kab/kota: Malang

  • Kebakaran Rumah di Malang Renggut Nyawa Seorang Lansia

    Kebakaran Rumah di Malang Renggut Nyawa Seorang Lansia

    Malang (beritajatim.com) – Seorang lansia menjadi korban meninggal dunia setelah rumah yang ia tinggali, terbakar pada Minggu (1/6/2025) dini hari.

    Kepolisian Resor Malang, kini melakukan penyelidikan atas peristiwa kebakaran yang menewaskan seorang perempuan lansia di Dusun Wringinanom, Desa Slamet, Kecamatan Tumpang, Kabupaten Malang,

    Korban diketahui bernama Kusmini (56), seorang janda cerai mati yang tinggal seorang diri. Kasihumas Polres Malang AKP Bambang Subinajar mengatakan, kebakaran terjadi sekitar pukul 01.30 WIB dan pertama kali diketahui oleh adik korban, Jama’ali (53), yang rumahnya berdempetan dengan rumah korban.

    “Begitu menerima laporan dari warga, petugas segera mendatangi lokasi, melakukan olah TKP dan meminta keterangan saksi, serta memasang garis polisi di sekitar rumah korban,” ujar AKP Bambang saat dikonfirmasi, Minggu (1/6/2025).

    Dari hasil penyelidikan sementara, penyebab kebakaran diduga berasal dari lilin yang dinyalakan korban di atas lemari plastik di dalam kamar. Lilin tersebut meleleh, menyulut tumpukan pakaian, dan membakar seisi kamar saat korban tengah tertidur.

    “Korban memiliki kebiasaan menyalakan lilin di ruang tamu dan kamar. Kondisi korban yang menderita stroke ringan kemungkinan membuatnya tidak bisa menyelamatkan diri saat api mulai membesar,” tegas Bambang.

    Setelah kobaran api berhasil dipadamkan warga, korban ditemukan sudah tidak bernyawa dengan kondisi tubuh terbakar sebagian. Jenazah korban kemudian dimandikan oleh keluarga.

    Hasil olah TKP dan keterangan para saksi menguatkan dugaan bahwa insiden ini murni kecelakaan akibat kelalaian dalam penggunaan lilin. Tidak ditemukan indikasi tindak pidana atau keterlibatan pihak lain.

    “Korban tinggal sendiri dan tidak memiliki riwayat gangguan atau masalah dengan orang sekitar. Ini murni kelalaian dalam penggunaan api terbuka,” ujar Bambang.

    Bambang juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi kebakaran rumah, terutama dari lilin, kompor, atau perangkat listrik yang rentan menimbulkan percikan api.

    “Kami mengimbau masyarakat untuk menggunakan alat penerangan yang lebih aman seperti lampu darurat atau senter, dan pastikan tidak meninggalkan sumber api dalam keadaan menyala saat tidur,” tegasnya. (yog/ted)

  • NGOPI NDALU: Mahasiswa PR 3 UMM Hangatkan Malam di Taman Dolan Batu Bersama Delegasi Kampus se-Malang Raya

    NGOPI NDALU: Mahasiswa PR 3 UMM Hangatkan Malam di Taman Dolan Batu Bersama Delegasi Kampus se-Malang Raya

    Malang (beriajatim.com) – Suasana hangat dan penuh kebersamaan menyelimuti malam Sabtu (31/5) di Taman Dolan Batu. Praktikum Public Relations 3 (PR 3) Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) sukses menggelar kegiatan pra-event bertajuk NGOPI NDALU, sebagai pembuka resmi rangkaian acara DOLANSEK 2025.

    Mengusung konsep ngobrol santai dalam suasana malam, acara ini menghadirkan puluhan perwakilan mahasiswa dari berbagai kampus ternama di Malang Raya. Hadir di antaranya delegasi dari Universitas Brawijaya, Universitas Negeri Malang, Universitas Islam Malang, Universitas Merdeka Malang, UIN Maulana Malik Ibrahim, Politeknik Negeri Malang, hingga tuan rumah UMM sendiri.

