kab/kota: Malang

  • 7
                    
                        Kepala Sekolah SMAN 1 Porong Mulanya Melarang Siswa Foto Album Kelulusan ke Luar Kota
                        Surabaya

    7 Kepala Sekolah SMAN 1 Porong Mulanya Melarang Siswa Foto Album Kelulusan ke Luar Kota Surabaya

    Kepala Sekolah SMAN 1 Porong Mulanya Melarang Siswa Foto Album Kelulusan ke Luar Kota
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Kepala Sekolah SMAN 1 Porong, Ropinggi mengaku sempat tidak memberikan izin kepada siswanya untuk pergi
    foto album kelulusan
    ke Malang.
    Ropinggi mengatakan, rombongan 31 siswa yang berangkat menggunakan bus Brimob Polda Jatim itu sebenarnya hendak menuju ke Kota Malang.
    Siswa kelas XII 7 tersebut memilih
    Alun-alun Malang
    dan Kayutangan sebagai lokasi untuk sesi pemotretan foto album kelulusan.
    “Mereka ada acara program sekolah membuat
    year book
    ,” kata Ropinggi saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, Sabtu (1/2/2025).
    Nahas, bus Brimob yang mereka tumpangi mengalami kecelakaan tunggal di Tol Pandaan KM 72.200 setelah menabrak besi baja pembatas jalan tol Malang-Pandaan.
    Akibatnya, dua orang dinyatakan tewas, yakni satu sopir atas nama Khoirul yang merupakan pensiunan PNS warga Ngoro Mojokerto dan siswa perempuan bernama Nafiri Arimbi Maharani, asal Porong, Sidoarjo.
    Ropinggi mengatakan, pihak sekolah sempat tidak mengizinkan siswa kelas XII 7 untuk pergi ke luar kota untuk melakukan pemotretan foto album kelulusan.
    “Sebelumnya saya minta enggak usah buat-buat seperti itu,” ucapnya.
    Alasannya, selain jauh, Ropinggi juga tidak ingin program ini memberatkan wali murid maupun siswa karena ongkos ditanggung secara mandiri. “Karena itu berbayar, kami tidak mengizinkan,” katanya. 
    Namun, saat mengetahui para siswanya terlihat semangat sebelum merayakan kelulusan dengan ingin membuat foto album kenangan, pihak sekolah mengizinkan.
    “Tapi mereka tetap semangat karena melihat sekolah lain (juga foto album),” ujarnya.
    Ropinggi tidak menyebut berapa nominal yang harus dibayar oleh setiap siswa XII 7 untuk berangkat ke Alun-alun Malang dan Kayutangan.
    Sementara itu, berdasarkan informasi yang didapat
    Kompas.com
    melalui salah satu orangtua siswa, biaya yang harus dibayarkan sebesar Rp 300.000.
    “Katanya bayar Rp 300.000 kalau rombongan ini,” kata salah satu orangtua siswa, Nissa, saat ditemui
    Kompas.com
    di halaman SMAN 1 Porong.
    Putri Nissa tidak ikut dalam rombongan
    kecelakaan bus
    tersebut karena masuk rombongan gelombang ketiga yang berangkat pada Minggu (9/2/2025) mendatang menuju ke Kaliandra.
    “Anak saya seharusnya tanggal 9 nanti berangkat ke Kaliandra, katanya buat foto bayar Rp 85.000,” ucapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak

    Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak

    Sumber foto: Izan Raharjo/elshinta.com.

    Gapeka baru 2025, KA berhenti di Stasiun Wates jadi lebih banyak
    Dalam Negeri   
    Editor: Sigit Kurniawan   
    Sabtu, 01 Februari 2025 – 18:46 WIB

    Elshinta.com – PT KAI Daop 6 Yogyakarta menerapkan Grafik Perjalanan Kereta Api (Gapeka) 2025 menggantikan Gapeka sebelumnya mulai 1 Februari 2025. Pada penerapannya, penyesuaian-penyesuaian terhadap perjalanan KA akan dilakukan untuk meningkatkan layanan transportasi kereta api di Indonesia.

    Manajer Humas Daop 6 Yogyakarta Krisbiyantoro mengatakan perubahan Gapeka 2025 merupakan bagian dari upaya KAI dan DJKA Kemenhub untuk meningkatkan keselamatan, keandalan prasarana dan sarana, kecepatan perjalanan, serta kapasitas angkut.

