layanan BTS bukan sekadar konsekuensi dari keterbatasan anggaran, melainkan cerminan lemahnya perencanaan, tata kelola, dan pengawasan.

    Penguatan pengawasan atas layanan publik, termasuk sektor transportasi, adalah bagian tak terpisahkan dari upaya membangun negara yang kredibel, akuntabel, dan benar-benar hadir di tengah kebutuhan masyarakat.

  • Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 9 Juli 2025, BMKG: Mayoritas Kota Besar Hujan hingga Berawan – Page 3

    Cuaca Indonesia Hari Ini Rabu 9 Juli 2025, BMKG: Mayoritas Kota Besar Hujan hingga Berawan – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan sebagian besar kota besar di Indonesia akan mengalami cuaca berawan hingga hujan ringan pada Rabu (9/7/2025), bahkan disertai petir di sejumlah wilayah. Masyarakat pun diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem yang mungkin terjadi.

    Melansir dari Antara, Prakirawati BMKG, Indah Fitrianti menjelaskan bahwa hujan ringan dengan curah hujan di bawah 2,5 mm per jam diperkirakan turun di sejumlah kota seperti Padang, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Bengkulu, Palembang, Serang, Mamuju, Palu, Kendari, Ambon, Sorong, Ternate, Manokwari, dan Jayawijaya.

    Sementara itu, hujan sedang diprakirakan mengguyur Medan, Nabire, Jayapura, dan Merauke. Kota Tanjung Selor dan Gorontalo berpotensi mengalami hujan lebat disertai petir dengan curah hujan lebih dari 5,0 mm per jam.

    Adapun kota-kota seperti Banda Aceh, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Denpasar, Kupang, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Manado, dan Makassar diprakirakan mengalami cuaca berawan tebal atau berkabut sepanjang hari, dengan suhu udara berkisar antara 25 hingga 30 derajat Celcius.

     

  • Cuaca Daerah Hari Ini Rabu 9 Juli 2025: Sejumlah Kota Besar Masih Berpotensi Hujan

    Cuaca Daerah Hari Ini Rabu 9 Juli 2025: Sejumlah Kota Besar Masih Berpotensi Hujan

     

    Liputan6.com, Jakarta – Cuaca berawan hingga hujan dengan intensitas ringan dan disertai petir masih berpotensi terjadi di sejumlah kota besar di Indonesia pada Rabu (9/7/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap potensi hujan ekstrem yang bisa saja menyertainya.

    Prakirawati BMKG Indah Fitrianti dalam uraiannya menjabarkan, potensi hujan berintensitas ringan atau dengan curah hujan kurang dari 2,5 mm per jam diprakirakan mengguyur Kota Padang, Pekanbaru, Tanjung Pinang, Bengkulu, Palembang, Serang, Mamuju, Palu, Kendari, Ambon, Sorong, Ternate, Manokwari, dan Jayawijaya.

    Hujan berintensitas sedang mengguyur di Kota Medan, Nabire, Jayapura, dan Merauke. Sementara Kota Tanjung Selor dan Gorontalo diperkirakan diguyur hujan lebih dari 5,0 mm per jam yang disertai dengan petir.

    Kemudian untuk Kota Banda Aceh, Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, Surabaya, Mataram, Denpasar, Kupang, Banjarmasin, Palangkaraya, Samarinda, Manado, dan Makassar diprakirakan berawan tebal dan atau berkabut sepanjang hari dengan suhu berkisar 25-30 derajat Celcius.

    Indah memaparkan bahwa potensi hujan di sebagian besar wilayah Indonesia itu dipengaruhi oleh sejumlah dinamika atmosfer, transisi ke musim kemarau – kondisi kelokalan cuaca di wilayah masing-masing.

     

  • Biografi Pangeran Diponegoro dan Kisahnya Memimpin Perang Jawa

    Biografi Pangeran Diponegoro dan Kisahnya Memimpin Perang Jawa

    Bisnis.com, JAKARTA – Pangeran Diponegoro adalah salah satu pahlawan nasional paling dihormati di Indonesia karena keberaniannya memimpin Perang Jawa (1825-1830) melawan penjajah Belanda. Ia dikenal sebagai sosok pemimpin yang religius, tegas, dan membela hak rakyat kecil.

