Gempa Malang Akibat Adanya Pergerakan di Lempeng Indo-Australia
Tim Redaksi
MALANG, KOMPAS.com
– Getaran gempa bumi dirasakan warga Kabupaten Malang, Kamis (11/9/2025) sekitar pukul 10.15 WIB.
Berdasarkan laporan BMKG Stasiun Geofisika Malang, gempa tektonik itu memiliki parameter update dengan magnitudo M4,8. Episenter gempabumi terletak pada koordinat 9,49° LS; 112,80° BT, atau tepatnya berlokasi di laut pada jarak 152 Km arah tenggara Kabupaten Malang, Jawa Timur pada kedalaman 63 km.
“Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposenternya, gempabumi yang terjadi merupakan jenis gempabumi menengah akibat adanya aktivitas deformasi dalam lempeng Indo-Australia,” kata Kepala BMKG Stasiun Geofisika Malang, Mamuri.
Sementara itu, mekanisme sumber menunjukkan gempabumi memiliki mekanisme pergerakan naik (thrust fault).
Sehingga berdampak dan dirasakan di daerah Kabupaten Malang dengan skala intensitas III MMI.
“Getaran dirasakan nyata dalam rumah. Terasa getaran seakan akan truk berlalu,” jelasnya.
Namun, berdasarkan permodelannya, gempa bumi ini, menurur Mamuri tidak berpotensi tsunami.
“Hingga pukul 10.35 WIB, hasil monitoring BMKG belum menunjukkan adanya aktivitas gempa bumi susulan (aftershock),” pungkasnya.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Malang
-
/data/photo/2024/02/13/65cb8b0db04d5.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Malang Akibat Adanya Pergerakan di Lempeng Indo-Australia Surabaya 11 September 2025
-
/data/photo/2024/12/06/67527840768a0.png?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Guncang Malang Magnitudo 4,8, Tak Berpotensi Tsunami Surabaya 11 September 2025
Gempa Guncang Malang Magnitudo 4,8, Tak Berpotensi Tsunami
Editor
MALANG, KOMPAS.com
– Wilayah Malang dan sekitarnya diguncang gempa bumi tektonik pada Kamis (11/9/2025) pukul 10.15 WIB.
Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) mencatat gempa tersebut memiliki magnitudo 4,8 dengan episenter berada di laut, sekitar 152 km tenggara Kabupaten Malang, Jawa Timur, pada kedalaman 63 km.
Menurut keterangan resmi dari BMKG, gempa ini tergolong gempa menengah dan terjadi akibat aktivitas deformasi dalam lempeng Indo-Australia.
“Berdasarkan hasil analisis mekanisme sumber, gempa memiliki jenis pergerakan naik atau thrust fault,” kata Daryono, Direktur Gempabumi dan Tsunami BMKG dalam rilis resminya, Kamis.
Guncangan gempa dirasakan di beberapa wilayah di Jawa Timur dengan tingkat intensitas yang bervariasi.
Di Kabupaten Malang, skala intensitas III MMI dengan getaran dirasakan nyata di dalam rumah, terasa seperti truk besar yang melintas.
Gempa ini juga dirasakan di sekitar Malang, seperti Trenggalek, Tulungagung dan Blitar.
BMKG menegaskan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami berdasarkan hasil pemodelan.
Hingga pukul 10.35 WIB, BMKG belum mencatat adanya gempa susulan (aftershock).
Masyarakat diimbau untuk tetap tenang dan tidak mudah percaya pada informasi yang tidak dapat dipertanggungjawabkan.
“Pastikan bangunan tempat tinggal Anda aman dan tidak mengalami kerusakan yang bisa membahayakan,” kata dia.
Masyarakat juga diminta untuk hanya mengakses informasi dari kanal resmi BMKG.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

Malang Diguncang Gempa Magnitudo 5,0 Terasa hingga Trenggalek
Bisnis.com, JAKARTA – Gempa magnitudo 5,0, mengguncang Malang Jawa Timur hari ini 11-Sep-25 10:15:00 WIB.
Pusat gempa berada di lokasi 9.40 LS, 112.89 BT (Pusat gempa berada di laut 144 tenggara Kab. Malang).
Gempa dengan kedalaman 10 Km itu dirasakan di Kab. Malang, II Trenggalek, Blitar, Malang, hingga Tulungagung.
