kab/kota: Malang

  • Otak di Balik Sindikat Judi "Online" di Jatim Pernah Jadi Admin Judol di Kamboja, Miliki Perusahaan Fiktif
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        13 Desember 2024

    Otak di Balik Sindikat Judi "Online" di Jatim Pernah Jadi Admin Judol di Kamboja, Miliki Perusahaan Fiktif Surabaya 13 Desember 2024

    Otak di Balik Sindikat Judi “Online” di Jatim Pernah Jadi Admin Judol di Kamboja, Miliki Perusahaan Fiktif
    Editor
    KOMPAS.com
    – STK (48), warga Kabupaten
    Malang
    ,
    Jawa Timur
    , merupakan otak di balik sindikat judi
    online
    dengan perputaran uang mencapai Rp 200 miliar.
    Dari hasil penyelidikan, polisi mengungkap bahwa STK bukanlah sosok amatir. Ia diketahui pernah menjadi admin judi
    online
    di Kamboja selama enam tahun.
    Setelah memahami seluk-beluk bisnis ilegal tersebut, STK kembali ke Indonesia dan membentuk jaringan yang terorganisasi dengan sangat rapi.
    Sejak tahun 2023, STK mulai mengoperasikan sindikat judi
    online
    dengan merekrut enam orang untuk membantunya. Mereka adalah MAS (18) dan MWF (18) dari Banyuwangi, PY (40) dari
    Surabaya
    , serta EC (43) dan ES (47) dari Jakarta Barat.
    STK memanfaatkan teknologi dan jaringan yang telah ia bangun selama di Kamboja untuk mendirikan 20 situs judi
    online.
    Uang hasil deposit para pemain judi kemudian dikumpulkan dan disalurkan kepada EC dan ES, yang berpura-pura sebagai direktur perusahaan fiktif dengan bidang usaha yang sering diganti-ganti.
    Uang tersebut lalu dikirim ke berbagai negara, seperti Singapura, Malaysia, Kamboja, Filipina, dan China.
    “Perusahaan fiktifnya mencakup bidang alat tulis, alat berat, dan lainnya. Semuanya hanya fiktif. Kami telah memeriksa dan tidak ada aktivitas yang sesuai dengan akta pendirian perusahaan tersebut,” jelas Kasubdit 2 Siber AKBP Charles Pandapotan Tampubolon, Kamis (12/12/2024).
    Selain jaringan lokal, STK juga memiliki koneksi di luar negeri. Ia diketahui bekerja sama dengan RY dan DC, teman-temannya yang tinggal di Kamboja dan Filipina. Keduanya berperan dalam mengendalikan dana sindikat di luar negeri.
    “Tersangka STK mengenal RY saat bekerja di Kamboja sebagai admin judi
    online
    selama periode 2016-2022,” ungkap Charles.
    Kasubdit 2 Siber AKBP Charles Pandapotan Tampubolon menambahkan bahwa kasus ini terbongkar setelah tim siber memantau dua akun Instagram, yaitu @orkesanbanyuwangi dan @dangdut_banyuwangi.
    “Kedua akun tersebut mempromosikan situs judi
    online
    dalam semua unggahannya. Hasil pendalaman menunjukkan bahwa kedua akun ini dikendalikan oleh MAS dan MWF,” jelas Charles.
    Sebanyak 20 situs judi
    online
    diketahui dipromosikan melalui akun-akun tersebut, termasuk situs seperti KING**, FIX**, SUGESBOL**, dan BABASL***.
    Di rumah STK dan PY, polisi menemukan 375 buku rekening, kartu ATM, serta 185 token key yang digunakan untuk melakukan transfer uang. Selain itu, polisi juga mengamankan uang tunai senilai Rp 4,975 miliar.
    “Perputaran uang dalam rekening terkait
    website
    perjudian
    online
    ini mencapai Rp 200 miliar dalam kurun waktu enam bulan,” ujar Charles.
    Artikel ini telah tayang di Surya.co.id dengan judul BREAKING NEWS – Sindikat Judi Online di Jatim Terbongkar, Perputaran Uang Capai Rp 200 Miliar
    Copyright 2008 – 2024 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Alasan Valid Kenapa Perikanan Butuh Dijamah Teknologi

    Alasan Valid Kenapa Perikanan Butuh Dijamah Teknologi

    Lampung Selatan

    Sektor perikanan yang sedang digenjot di pemerintahan Presiden Prabowo Subianto juga tak lepas dari kebutuhan penggunaan teknologi. Sebab, digitalisasi perikanan akan menguntungkan pelaku usahanya, termasuk pembudidaya, dalam banyak hal.

    Hal ini yang menjadi perhatian BAKTI Komdigi yang juga bertanggung jawab dalam hal digitalisasi. Karenanya, BAKTI menggandeng eFishery untuk melakukan program digitalisasi perikanan di Palas, Lampung Selatan, selama tiga bulan. Selain penyuluhan, BAKTI mendukung hingga 15 perangkat IoT Smart autofeeder untuk kolam-kolam di sana. Alat ini dapat membantu efisiensi pakan yang kemudian berdampak pada perbaikan ekonomi pembudidaya.

    “Output yang BAKTI harapkan adalah budidaya yang berkelanjutan dan memiliki efek buat si farmer. Kami bantu adaptasi teknologi ini ke farmer, yang dari awalnya masih tradisional, untuk mengarah ke modern,” kata Ade Setiawan L. Tobing Project Manager dari eFishery.

    Apalagi, teknologi di bidang perikanan terbilang masih minim bila disandingkan dengan sektor lain. Karena itu, BAKTI dan eFishery datang untuk memberi bukti nyata bahwa perikanan dapat diarahkan ke teknologi.

    Untungnya, penerimaan masyarakat di sekitaran daerah Kalianda tersebut terbilang sangat bagus. Meski pada awalnya masih mempertanyakan manfaat digitalisasi, tapi begitu diuji coba baru lah mereka merasa terbantu dengan sentuhan teknologi.

    “Sedikit cerita, ya. Saya sarjana perikanan yang dibilang bahwa, “buat apa sih lu kuliah jauh-jauh?” karena saya kuliahnya di Malang, saya aslinya Pekanbaru, “pada akhirnya orang SD aja bisa budidaya”, Karena dulu kita tuh nggak pernah ada teknologi yang menyentuh gitu kan,” kisahnya.

    BAKTI Komdigi berkolaborasi dengan eFishery dalam mendorong digitalisasi sektor perikanan. Digitalisasi tersebut berupa alat pakan otomatis yang didukung internet. Foto: Tripa Ramadhan

    “Akhirnya dengan adanya teknologi ini, kita membuktikan bahwa hal dasar pun sekarang tuh bisa bergerak di teknologi. Bisa tersentuh dengan teknologi. Karena harapannya pun eFishery nanti di satu lingkung ekosistemnya bakal diisi semua dengan teknologi,” sambungnya.

