kab/kota: Malang

  • Guru di Lumajang yang Pamer Alat Kelamin saat VC Muridnya Dijerat Pasal Berlapis – Halaman all

    Guru di Lumajang yang Pamer Alat Kelamin saat VC Muridnya Dijerat Pasal Berlapis – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Guru honorer berinisial J (36) ditetapkan sebagai tersangka setelah bertindak amoral dalam kasus video call asusila kepada muridnya di Lumajang, Jawa Timur.

    Akibat tindakannya menunjukkan bagian vital tubuhnya pada siswi SD berinisial ZZ (12), pelaku dijerat dengan pasal berlapis.

    Kasat Reskrim Polres Lumajang, AKP Pras Adinata mengatakan, tersangka J yang merupakan guru olahraga SD itu mengaku terpengaruh kebiasaan buruknya menonton video porno.

    “Motif oknum guru berinisial J ini karena, mohon maaf, terangsang usai menonton video porno,” ujar Pras ketika tersangka dipaparkan dalam rilis di Polres Lumajang, dilansir Surya Malang, Jumat (18/4/2025). 

    Pras menyebut, peristiwa tak senonoh itu terjadi pada 8 April 2025 silam.

    Awalnya, ZZ yang merupakan siswi di salah satu SD di Tempursari menghubungi pelaku pada malam hari.

    Ia bertanya kepada sang guru mengapa dirinya belum juga dimasukkan di grup WhatsApp pelajaran olahraga sekolah. 

    “Saat itu timbul niatan tersangka untuk menunjukkan kemaluannya kepada korban melalui video call. Karena usai nonton film porno,” ucap Pras. 

    Sontak korban terkaget dan juga diancam akan tidak diberi nilai oleh sang guru jika menceritakan kejadian cabul tersebut. 

    Korban lantas memberitahu orang tuanya dan pihak sekolah mengenai peristiwa yang menimpanya.

    Polisi yang memperoleh laporan lalu menangkap tersangka di SD tempatnya bekerja pada 12 April 2025.

    Pras memastikan, korban dari tersangka hanya 1 orang siswi kelas 6 SD tersebut.

    “Dari pengakuan tersangka dan hasil pemeriksaan kami, korban hanya 1 lalu kemungkinan korban lain sampai saat ini tidak ada,” ucapnya.

    Di sisi lain, J yang diketahui seorang duda mengaku menyesali perbuatannya.

    “Menyesal, Pak,” ungkapnya singkat di hadapan petugas.

    Tersangka J kini dijerat Pasal 36 UU Nomor 44 tahun 2008 tentang Pornografi serta Pasal 27 ayat (1) juncto Pasal 45 ayat (1) UU Nomor 1 TAHUN 2024 perubahan kedua atas UU RI Nomor 11 Tahun 2008 Tentang Informasi dan Transaksi Elektronik.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Terangsang Usai Nonton Video Dewasa, Oknum Guru Honorer di Lumajang Vidcall Asusila ke Siswi SD.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Muhammad Erwin)

  • Korban Pelecehan Seksual Dokter Jangan Takut Melapor, Berikut Mekanisme Aduannya – Halaman all

    Korban Pelecehan Seksual Dokter Jangan Takut Melapor, Berikut Mekanisme Aduannya – Halaman all

     

    Laporan wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu

     

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus pelecehan seksual terhadap pasien perempuan yang pelakunya diduga adalah dokter menjadi sorotan belakangan ini karena terjadi beruntun di sejumlah daerah seperti Malang, Bandung dan Garut.

    Kasus dugaan pelecehan seksual di Malang terjdi di sebuah rumah sakit swasta. Di Bandung, kasus pelecehan dilakukan dokter residen program PPDS di RS Hasan Sadikin (RSHS) Bandung.

    Sementara, kasus dugaan pelecehan seksual di Grut diduga dilakukan olehdokter spesialis kandungan di sebuah klinik kesehatan.

    Ketua Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), drg. Arianti Anaya, meminta masyarakat untuk tidak takut melapor apabila mengalami atau mengetahui tindakan pelecehan seksual maupun pelanggaran etik lain oleh tenaga medis atau tenaga kesehatan.

    Kasus pelanggaran disiplin dapat diadukan ke Majelis Disiplin Profesi (MDP)

    Pihaknya memastikan, setiap laporan yang masuk ditangani secara serius dan ditindaklanjuti melalui investigasi oleh MDP) Jika ditemukan unsur pidana, laporan akan diteruskan kepada aparat penegak hukum.

    “Kami berharap kasus seperti itu bertambah tapi masyarakat diharapkan menjadi lebih waspada terhadap kasus seperti ini, dan tenaga medis maupun tenaga kesehatan yang melakukan tindakan asusila harus disanksi,” ujarnya di konferensi pers di kantor KKI, Jakarta Selatan, Jumat (18/4/2025).

    Perempuan yang disapa Ade ini menegaskan, KKI mengecam segala bentuk perundungan, pelecehan seksual, dan kekerasan seksual yang dilakukan oleh Tenaga Medis dan Tenaga Kesehatan.

    KKI memberikan akses kepada masyarakat untuk melaporkan dugaan pelanggaran disiplin Tenaga Medis/Tenaga Kesehatan melalui kanal resmi Konsil Kesehatan Indonesia maupun Kementerian Kesehatan.

