kab/kota: Malang

  • BI Malang sebut ekonomi 2025 bisa tumbuh 4,7-5,5 persen

    BI Malang sebut ekonomi 2025 bisa tumbuh 4,7-5,5 persen

    akan tumbuh cukup signifikan dibandingkan Jawa Timur dan nasional

    Jakarta (ANTARA) – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Malang, Jawa Timur, menyebutkan perekonomian di wilayah kerjanya pada 2025 bisa tumbuh antara 4,7 persen hingga 5,5 persen year on year (YoY) atau lebih tinggi dibandingkan nasional di kisaran 4,6-5,4 persen.

    Deputi Kepala Perwakilan BI Malang Dedy Prasetyo mengemukakan pertumbuhan ekonomi yang cukup signifikan dan tetap terjaga ini ditopang oleh sejumlah sektor, di antaranya pariwisata, kawasan ekonomi khusus (KEK) Singosari, Kabupaten Malang, industri pengolahan, dan sektor pertanian.

    “Kalau melihat data Badan Pusat Statistik (BPS), ekonomi di wilayah kerja BI Malang (Kota dan Kabupaten Malang, Kota Batu, Kota dan Kabupaten Probolinggo, serta Kota dan Kabupaten Pasuruan), akan tumbuh cukup signifikan dibandingkan Jawa Timur dan nasional,” katanya di sela capacity building bagi wartawan pos BI Malang di Jakarta, Senin.

    Hanya saja, lanjutnya, di Kota Batu justru mengalami perlambatan pada triwulan II akibat melemahnya sektor pertanian dan akomodasi.

    “Kami tetap optimistis kinerja ekonomi di Kota Batu segera bangkit dan membaik dengan pulihnya berbagai kegiatan ekonomi dan pertanian,” ujarnya.

    Sementara itu, pertumbuhan ekonomi pada triwulan II di wilayah kerja BI Malang mencapai 5,82 persen (YoY), lebih tinggi dibandingkan triwulan sebelumnya yang sebesar 5,00 persen (YoY).

    Dari sisi pengeluaran, pertumbuhan masih ditopang oleh konsumsi rumah tangga yang mencapai 64,6 persen dengan pertumbuhan 4,69 persen (YoY).

    Selain itu, investasi juga memberikan kontribusi besar dengan kontribusi 29,8 persen dan tumbuh signifikan 5,77% (YoY), naik tajam dibanding triwulan sebelumnya sebesar 2,43 persen (YoY).

    Namun demikian, lanjutnya, pertumbuhan ekonomi yang tetap terjaga ini harus tetap diwaspadai, mengingatkan kondisi global masih diselimuti ketidakpastian.

    Perlambatan ekonomi terjadi di banyak negara dengan disparitas pertumbuhan yang cukup lebar. Amerika Serikat mengalami penurunan konsumsi rumah tangga dan meningkatnya angka pengangguran akibat kebijakan tarif resiprokal.

    Sementara itu, Tiongkok terdampak penurunan ekspor dan lemahnya permintaan domestik, sedangkan Eropa dan Jepang juga berada dalam tren melambat.

    “BI memproyeksikan pertumbuhan ekonomi dunia pada 2025, berpotensi lebih rendah dari perkiraan sebelumnya, yakni sekitar 3,0 persen. Ini harus diwaspadai sebagai faktor eksternal yang dapat mempengaruhi perekonomian daerah,” ujarnya.

    Pewarta: Endang Sukarelawati
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Telkom Perluas Akses Produk Koperasi Desa Merah Putih Lewat Platform PaDI

    Telkom Perluas Akses Produk Koperasi Desa Merah Putih Lewat Platform PaDI

    Bisnis.com, JAKARTA — PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk. turut mendukung digitalisasi Koperasi Desa/Kelurahan Merah Putih (KDMP) yang tersebar di seluruh provinsi Indonesia. Perusahaan telekomunikasi BUMN itu juga akan membantu memperluas akses produdk KDMP.

    Melalui penyediaan platform digital, Telkom berupaya mendorong koperasi agar mampu mengoptimalkan potensi bisnis dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

    President Telkom Regional 2, Edie Kurniawan, menegaskan dukungan Telkom diberikan secara penuh, khususnya untuk pengembangan koperasi di wilayah Tangerang. 

    Dia mencontohkan keberhasilan Koperasi Agro Niaga Jabung di Malang yang mampu mencatatkan omzet Rp400 miliar berkat konsistensi sejak 1998.