    “Salah satu peningkatan layanan terdapat di Stasiun Wates dimana pada penerapan Gapeka 2025 akan lebih banyak KA berhenti di stasiun tersebut. Ada tambahan 5 KA yang berhenti di Stasiun Wates pada Gapeka 2025 ini, sehingga total KA yang berhenti di Wates untuk naik turun penumpang sebanyak 20 KA,” ujar Krisbiyantoro.

    Krisbiyantoro merinci tambahan KA yang berhenti di Stasiun Wates mulai 1 Februari 2025 diantaranya adalah:

    1. KA Wijaya Kusuma relasi Ketapang – Wates – Cilacap pp
    2. KA Jayakarta relasi Surabaya Gubeng – Wates – Pasarsenen pp
    3. KA Kertanegara relasi Malang – Wates – Purwokerto pp
    4. KA Malioboro Ekspres relasi Malang – Wates – Purwokerto pp
    5. KA Sancaka Utara relasi Surabaya Pasar Turi – Wates – Cilacap pp (Fakultatif)

    Dengan adanya tambahan KA tersebut kini semakin banyak pilihan kereta api yang bisa digunakan untuk menuju ke Wates atau sebaliknya sehingga tingkat mobilitas orang di wilayah tersebut juga akan meningkat.

    Krisbiyantoro mengatakan bahwa Stasiun Wates memiliki peran strategis sebagai salah satu akses utama bagi wisatawan yang ingin mengunjungi destinasi unggulan di Kulon Progo, seperti Pantai Glagah, Waduk Sermo, dan kawasan wisata lainnya.

    ““Penambahan jumlah kereta api yang berhenti di Stasiun Wates merupakan bagian dari komitmen kami dalam meningkatkan aksesibilitas transportasi bagi masyarakat dan wisatawan. Dengan adanya lebih banyak pilihan perjalanan, diharapkan dapat mendukung pengembangan pariwisata serta mendorong pertumbuhan ekonomi di wilayah Kulon Progo,” ungkap Krisbiyantoro.

    Selain penambahan KA KA yang berhenti di Stasiun Wates, Gapeka 2025 juga membawa peningkatan pada kapasitas angkut KA. Secara keseluruhan untuk KA KA Daop 6 kapasitas tempat duduk yang disediakan pada Gapeka 2025 yaitu sebanyak 13.604 tempat duduk. Meningkat dibandingkan Gapeka sebelumnya sebanyak 12.300 tempat duduk.  

    Kemudian juga terdapat perubahan jadwal beberapa KA dari Stasiun Wates pada penerapan Gapeka 2025 per 1 Februari 2025 ini, baik maju atau mundur jam keberangkatannya. 

    “Oleh karenanya kami mengimbau kepada calon pelanggan untuk memeriksa kembali jadwal keberangkatan KA yang tertera pada tiket. Jadwal keberangkatan tersebut sudah disesuaikan dengan Gapeka 2025, serta luangkan waktu yang cukup saat tiba di stasiun,” pungkasnya seperti dilaporkan Kontributor Elshinta, Izan Raharjo, Sabtu (1/2).

    Sumber : Radio Elshinta

  • Dua Pemuda Malang Masuk Jurang 50 Meter di TNBTS, Diduga Sopir Mengantuk

    Dua Pemuda Malang Masuk Jurang 50 Meter di TNBTS, Diduga Sopir Mengantuk

    Lumajang (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di kawasan Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS), tepatnya di blok Watu Tulis, Desa Ranu Pani, Kecamatan Senduro, Kabupaten Lumajang, pada Sabtu (1/2/2025). Sebuah mobil pikap Mitsubishi L300 dengan nomor polisi N-8525-EU terperosok ke jurang sedalam 50 meter, menyebabkan dua orang luka serius.

    Korban dalam insiden ini adalah Alif Alfan Ubaidillah (23), warga Kecamatan Pakis, dan rekannya, M. Rojikin (27), warga Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Keduanya mengalami luka-luka akibat kecelakaan tersebut.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Lumajang, Ipda Yoyok Widarto, mengungkapkan bahwa kecelakaan diduga terjadi akibat sopir mengantuk saat mengemudikan kendaraan.

    “Sopir diduga mengantuk sehingga terjadi kecelakaan tunggal. Keduanya mengalami luka-luka,” ujar Yoyok.

    Sebelum kejadian, mobil pikap tersebut dalam perjalanan pulang ke Kabupaten Malang setelah mengantarkan muatan telur dari Kabupaten Jember. Kendaraan yang melaju dari arah timur menuju barat itu diduga tidak terkendali saat menikung ke kiri, hingga akhirnya terjatuh ke jurang di sisi kanan jalan.

