kab/kota: Malang

  • Persada Hospital Nonaktifkan Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Pasien

    Persada Hospital Nonaktifkan Dokter Terduga Pelaku Pelecehan Pasien

    Malang, Beritasatu.com – Manajemen Persada Hospital Kota Malang, Jawa Timur, menonaktifkan dokter AY, terduga pelaku pelecehan seksual terhadap pasiennya yang berinisial Q (32).

    Q diketahui sebagai konten kreator asal Garut, Jawa Barat.

    Supervisor Humas Persada Hospital Sylvia Kitty Simanungkalit menjelaskan, pihaknya telah melakukan penyelidikan internal terkait kasus tersebut.

    Menurutnya, proses penyelidikan dilakukan secara transparan dan melibatkan pihak yang berwenang.

    “Sejalan dengan komitmen kami terhadap etika dan profesionalisme, beliau telah dinonaktifkan sementara dari pelayanan rumah sakit sambil menunggu proses hukum yang sedang berjalan,” jelasnya, Jumat (18/4/2025).

    Sylvia mengaku prihatin dan menyayangkan dugaan pelecehan seksual tersebut.

    Namun, Sylvia menekankan bahwa pelanggaran etika dalam bentuk apa pun tidak akan ditoleransi di lingkungan Persada Hospital.

    “Kami berkomitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman dan nyaman bagi seluruh pasien. Untuk itu, kami memastikan bahwa setiap pemeriksaan dokter selalu didampingi oleh perawat, sehingga standar keamanan dan kenyamanan dapat terjaga dengan optimal,” tegasnya.

    Selain itu, Persada Hospital dengan tegas menolak segala bentuk pelanggaran etika terhadap pasien di seluruh jaringan rumah sakitnya.

    Sejalan dengan nilai-nilai perusahaan, rumah sakit turut menjunjung tinggi profesionalisme seluruh tenaga medis maupun nonmedis di lingkungannya.

    “Kami selalu menjaga integritas dan kepercayaan publik dengan menerapkan standar tinggi dalam setiap aktivitas pelayanan medis,” tutur Sylvi.

    Persada Hospital, kata dia, telah berkoordinasi dan memberikan dukungan sepenuhnya kepada pihak kepolisian untuk mengusut tuntas kasus ini.

    “Kami percaya bahwa proses hukum adalah mekanisme yang tepat untuk mencapai keadilan. Bilamana terbukti, maka manajemen Persada Hospital akan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan secara tidak hormat dan akan menyerahkan masalah ini menurut aturan hukum yang berlaku maupun disiplin tenaga kesehatan,” pungkasnya.

    Pihaknya juga mengimbau kepada seluruh pihak agar tidak ragu melaporkan setiap bentuk pelanggaran etika yang dialami.

    Diketahui, dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter AY itu terjadi pada September 2022 lalu.

    Namun, korban Q baru berani melaporkan kejadian yang dialaminya pada April 2024.

    Korban mengaku merasa bahwa pelaku mengambil foto bagian tubuhnya saat pemeriksaan berlangsung.

    Selain itu, korban juga sempat dimintai nomor telepon dengan alasan untuk keperluan pengiriman hasil pemeriksaan, tetapi pelaku justru komunikasi di luar konteks kesehatan.

    Ketika korban kembali drop dan dirawat di Persada Hospital, saat itu juga korban mengalami tindakan asusila oleh dokter berinisial AY.

  • Kronologi Remaja Jatuh Terpental dari Wahana Jatim Park 1 Batu Malang, Polisi Periksa 6 Saksi – Halaman all

    Kronologi Remaja Jatuh Terpental dari Wahana Jatim Park 1 Batu Malang, Polisi Periksa 6 Saksi – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Viral di media sosial soal insiden seorang remaja DP (14) terpental dari wahana Jatim Park 1 Kota Batu, Kota Malang, Provinsi Jawa Timur.

    Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo, menjelaskan kronologi insiden mendebarkan yang terjadi pada Selasa (8/4/2025) itu.

    Mulanya, korban diketahui datang bersama tiga orang temannya ke Jatim Park 1 sekitar pukul 09.00 WIB.

    Mereka adalah warga Kelurahan Jatimulyo, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang.

    Sekira pukul 14.00 WIB turun hujan dan wahana permainan Pendulum 360 derajat berhenti beroperasi.

    Setelah reda sekira pukul 15.30 WIB, korban lantas mengantre tiket wahana ekstrem tersebut.

    Korban lantas menaiki wahana permainan pukul 16.00 WIB serta duduk di kursi Nomor 5 dengan kondisi sabuk pengaman telah dipastikan dalam keadaan terkunci oleh operator.

