kab/kota: Mampang Prapatan

  • 3
                    
                        Dua Kelompok Bentrok Bawa Senjata Laras Panjang di Kemang
                        Megapolitan

    3 Dua Kelompok Bentrok Bawa Senjata Laras Panjang di Kemang Megapolitan

    Dua Kelompok Bentrok Bawa Senjata Laras Panjang di Kemang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –

    Dua kelompok bentrok
    membawa
    senjata laras panjang
    di Kemang, Jakarta Selatan pada Rabu (30/4/2025).
    Dalam video viral di media sosial, dua kelompok saling lempar batu. Terlihat juga salah satu kelompok membawa senjata laras panjang. 
    Bentrokan tersebut diduga masalah lahan kosong.
    “Dua kelompok pemuda terlibat bentrok, di jalan sekitar Kemang, Jakarta Selatan, Rabu pagi. Belum diketahui penyebab bentrok, namun diduga bentrok terjadi karena selisih paham lahan kosong,” tulis dalam akun Instagram @wargajakata.id.
    Sementara itu, Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol Aba Wahid Key membenarkan peristiwa tersebut. Dia menyampaikan bahwa situasi saat ini sudah kondusif.
    “Keributan sudah selesai, situasi kondusif,” ucap Wahid saat dikonfirmasi, Rabu.
    Wahid menyampaikan bahwa meminta kedua kelompok untuk menahan diri. Kasus ini sedang dalam penyelidikan.
    “Kedua pihak sudah menahan diri, pihak Polsek Mampang dibantu Satreskrim Polres sedang melakukan penyelidikan,” tutur Wahid.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Sejumlah Pria Berlari Sambil Membawa Senjata Api Laras Panjang di Kemang Jakarta Selatan – Halaman all

    Viral Sejumlah Pria Berlari Sambil Membawa Senjata Api Laras Panjang di Kemang Jakarta Selatan – Halaman all

    Dua kelompok terlibat bentrok sambil membawa benda menyerupai senjata laras panjang, di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025)

    Tayang: Rabu, 30 April 2025 16:55 WIB

    Istimewa/Tangkap layar media sosial

    BENTROK DI KEMANG – Dua kelompok terlibat bentrok sambil membawa benda menyerupai senjata laras panjang. Peristiwa mencekam terjadi di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. 

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Dua kelompok terlibat bentrok sambil membawa benda menyerupai senjata api laras panjang.

    Peristiwa mencekam terjadi di Jalan Kemang Raya, Jakarta Selatan, Rabu (30/4/2025) sekitar pukul 08.30 WIB. 

    Kapolsek Mampang Prapatan, Kompol Aba Wahid Key mengatakan situasi di lokasi saat ini sudah kondusif. 

    Menurutnya, kedua pihak yang sempat terlibat bentrokan sudah sepakat untuk menahan diri.

    “Kedua pihak sudah menahan diri kami Polsek Mampang dibantu Satreskrim Polres sedang melakukan penyelidikan,” ujarnya.

    Situasi di TKP saat ini sudah terkendali hanya tersisa bebatuan yang berserakan sisa bentrokan.

    Namun demikian berapa aparat kepolisian masih berjaga. 

    Diduga, bentrokan itu terjadi karena masalah sengketa lahan. 

    Belum diketahui identitas dari dua kelompok yang bentrok.

    “Masalah lahan ini tapi gak ada korban,” ucap warga di lokasi.

    Adapun lahan yang jadi objek sengketa berada tepat di sisi jalan. 

    Pada bagian pagar yang jadi pintu masuk ke objek sengketa, terlihat adanya tulisan bahwa perkara lahan sedang ditangani oleh Dittipidum Bareskrim Polri.

    “);
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:’2′,img:’thumb2′}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }
    else{
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    $(“#test3”).val(“Done”);
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else if (getLast > 150) {
    if ($(“#ltldmr”).length == 0){
    $(“#latestul”).append(‘Tampilkan lainnya’);
    }
    }
    }
    });
    });

    function loadmore(){
    if ($(“#ltldmr”).length > 0) $(“#ltldmr”).remove();
    var getLast = parseInt($(“#latestul > li:last-child”).attr(“data-sort”));
    $(“#latestul”).append(“”);
    $(“.loading”).show();
    var newlast = getLast ;
    if($(“#test3”).val() == ‘Done’){
    newlast=0;
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest”, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast + 1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;
    if(val.c_url) cat = “”+val.c_title+””;
    else cat=””;
    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    else{
    $.getJSON(“https://api.tribunnews.com/ajax/latest_section/?callback=?”, {start: newlast,section:sectionid,img:’thumb2′,total:’40’}, function(data) {
    $.each(data.posts, function(key, val) {
    if(val.title){
    newlast = newlast+1;
    if(val.video) {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = ” “;
    }
    else
    {
    var vthumb = “”;
    var vtitle = “”;
    }
    if(val.thumb) {
    var img = “”+vthumb+””;
    var milatest = “mr140”;
    }
    else {
    var img = “”;
    var milatest = “”;
    }
    if(val.subtitle) subtitle = “”+val.subtitle+””;
    else subtitle=””;

