kab/kota: Malang

  • Sajadah Yai Mim Dibakar, Kuasa Hukum Laporkan Dugaan Penistaan Agama

    Sajadah Yai Mim Dibakar, Kuasa Hukum Laporkan Dugaan Penistaan Agama

    Malang (beritajatim.com) – Kuasa Hukum Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim, yakni Agustian Siagian menyebut ada 2 laporan tambahan yang mereka layangkan. Pertama persekusi dan kedua adalah penistaan agama.

    Agustian Siagian mengatakan untuk kasus penistaaan agama ada simbol agama yang diduga dinistakan dengan cara dibakar. Ada 3 orang yang dilaporkan dalam dugaan penistaan agama ini namun dia tidak merinci dengan jelas identitas orang yang dilaporkan.

    Untuk dugaan penistaan agama berupa pembakaran sajadah atau alas untuk salat milik istri Yai Mim yakni Rosyida Vigneswari. Pelaporan ini dilakukan beberangan dengan pemeriksaan Yai Mim di Polresta Malang Kota pada Selasa, (7/10/2025).

    “Penistaan ini 3 orang yang dilaporkan. Penistaannya berupa pembakaran sajadah milik bu Ros (Rosyida Vigneswari). Kita laporkan 3 orang biar nanti berkembang mengikuti petunjuk yang ada,” ujar Agustian.

    Agustian menuturkan, untuk tempat kejadian perkara pembakaran sajadah ada di pekarangan depan rumah Yai Mim. Peristiwa pembakaran terjadi pada malam hari usai mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang itu menunaikan ibadah salat istikharah.

    “Sajadah itu ada di pekarangan seberang rumah. Saat itu pak Yai sedang salat istikharah. Kejadiannya saat pak yai usai salat,” ujar kata Agustian.

    Terkait alasan Yai Mim salat dipekarangan tanah milik orang lain. Karena Yai Mim berkeinginan membeli tanah depan rumahnya. Adapun salat istikharah dilakukan agar Yai Mim mendapat petunjuk dalam agama Islam sebelum memutuskan untuk membeli tanah itu.

    “Tanah tempat pak Yai salat itu niat mau dibeli. Jadi pak Yai mengistikharai tanah ini. Bagus atau gimana pasca salat disitu belum diberesin langsung dibakar,” tutur Agustian. (luc/kun)

  • Yai Mim Diperiksa Selama 5 Jam Dicecar 30 Pertanyaan oleh Polresta Malang

    Yai Mim Diperiksa Selama 5 Jam Dicecar 30 Pertanyaan oleh Polresta Malang

    Malang(beritajatim.com) – Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim telah menjalani pemeriksaan penyidik Polresta Malang Kota pada Selasa, (7/10/2025).

    Dia selain didampingi oleh istri Rosyida Vigneswari juga didampingi kuasa hukum dan simpatisan.

    Kuasa Hukum Yai Mim, Agustian Siagian mengatakan bahwa pemeriksaan terkait pelaporan pencemaran nama baik yang dilayangkan kliennya. Ada beberapa aduan yang dia lakukan di Polresta Malang Kota dalam kasus perseteruan Yai Mim versus Sahara.

    “Jadi pemeriksaan hari ini kita hadir mendampingi Pak Yai Mim dalam kapasitasnya selaku pelapor atas pengaduan yang sudah kita masukkan beberapa hari lalu terhadap pemilik akun Tiktok @sahara_vibesssss,” ujar Agustian.

    Yai Mim sendiri diperiksa mulai pukul 11.00 WIB hingga 15.30 WIB atau sekira 5 jam. Di ruang penyidikan Yai Mim dicecar 30 pertanyaan oleh penyidik terkait aduan yang dia lakukan.

    “Ya kita berharap penyidikan ini bisa berjalan lebih cepat agar perkara ini menjadi terang ya. Dan terhadap Sahara setelah akun terlapor bisa segera diproses. Tadi kurang lebih ada hampir 30 pertanyaan (di ruang penyidikan),” ujar Agustian.

    Kuasa Hukum Yai Mim, Agustian Siagian usai pemeriksaan di Polresta Malang Kota.

    Selain memeriksa Yai Mim. Polisi juga memeriksa istri Yai Mim yakni Rosyida Vigneswari sebagai saksi. Tim hukum Yai Mim berharap proses pelaporan pencemaran nama baik oleh kliennya segera diproses lebih cepat.

    “Untuk Pak Yai sudah sekalian hari ini langsung saksi istrinya diperiksa juga,” ujar Agustian.