    Pukul 15.30 WIB korban antri tiket wahana permainan tersebut dan pada korban 

    “Sekitar pukul 16.05 WIB tiba-tiba sabuk pengaman korban terlepas dan korban sempat terombang-ambing dengan berpegangan pada pengaman badan, kemudian korban terlempar dari kursi wahana permainan dan terjatuh ke bawah,” kata AKP Rudi, Kamis (17/4/2025) dilansir Tribun Jatim.

    Melihat ada korban terjatuh, operator permainan langsung menghentikan permainan.

    Korban lalu dievakuasi menggunakan tandu ke Klinik Jatim Park 1 untuk mendapat penanganan pertama.

    Kondisi korban dalam keadaan sadar, selanjutnya sekitar pukul 16.20 WIB korban langsung dirujuk ke RS Baptis Kota Batu untuk penanganan lebih lanjut.

    “Kemudian pada sekira pukul 20.00 WIB korban dirujuk ke RS Persada Husada Kota Malang karena permintaan keluarga.”

    “Menurut keterangan pihak RS Persada Husada Kota Malang, korban mengalami patah dua buah tulang betis kanan, patah tulang jari tengah tangan kanan dan patah tulang jari manis tangan kanan,” jelas AKP Rudi.

    Polisi telah melakukan olah TKP dan meminta keterangan 6 orang saksi, di antaranya korban, orang tua korban, operator, kapten operator, tim medis dan manajemen pengelolaan wisata. 

    Untuk menghindari korban selanjutnya, wahana pun ditutup sementara.

    “Sementara kami hentikan operasional penggunaan wahana tempat kejadian perkara sampai dengan penyelidikan dan penyidikan selesai.”

    “Kami juga memeriksa saksi-saksi lain untuk mencari apakah ada unsur kelalaian dalam kejadian tersebut,” jelas AKP Rudi.

    Melansir Kompas.com, pihak kepolisian juga akan berkoordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Batu untuk mengevaluasi tempat hiburan yang dirasa dapat membahayakan pengunjung.

    “Koordinasi dengan Dinas Pariwisata Kota Batu juga kita lakukan, supaya dapat mengingatkan juga kepada wahana-wahana tempat wisata lainnya agar tetap menjaga keamanan pengunjung yang diutamakan,” kata AKP Rudi.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Kronologi Lengkap Remaja  Jatuh Dari Wahana Jatim Park 1 Batu, Sabuk Pengaman Lepas, Terlempar

    (Tribunnews.com/Galuh Widya Wardani)(TribunJatim.com/Dya Ayu)(Kompas.com/Nugraha Perdana)

  • Polisi Jaga 329 Lokasi Ibadah Paskah di Kabupaten Malang

    Polisi Jaga 329 Lokasi Ibadah Paskah di Kabupaten Malang

    Malang (beritajatim.com)- Kepolisian Resor Malang mengerahkan kekuatan penuh untuk mengamankan jalannya ibadah Paskah 2025 di wilayah hukumnya.

    Sebanyak 329 kegiatan ibadah Paskah terpantau berlangsung di 28 kecamatan se-Kabupaten Malang. Puncak pengamanan dilakukan pada Jumat (18/4/2025) bertepatan dengan peringatan Jumat Agung.

    Pengamanan dilakukan secara bertahap sejak Kamis Putih (17/4/2025), dilanjutkan hingga Minggu Paskah (20/4/2025) mendatang.

    Berdasarkan data dari Polres Malang, sebanyak 44 kegiatan digelar pada Kamis Putih, 131 kegiatan pada Jumat Agung, 40 kegiatan pada Sabtu Kudus, dan 114 kegiatan ibadah pada Minggu Paskah.

    Kasi Humas Polres Malang, AKP Bambang Subinajar menegaskan, seluruh rangkaian ibadah umat Kristiani dijaga ketat oleh personel gabungan. Pengamanan dilakukan baik secara terbuka maupun tertutup demi memastikan kenyamanan umat Kristiani dalam menjalankan ibadah.

    “Kami all out dalam pengamanan ibadah Paskah tahun ini. Total ada 329 kegiatan di seluruh Kabupaten Malang yang kami amankan sejak Kamis hingga Minggu nanti,” ujar AKP Bambang Subinajar, Jumat (18/4/2025).

    Ia menyebut, pengamanan melibatkan satuan fungsi Polres hingga Polsek jajaran. Setiap gereja yang menjadi lokasi ibadah juga telah dipetakan berdasarkan tingkat kerawanan dan jumlah jemaat.

