kab/kota: Malang

  • Top 3 News: Reshuffle Kabinet, Ini Daftar Lengkap Menteri dan Wakil Menteri yang Baru Dilantik – Page 3

    Top 3 News: Reshuffle Kabinet, Ini Daftar Lengkap Menteri dan Wakil Menteri yang Baru Dilantik – Page 3

    Bima Permana Putra (29), salah seorang yang dilaporkan hilang saat demo berujung rusuh di Jakarta, berhasil ditemukan. Dia ditemukan berada di Kota Malang, Jawa Timur.

    Tim gabungan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya menemukan Bima pada Rabu, 17 September 2025 sekitar pukul 13.55 WIB.

    Dia ditemukan di kawasan Klenteng Eng An Kiong, Jalan RE Martadinata No. 1, Kota Lama, Kecamatan Kedung Kandang, Malang, Jawa Timur. 

    “Kami berhasil menemukan BPP di Klenteng Eng An Kiong, Jl RE Martadinata No. 1 Kota Lama, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Jawa Timur. Saudara BPP selanjutnya dibawa ke Subdit 3 Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk penanganan lebih lanjut,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi dalam keteranganya, Rabu 17 September 2025.

     

    Selengkapnya…

  • Dilaporkan Hilang saat Demo, Ternyata Lagi Jualan Mainan di Malang

    Dilaporkan Hilang saat Demo, Ternyata Lagi Jualan Mainan di Malang

    GELORA.CO  – Seorang pria bernama Bima Permana Putra alias Bima dilaporkan hilang usai aksi demo 28-30 Agustus 2025 kemarin di Jakarta. Terungkap, ia ternyata sedang berjualan mainan di Malang, Jawa Timur.

    “(Profesi) pedagang asongan, berjualan mainan barongsai,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam pada wartawan, Rabu (17/9/2025).

    Menurutnya, pria asal Cilacap, Jawa Tengah itu ditemukan tim gabungan Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya saat sedang berjualan. Namun, belum diketahui alamat lengkap tempat tinggal pria berusia 29 tahun tersebut.

    Adapun pencarian terhadap Bima dilakukan atas informasi dari Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) usai aksi demo 28-30 Agustus 2025. Dari hasil pendalaman, diketahui Bima pada 1 September pergi ke daerah Tegal Jawa Tengah menggunakan motor dari Jakarta. 

    Sesampainya di Tegal, Bima menjual motornya. Lalu, pada 2 September 2025 Bima berangkat ke Malang Jawa Timur menggunakan Kereta Api Indonesia (KAI). 

    Sesampainya di Malang, Bima memesan kamar hotel di Hotel Java Boutique dari tanggal 3 September 2025 hingga 5 September 2025 menggunakan aplikasi.

    Aktivitas yang dilakukan oleh Bima berjualan mainan barongsai kecil-kecil di dekat Klenteng Eng An Kiong di daerah Malang, Jawa Timur. Saat ini, Bima dibawa ke Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk penanganan lebih lanjut

  • Ketika Generasi Muda Jaga Kelestarian Mothik, Senjata Rahasia Warok Ponorogo yang Miliki Sejarah Kelam
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        18 September 2025

    Ketika Generasi Muda Jaga Kelestarian Mothik, Senjata Rahasia Warok Ponorogo yang Miliki Sejarah Kelam Surabaya 18 September 2025