    Agustian mengatakan bahwa pelaporan pencemaran nama baik terkait konten akun tiktok @sahara_vibesssss yang dinilai bermuatan ujaran kebencian. Sejumlah barang bukti pun telah di siapkan oleh tim kuasa hukum untuk melengkapi pelaporan.

    “Itu konten-konten yang berisi ujaran kebencian, fitnah, dan lain sebagainya.
    Ada sekitar empat video. Salah satunya yang menuduh Kiai Cabul, terus menghasut mahasiswanya seolah-olah demo ke rumah Sahara,” ujar Agustian. (luc/ted)

  • Urusi Kasus Yai Mim di Malang Jawa Timur, KDM Tuai Kritik Tajam: Apakah Dia Kurang Kerjaan atau Cari Perhatian?

    Urusi Kasus Yai Mim di Malang Jawa Timur, KDM Tuai Kritik Tajam: Apakah Dia Kurang Kerjaan atau Cari Perhatian?

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA — Gubernur Jawa Barat, Dedi Mulyadi atau akrab dengan akronim KDM (Kang Dedi Mulyadi) kembali jadi sorotan dan mendapat kritikan tajam publik.

    Pasalnya, KDM pada Senin, 6 Oktober 2025, kemarin mengunjungi Yai Mim dan Sahara langsung di kediaman mereka di Malang, Jawa Timur. Dia datang hendak mendamaikan.

    Terkait hal tersebut, penulis kondang Indonesia, Tere Liye, menyampaikan kritik bernada satire terhadap politisi dari Partai Gerindra itu.

    “Sebagai penduduk Jawa Barat, saya bangga sekali dengan Gubernur satu ini,” tulis Tere Liye dikutip dari akun media sosialnya, Selasa (7/10/2025).

    Secara sarkas, alumni Fakutas Ekonomi UI itu mengulas soal Jawa Barat dengan kenyataan yang terbalik. “Semua masalah di Jawa Barat sudah beres tuntas, Jawa Barat telah menjadi provinsi maju, luar biasa sejahtera, PHK tidak ada, pekerjaan di mana-mana, udara segar nan indah, kualitas pendidikan top, bahkan loteng SMAN terbaik di Bandung jebol pun tidak ada. Sempurna,” sindir Tere Liye.

    Pria bernama asli Darwis ini pun menyebut Gubernur Jabar itu kini sibuk mengurusi urusan yang terjadi di Malang yang kebetulan viral.

    “Maka bisa dimaklumi dia tidak punya pekerjaan lagi di Jawa Barat. Dia sibuk mengurusi urusan di Malang sekalipun. Top banget. Banget,” sindirnya lagi.

    Tere Liye pun menyampaikan terkait konstelasi politik ke depan karena nama KDM kini ramai dielukan pendukungnya, terlebih gubernur Jabar itu memang dikenal publik karena doyan membuat konten di media sosial.

    “Yes! Segera pilpres, banyak yang tidak sabar buat nyoblos. Habis itu bisa jadi ketua PBB, dll dsbgnya,” sambung Tere Liye.

  • Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Kisah Haru di Balik Tragedi Ponpes Al-Khoziny: Ketika Rafi Tak Lagi Bangun dari Sujudnya

    Bisnis.com, SURABAYA ‐ Sekeping kisah haru tersisa dari memori bencana peristiwa ambruknya bangunan musala yang terletak di Pondok Pesantren (Ponpes) Al-Khoziny, Buduran, Sidoarjo, Jawa Timur. 

    Di balik puing-puing bangunan tiga lantai yang robohh itu, petugas SAR gabungan dari unsur rescue Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan (DPKP) Surabaya mengevakuasi tubuh seorang remaja pria yang ditemukan dalam posisi bersujud. Tubuh yang kaku itu tengah memeluk seraya melindungi temannya, Syehlendra Haical (13), yang kini bertahan hidup, Rabu (1/10/2025) sore.

    Insan tersebut diketahui bernama Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas. Rafi, sapaan akrabnya, masih berusia 17 tahun dan kini telah meninggalkan dunia untuk selamanya. Rafi tutup usia setelah mencoba bertahan selama kurang lebih sehari sesudah kejadian nahas yang terjadi pada Senin (29/9/2025) saat ratusan santri Ponpes Al-Khoziny menunaikan ibadah salat Ashar sore itu.

    Sang kakak, Novita Tri Endah (26) tak kuasa menahan air matanya saat mengingat kembali potongan-potongan kejadian mendadak yang tidak pernah disangkanya akan dialami dirinya beserta keluarganya itu. 

    “[Rafi] Sudah meninggal, keadaan sujud di hari ketiga. Dini hari meninggal sambil meluk temannya yang selamat itu, Haical,” ungkap Novita saat ditemui di rumah duka, Kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan, Surabaya, Jawa Timur, Selasa (7/10/2025).

