kab/kota: Malang

  • 580 Perusuh Aksi Massa Diamankan Polda Jatim, 479 Dipulangkan

    580 Perusuh Aksi Massa Diamankan Polda Jatim, 479 Dipulangkan

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengamankan 580 orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkis dan perusuh yang melakukan pembakaran di dua lokasi, yaitu Kantor Perwakilan Pemerintah (KPKP) Gedung Grahadi dan beberapa pos polisi.

    “Dari 580 orang yang diamankan, 89 orang diproses hukum, 12 orang masih dalam proses pemeriksaan, dan 479 orang telah dipulangkan ke keluarganya atau melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Senin (1/9/2025) malam.

    Secara rinci, Polda Jatim mengamankan 66 orang, di mana 9 orang diproses hukum dan 57 orang dipulangkan. Mereka adalah pelaku unjuk rasa.

    “Polres Kediri Kota mengamankan 20 orang, dengan rincian 7 orang diproses hukum dan 13 orang dipulangkan,” paparnya.

    Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan bahwa Polda Jatim telah melaksanakan patroli gabungan skala besar yang dimulai sejak Minggu (31/8/2025) malam dan akan terus dilakukan setiap hari hingga batas waktu yang belum ditentukan.

    Patroli ini melibatkan 240 personel gabungan yang menyisir beberapa desa/kelurahan di seluruh Jawa Timur. Apel gabungan dilaksanakan sebagai persiapan sebelum patroli dimulai pada pukul 20.00 WIB.

    “Patroli skala besar ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya gangguan kamtibmas,” ujar Kombes Pol Jules Abraham Abast.

    Selain itu, Polda Jatim juga memberikan perhatian serius terhadap penanganan aksi anarkisme yang terjadi di enam kota/kabupaten di Jawa Timur, yaitu Surabaya, Malang (Kota dan Kabupaten), Kediri (Kota dan Kabupaten), dan Sidoarjo.

    Polda Jatim sendiri, berkomitmen untuk terus menjaga kamtibmas di seluruh wilayah Jawa Timur dan menindak tegas segala bentuk aksi anarkisme yang dapat meresahkan masyarakat. [uci/but]

     

  • Terlibat Aksi Anarkis, 580 Orang Diamankan Polda Jatim

    Terlibat Aksi Anarkis, 580 Orang Diamankan Polda Jatim

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepolisian Daerah Jawa Timur (Polda Jatim) mengamankan 580 orang yang diduga terlibat dalam aksi anarkis dan perusuh yang melakukan pembakaran di dua lokasi, yaitu Kantor Perwakilan Pemerintah (KPKP) Gedung Grahadi dan beberapa pos polisi.

    “Dari 580 orang yang diamankan, 89 orang diproses hukum, 12 orang masih dalam proses pemeriksaan, dan 479 orang telah dipulangkan ke keluarganya atau melalui Lembaga Bantuan Hukum (LBH) Surabaya,” ujar Kabid Humas Polda Jatim, Kombes Pol Jules Abraham Abast, Senin (1/9/2025) malam.

    Secara rinci, Polda Jatim mengamankan 66 orang, di mana 9 orang diproses hukum dan 57 orang dipulangkan. Mereka adalah pelaku unjuk rasa.

    “Polres Kediri Kota mengamankan 20 orang, dengan rincian 7 orang diproses hukum dan 13 orang dipulangkan,” paparnya.

    Kombes Pol Jules Abraham Abast menjelaskan bahwa Polda Jatim telah melaksanakan patroli gabungan skala besar yang dimulai sejak Minggu (31/8/2025) malam dan akan terus dilakukan setiap hari hingga batas waktu yang belum ditentukan.

    Patroli ini melibatkan 240 personel gabungan yang menyisir beberapa desa/kelurahan di seluruh Jawa Timur. Apel gabungan dilaksanakan sebagai persiapan sebelum patroli dimulai pada pukul 20.00 WIB.