    “Digitalisasi ini diharapkan dapat mendukung percepatan segala proses bisnis, sebagai salah satu wujud pengabdian Telkom kembali pada masyarakat atas kepercayaan yang telah diberikan selama ini,“ kata Edie dalam keterangan resmi, Senin (22/9/2025).

    General Manager Telkom Witel Banten, Adam Widodo, menambahkan Telkom akan memastikan jaringan dan infrastruktur yang dimanfaatkan oleh koperasi mampu menunjang aktivitas bisnis secara optimal.

    “Kami ingin agar kesejahteraan bisa dirasakan secara langsung dan cepat oleh masyarakat, dimana ditengah tantangan digitalisasi, seluruh proses kegiatan bisnis harus terintegrasi dengan baik,” kata Adam.

    Telkom juga menyiapkan pendampingan intensif untuk mengelola bisnis koperasi, mulai dari promosi di marketplace, pembuatan merek, penyusunan laporan keuangan, hingga kolaborasi dengan BUMN lain. 

    Selain itu, Telkom tengah mengembangkan pasar digital melalui PaDi UMKM untuk memperluas akses produk koperasi ke tingkat nasional.

    Implementasi KDMP sendiri menjadi bentuk komitmen Telkom dalam memperkuat perekonomian desa berbasis digital. 

    Program ini diharapkan mampu melahirkan koperasi yang profesional, transparan, dan berkelanjutan.

    Sebagai bagian dari komitmen, Telkom Regional 2 yang meliputi Banten, Jabodetabek, dan Jawa Barat, telah menggelar sosialisasi platform digital untuk KDMP pada 15 September lalu. 

    Kegiatan yang berlangsung di Kantor Witel Banten ini menghadirkan 50 perwakilan koperasi dari Kota Tangerang, Kabupaten Tangerang, dan Kota Tangerang Selatan untuk mendalami langsung implementasi platform digital serta mendiskusikan pengembangan potensi bisnis bersama para pemangku kepentingan.

  • Polemik Pelantikan Dekanat FKH UB, Wadek 3 Tersandung Kasus Pelecehan

    Polemik Pelantikan Dekanat FKH UB, Wadek 3 Tersandung Kasus Pelecehan

    Malang (beritajatim.com) – Pelantikan jajaran dekanat baru di Fakultas Kedokteran Hewan (FKH) Universitas Brawijaya (UB) periode 2025-2030 memicu polemik tajam. Sorotan publik tertuju pada pengangkatan Widi Nugroho (WN) sebagai Wakil Dekan 3 Bidang Kemahasiswaan, Alumni, dan Kewirausahaan Mahasiswa, yang menuai kecaman luas di media sosial karena rekam jejaknya sebagai pelaku kekerasan seksual.

    Kontroversi mencuat setelah akun Instagram resmi @fkh_ub mengunggah pengumuman pelantikan. Kolom komentar unggahan tersebut dibanjiri protes dari warganet dan mahasiswa yang mempertanyakan kelayakan WN menduduki jabatan strategis tersebut.

    “Bagaimana bisa membawa keberkahan dan kemajuan jika salah satu wadeknya adalah pelaku pelecehan seksual? apakah melihat beliau diangkat jadi wadek adil untuk korban?” tulis salah satu akun.

    Kecurigaan publik semakin menguat ketika kolom komentar sempat dinonaktifkan, sebelum akhirnya dibuka kembali dan memperlihatkan gelombang protes. Seorang mahasiswa baru FKH, Al, mengaku terkejut. “ Kita baru tahu ternyata ada kasus yang tertutup, lalu itu dipertanyakan kenapa [Widi] naik [menjadi WD3],” ujarnya.

    Menanggapi keresahan tersebut, Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FKH UB mengambil langkah strategis. Presiden BEM FKH, Farahdina, menyebut pihaknya kini fokus menjaring aspirasi dan mengumpulkan bukti terkait dugaan kasus yang melibatkan WN, baik dari mahasiswa aktif, koas, maupun alumni.

    “Untuk saat ini BEM masih fokus menjaring aspirasi-aspirasi mahasiswa. Kami sekarang masih dalam proses mengumpulkan bukti-bukti dari dugaan kasus tersebut,” jelas Farahdina.