    Ketika Generasi Muda Jaga Kelestarian Mothik, Senjata Rahasia Warok Ponorogo yang Miliki Sejarah Kelam
    Tim Redaksi
    PONOROGO, KOMPAS.com
    – Di balik gemerlapnya panggung reog, Ponorogo menyimpan pusaka yang tak banyak dikenal generasi muda, mothik.
    Senjata tradisional ini bukan sekadar bilah baja, melainkan simbol harga diri dan pertahanan diri warok Ponorogo sejak abad ke-19.
    Madan (25), salah satu pemuda Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur menaruh perhatian besar pada senjata rahasia dari para warok tersebut.
    “Awalnya saya tidak tahu. Setelah menjadi anggota Pabuyuban Pramono atau Pangrekso Mothik Ponorogo, lalu dijelaskan apa itu mothik, senjata rahasia dari para warok yang ternyata memiliki kekhasan sendiri dibandingkan dengan senjata lainnya. Sejak itu saya belajar,” ujar Madan ditemui di rumahnya, Rabu (17/9/2025).
    Mothik, menurut catatan sejarah, sudah dikenal sekitar tahun 1800-an di kawasan Geloraan atau Kecamatan Wangkujayan, wilayah Timur Ponorogo.
    Bentuknya bervariasi, ada mothik Irungbuto yang pendek dan besar untuk bacoan jarak dekat, Mothik Ngelarwalang yang digunakan warok saat mengiringi pementasan reog, hingga Mothik Pamong yang hanya boleh dipakai pejabat desa seperti bayan atau kepala desa.
    “Dari sekian senjata mothik itu yang menarik adalah mothik milik warok, karena memiliki perbedaan ciri khas dari setiap pemilik,” imbuhnya.
    Mothik setiap warok menurut Madan memiliki perbedaan karena panjang senjata dipengaruhi oleh panjang lengan dari si pemilik.
    “Panjang bilah mothik ditentukan oleh hasta, dari ujung jari sampai siku pemiliknya. Jadi setiap warok punya ukuran mothik yang berbeda, sesuai panjang lengan pemilik,” jelas Madan.
    Mothik juga bukan sekadar senjata, tetapi lambang kebersamaan.
    Di dalam Pabuyuban Pramono atau Pangrekso Mothik Ponorogo, logo mereka menggambarkan dua bilah mothik yang disilangkan.
    “Ada dua versi. Satu dipakai untuk pamong, satunya lagi untuk ngelar malang,” terang Madan.
    Fungsi mothik juga berbeda dengan parang atau celurit.
    “Kalau parang dipakai untuk menebang pohon, mothik dibuat khusus untuk pertarungan. Bahannya baja murni, ditempa hingga muncul lipatan-lipatan baja sebagai penanda keasliannya,” ujar Madan sambil menunjuk detail ukiran di bilah mothik koleksi milik Kusdian, seorang kolektor pusaka Ponorogo.
    Mothik pada jaman dahulu juga memiliki rancang bangun untuk pertarungan atau dikenal dengan istilah bacokan.
    Ada alur pada bagian tengah senjata mothik yang memang memiliki fungsi tersendiri.
    Pada bagian bilah, terdapat kirian atau jalan darah, yakni alur khusus yang berfungsi agar darah lawan tidak mengenai tangan pemegang.
    “Kalau terkena pun, tidak banyak. Itu sudah dipikirkan para pandai besi zaman dulu,” tambahnya.
    Sementara, Kusdian, salah satu kolektor mothik khas Ponorogo mengaku senjata mothik Ponorogo buatan tahun 1900-an mulai dipengaruhi gaya Eropa.
    Pegangannya menyerupai genggaman pedang milik pejabat kolonial dengan tambahan pelindung tangan.
    Bilah mothik juga lebih panjang dan ujung mothik juga lebih runcing dibandingkan dengan mothik milik para warok.
    “Tapi yang asli tetap baja Jawa murni. Inilah yang membedakan mothik dengan senjata daerah lain seperti kujang dari Jawa Barat atau celurit dari Madura,” jelasnya.
    Sejarah mencatat, mothik erat kaitannya dengan tradisi bacokan atau pertarungan.
    Dalam catatan Thomas Stamford Raffles, disebutkan adanya duel menggunakan senjata tradisional Ponorogo pada abad ke-19.
    “Kalau di Madura orang pakai celurit, di Ponorogo pakainya mothik. Bacoan dulu dianggap cara menyelesaikan masalah, meski akhirnya menimbulkan kesan kelam,” ujar Kusdian.
    Bentuk mothik Irungbuto, misalnya, yang besar dan pendek, memang cocok untuk pertarungan jarak dekat.
    Sekali tebas, bisa langsung melukai lawan.
    Filosofi pada ukirannya pun mengandung pesan, “tundung musuh”, siapa pun yang menghadapi pemegang mothik akan mundur.
    Namun, pemerintah Orde Baru sempat melarang peredaran senjata tradisional ini pada tahun 1970-an.
    Banyak mothik disita, dianggap berbahaya.
    Akibatnya, generasi setelahnya hampir tidak mengenal lagi senjata warisan leluhur ini.
    “Kalau kita tidak lestarikan, bisa jadi hilang seperti reog yang sempat hampir diklaim Malaysia,” kata Madan dengan nada tegas.
    Kini, Madan bersama komunitas Pramono berusaha mengenalkan mothik kepada generasi muda Ponorogo.
    Mereka menggelar pameran, membuat duplikasi, dan mengedukasi lewat kirab budaya.
    “Bagi saya, belajar mothik bukan untuk kekerasan. Justru supaya anak muda tahu, bahwa Ponorogo punya pusaka yang unik dan berbeda. Kalau Madura punya celurit, Jawa Barat punya kujang, kita punya mothik,” ujar Madan.
    Selain itu, mothik juga mulai ditampilkan dalam kirab dan pementasan budaya.
    “Kegiatan HUT Ponorogo kemarin kita ada pameran dan pertunjukan malam penutupan festival. Ini untuk mengingatkan masyarakat bahwa Ponorogo memiliki senjata warisan leluhur sama seperti daerah lain yang memiliki senjata khas mereka,” jelas Madan.
    Kusdian menutup perbincangan dengan sebuah pesan, genrasi muda Ponorogo harus tahu jika di balik senjata mothik ada tanagntanagn trerampil pandai besi yang melahirkan senjata mothik.
    “Setiap lipatan baja di bilah mothik adalah jejak tangan pandai besi Ponorogo. Jika generasi sekarang mau belajar, maka warisan ini akan tetap hidup. Bukan sebagai senjata, tetapi sebagai identitas budaya.” Katanya.
    Madan mengaku tanggung jawab menjaga pusaka peninggalan leluhurnya tak bisa ditunda.
    Bagi dia, belajar mothik adalah cara sederhana untuk mencintai tanah kelahiran, Ponorogo.
    “Kalau kita tidak menjaga, maka jejak peradaban peninggalan leluhur kita itu akan hilang. Thomas Stamford Raffles saja sudah mencatatnya, kita harus menjaga dan melestarikannya sebagai identitas budaya asli Ponorogo,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bye-Bye Kursi Tegak, KA Matarmaja Resmi Pakai Gerbong New Generation

