kab/kota: Malang

  • Polisi Tangkap 997 Orang Dalam Demo Anarkis di Jatim, 682 Dipulangkan

    Polisi Tangkap 997 Orang Dalam Demo Anarkis di Jatim, 682 Dipulangkan

    Liputan6.com, Jakarta Polisi mengamankan 997 orang terlibat demo anarkis yang berlangsung di Jawa Timur pada akhir Agustus kemarin, di antaranya pembakaran Gedung Negara Grahadi, pos polisi serta fasilitas umum di Surabaya, Sidoarjo, Mojokerto, Kediri dan Malang.

    “Kami mengamankan 997 orang dengan rincian 582 orang dewasa, 415 anak di bawah umur, dan sampai saat ini ada 682 orang dipulangkan, serta 315 orang menjalani proses hukum,” kata Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto di Mapolda Jatim, Kamis (18/09/2025).

    “Ada yang dipulangkan karena anak di bawah umur. Dan tentunya kami akan menyerahkan langsung kepada orang tua, karena hampir semuanya orang tua tidak pernah tahu kegiatan anak-anaknya,” imbuh Nanang.

    Nanang melanjutkan, demo ricuh berdampak pada banyak masyarakat yang terluka. Setidaknya kurang lebih 111 korban.

    “Di samping masyarakat ada juga dari personel kami, dari Polri dan TNI. Di sini personel Polri ada 105 orang yang menjadi korban pada saat pengamanan unras. Kemudian personel TNI ada 12 orang dan ini sudah kita rawat,” ucapnya.

    “Ada yang sudah kembali dan ada yang masih dalam rawat inap di rumah sakit. Dan ini tentunya suatu proses pembelajaran buat kita supaya tidak terulang ke depannya,” ujar Nanang.

    Dia berpesan agar masyarakat bijaksana dalam menyikapi segala informasi, termasuk yang beredar di sosial media.

    “Pada saat itulah kita harus bijaksana untuk melihat mana yang positif, mana yang negatif, mana yang harus diikuti, mana yang tidak,” ucapnya.

  • Bima Permana dan Eko Purnomo Minta Maaf Usai Dikabarkan Hilang
                
                    
                        
                            Megapolitan
                        
                        18 September 2025

    Bima Permana dan Eko Purnomo Minta Maaf Usai Dikabarkan Hilang Megapolitan 18 September 2025

    Bima Permana dan Eko Purnomo Minta Maaf Usai Dikabarkan Hilang
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com –
    Dua pria yang sebelumnya dilaporkan hilang usai aksi demonstrasi di Jakarta, Bima Permana Putra (29) dan Eko Purnomo (38), akhirnya muncul di hadapan publik dan menyampaikan permintaan maaf.
    Keduanya hadir dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya, Kamis (18/9/2025). Mereka mengaku menyesal telah membuat keluarga khawatir sekaligus menimbulkan kegaduhan di masyarakat.
    “Nama saya Bima Permana Putra. Ingin memohon maaf sebesar-besarnya terutama buat orang tua saya dan kakak saya karena telah pergi meninggalkan rumah tanpa kabar, tanpa pamit,” ujar Bima.
    Ia juga menyinggung ramainya pemberitaan dan perbincangan soal dirinya di media sosial.
    “Saya ingin memohon maaf atas kegaduhan yang telah terjadi di media sosial selama ini,” katanya.
    Eko Purnomo menyampaikan permintaan maaf serupa. Ia mengaku kepergiannya tanpa kabar karena telepon genggamnya mati.
    “Pertama saya mohon maaf untuk ibu saya karena sudah membuatnya khawatir. Saya pergi tanpa memberi kabar, handphone saya mati, jadi tidak pamit,” ucap Eko.
    Eko juga berterima kasih kepada kepolisian dan pihak lain yang membantu ibunya selama ia tak ada di rumah.
    “Terima kasih kepada pihak Polda karena telah membantu ibu saya mencari saya, serta teman-teman yang sudah menjaga ibu saya,” katanya.
    Keluarga Bima dan Eko yang hadir dalam konferensi pers itu mengaku lega keduanya ditemukan dalam kondisi sehat.
    “Kami mengucapkan banyak terima kasih kepada Polda Metro Jaya, khususnya tim yang sudah membantu mencari keberadaan Bima.
    Alhamdulillah
    adik saya ditemukan dalam kondisi sehat,” ujar Dian, kakak Bima.
    Sementara itu, ibu Eko, Sarwiti, tak kuasa menahan haru.
    “Terima kasih banyak kepada Bapak Kapolda Metro Jaya dan tim yang sudah menemukan anak saya dalam keadaan sehat walafiat,” ucapnya.
    Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Wira Satya Triputra menjelaskan, Bima ditemukan pada 17 September 2025 di kawasan Kelenteng Kota Lama, Malang, Jawa Timur.
    Bima diketahui sempat menjual sepeda motor, menginap di hotel, lalu berjualan mainan barongsai kecil di depan kelenteng.
    Sementara itu, Eko ditemukan oleh tim Direktorat Reserse Siber Polda Metro Jaya di Kalimantan Tengah. Ia bekerja di kapal penangkap ikan.
    “Alasan mereka pergi karena ingin hidup mandiri,” ujar Wira.
    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Ade Ary Syam Indradi menegaskan, keberadaan keduanya tidak berkaitan dengan aksi unjuk rasa yang sempat terjadi di Jakarta.
    “Eko sempat menonton unjuk rasa di Kwitang, tapi tidak terlibat. Sedangkan Bima sama sekali tidak ada kaitannya dengan kegiatan tersebut,” kata Ade Ary.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Ditemukan, Bima Permana-Eko Purnomo Hadir di Polda Metro Jaya