    Direktur Jenderal Kajian dan Aksi Strategis (Kastrat) BEM FKH, Anna, menambahkan bahwa BEM telah membentuk tim pendamping penyintas dan tengah menyusun kajian kasus secara komprehensif. Kajian ini nantinya akan menjadi dasar pernyataan sikap resmi organisasi mahasiswa tersebut.

    Di tengah tekanan publik, pihak Rektorat UB akhirnya memberikan penjelasan. Wakil Rektor II Bidang Keuangan dan Sumber Daya, Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, S.H., M.H., membenarkan bahwa WN pernah terbukti melakukan pelanggaran etik. Menurutnya, pemeriksaan dilakukan pada Mei lalu berdasarkan laporan yang masuk.

    “Hasilnya, kami menemukan satu tindakan yang dikategorikan sebagai pelecehan. Karena terdapat sentuhan fisik dan sudah diproses di FKH. Kejadiannya tahun 2022,” papar Ali Safaat melalui keterangan tertulis, Senin (22/9/2025).

    Ali menambahkan, atas tindakannya pada 2022, WN telah mendapat sanksi berupa rekomendasi penundaan kenaikan jabatan fungsional pada 2023 hingga 2024. WN juga disebut telah menyampaikan permohonan maaf langsung kepada korban.

    Rektorat berdalih bahwa keputusan melantik WN didasarkan pada persyaratan formal, termasuk jenjang pendidikan doktoral (S3), tidak memiliki beban studi lanjutan, serta kinerja dan prestasi akademik yang dinilai baik. Rektorat juga mengklaim tidak menemukan laporan baru pasca-insiden 2022.

    “Kalau kinerja maupun prestasi tidak ada permasalahan,” ujar Ali. Ia menambahkan, WN tetap berada dalam pengawasan senat akademik fakultas.

    Meski demikian, Dekan FKH, Dyah Ayu Oktavianie, menegaskan bahwa fakultas tidak menoleransi segala bentuk kekerasan seksual. “ Perlu untuk kami tegaskan bahwa kami tidak ada kompromi,” ujarnya. Ia juga berkomitmen untuk melindungi privasi dan keselamatan korban.

    Sikap tegas serupa disampaikan BEM FKH. “BEM sendiri memang sangat mengecam keras adanya pelecehan seksual, apalagi hal tersebut terjadi di lingkungan kampus kami,” tutur Farahdina. [dan/beq]

  • 21 Orang Jadi Tersangka Perusakan Pos Polisi di Kabupaten Malang

    21 Orang Jadi Tersangka Perusakan Pos Polisi di Kabupaten Malang

    Malang (beritajatim.com)- Kepolisian Resor Malang menetapkan 21 orang menjadi tersangka kasus tindak pidana kekerasan yang dilakukan secara bersama-sama di muka umum. Salah satunya, melakukan perusakan Pos Polisi di Kabupaten Malang.

    Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi, Senin (22/9/2025) siang menegaskan, barang bukti yang disita berupa puluhan batu paving untuk merusak pos Polisi, sejumlah tiang bambu dan bendera merah putih, telepon genggam, flash disk, baju dan celana, jaket hodie, STNK motor dan masker penutup wajah.

    Danang membeberkan, kronologis perusakan berawal di hari Minggu 31 Agustus 2025, salah satu tersangka berinisial FS, membagikan sebuah poster di
    WhatsApp Group “T—–OETARA” yang berisi “TEKNIS LAPANGAN ALIANSI MALANG MELAWAN” terkait unjuk rasa di wilayah Kota Malang.

    Kemudian, sementara pelaku lain berinisial RA, lanjut mengirimkan pesan di grup dengan narasi “pos polisi ae”. FS lalu menanggapi dengan narasi “ayoo sing bagian kabupaten dipecahi kabeh”.

    “Mereka berangkat ke Kota Malang dan bertemu beberapa pelaku lain. Sekitar pukul 03.00
    WIB, para terduga pelaku dengan mengendarai sepeda motor (ranmor R2) pergi ke arah Kabupaten Malang dan melakukan perusakan secara bersama-sama terhadap Pos Polisi Kebonagung. Setelah itu, rombongan bergerak ke arah Kepanjen (selatan) dan tiba di Kantor Polsek Pakisaji sekitar pukul 03.15 WIB, kemudian melakukan perusakan secara bersama-sama terhadap kantor Polsek Pakisaji,” ungkap Danang.