Selain gempa Malang tersebut berikut gempa yang terjadi hari ini
Gempa Mag:3.0, 11-Sep-2025 08:56:43WIB, Lok:0.19LU, 122.41BT (38 km Tenggara BOALEMO-GORONTALO), Kedlmn:137 Km
Gempa Mag:3.2, 11-Sep-2025 08:38:24WIB, Lok:9.74LS, 121.76BT (90 km BaratLaut SABURAIJUA-NTT), Kedlmn:10 Km
Gempa Mag:2.8, 11-Sep-2025 06:02:24WIB, Lok:1.45LS, 138.97BT (116 km BaratLaut SARMI-PAPUA), Kedlmn:10 Km
-
:strip_icc():format(jpeg)/kly-media-production/medias/5345394/original/072366300_1757561852-Screenshot_2025-09-11_102940.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Gempa Magnitudo 5,1 Guncang Malang Jatim
Liputan6.com, Jakarta Gempa magnitudo 5,1 mengguncang Kabupaten Malang, Jawa Timur (Jatim), Kamis (11/09/2025). Badan Meteorologi, KLimatologi dan Geofisika (BMKG) mencatat, gempa terjadi pada pukul 10.45 WIB.
Lokasi gempa berada pada koordinat 9.59 LS dan 112.86 BT, berjarak 164 km arah tenggara Malang.
Pusat gempa berada pada kedalaman 10 kilometer dari permukaan laut.
Belum diketahui informasi lebih lanjut mengenai gempa yang terjadi pagi ini di Malang.
“Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” tulis BMKG dalam akun X.
-

Gempa M 3,8 Terjadi di Malang
Jakarta –
Gempa bumi dengan magnitudo (M) 3,8 terjadi di Malang, Jawa Timur. Gempa ada pada kedalaman 10 kilometer.
“Gempa 117 km Tenggara KAB-MALANG-JATIM,” tulis BMKG melalui akun X-nya, Kamis (11/9/2025).
Gempa terjadi pada pukul 05.41 WIB. Gempa ada pada titik koordinat 9,17 lintang selatan dan 112,81 bujur timur.
“Informasi ini mengutamakan kecepatan, sehingga hasil pengolahan data belum stabil dan bisa berubah seiring kelengkapan data,” jelasnya.
(whn/whn)
-

Usai Aborsi, Sepasang Mahasiswa di Malang Buang Bayi ke Sungai
Malang (beritajatim.com) – Polres Malang berhasil mengungkap kasus penemuan jenazah bayi laki-laki di aliran Sungai Paron, Desa Tegalgondo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang. Kasus ini menyita perhatian publik setelah jenazah bayi tanpa identitas itu ditemukan membiru dan tanpa pakaian pada Minggu (24/8/2025) pagi.
Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, menjelaskan bahwa hasil penyelidikan mengarah pada pasangan kekasih mahasiswa yang diduga terlibat, yakni AM (21), mahasiswi asal Kabupaten Barito Utara, Kalimantan Tengah, dan HNM (20), mahasiswa asal Kota Malang.
“Dari hasil pendalaman, AM melakukan aborsi dengan cara mengonsumsi obat penggugur kandungan, sedangkan HNM diketahui membuang jenazah bayi tersebut ke Sungai Paron menggunakan sepeda motor,” kata Bambang, saat dikonfirmasi, Rabu (10/9).
Kasus ini bermula ketika seorang warga, Suwandi (74), tengah membersihkan aliran Sungai Paron pada Minggu (24/8/2025) malam. Ia melihat sesosok bayi laki-laki tanpa pakaian dengan kondisi sudah meninggal dunia.
Penemuan ini langsung dilaporkan ke perangkat desa dan diteruskan kepada Polsek Karangploso.
Tim kepolisian bersama tenaga medis segera mengevakuasi jenazah bayi tersebut ke RSUD Saiful Anwar Kota Malang. Dari hasil penyelidikan, diketahui bayi itu adalah hasil hubungan di luar nikah antara AM dan HNM, yang sudah menjalin hubungan sejak September 2024.
“Dua-duanya mengaku panik dan malu jika kehamilan diketahui keluarga maupun teman-temannya. Akhirnya mereka bersepakat menggugurkan kandungan,” jelas Bambang.
Polisi menemukan fakta bahwa AM meminum obat aborsi yang dibeli secara online pada 20 Agustus 2025 di rumah kosnya di Kota Malang. Setelah mengalami keguguran, ia memotong tali plasenta menggunakan gunting. Jenazah bayi kemudian dimasukkan ke dalam tas ransel.
