kab/kota: Malang

  • Tekan Biaya Pakan, 2,6 Ton Jagung SPHP Disalurkan untuk Peternak Kelas Bawah di Kota Malang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Oktober 2025

    Tekan Biaya Pakan, 2,6 Ton Jagung SPHP Disalurkan untuk Peternak Kelas Bawah di Kota Malang Surabaya 13 Oktober 2025

    Tekan Biaya Pakan, 2,6 Ton Jagung SPHP Disalurkan untuk Peternak Kelas Bawah di Kota Malang
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Sebanyak 2,6 ton jagung program Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) diberikan kepada peternak ayam petelur di Kota Malang, Jawa Timur.
    Bantuan ini difokuskan untuk menekan tingginya biaya pakan dan menjaga stabilitas produktivitas peternak skala menengah ke bawah.
    Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Dispangtan) Kota Malang, Slamet Husnan menyampaikan bahwa distribusi jagung bersubsidi tersebut telah dilaksanakan.
    Bantuan ini secara spesifik menyasar dua peternak di sentra peternakan Kelurahan Wonokoyo, Kecamatan Kedungkandang.
    “Sudah terdistribusi kepada dua peternak ayam petelur di Wonokoyo. Masing-masing menerima 1,3 ton setiap peternak per bulan, sehingga totalnya 2,6 ton jagung SPHP yang kami distribusikan,” ujar Slamet Husnan saat diwawancarai pada Senin (13/10/2025).
    Slamet menyampaikan, program SPHP Jagung ini merupakan usulan tahunan yang diprioritaskan bagi peternak rakyat, bukan untuk industri peternakan skala besar.
    Kriteria utama penerima yakni mereka yang memiliki skala usaha menengah ke bawah agar bantuan tepat sasaran dan mampu menopang ekonomi peternak kecil.
    “Program ini memang menyasar peternak
    layer
    (ayam petelur) dengan skala menengah ke bawah, bukan peternak besar,” katanya. 
    Penyaluran jagung SPHP dilakukan secara berkala setiap bulan, disesuaikan dengan pengajuan dan kebutuhan masing-masing peternak.
    Slamet memastikan bahwa program bantuan ini akan digilirkan kepada peternak lain yang memenuhi kriteria untuk menjamin pemerataan.
    “Ya, betul. Akan bergilir sesuai usulan dari para peternak,” ujar dia.
    Dalam mekanisme penyalurannya, Dispangtan bertugas melakukan pendataan, verifikasi, dan mengajukan nama-nama peternak yang berhak menerima.
    Sementara itu, kewenangan terkait ketersediaan stok dan distribusi jagung SPHP sepenuhnya berada di tangan Perum Bulog yang menyalurkannya melalui koperasi.
    Selain bantuan jagung, Dispangtan juga tetap melakukan pendampingan kepada peternak melalui monitoring kesehatan hewan.
    “Kami juga memonitor kebersihan kandang dan anjuran pemberian vitamin oleh rekan-rekan dari bidang peternakan dan kesehatan hewan,” tutup Slamet.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 5
                    
                        Terima Order "Offline", Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang
                        Surabaya

    5 Terima Order "Offline", Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang Surabaya

    Terima Order “Offline”, Ojol Asal Surabaya Dibakar Saat Antar Penumpang ke Sampang
    Tim Redaksi
    SAMPANG, KOMPAS.com
    – Nasib malang dialami Steven Charles Ricky (48), pengemudi ojek
    online
    yang merupakan warga Sidoarjo, Jawa Timur. Ia dibakar hidup-hidup oleh penumpangnya saat mengantar penumpangnya itu ke Kabupaten Sampang.
    Kasi Humas Polres Bangkalan AKP Eko Puji mengatakan, kejadian bermula saat korban sedang mencari penumpang di wilayah Surabaya pada Senin (13/10/2025) sekitar pukul 05.30 WIB.
    Korban lalu didatangi seorang pria dan meminta diantar menuju ke Kabupaten Sampang.
    Korban lalu menerima permintaan pelaku tanpa menggunakan pemesanan melalui aplikasi. Tanpa curiga, korban lalu mengantar penumpang tersebut.
    “Jadi korban ini sebagai ojek
    online
    ,” ujarnya, Senin (13/10/2025).
    Setelah melewati wilayah Bangkalan, korban terus mengemudikan motor
    matic
    -nya ke wilayah Sampang. Setibanya di Desa Panyepen, Kecamatan Jrengik, pelaku meminta korban berhenti.
    “Di situlah, korban disiram oleh pelaku menggunakan cairan bahan bakar,” ungkapnya.
    Diduga, bahan bakar tersebut telah disiapkan oleh pelaku. Korban yang sudah penuh bahan bakar itu lalu disulut api oleh pelaku dan korban langsung terbakar.
    “Motor korban lalu dibawa lari oleh pelaku,” jelasnya.
    Korban kesulitan memadamkan api yang membakarnya karena kondisi sepi. Korban berusaha memadamkan api dengan mengguling-gulingkan badan ke tanah hingga api padam.
    “Dengan penuh luka bakar, korban mencari pertolongan ke warga sekitar,” tuturnya.
    Setelah berhasil bertemu warga, korban lalu meminta tolong dibawa ke rumah sakit.
    “Warga lalu membawa korban ke rumah sakit dan melapor ke kami. Saat ini korban masih dalam perawatan,” jelasnya.
    Saat ini, polisi masih mendalami kasus tersebut untuk menelusuri pelaku. Pelacakan tak mudah dilakukan sebab pelaku tak menggunakan aplikasi saat memesan jasa antar korban.
    “Kami masih dalami kasus tersebut,” pungkasnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Sumenep Diguncang 6 Kali Gempa Beruntun Siang Ini, Getaran hingga ke Malang