    Pengaduan harus disertai data dan fakta yang dapat dipertanggungjawabkan.

    “Setiap laporan yang diterima akan dijamin kerahasiaannya, data diri pelapor akan dilindungi sepenuhnya untuk mencegah terjadinya kebocoran atau penyalahgunaan data pribadi”, tambah Arianti

    Berikut mekanisme pengaduan pelanggaran disiplin oleh tenaga kesehatan atau tenaga medis

    1. Pengadu dapat mengisi formulir pengaduan yang disertai alasan;

    2. MDP akan melakukan verifikasi dokumen;

    3. Bagi terduga pelaku atau teradu harus mengunggah dokumen atau bukti serta menanggapi pengaduan paling lama 5 hari kerja. Saat teradu tidak mengunggah dokumennya maka akan ada teguran kepada pimpinan fasyankes  dan pemeriksaan disiplin bagi teradu;

    4. Pleno MDP. Dalam pleno ini maka ditentukan apakah pengaduan dapat diterima atau ditolak;

    5. Jika pengaduan diterima dan persyaratan diterima, maka akan dibentuk tim pemeriksa;

    6. Sidang pemeriksaan. Memeriksa pengadu, saksi, ahli dan teradu;

    7. Pemeriksaan lapangan. Memastikan kebenaran dokumen yang diunggah, wawancara saksi, dan wawancara pimpinan Fasyankes (optional);

    8.  Sidang baca putusan dan putusan MDP. Sidang baca dihadiri oleh Pengadu, Teradu, Kuasa Teradu, dan Pimpinan Fasyankes. Putusan MDP ditandatangani dan berlaku.

    Sanksi disiplin dapat berupa 1. peringatan tertulis 2. kewajiban mengikuti pendidikan atau pelatihan di penyelenggara pendidikan di bidang kesehatan atau Rumah Sakit pendidikan terdekat yang memiliki kompetensi untuk melakukan pelatihan 3. penonaktifan STR 4. rekomendasi pencabutan SIP

     

  • Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung, Terusir dari Istana

    Pangeran Thailand Jadi Tukang Kebun di Bandung, Terusir dari Istana

    Jakarta, CNBC Indonesia – Nasib seseorang tidak ada yang tahu. Siapa sangka, Pangeran Thailand yang dulu kaya raya dan tersohor, kemudian harus terbuang dari negaranya.

    Sosoknya tak lain adalah Pangeran Paribatra Sukhumbandhu, salah satu tokoh penting dalam sejarah monarki Thailand. Ia sempat menghabiskan masa pengasingannya di Kota Kembang Bandung dan bekerja sebagai tukang kebun.

    Awalnya, sebagai anak Raja Chulalongkron atau Rama V, Paribatra hidup bergelimang harta di istana. Saat sudah dewasa dia diberi posisi khusus di pemerintahan. Dalam Thailand: A Short History (2004) diketahui, dia sempat menjadi Panglima Angkatan Laut, Menteri Dalam Negeri, dan penasehat raja. Akan tetapi, semua posisi dan keistimewaan itu berakhir pada 24 Juni 1932.

    Kudeta di kerajaan sukses menggulingkan kekuasaan Rama V. Paribatra yang jadi bagian kerajaan, baik secara politik atau biologis, praktis terdampak kudeta. Dia harus angkat kaki dari istana. Alias terusir dari rumah yang 50 tahun ditempati.

    Ketika tragedi terjadi, dia bingung hendak tinggal di mana. Awalnya memilih pergi ke Eropa, tapi sejarah kemudian mencatatnya berbeda. Anak ke-33 Raja Rama V itu kemudian memutuskan tinggal di Hindia Belanda pada Agustus 1932. Surat kabar de Indische Courant (6 Agustus 1932) melaporkan, dia tiba di Batavia sebelum akhirnya memilih menetap di kawasan Cipaganti, Bandung. Dia datang bersama istri, 5 anak, dan beberapa orang lain.

    Keputusan tinggal di Paris van Java dipilih karena suasana kota itu sesuai dengan dirinya sebagai pensiunan. Dingin, sepi, dan banyak pemandangan alam indah.

    Meski dianggap pesakitan di Thailand, Paribatra begitu dihormati di Hindia Belanda. Para pejabat tinggi masih menganggapnya sebagai sosok hebat dan berjasa. Tak heran, dia diberi kebebasan di Bandung.

    Harian de Indische Courant (22 Agustus 1933) menuliskan, pejabat Hindia Belanda memberikan tiga rumah besar di Bandung sebagai hunian Paribatra. Kelak, hunian tersebut dimanfaatkan sang pangeran untuk menyalurkan kegiatan terpendamnya: jadi tukang kebun.

    Peneliti sejarah Bandung Haryoto Kunto dalam Semerbak Bunga di Bandung Raya (1986) menceritakan, di rumah barunya Paribatra menjadi ahli tanaman anggrek.

    Sehari-hari dia menjadi tukang kebun hingga sukses membangun taman indah berbunga di depan rumah. Dari kebun itu pula, Paribatra memperkenalkan bibit anggrek yang kelak disebarluaskan di kawasan Bandung. Mengutip majalah Mooi Indie (1937), dia rela menjadi tukang kebun karena merasa Bandung masih miskin bunga-bunga.