    “Patroli skala besar ini bertujuan untuk memberikan rasa aman kepada masyarakat dan mencegah terjadinya gangguan kamtibmas,” ujar Kombes Pol Jules Abraham Abast.

    Selain itu, Polda Jatim juga memberikan perhatian serius terhadap penanganan aksi anarkisme yang terjadi di enam kota/kabupaten di Jawa Timur, yaitu Surabaya, Malang (Kota dan Kabupaten), Kediri (Kota dan Kabupaten), dan Sidoarjo.

    Polda Jatim sendiri, berkomitmen untuk terus menjaga kamtibmas di seluruh wilayah Jawa Timur dan menindak tegas segala bentuk aksi anarkisme yang dapat meresahkan masyarakat. [uci/ian]

  • Bupati Fawait: Perda Pekerja Migran Jember Tunggu Cantolan UU

    Bupati Fawait: Perda Pekerja Migran Jember Tunggu Cantolan UU

    Jember (beritajatim.com) – Bupati Muhammad Fawait menegaskan komitmennya untuk menerbitkan peraturan daerah Kabupaten Jember, Jawa Timur, mengenai perlindungan pekerja migran. Saat ini Pemerintah Kabupaten Jember sudah mempermudah layanan bagi calon pekerja migran.

    “Insyaallah perda ini menunggu cantolan undang-undang yang hari ini sedang direvisi. Tidak mungkin kita bikin perda terus cantolan di atasnya belum ada,” kata Bupati Fawait, usai acara pembukaan desk Badan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) di kantor Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu Jember, Senin (1/9/2025).

    Fawait mengatakan, perda untuk pekerja migran di Jember harus diwujudkan. Namun sembari menanti itu, Pemkab Jember membuka fasilitas desk BP2MI yang mempermudah layanan terhadap calon pekerja migran.

    Pembukaan layanan ini menindaklanjuti komitmen Pemkab Jember dengan Kementerian Pelindungan Pekerja Migran Indonesia. “Pengurusan administrasi bagi para calon PMI tidak perlu jauh-jauh lagi ke Surabaya, Malang, Banyuwangi. Cukup bisa di Jember,” kata Fawait.

    Saat ini kantor Pos Pelayanan Pelindungan Pekerja Migran Indonesia (P4MI) di Jember masih belum selesai dibangun. Administrasi ketenagakerjaan untuk sementara waktu diurus dan dilayani tuntas di kantor Dinas PMPTSP Jember.

    “Ini bagian dari komitmen Pemerintah Kabupaten Jember dan komitmen Presiden Prabowo, bahwa kita harus mempermudah para calon pekerja migran Indonesia untuk mengurus prosedur, sehingga nanti mereka yang berangkat ke luar negeri terdata dengan baik dan berangkatnya secara prosedural,” kata Fawait.

    Menurut Fawait, masih banyak warga Jember yang memilih menjadi pekerja migran lewat jalur non prosedural. “Ini karena tidak tahu alurnya dari awal sampai akhir. Bahkan ngurusnya memang terlalu jauh selama ini: ke Surabaya, ke Malang, dan ke Banyuwangi,” katanya.

    Pemkab Jember sudah merancang program sosialisasi ke sekolah dan pesantren serta masyarakat luas soal prosedur menjadi pekerja migran. “Kalau ada orang mau jadi PMI, ini loh prosedurnya, supaya kita bisa menghindari hal-hal yang tidak diinginkan,” kata Fawait.

    Selain itu, lanjut Fawait, Pemkab Jember akan memberikan pelatihan-pelatihan untuk calon dan purna pekerja migran Indonesia. “Harapannya, calon pekerja migran bekerja ke luar negeri tidak cuma bekerja di ‘sektor informal’ saja, tapi bisa ke sektor-sektor yang high skill. Harapan kami, kalau itu terjadi mereka bisa mendapatkan gaji yang jauh lebih besar,” katanya.