    “Kami pastikan setiap titik kegiatan mendapat pengamanan. Personel kami siagakan untuk mengantisipasi potensi gangguan kamtibmas, termasuk melalui patroli dan penjagaan melekat,” tegas Bambang.

    Koordinasi dengan pihak gereja, tokoh agama, dan unsur pengamanan internal gereja juga dilakukan secara intensif. Tak hanya itu, unsur pengamanan lain seperti Banser, Linmas, dan tokoh masyarakat turut bersinergi dalam menjaga situasi tetap kondusif.

    “Kami mengapresiasi kerja sama semua pihak dalam menciptakan suasana yang aman dan damai. Ini adalah wujud nyata toleransi antarumat beragama yang sudah terjaga dengan baik di Malang,” ucap Bambang.

    Hingga siang ini, seluruh rangkaian ibadah Jumat Agung terpantau berlangsung aman, tertib, dan khidmat. Polres Malang memastikan pengamanan terus dilanjutkan hingga seluruh rangkaian Paskah berakhir pada akhir pekan ini. [yog/aje]

  • Nasib Pengunjung Jatim Park yang Terlempar dari Wahana Pendulum 360: Patah Tulang Betis dan 2 Jari – Halaman all

    Nasib Pengunjung Jatim Park yang Terlempar dari Wahana Pendulum 360: Patah Tulang Betis dan 2 Jari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Sempat viral di media sosial sebuah video yang merekam kejadian mengerikan ketika seorang pengunjung terombang-ambing di wahana Pendulum 360 di Jatim Park 1 Kota Batu, Jawa Timur.

    Video tersebut pun sempat diunggah oleh akun Instagram @malamngmedia pada Kamis (17/4/2025).

    Dalam video itu, tampak pengunjung terpelanting dari kursinya dan mencoba berpegangan dan berujung terjatuh.

    Adapun peristiwa tersebut ternyata terjadi pada Selasa (8/4/2025) lalu dan pengunjung yang menjadi korban merupakan pelajar dari MTS Kecamatan Lowokwaru Kota Malang berinisial DP (14).

    Dikutip dari Tribun Jatim, polisi telah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) terkait kejadian tersebut.

    Kasat Reskrim Polres Batu, AKP Rudi Kuswoyo, menuturkan kronologi insiden tersebut berawal ketika DP dan dua rekannya tiba di Jatim Park 1 pada pukul 09.00 WIB.

    Singkat cerita, turun lah hujan sekira pukul 14.00 WIB dan wahanan Pendulum 360 sempat berhenti beroperasi.

    Namun, sekitar 1,5 jam kemudian, hujan pun reda dan wahana tersebut kembali dioperasikan.

    Pada momen tersebut, korban pun memutuskan untuk menaiki wahana tersebut dan duduk di bangku nomor 5.

    Rudi mengatakan pihak operator pun telah menyatakan sabuk pengaman yang terpasang di bangku yang diduduki DP telah terkunci.

    Nahas, belum lima menit wahana tersebut dioperasikan, tiba-tiba sabuk pengaman di bangku DP terlepas dan membuatnya terombang-ambing dan terjatuh.

    “Sekitar pukul 16.05 WIB tiba-tiba sabuk pengaman korban terlepas dan korban sempat terombang-ambing dengan berpegangan pada pengaman badan, kemudian korban terlempar dari kursi wahana permainan dan terjatuh ke bawah,” katanya.

    Setelah itu, operator langsung menghentikan wahana tersebut dari ruang operator dan korban langsung dibawa ke klinik Jatim Park 1.

    Beruntung, korban masih sadar ketika dibawa ke klinik dan setelah itu langsung dilarikan ke RS Persada Husada Kota Malang untuk perawatan.

    Rudi mengatakan berdasarkan keterangan dari rumah sakit, DP mengalami patah tulang di beberapa bagian tubuh seperti betis dan dua jarinya.

    “Menurut keterangan pihak RS Persada Husada Kota Malang, korban mengalami patah dua buah tulang betis kanan, patah tulang jari tengah tangan kanan dan patah tulang jari manis tangan kanan,” jelasnya.

    Operasional Wahana Pendulum 360 Dihentikan

    Rudi mengungkapkan akibat peristiwa ini, operasional dari wahana Pendulum 360 dihentikan hingga penyelidikan selesai.

    Di sisi lain, dia juga mengatakan pihaknya telah memeriksa beberapa saksi untuk mencari kemungkinan adanya kelalaian dari pihak pengelola.