    $(“#latestul”).append(“”+img+””);
    }else{
    return false;
    }
    });
    $(“.loading”).remove();
    });
    }
    }

    Berita Terkini

  • Teknologi QRIS Jadi Andalan, dari Jajan Cilok sampai Tambah Penghasilan

    Teknologi QRIS Jadi Andalan, dari Jajan Cilok sampai Tambah Penghasilan

    Jakarta

    Indonesia patut berbangga karena telah memiliki standar kode QR nasional yang disebut QRIS. Ada yang menyebutnya ‘kris’, ‘kyuris’, bahkan ‘kyu-ar-ai-es’. Namun, apapun itu, QRIS telah menjelma jadi bagian lifestyle masyarakat Indonesia. Baik itu dari sisi konsumen, produsen, maupun pedagang.

    Misalnya yang dirasakan oleh Enggar (32) dan Rininta Oktaviana (28). Dua karyawan swasta di Jakarta Selatan ini selalu mengandalkan QRIS dalam transaksi mereka sehari-hari. Bahkan untuk jajan pinggir jalan sekalipun.

    “Saya hampir selalu memakai QRIS sebagai alat bayar. Mulai dari jajan cilok di pinggir jalan sampai jajan di mal,” ujar Rininta kepada detikINET, Sabtu (26/4).

    Hari itu, beberapa kali dia beli jajan dan makanan dengan mengandalkan QRIS, salah satunya lewat aplikasi BRImo. Beli kopi gerobak Rp 8.000-an tinggal scan, transaksi langsung beres 1 detik.

    Menurut Rininta yang termasuk Gen Z, mula-mula dirinya sudah terbiasa menggunakan teknologi pembayaran digital. Dia mengaku sudah jarang membawa uang tunai. Menurutnya cara ini lebih aman dari risiko menerima uang palsu.

    “Sebagai Gen Z yang lebih suka bayar secara cashless, QRIS memudahkan dan lebih cepat sehingga efisien dari segi waktu,” lanjutnya.

    Tak cuma untuk memenuhi kebutuhan dan keinginan sendiri, mereka juga lebih mudah berdonasi dengan adanya QRIS. Jadi, menurut Enggar, walaupun sedang tidak punya uang tunai kecil di dompet, mereka tetap bisa membantu orang lain. Enggar mengaku beberapa kali memberikan donasi untuk seniman jalanan yang ditemui di public space.

    “Biasa selain buat belanja sehari-hari, juga buat persembahan di gereja, kadang bisa untuk donasi, apresiasi seniman jalanan juga pernah pakai QRIS,” jelas pengguna BRImo ini.

    Pengguna QRIS BRI (Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom)

    Belakangan, penggunaan QRIS tengah jadi perbincangan hangat setelah disorot Pemerintah Amerika Serikat (AS) dalam dokumen National Trade Estimate (NTE) Report on Foreign Trade Barriers 2025. Muncul kekhawatiran bahwa nantinya QRIS tidak bisa digunakan lagi karena ada permintaan dari pihak luar.

    “Kalau QRIS nggak ada itu sama saja dengan kemunduran ekonomi dan teknologi sih, karena harus kembali membawa uang tunai ke mana-mana,” ujar Rininta.

    Senada, Enggar juga menilai keberadaan QRIS sudah sulit dilepas dari aktivitas ekonomi warga Indonesia. Kalaupun memang ada penyesuaian, dia khawatir perputaran ekonomi khususnya di kalangan menengah berpotensi melambat.

    “Kayaknya kalau QRIS nggak ada, selain repot juga bakal lebih jarang ngeluarin duit,” sebutnya.

    Padahal, sebelum mencuat sorotan mengenai QRIS serta Gerbang Pembayaran Nasional (GPN) ini, sudah ada inovasi baru berupa QRIS Tap sejak 20 Maret 2025 lalu. Teknologi ini memungkinkan transaksi dilakukan dengan menempelkan ponsel dengan fitur NFC ke perangkat pembayaran. Metode ini menjadi alternatif bagi transaksi QRIS yang selama ini dilakukan dengan pemindaian melalui kamera ponsel.