    Sejalan dengan BAKTI, eFishery menginginkan digitalisasi masuk ke hal-hal terkecil dan terpenting dalam sektor perikanan. Misalnya, teknologi yang digunakan pembudidaya bisa langsung menyasar masyarakat terdekat untuk membeli ikan di tambak. Atau bahkan, target skala besarnya adalah pembudidaya dapat langsung jual ke pasar.

    “Mungkin, ya. Mungkin juga bisa ke Jakarta, kalau harganya masih oke penjualannya. Nanti bakal ada bakul (tengkulak) sendiri yang jemput, ngambil satu kali pengambilan itu 1 ton, nanti jual,” inginnya.

    Hal ini dikuatkan oleh pernyataan dari salah satu pembudidaya dari Kelompok Budidaya Ikan (POKDAKAN) Margo Rejo Semarang Jaya di Kecamatan Palas, Kampung Bangunan, Dusun 008, Lampung Selatan. Beliau bernama Jasmo (53).

    Kata Jasmo, ada sekitar 20-an pembudidaya di daerah Palas. Namun, yang aktif sekitar 11 pembudidaya.

    “Ya itu permasalahannya pakan mahal. Kalau orangnya sudah ngerti (eFeeder dapat efisiensi pakan), ya kalau belum ngerti mikirnya gitu terus, “Mahal, mahal”,” ungkapnya.

    Jasmo mengakui bahwa butuh waktu untuk masyarakat menyesuaikan diri. Tapi, karena manfaat dari perangkat IoT ini mulai terasa, Jasmo dan penduduk Desa Palas akhirnya memutuskan terus menggunakan eFeeder.

    “Yang dulunya itu dalam empat bulan itu sekilo masih ada yang isinya lima ikan. Kalau ini udah nggak. Paling tiga, paling kecil. Empatnya ada, cuma nggak banyak,” kata soal perubahan positif sejak pemakaian eFeeder.

    Dari situs eFishery, ada beberapa fitur unggulan antara lain Lapak Ikan untuk jual hasil panen ke eFishery dengan harga adil dan langsung bayar, Beli Pakan yang memfasilitasi pembudidaya untuk melakukan transaksi pakan dengan dua opsi pembayaran: transfer atau Kabayan.

    Kabayan adalah fitur yang memberikan akses ke institusi finansial yang terdaftar dan diawasi OJK untuk beli pakan dengan waktu pembayaran hingga 6 bulan yang bisa dibayar melalui Fitur Tagihan.

    (ask/afr)

  • Perputaran Uang di 16 Situs Judi Online Capai Rp200 Miliar per Semester

    Perputaran Uang di 16 Situs Judi Online Capai Rp200 Miliar per Semester

    Surabaya (beritajatim.com) – Setelah melakukan serangkaian penyelidikan kepada 6 tersangka pemilik 16 situs judi online, Dit Siber Polda Jawa Timur mengungkap nominal fantastis perputaran uang ilegal. Jumlahnya bisa mencapai Rp 200 miliar dalam waktu 6 bulan.

    Kasubdit Siber AKBP Charles Tampubolon mengatakan, 6 tersangka yang diamankan mempunyai peran masing-masing. MA (22) dan MWF (18) warga Banyuwangi berperan mempromosikan situs judi online kepada masyarakat lewat 2 akun instagram. Lalu, STK (48) warga Kabupaten Malang dan PY (40) warga Kota Surabaya berperan sebagai penyedia rekening untuk transaksi judi online.

    Dua tersangka terakhir berasal dari Jakarta Barat berinisial EC (43) dan ES (43) yang berperan sebagai bos atau direktur yang mencuci uang hasil dari pemain judi online.

    “Mereka memiliki peran masing-masing. Perputaran uang dalam rekening website perjudian online tersebut dalam kurun waktu 6 bulan mencapai Rp 200 miliar,” kata Charles, Kamis (12/12/2024).

    Ketika sudah mendapatkan keuntungan, EC dan ES bertugas menyamarkan dan menyembunyikan uang dengan cara dikonversi ke mata uang asing. Selain itu, mereka juga melakukan transfer ke beberapa rekening yang berada di luar negeri seperti Singapura, Malaysia, Kamboja, Filipina, dan China.

    “Jadi uangnya dicuci dengan menggunakan 5 perusahaan fiktif milik EC dan ES. Pencucian uang itu dilakukan seolah-olah uang yang masuk merupakan hasil dari proses yang legal,” tuturnya.

    Diketahui sebelumnya, Direktorat Siber Polda Jawa Timur menangkap 6 pemilik situs judi online di Banyuwangi dan Jakarta Barat. Keenam tersangka ditangkap pada waktu yang berbeda dalam rentan bulan November 2024. Selain mengamankan 6 pemilik situs judi online, polisi juga menyita uang Rp. 4.957.174.000.

    Kasubdit Siber AKBP Charles Tampubolon menjelaskan penangkapan kepada pemilik situs judi online ini bermula dari penyelidikan internal kepolisian. pada 6 November 2024 anggota Dit Siber Polda Jawa Timur menemukan dua pemilik akun instagram @dangdut_banyuwangi dan @orkesanbanyuwangi yang ketahuan mempromosikan judi online. Setelah serangkaian penyelidikan, ditemukan kedua pemilik akun instagram itu berada di Banyuwangi. (ang/but)

     

     

     

  • Bimtek Peningkatan Kualitas Produk, Diskop UKM Jatim Sebar Alat Penunjang Usaha di 4 Kabupaten

    Bimtek Peningkatan Kualitas Produk, Diskop UKM Jatim Sebar Alat Penunjang Usaha di 4 Kabupaten

    Surabaya (beritajatim.com) – Sepanjang 2024, Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim menggelar Bimtek Peningkatan Kualitas Produk Usaha Kecil Menengah (UKM) di empat daerah, yakni Kabupaten Ngawi, Kabupaten Nganjuk, Kabupaten Magetan, dan Kabupaten Malang.

    Selain menggelar Bimtek, juga dilakukan penyerahan alat penunjang usaha untuk peserta di lima daerah yang dimaksud.

    Menurut Kepala Dinas Koperasi dan UKM Provinsi Jatim Endy Alim Abdi Nusa, kegiatan Bimbingan Teknis Peningkatan Kualitas Produk bagi UKM ini sebagai wujud program kerja Dinas koperasi dan UKM Provinsi Jawa Timur yang melibatkan para pelaku usaha agar dapat mengembangkan jati diri, networking, dan kemampuan dalam menjalankan usahanya.

    “Selain itu, juga agar dapat mandiri dan menciptakan lapangan pekerjaan bagi lingkungan di sekitarnya,” terang Endy, Selasa (11/12/2024).

    Melalui kegiatan tersebut, dia berharap dapat mendorong para pelaku usaha untuk maju dan berkembang serta mampu mempertahankan eksistensi dalam kompetisi persaingan usaha yang semakin ketat.