    Dalam peristiwa tersebut, lanjut Danang, seorang terduga pelaku berinisial SD, berhasil diamankan oleh petugas piket Polsek Pakisaji. Sementara pelaku lainnya melanjutkan perjalanan menuju arah Kepanjen. Sekitar pukul 03.30 WIB, rombongan tiba di sekitar Pos Pantau Simpang 4 Kepanjen dan Pos Laka 12.50 Satlantas di Jalan Sumedang, Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang.

    “Para terduga pelaku kembali melakukan perusakan secara bersama-sama terhadap kedua pos tersebut. Pada saat kejadian, petugas Satlantas berhasil mengamankan dua orang terduga pelaku berinisial MRA dan FPA. Adapun cara para pelaku melakukan perusakan adalah dengan melempar batu paving yang
    mengakibatkan kerusakan,” tegasnya

    Akibat lemparan batu, pintu dan kaca Pos Polisi Kebonagung pecah dan rusak. Pintu, neon box bertuliskan Polsek Pakisaji, jendela, dan kaca Polsek Pakisaji mengalami kerusakan atau pecah. Kaca Pos Pantau Simpang 4 Kepanjen pecah. Dan Pos Laka Satlantas Polres Malang di Jalan Sumedang, Kelurahan Cepokomulyo, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang mengalami kerusakan atau pecah.

    Dari hasil pemeriksaan terhadap para terduga pelaku yang diamankan, diperoleh informasi mengenai
    identitas pelaku lainnya. Satreskrim Polres Malang yang intens melakukan penyelidikan akhirnya meringkus 21 orang tersangka sejak 31 Agustus 2025 hingga 16 September 2025.

    “Dari hasil pemeriksaan kami, motif yang dilakukan pelaku melakukan perusakan karena terprovokasi oleh media sosial dan perkembangan situasi yang terjadi saat itu. Modus operandi para pelaku konvoi menggunakan sepeda motor, kemudian mencari gedung atau bangunan Polri dan melakukan
    pelemparan menggunakan batu dan tiang bendera (bambu) yang ada di sekitar gedung Polri (Polres Malang),” beber Danang.

    Danang menambahkan, para tersangka di jerat Pasal 214 KUHP subs Pasal 212 KUHP atau Pasal 160 KUHP atau Pasal 170 ayat (1) dan (2) KUHP atau Pasal 406 KUHP atau Pasal 45A ayat (1), (2) jo pasal 28 Undang-Undang RI No. 1 tahun 2024 tentang Perubahan atas Undang-Undang RI No. 11 tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dengan ancaman pidana penjara paling lama 7 tahun.

    Polisi juga menyimpulkan, keberadaan tersangka tidak ditemukan adanya WhatsApp Group yang terafiliasi dengan kelompok Anarko. [yog/aje]

  • 21 Orang Jadi Tersangka Perusakan Pos Polisi di Malang, 6 masih Anak-anak

    21 Orang Jadi Tersangka Perusakan Pos Polisi di Malang, 6 masih Anak-anak

    Liputan6.com, Jakarta Polisi menetapkan 21 orang tersangka, enam di antaranya masih di bawah umur dalam kasus perusakan pos polisi dan Polsek Pakisaji, Malang, Jawa Timur. Motif perusakan tersebut dipicu provokasi di media sosial.

    Peristiwa perusakan kantor polisi itu terjadi pada Sabtu, (30/08/2025) malam sampai Minggu (31/08/2025) dini hari. Para pelaku datang mengendari motor, kemudian melempari Polsek Pakisaji dan dua pos polisi di Kebonagung, Pakisaji.

    Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo mengatakan 13 orang ditangkap terlebih dulu usai peristiwa perusakan pos polisi tersebut. Sedangkan lima orang lainnya menyusul ditangkap pada pertengahan September ini.

    “Ada yang ditangkap di lokasi kejadian, sebagian lagi ditangkap hasil penyelidikan dan pengembangan perkara,” kata Danang, Senin (22/09/2025).

    Menurutnya, motif para tersangka merusak pos polisi dan Polsek Pakisaji karena terprovokasi lewat media sosial. Situasi pada akhir Agustus saat itu sedang terjadi aksi besar-besaran dan banyak yang berujung rusuh.

    Para pelaku ketika itu bergerak dengan cara konvoi menggunakan motor. Mereka lalu melemparkan batu, merobohkan tenda sampai memecah kaca pos polisi. Jarak antara Polsek Pakisaji dan Pos Polisi Kebonagung sendiri tak terlampau jauh.