    Enggar dan Rininta juga mengaku menanti-nantikan penggunaan QRIS Tap lebih masif. Untuk saat ini, mereka masih jarang menemukan merchant yang sudah menggunakan QRIS Tap.

    “Layanan QRIS Tap masih belum bisa digunakan di banyak merchant. Harapannya ke depan supaya lebih diperbanyak lagi merchantnya,” kata Enggar.

    Pengusaha rumah makan gunakan QRIS. Foto: Debora Danisa Sitanggang/detikcom

    Tak cuma konsumen, pedagang juga merasakan manfaat yang sama dari penggunaan QRIS. Putri, pemilik rumah makan Jawa Timuran di Mampang Prapatan, mengaku pendapatannya lebih meningkat setelah menggunakan QRIS. Sebab, rata-rata konsumennya dari kalangan karyawan perusahaan jarang membawa uang tunai. Kalaupun bawa, pecahannya besar.

    “Sekarang transaksi lebih banyak QRIS. Soalnya seringan pada pakai HP. Kalau dibandingkan kurang lebih 2 banding 3 antara yang pakai tunai dan QRIS,” jelas Putri kepada detikINET, Rabu (30/4/2025).

    Putri mengaku tak masalah meskipun butuh waktu untuk pencairan QRIS. Menurutnya, justru QRIS lebih menguntungkan bagi usahanya karena pendapatan bisa meningkat. Putri sendiri sudah menggunakan QRIS BRI selama 2 tahun.

    “Tetap harus ada QRIS, karena itu mempermudah transaksi. Ada peningkatan penghasilan sampai 70%,” paparnya.

    Ekonom Senior INDEF Tauhid Ahmad menyebut tingkat awareness masyarakat akan QRIS sudah mulai naik. Walaupun mengacu pada data BI, baru sekitar 20-30 juta orang yang aktif menggunakan QRIS. Pengguna didominasi kalangan menengah dan masyarakat perkotaan. Sementara di pedesaan atau kelas menengah ke bawah, menurutnya QRIS belum terlalu banyak digunakan mengingat sumber keuangan masyarakat masih terbatas.

    “Ketika penetrasi digital itu sudah tinggi ya, sudah di atas 60% penduduk sudah mulai paham penggunaan layanan digital kita, artinya mereka sudah aware. Kalau UMKM yang sudah memenuhi sekitar 30%, bahkan di atas itu,” katanya dihubungi detikINET.

    Terkait sorotan AS terhadap penggunaan QRIS yang berpengaruh pada layanan Visa dan MasterCard, Tauhid berpendapat hal itu wajar terjadi. Sebab, kebanyakan transaksi orang Indonesia hanya di dalam negeri, sehingga tidak membutuhkan layanan Visa dan MasterCard yang terkoneksi secara global. Hanya kalangan tertentu saja yang menggunakan layanan tersebut.

    “Biaya QRIS kita lebih murah antara 0,7-1,5%, kalau mereka 2-3% per transaksi. Kalau kita lihat orang luar yang ada di Indonesia, mereka juga bisa pakai QRIS. Itu yang tidak terdeteksi oleh layanan global tadi. Pasarnya sudah diambil oleh kita,” lanjutnya.

    Transaksi QRIS BRI, Tembus Rp 2,8 T Tahun 2024

    BRI pun tidak ketinggalan untuk terus mengembangkan teknologi pembayaran yang semakin memudahkan nasabah. Dept Head Funding & Transaction Ecosystem Sales 2 BRI Fransisca menyampaikan QRIS BRI dapat memudahkan pengelolaan transaksi, meningkatkan efisiensi operasional, meminimalisir kerugian karena uang palsu, hingga menjaga likuiditas bisnis.

    “Bagi merchant yang sudah aktif bertransaksi menggunakan QRIS BRI juga memiliki peluang lebih besar untuk mendapatkan support dari BRI dalam hal pengembangan usaha,” jelasnya dalam keterangan tertulis kepada detikINET, Selasa (29/4).

    Selama tahun 2024, volume transaksi QRIS BRI, khususnya di Regional Jakarta 2, mencapai Rp 2.872.942.000.000 atau Rp 2,8 T. Untuk memperluas penggunaan QRIS di aplikasi BRImo, BRI aktif melakukan edukasi dan sosialisasi melalui komunitas untuk para pemilik usaha. Sedangkan untuk nasabah, BRI membuat berbagai program promo seperti cashback dalam transaksi di merchant-merchant menggunakan QRIS BRImo.