    Proses evakuasi korban berlangsung cukup lama dan melibatkan puluhan orang, termasuk anggota TNI, Polsek, serta warga setempat. Medan yang curam dengan kemiringan hingga 45 derajat menjadi tantangan dalam upaya penyelamatan.

    Setelah berhasil dievakuasi, kedua korban langsung dilarikan ke Rumah Sakit Tumpang, Kabupaten Malang, untuk mendapatkan perawatan intensif. “Saat ini korban sudah berada di RS Tumpang dengan kondisi luka di beberapa bagian tubuh,” pungkas Yoyok.

    Pihak kepolisian mengimbau para pengendara untuk lebih berhati-hati, terutama di jalur rawan kecelakaan seperti kawasan TNBTS. [vid/ian]

  • Kondisi 2 Korban Tewas Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pandaan, Jenazah Dipulangkan dari RSSA Malang

    Kondisi 2 Korban Tewas Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pandaan, Jenazah Dipulangkan dari RSSA Malang

    Laporan Wartawan Tribun Jatim Network, Benni Indo

    TRIBUNJATIM.COM, MALANG – Dua korban meninggal dunia kecelakaan bus brimob yang dilarikan ke RS Saiful Anwar telah diketahui identitasnya.

    Satu orang korban perempuan bernama Naviri Arimbi Maharani berusia 18 tahun.

    Ia adalah siswi di SMA Negeri 1 Porong dan berasal dari Kabupaten Sidoarjo.

    Korban meninggal kedua adalah Khoirul (60). Sopir bus yang juga pensiunan Polri yang bertugas di Brimob.

    Dua korban tewas kecelakaan tunggal bus pengangkut pelajar di Purwodadi KM 72-73 Tol Pandaan-Malang sudah dipulangkan dari Kamar Jenazah Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Malang, Sabtu (1/2/2025).

    Kedua korban tewas tersebut dipulangkan di waktu yang berbeda. Naviri dipulangkan sekitar pukul 16.53 WIB sore tadi. 

    Sedangkan, Khoirul dipulangkan sekitar pukul 19.05 WIB. Jenazah korban dijemput oleh teman sekolahnya dan keluarga untuk dibawa pulang ke rumah duka.

    Humas RS Saiful Anwar, Dony Iryan Vebry Prasetyo menjelaskan, hingga Sabtu petang, ada enam orang yang sedang dalam perawatan di IGD-RSSA.

    Tiga orang laki-laki dan tiga orang perempuan

    “Ada 2 korban meninggal dunia,” terang Dony, Sabtu (1/2/2025).

    Kecelakaan bus milik Brimob yang mengangkut pelajar SMA Negeri 1 Porong mengalami kecelakaan di Tol Pandaan-Malang. 

    Peristiwa naas itu mengakibatkan dua orang meninggal dunia.

    Rombongan di dalam bus rencananya berangkat menuju Lembah Tumpang untuk melakukan sesi foto perpisahan sekolah. 

  • Anaknya Tewas Tenggelam setelah Outing, Yosep Robek Surat Damai dari Sekolah, Kepsek Diperiksa

    Anaknya Tewas Tenggelam setelah Outing, Yosep Robek Surat Damai dari Sekolah, Kepsek Diperiksa

    TRIBUNJATIM.COM – Sikap SMPN 7 Mojokerto membuat orang tua murid yang tewas tenggelam di Pantai Drini, Gunungkidul, Yogyakarta, emosi.

    Ayah korban Malvin (13) yang bernama Yosep Tri Andreas sangat marah ketika pihak sekolah menyodorkan surat damai.

    Disebutkan, isi surat yakni agar keluarga korban tidak menuntut pihak sekolah ke ranah hukum.

    Dalam surat tersebut, pihak sekolah berjanji memberikan uang santunan. 

    Malvin sangat marah setelah melihat surat tersebut.

    Putranya tewas memilukan, Yosep kesal dengan sikap dari pihak sekolah sang anak.

    Yosep geram lantaran tidak diberitahukan soal fakta di lapangan oleh pihak SMPN 7 Mojokerto

    Bahkan diakui Yosep, ia baru tahu kabar putranya meninggal dari media sosial setelah viral.

    “Pihak sekolah tidak ada yang memberi kabar dari pagi sampai sore. Saya tahu kabar ini dari media sosial,” ucap Yosep dilansir dari tayangan di kanal YouTube tvOneNews pada Sabtu (1/2/2025).