    “Tindakan merusak fasilitas Polri itu jelas kriminal dan tidak bisa ditoleransi,” ucap Danang.

    Tiap tersangka punya peran berbeda, ada yang menyebar provokasi melalui WhatsApp grup, melempar batu sampai perusakan fasilitas. Polisi menyita barang bukti berupa motor, ponsel, hingga batu yang digunakan untuk menyerang.

    Mereka bakal dijerat pasal berlapis, salah satu di antaranya menggunakan Pasal 170 KUHP tentang kekerasan terhadap barang maupun orang, dengan ancaman pidana hingga 7 tahun penjara.

    “Proses hukum terhadap para pelaku akan berjalan sesuai aturan yang berlaku termasuk untuk tersangka anak,” ujar Danang.

    Kapolres Malang mempersilakan siapapun yang ingin menyampaikan aspirasi. Tapi petugas akan bertindak tegas terhadap setiap bentuk aksi anarkis yang mengganggu ketertiban masyarakat dan menganggu kondusifitas.

  • Hilang Sejak Akhir Agustus, Identitas Mayat di Lereng Gunung Arjuno Terungkap

    Hilang Sejak Akhir Agustus, Identitas Mayat di Lereng Gunung Arjuno Terungkap

    Pasuruan (beritajatim.com) – Misteri penemuan mayat pria membusuk di lereng Gunung Arjuno akhirnya terungkap. Korban diketahui bernama Aji Santoso (42), warga Desa Toyomarto, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang.

    Identitas korban dipastikan setelah keluarga mendatangi RS Bhayangkara Pusdik Sabhara Porong. Mereka mengenali jenazah dari pakaian, susunan gigi, dan tas pinggang yang masih melekat di tubuh korban.

    Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno, membenarkan bahwa korban sudah lama dinyatakan hilang. “Korban berpamitan terakhir pada 29 Agustus 2025 untuk mendaki Gunung Arjuno seorang diri,” jelasnya.

    Menurut keterangan keluarga, Aji Santoso meninggalkan rumah tanpa kabar sejak akhir Agustus. Pihak keluarga bahkan sempat melakukan pencarian ke pos pendakian, namun namanya tidak terdaftar.

    Saksi pertama yang mengenali korban adalah Wiji Sari, adik kandung Aji Santoso. Ia memastikan mayat tersebut adalah kakaknya setelah melihat pakaian dan ciri-ciri gigi korban.

    Saksi lain, Nurul Huda, juga menegaskan hal serupa. Ia mengenali tas pinggang yang dibawa korban, karena barang itu adalah pemberiannya.

    Selain itu, saksi Abd. Mukmin mengaku sempat mendengar kabar korban berpamitan naik ke Gunung Arjuno. Bahkan ia menduga keberangkatan korban berkaitan dengan ritual atau kebiasaan lelaku ilmu Jawa.

    “Dari keterangan keluarga, korban memang berangkat mendaki tanpa teman, melalui jalur terobosan yang tidak resmi,” tambah Joko. Hal ini membuat keberadaan korban sulit dilacak sejak awal.

    Jenazah Aji Santoso ditemukan warga dalam kondisi mengenaskan dengan kepala tinggal tengkorak. Evakuasi membutuhkan waktu dua jam karena medan yang terjal di lokasi penemuan.

    Kini jenazah telah dibawa ke rumah keluarga di Malang untuk proses pemakaman. “Kami turut berduka dan mengimbau agar pendakian selalu dilakukan melalui jalur resmi untuk menghindari kejadian serupa,” pungkas Joko. (Ada)

  • Perseteruan Eks Dosen UIN Maliki Malang dan Tetangga Berlanjut ke Jalur Hukum dengan Saling Lapor

    Perseteruan Eks Dosen UIN Maliki Malang dan Tetangga Berlanjut ke Jalur Hukum dengan Saling Lapor

    Malang (beritajatim.com) – Konflik antara eks dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Maulana Malik Ibrahim (Maliki) Malang, Imam Muslimin, dengan tetangganya, Sahara, kini memasuki babak baru. Perseteruan yang awalnya berupa cekcok tetangga dan viral di media sosial dengan adegan adu mulut hingga berguling di jalan, kini resmi bergulir ke ranah hukum setelah kedua belah pihak saling melaporkan ke Polresta Malang Kota.