    “Sementara kami hentikan operasional pengunaan wahana tempat kejadian perkara sampai dengan penyelidikan dan penyidikan selesai. Kami juga memeriksa saksi-saksi lain untuk mencari apakah ada unsur kelalaian dalam kejadian tersebut.

    Di sisi lain, pemberhentian pengoperasian wahana Pendulm 360 juga dibenarkan oleh Manager Marketing dan Public Relations Jatim Park Group, Titik S. Ariyanto.

    “Ya benar, pasca kejadian wahana sudah kami offkan sementara untuk dilakukan pengecekan dan juga sudah ditangani oleh pihak kepolisian,” kata Titik.

    Titik juga mengatakan pihaknya telah memberikan asuransi kepada korban akibat insiden yang tejradi.

    “Kami ada asuransi dari Jasa Raharja terkait kejadian ini,” jelasnya

    Sebagian artikel telah tayang di Tribun Jatim dengan judul “Kronologi Lengkap Remaja  Jatuh Dari Wahana Jatim Park 1 Batu, Sabuk Pengaman Lepas, Terlempar”

    (Tribunnews.com/Yohanes Liestyo Poerwoto)(Tribun Jatim/Dya Ayu)

  • Terlempar dari Wahana Pendulum di Jatim Park, Seorang Remaja Alami Patah Tulang

    Terlempar dari Wahana Pendulum di Jatim Park, Seorang Remaja Alami Patah Tulang

    Liputan6.com, Kota Batu – Seorang pengujung yang diketahui berinisial RDP (14), mengalami kecelakaan saat bermain wahana ekstrem 360 Pendulum di Jatim Park 1 Kota Batu, Jawa Timur.

    Insiden tersebut terjadi pada Selasa 8 April 2025 sekitar pukul 16.05 WIB. Akibat peristiwa itu, korban mengalami patah tulang cukup seirus.

    Kasatreskirm Polres Batu , AKP Rudi Kuswoyo mengatakan, peristiwa itu bermula saat korban datang ke Jatim Park 1 bersama tiga temannya sejak pagi hari. Pada saat itu korban sempat menunggu wahana 360 Pendulum itu kembali beroperasi setelah hujan redah sekitar pukul 15.30 WIB.

    ”Sekitar pukul 16.00 WIB, korban menaiki wahana dan duduk di kursi nomor 5. Operator wahana telah memastikan sabuk pengaman korban terkunci dengan baik sebelum permainan dimulai,” ujar Rudi Jumat (18/4/2025). 

    Akan tetapi tidak disangka, lima menit kemudian tiba- tiba, sebuah pengamanan yang seharusnya  melindungi korban terlepas.

    Korban sempat terombang-ambing dan berusaha berpegangan pada pengaman badan wahana yang bergerak cukup kencang tersebut. Nahas, sambuk pengaman korban  terlepas dan ia terlempar dari kursi, jatuh menghantam tanah di bawahnya.

    Melihat kejadian itu, operator waahana langsung mengentikan permainan dari ruang kontrol. Korban segera dievakuasi menggunakan tandu ke Klinik Jatim Park 1 untuk mendapatkan pertolongan pertama.

    Ketika itu, Korban dalam kondisi sadar namun mengalami cidera parah pada betis kaki kanan dan diduga patah tulang. Selain itu, korban juga mengalami sakit dan nyeri pada telapak tangan kanan.

    “Setelah penanganan  awal di Klinik Jatim Park 1, sekitar pukul 16.20 WIB korban langsung dirujuk ke RS Baptis Kota Batu untuk penanganan lebih lanjut,” tambah Rudi.

    Meski demikian atas permintaan keluarga, sekitar pukul 20.00 WIB, korban kembali dirujuk ke RS Persada Husada Kota Malang. Hasil pemeriksaan di RS Persada Husada menunjukan korban mengalami patah di dua tulang betis kanan, Pata Tulang Jari Tengah dan Jari Manis tangan Kanan.

    Menyikapi insiden tersebut, Polres Batu bergerak cepat melakukan serangkaian tindakan. Olah Tempat Kejadian Perkara (TKP) telah dilakukan untuk mengumpulkan bukti dan mencari tahu penyebab pasti terlepasnya sabuk pengaman tersebut.

     

  • Kasus Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter Terjadi di Malang, Ini Tindakan Tegas Kemenkes – Halaman all

    Kasus Pelecehan Seksual oleh Oknum Dokter Terjadi di Malang, Ini Tindakan Tegas Kemenkes – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Wakil Menteri Kesehatan, Prof. Dante Saksono Harbuwono, menyampaikan respons tegas Kemenkes terhadap dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang oknum dokter di Malang. 