    “Semuanya ingin menciptakan produk yang berkualitas, berpartisipasi, dan berkarya di dalam membangun perekonomian nasional,” jelasnya.

    Di era ini untuk menyosong Indonesia emas, skill dan pengetahuan para pelaku usaha harus ditingkatkan dalam rangka menunjang daya saing.

    Oleh karena itu dengan dilaksanakannya kegiatan ini kami berharap akan akan memberikan dan menambah pengetahuan, keterampilan dan inspirasi para pelaku UKM dalam menjalankan usahanya.

    Di Kabupaten Ngawi dan Magetan, Diskop dan UKM Jatim menyalurkan 5 unit mesin giling adonan bakso kepada Kelompok pedagang Cilok Gemarang Ngawi yang diketuai Diki Arso Bagasworo.

    Selanjutnya untuk Gabungan Pedagang Bakso Kota Ngawi yang diketuai Elokfaizatun Nisa, Paguyuban PKL Alun – Alun Magetan yang diketuai Supandi, Kelompok Sido Makmur Magetan yang diketuai Supriyanto, dan Kelompok Berkah Makmur yang diketuai Aning Wulandari.

    Diskop dan UKM Provinsi Jatim juga menyalurkan alat pembuatan olahan bawang merah di Kabupaten Nganjuk.

    Untuk Kelompok Melati Kecamatan Ngronggot yang diketua Umi Hanik mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok Anggrek Kecamatan Pace Nganjuk yang diketua Rinning Andriani mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok Teratai Kecamatan Ganungkidul  Nganjuk yang diketua Dhodiek Aresta mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit  Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok Dahlia Kecamatan Rejoso Nganjuk yang diketuai Suparti mendapatkan 1 Unit Spiner, 1 Unit Wajan, 1 Unit Kompor, dan 5 unit perajang bawang manual.

    Kelompok pembuatan olahan Kopi mendapat mesin spray dryer sebanyak 3 unit antara lain Koperasi Produsen serba usaha buah Ketakasi Kabupaten Jember, Koperasi Produsen Kopi Wonosalam Jombang dan Koperasi Brawijaya Agroventura  Jawa Timur di Kabupaten Malang. (tok/ian)

  • Penuturan Warga Suriah di RI: Saya Merayakan Kejatuhan Assad

    Penuturan Warga Suriah di RI: Saya Merayakan Kejatuhan Assad

    Jakarta

    Sebagian warga Suriah yang tinggal di berbagai negara merayakan kejatuhan rezim Presiden Bashar al-Assad. Apa makna peristiwa ini bagi masa depan mereka?

    Seperti banyak warga Suriah, Youssef, yang sekarang tinggal di Malang, Jawa Timur, merayakan kabar penggulingan rezim Bashar al-Assad. Namun, dia mengaku tidak berkeinginan untuk kembali ke negaranya.

    Laki-laki berusia 25 tahun yang meminta agar nama depannya tidak dipublikasikan itu datang ke Indonesia pada tahun 2021. Dia pergi dari negaranya untuk menjadi pelajar di bidang farmasi.

    “Saya sudah mau lulus,” ujar Youssef kepada wartawan Amahl Azwar yang melaporkan untuk BBC News Indonesia, Selasa (10/12).

    Youssef berasal dari Kota Al Qardahahtempat kelahiran Bashar al-Assad dan ayahnya, Hafez al-Assad, yang meninggal dunia tahun 2000.

    Umur Youssef baru menginjak 11 tahun ketika perang saudara Suriah pecah pada 2011. Kala itu banyak orang terpaksa pindah atau mengungsi dari Suriah.

    “Setengah hidup saya dihabiskan dalam konflik,” ujarnya.

    Pasukan pemerintah Suriah berlindung di balik tembok saat bentrokan dengan kelompok militan di Aleppo, 3 November 2012. Pada periode Maret 2011 hingga November 2012, lebih dari 36.000 orang tewas sejak pemberontakan kelompok militan terhadap pemerintahan Assad (AFP)

    Bashar al-Assad baru saja digulingkan kelompok militan Hayat Tahrir al-Sham (HTS) dan faksi-faksi pemberontak sekutu mereka.

    Dengan begitu, berakhir sudah rezim keluarga Assad yang dikenal tangan besi selama lebih dari lima dekade.

    Sama seperti banyak orang Suriah di penjuru dunia, termasuk jutaan di antara mereka yang mengungsi, Youssef bersuka cita atas kejatuhan rezim Assad.

    Walaupun begitu, Youssef menyebut masih banyak hal sumber duka dari Suriah yang membuatnya enggan untuk kembali ke negaranya.

    Youssef justru berharap suatu saat dapat memindahkan dua anggota keluarganya yang masih berada di Suriah ke Indonesia.

    “Saya merayakan kejatuhan al-Assad. 50 tahun terakhir tidak bisa dikatakan sebagai kehidupan [yang layak],” ujar Youssef.

    “Tapi ke mana kita pergi dari sini?”

    Youssef menyamakan kondisi Suriah sekarang seperti ketika masyarakat Afghanistan merayakan hengkangnya tentara AS pada Agustus 2021.

    Kebahagiaan itu tidak berlangsung lama karena setelahnya rezim Taliban menguasai negara itu.

    “Saya tidak tahu apakah ini akan terjadi atau tidak, tapi saya tahu kelompok Muslim radikal tidak pernah suka dengan kelompok-kelompok minoritas,” ujar Youssef.

    “Kami punya sekte minoritas [di Suriah]. Jadi, ya, saya tidak yakin situasinya akan membaik.”

    Youssef mengklaim dirinya memperoleh foto-foto dan video penjarahan yang terjadi di negaranya setelah penggulingan Assad.

    Koresponden BBC yang melaporkan dari Suriah, Lina Sinjab, menjadi saksi mata aksi penjarahan, termasuk yang terjadi di kediaman Bashar al-Assad.

    Pengungsi Suriah yang tinggal di Turki kembali ke tanah airnya pada 10 Desember 2024 melalui Gerbang Perbatasan Cilvegz di Hatay, Turki (Getty Images)

    Dibandingkan dengan pengungsi dari negara-negara seperti Afghanistan dan Myanmar yang mencapai ratusan hingga ribuan orang, jumlah pengungsi dari Suriah di Indonesia berjumlah puluhan orang.

    Merujuk data Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR), terdapat 60 warga Suriah yang telah mendapat status pengungsi di Indonesia.

    Angka ini tidak termasuk warga Suriah yang berada di Indonesia, tapi masih tergolong sebagai pencari suaka.

    Adapun menurut catatan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan, ada 713 warga negara Suriah yang punya izin tinggal aktif di Indonesia per Desember 2024. Mereka memegang izin tinggal sebagai diplomat, pekerja, dan pelajar.