    Sumenep Diguncang 6 Kali Gempa Beruntun Siang Ini, Getaran hingga ke Malang

    Bisnis.com, JAKARTA – Sumenep Jawa Timur diguncang gempa magnitudo 5,0 siang ini.

    Berdasarkan data dari BMKG gempa terjadi pada pukul 14:10:31 WIB.

    Adapun pusat gempa yakni di titik lokasi 7.28 LS, 114.14 BT (Pusat gempa berada di laut 47 km Tenggara Sumenep).

    Gempa dengan kedalaman 14 Km itu dirasakan di Pasuruan, Pamekasan, Sapudi, Kota Malang, dan Kab. Sumenep.

    Berikut kejadian gempa di Sumenep hari ini

    Gempa Mag:5.0, 13-Oct-2025 14:10:31WIB, Lok:7.28LS, 114.14BT (47 km Tenggara SUMENEP-JATIM), Kedlmn:14 Km

    Gempa Mag:2.6, 13-Oct-2025 14:32:41WIB, Lok:7.25LS, 114.16BT (45 km Tenggara SUMENEP-JATIM), Kedlmn:10 Km

    Gempa Mag:2.5, 13-Oct-2025 14:34:34WIB, Lok:7.28LS, 114.09BT (44 km Tenggara SUMENEP-JATIM), Kedlmn:10 Km

    Gempa (UPDATE) Mag:5.0, 13-Okt-25 14:10:31 WIB, Lok:7.28 LS, 114.14 BT (Pusat gempa berada di laut 47 km Tenggara Sumenep), Kedlmn:14 Km Dirasakan (MMI) II – III Pasuruan, II – III Pamekasan, II-III Sapudi, II Kota Malang

    Gempa Mag:2.2, 13-Oct-2025 14:47:34WIB, Lok:7.30LS, 114.12BT (47 km Tenggara SUMENEP-JATIM), Kedlmn:12 Km

  • Polisi Gagalkan Peredaran 74 Poket Sabu di Malang Selatan, Tiga Pria Ditangkap Tanpa Perlawanan

    Polisi Gagalkan Peredaran 74 Poket Sabu di Malang Selatan, Tiga Pria Ditangkap Tanpa Perlawanan

    Malang (beritajatim.com) – Satresnarkoba Polres Malang berhasil menggagalkan peredaran narkotika jenis sabu di wilayah selatan Kabupaten Malang. Tiga pria ditangkap di sebuah rumah kontrakan di Desa Ringinsari, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang.

    Dalam penggerebekan tersebut, polisi menemukan 74 poket sabu dengan berat bersih 30,59 gram, dua timbangan digital, alat hisap, serta perlengkapan pengemasan narkoba.

    Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, penangkapan dilakukan pada Kamis (9/10/2025) sore setelah petugas menerima laporan warga tentang aktivitas mencurigakan di lokasi tersebut. Ketiga pelaku masing-masing berinisial MDA (19), YF (25), dan DK (35), seluruhnya warga Kabupaten Malang.

    “Informasi awal dari masyarakat kami tindaklanjuti dengan penyelidikan. Setelah memastikan kebenarannya, petugas langsung melakukan penggerebekan dan menemukan puluhan poket sabu siap edar,” ujar Bambang, Senin (13/10/2025).