    Ditemukan, Bima Permana-Eko Purnomo Hadir di Polda Metro Jaya

    Jakarta

    Polda Metro Jaya telah menemukan dua orang yang sebelumnya dilaporkan hilang saat kericuhan di Jakarta beberapa waktu lalu, yakni Bima Permana Putra (BPP) dan Eko Purnomo (EP). Keduanya hadir dalam konferensi pers di Polda Metro Jaya.

    Pantauan detikcom, Kamis (18/9/2025), Bima hadir bersama kakaknya bernama Dian. Sementara, Eko didampingi oleh ibunya bernama Sarwiti. Keduanya duduk di kursi depan dekat meja konferensi pers.

    Bima tampak mengenakan kaus hitam bersama kakaknya Dian. Sedangkan Eko mengenakan jaket hitam yang didampingi ibunya duduk di bagian kursi depan.

    Eko dan Bima dihadirkan di Polda Metro (Kurniawan/detikcom)

    Bima ditemukan anggota Subdit Resmob Ditreskrimum Polda Metro Jaya di bawah pimpinan AKBP Resa Fiardi Marasabessy di Malang, Jawa Timur. Bima ditemukan saat berjualan mainan barongsai di Klenteng Eng Ang Kiong, Jalan RE Martadinata, Kota Malang, Jawa Timur pada Rabu (17/8) siang sekitar pukul 13.55 WIB.

    Sementara Eko, ditemukan di wilayah Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah. Di sana, Eko bekerja sebagai penangkap ikan. Eko sendiri dilaporkan hilang melalui informasi yang diunggah KontraS pada 7 September lalu.

    Lewat unggahan tersebut, Eko disebut hilang di wilayah Jakarta Pusat, tepatnya di Salemba. Menurut KontraS, sejak saat itu, Eko sudah hilang kontak alias tidak bisa dihubungi. Pada unggahan 9 September 2025, KontraS menyebutkan bahwa Eko yang hilang kontak sudah bisa dihubungi.

    Halaman 2 dari 2

    (haf/haf)

  • Cerita Penjaga Kelenteng di Malang Temukan Bima Diduga Orang Hilang saat Demo: Saya Kira Anak Punk

    Cerita Penjaga Kelenteng di Malang Temukan Bima Diduga Orang Hilang saat Demo: Saya Kira Anak Punk

    Menurutnya, selama ini di depan rumah ibadah Tri Dharma sepi sama sekali. Tak ada pedagang berjualan. Pedagang biasanya muncul di depan kelenteng hanya ketika ada kegiatan saja.