Malam harinya, HNM membawa tas berisi jenazah bayi tersebut menggunakan sepeda motor. Karena tidak menemukan pemakaman, ia akhirnya membuang bayi itu di aliran Sungai Paron, Desa Tegalgondo, Karangploso.
Sepasang mahasiswa yang membuang bayinya di sungai.
“Dari tangan tersangka, polisi menyita sejumlah barang bukti antara lain gunting, perlak hitam, tas ransel bermotif bunga, motor Yamaha Xeon, helm, serta dua unit handphone,” terangnya.
AKP Bambang menyebut, AM dijerat Pasal UU Perlindungan Anak serta pasal pembunuhan berencana dengan ancaman maksimal 15 tahun penjara. Sementara HNM, juga dikenakan UU Perlindungan Anak serta turut serta dalam pembunuhan, dengan ancaman hukuman hingga 9 tahun penjara.
“Proses penyidikan masih berjalan. Kami juga terus berkoordinasi dengan jaksa penuntut umum (JPU) untuk memastikan perkara ini segera dilimpahkan. Yang jelas, keduanya akan diproses hukum sesuai aturan yang berlaku,” tegas Bambang.
Kedua tersangka diketahui bukan pasangan suami istri sah. Polisi menegaskan kasus ini menjadi perhatian serius karena melibatkan tindak pidana aborsi ilegal yang mengakibatkan kematian bayi.
“Kasus ini jadi pelajaran bagi masyarakat, terutama kalangan muda, untuk tidak melakukan perbuatan serupa. Kami akan menindak tegas setiap praktik aborsi ilegal maupun tindakan kekerasan terhadap anak,” pungkas Bambang. (yog/ian)
-

Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025
Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.
Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.
Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.
Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.
“Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.
BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.
Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.
Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.
“Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.
Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.
Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]
-

Selain Barang Kering, Ladang Ganja di Blitar Jual Tanaman Hidup Seharga Rp300 Ribu per Pohon
Blitar (beritajatim.com) – Satuan Reserse Narkoba (Satresnarkoba) Polres Blitar Kota berhasil membongkar kasus budidaya ladang ganja yang berlokasi di Kecamatan Gandusari. Penangkapan ini mengungkap fakta baru bahwa pelaku, SA (38) tidak hanya menjual ganja dalam bentuk kering, tetapi juga menjualnya dalam kondisi segar per pohon.
Kapolres Blitar Kota, AKBP Titus Yudho Uly, menjelaskan bahwa pelaku SA telah menanam ganja secara mandiri selama dua tahun terakhir setelah membeli bibitnya dari media online. Menurut pengakuan pelaku, hasil panen ganja ini dijual dalam dua bentuk berbeda.
“Kalau yang kering dijual Rp.5 juta per kilogram sementara untuk yang segar dijual per pohon Rp.300 ribu per batang,” ungkap AKBP Titus Yudho Uly, Rabu (10/9/2025).
Selama dua tahun ini ganja hasil panen dari ladang SA(38) telah dipasarkan ke berbagai daerah mulai dari Malang hingga Kabupaten Blitar. Penjualnya pun dilakukan secara langsung tanpa memanfaatkan media sosial.
“Dipasarkan ke Malang juga ada di Kabupaten Blitar,” imbuhnya.
Hasil panen ganja dari ladang milik S ini diedarkan ke berbagai wilayah, termasuk Malang dan Kabupaten Blitar. Bibit ganja yang digunakan berasal dari luar Jawa, namun ditanam di Blitar karena kondisi geografisnya yang mendukung.
“Pengakuan beli dari online sekitar 2 tahun lalu. Orang ini beroperasi sendiri jadi sementara dia menanam kemudian dia menjual sendiri sudah ada beberapa juga yang dijual yang sudah dikeringkan yang sudah dipanen itu sudah ada yang dijual juga masyarakat,” jelas AKBP Titus Yudho Uly.