    Saat ini, lanjutnya, sudah dilakukan pengembangan untuk transaksi menggunakan QRIS Tap (Tanpa Pindai) berbasis NFC (Near Field Communication) untuk handphone nasabah yang sudah terinstal BRImo, yakni transaksi pembayaran QRIS dapat dilakukan dengan menempelkan HP-nya ke EDC yang sudah support memiliki fitur QRIS TAP.

    (fyk/fay)

  • Jaksel arahkan sisa MBG diolah di Laskaru Jagakarsa

    Jaksel arahkan sisa MBG diolah di Laskaru Jagakarsa

    Arsip foto – Para siswa menyantap Makan Bergizi Gratis (MBG) di SDN Cipulir 01 Pagi, Jakarta Selatan, Rabu (12/2/2025). (ANTARA/Luthfia Miranda Putri)

    Jaksel arahkan sisa MBG diolah di Laskaru Jagakarsa
    Dalam Negeri   
    Editor: Calista Aziza   
    Kamis, 24 April 2025 – 11:07 WIB

    Elshinta.com – Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan mengarahkan sisa Makan Bergizi Gratis (MBG) untuk diolah di Kelompok Tani Hutan Laskar Krukut Luhur (KTH Laskaru) di Jagakarsa.

    “Sekolah yang sudah ada lokasi-lokasi dapurnya, kita kerja sama juga untuk sisa makanannya pun bisa diolah dan dibawa ke lokasi tersebut,” kata Kepala Suku Dinas Lingkungan Hidup (Sudin LH) Jakarta Selatan, Mohamad Amin saat ditemui di Jakarta, Kamis.

    Amin mengatakan nantinya sisa makanan seperti buah dan sayur tersebut bisa diolah lalu digunakan untuk budidaya maggot.

    Pihaknya melalui satuan pelaksana (satpel) terbuka menerima jika ada sampah organik seperti sisa MBG dari sejumlah sekolah untuk bisa diolah.

    “Di Laskaru ini rencananya nanti pengelolaan besar dimana bisa menerima 2 ton sampah sehari,” ujarnya.

    Sudin LH Jakarta Selatan (Jaksel) memasifkan budidaya maggot bersama KTH Laskaru, Jagakarsa, untuk mengolah sampah rumah tangga di wilayah itu.

    Dalam sosialisasinya, maggot lebih menyukai sisa olahan dapur (SOD) yang organik seperti sayur dan buah-buahan.

    Laskaru menerima sampah organik dari delapan kecamatan, yakni Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Setiabudi.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI juga telah membentuk 71 lokasi budidaya maggot yang tersebar ke sejumlah wilayah.

    Lokasi-lokasi itu nantinya berfungsi sebagai pusat pembibitan “larva black soldier fly” (BSF) dan memasok bibit maggot ke unit-unit plasma di tingkat Rukun Warga (RW).

    Sumber : Antara

  • Sudin LH Jaksel perbarui TPS di Pancoran agar maksimal kelola sampah

    Sudin LH Jaksel perbarui TPS di Pancoran agar maksimal kelola sampah

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) memperbaharui tempat penampungan sampah sementara (TPS) di Pancoran untuk memaksimalkan pengelolaan sampah di daerah itu.

    “Ada pembaharuan TPS yang ada di Pancoran dekat tepi rel, kita sedang memperbaiki itu supaya lebih bagus,” kata Kepala Sudin LH Jakarta Selatan, Mohamad Amin saat ditemui di Jakarta, Selasa.

    Amin mengatakan nantinya pembaharuan tersebut dengan memasang pagar agar lebih tertata dan estetika.

    “Nanti di depan itu kita buat lebih tertutup,” ujarnya.

    Kemudian, dia juga menyatakan pada 2024, Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan membangun empat fasilitas pengolahan sampah berkonsep kurangi, pakai kembali dan daur ulang (educe, reuse and recycle/3R).

    Di antaranya yakni Pejaten Barat (Pasar Minggu), Pesanggrahan, Jagakarsa dan Mampang Prapatan.

    Kehadiran TPS 3R di Pejaten Barat diharapkan dapat mengurangi sampah yang dibuang ke TPST Bantargebang.

    Berdasarkan data dari Dinas Lingkungan Hidup DKI, di Jakarta Selatan tercatat memiliki 193 TPS.

    Pemerintah Provinsi DKI Jakarta juga meresmikan empat Tempat Pengolahan Sampah Reduce-Reuse-Recycle (TPS3R) di Semper, Rawa Terate, Bambu Larangan dan Sunter.