    Dia menambahkan, terakhir di depan kelenteng ramai pedagang saat momen Imlek pada 29 Januari 2025 silam. Pedagang pakaian mainan barongsai maupun pakaian Tionghoa juga lama tak tampak.

    “Saya tak tahu anak itu pedagang atau bukan, yang jelas di depan sini sudah lama tak ada pedagang,” ucap Muryani.

    Dia menyebut acara terdekat yang akan digelar Kelenteng Eng An Kiong adalah kirab budaya pada 26 September 2025 mendatang. Acara tingkat asia itu akan melibatkan sekitar 1.500 orang berupa parade kebudayaan Tionghoa.

    “Tidak tahu anak itu mau siap-siap jualan pada even itu atau tidak,” kata Muryani.

    Bima Permana Putra masuk dalam daftar orang hilang saat demo di Kwitang. Namanya diumumkan KontraS lewat akun media sosial mereka. Selain Bima, ada dua orang demonstran yang dilaporkan hilang yaitu M Farhan Hamid dan Reno Syahputradewo.

  • Ahmad Basarah dorong Baleg DPR percepat pembahasan RUU BPIP

    Ahmad Basarah dorong Baleg DPR percepat pembahasan RUU BPIP

    Jakarta (ANTARA) – Anggota Komisi XIII DPR RI Ahmad Basarah menyoroti pentingnya percepatan pembahasan Rancangan Undang-Undang (RUU) tentang Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) agar lembaga tersebut memiliki payung hukum yang lebih kuat.

    Hal tersebut dikemukakannya setelah menjadi narasumber ahli dalam rapat dengar pendapat (RDP) dengan Badan Legislasi (Baleg) DPR RI berkaitan dengan RUU Pembinaan Ideologi Pancasila.

    “Pembangunan mental ideologi bangsa adalah tugas penting negara. Pancasila itu ibarat roh bagi bangsa, sehingga harus disosialisasikan melalui lembaga yang sah,” kata Basarah di Kompleks Parlemen, Jakarta, Kamis.

    Menurut Dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang itu, Pancasila merupakan dasar negara, ideologi pemersatu, dan cita hukum bangsa yang harus hadir dalam kehidupan berbangsa.

    Karena itu, dibutuhkan lembaga yang bertugas khusus membumikan nilai Pancasila ke seluruh lapisan masyarakat, mulai dari organisasi kemasyarakatan, perguruan tinggi, dunia usaha, hingga lembaga negara.

    Basarah menyebutkan bahwa posisi BPIP saat ini yang masih berpayung pada Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 7 Tahun 2018. Ia menilai hal itu terlalu lemah bagi lembaga yang strategis dalam membangun ideologi bangsa.

    “Bayangkan, Kwarnas Pramuka saja sudah punya undang-undang, Perpustakaan Nasional pun punya undang-undang. Masa lembaga pembinaan ideologi bangsa hanya berpayung Perpres,” ujarnya.

    Ia menjelaskan perbedaan RUU BPIP dengan pembentukan lembaga lain, seperti KPK atau Ombudsman. Menurut dia, BPIP sudah ada terlebih dahulu melalui Perpres, sehingga undang-undang hanya akan menaikkan legal standing agar lebih kokoh.

    Dengan status undang-undang, lanjutnya, BPIP akan memiliki legitimasi politik hukum yang kuat karena disahkan bersama oleh DPR dan pemerintah. Hal itu sekaligus menjamin keberlanjutan pembinaan ideologi Pancasila tanpa bergantung pada pergantian pemerintahan.

    “Legal standing BPIP harus dinaikkan menjadi undang-undang. Ini bentuk konkret politik hukum negara sekaligus komitmen bersama DPR dan pemerintah dalam menjaga Pancasila,” kata Basarah menegaskan.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Hisar Sitanggang
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polda Metro Kembali Temukan Orang Hilang Pascademo Gaji DPR

    Polda Metro Kembali Temukan Orang Hilang Pascademo Gaji DPR

    Bisnis.com, JAKARTA — Polda Metro Jaya telah kembali menemukan orang hilang buntut unjuk rasa berujung kerusuhan di Jakarta pada akhir Agustus lalu.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya, Brigjen Ade Ary Syam Indradi mengatakan orang yang ditemukan itu bernama Eko Purnomo. Laporan orang hilang ini berdasarkan LP No:LI/22/IX/2025/PMJ/Ditressiber tanggal 16 September 2025.