    Selain sabu, polisi juga menyita tiga unit ponsel, dua timbangan digital, dan satu set alat hisap yang digunakan para pelaku untuk bertransaksi dan mengonsumsi narkoba. Dari hasil pemeriksaan, masing-masing pelaku memiliki peran berbeda dalam jaringan tersebut.

    “Satu orang berperan sebagai penyimpan dan pengemas barang, sementara dua lainnya membantu menjual dan mengantarkan pesanan,” jelas Bambang.

    Ketiganya kini mendekam di sel tahanan Polres Malang dan dijerat dengan pasal peredaran narkotika, dengan ancaman hukuman hingga 20 tahun penjara atau seumur hidup.

    “Kami terus kembangkan kasus ini untuk menelusuri asal sabu tersebut. Polres Malang berkomitmen memberantas peredaran narkoba sampai ke akar-akarnya,” tegas Bambang.

    Ia juga mengimbau masyarakat agar tidak ragu melapor jika mengetahui aktivitas mencurigakan di lingkungan sekitar.

    “Informasi sekecil apa pun sangat berarti bagi kami. Laporkan segera melalui layanan 110, dan identitas pelapor pasti kami lindungi,” pungkasnya. [yog/beq]

  • Gempa M5,0 Guncang Sumenep, Getaran Terasa Sampai di Malang

    Gempa M5,0 Guncang Sumenep, Getaran Terasa Sampai di Malang

     

    Liputan6.com, Jakarta – Gempa magnitudo 5,0 mengguncang wilayah Sumenep Jatim, Senin (13/10/2025), pukul 14.10.31 WIB. Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) menyebutkan, lokasi gempa Sumenep ini berada pada koordinat 7.28 LS, 114.14 BT, dengan episenter gempa berada di laut 47 km tenggara Sumenep.

    “Kedalaman gempa 14 km,” tulis BMKG.

    BMKG menyebutkan, gempa dirasakan antara lain pada skala (MMI), antara lain  II – III Pasuruan, II – III Pamekasan, II-III Sapudi, II Kota Malang.

    BMKG memastikan gempa tidak berpotensi tsunami.

    Belum ada laporan kerusakan akibat gempa, namun warga diimbau tetap waspada terhadap kemungkinan terjadinya gempa susulan.

  • Satu Korban Tenggelam di Pantai Modangan Malang Ditemukan Meninggal

    Satu Korban Tenggelam di Pantai Modangan Malang Ditemukan Meninggal

    Malang (beritajatim.com) – Tim SAR gabungan kembali menemukan satu korban tenggelam di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang. Korban diketahui bernama Rafi Naoufal (26), warga Jalan Botoh Putih, Kelurahan Simolawang, Kecamatan Simokerto, Kota Surabaya.

    Korban ditemukan Senin (13/10/2025) sekitar pukul 09.15 WIB dalam kondisi meninggal dunia di perairan sekitar dua mil dari Pantai Gorah, Desa Tugurejo, Kecamatan Wates, Kabupaten Blitar — masih dalam kawasan pesisir selatan Jawa Timur.

    “Benar, korban atas nama Rafi Naoufal telah ditemukan dalam kondisi meninggal dunia sekitar dua mil dari lokasi awal kejadian. Saat ini jenazah sudah dievakuasi ke Puskesmas Donomulyo untuk pemeriksaan lebih lanjut,” ujar Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, Senin (13/10/2025).

    Sebelumnya, pada Sabtu (11/10/2025) sore, empat wisatawan asal Surabaya terseret arus saat bermain di Pantai Modangan. Dua di antaranya berhasil diselamatkan warga, sementara dua lainnya — termasuk Rafi Naoufal — dilaporkan hilang. Sejak saat itu, tim SAR gabungan langsung melakukan pencarian.

    “Sejak hari pertama kami langsung menerjunkan tim bersama Basarnas, TNI, BPBD, dan para nelayan setempat. Pencarian dilakukan dengan metode penyisiran di laut dan di darat mengikuti arah arus gelombang,” tegas Bambang.

    Bambang menjelaskan, gelombang tinggi dan arus kuat menjadi kendala utama selama proses pencarian. Meski begitu, petugas tetap berupaya maksimal agar seluruh korban dapat ditemukan.
    “Cuaca di sekitar lokasi cukup ekstrem, dengan ombak tinggi dan arus deras. Meski begitu, tim terus berupaya menyisir hingga radius beberapa mil dari lokasi awal kejadian,” katanya.