    Bye-Bye Kursi Tegak, KA Matarmaja Resmi Pakai Gerbong New Generation

    Jakarta, CNBC Indonesia – PT Kereta Api Indonesia (Persero) menyiapkan kado spesial untuk pelanggan setia. Mulai 28 September 2025, bertepatan dengan HUT ke-80 KAI, KA Matarmaja relasi Pasar Senen-Malang (pp) akan resmi beroperasi menggunakan rangkaian Ekonomi New Generation.

    Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyampaikan bahwa perubahan rangkaian ini sangat bermakna karena seluruh kereta dalam KA Matarmaja adalah kelas Ekonomi.

    Foto: Ilustrasi KA Matarmaja. (Dok. KAI)
    Ilustrasi KA Matarmaja. (Dok. KAI)

    “KA Matarmaja merupakan kereta pilihan utama masyarakat. Dengan rangkaian New Generation, pelanggan bisa menikmati perjalanan yang lebih nyaman dan modern, dengan harga tiket yang tetap terjangkau,” ungkap Anne.

    Rangkaian hasil modifikasi Balai Yasa Manggarai ini menghadirkan suasana perjalanan baru. Kursi tegak lurus saling berhadapan digantikan dengan captain seat yang dapat diatur kemiringannya dan searah laju kereta api. Dengan kapasitas 72 kursi per kereta, pelanggan akan merasakan perjalanan yang lebih ergonomis, lega, dan menyenangkan.

    Foto: Tampilan terbaru KA Matarmaja yang tak lagi pakai kursi tegak. (Dok. KAI)
    Tampilan terbaru KA Matarmaja yang tak lagi pakai kursi tegak. (Dok. KAI)

    KAI mencatat, sejak 2023 hingga 2025 Balai Yasa Manggarai telah menyelesaikan modifikasi 124 kereta Ekonomi New Generation (12 kereta pada 2023, 60 kereta pada 2024, dan 52 kereta pada 2025). Sejalan dengan itu, pengadaan 612 kereta Stainless New Generation dari INKA juga terus berjalan. Hingga kini, KAI telah menerima 31 trainset atau 336 kereta dari total 56 trainset yang akan beroperasi secara bertahap.