    Kisah perjuangannya menjadi inspirasi bagi gerakan perlawanan kolonial di Nusantara. Dengan mengenal biografi Pangeran Diponegoro, kita dapat memahami lebih dalam nilai-nilai patriotisme, keteguhan iman, serta perjuangan melawan ketidakadilan.

    Biografi Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro, yang memiliki nama lahir Raden Mas Ontowiryo, dilahirkan pada 11 November 1785 di lingkungan Keraton Yogyakarta. Ia merupakan anak tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono III, namun karena ibunya bukan seorang permaisuri, ia tidak dimasukkan dalam jalur utama pewaris takhta.

    Hal ini justru membentuk pandangannya tentang keadilan dan ketimpangan sosial. Daripada terlibat dalam kehidupan istana yang penuh intrik politik, Diponegoro lebih memilih hidup sederhana dan tinggal di Tegalrejo.

    Di sana, ia menumbuhkan kedekatan dengan rakyat dan memperdalam ilmu agama, menjadikannya sebagai sosok religius yang dihormati. Karakter ini kemudian menguatkan perannya sebagai pemimpin spiritual dan simbol perjuangan rakyat Jawa dalam melawan kolonialisme Belanda.

    Profil Pangeran Diponegoro

    Nama Lengkap: Raden Mas Ontowiryo, dikenal sebagai Pangeran Diponegoro
    Tempat & Tanggal Lahir: Yogyakarta, 11 November 1785, di lingkungan Kesultanan Yogyakarta
    Tanggal Wafat: 8 Januari 1855, dalam pengasingan di Makassar
    Tempat Pemakaman: Kompleks Makam Pangeran Diponegoro, Benteng Rotterdam, Makassar, Sulawesi Selatan
    Gelar Kehormatan: Ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia pada tahun 1959 melalui Keputusan Presiden
    Kontribusi Sejarah: Tokoh sentral dalam Perang Jawa (1825–1830), pemimpin spiritual rakyat Jawa, simbol perlawanan terhadap kolonialisme Belanda, dan penulis naskah autobiografi Babad Diponegoro yang diakui dunia internasional

    Latar Belakang dan Silsilah Keluarga

    Pangeran Diponegoro lahir dari keluarga bangsawan Kesultanan Yogyakarta, sebagai putra tertua dari Sri Sultan Hamengkubuwono III. Meski demikian, karena ibunya, Raden Ayu Mangkarawati, bukan seorang permaisuri, statusnya di lingkungan istana tidak sama dengan anak-anak dari istri resmi raja.

    Situasi ini menumbuhkan kesadaran sosial dalam dirinya sejak dini dan mendorongnya untuk mencari jati diri di luar lingkungan keraton. Alih-alih terlibat dalam kehidupan istana yang penuh kemewahan dan politik, Diponegoro justru memilih menetap di wilayah Tegalrejo bersama neneknya.

    Di sana, ia tumbuh dalam lingkungan religius dan sederhana. Ia dibesarkan dengan pendidikan Islam yang kuat dan nilai-nilai budaya Jawa yang luhur. Sikapnya yang konsisten dalam menjunjung prinsip keadilan, ketakwaan, dan kesederhanaan membuatnya dihormati oleh masyarakat sekitar sebagai sosok yang bijak dan berpihak pada rakyat kecil.

    Latar belakang keluarganya turut membentuk identitas Pangeran Diponegoro sebagai tokoh perjuangan yang merakyat dan penuh integritas.

    Masa Kecil dan Pendidikan Pangeran Diponegoro

    Sejak usia muda, Pangeran Diponegoro sudah menunjukkan kecenderungan untuk hidup sederhana dan menjauhi kemewahan istana. Ia memilih tinggal bersama neneknya di daerah Tegalrejo, sebuah tempat yang memberinya ruang untuk tumbuh dalam lingkungan spiritual dan dekat dengan rakyat. Di sana, ia mulai mempelajari agama Islam secara mendalam dan menunjukkan minat besar terhadap ajaran tasawuf dan etika moral.