    Seorang perempuan bersenjata mengacungkan tanda V yang berarti kemenangan saat warga Kurdi Suriah merayakan jatuhnya ibu kota Damaskus ke tangan pemberontak di Qamishli pada 8 Desember 2024 (Getty Images)

    Apa pendapat orang-orang Suriah di negara-negara lainnya

    Di Ankara, Turki, ratusan warga Suriah bersiul, menari, bernyanyi, dan meneriakkan yel-yel dalam perayaan di Altnda. Sejak dini hari, mereka merayakan kabar penggulingan rezim Bashar al-Assad.

    “Bahagia sekali rasanya baru pertama kalinya dalam hidup saya bisa sesenang ini,” ujar Asif, laki-laki berumur sekitar 20 tahun yang berasal dari kota Hama, Suriah.

    Asif mengibarkan bendera Turki dan bendera oposisi Suriah dengan kedua tangannya.

    BBC

    BBC News Indonesia hadir di WhatsApp.

    Jadilah yang pertama mendapatkan berita, investigasi dan liputan mendalam dari BBC News Indonesia, langsung di WhatsApp Anda.

    BBC

    “Sejak tadi malam, kami belum tidur. Rasanya tidak bisa diungkapkan dengan kata-kata,” ujarnya.

    “Tidak ada lagi yang akan tinggal di sini. Semuanya ingin pulang karena perang di negara kami sudah berakhir. Kami sungguh-sungguh berterima kasih kepada Turki.”

    Ayham, teman Asif yang berasal dari Aleppo, mengungkapkan perasaan yang sama.

    “Kami tidak bisa pulang akibat kekejaman Assad. Semuanya kabur dari tangan tirani Assad. Orang-orang mesti hengkang karena kami tidak mau dipaksa menghabisi warga kami sendiri. Sekarang, kami bisa kembali karena semua ini sudah berakhir,” tuturnya.

    Para pejuang pemberontak Suriah merayakan kemenangan di Homs pada 8 Desember 2024 (Getty Images)

    Seorang pria muda lainnya yang sudah tinggal di Turki selama 14 tahun bertekad untuk segera kembali ke Suriah.

    “Tidak ada lagi yang tersisa bagi kami [di Turki]. Saatnya kembali ke Suriah. Jika perlu, kami akan kembali membangun bahkan dari nol sekalipun. Pada hari saya berencana untuk menikah, Suriah merdeka. Saya tidak akan pernah melupakan tanggal ini.”

    Selebrasi dan keriaan serupa terlihat di kota-kota Turki lainnya yang memiliki populasi orang Suriah dalam jumlah besar, termasuk Istanbul.

    Di Sisli, orang-orang berkerumun di depan gedung konsulat Suriah. Mereka menurunkan bendera rezim Assad.

    Turki sudah menjadi rumah bagi sedikitnya tiga juta pengungsi Suriah sejak perang sipil di negara itu pecah pada tahun 2011.

    Rasa bingung dan kekhawatiran

    Di tengah semua keriaan dan perasaan penuh harap, ada juga orang Suriah yang tidak terlalu ingin cepat-cepat kembali ke negaranya.

    Di sebuah kereta Berlin yang hening, Rasha dengan suara pelan merekam suaranya di telepon genggam. Dia berhati-hati agar tidak mengganggu penumpang lain.

    Sampai baru-baru ini, Rasha sudah pasrah bahwa dirinya tidak akan lagi bisa melihat rumah keluarganya di Damaskus.

    Selama lebih dari satu dekade terakhir, konflik Suriah yang berkelanjutan memaksa jutaan orang Suriah termasuk Rasha untuk menerima kenyataan bahwa sebagian dari masa lalu mereka akan musnah. Namun, kabar penggulingan Assad mengubah segalanya.

    Bagi banyak pengungsi Suriah, berita itu memicu berbagai emosi yang saling kontradiksi: tidak percaya, bahagia, penuh harapan, bingung, dan takut.

    Warga Suriah yang tinggal di Essen, Jerman, merayakan runtuhnya rezim Assad pada Minggu, 8 Desember 2024 (Getty Images)

    Kebahagiaan yang dirasakan Rasha berbenturan dengan realita. Dia mengaku awalnya ingin segera “mengepak koper dan pulang”.

    Akan tetapi, Rasha kemudian memikirkan apakah keputusan itu benar-benar dapat dilakukan secara tergesa-gesa.

    “Saya tahu bahwa tidak ada lagi perasaan waswas tatkala melewati perbatasan dan ketakutan akan ditangkap atau bahkan hilang,” jelas Rasha.

    “Tapi sekarang ada rasa takut yang baru: kemungkinan serangan balasan, ketegangan di antara sekte, dan balas dendam.”

    Rasha merupakan penganut agama minoritas di Suriah. Dia benar-benar memikirkan potensi risiko dengan waspada sekalipun belum ada laporan kekerasan yang menargetkan kelompok tertentu.

    Baca juga:

    “Saat ini kita masih merasakan momen-momen bahagia yang dini,” ujar Rasha perlahan.

    “Kita harus berpikir rasional.”

    Situasi Rasha semakin rumit karena statusnya sebagai pengungsi di Jerman. Setelah menghabiskan waktu bertahun-tahun untuk mengintegrasikan diri ke komunitas barunya, Rasha berada di jalur yang tepat untuk menerima kewarganegaraan Jerman dalam satu tahun ke depan.

    Jika Rasha mendapatkan ini, dia akan bisa lebih bebas untuk pindah ke mana pun dia mau.

    “Kami ingin kembali ke Suriah tanpa kehilangan semua pencapaian di sini,” terangnya.

    Warga Suriah merayakan jatuhnya rezim Assad di Istanbul (Azra Tosuner/BBC)

    Rasha merujuk ke keterampilan bahasa, pendidikan, dan stabilitas yang telah dibangunnya.

    “Jika kembali sekarang dan kehilangan status legal, saya barangkali akan kehilangan segalanya.”

    Rasha juga mengkhawatirkan nasib rumah keluarganya di Damaskus.

    “Sebelum kemarin, saya tidak menyangka bisa melihat rumah kami lagi,” akunya. “Harapan itu kini ada. Tapi bagaimana kalau sudah ada yang merebut rumah kami?”

    Sama seperti Youssef di Indonesia, Rasha juga mengkhawatirkan kelompok radikal di negaranya.

    “Saya senang rezim itu sudah runtuh,” ujarnya, “tetapi saya kini mengkhawatirkan adanya bentrokan serta kemunculan ekstremisme dan fanatisme.”

    Rasha hanyalah satu dari setidaknya 14 juta orang Suriah yang harus meninggalkan negara mereka sejak konflik pecah pada tahun 2011.

    Menurut UNHCR, krisis pengungsi di Suriah adalah pemindahan paksa terbesar pada masa kini.

    Lebih dari 5,5 juta pengungsi Suriah menetap di negara-negara tetangga termasuk Turki, Lebanon, Yordania, Irak, dan Mesir.