    Novita menceritakan bahwa Rafi baru menginjakkan kaki di pondok pesantren selama kurang lebih dua bulan lamanya. Ia berkata bahwa adiknya tersebut memiliki tekad yang kuat untuk menimba ilmu agama usai lulus dari bangku Sekolah Menengah Pertama (SMP).

    Perempuan itu juga mengatakan bahwa Rafi memiliki cita-cita untuk menjadi seorang ustaz saat ia dewasa kelak. Keinginan untuk melanjutkan pendidikan ke pondok pesantren itu disebutnya datang secara pribadi dari sosok Rafi.

    Novita pun menyebut bahwa keinginan Rafi untuk bisa “mondok” awalnya sempat ditentang oleh pihak keluarga, termasuk dirinya sendiri. Namun, pada akhirnya, keluarga pun menuruti permintaan Rafi setelah melihat dan memahami niat sucinya tersebut, hingga akhirnya ia resmi memulai pembelajaran pendidikan agama di Ponpes Al-Khoziny sejak Juli 2025 lalu.

    “Dia yang minta sendiri kan. Malah aku yang enggak bolehin mondok sebetulnya. Dia bilang ‘aku pingin mondok ae’. ‘Aku pingin nekunin agama, pengen bisa baca Al-Quran. Aku pingin jadi ustad. Aku ingin ngajarin ponakan-ponakan’,” ucap Novita sambil menirukan perkataan almarhum adiknya itu.

    Sempat Minta Foto Keluarga 

    Novita menjelaskan Rafi merupakan anak bungsu dari empat bersaudara dan merupakan satu-satunya anak laki-laki yang hadir di keluarga mereka. Sejak masa kanak-kanak, ia mengakui bahwa Rafi adalah sosok yang penurut, tidak pernah membantah orang tua dan saudaranya, dan sabar menanti keinginannya. 

    “Jadi dia dari kecil nggak membangkang gitu. Nurut sama aku sama bapak, nurut di rumah. Kalau aku enggak boleh ini, ya dia nggak berangkat. Nggak neko-neko, nggak banyak nuntut,” ucapnya.

    Hari-hari menjelang peristiwa nahas tersebut, Novita mengatakan bahwa Rafi sempat pulang ke rumah saat momen perayaan Maulid Nabi bulan lalu. Rafi sempat tinggal dan menetap selama sepuluh hari lamanya di kediaman mereka. 

    Saat pulang ke rumah, banyak permintaan sederhana yang diutarakan oleh almarhum. Di antaranya meminta untuk dibelikan makanan pisang coklat, pelindung (casing) handphone, minyak wangi, baju koko, hingga foto bersama keluarga. Novita pun sempat merasa bingung dengan gelagat adiknya tersebut yang tidak seperti biasanya.

    “Aku yang ngerasa kayak ada yang aneh, minta itu, aneh-aneh gitu. Berturut-turut minta sesuatu. Biasanya itu enggak pernah. Dia minta foto sama aku, ‘Ayo mbak foto, ngko sampeyan lek [nanti kalau kamu] kangen, iku [itu] lihat aku’. Itu juga dia foto terakhir pakai sarung merah yang ditemukan itu,” ucap Novita. 

    Novita juga menyebut saat kembali ke pondok pesantren, Rafi sempat berkomunikasi via telepon dengan ayahnya. Saat itu, ayahnya menanyakan mengenai sisa uang saku yang masih dipegang Rafi untuk menunjang kehidupannya di pondok pesantren. 

    “Sama bapak telepon dua kali. Ditanya bapak ‘Uangnya udah habis ta?’ Jawabannya ‘Ada cukup sampai aku mulih maneh [pulang lagi]. Pulangnya itu masih lama kok cukup’. Ternyata pulang ke Rahmatullah,” tutur Novita. 

    Sosok Rafi Catur Okta Mulya Pamungkas (tengah), korban jiwa dari peristiwa naas ambruknya bangunan Ponpes Al-Khoziny, Sidoarjo, Jawa Timur./ Bisnis-Julianus Palermo

    Sujud Terakhir Rafi

    Berdasarkan penuturan santri yang selamat, saat itu mereka tengah menunaikan salat ashar berjamaah. Saat tragedi tersebut terjadi, Rafi disebut berada dalam urutan saf ketiga dalam susunan jemaah yang tengah menunaikan ibadah salat tersebut. 

    Perlu diketahui, jemaah yang berada di urutan saf ketiga hingga saf kelima disebut paling parah terdampak reruntuhan bangunan musala yang ambruk itu.