    Selain berkebun, Paribatra juga hobi berwisata ke Jawa, Sumatera dan Bali. Setiap kali berlibur, jejak langkah Paribatra selalu jadi sorotan banyak media.

    Sepanjang 1933-1938, tercatat dia mengunjungi Malang, Surabaya, Jogja, Bali, Kediri Bogor, Medan, dan sebagainya. Biasanya, Paribatra datang bersama rombongan dan menginap di hotel selama berhari-hari.

    Saat mengunjungi Malang, misalnya, koran Soerabaijasch handelsblad (15 Juni 1937) melaporkan, dia dan 12 orang lain diberi fasilitas hotel oleh pejabat lokal. Kemudian, mereka diajak jalan-jalan ke tempat wisata. Bahkan terkadang juga dia melakukan napak tilas ke beberapa wilayah yang pernah dikunjungi Rama V di Hindia Belanda.

    Hidup Paribatra Sukhumbandhu berakhir pada 18 Januari 1944. Dia wafat di usia 62 tahun dan dimakamkan di Bandung. Namun, pada 1948, jenazah Paribatra dipulangkan ke tanah kelahiran untuk dikremasi di Istana Raja, Bangkok.

    (lih/fab)

  • Dokter di Malang Diduga Lecehkan Pasien, Wamekes: Mencederai Sumpah, Mencoreng Profesi!
                
                    
                        
                            Nasional
                        
                        19 April 2025

    Dokter di Malang Diduga Lecehkan Pasien, Wamekes: Mencederai Sumpah, Mencoreng Profesi! Nasional 19 April 2025

    Dokter di Malang Diduga Lecehkan Pasien, Wamekes: Mencederai Sumpah, Mencoreng Profesi!
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – Wakil Menteri Kesehatan (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menuturkan, kasus oknum dokter berinisial AY yang diduga melecehkan pasien perempuan di Rumah Sakit (RS) Persada, Kota Malang, Jawa Timur, mencederai sumpah dokter.
    Dante menegaskan,
    Kemenkes
    akan menindaklanjuti segala bentuk tindakan asusila yang tidak sesuai dengan nilai-nilai etika dan profesionalisme medis.
    “Setiap kegiatan yang berada di dalam maupun di luar konteks layanan, jika tidak sesuai dengan etika, akan kami tindaklanjuti. Itu mencederai sumpah dokter,” ujar Dante dalam keterangan resmi, Sabtu (19/4/2025).
    Dante menjelaskan, sumpah dokter merupakan komitmen moral dan profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan.
    “Tindakan asusila oleh tenaga medis tidak hanya mencoreng profesi, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat,” ucapnya.
    Dante menegaskan, jika ada kegiatan-kegiatan yang bersifat asusila, maka akan kami tindak lanjuti tidak hanya dari aspek etik, tetapi juga aspek hukum dan legalitas.
    “Kementerian Kesehatan melalui Konsil Kesehatan Indonesia (KKI) mencabut secara permanen Surat Tanda Registrasi (STR) seorang dokter yang terbukti melakukan pelanggaran etik berat,” tegasnya.
    Pencabutan STR dokter yang dinyatakan melakukan tindakan asusila adalah bentuk nyata dari sanksi tegas Kemenkes.
    “Kalau STR dicabut, maka dia tidak bisa praktik lagi selamanya,” ucap Dante.
    Sebelumnya diberitakan, oknum dokter berinisial AY diduga melecehkan pasien perempuan di Rumah Sakit (RS) Persada, Kota Malang, Jawa Timur.
    Saat dikonfirmasi melalui sambungan telepon, korban berinisial QAR (31) mengatakan bahwa peristiwa yang dialaminya terjadi pada September 2022 lalu.
    Perempuan asal Bandung, Jawa Barat, itu menyampaikan bahwa pada saat itu dirinya sedang berlibur ke Malang.
    Saat rawat inap, tiba-tiba QAR didatangi
    dokter AY
    yang melakukan kunjungan ke kamar dengan membawa stetoskop.
    Dokter AY
    lalu menutup seluruh gorden kamar inap dan menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.
    “Alasannya mau diperiksa, saya sudah merasa tidak nyaman. Setelah itu, orangnya menyuruh saya buka bra. Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Saya tetap turuti,” katanya.
    Selanjutnya, terduga dokter AY melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus melecehkan korban.
    Tidak lama kemudian, terduga pelaku mengeluarkan HP yang diduga digunakan untuk merekam tindakan tersebut.
    Menanggapi hal tersebut, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, S.Si., MMRS mengatakan bahwa terkait pemberitaan yang beredar, pihaknya mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan (AY) adalah dokter di Persada Hospital.
    “Saat ini, yang bersangkutan telah dinonaktifkan sementara sambil menunggu proses investigasi internal yang sedang berjalan,” katanya.
    Pihak RS tersebut juga menolak tegas segala bentuk pelanggaran etik, termasuk membentuk tim investigasi internal untuk menelusuri kasus ini secara menyeluruh.
    “Apabila terbukti bersalah, kami akan menindak tegas pelaku sesuai hukum yang berlaku,” katanya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4 Orang Disebut Jadi Korban Dokter AY yang Diduga Cabuli Pasien, Modusnya Hampir Serupa – Halaman all

    4 Orang Disebut Jadi Korban Dokter AY yang Diduga Cabuli Pasien, Modusnya Hampir Serupa – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang dokter berinisial AY yang bekerja di Persada Hospital Malang diduga melakukan pelecehan seksual terhadap empat pasien wanita.