    Jerman merupakan negara non-tetangga Suriah dengan populasi pengungsi Suriah terbesar, sekitar 850.000 orang.

    Bagi banyak pengungsi, tinggal di luar negeri merupakan suatu tantangan tersendiri.

    Selama bertahun-tahun, mereka mesti menghadapi rintangan hukum, menanggung kesulitan ekonomi, dan menghadapi serangan xenofobia.

    Pulang ke Suriah ‘bukan perkara sepele’

    Ayah Majzoub, Wakil Direktur Regional untuk Timur Tengah dan Afrika Utara di Amnesty International, menekankan bahwa tidak akan mudah bagi orang-orang Suriah untuk kembali ke negaranya.

    “Banyak orang Suriah yang menimbang-nimbang untuk pulang telah kehilangan rumah, pekerjaan, dan orang-orang tercinta,” kata perempuan itu.

    “Perekonomian di Suriah sudah hancur akibat konflik dan sanksi asing selama bertahun-tahun.”

    “Organisasi-organisasi kemanusiaan harus segera memastikan bahwa pemulangan dilakukan secara sukarela, aman, dan bermartabat.”

    “Para pengungsi yang kembali membutuhkan akses ke tempat penampungan, makanan, air, sanitasi, dan perawatan kesehatan,” ujarnya.

    Seorang pengungsi Suriah di Ankara, Turki (Getty Images)

    Majzoub juga menekankan pentingnya untuk menghindari repatriasi secara paksa.

    “Pemerintah-pemerintah tuan rumah tidak boleh memaksa siapa pun untuk pulang,” ujarnya.

    “Kepulangan orang Suriah harus dilakukan sepenuhnya sukarela. Kami akan terus mengawasi risiko-risiko yang dihadapi para pengungsi yang kembali tanpa memandang agama, etnis, atau sikap politik mereka.”

    Mahmoud Bouaydani, pengungsi Suriah di Turki, mengaku berita dari Damaskus membawa kembali banyak memori.

    “Rasanya seperti menonton rekaman sepuluh tahun terakhir setiap peluru mortir, setiap serangan kimia, setiap serangan udara,” kenangnya.

    Baca juga:

    Pada tahun 2018, Mahmoud melarikan diri dari Douma setelah bertahun-tahun merasa terkepung. Dia sekarang menjadi mahasiswa teknik komputer di Universitas Kocaeli dekat Istanbul.

    Meski optimis, Mahmoud menyadari betapa besarnya tantangan menanti jika dirinya kembali.

    “Hal pertama yang ada di benak saya adalah harta benda keluarga. Kami tidak tahu bagaimana nasibnya. Barangkali sudah dijual tanpa sepengetahuan kami.”

    Mahmoud juga ingin tetap fokus untuk menyelesaikan pendidikannya.

    “Saya ingin mengunjungi Suriah terlebih dahulu,” katanya.

    “Saya butuh kejelasan tentang keamanan, pemerintahan, dan aturan hukum. Saya tidak bisa melepaskan status perlindungan sementara saya. Saya juga tidak bisa mengambil risiko kehilangan pendidikan atau stabilitas di sini.”

    Warga Suriah di Turki merayakan berakhirnya kekuasaan Assad di Suriah setelah pemberontak menguasai Damaskus pada malam hari, di Masjid Fatih, di Istanbul, pada 8 Desember 2024 (Getty Images)

    Di Zarqa, Yordania, perempuan Suriah bernama Um Qasim mengenang tahun-tahunnya sebagai pengungsi.

    “Kami sudah menghabiskan 12 tahun di Yordania,” katanya.

    “Walau kami disambut bak keluarga, pengasingan tetaplah pengasingan.”

    Dia menggambarkan momen-momen kegembiraan yang diwarnai dengan kepedihan. Baik ketika merayakan sesuatu seperti ulang tahun, maupun ketika ada yang meninggal.

    Ketiadaan sanak saudara untuk berbagi sangat terasa baginya.

    Um Qasim bermimpi untuk kembali ke Suriah yang damai. Akan tetapi, dia mengaku realistis dengan kondisi ekonomi yang mengerikan di negara tersebut.

    “Keluarga saya di sana masih menderita. Tidak ada listrik yang konsisten, tidak ada air, dan harga-harga yang tidak terjangkau. Bagaimana orang bisa hidup?”

    Perasaannya yang campur aduk mencerminkan perasaan banyak orang di diaspora.

    “Kami senang rezim telah jatuh, tetapi akan pilu rasanya meninggalkan Yordania apalagi setelah membangun keluarga kedua di sini.”

    Warga Suriah di Lebanon berbondong-bondong ke Perbatasan Masnaa yang terletak di antara Lebanon dan Suriah untuk pulang ke rumah setelah runtuhnya rezim Assad, pada 8 Desember 2024 (Getty Images)

    Di perbatasan Masnaa, Lebanon, ratusan warga Suriah telah berkumpul dalam beberapa hari terakhir. Mereka menunggu untuk bisa menyeberang pulang ke Suriah.

    Lebanon adalah negara dengan jumlah pengungsi per kapita tertinggi di dunia dan saat ini memiliki 768.353 pengungsi Suriah yang terdaftar di UNHCR meskipun diyakini masih banyak yang belum terdaftar.

    Juru bicara UNHCR di Lebanon, Dalal Harb, mengatakan bahwa lembaga itu mengamati beberapa pemulangan, termasuk melalui penyeberangan tidak resmi di daerah-daerah seperti Wadi Khaled, sebuah wilayah di perbatasan timur laut Lebanon.

    “UNHCR menegaskan kembali bahwa semua pengungsi memiliki hak fundamental untuk kembali ke negara asal mereka pada waktu yang mereka pilih, dan semua pemulangan harus dilakukan secara sukarela, bermartabat, dan aman.”

    Harb menambahkan bahwa UNHCR siap untuk mendukung para pengungsi yang kembali jika kondisinya memungkinkan.

    Kerumunan orang Suriah di Tripoli, Lebanon (EPA-EFE/REX/Shutterstock)

    Di sisi lain, dia menggarisbawahi bahwa selama masa-masa yang tidak menentu sekarang ini, para pengungsi Suriah harus diberi keleluasaan untuk menilai kondisi Suriah dengan mata kepala mereka sendiri.

    “Situasi di internal Suriah masih terus berkembang. Banyak warga Suriah yang mencoba menilai dalam beberapa minggu terakhir, seberapa amankah situasi di sana dan apakah ini waktu yang tepat bagi mereka untuk kembali atau tidak,” imbuhnya.

    Bagi banyak warga Suriah, ketidakpastian tentang apa yang akan terjadi selanjutnya sangat membebani pikiran mereka.

    Kenangan akan perang, kehilangan, dan pengungsian tetap membayangi mereka. Sekarang pun mereka masih berusaha membayangkan bagaimana rasanya pulang ke negaranya.