    “Tim khusus gabungan yang dibentuk Kapolda Metro Jaya berhasil menemukan Eko Purnomo,” ujar Ade dalam keterangan tertulis, Kamis (18/9/2025).

    Ade menyampaikan, Eko merupakan salah satu orang yang dinyatakan hilang oleh Kontras. Pengumuman kehilangan Eko sempat diunggah oleh Kontras di media sosialnya pada (8/9/2025).

    Kemudian, tim pencarian kepolisian mengumpulkan sejumlah keterangan terkait Eko, seperti ke keluarganya. Berdasarkan keterangan itu, Eko telah menyampaikan tidak pulang ke rumah dan langsung bekerja di Kalimantan.

    “Eko Purnomo memberitahukan kepada orang tuanya melalui aplikasi Whatsapp bahwa Eko Purnomo pergi untuk bekerja di Kalimantan,” imbuh Ade.

    Mendapat informasi itu, kepolisian mendatangi lokasi Eko bekerja. Terungkap, di Kalimantan Eko tengah bekerja sebagai penangkap ikan.

    “Tim melakukan pengecekan ke lokasi tersebut dan diketahui bahwa sdr. Eko Purnomo benar bekerja sebagai penangkap ikan di Kuala Jelai, Kab. Sukamara, Kalimantan Tengah,” pungkas Ade.

    Setelah ditemukan, Eko kemudian langsung dilakukan pemeriksaan melalui koordinasi dengan Polsek Juala Jelai, Polres Sukamara dan Polda Kalimantan Tengah.

    Sekadar informasi, sejatinya Kontras telah mengumumkan bahwa keberadaan Eko Purnomo sudah ditemukan per (9/9/2025) di media sosial @kontras_update.

    “Dia sempat mengalami hilang kontak dengan pelapor karena miskomunikasi, bukan karena menjadi korban penghilangan paksa,” dalam keterangan Kontras.

    Adapun, Kontras telah memperbaharui data orang hilang menjadi tiga orang pasca demo ricuh di Jakarta. Mereka yakni Bima Permana Putra hilang di Glodok Jakarta Barat sejak 31 Agustus 2025.

    Selanjutnya, dua orang hilang dengan lokasi terakhir di Brimob Kwitang Jakarta Pusat yakni M. Farhan Hamid sejak 31 Agustus 2025 dan Reno Syahputeradewo sejak 30 Agustus 2025.

    Dalam hal ini, Bima telah ditemukan kepolisian di dekat toko Klenteng Eng An Kiong di daerah Malang, Jawa Timur pada Rabu (17/9/2025). Pada saat ditemukan, Bima disebut tengah berjualan mainan barongsai.

  • Satu orang hilang pascaaksi di Jakarta ditemukan, sudah jadi nelayan

    Satu orang hilang pascaaksi di Jakarta ditemukan, sudah jadi nelayan

    Eko ditemukan di Kalimantan Tengah saat sudah beralih profesi menjadi nelayan atau penangkap ikan

    Jakarta (ANTARA) – Polisi berhasil menemukan Eko Purnomo, salah satu orang yang dikabarkan hilang pascaaksi unjuk rasa di Jakarta beberapa waktu lalu.

    Kabid Humas Polda Metro Jaya Brigjen Pol Ade Ary Syam Indradi mengungkapkan bahwa Eko ditemukan di Kalimantan Tengah saat sudah beralih profesi menjadi nelayan atau penangkap ikan.

    “Saudara Eko Purnomo sudah ditemukan dan benar bekerja sebagai penangkap ikan di Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah,” kata Ade Ary di Jakarta, Kamis.

    Ade Ary menjelaskan, awalnya pihaknya mendapat informasi dari media sosial terkait sejumlah orang yang dilaporkan hilang pascaaksi unjuk rasa di Jakarta, termasuk Eko Purnomo.