    Diponegoro mendapatkan pendidikan dari para ulama lokal yang mengajarkannya Al-Qur’an, ilmu fikih, filsafat Islam, dan budaya serta sastra Jawa. Proses pembelajaran ini membuatnya tumbuh menjadi sosok yang tidak hanya taat beragama, tetapi juga memiliki kepekaan sosial yang tinggi.

    Ia menyaksikan langsung kesulitan hidup masyarakat di bawah tekanan kolonialisme, dan pengalaman ini menjadi fondasi penting dalam pembentukan idealismenya sebagai pemimpin yang kelak dikenal karena keberanian dan integritasnya.

    Pendidikan religius dan kedekatannya dengan rakyat membentuk karakter Diponegoro sebagai pemimpin spiritual sekaligus pembela kaum tertindas.

    Kehidupan Pribadi Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro dikenal sebagai tokoh yang menjunjung tinggi kesederhanaan dalam kehidupannya. Meskipun lahir dari keluarga bangsawan, ia memilih untuk hidup bersama masyarakat di pedesaan ketimbang menetap di lingkungan istana yang penuh kemewahan.

    Gaya hidupnya yang bersahaja mencerminkan nilai-nilai spiritual yang ia pegang teguh, menjadikannya sosok yang dekat dengan rakyat dan disegani oleh para pengikutnya.

    Diponegoro juga dikenal memiliki ketajaman batin dan keyakinan religius yang kuat. Ia sering kali mengambil keputusan penting setelah melakukan perenungan mendalam dan ibadah, yang diyakininya sebagai bentuk petunjuk dari Tuhan.

    Salah satu peninggalan penting dari dirinya adalah autobiografi berjudul Babad Diponegoro, sebuah karya tulis tangan yang menggambarkan pandangan pribadinya tentang perjuangan, agama, dan kolonialisme.

    Karya tersebut kini telah diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World karena nilai sejarah dan budayanya yang sangat tinggi.

    Kisah Perlawanan dan Perang Jawa (1825-1830)

    Perang Jawa dimulai ketika pemerintah kolonial Belanda secara sepihak membangun jalan yang melintasi makam leluhur Pangeran Diponegoro di Tegalrejo. Tindakan tersebut dianggap sebagai bentuk penghinaan terhadap tradisi dan kehormatan keluarga bangsawan Jawa, serta menjadi simbol pelanggaran terhadap kedaulatan lokal.

    Ketegangan pun memuncak, dan pada tahun 1825, Diponegoro mengangkat senjata sebagai bentuk perlawanan terhadap ketidakadilan kolonial. Diponegoro memimpin gerakan perlawanan rakyat dengan mengusung semangat keagamaan dan nasionalisme.

    Ia mengorganisir pasukan yang terdiri dari berbagai lapisan masyarakat, santri, petani, tokoh adat, hingga bangsawan lokal. Strategi gerilya yang diterapkannya membuat pasukan Belanda kewalahan, karena serangan dilakukan secara cepat, tersebar, dan tak terduga.

    Komunikasi antar pejuang dilakukan melalui jaringan desa dan tempat ibadah, menjadikan perjuangan ini memiliki karakter spiritual dan sosial yang kuat.

    Perang Jawa berlangsung selama lima tahun dan menjadi salah satu konflik terbesar serta paling merugikan secara ekonomi bagi Belanda sepanjang masa penjajahannya di Indonesia.

    Ribuan nyawa melayang dan kerugian materi mencapai angka luar biasa. Namun lebih dari itu, perang ini menandai babak penting dalam sejarah perlawanan rakyat Nusantara dan mengukuhkan Diponegoro sebagai simbol perjuangan yang melampaui batas waktu dan wilayah.