    Bupati Fawait juga ingin jangkauan negara tujuan pekerja migran asal Jember bisa lebih luas. “Kita berharap bisa ke negara-negara yang lebih terjamin soal masalah besaran gajinya. Negara-negara maju seperti Jepang, Korea, bahkan kalau belum, mungkin bisa ke Eropa,” katanya.

    Namun, lanjut Fawait, kemampuan berbahasa harus dimiliki. “Mudah-mudahan ke depan program kita ini, pekerja migran yang berangkat dari Jember bisa mendapatkan kemampuan berbahasa yang lebih baik, sehingga mereka bisa bekerja di sektor yang lebih baik di luar, dan bisa mendapatkan kesejahteraan yang lebih baik,” katanya. [wir/ian]

  • Pemuda Ketahuan Bawa Bom Molotov di Depan Gedung DPRD Kota Malang

    Pemuda Ketahuan Bawa Bom Molotov di Depan Gedung DPRD Kota Malang

    Malang (beritajatim.com) – Seorang pemuda asal Karangploso, Kabupaten Malang, ditangkap warga yang berjaga di depan Gedung DPRD Kota Malang, pada Senin, 1 September 2025 malam. Dia ditangkap karena membawa benda yang diduga bom molotov.

    “Barusan di depan kantor DPRD ada satu anak yang terduga membawa bom molotov. Tadi kronologinya ditemukan oleh masyarakat dan teman-teman yang berjaga kemudian ada tiga orang, yang dua lari,” ujar Anggota DPRD Kota Malang, Harvard Kurniawan.

    Pemuda yang diketahui berusia 21 tahun itu awalnya berhenti di depan SMAN 4 Kota Malang. Dia ketahuan membawa benda diduga bom molotov yang terjatuh dari motor. Benda itu kabarnya sempat terbakar. Ditemukan sumbu dan bekas api pada bagian atas botol.

    Ini benda yang diduga molotov, ada isi BBM pertalite.

    “Tadi hampir sempat kena amukan massa karena pada dasarnya masyarakat di sini menjaga Kota Malang tapi tadi sudah diamankan yang bersangkutan dan ada bukti botol yang berisi bensin pertalite dan ketika ditanya yang bersangkutan tidak bisa menjawab,” ujar Harvard.

    Peristiwa ini terjadi sekitar pukul 19.30 WIB. Warga yang berjaga di depan Kantor DPRD Kota Malang langsung mengamankan pemuda itu. Bom molotov itu sempat meledup saat terjatuh. Diduga benda menyerupai bom molotov itu akan dilemparkan ke objek vital.

    “Yang bersangkutan ini di pojokan di depan SMAN 4 bertiga. Kemudian botol tersebut jatuh, bingung yang dua kabur. Sepertinya belum sempat dibakar tapi yang jelas sudah meletup duluan karena isinya otomatis ada BBMnya kan. Pasti kalau keguncang dikit dia gasnya kan keluar. Ada sumbunya, belum sempat kebakar, tapi ujung botol ada bekas luka meleleh seperti kebakar,” ujar Harvard.

    Untuk menghindari amukan massa, pemuda itu lalu diamankan ke Pos Satpol PP Kota Malang. Selanjutnya, pemuda itu dibawa ke Mako Polresta Malang Kota.

    “Kalau mahasiswa atau bukannya kami belum tahu. Tapi yang jelas ya masih muda lah anaknya. Masih belum tahu identitas detail mudah-mudahan dari pihak kepolisian bisa mengidentifikasi. Sehingga nanti ketemu jaringan-jaringan ini setidaknya bisa dicegah mitigasi sehingga diamankan,” ujar Harvard. (luc/but)

     

  • Puluhan Aktivis HMI Malang Kecam Sikap DPR RI

    Puluhan Aktivis HMI Malang Kecam Sikap DPR RI

    Malang (beritajatim.com) – Puluhan mahasiswa yang tergabung dalam Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Malang menggelar demonstrasi di depan Gedung DPRD Kota Malang pada Senin (1/9/2025).