    “Transformasi KA Matarmaja adalah bagaimana KAI menghadirkan layanan yang semakin dekat dengan kebutuhan masyarakat. Dengan rangkaian Ekonomi New Generation, pelanggan dapat menikmati kenyamanan lebih, namun tetap dengan harga tiket yang ramah di kantong. Kami ingin memastikan perjalanan jauh Pasar Senen-Malang menjadi pengalaman yang menyenangkan, aman, dan berkesan bagi seluruh pelanggan,” tutup Anne.

    Dengan wajah baru yang akan hadir mulai 28 September 2025, KA Matarmaja semakin memperkuat perannya sebagai andalan transportasi masyarakat yang nyaman, dan relevan dengan kebutuhan zaman.

    (wur/wur)

    [Gambas:Video CNBC]

  • Polisi Temukan Orang Hilang KontraS Saat Demo, Jualan Mainan di Malang

    Polisi Temukan Orang Hilang KontraS Saat Demo, Jualan Mainan di Malang

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya telah menemukan satu dari tiga orang hilang oleh Kontras pasca kerusuhan di Jakarta akhir Agustus 2025.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Ade Ary Syam Indradi mengatakan orang hilang yang ditemukan itu atas nama Bima Permana Putra (BPP).

    “Tim [Resmob] berhasil mengamankan salah satu orang atas nama BPP,” ujar Ade di Jakarta, Rabu (17/9/2025).

    Ade menjelaskan, Bima ditemukan di Klenteng Eng An Kiong, Jl RE Martadinata No.1, Kota Lama, Kecamatan Kedung Kandang, Kota Malang, Jawa Timur pada Rabu (17/9/2025).

    Kemudian, Ade memerinci kronologi penemuan Bima dimulai saat Bima melakukan aksi di Kwitang, Jakarta Pusat pada 29-31 Agustus 2025. Sehari berselang, Bima pergi ke daerah Tegal, Jawa Tengah menggunakan sepeda motor.

    Namun, sesampainya di Tegal, Bima telah menjual motornya. Kemudian, Bima kembali bergerak menuju Malang, Jawa Timur menggunakan moda transportasi kereta pada (2/9/2025).

    Setibanya di Malang, Bima kemudian memesan kamar di Hotel Java Boutique pada 3-5 September 2025. Adapun, aktivitas Bima di Malang yaitu berjualan mainan.

    “⁠Adapun aktivitas yang dilakukan oleh Sdr. BPP berjualan mainan barongsai kecil-kecil di dekat Klenteng Eng An Kiong di daerah Malang, Jawa Timur,” imbuhnya.

    Setelah diamankan, kata Ade, Bima kemudian dibawa ke Subdit 3 Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk dilakukan penanganan lebih lanjut.

    Sekadar informasi, Kontras telah mengumumkan ada tiga orang yang masih dinyatakan hilang pasca aksi demonstrasi akhir Agustus lalu. Mereka yakni Bima Permana Putra hilang di Glodok Jakarta Barat sejak 31 Agustus 2025.

    Selanjutnya, dua orang hilang dengan lokasi terakhir di Brimob Kwitang Jakarta Pusat yakni M. Farhan Hamid sejak 31 Agustus 2025 dan Reno Syahputra Dewo sejak 30 Agustus 2025.

  • Kronologi Hilangnya Bima Permana Putra hingga Ditemukan di Malang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 September 2025

    Kronologi Hilangnya Bima Permana Putra hingga Ditemukan di Malang Megapolitan 18 September 2025