    Untuk saat ini, mereka hanya bisa melihat dan menunggu.

    Bagi Youssef di Malang, Jawa Timur, yang memperoleh beasiswa pendidikan di sini, yang terpenting saat ini adalah menyelamatkan keluarganya.

    “Saya ingin bisa menghasilkan banyak uang supaya keluarga saya tidak menderita. Setidaknya mereka bisa kembali dapat akses air bersih.”

    Laporan tambahan oleh Sanaa Alkhoury dan Fundanur ztrk.

    Baca juga:

    Tonton juga video: Dampak Jatuhnya Rezim Assad ke Ekonomi, Pasar di Suriah Hidup Lagi

    (nvc/nvc)

  • Polda Jatim Tangkap Pemilik 16 Situs Judi Online, Sita Uang Rp4 Miliar

    Polda Jatim Tangkap Pemilik 16 Situs Judi Online, Sita Uang Rp4 Miliar

    Surabaya (beritajatim.com) – Direktorat Siber Polda Jawa Timur menangkap 6 pemilik situs judi online di Banyuwangi dan Jakarta Barat. Keenam tersangka ditangkap pada waktu yang berbeda dalam rentan bulan November 2024. Selain mengamankan 6 pemilik situs judi online, polisi juga menyita uang Rp4 Miliar atau detailnya Rp. 4.957.174.000.

    Kasubdit Siber AKBP Charles Tampubolon mengatakan enam tersangka yang diamankan adalah MAS (22) warga Banyuwangi, MWF (18) juga warga Banyuwangi, STK (48) warga Kabupaten Malang, PY (40) warga Kota Surabaya, EC (43) warga Jakarta Barat dan ES (47) yang juga warga Jakarta Barat.

    “Keenam tersangka memiliki peran masing-masing. Ada yang berperan mengiklankan, ada yang sebagai penyedia rekening dan direktur yang bertugas mencuci uang,” kata Charles, Kamis (12/12/2024).

    Charles menjelaskan penangkapan kepada pemilik situs judi online ini bermula dari penyelidikan internal kepolisian. pada 6 November 2024 anggota Dit Siber Polda Jawa Timur menemukan dua pemilik akun instagram @dangdut_banyuwangi dan @orkesanbanyuwangi yang ketahuan mempromosikan judi online. Setelah serangkaian penyelidikan, ditemukan kedua pemilik akun instagram itu berada di Banyuwangi.

    “Di Banyuwangi kami amankan MAS dan MWF yang berperan mempromosikan situs,” tutur Charles.

    Dari dua tersangka ini, polisi mengetahui ada 16 situs judi online yang mereka punya. 16 situs itu adalah KINGJR, FIX77, SUGESBOLAID, & KARTU GG, KDSLOT, BABASLOT, GAJAHSLOT88, HOKI777, ICASLOT, RUPIAH138, MAKOSLOT, BURSA4D, JOKER81, GLOWIN88, TOTO dan, SMA.

    Setelah melakukan serangkaian penyelidikan, polisi mengamankan STK dan PY yang berperan sebagai penyedia rekening untuk transaksi deposit maupun withdraw pada 16 situs judi online itu.

    “STK dan PY mendapatkan komisi sebesar Rp. 2.500.000 untuk setiap rekening yang berhasil dikirim dengan total keuntungan dari hasil penyediaan rekening berkisar Rp 300 juta,” ungkap Charles.

    Tidak puas, anggota Ditsiber Polda Jawa Timur terus melakukan pengembangan. Hasilnya, polisi menangkap 2 pimpinan pemilik situs judi online berinisial EC dan ES. Keduanya ditangkap pada Minggu (24/11/2024).

    “Tersangka EC selaku Direktur dari 5 Perusahaan fiktif dan ES selaku admin operasional keuangan di wilayah Jakarta Barat,” tutupnya.

    Dari kasus ini, polisi menyita uang tunai sejumlah Rp. 4.957.174.000, 1 (satu) unit PC All In One warna putih, 3 (tiga) unit CPU warna hitam, 49 unit Handphone, 375 buah Kartu ATM beserta buku tabungan, 185 buah key token bank, 3 (tiga) buah buku Akta pendirian PT dan 1 (satu) bundel Slip Transfer.

    Keenam tersangka lantas dijerat dengan pasal Pasal 45 ayat (3) Jo Pasal 27 ayat (2) Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik sebagaimana terakhir diubah dengan Undang Undang Nomor 1 Tahun 2024  tentang Perubahan Kedua Atas Undang Undang Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi.

    Juga Transaksi Elektronik dan/atau dan atau Pasal 81 dan Pasal 82 Undang–Undang Nomor 3 Tahun  2011 tentang Transfer Dana dan/atau Pasal 3, 4, dan 5 Jo Pasal 10 Undang–Undang Nomor 8 Tahun 2010 tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang dan/atau Pasal 303 KUHP, dengan ancaman hukuman maksimal 20 (dua puluh) tahun penjara. [ang/suf]

  • Balita di Jombang Tewas dengan Sejumlah Luka, Diduga Dianiaya Kekasih Ibunya

    Balita di Jombang Tewas dengan Sejumlah Luka, Diduga Dianiaya Kekasih Ibunya

    Jombang (beritajatim.com) – Seorang balita yang berusia 3,5 tahun inisal KY meninggal dengan mengenaskan. Balita asal Kecamatan Mojoagung Kabupaten Jombang ini mengalami luka pukulan benda tumpul di perut dan kepala.

    Bocah malang tersebut sempat dibawa ke Rumah Sakit PKU Muammadiyah Mojoagung. Namun karena kondisinya kritis, korban dirujuk ke RS Sakinah Mojokerto. Nah, di rumah sakit itulah korban menghembuskan napas terakhir.

    Penganiayaan diduga dilakukan oleh JP (28), yang tidak lain kekasih dari Tri Idah Puspitasari (28), ibunda dari korban. Lokasinya di rumah JP Desa Palrejo Kecamatan Sumobito. Keluarga korban melaporkan kejadian ini ke Polres Jombang.

    “Saya sudah melaporkan ini ke Polres Jombang. Saat ini jenazah korban dibawa ke RSUD Jombang untuk autopsi,” ujar M Juni Ariska (30), paman dari korban, Kamis (12/12/2024).

    Juni mengatakan bahwa selama ini adiknya pacarana dengan JP. Nah, pada Rabu (11/12/2024), JP menjemput kekasihnya untuk diajak keluar. KY ikut serta. Sekitar pukul 14.00 WIB, JP Kembali ke rumah Puspitasari untuk mengambik sesuatu.

    “Kemudian sekitar jam empat, saya mendapat kabar bahwa keponakan saya sudah kritis di Rumah Sakit PKU Mojoagung. Ada luka di kepala dan perut. Di kepala luka pukul, sedangkan di perut luka cengkeraman,” katanya.