    Aksi ini digelar untuk menuntut perbaikan di tubuh DPR RI agar para elit Senayan tidak lagi menimbulkan kegaduhan dengan pernyataan kontroversial, termasuk desakan pembatalan tunjangan yang dianggap terlalu besar.

    Ketua Umum HMI Cabang Malang, Mirdan Idham, menegaskan bahwa pihaknya mendorong adanya perombakan di DPR RI melalui partai-partai pemilik kursi. Menurutnya, lembaga legislatif harus benar-benar diatur secara baik agar kinerjanya sesuai dengan harapan publik.

    “Pada prinsipnya kita ingin lembaga DPR ini benar-benar diatur dengan sebaiknya, bisa dirombak, bisa diatur, baik itu urusan komposisinya. Bagaimana statement-statement anggota-anggota DPR yang harus menyadari bahwa mereka adalah public figure, tidak boleh menyampaikan apa-apa yang bisa memancing amarah,” ujar Mirdan.

    Ia menambahkan, keresahan publik akibat pernyataan kontroversial dan kebijakan DPR telah menimbulkan demonstrasi besar hingga memicu bentrokan di sejumlah kota. Hal itulah yang kemudian menggerakkan HMI Cabang Malang untuk turun ke jalan menyuarakan keresahan serupa.

    “Sehingga itu juga membuat teman-teman HMI merasa tergerak untuk turun dan menyampaikan hal yang sama, menyampaikan suara yang sama dengan atas nama instansi. Jadi ini berangkat dari keresahan. Selain itu keresahan yang kita alami tentang kondisi-kondisi yang terjadi di bangsa hari ini, khususnya di tubuh DPR,” tambahnya.

    Sementara itu, Ketua DPRD Kota Malang, Amithya Ratnanggani Sirraduhita, menyatakan bahwa pihaknya menerima aspirasi para mahasiswa. Ia juga bersyukur aksi berjalan dengan aman dan kondusif.

    “Insya Allah tuntutan akan kami sampaikan ke pusat. Tuntutannya ada yang sama yakni segera diundangkan RUU perampasan aset. Dan ada evaluasi dari DPR dan Kepolisian karena itu isu besar saat ini,” ujar Amithya. [luc/suf]

  • Khofifah prihatin pembakaran Gedung Negara Grahadi oleh massa aksi

    Khofifah prihatin pembakaran Gedung Negara Grahadi oleh massa aksi

    yang terbakar adalah kantor kerja Wakil Gubernur yang juga berada di kompleks Grahadi

    Jakarta (ANTARA) – Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa menyampaikan keprihatinan atas pembakaran Gedung Negara Grahadi di Surabaya yang dilempari bom molotov oleh massa aksi, karena gedung itu merupakan cagar budaya.

    “Iya tentu itu bagian dari cagar budaya, kita semua prihatin bahwa bagian barat gedung Grahadi ternyata dilempari molotov juga,” kata Khofifah di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta Senin.

    Sekitar 30 menit sebelum peristiwa pelemparan molotov, Khofifah bersama Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) V/Brawijaya Mayor Jenderal TNI Rudy Saladin sempat menemui perwakilan massa aksi di depan Gedung Negara Grahadi.

    Dia mengaku bahkan menghubungi Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto di hadapan massa, ketika perwakilan mereka meminta agar rekan-rekannya yang ditahan di Polrestabes Surabaya segera dikeluarkan.

    Khofifah bersama Pangdam dan perwakilan mahasiswa kemudian mendatangi Polrestabes untuk memastikan tuntutan itu ditindaklanjuti.

    Menurut dia, beberapa orang yang ditahan masih berusia 15-16 tahun sehingga Kapolda memutuskan untuk menyerahkan mereka langsung kepada pihak keluarga.

    “Yang malam itu sampai dini hari, ya sampai (pukul) 01.30 WIB yang anggota keluarganya sudah datang menjemput semua dipulangkan,” ujarnya.