    Kemudian, pencanangan pembentukan 870 bank sampah baru dan reaktivasi 852 bank sampah tidak aktif.

    Dengan penambahan empat TPS 3R itu, maka DKI memiliki total 17 fasilitas pengolahan sampah (TPS) berkonsep kurangi, pakai kembali dan daur ulang.

    Jakarta tercatat menghasilkan sampah sebanyak 8.000 ton per hari.

    Sebanyak 1.878 dari 2.748 Rukun Warga (RW) di Jakarta sudah memiliki bank sampah untuk mengelola sampah sehingga mengurangi volume yang dibuang ke tempat pembuangan akhir (TPA).

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Sudin LH Jaksel masifkan budi daya manggot bersama Laskaru Jagakarsa

    Sudin LH Jaksel masifkan budi daya manggot bersama Laskaru Jagakarsa

    Jakarta (ANTARA) – Suku Dinas Lingkungan Hidup Jakarta Selatan (Sudin LH Jaksel) memasifkan budi daya manggot bersama Kelompok Tani Hutan Laskar Krukut Luhur (KTH Laskaru), Jagakarsa untuk mengolah sampah rumah tangga di daerah itu.

    “Sekarang kita sedang membangun manggot dengan skala yang lebih besar. Seperti misalnya di Laskaru Jagakarsa,” kata Kepala Sudin LH Jakarta Selatan, Mohamad Amin saat ditemui di Jakarta, Selasa.

    Amin mengatakan pihaknya tengah menggencarkan sosialisasi budi daya manggot kepada masyarakat setiap kecamatan.

    Dalam sosialisasinya, dia mengatakan manggot lebih menyukai sisa olahan dapur (SOD) yang organik seperti sayur dan buah-buahan.

    “Di Laskaru ada delapan kecamatan yang kita arahkan untuk pengolahan sampah organik dari sisa-sisa manggot,” ujarnya.

    Delapan kecamatan itu yakni Kebayoran Baru, Mampang Prapatan, Cilandak, Jagakarsa, Pancoran, Pasar Minggu, Pesanggrahan dan Setiabudi.

    Kemudian, pengolahan sampah organik lainnya juga berada di Jalan Manggis, Jagakarsa yang diarahkan untuk menerima dari Kecamatan Tebet dan Kebayoran Lama.

    Budidaya manggot ini diharapkan berdampak dalam mendukung pelestarian lingkungan dan pertanian berkelanjutan.

    Diharapkan pula, bisa membantu pengelolaan sampah secara efektif dan mendukung keseimbangan ekosistem.

    Dinas Lingkungan Hidup (DLH) DKI telah membentuk 71 lokasi budidaya manggot yang tersebar ke sejumlah wilayah.

    Lokasi-lokasi itu nantinya berfungsi sebagai pusat pembibitan larva black soldier fly (BSF) dan memasok bibit manggot ke unit-unit plasma di tingkat Rukun Warga (RW).

    Dengan jumlah sampah organik di Jakarta yang mencapai lebih dari 1,5 juta ton per tahun diharapkan budidaya manggot terus berkembang dan berpotensi meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah mengeluarkan Peraturan Gubernur Nomor 77 Tahun 2020 tentang Pengelolaan Sampah Lingkup Rukun Warga, yang mendorong penggunaan manggot dalam pengelolaan sampah organik.

    Selain itu, berbagai pelatihan dan webinar telah diselenggarakan untuk meningkatkan kapasitas masyarakat dalam budidaya manggot, termasuk kerja sama dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) dan Dinas Ketahanan Pangan, Kelautan, dan Pertanian (KPKP) Provinsi DKI Jakarta.

    Secara keseluruhan, budidaya manggot di Jakarta menunjukkan potensi besar dalam mengatasi permasalahan sampah organik dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat melalui pendekatan ekonomi sirkular.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

  • Satpol PP Jaksel dukung pengamanan Jumat Agung di Mampang Prapatan

    Satpol PP Jaksel dukung pengamanan Jumat Agung di Mampang Prapatan

    bertujuan untuk mengantisipasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum, maupun gangguan lainnya

    Jakarta (ANTARA) – Personel Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Jakarta Selatan memberikan dukungan kepada TNI/Polri untuk pengamanan ibadah Jumat Agung di Gereja Bethel Indonesia, Jalan Kapten Tendean, Kecamatan Mampang Prapatan.

    “Kegiatan gabungan bersama TNI, Polri, Aparatur Sipil Negara (ASN) Kelurahan Mampang Prapatan dan pengurus keamanan lingkungan setempat ini bertujuan untuk mengantisipasi gangguan ketentraman dan ketertiban umum, maupun gangguan lainnya,” kata Kepala Satpol PP ‎Kelurahan Mampang Prapatan, Setowardoyo di Jakarta, Jumat.