    Pengacara salah satu korban, Satria Marwan, mengungkapkan bahwa para korban mulai berani melaporkan kasus ini setelah kliennya, yang berinisial QAR (31), berbagi pengalamannya di media sosial.

    Pada hari Jumat, 18 April 2025, QAR didampingi oleh Satria Marwan melaporkan dugaan pelecehan tersebut ke Polresta Malang.

    “Kami telah mendapat informasi ada korban lainnya sebanyak tiga orang. Apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama,” ujar Satria Marwan setelah melaporkan kasus tersebut.

    Bukti-bukti mengenai perlakuan terduga pelaku yang melecehkan para korbannya sedang dikumpulkan.

    Dalam waktu dekat, dirinya segera berkomunikasi dengan terduga korban lainnya mengenai langkah yang akan diambil.

    “Saya belum bisa menyebutkan siapa korban lainnya. Yang pasti, modusnya hampir sama dengan pelaku dokter yang sama dan di rumah sakit yang sama,” terangnya.

    Modus Operandi Pelaku

    Satria menjelaskan bahwa modus yang dilakukan oleh dokter AY terbilang serupa pada setiap korban.

    Kejadian pelecehan ini terjadi pada tahun yang berbeda-beda, namun dengan pola yang hampir sama.

    “Kejadiannya di tahun berbeda-beda. Dengan modus, yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya,” jelasnya.

    Satria Marwan juga menyesalkan kurangnya komunikasi dan permintaan maaf dari pihak rumah sakit.

    “Seharusnya, pihak rumah sakit segera meminta maaf dan tidak hanya menonaktifkan terduga pelaku. Mempertahankan nama baik dengan meminta maaf adalah langkah yang bijak,” tegasnya.

    Sebagaimana diketahui, dokter AY telah dinonaktifkan sampai menunggu keputusan lebih lanjut.

    Saat ini AY tidak diperbolehkan menerima pasien maupun menjalankan praktik di rumah sakit. 

    Ia juga telah menjalani proses sidang kode etik dan disiplin internal rumah sakit. 

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Modus Dokter AY di Persada Hospital Malang Lecehkan Pasien Wanita, Sudah Ada 4 Korban.

    Konten ini disempurnakan menggunakan Kecerdasan Buatan (AI).

  • Kasus Dokter Mesum Muncul di Malang, Gelagat Aneh Buat Wanita Ini Ketakutan Saat Rawat Inap

    Kasus Dokter Mesum Muncul di Malang, Gelagat Aneh Buat Wanita Ini Ketakutan Saat Rawat Inap

    TRIBUNJAKARTA.COM – Kasus dokter mesum kembali muncul. Kali ini terjadi di rumah sakit Kota Malang, Jawa Timur.

    Korbannya yakni seorang perempuan berinisial QAR (31), warga Bandung, Jawa Barat. 

    Peristiwa dugaan pelecehan seksual itu terjadi pada tahun 2022. Namun, QAR baru memberanikan diri mengungkap peristiwa yang dialaminya pada tahun 2025.

    Korban didampingi pengacaranya, Satria Marwan secara resmi telah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan dokter AY di Persada Hospital Malang ke Polresta Malang, Jumat (18/4/2025).

    Kronologi Versi Korban

    Korban berinisial QAR mengaku dilecehkan seorang dokter di RS Persada Hospital Malang.  Saat itu, ia sedang berlibur ke Malang pada tahun 2022.

    “Pada bulan September itu, saya berangkat sendirian ke Malang buat liburan. Tetapi karena saya ini orangnya ringkih, akhirnya saya mengalami sakit,” jelas QAR saat dikonfirmasi lewat telepon pada Rabu (16/4/2025).

    Selanjutnya, ia mencari informasi tentang rumah sakit terbaik di Malang secara online dan diarahkan ke Persada Hospital yang ada di Kecamatan Blimbing Kota Malang.

    “Lalu di tanggal 26 September 2022 sekira jam 01.00 WIB dinihari, saya menuju ke Persada Hospital dan masuk lewat Instalasi Gawat Darurat (IGD). Lalu, disitu saya ketemu dengan dokter berinisial AY dan diperiksa terus sempat diinfus,” terangnya.

    Dalam pemeriksaan itu, pasien QAR didiagnosa mengalami sinusitis dan vertigo berat serta harus dilakukan pemeriksaan rontgen.

    Namun ternyata, hasil rontgen tersebut tidak langsung keluar. Setelah itu, AY mengarahkan QAR ke bagian meja perawat (suster) dan diminta untuk memberikan nomor kontak Whatsapp.

    Selanjutnya, ia pun diperbolehkan meninggalkan rumah sakit.

    “AY ini bilang untuk menyerahkan nomor kontak Whatsapp (WA) ke meja suster. Alasannya, hasil rontgen akan dikirim oleh pihak rumah sakit ke nomor WA saya,” tambahnya

    Namun ternyata kondisinya tak membaik. Malam harinya, ia kembali lagi ke rumah sakit tersebut lalu diobservasi dan kemudian dipindahkan ke ruangan kamar VIP.

    Kemudian keesokan harinya atau di tanggal 27 September 2022, hasil rontgennya telah keluar.