    “Saya lihat di internet ada peristiwa tenggelamnya anak SMP 7 Mojokerto, saya browsing, saya cari korban yang meninggal tiga itu, apakah ada anak saya,” tutur Yosep.

    “Saya menemukan tertera nama anak saya. Baru saya bergerak ke SMP 7. Dan di SMP 7 gerbangnya sudah ditutup, di sekolah tidak ada guru satupun,” lanjut Yosep.

    Terkait dengan kegiatan putranya yang diajak outing oleh pihak sekolah, Yosep mengaku sempat tak mengizinkannya.

    Hal itu lantaran Yosep terkendala masalah dana.

    Namun belakangan, paman korban yang ingin membuat keponakannya bahagia pun memberikan uang kepada Malvin agar bisa ikut outing sekolah.

    Tangkapan layar orang tua dari siswa yang tewas tenggelam di Pantai Drini saat diwawancarai televisi, Sabtu (1/2/2025). (YouTube/tvOneNews)

    “Sebenarnya saya tidak mengizinkan (korban ikut outing) dikarenakan kendala dana,”  kata Yosep, melansir TribunnewsBogor.com.

    “Ada pakdenya Malvin itu yang membiayai dananya, karena dia pengin keponakannya ikut senang-senang sama teman-temannya. Enggak tahunya terjadi peristiwa kayak gini,”

    Atas kejadian malang yang menimpa putranya, Yosep begitu terpukul.

    Terlebih setelah insiden, Yosep semakin tersentak dengan sikap yang diambil pihak sekolah.

    “Waktu pihak sekolah ke rumah, kan saya bertanya, kronologinya gimana?”

    “Enggak ada yang bisa menjawab kenapa anak saya dari pagi enggak ada kabar. Saya hubungi ibu itu (guru) tidak aktif nomornya,” ungkap Yosep.

    Hingga akhirnya emosi Yosep memuncak beberapa hari lalu, saat pihak sekolah kembali mendatanginya di rumah.

    Masih dalam suasana berduka, Yosep kesal lantaran pihak sekolah memberikan sebuah kertas berisi perjanjian mengejutkan.

    Dalam surat tersebut, Yosep diminta untuk berdamai dan tidak menuntut pihak sekolah.

    “Tidak ada sama sekali (tanggung jawab pihak sekolah), itu hari kedua, pihak sekolah datang lagi dan menyodorkan satu lampir surat pernyataan bahwa untuk perdamaian, harus damai.”

    “Saya disuruh tanda tangan dan tidak ada kata untuk menuntut ke ranah hukum. Isi surat itu tadi,” papar Yosep.

    Membaca isi kertas yang dibawa pihak sekolah, amarah Yosep meledak-ledak.

    Sembari berteriak, Yosep langsung merobek-robek surat tersebut di depan pihak sekolah.

    “(Saya) tidak terima lah, ya marah, sempat saya sobek itu lampiran itu, saya sempat emosi.”

    “Bukannya ke rumah saya ini masih berduka, bukan silaturahmi memohon maaf, malah memberikan surat tadi,” jelas Yosep.

    Tim SAR saat proses pencarian pelajar SMPN 7 Kota Mojokerto yang tenggelam terseret arus di Pantai Drini, Gunungkidul, pada Selasa (28/1/2025). (Istimewa via Tribun Jogja)

    Terlebih di momen tersebut, pihak sekolah mengurai pernyataan yang kembali memancing emosi Yosep.

    Kata Yosep, pihak sekolah mengiming-imingi keluarganya dengan uang jika mau menandatangani surat perdamaian.

    “Yang paling saya marah itu, (pihak sekolah) menjanjikan kalau saya sudah tanda tangan, akan ada uang santunan, dari situ saya marah.”

    “Ini bukan masalah uang, ini masalah nyawa, ini anak kesayangan saya, kok bisa enggak ada tanggung jawabnya,” ucap Yosep.

    Langsung marah, Yosep mengaku, hingga kini pihak sekolah belum berani lagi datang ke rumahnya.

    “(Pihak sekolah) langsung kabur, saya sempat emosi, saya usir semua orang-orang itu, belum ada ke sini lagi,” kata Yosep.

    “Saya minta keadilan dan pertanggungjawaban sekolah SMP 7, gitu aja,” tegas Yosep.

    Sementara itu, pihak kepolisian diketahui telah memeriksa kepala sekolah SMPN 7 Mojokerto terkait kasus tenggelamnya belasan siswa di Pantai Drini, Gunungkidul.