    Setowardoyo mengatakan jajarannya bersiaga sejak Kamis (17/4) malam kemarin hingga nantinya Hari Raya Paskah bagi umat Kristiani pada Minggu (20/4).

    Dia menjelaskan, untuk pagi ini, Jumat Agung dengan tema pujian dan penyembahan (Praise and Worship) yang dipimpin Pendeta Rhea Arella dan diikuti 150 orang berjalan dengan lancar.

    Ia berharap, dengan pengamanan dan monitoring yang dilakukan puluhan personel secara bergantian atau menggunakan sistem sif ini dapat memberikan rasa aman dan nyaman bagi umat yang merayakan, sehingga ibadah yang dilaksanakan berlangsung dengan khusyuk.

    “Mudah-mudahan sampai nanti hari rayanya situasi tetap kondusif, tidak ada gangguan yang berarti. Kami juga mengantisipasi secara dini jika ada potensi kemacetan ruas jalan di sekitar gereja,” ucapnya.

    Sementara itu, salah seorang jemaat Gereja Bethel Indonesia, Tomy Andrianus (31) mengapresiasi puluhan petugas yang sudah menjaga dan membantu kelancaran ibadah Jumat Agung pada hari ini.

    “Terima kasih sudah membantu memberikan rasa aman bagi jemaat yang datang. Semoga semua diberikan keberkahan,” ucap Tomy.

    Pewarta: Luthfia Miranda Putri
    Editor: Ganet Dirgantara
    Copyright © ANTARA 2025

  • Tanggapi Klaim Sekar Arum, Ini Sikap Masjid Istiqlal Jika Benar Ada Uang Palsu di Kotak Amal

    Tanggapi Klaim Sekar Arum, Ini Sikap Masjid Istiqlal Jika Benar Ada Uang Palsu di Kotak Amal

    Laporan Wartawan TribunJakarta.com Elga Hikari Putra

    TRIBUNJAKARTA.COM, SAWAH BESAR – Masjid Istiqlal Jakarta buka suara menanggapi klaim dari mantan artis kolosal Sekar Arum Widara yang mengaku beramal Rp 10 juta menggunakan uang palsu di masjid tersebut.

    Kabid Sosial dan Pemberdayaan Umat Masjid Istiqlal, Abu Hurairah Abdul Salam mengatakan, sejauh ini pihaknya belum menemukan adanya uang palsu saat mengecek kotak amal masjid.

    “Sampai hari ini kami belum menemukan uang palsu di tromol (kotak amal) Istiqlal,” kata Abu saat dihubungi, Jumat (18/4/2025).

    Abu menjelaskan, uang dari kotak amal masjid selalu dihitung tiap satu pekan dan langsung disetorkan ke bank.

    “Pihak bank yang menerima tidak pernah komplain keaslian uang tromol dari Masjid Istiqlal,” ujarnya.

    Abu menegaskan bahwa jika memang ternyata ada uang palsu yang digunakan untuk beramal di Masjid Istiqlal maka hal itu merupakan pelanggaran hukum,

    “Apabila benar dalam perkembangan ditemukan adanya uang palsu yang dimasukkan ke dalam kotak amal masjid, tentu hal ini sangat kami sesalkan. Tindakan tersebut merupakan pelanggaran hukum,” kata Abu.

    “Kami akan berkoordinasi dengan pihak berwenang untuk menelusuri dan menindaklanjuti sesuai ketentuan hukum yang berlaku,” lanjutnya.

    Di sisi lain, ujar Abu, Masjid Istiqlal juga akan meningkatkan pengawasan dan edukasi kepada jamaah agar berinfaq dengan benar dan bertanggung jawab.

    Diberitakan sebelumnya, mantan artis drama kolosal Sekar Arum Widara tak hanya mengedarkan uang palsu di Lippo Mall Kemang, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.

    Kepada polisi, Sekar Arum mengaku pernah beramal di Masjid Istiqlal, Jakarta Pusat, menggunakan uang palsu.

    “Jadi keterangan yang kita dapat setelah kita dalami, bahwa SAW sudah mengakui itu uang yang diduga palsu diberikan ke salah satu rumah ibadah,” kata Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi, Rabu (16/4/2025).

    Nurma mengungkapkan, nominal yang diberikan Sekar Arum untuk beramal di Masjid Istiqlal yakni sebanyak Rp 10 juta.

    “Yang disebut SAW kurang lebih Rp 10 juta,” ungkap Kasi Humas.