    Namun QAR dibuat terkejut, karena yang memberitahu lewat Whatsapp tentang hasil rontgen itu bukanlah nomor WA rumah sakit, melainkan nomor WA dari dokter AY tersebut.

    Awalnya, QAR berpikiran positif karena hanya sekedar mengabarkan hasil rontgen. Namun ternyata, dokter AY justru semakin intens melakukan chat yang justru mengarah ke hal pribadi.

    “Di dalam chatnya, AY tanya kabar saya lalu tanya sudah tidur kah sambil juga menawarkan kopi. Tetapi chat itu tidak saya balas, karena saya merasa dokter kok seperti ini,” imbuhnya.

    Ketika menjalani rawat inap tersebut, tiba-tiba dokter AY melakukan kunjungan ke kamar sambil membawa stetoskop.

    Padahal di saat itu, QAR sedang dijenguk oleh temannya dan kemudian temannya itu berpamitan pulang.

    Di saat itulah, gelagat aneh itu mulai terlihat. Diawali ketika dokter AY menutup seluruh gorden kamar inap lalu menyuruh QAR membuka baju rawat inapnya.

    “Alasannya mau diperiksa dan meski sudah tidak nyaman, tapi masih menuruti. Setelah itu, AY menyuruh saya buka bra. Dari situ saya mulai berpikir, kok jadi seperti ini dan hal itu membuat saya bingung sekaligus ketakutan. Akhirnya, saya menuruti dan membuka bra,” bebernya.

    Selanjutnya, ia melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian payudara dari QAR.

    Lalu tidak lama kemudian, si dokter AY mengeluarkan handphone nya.

    “Saya bilang, ngapain dok kok mengeluarkan HP. Si AY menjawab mau balas WA teman, jadi posisinya tangan kanan masih pegang stetoskop menempel di dada kanan saya dan tangan satunya memegang HP,”

    “Tetapi, posisi HP nya itu berada tepat mengarah ke dada saya. Langsung saya tarik baju ke atas dan menutup bagian dada, dan saya bilang ke AY mau tidur istirahat,” bebernya.

    Setelah itu, AY menghentikan perbuatannya dan langsung keluar kamar. Lalu keesokan harinya, QAR diperbolehkan pulang karena kondisi yang sudah membaik..

    Respon RS Persada

    Dokter Forensik dan Medikolegal, dr. Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, dari hasil penyelidikan secara internal, didapati bahwa memang benar QAR menjalani perawatan di Persada Hospital pada September 2022.

    Namun hingga dua tahun berselang, pihak rumah sakit sama sekali tidak menerima laporan komplain atau keluhan dari terduga korban. 

    “Kami baru tahunya di tahun ini dan itu pun diinformasikan dari media. Karena selama ini, kami tidak menerima laporan komplain atau keluhan apapun dari pasien tersebut,” ungkap Galih dalam konferensi pers yang dilaksanakan di Persada Hospital Malang, Jumat (18/4/2025).

    Galih menyatakan bahwa terduga pelaku yaitu dokter AY telah menjalani sidang kode etik dan disiplin di tingkat internal rumah sakit.

    “Dari keterangan yang bersangkutan (dokter AY), bahwa ia telah melakukan pemeriksaan ke pasien (terduga korban QAR) sesuai dengan standar medis. Namun, keterangan tersebut masih akan kami pastikan dan kami lakukan pendetailan lagi,” jelasnya 

    Untuk mendalami terkait kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut, pihak rumah sakit akan berkomunikasi dengan terduga korban.

    Karena sejauh ini, pihak rumah sakit baru mendengar atau memperoleh informasi kronologi korban dari postingan media sosial.

    “Kami akan berkomunikasi untuk mendapatkan informasi langsung dari pasien tersebut, karena harus cover both side. Barulah dari situ diambil sikap final dan diambil suatu keputusan,” ungkapnya.

    Namun sebagai langkah awal, pihak manajemen rumah sakit telah mengambil sikap tegas. Yaitu menonaktifkan AY selama proses persidangan etik dan disiplin yang dijalaninya.

    Sementara itu, Supervisor Humas Persada Hospital, Sylvia Kitty Simanungkalit, S. Si., MMRS menyayangkan adanya dugaan pelecehan seksual yang dilakukan oleh dokter AY terhadap pasien.

    “Kami sangat prihatin dan sangat menyayangkan adanya tuduhan tersebut,” jelasnya.

    Dia juga menegaskan, bahwa Persada Hospital Malang tidak mentoleransi pelanggaran etik dalam bentuk apapun.

    “Bilamana memang terbukti, maka manajemen Persada Hospital akan mengambil tindakan tegas dengan memberhentikan secara tidak hormat dan menyerahkan masalah ini menurut aturan hukum yang berlaku maupun disiplin tenaga kesehatan,” tandasnya.

    Sosok Dokter AY

    Persada Hospital Malang mengungkap perilaku dokter AY selama ini sebagai dokter rumah sakit. 

    Diketahui, dokter AY adalah dokter di Persada Hospital Malang yang diduga telah melakukan pelecehan seksual terhadap pasiennya berinisial QAR (31).

    Pihak rumah sakit menyebut perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.

    Dokter Forensik dan Medikolegal, dr. Galih Endradita, Sp.FM, FISQua yang juga sekaligus Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital Malang mengatakan, bahwa dokter AY telah bekerja di Persada Hospital sejak tahun 2019.