Saat ini, pelaku SA(38) beserta barang bukti berupa sejumlah pohon ganja telah diamankan di Mapolres Blitar Kota untuk menjalani proses hukum lebih lanjut. Diketahui total pohon ganja yang disita dari ladang SA(38) berjumlah 820 pohon. (owi/ian)
-

Pengamat: Dibukanya gaji dan tunjangan DPR bentuk transparansi publik
“Keterbukaan soal gaji adalah langkah positif, karena selama ini banyak orang mengira-ngira berapa gaji dan tunjangan anggota DPR. patut diapresiasi sebagai bentuk transparansi,”
Malang, Jawa Timur (ANTARA) – Pengamat Politik dan Kebijakan dari Universitas Brawijaya Andhyka Muttaqin menyebut keputusan DPR RI yang membuka besaran gaji dan tunjangan senilai Rp65,5 juta menjadi bagian dari transparansi kepada publik.
“Keterbukaan soal gaji adalah langkah positif, karena selama ini banyak orang mengira-ngira berapa gaji dan tunjangan anggota DPR. patut diapresiasi sebagai bentuk transparansi,” kata Andhyka di Kota Malang, Jawa Timur, Rabu.
Besaran pendapatan anggota DPR RI yang sebesar Rp65,5 juta itu sudah termasuk dihapuskannya tunjangan perumahan.
Menurut dia, cara penyampaian informasi gaji dan tunjangan yang dilakukan oleh DPR RI juga terbilang baik, karena secara langsung melalui konferensi pers.
Langkah ini dipandangnya juga sebagai bentuk edukasi sekaligus memenuhi hak masyarakat soal pemanfaatan anggaran untuk keperluan operasional di parlemen.
“Diumumkan secara resmi, maka tidak ada lagi ruang bagi kabar simpang siur. Masyarakat punya gambaran yang lebih jelas tentang hak-hak keuangan wakil rakyatnya,” ucapnya.
Transparansi semacam ini diharapkan bisa menumbuhkan kepercayaan, sekaligus menjadi dasar untuk menilai apakah kinerja mereka memang sepadan dengan yang diterima.
Meski demikian, Andhyka menyatakan transparansi kepada publik oleh DPR RI tidak hanya menyoal aspek pendapatan bulanan tetapi menyangkut progres kinerja anggota, misalnya dalam satu bulan sudah ada berapa produk perundang-undangan yang telah berhasil dibahas hingga seberapa jauh memperjuangkan aspirasi publik.
Maka dari itu, DPR RI dimintanya untuk konsisten dalam menyebarluaskan informasi yang dinilai berhak menjadi bahan konsumsi oleh masyarakat.
Lalu, masyarakat turut diingatkanya agar senantiasa melakukan pengawasan kinerja para legislator di tingkat pusat. Apabila merasa ada kebijakan tidak tepat, maka bisa dikritik tetapi tetap menggunakan cara yang mengedepankan nilai sopan santun.
“Rakyat berhak menuntut kerja yang lebih nyata, transparan, dan bertanggung jawab,” kata dia.
Pewarta: Ananto Pradana
Editor: Agus Setiawan
Copyright © ANTARA 2025Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.
-

Perjalanan Gus Irfan, Putra Tebuireng Jombang yang Kini Pimpin Kementerian Haji dan Umroh
Jombang (beritajatim.com) – Gus Irfan Yusuf Hasyim atau KH Irfan Yusuf Hasyim, putra kelahiran Jombang yang merupakan cucu dari pendiri Nahdlatul Ulama (NU), KH Hasyim Asyari, kini resmi memimpin kementerian yang bertanggung jawab atas seluruh urusan haji dan umroh di Tanah Air.
Pelantikannya menjadi momen bersejarah, mengingat Kementerian Haji dan Umroh adalah kementerian baru yang baru saja disahkan oleh DPR RI. Gus Irfan kini berada di posisi yang penuh tantangan dan harapan, terutama bagi umat Islam yang ingin menunaikan ibadah haji dengan lancar, aman, dan lebih terjangkau.
Perjalanan hidup Gus Irfan yang kini sebagai pejabat tinggi negara ini terentang jauh dari tanah kelahirannya, Jombang, tempat ia dibesarkan. Sejak kecil, pendidikan adalah prioritas utama dalam keluarganya.
Jejak pendidikannya dimulai di SDN Cukir 1 Jombang, sebuah sekolah yang terletak persis di depan rumahnya. Selanjutnya, ia melanjutkan pendidikan di SMPN 2 Jombang, yang telah lama menjadi bagian dari sejarah pendidikan di kota tersebut.
Lulus pada tahun 1977, Gus Irfan melanjutkan ke Sekolah Menengah Persiapan Pertama (SMPP), yang kini lebih dikenal dengan nama SMAN 2 Jombang, dan berhasil menuntaskan pendidikannya di sana pada tahun 1982.