    Ia menegaskan bahwa segala bentuk tindakan asusila yang tidak sesuai dengan nilai-nilai etika dan profesionalisme medis akan ditindaklanjuti secara serius oleh Kementerian Kesehatan, maupun aparat penegak hukum.

    “Setiap kegiatan yang berada di dalam maupun di luar konteks layanan, jika tidak sesuai dengan etika, akan kami tindaklanjuti. Itu mencederai sumpah dokter,” tegas Prof. Dante dalam pernyataan resmi, Jumat (18/4/2025). 

    Ia menjelaskan bahwa sumpah dokter merupakan komitmen moral dan profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan. 

    Oleh karena itu, tindakan asusila oleh tenaga medis tidak hanya mencoreng profesi, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat.

    “Kalau ada kegiatan-kegiatan yang bersifat asusila, maka akan kami tindaklanjuti tidak hanya dari aspek etik, tapi juga aspek hukum dan legalitas,” ujarnya.

    Prof. Dante mencontohkan penanganan kasus serupa di masa lalu, di mana Kementerian Kesehatan melalui Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) mencabut secara permanen Surat Tanda Registrasi (STR) seorang dokter yang terbukti melakukan pelanggaran etik berat.

    “Ini adalah bentuk nyata dari sanksi tegas kami. Kalau STR dicabut, maka dia tidak bisa praktik lagi selamanya,” imbuhnya.

    Ia menyatakan keprihatinannya atas masih adanya oknum tenaga medis yang menyalahgunakan profesi. 

    Menurutnya, kejadian ini menjadi pengingat penting untuk terus memperkuat sistem pembinaan dan pengawasan terhadap tenaga kesehatan.

    Sebagai langkah preventif, Kementerian Kesehatan berkomitmen memperkuat pembinaan melalui kolaborasi dengan Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), organisasi profesi, serta institusi pendidikan kedokteran, khususnya dalam penguatan pendidikan etika medis.

    Lebih lanjut, Wamenkes mengungkapkan bahwa Kementerian Kesehatan akan menerapkan tes kepribadian _Minnesota Multiphasic Personality Inventory_ (MMPI) dalam proses seleksi calon dokter. 

    Tes ini bertujuan untuk menyaring potensi gangguan psikologis yang tidak sesuai dengan karakter profesi medis.

    “Kalau hasilnya menunjukkan ada kelainan psikologis dan tidak cocok untuk profesi dokter, maka akan kami tolak, walaupun nilai akademiknya bagus,” tegas Prof. Dante.

     

  • Nasib Dokter Cabul di Malang, Rumah Sakit Sebut Sudah Dinonaktifkan Sementara – Halaman all

    Nasib Dokter Cabul di Malang, Rumah Sakit Sebut Sudah Dinonaktifkan Sementara – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang dokter berinisial AY diduga melakukan pelecehan seksual yang korbannya adalah pasiennya sendiri.

    Korban merupakan seorang perempuan yang berinisial QAR yang dilecehkan saat menjalani rawat inap.

    Aksi tindak pelecehan tersebut diduga dilakukan AY pada September 2022 lalu.

    Mendengar hal tersebut, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit menuturkan bahwa AY telah dinonaktifkan.

    Ia menuturkan, pihak rumah sakit juga melakukan investigasi internal terkait kasus ini.

    “Terkait pemberitaan yang beredar, kami mengkonfirmasi bahwa yang bersangkutan (AY) adalah dokter di Persada Hospitall,”

    “Saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan,” ujarnya, dikutip dari TribunJatim.com.

    Ia menuturkan bahwa pihak rumah sakit menolak segala jenis bentuk pelanggaran kode etik.

    “Kami dari Persada Hospital menolak  tegas segala bentuk pelanggaran etik,” ujarnya.

    Sebagai tindak lanjut, pihak rumah sakit membentuk tim investigasi internal.

    Apabila AY terbukti bersalah, maka pihak rumah sakit akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku.

    “Termasuk membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh,”

    “Apabila terbukti bersalah, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku,” tandasnya.

    Pengakuan Korban

    QAR menceritakan, aksi pelecehan seksual tersebut dialaminya saat ia sakit di tengah liburannya di Malang, Jawa TImur.

    “Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan.”

    “Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit,” jelasnya saat dikonfirmasi lewat telepon pada Rabu (16/4/2025).

    Kepada SuryaMalang.com, saat mencari informasi rumah sakit secara online, ia diarahkan ke salah satu rumah sakit swasta di Kota Malang.

    “Lalu di tanggal 26 September 2022 sekitar jam 01.00 WIB dinihari, saya menuju ke Persada Hospital dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD).”