    Penangkapan dan Pengasingan

    Setelah lima tahun melakukan perlawanan sengit, Pangeran Diponegoro akhirnya ditangkap oleh pihak kolonial Belanda pada 28 Maret 1830 di Magelang. Penangkapan ini terjadi dalam sebuah pertemuan yang awalnya dikemas sebagai negosiasi damai, namun ternyata merupakan strategi Belanda untuk menjebaknya.

    Kejadian ini menandai berakhirnya Perang Jawa dan menjadi pukulan besar bagi perlawanan rakyat. Usai penangkapannya, Diponegoro diasingkan ke Manado dan kemudian dipindahkan ke Makassar.

    Di tempat pengasingan terakhirnya, Benteng Rotterdam, ia menjalani sisa hidupnya dalam kondisi pengawasan ketat. Meski terbatas secara fisik, semangat dan intelektualitasnya tetap menyala. Ia terus menulis dan berdakwah kepada masyarakat sekitar.

    Diponegoro tidak pernah kembali ke tanah Jawa dan wafat dalam pengasingan pada usia 69 tahun.

    Wafatnya Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro menghembuskan napas terakhirnya pada 8 Januari 1855 di Benteng Rotterdam, Makassar, setelah lebih dari dua dekade menjalani masa pengasingan oleh pemerintah kolonial Belanda.

    Wafatnya terjadi dalam kondisi jauh dari kampung halaman dan keluarga besar di Yogyakarta, sebuah akhir yang mencerminkan penderitaan panjang sebagai tahanan politik.

    Jenazahnya dimakamkan di halaman rumah pengasingannya yang terletak di kawasan Benteng Rotterdam, dan hingga kini lokasi tersebut telah dijadikan sebagai situs cagar budaya dan tempat ziarah sejarah.

    Kompleks makamnya tidak hanya menjadi simbol penghormatan terhadap jasa-jasanya dalam Perang Jawa, tetapi juga menjadi destinasi edukatif untuk mengenang nilai-nilai patriotisme, spiritualitas, dan keteguhan hati seorang Pahlawan Nasional yang tidak pernah menyerah terhadap kolonialisme.

    Warisan dan Penghargaan Nasional

    Pangeran Diponegoro secara resmi dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh pemerintah Indonesia pada tahun 1959 sebagai bentuk penghormatan atas jasanya dalam memimpin perlawanan terhadap penjajahan Belanda.

    Gelar ini diberikan melalui Keputusan Presiden dan menempatkan namanya sebagai salah satu tokoh penting dalam sejarah perjuangan kemerdekaan Indonesia.

    Nama Diponegoro kini diabadikan dalam berbagai institusi dan fasilitas publik seperti jalan protokol, sekolah, universitas, museum, hingga patung peringatan di berbagai kota besar.

    Salah satu warisan intelektualnya yang paling berharga adalah naskah otobiografi Babad Diponegoro, yang ditulis sendiri oleh sang pangeran selama masa pengasingannya.

    Karya ini bukan hanya menjadi dokumen sejarah berharga, tetapi juga diakui oleh UNESCO sebagai bagian dari Memory of the World. Dalam dunia pendidikan, kisah perjuangan Diponegoro menjadi materi penting dalam kurikulum sejarah nasional yang bertujuan membentuk karakter kebangsaan generasi muda.

    Trivia Pangeran Diponegoro

    Pangeran Diponegoro merupakan tokoh yang dikenal karena keteguhan imannya dan pendirian yang tidak mudah goyah, terutama terhadap praktik kolonialisme serta kebijakan istana yang menurutnya bertentangan dengan nilai-nilai Islam.

    Sikapnya yang idealis sering kali membuatnya bersitegang dengan kerabat dalam lingkungan keraton, terutama ketika terjadi perbedaan prinsip dan pandangan politik.

    Meski dianggap keras dan tidak kompromi, integritas Diponegoro justru menjadikannya panutan di mata rakyat. Ia tidak hanya dihormati karena keberaniannya di medan perang, tetapi juga karena keteladanannya dalam menjalankan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan sehari-hari.