    Khofifah juga memastikan para korban yang mengalami luka-luka akibat aksi massa mendapat perawatan penuh dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur di RSUD dr. Saiful Anwar Malang maupun RSUD dr. Soetomo Surabaya.

    Terkait kerusakan bangunan, Khofifah menyebut bagian kanan dan kiri Gedung Grahadi telah dipasang garis polisi oleh Polrestabes Surabaya untuk keperluan pemeriksaan.

    “Harapannya, garis polisi yang dipasang oleh Poltabes Surabaya dan proses pemeriksaan oleh Poltabes untuk melihat sisi-sisi Grahadi yang rusak karena proses pelemparan bom molotov itu semua bisa teridentifikasi,” katanya.

    Khofifah juga meluruskan kabar bahwa rumah Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Dardak turut dijarah dalam kericuhan. Menurut dia, yang terbakar adalah kantor kerja Wakil Gubernur yang juga berada di kompleks Grahadi.

    “Ndak, bukan, jadi itu Kantor Wagub di Grahadi, bukan rumah, itulah yang terbakar bagian depan barat itu adalah kantor kerjanya Pak Wagub,” kata Khofifah.

    Diketahui, sisi barat Gedung Negara Grahadi di Jalan Raya Gubernur Suryo Surabaya dibakar massa yang anarkis pada Sabtu (30/8) malam sekitar pukul 21.38 WIB.

    Area tersebut terdapat sejumlah ruangan salahnya satunya adalah pressroom atau ruang wartawan yang biasa meliput kegiatan Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa.

    Massa membakar Grahadi kurang lebih 1,5 jam setelah Khofifah menemui demonstran.

    “Setelah itu mereka mulai melempar botol hingga bom molotov ke dalam Gedung Negara Grahadi Surabaya sisi barat,” ujar salah satu saksi mata, Anwar, warga Gubeng Surabaya.

    Pewarta: Fathur Rochman/Mentari Dwi Gayati
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 13 Demonstran Ditangkap Terkait Perusakan Pos Polisi di Malang

    13 Demonstran Ditangkap Terkait Perusakan Pos Polisi di Malang

    Liputan6.com, Jakarta- Polisi menangkap 13 orang terduga pelaku penyerangan dan perusakan pos polisi di Pakisaji, Kabupaten Malang pada akhir pekan kemarin. Sebagian di antara mereka masih pelajar dan mahasiswa.

    Peristiwa itu terjadi sejak Sabtu, (30/8/2025) malam sampai Minggu (31/8/2025) dini hari. Mereka datang mengendarai puluhan motor lalu melempari Polsek Pakisaji. Massa juga merusak dua pos polisi di Kebonagung, Pakisaji.

    Massa menggunakan batu paving dan berbagai benda yang ditemukan untuk melempari kantor polisi itu. Petugas yang berjaga kemudian mengejar tiga orang, lalu berturut-turut menangkap 10 orang.

    “Sebagian besar dari mereka asal Kabupaten Malang dan ada yang dari Pasuruan,” kata Kapolres Malang, AKBP Danang Setiyo, Senin (1/9/2025).

  • Polresta Malang minta warga tak terprovokasi hoaks 15 titik sniper

    Polresta Malang minta warga tak terprovokasi hoaks 15 titik sniper

    Bila ada informasi yang mencurigakan silahkan konfirmasi langsung ke pihak kepolisian terdekat

    Malang, Jawa Timur (ANTARA) – Kepolisian Resor Kota (Polresta) Malang Kota, Jawa Timur, meminta warga tak terprovokasi hoaks mengenai 15 titik sniper atau penembak jitu di wilayah tersebut dalam format pesan berantai di aplikasi pesan singkat WhatsApp.

    “Kabar tersebut hoaks atau tidak benar. Kami meminta masyarakat tetap tenang,” kata Kepala Seksi Humas Polresta Malang Kota Ipda Yudi Risdiyanto di Kota Malang, Jawa Timur, Senin.