    “Lalu, di situ saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa terus sempat diinfus,” terangnya.

    Saat diperiksa, QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus menjalani pemeriksaan rontgen.

    Saat menunggu hasil rontgen, AY mengarahkan QAR ke bagian meja perawat untuk memberikan nomor kontaknya lalu diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

    “AY ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak Whatsapp (WA) ke meja suster.”

    “Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya,” tambahnya.

    Namun, ternyata kondisinya tak membaik dan di hari yang sama ia kembali ke rumah sakit tersebut.

    Setelah diobservasi, ia kemudian dipindahkan ke ruangan VIP.

    Pada 27 September 2022, hasil rontgen keluar, namun QAR terkejut karena yang memberitahu hasilnya bukan pihak rumah sakit namun dari nomor WA dokter AY.

    Mulanya, QAR berpikiran positif, namun AY terus melakukan chat yang mengarah ke hal pribadi.

    “Di dalam chat-nya, AY tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi.”

    “Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini,” imbuhnya.

    Ketika menjalani rawat inap tersebut, AY datang untuk melakukan pemeriksaan.

    Saat itu, AY meminta QAR untuk membuka baju rawat inapnya.

    “Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti.”

    “Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Akhirnya, saya menuruti,” ujarnya.

    Saat melakukan pemeriksaan, QAR mengaku AY juga mengeluarkan HP.

    “Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP.”

    “Tetapi, posisi HP nya itu berada tepat mengarah ke dada saya. Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke AY mau tidur istirahat,” bebernya.

    AY setelah itu keluar kamar dan keesokan harinya QAR diperbolehkan pulang karena kondisi sudah membaik.

    Polisi Minta Korban Segera Melapor

    Menanggapi hal tersebut, Satreskrim Polresta Malang Kota meminta terduga korban untuk segera melapor.

    Demikian yang disampaikan oleh Kasat Reskrim Polresta Malang Kota, Kompol Muhammad Soleh.

    “Kami minta kepada terduga korban, segera melapor ke kami.”

    “Pada intinya, siap menerima laporannya untuk kami proses,” ujarnya kepada Suryamalang.com, Kamis (17/4/2025).

    Ia juga menyatakan, bahwa laporan setiap masyarakat yang masuk akan diterima dengan baik dan akan segera ditindaklanjuti.

    “Tentunya, tidak hanya terkhusus untuk perkara ini saja.”

    “Melainkan, setiap laporan masyarakat yang kami terima akan diproses sesuai dengan prosedur.”

    “Untuk selanjutnya, kami akan melakukan penyelidikan dan pendalaman,” jelasnya.

    Kata Kuasa Hukum Korban

    Ditemui terpisah, penasihat hukum QAR, Satria Marwan, mengatakan kasus ini akan dibawa ke ranah hukum.

    “Saat ini, korban masih berada di tempat asalnya di Bandung dan saya masih koordinasi kapan bisanya korban datang ke Malang.”

    “Bersamaan dengan itu, kami juga melengkapi materi-materi hukumnya dan secepatnya akan melaporkan ke pihak kepolisian, mungkin ke Polresta Malang Kota atau langsung ke Polda Jatim,” bebernya, dikutip dari Suryamalang.com.

    Tak hanya itu, ia menuturkan pihaknya telah mengantongi bukti terkait kasus tindak asusila ini.

    “Bukti yang kami punya, yaitu bukti chat percakapan Whatsapp antara terduga pelaku dan korban. Yang mana bukti chat percakapan itu juga sudah diupload di akun Instagram korban,” tambahnya.

    Selain itu, Satria mengatakan QAR mengalami trauma psikis setelah kejadian pelecehan yang diduga dilakukan oleh AY.

    “Jadi, kenapa korban baru speak up dikarenakan adanya banyak faktor, yaitu korban ini bukan berasal dari Malang, jadi dia enggak punya teman di sini dan merasa takut,”

    “Dan kebetulan  belum lama ini ada kasus pelecehan seksual lainnya di Malang, korban mengetahui informasi tersebut dan memotivasi dirinya untuk speak up.”

    “Karena selama ini, korban cukup tersiksa batinnya dan mengalami trauma,”

    “Dan tadi saat kami berkomunikasi secara online lewat Zoom, korban terlihat berkaca-kaca dan menangis saat kembali menceritakan kejadian tersebut,” tandasnya.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Korban Dugaan Pelecehan oleh Dokter Rumah Sakit Swasta di Malang Akan Lapor Polisi, Ada Bukti Chat

    (Tribunnews.com, Muhammad Renald Shiftanto)(SuryaMalang.com, Kukuh Kurniawan)

  • Satu RW di Kota Malang Bebas TBC, Ini Kunci Keberhasilannya  – Halaman all

    Satu RW di Kota Malang Bebas TBC, Ini Kunci Keberhasilannya  – Halaman all

    Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA-  Wakil Menteri Kesehatan RI, Prof. Dante Saksono Harbuwono, mengungkapkan keberhasilan salah satu rukun warga (RW) di Kota Malang yang dinyatakan bebas dari tuberkulosis (TBC). 