    Berdasarkan informasi tersebut, polisi menerjunkan tim khusus gabungan dari posko aduan orang hilang, yakni Subdit IV Ditressiber Polda Metro Jaya, untuk melakukan penyelidikan guna menemukan korban tersebut.

    Selanjutnya, dari keterangan orang tua Eko, didapatkan informasi bahwa Eko sempat mengabari kedua orang tuanya lewat pesan instan Whatsapp bahwa ia hendak merantau ke Kalimantan. Eko pun tidak kembali ke rumah pascaikut dalam aksi unjuk rasa di Jakarta.

    “Tim melakukan penyelidikan dengan cara melakukan analisa terhadap data dan keterangan orang tua yang diketahui bahwa saudara Eko Purnomo berada di daerah Desa Kuala Jelai, Kecamatan Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah,” kata Ade Ary.

    Pihak kepolisian lantas terus mendalami informasi keberadaan Eko, termasuk langsung mengecek ke lokasi yang diduga dituju Eko.

    “Tim melakukan pengecekan ke lokasi tersebut dan diketahui bahwa saudara Eko Purnomo benar bekerja sebagai penangkap ikan di Kuala Jelai, Kabupaten Sukamara, Kalimantan Tengah,” kata Ade Ary.

    Tim pencari pun segera berkoordinasi dengan kepolisian dari Polsek Kuala Jelai, Polres Sukamara, Polda Kalimantan Tengah untuk mencari dan memeriksa keberadaan Eko Purnomo. Keberadaan Eko tercatat masuk dalam laporan polisi pada Selasa (16/9).

    Selain Eko, Polda Metro Jaya juga telah menemukan Bima Permana Putra, yang juga dilaporkan hilang dalam aksi unjuk rasa di Jakarta.

    Bima ditemukan saat tengah berjualan mainan barongsai di Klenteng Eng An Kiong, Jalam RE Martadinata No. 1 Kota Lama, Kedung Kandang, Kota Malang, Jawa Timur pada Rabu (17/9).

    Dalam informasi yang dipublikasikan KontraS, terdapat empat orang pendemo yang diduga hilang, yakni Eko Purnomo, Bima Permana Putra, Reno Syachputra Dewo, dan Muhammad Farhan Hamid.

    Dua di antaranya, yakni Eko Purnomo, Bima Permana Putra sudah berhasil ditemukan, sementara dua lainnya masih dalam pencarian.

    Pewarta: Redemptus Elyonai Risky Syukur
    Editor: Ade irma Junida
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Baleg DPR jadikan sejarah Pancasila rujukan RUU Pembinaan Ideologi

    Baleg DPR jadikan sejarah Pancasila rujukan RUU Pembinaan Ideologi

    Jakarta (ANTARA) – Badan Legislasi DPR RI menjadikan sejarah lahirnya Pancasila sebagai rujukan dalam pembahasan Rancangan Undang-Undang tentang Pembinaan Ideologi Pancasila yang sedang disusun.

    Wakil Ketua Badan Legislasi (Baleg) DPR RI Sturman Panjaitan memimpin rapat dengar pendapat umum (RDPU) di Jakarta, Kamis, dengan menghadirkan dosen Fakultas Hukum Universitas Islam Malang Ahmad Basarah dan Kepala Badan Keahlian DPR RI Bayu Dwi Anggono sebagai narasumber.

    “Bung Karno-lah yang pertama kali menyebut istilah Pancasila sebagai dasar Indonesia merdeka,” kata Ahmad Basarah dalam paparannya, seraya menegaskan pentingnya menelaah kembali sidang-sidang BPUPKI sebagai dasar historis.

    Basarah menekankan bahwa Pancasila bukan sekadar dokumen sejarah, melainkan falsafah hidup bangsa yang telah terbukti mempersatukan keragaman Indonesia.

    Karena itu, penyusunan RUU Pembinaan Ideologi Pancasila perlu menggunakan pendekatan historis dan hermeneutik agar Pancasila dipahami sesuai cita-cita para pendiri bangsa.