    “Awalnya shock, nggak terima. Kenapa harus adikku? Masih sempat-sempatnya loh dia nyelametin orang dalam waktu keruntuhan gitu. Dia katanya khusyuk banget kan itu [saat bangunan] runtuh itu rakaat ketiga pas waktu sujud itu runtuhnya,” ucap Novita lirih.

    Novita pun menyebut, berdasarkan penuturan petugas SAR, adiknya saat itu tertimpa reruntuhan beton bangunan di bagian punggungnya. Dirinya menceritakan pengakuan dari Haical bahwa saat itu Rafi dan Haical masih sempat untuk menunaikan ibadah salat Magrib dan Isya di balik reruntuhan itu. 

    Namun, saat Haical kembali mengajaknya untuk menunaikan ibadah salat Subuh, Rafi sudah tidak memberi respons atas ajakan itu. Tim medis menyatakan tidak menemukan tanda-tanda kehidupan dari remaja malang tersebut.

    “Adikku masih bisa diajak salat magrib, tapi ya dalam keadaan sujud terus gitu kan pas kena reruntuhan. Terus pas diajak salat Isya juga masih salat, masih mau. Itu masih terus. Sampai subuh itu dibangunin lagi udah nggak ada suara. Kalau kata dokter, malam itu udah enggak ada adik saya,” ujarnya sambil terbata-bata. 

    Sebuah kebetulan, jasad Rafi ditemukan oleh petugas SAR dalam posisi bersujud serta mengenakan sarung berwarna merah yang dikenali kakaknya itu. Novita mengakui bahwa sarung tersebut sempat dikenakan adiknya saat salat terakhir di rumah sebelum bergegas kembali ke pondok pesantren. 

    “Sarungnya ya sarung merah itu karena aku tahu kalau itu jasadnya karena dari sarungnya. Sarungnya itu sering tak cuci, sering tak lipetin. Jadi aku tahu hafal gitu,” sebutnya.

    Walaupun masih diselimuti rasa duka yang mendalam, Novita menyatakan dirinya beserta keluarga besar telah ikhlas melepas kepergian Rafi untuk selama-lamanya. Ia dan keluarga yang ditinggalkan pun hanya bisa berharap kejadian serupa tidak terulang kembali di masa depan.

    “Mungkin kembali lagi ini takdir adikku seperti ini, kita menuntut pun percuma juga. Menuntut pun apa yang didapat gitu. Kan kasihan adikku takutnya enggak tenang atau apa. Jadi aku ikhlas sama keluarga, cuma mendoakan aja. Mungkin jangan sampai terjadi seperti itu lagi. Bangunannya enggak asal-asalan atau seperti apa,” pungkasnya.

  • Yai Mim Pindah Rumah, Rencana Beli Tanah Rp8,5 Miliar

    Yai Mim Pindah Rumah, Rencana Beli Tanah Rp8,5 Miliar

    Malang (beritajatim.com) – Mantan dosen Universitas Islam Negeri (UIN Maulana Malik Ibrahim) Malang Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim berencana pindah rumah. Dia akan menjual rumah yang berada di komplek Perumahan Joyogrand Kavling Depag, RT 09/RW 09, Kota Malang.

    Yai Mim memilih pindah karena sudah diusir oleh warga setempat. Dia akan berpindah tidak jauh dari komplek perumahan yang dia tempati saat ini. Yai Mim akan membeli tanah yang kini menjadi Brojans Kafe. Lokasinya berada di Jalan Joyo Agung, Kota Malang.

    “Pindah rumah, memang pindah karena sudah diusir. Jadi saya mau pindah ke Brojans Kafe. Tapi masih belum beli karena teman saya masih sewa. Nanti setelah saya beli tanah itu saya bikin rumah kecil saja, satu kamar saja baru saya pindah,” ujar Yai Mim disela-sela pemeriksaan di Polresta Malang Kota, Selasa, (7/10/2025).

    Yai Mim menegaskan bahwa setelah dia membeli tanah dan membangun rumah barulah dia pindah. Tanah yang diincar oleh Yai Mim ditaksir mencapai Rp8,5 miliar.

    Tanah itu saat ini masih dalam proses penjajakan. Sebab, Yai Mim mengaku masih mengumpulkan uang untuk membeli tanah. Rencananya di lokasi itu selain dibangun rumah juga akan dibangun tempat usaha dan tempat kajian.