    Hal ini disampaikannya saat melakukan kunjungan kerja ke sejumlah fasilitas pelayanan kesehatan di Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (17/4/2025).

    Dalam kunjungannya ke Puskesmas Pembantu (Pustu) Sukun dan Puskesmas Janti, Prof. Dante meninjau langsung pelaksanaan berbagai program kesehatan, termasuk strategi penemuan kasus aktif (active case finding), TBC yang menjadi salah satu fokus utama.

    “Di Pustu Sukun, saya melihat strategi active case finding berjalan dengan baik. Strategi ini sangat penting untuk mendeteksi kasus TBC yang tidak bergejala, khususnya pada mereka yang tinggal serumah dengan pasien TBC,” ujar Prof. Dante dilansir, Jumat (18/4/2025).

    Ia menekankan bahwa program ini merupakan bagian dari inisiatif percepatan yang dicanangkan oleh Presiden Prabowo Subianto dalam rangka menurunkan angka TBC secara nasional. 

    Kunci keberhasilan program ini adalah pemeriksaan dini terhadap kontak erat pasien agar pengobatan dapat segera dilakukan jika ditemukan positif.

    Salah satu capaian yang menggembirakan terlihat di salah satu RW di Kelurahan Bandungrejosari, Kecamatan Sukun, yang saat ini dinyatakan bebas TBC. 

    Wilayah ini sebelumnya mencatat 14 kasus TBC pada tahun 2023. 

    Berkat intervensi aktif dan penanganan yang tepat, seluruh kasus berhasil disembuhkan dalam kurun dua tahun.

    “Keberhasilan ini menjadi bukti bahwa jika pendekatan kepada masyarakat dilakukan secara maksimal, bukan tidak mungkin kita bisa mengeliminasi TBC dari wilayah-wilayah di Indonesia,” tegasnya.

     

  • 2
                    
                        Detik-detik Pengaman Lepas Saat Wahana 360° Pendulum Jatim Park 1 Berputar, Korban Terempas dari Ketinggian
                        Surabaya

    2 Detik-detik Pengaman Lepas Saat Wahana 360° Pendulum Jatim Park 1 Berputar, Korban Terempas dari Ketinggian Surabaya

    Detik-detik Pengaman Lepas Saat Wahana 360° Pendulum Jatim Park 1 Berputar, Korban Terempas dari Ketinggian
    Tim Redaksi
    BATU, KOMPAS.com
    – Seorang remaja berusia 13 tahun berinisial RDP mengalami kecelakaan saat menaiki wahana 360° Pendulum di
    Jatim Park 1
    , Kota Batu, Jawa Timur. Korban terjatuh dari ketinggian lebih dari 10 meter setelah pengaman di tubuhnya terlepas saat wahana berputar.
    Peristiwa itu terjadi pada Selasa (8/4/2025) sekitar pukul 16.00 WIB. Saat itu, RDP bersama kakak kandungnya, guru les, dan teman kakaknya tengah berlibur ke taman rekreasi tersebut.
    “Di pendulum itu awalnya antre dulu, antre itu juga enggak apa-apa. Setelah selesai giliran antrean saya, saya masuk,” ujar RDP saat ditemui di rumahnya, Jumat (18/4/2025).
    Sebelum wahana beroperasi, operator memasangkan pengaman di bagian dada para pengunjung. RDP menyebut pengaman tersebut bekerja menggunakan sistem hidrolik atau tekanan udara.
    “Setelah itu, operator menyalakan wahana. Itu kayak yang seatbelt dada ini, itu sistemnya hidrolik atau angin gitu mas. Jadi dipasang angin, nanti nutup semua, giliran sudah, dicabut anginnya,” katanya.
    Awalnya wahana berjalan normal dan berputar sebanyak tiga kali. Namun, pada putaran keempat atau kelima, pengaman di tubuh RDP tiba-tiba terlepas saat posisi wahana berada di ketinggian.
    “Setelah saya jatuh, operatornya lari, bilang gini mas, ‘tandu, tandu, tandu’. Setelah itu banyak orang yang datang buat nolongin ditandu,” ujarnya.
    RDP sempat mendapatkan perawatan pertama di lokasi, kemudian dibawa ke Rumah Sakit Baptis Kota Batu. Dari hasil rontgen, diketahui tulang kering dan belakang kaki kanannya patah. Korban kemudian dirujuk ke RS Persada Hospital Kota Malang, dan ditemukan juga jari tengah tangan kanannya patah.
    RDP menjalani operasi pada Rabu (9/4/2025) dan dirawat hingga Sabtu (12/4/2025) sebelum diperbolehkan pulang. Kini, ia menjalani rawat jalan dan proses pemulihan.
    “Kalau penyembuhan dari dokter, yang tangan ini dua minggu setelah dioperasi itu boleh dilepas mas. Tapi katanya dua bulan baru benar-benar nyambung tanpa ada bekas patah,” ucapnya.
    “Kalau yang kaki ini, tiga minggu setelah operasi dipotong gipsnya sampai lutut. Terus tiga minggu selanjutnya baru lepas semua gipsnya,” sambung RDP.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Remaja Terjatuh dari Wahana Pendulum Jatim Park, Video Detik-detik Kejadian Viral di Medsos