    Eskalasi konflik dimulai dari laporan Sahara pada Kamis (18/9/2025). Didampingi kuasa hukumnya, Moh Zakki, Sahara menuding Imam Muslimin melakukan pencemaran nama baik dan fitnah. Ia mengaku dirugikan atas dampak perseteruan yang melebar luas.

    “Bukan hanya saya yang mengalami. Banyak tetangga yang pernah bermasalah dengan dosen IM, tapi tidak berani bicara. Saya ingin menempuh jalur hukum agar ada kejelasan dan keadilan ditegakkan,” ujarnya.

    Pihak Sahara menyerahkan bukti berupa rekaman video, foto, serta keterangan saksi. Laporan tersebut mengacu pada Pasal 310 dan 311 KUHP, serta Pasal 27 juncto Pasal 45 UU ITE.

    Tak tinggal diam, Imam Muslimin membalas dengan laporan balik pada Jumat (19/9/2025). Melalui kuasa hukumnya, Austian Siagian, ia mengadukan Sahara yang diduga berada di balik akun TikTok @sahara_vibesssss. Menurutnya, unggahan akun tersebut merugikan kliennya secara serius.

    “Dampaknya luar biasa terhadap klien kami, terhadap lingkungan sekitarnya, juga kesehariannya. Bahkan berdampak ke pekerjaan beliau, proyek-proyek yang semestinya bisa berjalan jadi dibatalkan akibat ramainya postingan akun tersebut,” terang Austian pada Sabtu (20/9/2025).

    Pihak Imam melaporkan Sahara dengan pasal berlapis, yakni Pasal 27A, Pasal 28 ayat 2 dan 3 UU ITE, serta Pasal 310, 335, 336, dan 167 KUHP.

    Sebelum laporan hukum muncul, viralnya kasus ini sudah berdampak pada karier akademik Imam Muslimin. Pada Selasa (16/9/2025), ia resmi mengajukan pengunduran diri sebagai dosen Pascasarjana UIN Maliki Malang. Imam mengaku sakit hati setelah tidak ada mahasiswa yang hadir di kelas yang ia ajar.

    “Saya masuk kelas, tidak ada mahasiswa datang. Saya WA (WhatsApp) tidak ada yang menjawab. Ok, daripada saya sakit hati, saya kemudian nulis surat kepada atasan saya, bahwa saya mundur,” katanya.

    UIN Maliki Malang segera mengambil langkah tegas. Melalui Tim Penegakan Disiplin ASN yang diketuai Prof. Dr. Agus Maimun, M.Pd., kampus menyampaikan permohonan maaf kepada publik pada Rabu (17/9/2025). Imam Muslimin dinonaktifkan dari tugas mengajar, permohonan kenaikan jabatan akademiknya ditangguhkan, serta dibentuk tim khusus investigasi. Bahkan, Inspektorat Jenderal Kementerian Agama RI dilibatkan untuk memastikan penanganan objektif dan sesuai aturan.

    “Penanganan kasus ini tidak berhenti di tingkat kampus saja. Kami melibatkan Kementerian Agama agar ada objektivitas dan kepastian hukum,” tegas anggota tim disiplin.

    Kini, perseteruan yang berawal dari masalah bertetangga tersebut sepenuhnya berada di tangan aparat penegak hukum. Publik menunggu bagaimana kasus ini akan berakhir, yang menjadi gambaran cepatnya konflik personal dapat berimplikasi luas di era digital. [dan/beq]

  • Polres Malang Salurkan Bantuan Pasca Banjir Sitiarjo

    Polres Malang Salurkan Bantuan Pasca Banjir Sitiarjo

    Malang (beritajatim.com) – Polres Malang bersama Forkopimda Kabupaten Malang menyalurkan bantuan sosial pasca banjir yang melanda Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan. Penyerahan bantuan dipusatkan di Balai Desa Sitiarjo dan Dusun Rowotrate, Minggu (21/9/2025).

    Dalam kegiatan tersebut hadir Bupati Malang HM Sanusi, Kapolres Malang AKBP Danang Setiyo Pambudi Sukarno bersama Ketua Bhayangkari Cabang Malang, serta jajaran pejabat utama Polres Malang. Rombongan meninjau langsung lokasi terdampak banjir sekaligus menyerahkan bantuan kepada warga.

    Bantuan yang diberikan berupa ratusan paket sembako, perlengkapan sandang, hingga kasur lipat. Tidak hanya dari pemerintah, dukungan juga datang dari sejumlah pihak swasta.

    Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar mengatakan, kegiatan ini merupakan wujud kepedulian aparat dan pemerintah terhadap masyarakat yang terdampak banjir.

    “Polres Malang bersama Forkopimda turun langsung untuk memastikan bantuan bisa diterima oleh warga. Ada ratusan paket sembako dan kebutuhan dasar lain yang distribusikan hari ini,” ujar Bambang, Minggu (21/9/2025).

    Selain menyalurkan bantuan, rombongan juga meninjau kondisi rumah warga dan balai dusun yang sempat terendam banjir.

    Dari data pemerintah daerah, banjir akibat luapan Sungai Penguluran itu berdampak pada lebih dari 800 kepala keluarga atau lebih dari dua ribu jiwa.

    “Kami mengimbau warga untuk tetap waspada terhadap potensi banjir susulan, mengingat cuaca masih tidak menentu. Polres Malang akan terus bersiaga bersama instansi terkait,” tambah Bambang. (yog/but)

  • SPAM Klojen, Rp5 ribu untuk air minum sehat

    SPAM Klojen, Rp5 ribu untuk air minum sehat

    ANTARA – Untuk mempermudah akses air minum sehat bagi masyarakat, Pemerintah Kota (Pemkot) Malang meresmikan Stasiun Pengisian Air Minum (SPAM) di Pasar Klojen, Minggu (21/9). Masyarakat kini dapat mengisi ulang air minum dengan murah dan mudah hanya dengan Rp5 ribu per galon dengan kualitas air yang steril. SPAM merupakan salah satu unit usaha Koperasi Merah Putih di Kota Malang. (Achmad Saif Hajarani/Rizky Bagus Dhermawan/Nabila Anisya Charisty)

    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 2.228 Jiwa Terdampak Banjir di Malang Selatan

    2.228 Jiwa Terdampak Banjir di Malang Selatan

    Malang (beritajatim.com)– Banjir melanda Desa Sitiarjo, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, pada Sabtu (20/9/2025) dini hari. Sedikitnya 830 kepala keluarga (KK) atau 2.228 jiwa terdampak setelah hujan deras mengguyur sejak Jumat (19/9/2025) malam dan membuat Sungai Penguluran meluap.

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, Jalur utama Malang–Sendangbiru juga sempat lumpuh karena tertutup banjir hingga lebih dari 1 meter.

    Polres Malang bersama Polsek Sumbermanjing Wetan bergerak cepat dengan mendatangi lokasi terdampak, melakukan evakuasi, hingga mendirikan posko di Balai Desa Sitiarjo.

    [

    Personel juga membantu warga membersihkan lumpur yang menutupi rumah maupun jalan.

    “Sejak dini hari kami langsung menurunkan personel gabungan bersama BPBD, TNI, PMI, dan relawan. Fokus utama adalah evakuasi warga, mendirikan dapur umum sementara, serta pendataan kerugian,” kata Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Minggu (21/9/2025).

    Berdasarkan data yang diperoleh, luapan air setinggi 1 hingga 2 meter merendam permukiman di sejumlah dusun. Antara lain Dusun Krajan Wetan (250 KK/648 jiwa), Krajan Tengah (240 KK/705 jiwa), Rowotrate (177 KK/464 jiwa), serta Krajan Kulon (163 KK/411 jiwa).

    Menurut Bambang, dapur umum sementara didirikan di GKJW Induk Sitiarjo dan GKJW Sumberembak, Gunungtumo. Posko data juga disiapkan untuk mencatat jumlah korban terdampak dan kebutuhan mendesak.

    “Alhamdulillah tidak ada korban jiwa. Namun, akses ke beberapa dusun seperti Rowotrate dan Gunungtumo sempat sulit ditembus karena genangan mencapai lebih dari setengah meter,” tegasnya.

    Selain Polri, penanganan banjir juga melibatkan sejumlah unsur lain. Di antaranya BPBD Kabupaten Malang, Tagana, SAR Awangga, TNI AL Sendangbiru, Malang Selatan Rescue, hingga komunitas relawan lokal.

    Mereka bergotong-royong melakukan evakuasi, distribusi logistik, hingga pembersihan pasca-banjir.

    “Polres Malang tetap siaga mengantisipasi potensi banjir susulan. Kami mengimbau warga agar tetap waspada karena intensitas hujan di wilayah selatan Kabupaten Malang masih cukup tinggi,” pungkas Bambang. [yog/aje]