    Kepala sekolah SMPN 7 Mojokerto, Evi Poespito Hany, diperiksa oleh Polres Gunungkidul pada Selasa (28/1/2025) lalu.

    Fakta tersebut diungkap oleh Kasat Reskrim Polres Gunungkidul, AKP Ahmad Mirza.

    “Akan kami informasikan lebih lanjut terkait hal ini,” ungkap AKP Ahmad Mirza, Jumat (31/1/2025), dilansir dari Kompas.com.

    Mirza membantah kabar Kepala SMPN 7 Mojokerto ditahan imbas tragedi tenggelamnya siswa di Pantai Drini.

    Mirza menegaskan, kabar soal penahanan Kepala Sekolah SMPN 7 Mojokerto ini tidaklah benar.

    Ia mengatakan, polisi tidak melakukan penahanan ke kepala sekolah, baik di Polda maupun di Polres.

    “Informasi yang beredar tidak benar. Posisi kepala sekolah tidak ditahan, baik Polda maupun Polres,” jelas Mirza.

    Belasan siswa terseret ombak di Pantai Drini, Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), Selasa (28/1/2025). (Dok Tribun Jateng – Kompas.com/Markus Yuwono)

    Lebih lanjut Mirza menyebut, pada Jumat ia telah mengirimkan surat undangan ke pihak sekolah dan travel agen.

    Undangan ini diberikan untuk melakukan pemeriksaan lanjutan terkait tragedi tenggelamnya siswa SMPN 7 Mojokerto di Pantai Drini tersebut.

    “Hari ini kita mengirim surat undangan kepada pihak sekolah dan travel agent,” ungkap Mirza.

    Sebelumnya, pihak kepolisian juga telah melakukan klarifikasi kepada beberapa pihak terkait kasus ini.

    Di antaranya klarifikasi kepada kepala sekolah, travel agen, hingga Tim SAR yang ada saat kejadian untuk menyelidiki apakah ada kelalaian yang terjadi di balik tragedi Pantai Drini.

    “Masih didalami terkait unsur kelalaiannya,” imbuh Mirza.

    Sementara usai diperiksa penyidik, sang kepala sekolah, Evi, ogah diwawancarai awak media.

    Terkait dengan aksi orang tua emosi saat didatangi pihak sekolah, pihak SMPN 7 Mojokerto pun belum angkat bicara.

    Diwartakan sebelumnya, 13 siswa SMPN 7 Mojokerto terseret arus rip current di Pantai Drini pada Selasa (28/1/2025), saat sedang mengikuti kegiatan outing sekolah.

    Dari belasan siswa yang terseret arus, empat korban dinyatakan meninggal dunia akibat tenggelam.

    Informasi lengkap dan menarik lainnya di Googlenews TribunJatim.com

  • Update Kecelakaan Bus Brimob di Tol Purwodadi: Korban Tewas 2 Orang, Sopir Pensiunan PNS – Halaman all

    Update Kecelakaan Bus Brimob di Tol Purwodadi: Korban Tewas 2 Orang, Sopir Pensiunan PNS – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, MALANG – Korban tewas kecelakaan bus Brimob di jalan Tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur kini menjadi dua orang, Sabtu (1/2/2025).

    Humas RS Saiful Anwar Malang, Donny Irian Febri Prasetyo menjelaskan korban tewas tersebut berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

    Sementara itu, lima orang sedang dalam perawatan di IGD yang terdiri dari tiga laki-laki dan dua perempuan.

    “Ada dua korban meninggal dunia di kamar jenazah. Satu laki-laki dan satu perempuan,” ujarnya.

    Siswi Tewas

    Kapolres Pasuruan AKBP Jazuli Dani Irawan mengatakan korban meninggal dunia bertambah satu orang yakni pelajar perempuan sekolah berinisial NR (18). 

    Korban NR menghembuskan nafas terakhir setelah dirawat di RS karena mengalami luka berat dan situasi medis kritis akibat kecelakaan tersebut.

    Kini jenazah sudah dievakuasi ke kamar mayat RSUD dr Saiful Anwar Malang untuk dilakukan visum dan pendataan oleh petugas Unit Laka Satlantas Polres Pasuruan. 

    Sebelumnya, korban meninggal dunia adalah sopir bus bernama Choirul (61) warga Ngoro, Mojokerto yang merupakan pensiunan PNS Pusdik Brimob Watukosek Gempol Pasuruan. 

    Diketahui, bus Brimob tersebut mengangkut rombongan pelajar dan guru SMAN 1 Porong. 