    Ia menyebut penyidik akan memanggil pengurus Masjid Istiqlal untuk mengonfirmasi hal tersebut.

    “Iya jelas nanti kita akan meminta keterangan, apakah betul ada yang didapati,” ujar Nurma.

    (TribunJakarta)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel https://whatsapp.com/channel/0029VaS7FULG8l5BWvKXDa0f.

    Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Pemasok Uang Palsu Sekar Arum Ternyata Sindikat Pabrik Pencetak di Bogor 
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        17 April 2025

    Pemasok Uang Palsu Sekar Arum Ternyata Sindikat Pabrik Pencetak di Bogor Megapolitan 17 April 2025

    Pemasok Uang Palsu Sekar Arum Ternyata Sindikat Pabrik Pencetak di Bogor
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Mantan artis kolosal,
    Sekar Arum Widara
    (40), mendapatkan
    uang palsu
    dari seseorang bernama Bayu Setyo (40).
    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan Kompol Nurma Dewi mengungkapkan, Bayu saat ini sudah ditangkap oleh Polsek Tanah Abang.
    “SAW (Sekar Arum Widara) mengaku bahwa B (Bayu Setyo) yang memberikan (uang palsu). Kemudian kami mengejar inisial B, dan B sudah diamankan oleh Polsek Tanah Abang,” kata Nurma di Polres Metro Jakarta Selatan, Kamis (17/4/2025).
    Bayu diketahui merupakan anggota sindikat pabrik uang palsu di Bogor, Jawa Barat. Dia sempat bekerja sebagai karyawan Garuda Indonesia, namun sudah tidak aktif sejak 2022.
    Sebelum ditangkap, Bayu diketahui tengah menjalani program Cuti di Luar Tanggungan Perusahaan (CDTP). Dia belum kembali beraktivitas atau menjalankan tugas di lingkungan bandara sebelum akhirnya ditangkap.
    Meski begitu, Nurma belum bisa menyampaikan apakah Sekar termasuk dalam sindikat tersebut atau tidak.
    “Yang jelas, kami dalami dan dikembangkan. Keterangan-keterangan itulah yang kami harus kami kembangkan,” ujar Nurma.
    Adapun selain Bayu, sindikat pemalsu uang yang turut ditangkap Polsek Tanah Abang adalah Muh Sujari (45), Budi Irawan (50), Elyas (42), Babay Bahrum Ulum (42), Amir Yadi (70), Lasmino Broto (50), dan Dian Slamet (41).
    Kapolsek Tanah Abang Kompol Haris Akhmat Basuki menjelaskan, delapan tersangka sindikat pabrik uang palsu di Bogor ini memiliki peran masing-masing.
    Muh Sujari berperan mengambil uang palsu dalam tas yang diletakkan di gerbong KRL Stasiun Tanah Abang.
    Kemudian, tersangka Budi Irawan, Elyas, Bayu Setyo, dan Babay Bahrum Ulum berperan sebagai penjual uang palsu.
    “BS dan BBU adalah rekan yang sejak lama selalu bersama sama dalam peredaran ini dan sudah sering bersama dalam kesempatan cukup masif karena mereka teman akrab,” tutur Haris dalam konferensi pers di Polsek Tanah Abang, Kamis (10/4/2025).
    Sementara itu, Amir Yadi berperan sebagai perantara tim produksi dengan penjual uang palsu.
    Pelaku lainnya, Dian Slamet, berperan sebagai pencetak uang palsu. Aksi Dian Slamet dibantu oleh Lasmino Broto yang berperan sebagai penyedia tempat produksi atau pabrik uang palsu di Bogor.
    Diberitakan sebelumnya, mantan artis kolosal Sekar Arum Widara (40), ditangkap Polres Metro Jakarta Selatan karena kedapatan membelanjakan uang palsu, Rabu (2/4/2025) pukul 21.00 WIB.
    Sekar yang diketahui pernah berkecimpung di dunia seni peran ini diringkus petugas usai aksinya ketahuan oleh kasir toko di pusat perbelanjaan kawasan Bangka, Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
    Dari penangkapan tersebut, polisi menyita barang bukti berupa 2.235 lembar uang palsu pecahan Rp 100.000 dengan total nilai Rp 223,5 juta serta dua unit ponsel, masing-masing iPhone Pro Max dan Xiaomi Redmi.
    Kini, Sekar Arum Widara telah mendekam di penjara. Ia dijerat dengan Pasal 26 ayat (2) dan (3) jo. Pasal 36 ayat (2) dan (3) Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, dan/atau Pasal 244 KUHP, dan/atau Pasal 245 KUHP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Viral Aksi Wanita Transfer Fiktif saat Belanja di PIM, Ujungnya Minta Maaf – Halaman all

    Viral Aksi Wanita Transfer Fiktif saat Belanja di PIM, Ujungnya Minta Maaf – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Seorang wanita berinisial TSA (31) diduga melakukan penipuan dengan modus bukti transfer palsu di sebuah toko pakaian di Pondok Indah Mall (PIM) 2, Kebayoran Lama, Jakarta Selatan.