    Hingga kini, satu korban lainnya bernama Muhammad Mahin (18) masih belum ditemukan. Upaya pencarian terus dilanjutkan dengan memperluas area hingga perbatasan perairan Blitar.

    “Tim SAR gabungan masih bekerja di lapangan. Kami terus berkoordinasi agar pencarian bisa dilakukan seefektif mungkin sampai seluruh korban ditemukan,” ujar Bambang.

    Pihak kepolisian juga mengimbau masyarakat untuk selalu berhati-hati saat beraktivitas di kawasan pantai selatan Jawa Timur, terutama pada musim angin barat yang kerap memunculkan gelombang tinggi.

    “Ombak di pantai selatan Malang sulit diprediksi dan sangat berbahaya. Kami imbau masyarakat untuk tidak berenang atau bermain air terlalu jauh dari bibir pantai,” pungkas Bambang. [yog/beq]

  • Dari Bule Rusia hingga DJ Bravy Turut Menikmati Sound Horeg di Malang
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Oktober 2025

    Dari Bule Rusia hingga DJ Bravy Turut Menikmati Sound Horeg di Malang Surabaya 13 Oktober 2025

    Dari Bule Rusia hingga DJ Bravy Turut Menikmati Sound Horeg di Malang
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    — “Yes, big surprise in Gampingan! More 1 million people. I walked 8-9 hours. So, I’m happy.”
    Kalimat itu meluncur dari Miskha, konten kreator asal Rusia yang oleh warga dijuluki “duta sound horeg” kepada
    Kompas.com
    .
    Dengan wajah sumringah, ia mengaku takjub menyaksikan karnaval, All In Gampingan 2025. Sebagai bukti bahwa budaya bisa berevolusi tanpa kehilangan akar.
    Dari arak-arakan tradisional, parade kostum, hingga dentuman musik modern sound horeg, semuanya menyatu dalam satu semangat yaitu kebersamaan.
    Selama 3 hari berturut-turut, ia ikut hanyut dalam keramaian desa yang terletak di Kecamatan Pagak, Kabupaten Malang.
    Tidak hanya Miskha, musisi dan DJ asal Jakarta, DJ Bravy, juga hadir langsung di lokasi. Ia datang memenuhi undangan salah satu penggerak komunitas sound horeg, David Blizzard saat check sound, Jumat (10/10/2025) malam.
    “Ini pertama kali aku datang ke persiapan karnaval sound horeg. Ternyata seru banget dan teman-teman ramah-ramah di sini. Semoga teman-teman bisa terhibur. Saya
    excited
    datang ke sini dari Malang, ingin melihat sound di Indonesia seperti apa,” tuturnya.
    Suara dentuman bass memang bukan hal asing di desa Gampingan, Kabupaten Malang. Acara ini sudah menjadi tradisi sejak tahun 2021 dan kini berkembang menjadi karnaval besar. 
    Mampu menarik wisatawan dari berbagai kota seperti Kediri, Jember, hingga Banyuwangi. Bahkan, pengunjung mancanegara turut datang menyaksikan.
    Puncak acara digelar Sabtu (11/10/2025) malam dan selesai pada Minggu (12/10/2025) pagi yang menampilkan parade 20 truk Fuso sound system dari 20 peserta dari tiga dusun tersebut yaitu Bumirejo, Krajan, dan Dempok yang memamerkan tata suara dan pencahayaan megah sepanjang jalan utama desa.
    “Yang ikut banyak dari anak sekolah sampai pemuda-pemuda desa sini. Ada yang ikut dua kali, siang karnaval pendidikan, malam ikut desa,” ujar Zahrotul, salah seorang pemuda dari Dempok.
    Seperti diketahui, pada acara puncak, jalan utama berubah menjadi panggung terbuka.
    Dentuman musik berpadu dengan sorotan lampu dan teriakan penonton yang saling bersahutan. Bagi warga, suara keras bukan gangguan, melainkan nyawa acara itu sendiri.
    Meskipun dengan segala pro dan kontra, sound horeg di Gampingan telah menjelma menjadi bagian dari identitas masyarakat desa.
    Bukan sekadar tradisi, tapi cerminan cara baru warga desa mengekspresikan diri dengan meriah, namun tetap hangat dan penuh kebersamaan.
    “Kalau karnaval tidak ada sound-nya tidak enak kita peserta karnaval jadi kurang menarik. Memang ada yang bilang mengganggu, tapi bagi orang sini lumrah saja, malah senang,” ujar perempuan yang bekerja di bidang kontraktor itu.
    “Kita sebagai orang lokal tetap akan mengadakan kegiatan ini. Kalau tidak suka, ya tidak apa-apa. Ini daerah kita sendiri,” sambungnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bagaimana Nasib Kelanjutan Jembatan Kaca di Bromo? Ini Penjelasan TNBTS
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Oktober 2025