    Juni mengatakan bahwa keponakannya meninggal di RS Sakinah Mojokerto sekitar pukul 01.00 dini hari. “Dari situ saya lapor ke polsek. Kemudian diarahkan ke Polres Jombang,” lanjut Juni.

    Kapolsek Sumobito Iptu Bagus Tejo Purnomo membenarkan adanya laporan dari keluarga korban. Laporan dilakukan pada Kamis dini hari sekitar pukul 02.00 WIB. Lantaran kasusnya anak di bawah umur sehingga perlu penanganan khusus.

    “Oleh sebab itu kami keluarga korban kami arahkan untuk laporan ke unit perlindungan perempuan dan anak (PPA) Satreskrim Polres Jombang,” kata Kapolsek Sumobito etika dikonfirmasi terpisah. [suf]

  • Koperasi Disiapkan Jadi Bagian dari Supply Chain Makan Bergizi Gratis, Pasok-Distribusi Bahan Baku – Halaman all

    Koperasi Disiapkan Jadi Bagian dari Supply Chain Makan Bergizi Gratis, Pasok-Distribusi Bahan Baku – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Endrapta Pramudhiaz

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Koperasi (Menkop) Budi Arie Setiadi mengungkapkan bahwa koperasi akan dilibatkan dalam supply chain (rantai pasok) program Makan Bergizi Gratis (MBG).

    Budi mengatakan bahwa koperasi akan dilibatkan mulai dari pengumpulan hingga distribusi bahan baku MBG.

    Saat ini, Budi menjelaskan bahwa pihaknya sedang mengidentifikasi koperasi-koperasi yang siap terlibat dalam program ini.

    Sayangnya, detail mengenai jumlah koperasi yang akan terlibat tidak diungkap oleh Budi.

    “Kita lagi identifikasi, jumlahnya nanti kita umumkan. Yang pasti kami dari Kementerian Koperasi ikut aktif untuk berpartisipasi dalam program makan bergizi gratis,” kata Budi kepada wartawan di Jakarta, Kamis (12/12/2024).

    Ia menekankan bahwa peran koperasi dalam program ini adalah sebagai pihak yang mendukung atau “supporting” Badan Gizi Nasional, yang merupakan leading sector dalam penyelenggaraan program ini.

    Koperasi akan membantu dalam berbagai aspek seperti pengumpulan bahan baku, distribusi bahan baku, dan tak menutup kemungkinan juga menjadi penyelenggara satuan pelayanannya.

    “Dalam supply chain makan bergizi gratis ini kan koperasi dilibatkan semua,” ujar Budi.

    Budi mengatakan bahwa Kemenkop sudah memulai uji coba terhadap koperasi yang akan terlibat di program ini.

    Koperasi yang terlibat dalam uji coba ini ada Koperasi Pondok Pesantren Al-Ittifaq, Koperasi Konsumen Serikat Bisnis Pesantren Lampung SKD (Koperasi Sekunder), dan Koperasi Peternakan dan Pemerahan Air Susu Sapi Rakyat Sae Pujon di Malang, Jawa Timur

    Mereka akan dijadikan model untuk implementasi program MBG oleh koperasi di daerah lain.

    MBG diperkirakan akan menjadi momentum kebangkitan koperasi, mengingat Perserikatan Bangsa-bangsa telah menetapkan 2025 sebagai tahun koperasi.

    “Pokoknya koperasi tahun 2025 ini punya momentum untuk bangkit karena PBB sudah menetapkan tahun 2025 sebagai tahun koperasi. Sepanjang tahun 2025 adalah tahun koperasi,” pungkas Budi.

     

  • Pretty Boys Tidak Lolos Seleksi, Desta dan Tompi Sentil Kredibilitas FFI

    Pretty Boys Tidak Lolos Seleksi, Desta dan Tompi Sentil Kredibilitas FFI

    JAKARTA – Festival Film Indonesia (FFI) 2019 mengumumkan sejumlah film yang lolos ke dalam Daftar Pendek Pilihan Tim Kurator Piala Citra 2019 melalui akun Twitter dan Instagram mereka pada 24 Oktober lalu. Ini adalah tahap kedua – setelah tahap kurasi – di mana film yang masuk ke dalam Daftar Pendek diperketat pemilihannya. 

    Beberapa judul yang diprediksi warganet seperti 27 Steps of May, Ave Maryam, Bumi Manusia, Dua Garis Biru, Keluarga Cemara, serta Kucumbu Tubuh Indahku mulus masuk ke dalam daftar. Sejumlah film yang sebelumnya tidak dijagokan seperti Zeta, Danur 3: Sunyaruri, dan Preman Pensiun secara mengejutkan juga masuk.

    Setelah pengumuman ini, berbagai reaksi muncul. Salah satunya dari Desta dan Tompi yang masing-masing beperan sebagai produser/pemain dan sutradara dalam film pertama mereka Pretty Boys. Walaupun film yang dilepas kepada publik pada 17 September lalu ini merupakan produksi debut mereka, Pretty Boys sukses meraup hampir 700 ribu penonton.

    Mengantongi jumlah penonton yang tidak sedikit, reaksi beragam mengiringi tayangnya Pretty Boys. Tidak sedikit yang menyayangkan kurangnya sensitivitas pembuat film terhadap kaum tertentu, ada juga yang mengapresiasi pembuat film karena telah berani menyuarakan apa yang mereka rasakan terhadap industri hiburan Indonesia.

    Tompi selaku sutradara sempat menulis soal ini dalam akun Twitter-nya. “Terhadap sebuah karya TIDAK HARUS SETIAP ORANG SUKA. Penilaian atau cara menikmati setiap orang sangat bergantung referensi atau kepustakan pengetahuannya. Tapi kalau ada salah interpretasi maksud dari konten yang ingin disampaikan, ada baik diluruskan.”

    “Kan film kita emang gak bagus. Film kita kan film ngehek. Mana masuk FFI Film ngehek Tom? Lagian gak kepilih belum tentu karena karyanya gak bagus. Siapa tahu yang milih gak ngerti. Lagian emang kita butuh FFI? Kita buat FFI sendiri aja Tom!” balas Desta.

    Tompi juga mengutip sebuah kicauan yang mempertanyakan tidak lolos-nya Pretty Boys ke dalam Daftar Pendek Piala Citra 2019. 

    “Artinya Pretty Boys masih kalah bagus sama pilihan yang sesuai latar belakang pendidikan dan “taste” kurator. Kita doakan film Indo makin bagus terus. Yang belum masuk, jangan turunin standard-nya.” Cuitan ini dibalas oleh Desta.