    Bus menabrak tiang penunjuk jalan di dekat Exit Tol Purwodadi, KM 72-73 Tol Pandaan-Malang, Kabupaten Pasuruan, Sabtu (1/2/2025).

    Sopir Bus Bukan Pensiunan Polisi

    Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno mengatakan sopir bus tersebut bukan pensiunan polisi.

    Korban adalah pensiunan pegawai negeri sipil (PNS).

    “Selain siswi, sopir yang meninggal di lokasi kejadian itu adalah pensiunan PNS di Brimob Watukosek Gempol. Bukan pensiunan polisi,” katanya.

    Dari data yang dihimpun, jumlah penumpang di bus Brimob Polri bernomor polisi 18567-04 itu 34 orang.

    Mereka terdiri dari 31 siswa, dua orang pendamping, dan seorang sopir. 

    Semua penumpang, baik yang mengalami luka ringan maupun luka berat, dirawat di empat rumah sakit.

    Keempat rumah sakit tersebut yaitu di RSSA Malang sebanyak 4 orang, di RS Lawang Medika 20 orang, di RS Prima Husada Singosari 2 orang, dan di RSUD Lawang 2 orang.

    “Untuk korban yang meninggal di kamar jenazah ada dua orang atas nama Navia Rimbi (siswi) dan M Khoirul Arufi (sopir). Keluarga korban meninggal dunia sedang dalam perjalanan ke RSSA Malang,” katanya.  

    (Tribun Jatim/Kompas.com)

  • Kecelakaan Maut Bus Brimob di Tol Pandaan-Malang, Ini Data Korban Luka dan Meninggal

    Kecelakaan Maut Bus Brimob di Tol Pandaan-Malang, Ini Data Korban Luka dan Meninggal

    Pasuruan (beritajatim.com) – Kecelakaan tragis terjadi di Tol Pandaan-Malang, tepatnya di Exit Tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, pada Sabtu (1/2/2025). Sebuah bus yang membawa rombongan siswa SMAN 1 Porong, Sidoarjo, mengalami kecelakaan yang mengakibatkan dua korban jiwa dan puluhan lainnya luka-luka.

    Korban Jiwa dan Luka-Luka
    Kasie Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno, mengonfirmasi jumlah korban dalam insiden ini. “Ada dua orang korban yang meninggal dunia, dan saat ini sudah berada di kamar jenazah RS Saiful Anwar Malang,” ujar Iptu Joko kepada media, Sabtu (1/2/2025). Berikut adalah data para korban:

    Korban Meninggal Dunia:

    Navia Rimbi (18 tahun, penumpang).

    Muhammad Khoirul Arufi (60 tahun, pengemudi).

    Korban Luka-Luka:

    Dirawat di IGD RS Saiful Anwar (RSSA) Malang:

    Chelsea Widia (18 tahun) – Gempol, Kabupaten Pasuruan.

    Muhammad Bayu Rizvani (18 tahun) – Mojorejo.

    Muhammad Haikal Fardani (18 tahun) – Jl. Gempol Sampurna, Porong, Sidoarjo.

    Raditya Satria Widyashana (18 tahun) – Desa Kebakalan, Porong, Sidoarjo.

    Dirawat di IGD Medika Lawang:

    Anggi Fenita (18 tahun).

    Siska Oktq (19 tahun).

    Maulidyah Lisa (19 tahun).

    Oktavian Ramadan (19 tahun).

    M. Kafi Nur Huda (18 tahun).

    Revalina Alisa (18 tahun).

    Putri Diandra (19 tahun).

    M. Zikrul Alfauzan (18 tahun).

    Bima Putra K (19 tahun).

    Erlina Erfiani (19 tahun).

    Aufa Ananda (18 tahun).

    Ananda Defi (19 tahun).

    Bilqis Lailatul (18 tahun).

    M. Wildan Albaihaqi (18 tahun).

    Elza Lidiyana (19 tahun).

    Yelena.

    Didin (Laki-laki).

    Sarirejo (Laki-laki).

    Anggi Aurella.

    Awanda Dewi Masita (Perempuan, 18 tahun).

    Dirawat di IGD Prima Husada Singosari:

    Pak Sarirejo (Jasa Marga).

    Berlina (17 tahun) – Watu Kosek.

    Dirawat di IGD RSUD Lawang:

    Putra Pradana (17 tahun) – Jl. Bhayangkara 104, Juwet Kenongo, Porong, Sidoarjo.