    Bagaimana Nasib Kelanjutan Jembatan Kaca di Bromo? Ini Penjelasan TNBTS Surabaya 13 Oktober 2025

    Bagaimana Nasib Kelanjutan Jembatan Kaca di Bromo? Ini Penjelasan TNBTS
    Editor
    MALANG, KOMPAS.com
    – Balai Besar Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS) menyatakan operasional Jembatan Kaca di kawasan wisata Gunung Bromo masih menunggu adanya pihak yang mengajukan proses pengurusan izin sebagai operator.
    Kepala Balai Besar TNBTS Rudijanta Tjahja Nugraha mengatakan secara prinsip operator yang akan mengoperasikan Jembatan Kaca harus mempunyai kemampuan khusus terkait keselamatan dan pemeliharaan terhadap bangunan itu.
    “Masih harus diproses perizinannya. (Operator) bisa swasta atau bisa badan usaha milik daerah (BUMD), prinsipnya entitas bisnis. Karena ini ketentuan aturan pemanfaatan wisatanya seperti itu,” kata Rudijanta, Minggu (13/10/2025).
    Berdasarkan keterangan dari Balai Besar TNBTS, dokumen kepemilikan Jembatan Kaca telah diterima oleh Kementerian Kehutanan (Kemenhut) dari Kementerian Pekerjaan Umum (PU), melalui Rapat Koordinasi Teknis (Rakornis) Direktorat Jenderal Konservasi Sumber Daya Alam dan Ekosistem (KSDEA), di Jakarta, Selasa (7/10).
    Serah terima dokumen kepemilikan Jembatan Kaca diharapkan memperkuat sinergi dalam upaya mendukung pengelolaan kawasan konservasi yang berkelanjutan dan meningkatkan manfaat ekonomi bagi masyarakat sekitar.
    Selain itu, kolaborasi ini merupakan wujud nyata komitmen pemerintah dalam menghadirkan infrastruktur yang tidak menggabungkan fungsi dan estetika, tapi juga memberikan nilai tambah bagi pelestarian alam dan kesejahteraan masyarakat.
    Selain itu, pengurusan izin sebagai operator Jembatan Kaca juga dimungkinkan menyesuaikan dengan regulasi dari pemerintah daerah (pemda) pengampu wilayah.
    “Kalau pengelolaan menjadi satu berarti mengikuti aturan pemda, wilayahnya di Probolinggo,” ujarnya.
    Ditanya soal apakah sudah ada pihak yang mengajukan permohonan perizinan sebagai operator Jembatan Kaca, Rudi menyebut pihaknya belum menerima laporan terkait hal itu.
    “Kalau ada, juga secara aturan langsung ke pusat,” ujar dia.
    Dia menambahkan, meski belum beroperasi atau buka untuk umum, proses perawatan pada seluruh komponen Jembatan Kaca tetap berjalan dengan optimal.
    “Masih ada bantuan pengawasan dari PU,” kata Rudi.
    Jembatan Kaca itu memiliki panjang bentang 120 meter dengan lebar 1,8 meter.
    Jembatan yang menghubungkan antara Seruni Point dengan shuttle area pemandangan Gunung Bromo, Gunung Bathok, dan Gunung Semeru ini memiliki ketinggian 80 sampai 100 meter.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 2 Wisatawan Asal Surabaya Terseret Ombak di Pantai Modangan Malang

    2 Wisatawan Asal Surabaya Terseret Ombak di Pantai Modangan Malang

    Malang (beritajatim.com) – Kepolisian Resor Malang bersama unsur TNI, petugas wisata, dan nelayan lokal terus melakukan pencarian terhadap dua wisatawan asal Surabaya yang dilaporkan hilang akibat terseret ombak di Pantai Modangan, Desa Sumberoto, Kecamatan Donomulyo, Kabupaten Malang, Minggu (12/10/2025).

    Peristiwa tragis itu bermula saat rombongan 26 pemuda Karang Taruna RW 8 Simolawang, Surabaya, datang ke Pantai Modangan untuk berlibur usai menjadi panitia peringatan HUT ke-80 Kemerdekaan RI. Mereka tiba sekitar pukul 04.00 WIB dan mendirikan tenda di tepi pantai.