    “Belum (dibeli). Mintanya berapa (harga jual tanah) saya kan harus ngumpulin uang saya dulu. Saya kan bukan siapa-siapa dan itu harganya Rp8,5 miliar tanahnya se Brojans Kafe. Nanti saya bangun rumah kecil satu kamar untuk tidur saya. Kafenya jalan, bengkelnya jalan, lembaga kajian jalan,” ujar Yai Mim. (luc/but)

  • Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Diduga Sakit Jantung, Seorang Pria Meninggal di Karangploso Malang

    Malang (beritajatim.com)- Seorang pria berinisial A (50), warga Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, ditemukan meninggal dunia di dalam sebuah rumah di Desa Gondanglegiwetan, Kecamatan Gondanglegi, Kabupaten Malang, pada Senin (6/10/2025) siang.

    Dari hasil pemeriksaan Polisi, pihak berwajib memastikan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan di tubuh korban.

    Peristiwa itu pertama kali diketahui oleh W (37), pemilik rumah, sekitar pukul 14.45 WIB. Saat itu, saksi mendengar suara benda jatuh di dalam rumahnya. Ketika dicek, ia mendapati seorang pria tak dikenal dalam posisi tengkurap di ruang tengah.

    “Saksi sempat mencoba menolong dan memastikan kondisi korban, namun korban sudah tidak menunjukkan tanda-tanda kehidupan,” kata Kasihumas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, Selasa (7/10/2025).

    Saksi kemudian memanggil tetangga dan melaporkan kejadian tersebut ke Polsek Gondanglegi. Tak lama, petugas gabungan dari Polsek Gondanglegi, Koramil, tenaga medis, dan PMI tiba di lokasi untuk melakukan olah TKP.

    Polisi menemukan sejumlah barang milik korban, di antaranya uang tunai Rp87 ribu, dua bungkus rokok, satu korek api, sebuah topi warna biru dongker, dan satu kartu ATM.

    Dari hasil pemeriksaan awal tim medis, tidak ditemukan tanda kekerasan di tubuh korban. Keluarga korban yang datang ke lokasi juga menyatakan bahwa korban memiliki riwayat penyakit jantung. Mereka menolak dilakukan autopsi dengan membuat surat pernyataan resmi disaksikan Kepala Desa Girimoyo.

    “Dari hasil olah TKP dan pemeriksaan tim medis, diduga kuat korban meninggal karena sakit mendadak. Pihak keluarga juga telah membuat pernyataan menolak autopsi,” tutur Bambang.

    Ia menambahkan, Polres Malang memastikan setiap laporan masyarakat akan ditangani secara cepat dan profesional.

    “Begitu menerima laporan, anggota Polsek Gondanglegi langsung menuju lokasi dan berkoordinasi dengan tim medis serta perangkat desa. Respons cepat ini menjadi bagian dari pelayanan presisi Polri terhadap masyarakat,” ujarnya.

    Saat ini jenazah telah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di tempat asalnya. Polisi juga memastikan tidak ada unsur pidana dalam kejadian tersebut. (yog/ted)

  • Ini Kata Pemprov Jatim Soal Pembangunan Jalur Turunan Ngeprih Pacet

    Ini Kata Pemprov Jatim Soal Pembangunan Jalur Turunan Ngeprih Pacet

    Surabaya (beritajatim.com) – Kepala Dinas PU Bina Marga Provinsi Jatim, Edy Tambeng Widjaja melalui Kabid Pembangunan, Hadi Pramoedjo buka suara terkait rencana pembangunan jalur turunan di lingkungan Ngeprih, Dusun Pacet Selatan, Desa Pacet, Kecamatan Pacet, yang masih membutuhkan waktu panjang.

    Ini karena hingga kini pengajuan pembangunan yang disodorkan Pemkab Mojokerto tak kunjung mendapat lampu hijau dari Pemprov Jatim. Apa jawaban Pemprov?

    Menurut Hadi, usulan dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto tahun 2024 untuk Bantuan Keuangan Khusus Infrastruktur Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2025, dengan ID usulan di SIPD 1633074: Pelebaran Jalan Menuju Standar Ruas Gotean-Ngeprih dan Ruas Lebaksono Slepi senilai Rp 32.274.804.000 setelah
    diverifikasi oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur sudah diteruskan untuk Verifikasi Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Provinsi Jawa Timur.

    “Kemudian, Surat BPKAD nomor : 900.1.2.4/1138/203.1/2025 tanggal 6 Februari 2025 perihal Informasi DPA Bantuan Keuangan Tahun Anggaran 2025, disebutkan bahwa yang mendapatkan dana Bantuan Keuangan Khusus Infrastruktur tahun anggaran 2025 adalah Kabupaten Bangkalan, Kabupaten Malang, Kabupaten Situbondo, dan Kabupaten Trenggalek, tidak ada anggaran BKK untuk Kabupaten Mojokerto,” jelasnya, Selasa (7/10/2025).