    Kronologi Hilangnya Bima Permana Putra hingga Ditemukan di Malang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Kepolisian Daerah Metro Jaya menjelaskan kronologi penemuan Bima Permana Putra (29), salah satu dari tiga pria yang dilaporkan hilang oleh Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) usai demo akhir Agustus 2025.
    Ternyata Bima tidak dihilangkan paksa atau tengah menjalani proses hukum di kepolisian.
    Tetapi, ia sedang berjualan barongsai kecil-kecil di depan Kelenteng Eng An Kiong, Kelurahan Kota Lama, Kecamatan Kedunglandang, Kota Malang, Jawa Timur, Rabu (17/9/2025) pukul 13.55 WIB.
    Bima Permana Putra bekerja sebagai staf maintenance peralatan alat cool storage di gudang penyimpanan ikan milik PT. RAS, Penjaringan, Jakarta Utara.
    “Selama periode ini, yang bersangkutan tinggal di mes perusahaan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigadir Jenderal Pol Ade Ary Syam Indradi saat dikonfirmasi, Rabu (17/9/2025).
    Bima Permana Putra berkendara menggunakan sepeda motor Honda Aerox dari Jakarta ke Tegal, Jawa Tengah.
    Setiba di Tegal, Bima Permana Putra menginap di sebuah penginapan dan langsung menjual sepeda motor melalui sistem Cash on Delivery (COD) di depan hotel dengan harga Rp 5 juta.
    Bima Permana Putra memesan ojol untuk menuju Stasiun Tegal dan melanjutkan perjalanan menggunakan Kereta Api Indonesia (KAI) menuju Malang, Jawa Timur.
    Sesampainya di Malang, Bima Permana Putra beristirahat di Pom Bensin Mergosono.
    Ia pun memesan kamar selama dua malam di Hotel Java Boutique melalui aplikasi Traveloka.
    Setelah check out dari hotel, Bima Permana Putra pergi ke Kelenteng Eng An Kiong, Kota Lama, Kedunglandang, Kota Malang, Jawa Timur.
    “Yang bersangkutan mulai berjualan barongsai yang dibelinya dari akun TikTok Shop seharga Rp 400.000,” ungkap Ade Ary.
    Selama periode ini, Bima Permana Putra terus melakukan kegiatan berjualan di Kelenteng Eng An Kiong.
    Untuk beristirahat, ia selalu kembali ke Pom Bensin Mergosono.
    Bima Permana Putra ditemukan oleh anggota Subdit Resmob Polda Metro Jaya di depan Kelenteng Eng An Kiong.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bima yang Dikira Hilang Usai Demo Rusuh Ditemukan di Jatim, Nginap di Hotel hingga Pom Bensin

    Bima yang Dikira Hilang Usai Demo Rusuh Ditemukan di Jatim, Nginap di Hotel hingga Pom Bensin

    GELORA.CO –  Bima Permana Putra (29), pria yang sempat dicari-cari usai rangkaian demo rusuh akhir Agustus di Jakarta itu ternyata bukan korban penculikan, melainkan berkelana hingga Malang, Jawa Timur.

    Polisi mengungkap perjalanan panjang Bima Permana sebelum akhirnya ditemukan. 

    Bima sempat bekerja di gudang penyimpanan ikan di Jakarta, kemudian singgah di Tegal, menjual motor dengan sistem COD, hingga berakhir jadi pedagang mainan barongsai di depan Kelenteng Eng An Kiong, Malang.

    “28-30 Agustus 2025, BPP bekerja sebagai staf maintenance (peralatan alat cool storage) di gudang penyimpanan ikan milik PT RAS, Penjaringan, Jakarta Utara. Selama periode ini, yang bersangkutan tinggal di mes perusahaan,” kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi, Rabu (17/9).

    Perjalanan Bima kemudian berlanjut pada 1 September, saat ia menuju Tegal menggunakan sepeda motor.

    Bima lalu menginap di sebuah hotel, lalu menjual motornya seharga Rp5 juta secara COD. Keesokan harinya, ia memesan ojek online ke stasiun lalu naik kereta menuju Malang.

    “Sesampainya di Malang, yang bersangkutan beristirahat di Pom Bensin Mergosono. Selanjutnya, ia memesan kamar di Hotel Java Boutique melalui aplikasi Traveloka dan menginap selama dua malam,” ujarnya.

    Selama hampir dua pekan, Bima berjualan di depan kelenteng dan tidur berpindah-pindah di pom bensin. Hingga akhirnya, tim Resmob Polda Metro Jaya menemukannya pada Rabu (17/9) sore.