    “Jadi yang bersangkutan (AY) ini masuk sebagai dokter di Persada Hospital sejak tahun 2019. Tetapi sebelumnya, ia sudah bekerja di beberapa rumah sakit,” jelasnya dalam konferensi pers, Jumat (18/4/2025).

    Namun sebelum diterima bekerja di Persada Hospital, AY diharuskan menjalani beberapa tahapan tes sama seperti penerimaan pegawai pada umumnya

    “Tentunya, ada beberapa tahapan tes. Seperti psikotes maupun tahapan tes wawancara sesuai dengan standar kelaikan yang diberlakukan rumah sakit,” tambahnya.

    Dan selama itu pula mulai sejak diterima bekerja hingga akhirnya mencuat kasus ini, Persada Hospital Malang mengaku bahwa perilaku dokter AY tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun penyimpangan.

    “Menurut kami, perilakunya wajar (tidak menunjukkan adanya keanehan ataupun adanya penyimpangan),” terangnya.

    Hingga saat ini, pihak Persada Hospital Malang masih melakukan penyelidikan internal untuk mendalami kejadian dugaan pelecehan seksual tersebut.

    Empat Korban

    Dari penelusuran awal, setidaknya ada empat pasien wanita yang menjadi korban dokter AY di Persada Hospital Malang.

    Satria Marwan, pengacara yang mewakili QAR (31), salah satu korban, mengungkapkan para korban dokter AY mulai berani mengungkapkan peristiwa yang terjadi setelah QAR berani buka suara di media sosial (medsos).

    QAR didampingi Satria Marwan secara resmi telah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan dokter AY  di Persada Hospital Malang ke Polresta Malang, Jumat (18/4/2025).

    “Kami telah mendapat informasi ada korban lainnya sebanyak tiga orang. Apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama,” ujar Satria seusai mendampingi QAR melapor ke Polresta Malang, Jumat.

    Bukti-bukti terkait perlakuan terduga pelaku melecehkan para korbannya sedang dikumpulkan.

    Dalam waktu dekat, ia segera berkomunikasi dengan terduga korban lainnya terkait langkah yang akan diambil.

    “Saya belum bisa menyebutkan siapa korban lainnya. Yang pasti, modusnya hampir sama dengan pelaku dokter yang sama dan di rumah sakit yang sama,” terangnya.

    Modus hampir sama. Mulai dari melakukan spam chat, menggoda hingga mengajak nonton.

    “Kejadiannya di tahun berbeda-beda. Dengan modus yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya,” jelasnya.

    Sementara itu, Satria menyesalkan tidak ada komunikasi maupun permintaan maaf dari rumah sakit tempat terduga pelaku bekerja.

    Seharusnya, pihak manajemen rumah sakit langsung mengutarakan permintaan maaf dan bukan hanya sebatas menonaktifkan terduga pelaku.

    “Saya pikir tidak ada ruginya rumah sakit mempertahankan nama baik dengan meminta maaf, tetapi nyatanya sampai sekarang tidak ada permintaan maaf. Oleh karenanya, kami sangat menyayangkan sekali,” tandasnya. (SuryaMalang)

    Akses TribunJakarta.com di Google News atau WhatsApp Channel TribunJakarta.com. Pastikan Tribunners sudah install aplikasi WhatsApp ya

  • Wacana Reaktivasi Jalur Kereta di Jabar Demi Dorong Potensi Pariwisata

    Wacana Reaktivasi Jalur Kereta di Jabar Demi Dorong Potensi Pariwisata

    Terpisah, PT Kereta Api Indonesia Daerah Operasi (PT KAI Daop) 2 Bandung menjalankan dua rangkaian kereta api (KA) Lodaya tambahan pada masa libur panjang pekan ini terhitung 17-21 April 2025.

    Menurut Manager Humasda PT KAI Daop 2 Bandung, Kuswardojo, otoritasnya juga menambah kapasitas tempat duduk pada perjalanan KA Malabar dan KA Parahyangan reguler. 

    “Libur panjang selalu menjadi moment favorit masyarakat untuk bepergian. Untuk itu, kami berkomitmen menyediakan layanan yang optimal dengan menambah perjalanan dan kapasitas angkut penumpang,” ujar Kuswardojo ditulis Bandung, Kamis (17/4/2025).

    Kuswardojo mengatakan perjalanan KA Lodaya tambahan dengan relasi Bandung – Solobalapan, berangkat dua kali dari Stasiun Bandung yakni keberangkatan pagi jam 10.10 WIB tiba di Solobalapan jam 18.50 WIB dan keberangkatan malam pada jam 21.15 WIB tiba di Solobalapan jam 05.49 WIB. 

    Selain itu penambahan kapasitas tempat duduk terdapat pada KA Malabar (KA 68) relasi Bandung – Malang pada keberangkatan dari Stasiun Bandung jam 18.10 dan KA Parahyangan (KA 135 dan KA 139) relasi Bandung – Gambir pada keberangkatan jam 06.35 WIB dan 19.25 WIB.

    “Dengan penambahan ini, kami berharap dapat mengakomodir tingginya permintaan masyarakat yang ingin bepergian menggunakan moda transportasi kereta api pada masa libur panjang di akhir pekan ini,” kata Kuswardojo.