    Menurut dia, penggalian sejarah penting supaya pembinaan ideologi Pancasila tidak ditafsirkan secara bebas.

    “Lima sila itu bukan kalimat mati, tetapi panduan hidup yang harus diinternalisasikan ke seluruh lapisan masyarakat,” ujarnya.

    Ahmad Basarah menambahkan pemahaman historis harus diperkuat dengan kerangka hukum yang jelas melalui RUU agar pembinaan ideologi Pancasila dapat berjalan efektif.

    Ia menekankan perlunya penguatan kelembagaan Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) agar memiliki kewenangan lebih imperatif.

    Rapat dengar pendapat tersebut dihadiri delapan anggota dari lima fraksi dan dibuka untuk umum hingga pukul 12.00 WIB.

    Baleg berharap masukan para pakar memperkaya landasan filosofis, sosiologis, dan yuridis penyusunan RUU sehingga mampu menjawab tantangan aktual kehidupan berbangsa di tengah globalisasi dan polarisasi sosial.

    Pewarta: Aria Ananda
    Editor: Didik Kusbiantoro
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • ISDS Ungkap Kedekatan Prabowo dan Djamari Chaniago, Singgung Senioritas Militer – Page 3

    ISDS Ungkap Kedekatan Prabowo dan Djamari Chaniago, Singgung Senioritas Militer – Page 3

    Kedekatan sejak dini ini yang membuat hubungannya tetap terjaga hingga saat ini. Kedekatan ini pun akhirnya membawa Djamari masuk ke Partai Gerindra setelah purna tugas sebagai perwira Angkatan Darat.

    Dari segi pengalaman, Djamari juga telah malang melintang di dunia militer dengan pernah menjabat berapa jabatan strategis seperti Panglima Komando Cadangan Strategis TNI AD (Pangkostrad) dan Kepala Staf Umum (Kasum) TNI.

    “Djamari juga memiliki pengalaman politik 1997-1998 sebagai anggota MPR,” jelas Edna.

    Dengan rentetan historis itu, Edna yakin baik Djamari, Prabowo maupun Sjafrie pasti akan memiliki warna yang sama dalam menentukan kebijakan di bidang Politik dan Keamanan.

    “Merujuk pada circle polkam di mana Prabowo, Djamari, dan Sjafrie merupakan teman-teman lama, bisa diduga tidak ada suara yang berbeda dalam membuat kebijakan-kebijakan terkait Polkam,” tutup Edna.

     

  • Bima Permana Muncul di Malang, Yusril: Tidak Ada Penghilangan Paksa Seperti Kata KontraS – Page 3

    Bima Permana Muncul di Malang, Yusril: Tidak Ada Penghilangan Paksa Seperti Kata KontraS – Page 3

    Liputan6.com, Jakarta – Menteri Koordinator Bidang Hukum, HAM, Imigrasi, dan Pemasyarakatan Yusril Ihza Mahendra membantah dugaan Komisi untuk Orang Hilang dan Korban Tindak Kekerasan (KontraS) yang menyebut tiga mahasiswa terkait demonstrasi Agustus lalu, dihilangkan paksa.

    Dia mengatakan salah satu mahasiswa yang dilaporkan hilang bernama Bima Permana Putra sudah ditemukan di Kota Malang, Jawa Timur.

    “Mengenai Bima Permana Putra yang oleh kontras disebut hilang beberapa waktu lalu. Dan sekarang sudah ditemukan ada di Klenteng atau di Wihara di Kota Malang, Jawa Timur. Jadi tidak dihilangkan paksa seperti yang dibilang KontraS,” kata Yusril di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu 17 September 2025.

    Menurut dia, Bima dinyatakan hilang di kawasan Glodok, Jawa Barat saat unjuk rasa berujung kerusuhan pada akhir Agustus 2025. Namun, Yusril tak mengetahui bagaimana Bima akhirnya bisa berada di Malang.

    “Bagaimana ceritanya dia ada di Glodok tiba-tiba ditemukan di Klenteng, Malang. Ya nanti ditanya saja yang bersangkutan kenapa ada di sana,” ujarnya.