    Sementara itu, usulan dari Pemerintah Kabupaten Mojokerto tahun 2025 untuk Bantuan Keuangan Khusus Infrastruktur Pemerintah Provinsi Jawa Timur tahun 2026, dengan ID usulan di SIPD 2506829: Pelebaran Jalan Menuju Standar Ruas
    Gotean-Ngeprih senilai Rp 11.432.167.500, setelah diverifikasi oleh Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur dikembalikan kepada pengusul Pemerintah Kabupaten Mojokerto, untuk dilengkapi dengan gambar tipikal ruas usulan dimaksud.

    Dia juga menjelaskan, Dinas PU Bina Marga Provinsi Jawa Timur pada ruas Pacet-Bts. Kota Batu (Jembatan Cangar II) sedang memperbaiki dan menambahkah fasilitas-fasilitas
    penyelamatan yang dibutuhkan. Yakni, pembebasan lahan untuk jalur penyelamat dan perbaikan geometri.

    Sedangkan untuk opsi pengalihan rute baru (seperti contoh Ruas Gotean-Ngeprih) atau pilihan yang lain, masih dalam tahap kajian teknis.

    Sekadar diketahui, DPUPR Kabupaten Mojokerto telah melayangkan rencana pembangunan tersebut lewat skema bantuan keuangan (BK) ke Pemprov Jatim pada pertengahan tahun 2024.

    Namun, sudah sekitar setahun berjalan, pengajuan pemkab masih belum mendapat respons. “Sudah kita ajukan ke Pemprov Jatim lewat BK dan kita sounding berkali-kali. Tapi, sampai sekarang masih belum ada kelanjutannya,” ungkap Kabid Bina Marga DPUPR Kabupaten Mojokerto, Henry Surya, Kamis (2/10/2025).

    Demikian juga terkait soal izin bangun ruas jalan di tengah kawasan hutan tersebut. Pemkab belum bisa melangkah lebih jauh lantaran belum mendapat restu dari pemprov. “Untuk izin pembangunan itu akan kita tindak lanjuti nanti setelah pengajuan BK kita ada kejelasan,” terang Henry. [tok/beq]

  • Komdigi Targetkan Masyarakat Makin Melek Digital 2026, Skor IMDI Naik Jadi 45,33

    Komdigi Targetkan Masyarakat Makin Melek Digital 2026, Skor IMDI Naik Jadi 45,33

    Bisnis.com, JAKARTA— Kementerian Komunikasi dan Digital (Komdigi) memproyeksikan Indeks Masyarakat Digital Indonesia (IMDI) 2026 mencapai nilai 45,33, atau meningkat 0,8 poin dari capaian tahun ini. 

    Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia (BPSDM) Komdigi, Boni Pudjianto, mengatakan peningkatan nilai IMDI nasional akan diupayakan melalui tiga langkah utama. Pertama, pengembangan dan penguatan infrastruktur digital dengan memastikan penyediaan konektivitas broadband yang inklusif, berkualitas, dan terjangkau di seluruh Indonesia.

    “Kedua, penguatan ekosistem ruang digital dengan meningkatkan literasi serta keterampilan digital dasar masyarakat agar lebih produktif,” kata Boni kepada Bisnis pada Senin (6/10/2025). 

    Ketiga, lanjut Boni, pengembangan kompetensi digital sumber daya manusia (SDM) nasional yang disesuaikan dengan kebutuhan industri di masa depan. Dia menambahkan hasil IMDI 2025 masih menunjukkan adanya kesenjangan, utamanya untuk wilayah-wilayah di kawasan timur Indonesia. 

    Dia mengatakan strategi yang akan dilakukan untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan mengutamakan daerah-daerah dengan nilai IMDI terendah sebagai sasaran prioritas lokasi pelaksanaan program pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) digital.

    Dia menambahkan peningkatan nilai IMDI dan pengurangan kesenjangan antarwilayah tidak bisa dilakukan hanya oleh Komdigi. 

    “Peningkatan nilai IMDI dan pengurangan gap antar wilayah tidak dapat dicapai melalui program inisiatif dari Kemkomdigi saja, melainkan perlu kerjasama berbagai stakeholder, khususnya Pemerintah Daerah, baik Provinsi maupun Kabupaten/Kota,” katanya.

    Boni mencontohkan, bentuk kolaborasi yang dapat dilakukan pemerintah daerah antara lain dengan menginisiasi penggunaan keuangan digital seperti e-wallet sebagai alat pembayaran utama, atau mendorong masyarakat memanfaatkan layanan publik berbasis digital yang telah dikembangkan di daerah masing-masing.