    Baitul Laksono (18 tahun) – Kedensari, Tanggulangin, Sidoarjo.

    Penyebab dan Penyelidikan

    Hingga saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab kecelakaan tersebut. Dugaan sementara mengarah pada faktor kelalaian pengemudi atau kendala teknis pada kendaraan. (ted)

  • 8
                    
                        Sopir Bus Brimob yang Kecelakaan di Tol Purwodadi Bukan Pensiunan Polisi
                        Surabaya

    8 Sopir Bus Brimob yang Kecelakaan di Tol Purwodadi Bukan Pensiunan Polisi Surabaya

    Sopir Bus Brimob yang Kecelakaan di Tol Purwodadi Bukan Pensiunan Polisi
    Tim Redaksi
    PASURUAN, KOMPAS.com

    Kecelakaan bus
    Brimob yang mengangkut rombongan siswa
    SMA Negeri 1 Porong
    , Sidoarjo, di Tol Purwodadi, Pasuruan menewaskan dua orang.
    Selain sopir, terdapat satu siswa yang meninggal dunia, yakni Navia Rimbi (18).
    Identitas korban baru diketahui di RSSA Malang.
    “Sebelumnya, korban meninggal dunia hanya satu orang. Ternyata ada satu siswi yang meninggal dalam peristiwa itu,” kata Kasi Humas Polres Pasuruan, Iptu Joko Suseno.
    Dari data yang dihimpun
    Kompas.com,
    jumlah penumpang di bus Brimob Polri bernomor polisi 18567-04 itu 34 orang. Mereka terdiri dari 31 siswa, dua orang pendamping, dan seorang sopir.
    “Selain siswi, sopir yang meninggal di lokasi kejadian itu adalah pensiunan PNS di Brimob Watukosek Gempol. Bukan pensiunan polisi,” katanya.
    Semua penumpang, baik yang mengalami luka ringan maupun luka berat, dirawat di empat rumah sakit.
    Keempat rumah sakit tersebut yaitu di RSSA Malang sebanyak 4 orang, di RS Lawang Medika 20 orang, di RS Prima Husada Singosari 2 orang, dan di RSUD Lawang 2 orang.
    “Untuk korban yang meninggal di kamar jenazah ada dua orang atas nama Navia Rimbi (siswi) dan M Khoirul Arufi (sopir). Keluarga korban meninggal dunia sedang dalam perjalanan ke RSSA Malang,” katanya. 
    Kecelakaan tunggal menimpa bus Brimob yang mengangkut 34 penumpang rombongan SMA Negeri 1 Porong di persimpangan
    exit
     Tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan, tepatnya di KM 72-73 Tol Pandaan-Malang.
    Dari kajian awal, menurut pihak Satlantas Polres Pasuruan, penyebab kecelakaan yakni kelalaian dari sopir bus hingga berujung menabrak portal penunjuk arah yang terbuat dari baja.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RSSA Malang: Korban Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pasuruan 2 Meninggal

    RSSA Malang: Korban Kecelakaan Bus Brimob di Tol Pasuruan 2 Meninggal

    Malang(beritajatim.com) – Korban kecelakaan di dekat pintu tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan dirawat di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA) Kota Malang.

    Selain itu 2 korban meninggal dunia akibat kecelakaan ini juga telah dibawa ke Kamar Mayat RSSA pada Sabtu, 1 Februari 2025.

    Kepala Bagian (Kabag) Humas RSSA Donny Iryan mengatakan, info sementara yang dapat mereka sampaikan hingga pukul 14.30 WIB ada 5 orang yang sedang dalam perawatan di IGD RSSA.

    “Ada 5 orang yang sedang dalam perawatan di IGD-RSSA. Terdiri 3 orang laki-laki. 2 orang perempuan,” kata Donny.

    Lalu ada 2 korban kecelakaan yang meninggal dunia di kamar jenazah. Namun, Donny tidak memberikan identitas para korban baik korban luka maupun korban meninggal dunia.

    “Meninggal dunia 1 laki-laki dan 1 perempuan,” ujar Donny.

    Diketahui sebelumnya pada pujul 11.38 WIB telah terjadi kecelakaan tunggal yang melibatkan sebuah bus dinas Brimob. Bus tersebut menabrak duadrill chevron di KM 72-73 Tol Pandaan-Malang.

    Setelah menerima laporan, petugas dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Timur segera mendatangi lokasi kejadian.

    Mereka mengamankan arus lalu lintas di sekitar lokasi dan melakukan proses evakuasi terhadap pengemudi dan penumpang yang terlibat dalam kecelakaan.