Kisah tentang Gus Irfan semasa sekolah masih tercatat dengan jelas dalam buku induk siswa di SMAN 2 Jombang. Di buku tersebut, tertera bahwa ia masuk pada tahun 1978 dan memilih jurusan Ilmu Pengetahuan Alam (IPA).
Seperti layaknya anak muda pada umumnya, Gus Irfan terekam dalam sebuah foto hitam putih khas anak remaja zaman itu. Namun, lebih dari sekadar penampilan fisik, sosoknya dikenal oleh teman-teman dan gurunya sebagai pribadi yang rendah hati, pendiam, dan sangat menghargai proses belajar.
“Beliau dikenal sebagai sosok yang sangat humble. Jarang berbicara, tapi punya hati yang besar,” kata Koniamuryani, Wakil Kepala Kurikulum SMAN 2 Jombang, yang juga merupakan alumni tahun 1997, Rabu (10/9/2025).
Keberhasilan Gus Irfan yang kini mengemban amanah sebagai Menteri Haji dan Umroh bukan hanya membawa kebanggaan bagi keluarga besar Tebuireng, tetapi juga untuk seluruh warga Jombang. SMAN 2 Jombang pun turut berbangga hati karena salah satu alumninya kini menduduki jabatan penting di pemerintahan.
Ini bukan pertama kalinya sekolah tersebut melahirkan pemimpin. Sebelumnya, Moeldoko, Kepala Staf Kepresidenan, juga merupakan alumni SMPP angkatan 1978, dan banyak lagi nama-nama alumni yang kini memegang posisi penting di tingkat pusat maupun daerah.
Namun, yang lebih penting, Gus Irfan tidak hanya mewarisi nilai-nilai luhur dari kakeknya, KH Hasyim Asyari, pendiri NU, tetapi juga membawa visi besar bagi masa depan umat Islam Indonesia.
“Saya berharap beliau bisa membawa perubahan positif dalam pengelolaan haji dan umroh. Semoga antrean panjang yang selama ini menjadi momok bisa dipersingkat, dan biaya haji bisa lebih terjangkau,” harap Koni, seorang guru yang juga alumni SMAN 2 Jombang.
Harapan itu bukan tanpa alasan. Sebagai pengasuh Pondok Pesantren Al-Farros Tebuireng, Gus Irfan memiliki bekal pengalaman yang cukup untuk mengelola organisasi besar seperti Kementerian Haji dan Umroh.
Ia memahami betul betapa besar dampak yang dihasilkan dari pengelolaan yang tepat terhadap ibadah haji, yang bagi sebagian besar umat Muslim adalah perjalanan seumur hidup.
Pendidikan Gus Irfan tidak berhenti di Jombang. Setelah lulus dari SMAN 2 Jombang, ia melanjutkan studinya ke Universitas Brawijaya Malang, di jurusan Administrasi Niaga.
Pada tahun 1985, ia lulus dengan gemilang, dan melanjutkan ke jenjang Pasca Sarjana di universitas yang sama, lulus pada tahun 2002. Selain prestasi akademik, Gus Irfan juga aktif dalam berbagai organisasi, baik yang bersifat politik maupun keagamaan, yang memperkaya pengalaman hidupnya.
Kini, setelah melalui perjalanan panjang penuh tantangan, Gus Irfan berdiri di puncak kariernya. Sebagai Menteri Haji dan Umroh, ia tidak hanya dituntut untuk menjadi seorang birokrat yang efisien, tetapi juga sebagai pemimpin yang mampu membawa perubahan positif bagi umat Islam di Indonesia.
Di pundaknya, terletak harapan jutaan orang yang ingin menunaikan ibadah haji dengan lebih mudah, lebih cepat, dan lebih terjangkau.
Dalam menghadapi masa depan, Gus Irfan tentu menyadari bahwa tugas berat menanti di depannya. Namun, dengan bekal pengalaman, pendidikan, dan nilai-nilai luhur yang ia warisi, tidak ada keraguan bahwa ia siap untuk membawa Kementerian Haji dan Umroh menuju kemajuan yang lebih baik.
Dari Jombang ke Jakarta, Gus Irfan adalah simbol bahwa setiap langkah kecil menuju pendidikan dan pengabdian, bisa membawa seseorang ke posisi yang menentukan nasib banyak orang. [suf]