    Nelayan membuka aplikasi di smartphone

    Sementara itu, pengamat telekomunikasi dari Institut Teknologi Bandung (ITB), Agung Harsoyo, menilai proyeksi peningkatan IMDI pada tahun depan cukup realistis. Menurutnya, adopsi teknologi digital di masyarakat sudah berkembang pesat dan diperkirakan akan terus meningkat.

    “Tahun depan minimal akan sama atau naik. Kita menyaksikan, sebagian besar masyarakat Indonesia cepat mengadopsi dan mengadaptasi perkembangan teknologi digital. Terutama sangat nampak pada masa pandemi. Tahun 2026 akan tetap baik,” kata Agung saat dihubungi Bisnis pada Senin (6/10/2025).

    Agung menilai, sektor keuangan digital menjadi pendorong utama peningkatan IMDI tahun depan. 

    “Sektor penentu kenaikan IMDI pada tahun depan yakni sektor keuangan, terutama payment, teknologi semisal QRIS. Kesempatan yang baik untuk mengembangkan layanan sejenis QRIS ini. Hal sejenis dapat diterapkan di bidang transportasi, pendidikan, kesehatan,” tambahnya.

    Sebelumnya diberitakan, Komdigi mencatat IMDI 2025 mencapai 44,53 poin, naik 1,19 poin dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar 43,34. 

    IMDI merupakan alat ukur tingkat kompetensi dan keterampilan masyarakat dalam menggunakan teknologi digital, baik untuk kehidupan sehari-hari maupun pekerjaan. Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid mengatakan capaian tersebut bukan sekadar angka statistik, tetapi menjadi bukti nyata Indonesia tengah bergerak menuju visi besar Pemerintah Digital 2045.

    “IMDI bukan hanya menjadi alat evaluasi, namun jadi kompas kebijakan dalam memandu pemerintah pusat dan daerah untuk menyusun program,” kata Meutya.

    Menurutnya, pemanfaatan indeks tersebut sebagai rujukan strategis penting untuk memastikan kebijakan pengembangan SDM digital berbasis data yang akurat dan tepat sasaran.

    IMDI diukur berdasarkan empat pilar utama, yakni Infrastruktur dan Ekosistem, Keterampilan Digital, Pemberdayaan, dan Pekerjaan. Tahun ini, pilar Infrastruktur dan Ekosistem mencatat skor tertinggi sebesar 53,06, sementara pilar Pemberdayaan menjadi yang terendah dengan 34,42.

    Pengukuran IMDI dilakukan setiap tahun di 38 provinsi dan 514 kabupaten/kota, dengan lebih dari 18.000 responden individu dan 11.000 responden industri. 

    Sejak pertama kali dilaksanakan pada 2022 dengan skor nasional 37,80, IMDI terus menunjukkan tren peningkatan menjadi 43,18 pada 2023, 43,34 pada 2024, dan kini mencapai 44,53 pada 2025.

    Infrastruktur Internet

    Tahun ini, Komdigi juga memberikan penghargaan kepada daerah dengan capaian tertinggi. Provinsi DKI Jakarta tercatat memiliki skor IMDI tertinggi secara nasional sebesar 56,97, disusul oleh Kepulauan Bangka Belitung (52,15) dan Jawa Barat (52,05). 

    Untuk kategori kabupaten/kota, Kota Bandung, Kota Malang, dan Jakarta Barat menjadi yang terdepan di wilayah barat. Di wilayah tengah, posisi teratas ditempati oleh Kota Bontang, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, dan Kota Tarakan, sedangkan di wilayah timur ada Kabupaten Maluku Tengah, Kota Ternate, dan Kabupaten Sorong.

  • Kang Dedi Mulyadi – Armuji Kunjungi Yai Mim dan Sahara di Malang

    Kang Dedi Mulyadi – Armuji Kunjungi Yai Mim dan Sahara di Malang

    Malang (beritajatim.com) – Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi mengunjungi Muhammad Imam Muslimin alias Yai Mim di rumahnya di Perumahan Joyogrand Kavling Depag, RT 09/RW 09, Kota Malang. Dia didampingi wakil wali Kota Surabaya Armuji, Senin (6/10/2025).

    Kang Dedi alias KDM datang sekira pukul 16.00 WIB. Dia datang langsung menuju rumah Yai Mim. Di sana dia berbincang dengan Yai Mim dan istrinya. Bahkan Yai Mim bersama KDM sempat bermain wayang di dalam rumah.