    Salah satu peninggalan intelektual paling penting darinya adalah naskah Babad Diponegoro, yang ditulis tangan selama masa pengasingannya. Naskah tersebut kini menjadi warisan dokumenter dunia dan telah masuk dalam daftar Memory of the World oleh UNESCO sebagai karya sastra historis yang mencerminkan perjuangan, kebudayaan, dan jiwa nasionalisme Nusantara.

    Referensi Resmi:

    Disclaimer: Artikel ini dihasilkan dengan bantuan kecerdasan buatan (AI) dan telah melalui proses penyuntingan oleh tim redaksi Bisnis.com untuk memastikan akurasi dan keterbacaan informasi.

  • BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami hujan ringan-sedang pada Senin

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami hujan ringan-sedang pada Senin

    logo BMKG

    BMKG prakirakan mayoritas wilayah alami hujan ringan-sedang pada Senin
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Senin, 07 Juli 2025 – 09:23 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini berupa potensi hujan ringan, sedang hingga lebat yang dapat disertai kilat dan angin kencang di berbagai kota besar di Indonesia pada Senin. Dikutip dari laman resmi BMKG di Jakarta, prakirawan Rira Damanik menerangkan secara umum daerah konvergensi memanjang di Selat Makassar, Samudra Hindia barat daya Banten, Sulawesi Tenggara hingga Sulawesi Tengah, Papua bagian tengah hingga Papua Barat. 

    Kondisi tersebut mampu meningkatkan potensi pertumbuhan awan hujan di sepanjang daerah yang dilewati konvergensi atau konfluensi. 

    Oleh karena itu, pihaknya memprakirakan beberapa kota besar akan berpotensi mengalami hujan sedang hingga lebat disertai petir dan angin kencang, di antaranya Medan, Tanjung Pinang, Pangkal Pinang, Tanjung Selor, Palu, Gorontalo, Manado, Mamuju, Sorong dan Merauke. 

    Sementara itu, beberapa kota besar lainnya akan mengalami hujan ringan hingga sedang, yaitu Jambi, Bengkulu, Serang, Jakarta, Bandung, Yogyakarta, Semarang, Denpasar, Samarinda, Palangka Raya, Banjarmasin, Kendari, Ternate, Ambon, Nabire, Jayapura, dan Jayawijaya.

    Adapun beberapa kota besar yang lain diprakirakan hanya akan mengalami kondisi berawan pada hari ini, meliputi Padang, Aceh, Pekanbaru, Palembang, Bandar Lampung, Surabaya, Kupang, Mataram, Pontianak, Makassar, dan Manokwari. Untuk prakiraan tinggi gelombang air laut di wilayah Indonesia, BMKG memprakirakan umumnya berada di kisaran 0.5 hingga 2.5 m, sementara gelombang tinggi hingga 4 m berpotensi terjadi di sekitar perairan Samudra Hindia Selatan Banten hingga Jawa Tengah.

    Pihaknya juga menghimbau agar masyarakat mewaspadai potensi banjir rob di pesisir Sumatera Barat, utara Tangerang, Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.

     

    Sumber : Antara

  • Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan

    Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan

    Tugu MTQ berlatarkan awan hitam di Kendari, Sulawesi Tenggara, Sabtu (5/7/2025). Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Sulawesi Tenggara mendeteksi sejumlah faktor penyebab peningkatan potensi pembentukan awan hujan yang akan menyebabkan hujan di 17 kabupaten/kota di daerah itu dalam kurun waktu 5 hingga 10 Juli 2025 mendatang. ANTARA FOTO/Andry Denisah/foc.

    Hari ini cuaca di beberapa kota besar umumnya diguyur hujan
    Dalam Negeri   
    Editor: Novelia Tri Ananda   
    Minggu, 06 Juli 2025 – 08:53 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprakirakan kondisi cuaca di kota-kota besar di Indonesia pada umumnya diguyur hujan pada Ahad.