    Selain itu, olah tempat kejadian perkara (TKP) juga dilakukan untuk mengetahui penyebab pasti kecelakaan ini. Petugas juga melakukan dokumentasi serta mengumpulkan keterangan saksi yang berada di lokasi kejadian.

    Kecelakaan yang terjadi di dekat exit Tol Purwodadi tepatnya di KK 72-73 Tol Pandaan-Malang mengangkut siswa sekolah. Terdapat 31 siswa dan dua guru yang berada di dalam bus dinas Brimob Watukosek.

    Siswa tersebut merupakan siswa dari SMAN 1 Porong yabg hendak keluar kota dengan menggunakan bus dinas Brimob. Untungnya dari 31 siswa tersebut semuanya selamat dan dalam perawatan di rumah sakit.

    “Totalnya ada 31 siswa dan dua orang guru. Semuanya selamat dan sekarang dalam penanganan medis di tiga lokasi yakni RS Prima Husada, RSUD Lawang, dan Lawang Medika,” jelas Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Kamran, Sabtu (1/2/2025).

    Sementara itu satu orang menurut Dirlantas Polda Jatim, Kombes Pol Komarudin, korban ditemukan dalam kondisi kritis.

    “Pengemudi ditemukan kritis dan langsung dilarikan ke RS Syaiful Anwar Kota Malang. Namun nyawanya tidak tertolong,” ungkapnya, Sabtu (1/2/2025).(luc/ted)

  • 4
                    
                        Kecelakaan Bus Brimob, Rombongan SMAN 1 Porong Berangkat Pemotretan Album Kelulusan
                        Surabaya

    4 Kecelakaan Bus Brimob, Rombongan SMAN 1 Porong Berangkat Pemotretan Album Kelulusan Surabaya

    Kecelakaan Bus Brimob, Rombongan SMAN 1 Porong Berangkat Pemotretan Album Kelulusan
    Tim Redaksi
    SIDOARJO, KOMPAS.com
    – Bus
    Brimob
    yang kecelakaan di Exit Tol Purwodadi, KM 72.200, Tol Pandaan pada Sabtu (1/2/2025) pagi membawa rombongan dari SMAN 1 Porong,
    Sidoarjo

    Mereka kecelakaan saat berangkat untuk pemotretan album tahunan kelulusan.
    “Iya rombongan siswa kelas 12,” kata Tofan, satpam yang berjaga di SMAN 1 Porong kepada
    Kompas.com
    , Sabtu (1/2/2025).
    Tofan menyampaikan, rombongan yang dibawa dua bus tersebut berangkat ke Alun-alun Malang dan Kayutangan untuk melakukan sesi pemotretan foto tahunan.
    Siswa kelas 12 tersebut dibagi dalam dua rombongan bus. Satu bus dari Satbrimob dan satu bus pariwisata.
    “Yang rombongan kecelakaan ada 30-an siswa di dalam bus, gurunya dua,” ujarnya. 
    Tofan belum dapat memastikan kondisi para siswa saat ini. Sebab, pihak sekolah sedang menuju ke lima rumah sakit yang menjadi rujukan.
    “Kabarnya dua siswa perempuan dan sopir meninggal. Lainnya mengalami luka-luka, jadi kami belum bisa memastikan,” katanya. 
    Sementara itu, salah satu keluarga siswa terlihat khawatir dan datang ke sekolah untuk memastikan kondisi siswa atas nama Adhitya.
    “Saya belum tahu kondisi keponakan saya. Makanya datang ke sini untuk memastikan. Sebelumnya izin mau ke Malang,” kata wali murid, Lukman.
    Ia belum mendapat jawaban yang pasti dari pihak sekolah dan diminta menunggu.
    Lukman pun kembali ke rumah untuk memberikan kabar ke orangtua.
    “Belum ada info pasti. Karena dirujuk ke lima rumah sakit, saya belum tahu keponakan saya di rumah sakit mana,” katanya. 
    Kecelakaan tunggal ini terjadi tepat di persimpangan pintu keluar Tol Purwodadi, Kabupaten Pasuruan pada Sabtu (1/2/2025).
    Bus yang dikemudikan oleh Choirul, sopir bus milik Brimob Porong mengalami tabrakan dengan besi baja pembatas jalan tol.
    Choirul mengalami luka parah di bagian kepala dan meninggal di tempat akibat
    kecelakaan bus
    Brimob yang dikemudikannya di Tol Purwodadi itu. 
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.