    Pasalnya, Pemerintah RI telah menetapkan hari Jumat, 18 April 2025 ditetapkan sebagai Hari Libur Nasional dalam rangka Wafat Isa Almasih atau biasa dikenal Jumat Agung. Rangkaian Paskah yang jatuh pada Minggu 20 April, menciptakan long weekend yang tak boleh dilewatkan.

  • Pengacara Ungkap Modus Dokter AY yang Diduga Cabuli Pasien di Malang, Korban Sudah 4 Orang – Halaman all

    Pengacara Ungkap Modus Dokter AY yang Diduga Cabuli Pasien di Malang, Korban Sudah 4 Orang – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – AY, dokter di Persada Hospital Malang, Jawa Timur, diduga melakukan pelecehan terhadap pasien wanitanya.

    Berdasarkan penelusuran awal, setidaknya ada empat pasien wanita yang menjadi korban AY di Persada Hospital.

    Pengacara dari salah satu korban berinisial QAR (31), Satria Marwan mengungkapkan, para korban AY mulai berani mengungkapkan peristiwa yang terjadi setelah kliennya buka suara di media sosial.

    QAR didampingi Satria Marwan secara resmi sudah melaporkan dugaan pelecehan yang dilakukan AY di Persada Hospital ke Polresta Malang, Jumat (18/4/2025).

    “Kami telah mendapat informasi ada korban lainnya sebanyak tiga orang.” 

    “Apabila dihitung dengan klien kami, maka totalnya ada empat korban dengan pelaku dokter yang sama,” ujar Satria seusai mendampingi QAR melapor ke Polresta Malang, Jumat, dilansir Surya Malang.

    Bukti-bukti mengenai perlakuan terduga pelaku yang melecehkan para korbannya sedang dikumpulkan.

    Dalam waktu dekat, dirinya segera berkomunikasi dengan terduga korban lainnya mengenai langkah yang akan diambil.

    “Saya belum bisa menyebutkan siapa korban lainnya. Yang pasti, modusnya hampir sama dengan pelaku dokter yang sama dan di rumah sakit yang sama,” terangnya.

    Modus yang hampir sama itu, yakni mulai dari melakukan spam chat, menggoda, hingga mengajak nonton konser.

    “Kejadiannya di tahun berbeda-beda. Dengan modus, yaitu spam chat, goda-goda, hingga ngajak nonton konser dan lain sebagainya,” jelasnya.

    Lebih lanjut, Satria menyesalkan tak ada komunikasi maupun permintaan maaf dari rumah sakit tempat terduga pelaku bekerja.

    Ia menyebut, semestinya pihak rumah sakit langsung mengutarakan permintaan maaf dan bukan hanya sebatas menonaktifkan terduga pelaku.

    “Saya pikir tidak ada ruginya rumah sakit mempertahankan nama baik dengan meminta maaf, tetapi nyatanya sampai sekarang tidak ada permintaan maaf. Oleh karenanya, kami sangat menyayangkan sekali,” ucapnya.

    Terpisah, Sub Komite Etika dan Disiplin Profesi Persada Hospital, dr Galih Endradita SpFM FISQua menegaskan, AY telah dinonaktifkan sampai menunggu keputusan lebih lanjut.

    Saat ini AY tidak diperbolehkan menerima pasien maupun menjalankan praktik di rumah sakit. 

    Ia juga telah menjalani proses sidang kode etik dan disiplin internal rumah sakit. 

    Sebelumnya, peristiwa terkait seorang dokter rumah sakit swasta di Kota Malang berinisial AY yang diduga melakukan pelecehan seksual kepada pasiennya viral di media sosial.

    Informasi itu diunggah langsung oleh terduga korban berinisial QAR yang merupakan seorang perempuan asal Bandung, Jawa Barat.

    Ketika menjalani rawat inap di kamar VIP Persada Hospital pada 27 September 2022, QAR disuruh melepas baju oleh AY dengan dalih diperiksa memakai stetoskop.

    QAR kemudian diminta oleh AY untuk melepaskan bra.

    Terduga pelaku lantas melakukan pemeriksaan dengan cara menempelkan stetoskop ke bagian dada kiri dan kanan sekaligus terus menyenggol bagian payudara dari QAR.

    Tidak lama kemudian, AY mengeluarkan handphone dengan dalih membalas WhatsApp teman.

    Akan tetapi, posisi kamera HP tersebut tepat mengarah ke bagian dada terduga korban.

    Sebagian artikel ini telah tayang di SuryaMalang.com dengan judul Modus Dokter AY di Persada Hospital Malang Lecehkan Pasien Wanita, Sudah Ada 4 Korban.

    (Tribunnews.com/Deni)(SuryaMalang.com/Kukuh Kurniawan)

  • Buntut Kasus Pencabulan, Kemenkes Bisa Tolak Calon Dokter yang Gagal Tes Kepribadian

    Buntut Kasus Pencabulan, Kemenkes Bisa Tolak Calon Dokter yang Gagal Tes Kepribadian

    Jakarta

    Wakil Menteri Kesehatan RI (Wamenkes) Dante Saksono Harbuwono menyebut kasus pelecehan seksual yang dilakukan dokter kepada pasien telah menyalahi kode etik dan etika profesi. Buntut kasus tersebut, Kementerian Kesehatan RI akan menerapkan tes kepribadian menggunakan metode Minnesota Multiphasic Personality Inventory (MMPI).