    Oleh karena itu, masyarakat diingatkan supaya tidak mudah percaya dengan informasi dalam bentuk pesan berantai yang tersebar di ranah media sosial.

    Kepolisian setempat memastikan kondisi di Kota Malang tetap aman dan kondusif.

    “Bila ada informasi yang mencurigakan silahkan konfirmasi langsung ke pihak kepolisian terdekat,” ujarnya.

    Sebagaimana diketahui, sempat muncul pesan berantai melalui aplikasi pesan singkat WhatsApp, pada Minggu (31/8) malam.

    Di dalam pesan berantai itu memuat informasi terkait 15 titik penempatan penembak jitu di Kota Malang, dengan diawali narasi “Titik Sniper (atas gedung) Area Malang Kota.

    Kemudian, pada bagian isi pesan tersebut dirincikan mana saja lokasi yang dimaksudkan sebagai tempat penempatan sniper.

    Adapun 15 lokasi yang dimaksudkan itu, meliputi Hotel Trio Indah, Hotel Regent’s Park, Hotel Kartika, Hotel Tugu, Malang Town Square (Matos), dan Malang Plaza.

    Selanjutnya, yakni Malang Creative Center (MCC), Universitas Brawijaya (UB) dua titik, Rumah Sakit Saiful Anwar, hingga Polres Malang.

    Selanjutnya, Telkom Blimbing, Apartemen Begawan, Gedung Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dua titik, dan BCA Blimbing.

    Pada bagian penutup pesan tersebut dituliskan permintaan agar informasi itu disebarkan luaskan kepada masyarakat.

    “Tolong sebarkan pada keluarga, kerabat, temanmu,” tulis isi pesan hoaks itu.

    Tak hanya itu, pesan berantai tersebut turut mencantumkan permintaan kepada masyarakat agar tidak keluar rumah di atas pukul 22.00 WIB.

    “Jangan sampai keluar rumah di atas jam 10 malam. Karena penambakan akan acak dan tidak memilih,” tutup pesan berantai itu.

    Pewarta: Ananto Pradana
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Banyak Warga Merasa Cemas hingga Takut Imbas Demo, Psikolog Ungkap Penyebabnya

    Banyak Warga Merasa Cemas hingga Takut Imbas Demo, Psikolog Ungkap Penyebabnya

    Jakarta

    Belakangan, demonstrasi atau unjuk rasa terjadi di beberapa daerah. Aksi turun ke jalan tersebut bahkan sempat memanas, hingga membuat banyak orang menjadi cemas hingga takut.

    Seperti yang dirasakan oleh Aditya (29) karyawan swasta di Jakarta Timur, yang beberapa hari terakhir merasa stres dengan pemandangan yang dirinya lihat di jalanan Ibu Kota.

    “Cemas dan takut pasti ada karena kondisinya tak menentu. Kita nggak tahu demo beneran atau demo susupan. Ketika saya mau bepergian, selalu ngecek sosial media, mana daerah yang aman dilewati,” kata Adit saat dihubungi detikcom, Senin (1/9/2025).

    Senada, Rizal (27) karyawan swasta di Surabaya bahkan sampai merasa takut terkait kondisi yang belakangan terjadi.

    “Kalau aku nggak stres, tapi takut. Terlebih saat lihat di Surabaya kemarin. Melihat penjarahan itu aku takut,” kata Rizal

    Bella (27) karyawan swasta di Malang mengatakan bahwa saat ini banyak hoaks yang tersebar di grup-grup WhatsApp. Salah satunya adalah berita bohong terkait beberapa titik di Malang yang kabarnya diisi oleh penembak jitu (sniper).

    “Banyak yang membagikan informasi tidak benar. Aku kemarin lihat juga di Instagram dan ada yang nge-react (hoaks titik sniper),” katanya.

    Mengapa Rasa Cemas dan Takut Ini Muncul?