    “Selanjutnya BPP dibawa ke Subdit 3 Ditreskrimum Polda Metro Jaya untuk penanganan lebih lanjut,” ujarnya.

  • Kisah Mbah Nasikah, Lansia yang Sempat Terlantar Kini Dapat Bantuan Pemprov Jatim

    Kisah Mbah Nasikah, Lansia yang Sempat Terlantar Kini Dapat Bantuan Pemprov Jatim

    ​Surabaya (beritajatim.com) – Pemprov Jatim bergerak cepat memberikan bantuan kepada Nasikah (74), seorang lansia yang kisahnya sempat viral pada awal Juli 2025 lalu. Mbah Nasikah, panggilan akrabnya, kini akan menerima PKH Plus dari Dinas Sosial (Dinsos) Provinsi Jawa Timur.

    ​”Sebelumnya Mbah Nasikah sempat mendapat PKH dari pemerintah pusat, namun sudah berhenti sejak 2023. Kami segera bantu agar beliau mendapat PKH Plus dari dana APBD Jatim,” ujar Kepala Dinsos Jatim, Restu Novi Widiani, Rabu (17/9/2025).

    ​Kabid Rehabilitasi Sosial (Resos) Dinsos Jatim, Muchamad Arif Ardiansyah, menambahkan bahwa kondisi Mbah Nasikah saat ini memang memprihatinkan. Ia tinggal sebatang kara di kamar kos 2×4 meter persegi dengan biaya sewa Rp500.000 per bulan. Meskipun begitu, anak dan kerabatnya tetap rutin menjenguk dan menjaga.

    ​Arif menjelaskan, Mbah Nasikah tak bisa berjalan karena penyakit pengapuran yang dideritanya sejak dua tahun terakhir. Untuk beraktivitas, ia harus merangkak. Awalnya, ia tinggal bersama anak keduanya, namun karena sering merangkak hingga ke jalan, keluarga akhirnya menitipkan Mbah Nasikah ke panti jompo.

    ​”Oleh panti, Mbah Nasikah malah dikirim ke panti lain di Malang dan akhirnya viral di media sosial. Setelah tahu, kedua anaknya langsung menjemput dan membawanya pulang ke Surabaya. Keluarga kemudian sepakat patungan untuk membiayai kebutuhan sehari-hari Mbah Nasikah,” jelas Arif.

    ​Atas kondisi ini, Dinsos Jatim akan menyalurkan berbagai bantuan, mulai dari sembako, obat-obatan, pampers lansia, hingga PKH Plus yang menjadi prioritas. Tak hanya itu, Dinsos Jatim juga akan mengusulkan bantuan stimulan usaha produktif bagi anak Mbah Nasikah serta memastikan akses kesehatan beliau terjamin. (tok/ian)

  • Pawai Budaya dan Karnaval Sepanjang Agustus Diapresiasi Wali Kota Malang: Rawat Kearifan Lokal

    Pawai Budaya dan Karnaval Sepanjang Agustus Diapresiasi Wali Kota Malang: Rawat Kearifan Lokal

    Malang (beritajatim.com) – Sepanjang bulan Agustus 2025, Kota Malang diramaikan dengan pawai budaya dan karnaval tingkat RT dan RW dalam rangka peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan Republik Indonesia.

    Gelaran ini menjadi ajang bagi masyarakat untuk mengekspresikan kreatifitas dan menjaga kearifan lokal. Wali Kota Malang, Wahyu Hidayat, turut memuji inisiatif ini sebagai bentuk kolaborasi masyarakat dengan semangat gotong-royong yang semakin menguat.

    “Ada identitas yang saya lihat dari masyarakat mulai dari kecintaan terhadap bangsa dan tentu ruang seni dan kreatifitas, ada juga semangat menjaga kearifan dan budaya lokal,” ujar Wahyu saat mengunjungi pawai budaya di beberapa titik Kota Malang, Rabu (17/9/2025).

    Pawai budaya dan karnaval di Kota Malang menjadi bukti nyata semangat kebersamaan masyarakat. Menurut Wahyu, acara ini bukan hanya sekadar perayaan, namun juga merupakan modal positif untuk kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.