    Menurut Wamenkes, Kemenkes bisa menolak calon dokter yang gagal melewati tes tersebut. Hal ini bertujuan untuk menyaring potensi gangguan psikologis yang tidak sesuai dengan karakter profesi medis.

    “Kalau hasilnya menunjukkan ada kelainan psikologis dan tidak cocok untuk profesi dokter, maka akan kami tolak, walaupun nilai akademiknya bagus,” tegas Wamenkes, dikutip dari laman Kemenkes RI, Sabtu (19/4/2025).

    Selain itu, ia mengatakan sistem pendidikan dokter harus diperkuat dengan memperdalam materi soal etika yang lebih baik.

    Menurutnya, berkaca dari sejumlah peristiwa dugaan pelecehan seksual yang dilakukan dokter terhadap pasien, Kemenkes akan mengawasi dan membina para dokter bersama Konsil Kesehatan Indonesia (KKI), organisasi profesi, serta institusi pendidikan kedokteran, khususnya dalam penguatan pendidikan etika medis.

    Di sisi lain, Wamenkes menyampaikan respons tegas terhadap dugaan kasus pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang oknum dokter di Malang. Ia menegaskan bahwa segala bentuk tindakan asusila yang tidak sesuai dengan nilai-nilai etika dan profesionalisme medis akan ditindaklanjuti secara serius oleh Kementerian Kesehatan maupun aparat penegak hukum.

    “Setiap kegiatan yang berada di dalam maupun di luar konteks layanan, jika tidak sesuai dengan etika, akan kami tindaklanjuti. Itu mencederai sumpah dokter,” tegasnya.

    Ia menjelaskan sumpah dokter merupakan komitmen moral dan profesional dalam memberikan pelayanan kesehatan yang berlandaskan nilai-nilai kemanusiaan. Oleh karena itu, tindakan asusila oleh tenaga medis tidak hanya mencoreng profesi, tetapi juga mencederai kepercayaan masyarakat.

    “Kalau ada kegiatan-kegiatan yang bersifat asusila, maka akan kami tindaklanjuti tidak hanya dari aspek etik, tapi juga aspek hukum dan legalitas,” ujarnya.

    Dirinya juga mencontohkan penanganan kasus serupa di masa lalu, saat Kemenkes melalui KKI mencabut secara permanen Surat Tanda Registrasi (STR) seorang dokter yang terbukti melakukan pelanggaran etik berat.

    “Ini adalah bentuk nyata dari sanksi tegas kami. Kalau STR dicabut, maka dia tidak bisa praktik lagi selamanya,” imbuhnya.

    (suc/suc)

  • Mengenal Arboretum Titik Nol Sungai Brantas dan Keanekaragaman Hayatinya

    Mengenal Arboretum Titik Nol Sungai Brantas dan Keanekaragaman Hayatinya

    Liputan6.com, Malang – Suasana sunyi sangat terasa di Arboretum Sumber Brantas. Hanya gemerisik dedaunan dan suara serangga hutan yang memecah keheningan. Lumut tebal melapisi akses jalan setapak seolah permadani alami di dalam kawasan ini.

    Di ujung jalan setapak, ada bebatuan dengan lubang berdiameter sekitar 1 meter mengalirkan air berdebit 2,5 liter per detik. Rasa segar terasa begitu meneguk air langsung dari sumbernya. Inilah Arboretum juga dikenal sebagai Titik Nol Sungai Brantas.

    Disebut Titik Nol Brantas sebab air dari sumber ini kemudian mengalir ke bawah. Bersama sumber mata air lain di bawahnya lalu membentuk aliran Sungai Brantas, melintasi 11 kabupaten dan 4 kota di Jawa Timur. Air melintas ke Kota Batu, Malang, Blitar, Tulungagung, Kediri, Jombang, dan Mojokerto. Di Mojokerto, aliran Sungai Brantas lalu terbelah menjadi dua yakni mengarah ke Surabaya menjadi Kali Mas yang bermuara ke Selat Madura dan satu lagi Sungai Porong menuju ke Sidoarjo.

    Sungai Brantas menyangga kehidupan sepertiga masyarakat Jawa Timur. Turut membentuk peradaban di wilayah ini sejak masa lampau. Pada abad ke 8 Masehi silam, berdiri Kerajaan Hindu Buddha bernama Kanjuruhan yang bercorak agraris di Daerah Aliran Sungai Brantas.

    Arboretum Sumber Brantas memiliki luas area sekitar 12 hektare dan berada di ketinggian 1.500 meter di atas permukaat laut (mdpl). Secara aministratif masuk wilayah Desa Sumber Brantas, Kecamatan Bumiaji, Kota Batu dan berstatus kawasan konservasi. Masuk ke dalam Arboretum harus ada izin khusus dari Perum Jasa Tirta 1 selaku pengelola kawasan. Izin hanya diperkenankan untuk kepentingan penelitian dan sejenisnya, sebab tempat ini tidak dibuka dan bukan tempat wisata.

    Arboretum Sumber Brantas di Kota Batu, Jawa Timur, juga disebut sebagai titik nol Sungai Brantas. Arboretum ditetapkan sebagai kawasan konservasi untuk melindungi pelestarian hulu Brantas yang kini semakin kritis. Tempat ini di bawah pengelolaan Peru…