    Artinya PRETTYBOYS masih kalah bagus ama pilihan yg sesuai ltar belakang pendidikan dan “taste” kurator. Kita doakan film indo makin bagus terus. Yg blum masuk , jgn turunin standard nya ekwkwk https://t.co/P0lrXrnur5

    — tompi (@dr_tompi) October 27, 2019

    Menariknya, di awal perilisannya, Tompi dan Desta tidak memasang target apa pun, termasuk jumlah penonton. Dikutip dari pembicaraannya dalam kanal YouTube Pandji, Tompi menjelaskan, “Karena sukses kan kebanyakan dinilai dari dua hal. Antara lo dipuji sama kritikus, jatuhnya ke festival. Atau dipuji sama penonton, jatuhnya box office.”

    Tetapi, ketika mencapai 500 ribu penonton, Desta, Tompi dan juga Vincent lantas mengadakan acara syukuran karena tidak menyangka respons yang diterima. Tompi pun mengatakan sebetulnya ia memasang target sendiri yaitu 500 ribu.

    “Mereka memang enggak ada target. Dari awal Desta dan Vincent pas gua tanya berapa, mereka nggak pernah ngomong angka. Dari gua pribadi, sejak awal gua bikin ya harus ada target dan targetnya minimal 500 ribu penonton,” jawab Tompi, dikutip dari Fimela.

    Protes itu juga dilontarkan keduanya lewat sebuah video yang diunggah pengguna bernama Teguh Imam Suryadi. “Apakah mereka memang melibatkan asosiasi editor, dan segala macam. Gue gak tau mereka melibatkan atau enggak. Cuma kalau melibatkan harusnya mereka melihat bukan dari subyektif isi kontennya aja, tapi dari pengambilan gambar, dari editing, dari akting. Bukan sombong ya, tapi kenyataannya seperti itu.” jelas Desta dalam video tersebut.

    Desta juga menceritakan, dirinya memilih Tompi sebagai sutradara karena selalu melihat sosok Tompi yang ingin berkarya. Jadi, meskipun terlihat seperti santai, Tompi dan Desta sangat serius dalam mengerjakan proyek film pertama mereka. Kepada tim VOI, Desta sempat memberikan pendapatnya atas tidak lolos kurasinya Pretty Boys.

    “Sebenarnya saya enggak peduli. Ngerasa aneh aja. Tapi enggak pengen juga kalau mekanismenya enggak jelas. Sayang aja ajang sekelas FFI.” ungkap Desta, Selasa, 12 November. 

    Pembawa acara televisi Tonight Show itu juga menjelaskan, sejak awal penggarapan film Pretty Boys, tidak terbesit membahas isu sensitif yang sempat ramai dibicarakan di internet.

    Beberapa pekan setelah perilisannya, ada beberapa media yang kompak mengulas film Pretty Boys sebagai medium yang tidak sensitif terhadap kaum transpuan. Apalagi, cerita film ini banyak membahas soal jati diri. Gambar transpuan di dalam Pretty Boys disebut negatif dan cenderung merendahkan. Candaan yang dibuat terkesan transfobik dan homopobik, salah satunya ditulis Tirto dalam artikel ulasannya.

    “Itu pure cerita yang lahir dari pengalaman saya, Vincent (Rompies), dan (Imam) Darto yang sudah bertahun-tahun berada di dalam industri televisi. Pure memaparkan realitanya.” jelas Desta. 

    Desta memang sudah malang melintang dalam jagat pertelevisian sejak lama. Dari satu acara hingga acara lainnya, Desta selalu menjadi komedian yang andal dalam berperan untuk acara televisi.

    Pendapat serupa disampaikan Tompi kepada tim VOI. Menurutnya, tidak ada tendensi untuk menghina atau merendahkan siapa pun, seperti transgender yang disebutkan. 

    “Film ini merefleksikan apa yang kami amati. Itu yang kami lihat, itu yang kami ceritakan,” jelas Tompi. 

    Sebaliknya, ia mempertanyakan etika seorang kurator yang sempat mengulas film Pretty Boys. Kata dia, orang dari media mengulas sebuah film dan menjadi kurator bisa terdengar bias.

    Melalui akun Twitter, FFI atau Piala Citra memaparkan lima syarat untuk masuk ke dalam nominasi, yaitu kejernihan gagasan dan tema yang relevan dengan situasi, teknis dan estetika berkualitas, menunjukkan profesionalisme dalam mewujudkan gagasan, lugas memaparkan serta originalitas secara cerita. 

    Hal ini sempat dipertanyakan Tompi melalui respons melalui kicauan tersebut. “Jadi pengen tahu, Pretty Boys gagal dimana?”

    Dasar penilaian mengutamakan 5 kriteria berikut:

    1. Kejernihan gagasan dan tema yang relevan dengan situasi dan perkembangan zaman

    2. Teknis dan estetika berkualitas yang mendukung keutuhan gagasan serta tema

    — Piala Citra 2019 (@festivalfilmid) October 26, 2019

  • Ramai Sarjana Perikanan Praktik Estetik, Gimana Membedakan Dokter Asli Vs ‘Gadungan’?

    Ramai Sarjana Perikanan Praktik Estetik, Gimana Membedakan Dokter Asli Vs ‘Gadungan’?

    Jakarta

    Praktisi kesehatan dr Mahesa Paranadipa, MH, dari Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ikut menanggapi kasus viral temuan klinik abal-abal Ria Beauty, yang dimiliki salah satu influencer Malang, Ria Agustina. Agar tidak mudah ‘tergocek’ dengan praktik perawatan kecantikan ilegal semacam itu, masyarakat perlu mengecek sejumlah sertifikasi yang dimiliki klinik.

    Ia menyarankan untuk tidak segan bertanya apakah mereka yang melakukan praktik mengantongi surat tanda registrasi juga surat izin praktik.

    “Pastikan dokter yang ditemuinya memiliki dua dokumen tersebut, selain itu dokter yang memberikan pelayanan khusus harus dipastikan telah memiliki kompetensi yang dibuktikan dengan sertifikat,” bebernya kepada detikcom, Rabu (11/12/2024).

    “Klinik atau fasyankesnya memiliki izin dadi pemerintah setempat,” lanjut dia.

    Terlebih, tidak semua perawatan bisa dilakukan di klinik. Secara regulasi, untuk layanan spesialistik hanya boleh dilakukan di klinik utama dan rumah sakit.

    Bila masyarakat menemukan keraguan terkait praktik seseorang yang mengaku dokter, disarankan untuk langsung menanyakan ke IDI.

    Cara membedakan antara dokter asli dengan dokter palsu, juga bisa dilakukan melalui pengecekan di situs Konsil Kedokteran Indonesia (www.kki.go.id) atau situs resmi Ikatan Dokter Indonesia atau IDI (www.idionline.org).
    Opsi lainnya bisa dengan menelusuri nama yang bersangkutan di laman PDDikti atau Pangkalan Data Pendidikan Tinggi. Dokter yang telah menempuh pendidikan tinggi di Indonesia akan tercatat dalam laman tersebut.

    (naf/kna)