    Psikolog klinis Maharani Octy Ningsih mengatakan bahwa rasa cemas hingga takut yang kini terjadi di masyarakat merupakan hal yang lumrah.

    “Situasi demo yang penuh ketidakpastian memicu kecemasan tidak sadar (unconscious anxiety). Ketidakpastian sosial politik ini tentunya bisa mengguncang sense of security pada masing-masing orang,” kata Rani saat dihubungi detikcom, Senin (1/9/2025).

    “Masalahnya, rasa cemas itu suka menular ke sekitar. Jadi makin lama makin seperti efek domino ini yang disebut emotional contagion,” sambungnya.

    Ketidakjelasan situasi, lanjut Maharani, akan membuat otak manusia dalam keadaan waspada. Hal ini berdampak pada pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan ketakutan mereka.

    “Secara psikologis, stres itu paling gampang muncul dari hal-hal yang di luar kendali kita. Soalnya, kalau ada sesuatu yang nggak bisa diprediksi, tubuh langsung mode siaga karena bingung harus ngapain,” katanya

    “Pas kita kehilangan kontrol, otomatis muncul rasa nggak berdaya nah itu yang bikin stres,” lanjutnya.

    Jangan Memaksakan Scroll Media Sosial

    Maharani sadar bahwa saat ini banyak masyarakat yang mencari-cari informasi terkait demonstrasi melalui media sosial. Namun, Maharani mengimbau untuk tidak terlalu memaksakan.

    “Otak kita itu kadang sulit bedain mana bahaya nyata, mana cuma dari layar, jadi tubuh ikut tegang seolah kita juga di sana. Oleh karena itu, kita perlu banget batasi konsumsi tontonan kita,” katanya.

    “Ketika kita tahu kalo nonton bikin tambah cemas, jangan dipaksa scroll semua video. Cukup ambil informasi seperlunya saja, lalu berhenti dengan tidak berlebihan sehingga bisa mengurangi overthinking,” tutupnya.

    Halaman 2 dari 2

    Simak Video “Video: Apa Itu ‘Doomscrolling’ dan Bagaimana Cara Menyikapinya”
    [Gambas:Video 20detik]
    (dpy/up)

  • Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Senin 1 September 2025, Cerah Berawan

    Prakiraan Cuaca Malang Raya Hari Ini Senin 1 September 2025, Cerah Berawan

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Senin 1 September 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca cerah dan cerah berawan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca cerah berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca kabut terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca udara kabut. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca udara kabut dan berkabut.

    Hari Selasa (2/9/2025) dini hari cuaca di Malang cuaca cerah dan cerah berawan. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentang 19 sampai 32 derajat celcius. Pagi hari cuaca cerah.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Senin (1/9/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca cerah dan cerah berawan. Amplegading, Dau, Kromengan, Ngajum, Kasembon, terjadi cuaca berawan. Ngantang, Pujon cuaca hujan ringan.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cuaca cerah berawan dan kabut. Jabung, Poncokusumo, Pujon, dan Ngantang cuaca berawan.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca kabut dan berawan. Cuaca udara kabut Gedangan, Jabung, Kalipare, Wajak,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca berkabut. Sementara itu di Ampelgading, Jagung, Kromengan, Dau, Karangploso, Tirtoyudo, Pujon, Ngantang cuaca udara kabut.

    Dini hari Selasa (2/9/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca cerah. Jabung dan Tumpang cuaca cerah berawan. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 19 sampai 30 derajat celcius.

    Kota Batu pada Senin 1 September 2025 pagi hari diperkirakan cuaca berawan. Pukul 10.00 WIB cuaca cerah berawan. Cuaca udara kabut terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca kabut.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca kabut terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca kabut. Dini hari Selasa, 2 September 2025 cuaca cerah. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca cerah berawan. Suhu berada pada rentan 15 – 31 derajat celcius. [dan/aje]