    “Di pulau Jawa, hujan ringan berpotensi terjadi di seluruh kota besar seperti Jakarta, Bandung, Semarang, Yogyakarta, dan Surabaya,” kata Prakirawan BMKG Apdillah Akbar dalam siaran prakiraan cuaca di Jakarta.

    Di wilayah Sumatera, wilayah yang berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang yakni di Medan, Pekanbaru, dan Pangkal Pinang. Sementara Tanjung Pinang, Bengkulu, Palembang, dan Bandar Lampung berpotensi hujan lebat disertai petir. Adapun Banda Aceh, Padang, dan Jambi berpotensi diselimuti awan.

    “Untuk Kota Kupang, dan Mataram diprediksi berawan. Bali berpotensi diguyur hujan ringan” kata dia.

    Selanjutnya, kata dia, di Pulau Kalimantan, wilayah yang berpotensi diguyur hujan lebat disertai kilat yakni Banjarmasin. Adapun Pontianak berpotensi berawan dan Samarinda, Tanjung Selor, serta Palangkaraya diprakirakan hujan ringan. Berpindah ke wilayah Sulawesi, pada umumnya seluruh kota seperti Mamuju, Palu, Gorontalo, Kendari, Manado, dan Makassar berpotensi hujan ringan hingga sedang.

    Di wilayah Indonesia Timur hanya Jayapura yang berpotensi diselimuti awan tebal, sementara kota-kota lain seperti Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari, Nabire, dan Jayawijaya berpotensi diguyur hujan ringan hingga sedang.

    “Bagi yang ingin mengetahui cuaca secara khusus yang diperbaharui setiap tiga jam dapat memantau di aplikasi BMKG,” kata dia.*

    Sumber : Elshinta.Com

  • BMKG prakirakan cuaca berawan dan hujan di sejumlah kota pada akhir pekan

    BMKG prakirakan cuaca berawan dan hujan di sejumlah kota pada akhir pekan

    Ilustrasi – Sejumlah pengendara motor melintas saat hujan. ANTARA FOTO/Jessica Wuysang/nym/pri.

    BMKG prakirakan cuaca berawan dan hujan di sejumlah kota pada akhir pekan
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Sabtu, 05 Juli 2025 – 07:55 WIB

    Elshinta.com – Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKK) memprakirakan kondisi cuaca berawan tebal dengan beberapa kota mengalami hujan pada akhir pekan ini.

    Prakirawan BMKG Apdillah Akbar dalam prakiraan cuaca daring diikuti dari Jakarta, Sabtu, menjelaskan cuaca berawan diprakirakan terjadi di Banda Aceh, Padang, Jambi dan Pekanbaru serta terdapat potensi hujan ringan di Palembang, Pangkal Pinang, dan Bengkulu, hujan intensitas sedang di Medan, hujan disertai petir di Tanjung Pinang dan Bandar Lampung.

    “Di Pulau Jawa diprakirakan kondisi cuaca berawan tebal di Surabaya, hujan ringan di Jakarta, Bandung, Yogyakarta dan Semarang serta hujan sedang di Serang,” ujarnya.

    Apdillah mengatakan untuk wilayah Bali dan Nusa Tenggara, BMKG memprakirakan cuaca berawan di Kupang serta curah hujan ringan di Denpasar dan Mataram.

    Di Pulau Kalimantan, dia memperingatkan, potensi hujan di ibu kota lima provinsinya. Termasuk hujan ringan di Tanjung Selor, Palangkaraya dan Pontianak, serta hujan disertai petir di Banjarmasin dan Samarinda.

    Untuk kota-kota besar di Sulawesi, kondisi berawan tebal diprakirakan terjadi di Manado dan Makassar Disertai hujan ringan di Gorontalo, Palu dan Kendari serta hujan petir di Mamuju.

    Sementara itu, Apdillah mengatakan BMKG memprakirakan di Indonesia timur terdapat potensi hujan ringan di Ternate, Ambon, Sorong, Manokwari dan Jayawijaya. Serta terdapat potensi hujan intensitas sedang di Nabire, Jayapura dan Merauke.

    Sumber : Antara