    Usai beramah tamah di rumah Yai Mim. KDM bersama Armuji kemudian menuju musalah Al-Ikhlas di perumahan setempat. Disana KDM dan Armuji bertemu dengan Nurul Sahara beserta suaminya M Shofwan. Selain itu juga RT, RW dan warga setempat.

    “Pak Yai kemarin datang ke rumah dinas saya di Bandung. Terus Mbak Sahara datang ke rumah pribadi saya di Subang. Jadi dua-duanya ke saya. Terus saya pulang kerja mampir kesini dan sekarang saya pulang lagi,” ujar KDM.

    KDM tidak menjelaskan secara rinci maksut kedatangannya. Dia hanya menyebut bahwa kedatanganya untuk bersilaturahmi. Dia datang untuk memenuhi permintaan Yai Mim dan Sahara berkunjung ke rumah masing-masing.

    “Kunjungan balasan aja. Mereka dua keluarga datang ke rumah saya. Ya saya nemuin mereka. Dua-duanya minta datang dan saya sudah menemui,” ujar KDM.

    Awalnya kehadiran KDM dan Armuji dikabarkan akan membantu proses jalannya mediasi antara kedua belah pihak yang berkonflik. Namun, KDM dan Armuji hanya berbincang santai menyambung silaturahmi. “Tidak ada penekanan. Tidak ada mediasi udah pada akur,” ujar KDM. [luc/suf]

  • Enam Kasus TPPU Narkoba di Jatim Terbongkar, Nilai Aset Tembus Rp 30 Miliar

    Enam Kasus TPPU Narkoba di Jatim Terbongkar, Nilai Aset Tembus Rp 30 Miliar

    Liputan6.com, Jakarta Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Timur membongkar enam kasus tindak pidana pencucian uang (TPPU) terkait jaringan narkoba selama tiga bulan, sejak Juli hingga September 2025. Barang bukti berupa aset pelaku yang diamankan senilai Rp 30,1 miliar.

    “Dalam pengungkapan ini, Ditresnarkoba Polda Jatim menyita aset milik pelaku TPPU senilai Rp 30,1 miliar,” kata Kabid Humas Polda Jatim Kombes Pol Jules Abraham Abast di Mapolda Jatim, Senin (6/10/2025).

    Abast menjelaskan bahwa selama periode tersebut, jajaran Direktorat Reserse Narkoba Kepolisian Daerah Jawa Timur bersama kepolisian resor di daerah telah mengungkap 1.757 kasus penyalahgunaan narkoba.

    Dalam pengungkapan ini, petugas kepolisian juga telah menangkap 2.248 tersangka. Kemudian turut pula diamankan sejumlah barang bukti kasus penyalahgunaan narkoba.

    “Barang bukti yang diamankan antara lain sabu seberat 199,5 kilogram, ganja sebanyak 46,8 kilogram, tembakau Gorilla 306 gram, ekstasi 48.402 butir dan Okerbaya atau obat keras berbahaya sebanyak 2,9 juta butir,” ucap Abast.

    Aset-aset itu diduga merupakan hasil kejahatan pelaku untuk menyamarkan asal usul uang dan bisnis haram yang sedang dijalankan.

    “Kami juga berhasil mengungkap enam kasus tindak pidana pencucian uang atau TPPU yang berkaitan dengan dengan jaringan narkoba. Dengan nilai aset yang disita mencapai kurang lebih sekitar Rp 30,1 miliar,” ujarnya.

    Direktur Direktorat Reserse Narkoba Polda Jatim Komisaris Besar Polisi Robert Da Costa menambahkan, penyitaan barang bukti dilakukan oleh jajaran anggota Kepolisian Resor Malang sebanyak 4 kilogram sabu dan 15 kilogram ganja.

    Lalu Kepolisian Resor Kota Besar Surabaya yang telah menyita 43,8 kilogram sabu dan 40 ribu butir ekstasi. “Ini jaringannya Kalimantan dan Jawa Timur,” ujarnya.

    Selanjutnya dari total aset TPPU yang berhasil diamankan tersebut, kata dia, sebanyak Rp24,6 miliar hasil pengungkapan di tingkat Kepolisian Daerah Jawa Timur.

    Sedangkan sisanya, Rp 5,9 miliar merupakan hasil kepolisian resor jajaran. Aset-aset tersebut berupa kendaraan roda dua, mobil, barang elektronik, barang berharga hingga tanah.

    “Nilai aset yang sudah berhasil diamankan sebesar Rp 30,1 miliar, untuk tingkat Polda Rp 24,6 miliar, kemudian di polres jajaran sisanya ya kurang lebih Rp 5,9 miliar,” ucapnya.