    “Kita bisa lihat kemarin itu, masyarakat secara swadaya dan terkoordinir ikut berpartisipasi karnaval di wilayahnya, semangatnya besar, nah tugas kita tentu merawat semangatnya,” tambah Wahyu.

    Wali Kota Malang ini juga berharap bahwa kecintaan, semangat gotong-royong, serta kreatifitas masyarakat akan terus berkembang dalam berbagai event yang akan datang. Terlebih lagi, Kota Malang memiliki program unggulan ‘1.000 even’ yang bertujuan untuk merayakan berbagai aspek kebudayaan dan kreativitas masyarakat.

    “Tentu kami mengapresiasi partisipasi yang dilakukan masyarakat, ini modal yang mbois sekaligus menjadi implementasi langsung dari Ngalam Asyik, jadi pesan saya terus berkreasi dan membangun kreatifitas, dan tentu semangat gotong royong dan kecintaan kepada bangsa,” ungkap Wahyu Hidayat.

    Dengan adanya acara ini, diharapkan dapat mempererat tali persaudaraan antarwarga, memupuk rasa cinta tanah air, dan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya melestarikan budaya serta seni lokal.

    Melalui kreativitas dalam karnaval dan pawai budaya, Kota Malang menunjukkan bahwa kebersamaan dalam merayakan kemerdekaan dapat menjadi sarana untuk membangun identitas bangsa yang kuat. [luc/suf]

  • Ini kronologi Bima dari dilaporkan hilang hingga ditemukan polisi

    Ini kronologi Bima dari dilaporkan hilang hingga ditemukan polisi

    Jakarta (ANTARA) – Polisi membeberkan kronologi perjalanan Bima Permana Putra (BPP) sejak dilaporkan hilang saat demonstrasi di Kwitang, Jakarta Pusat pada akhir Agustus 2025 hingga ditemukan polisi di Kota Malang, Jawa Timur.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi di Jakarta, Rabu, menyebutkan bahwa Bima meninggalkan Kota Jakarta segera setelah aksi unjuk rasa berakhir, yakni pada 1 September 2025.

    “Bima bekerja sebagai staf pemeliharaan di gudang penyimpanan ikan milik PT. RAS, Penjaringan, Jakarta Utara. Selama periode ini, yang bersangkutan tinggal di mes perusahaan,” katanya.

    Kemudian, pada 1 September 2025, BPP berkendara dari Jakarta menuju Tegal menggunakan sepeda motor pribadinya, Yamaha Aerox.

    Setibanya di Tegal, kata Ade Ary, Bima menginap di Hotel Red Doors dan langsung menjual sepeda motornya dengan sistem tunai di tempat (cash on delivery/COD) di depan hotel dengan harga Rp5 juta melalui akun Facebook Shiba Taiju.

    “Pada 2 September 2025, Bima memesan layanan Grab motor untuk menuju Stasiun Tegal dan melanjutkan perjalanan ke Malang,” kata Ade Ary.

    Setibanya di Malang, Bima beristirahat di Pom Bensin Mergosono. Lalu, ia memesan kamar di Hotel Java Boutique melalui aplikasi Traveloka dan menginap selama dua malam.

    Selanjutnya, pada 5 September 2025, setelah meninggalkan hotel, Bima pergi ke sebuah Vihara di daerah Klenteng Eng An Kiong, Jalan R.E. Martadinata No.1, Kotalama, Kedungkandang, Kota Malang, Jawa Timur.

    “Di situ Bima mulai berjualan (mainan) barongsai yang dibelinya dari akun tiktok shop seharga Rp400 ribu,” kata Ade Ary.

    Bima berjualan mulai ​5 – 16 September 2025 di depan Klenteng Eng An Kiong. Untuk beristirahat, ia selalu kembali ke Pom Bensin Mergosono.

    “Pada ​17 September 2025, Bima ditemukan oleh anggota Resmob Polda Metro Jaya di lokasi tempatnya berjualan. Hingga kemudian ia dibawa ke Mapolda Metro Jaya untuk penanganan lebih lanjut,” kata Ade Ary.

    Sebelumnya, tiga orang yang dilaporkan hilang sejak 31 Agustus 2025 itu adalah Bima Permana Putra, Muhammad Farhan Hamid dan Reno Syaputradewo.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Edy Sujatmiko
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.