    Aksinya tersebut terekam kamera pengawas (CCTV) dan videonya viral di media sosial.

    Dalam rekaman CCTV, pelaku tampak mengenakan kemeja lengan panjang berwarna merah muda dan berhijab putih.

    Dia tampak sibuk mengutak-atik handphone miliknya, yang saat itu diduga sedang bertransaksi melalui layanan m-banking.

    Setelah beberapa saat, pelaku pun menunjukkan bukti pembayaran senilai  Rp2.186.400 kepada penjaga toko. Namun, rupanya bukti transfer tersebut palsu.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan, Kompol Nurma Dewi, mengatakan jika peristiwa itu terjadi di toko pakaian Jenahara yang berlokasi di lantai tiga PIM 2, Jumat (11/4/2025)

    “TKP di outlet pakaian Jenahara di PIM 2 lantai tiga,” ujar Nurma, kepada wartawan, Kamis (17/4/2025).

    Penipuan itu terungkap setelah pihak toko menemukan selisih antara total penjualan barang dan jumlah pemasukan dana.

    Setelah melakukan pengecekan ulang melalui rekaman CCTV, karyawan toko mencurigai tindakan pelaku TSA ketika bertransaksi.

    “Kasir kemudian mengecek CCTV outlet tersebut dan mendapati adanya dugaan tindak pidana penipuan,” kata Nurma.

    Korban dan Pelaku Berdamai Disertai Minta Maaf 

    Setelah korban melapor ke polisi, pelaku TSA akhirnya ditangkap empat hari setelah kejadian.

    TSA ditangkap polisi di sebuah hotel kawasan Ragunan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan, Selasa (15/4/2025).

    Setelah dilakukan mediasi Polres Metro Jakarta Selatan, akhirnya pihak toko dan pelaku damai. 

    Pelaku pun sudah menyampaikan permintaan maaf, atas perbuatan yang dilakukannya itu.

    “Saya selaku penipu di toko Jenahara PIM 2, mengucapkan permohonan maaf sebesar-besarnya kepada toko Jenahara dan terima kasih sebanyak-banyaknya kepada manajemen, terima kasih banyak atas kebesaran hatinya,” ujar pelaku dalam video permintaan maafnya.

    “Juga kepada kasir yang saya rugikan, yang sudah memberikan keringanan untuk saya melakukan ganti rugi penipuan tersebut,” sambungnya.

    Pelaku pun berterima kasih kepada Polres Metro Jakarta Selatan yang menggelar mediasi, sehingga tidak sampai pada proses hukum.

    Nurma pun mengatakan jika kasus ini tergolong delik aduan. Praktis, tanpa laporan resmi, polisi tidak bisa menindaklanjuti perkara.

    “Yang jelas, kami sudah tindaklanjuti dengan mengamankan kemudian sudah memanggil pemilik. Namun demikian dari pemilik tidak menuntut,” kata Nurma.

    “Kasus ini delik aduan. Artinya, hanya bisa ditindaklanjuti jika ada laporan dari pihak yang dirugikan. Karena sudah ada kesepakatan damai, kasus dianggap selesai,” jelasnya.

    Kasi Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewi saat berikan keterangan soal aksi nekat bocah 9 tahun bawa mobil hingga berujung kecelakaan di Mampang Prapatan, Jakarta Selatan, Senin (5/8/2024) (Tribunnews.com/ Fahmi Ramadhan)

    Kendati begitu, Nurma menegaskan pelaku tetap bisa dikenakan sanksi pidana apabila melakukan kejahatan yang sama.

    “Kalau terjadi lagi, pasti akan kami proses secara pidana,” tegas Nurma.

    Di sisi lain, pakaian yang sempat dibeli oleh pelaku pun dikabarkan sudah lunas dibayar.

    “Saya dari toko Jenahara Pondok Indah, menyatakan untuk perkara ini kami selesaikan secara kekeluargaan, dan untuk pelunasan dari pembelian yang kemarin dilakukan, sudah dilakukan dan sudah ditransfer ke rekening toko Jenahara,” kata manajemen toko.