    Remaja Terjatuh dari Wahana Pendulum Jatim Park, Video Detik-detik Kejadian Viral di Medsos

    Batu (beritajatim.com) – Sebuah video viral memperlihatkan momen dramatis dan mengerikan ketika seorang pengunjung terhempas dari wahana Pendulum di Jatim Park 1, Kota Batu. Insiden ini diketahui terjadi pada 8 April 2025, namun baru ramai diperbincangkan publik setelah rekamannya menyebar luas melalui media sosial.

    Korban dalam video tersebut diketahui merupakan seorang siswa Madrasah Tsanawiyah (MTs) di Kota Malang. Ia mengalami luka berat dan patah pada bagian kaki kanan. Dalam tayangan video, korban terlihat terlepas dari sabuk pengaman dan sempat bergelantungan di udara sebelum akhirnya terjatuh. Kejadian ini pun sontak memicu kepanikan di antara pengunjung lainnya yang menyaksikan langsung di lokasi.

    Pihak Jatim Park Group, melalui Manajer Pemasaran dan Humasnya, Titik Ariyanto, membenarkan adanya insiden tersebut. Ia menuturkan bahwa pihaknya sangat menyayangkan peristiwa ini dan menyebut bahwa hal tersebut murni terjadi karena alasan teknis, meskipun sebelumnya semua wahana telah menjalani perawatan rutin.

    “Ini murni alasan teknis, kami sudah berupaya melakukan maintenance terhadap semua wahana. Kami sangat menyesali insiden ini,” ujar Titik, Jumat (18/4/2025).

    Lebih lanjut, Titik menegaskan bahwa pihak JTP Group telah bertanggung jawab penuh terhadap korban. Segala biaya pengobatan ditanggung sepenuhnya melalui asuransi, dan keluarga korban diberikan keleluasaan untuk menentukan fasilitas kesehatan yang diinginkan.

    “Kami beri kebebasan pada keluarga korban untuk memilih sendiri rumah sakit dan jenis perawatan yang dibutuhkan. Kami bertanggung jawab penuh hingga korban sembuh,” tegasnya.

    Pasca kejadian, wahana Pendulum langsung ditutup dan hingga saat ini masih dalam status nonaktif. Titik juga memastikan bahwa JTP Group bersikap kooperatif dan tunduk terhadap proses hukum yang sedang berlangsung.

    “Wahana tersebut langsung kami tutup setelah kejadian dan sampai hari ini masih belum beroperasi,” jelasnya.

    Menjawab kekhawatiran publik terkait standar keamanan dan sistem perawatan wahana, pihak Jatim Park menyampaikan bahwa pengecekan dilakukan setiap hari, sedangkan perawatan menyeluruh dilaksanakan secara berkala.

    “Seperti kendaraan bermotor, wahana harus dipanaskan, dicek, dan dirawat setiap hari. Maintenance berkala juga kami lakukan,” ungkap Titik.

    Titik juga menyayangkan adanya penyebaran informasi yang tidak akurat di media sosial. Ia menegaskan bahwa Jatim Park telah mengambil langkah-langkah tanggung jawab yang maksimal dan meminta masyarakat untuk tidak mudah terpengaruh oleh kabar yang belum jelas kebenarannya.

    “Kami harap masyarakat tidak mudah terpengaruh oleh informasi yang belum tentu benar. Kami sudah berusaha menyelesaikan semuanya secara kekeluargaan dan profesional,” pungkas Titik. [dan/suf]