    Sekitar pukul 08.00 WIB, belasan anggota rombongan memutuskan untuk berenang di laut. Padahal sudah diingatkan oleh petugas pantai agar tidak mandi karena ombak cukup besar.

    Tak lama kemudian, empat orang dilaporkan terseret arus kuat ke tengah laut. Satu korban, Muhammad Zulfikar Maulana (23), berhasil diselamatkan oleh nelayan setempat dalam keadaan hidup.

    Evakuasi wisatawan asal Surabaya yang terseret ombak di Pantai Modangan, Kabupaten Malang.

    Sementara tiga lainnya, yakni Rinaldy Hidayat (23), Rafi Naoufal (26), dan Muhammad Mahin (18), sempat dinyatakan hilang.

    “Korban atas nama Rinaldy Hidayat ditemukan sekitar pukul 10.00 WIB dalam kondisi meninggal dunia, terjepit di antara karang. Sedangkan dua korban lainnya masih dalam pencarian,” kata Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar, saat dikonfitmasi, Minggu (12/10/2025).

    Bambang menjelaskan, petugas gabungan dari Polsek Donomulyo, Koramil Donomulyo, Puskesmas, dan nelayan setempat terus menyisir area laut sekitar lokasi kejadian menggunakan perahu tradisional.

    Tim SAR juga dikerahkan untuk memperluas area pencarian hingga radius beberapa ratus meter dari titik awal korban terseret.

    “Upaya pencarian terus dilakukan sejak pagi hingga sore hari. Tim gabungan fokus pada area sekitar lokasi kejadian dan memperluas pencarian dengan bantuan nelayan setempat,” jelas Bambang.

    Evakuasi jasad wisatawan asal Surabaya yang terseret ombak di Pantai Modangan, Kabupaten Malang.

    Menurutnya, ombak tinggi dan arus kuat menjadi kendala utama dalam proses pencarian, namun petugas tetap berupaya maksimal.

    Pihak Polres Malang juga telah berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Malang dan Basarnas untuk dukungan tambahan peralatan serta personel.

    “Kami mengimbau kepada wisatawan agar selalu mematuhi aturan keselamatan di kawasan pantai selatan. Kondisi ombak di wilayah selatan Malang cukup berbahaya dan tidak bisa diprediksi,” tegas Bambang.

    Hingga Minggu siang, satu korban telah dievakuasi ke Puskesmas Donomulyo untuk proses identifikasi dan penanganan lebih lanjut. Dua korban lainnya masih dalam pencarian oleh tim gabungan di sekitar perairan Pantai Modangan.

    “Polres Malang bersama seluruh unsur terkait akan terus berupaya menemukan dua korban yang masih hilang. Setiap perkembangan akan segera kami laporkan,” pungkas Bambang. (yog/but)

  • 4 Wisatawan Asal Surabaya Terseret Ombak Pantai Modangan Malang, 1 Meninggal dan 2 Lagi Hilang

    4 Wisatawan Asal Surabaya Terseret Ombak Pantai Modangan Malang, 1 Meninggal dan 2 Lagi Hilang

    Liputan6.com, Jakarta Empat wisatawan asal Surabaya dilaporkan terseret ombak di Pantai Modangan, Donomulyo, Kabupaten Malang. Seorang berhasil diselamatkan, satu korban lagi ditemukan meninggal dunia. Sedangkan dua korban lainnya masih dalam pencarian.

    Peristiwa wisatawan hilang terseret ombak di Pantai Modangan Malang itu terjadi pada Minggu, 12 Oktobet 2025 pagi. Tim SAR Gabungan telah diturunkan untuk mencari kedua korban yang masih hilang tersebut. Pencarian korban juga dibantu nelayan setempat.

    Korban yang berhasil diselamatkan adalah Muhammad Zulfikar Maulana (23). Korban meninggal dunia yaitu Rinaldy Hidayat (23). Sedangkan dua orang yang masih dalam pencarian adalah Rafi Naoufal (26), dan Muhammad Mahin (18). Seluruhnya warga RW 8, Simolawang, Surabaya.

    Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar, mengatakan Tim SAR Gabungan terdiri dari Polisi, TNI, BPBD, petugas wisata termasuk melibatkan nelayan setempat masih mencari dua korban yang belum ditemukan.

    “Tim masih menyisir area sekitar lokasi kejadian menggunakan perahu tradisional,” kata Bambang.