    “Kami percaya kolaborasi itu tumbuh dari ruang-ruang kecil yang akrab. Lewat NGOPI NDALU, kami ingin membuka jalan agar mahasiswa lintas kampus merasa menjadi bagian dari DOLANSEK sejak awal,” ujar Harkita Prabaningrum, Koordinator Etherea Creative sekaligus mahasiswa PR 3 UMM.

    Dengan konsep lesehan ala pedesaan, para peserta disambut sejak pukul 18.00 WIB dengan kopi hangat, camilan tradisional, serta lampu temaram yang menghadirkan suasana intim dan santai. Meski bersifat terbuka, undangan ke acara ini terbatas demi menjaga keakraban dan kenyamanan peserta. Menariknya, seluruh peserta tidak dikenakan biaya sepeser pun.

    Acara dibuka dengan pertunjukan akustik yang memikat, dilanjutkan dengan stand-up comedy yang sukses mencairkan suasana. Puncak kehangatan malam terjadi saat sesi bincang santai dimulai. Di sinilah peserta diajak mengenal lebih dalam tentang DOLANSEK 2025 dan segmen menarik bertajuk Sambung Roso, yakni sesi interaksi rahasia yang mempertemukan dua peserta acak dalam percakapan personal.

    “Sambung Roso kami hadirkan sebagai bagian kejutan. Ini bukan hanya hiburan, tapi cara kami mempererat keterhubungan antar individu yang mungkin tak saling kenal sebelumnya,” tambah Harkita.

    Dukungan pun datang dari pihak tuan rumah. Miftah Hadi, Owner Taman Dolan Batu, menyambut hangat penyelenggaraan acara ini. Ia menilai, kegiatan seperti NGOPI NDALU menjadi jembatan strategis untuk memperluas koneksi Taman Dolan di kalangan mahasiswa.

    “Kolaborasi dengan mahasiswa UMM ini sangat berarti bagi kami. Semangat mereka sejalan dengan visi kami untuk lebih dekat dengan generasi muda dan terus berkembang sebagai destinasi yang kreatif dan ramah komunitas,” ungkap Miftah.

    Dengan suksesnya NGOPI NDALU, Praktikum PR 3 UMM kian mantap melangkah menuju event utama DOLANSEK 2025. Event outbound ini dirancang untuk mempertemukan lebih banyak komunitas mahasiswa dalam kegiatan penuh kolaborasi, kekompakan, dan semangat lintas kampus.

  • ‘Yang Lain Cari Kerja, Saya Cari Rumput, Sekarang Punya Aset Rp 80 Miliar’

    ‘Yang Lain Cari Kerja, Saya Cari Rumput, Sekarang Punya Aset Rp 80 Miliar’

    GELORA.CO – Ada yang door to door, dari satu kantor ke lainnya, dari satu kota ke lainnya. Tujuan yang hendak dicapai adalah menjadi pegawai. Bisa jadi negeri ataupun swasta. Atau kedua-duanya. 

    Tapi yang satu ini berbeda. Dia tidak memilih keduanya. Sarjana satu ini malah memilih mencari rumput. Rerumputan hijau yang berhasil dia kumpulkan dimanfaatkan untuk pakan ternak yang kini menjadi dulangan harta yang membuatnya sugih. Begini ceritanya. 

    Pemilik Peternakan Berkah Bersama Sejahtera (BBS) Ahmad Jupri menceritakan kisah perkembangan bisnis peternakan hingga memiliki total aset sebanyak Rp80 miliar

    “Peternakan ini kami buka tahun 2005, awal Januari, tepatnya pas saya lepas kuliah dari Fakultas Ekonomi (dengan latar pendidikan sarjana akuntansi). Kemudian, teman-teman cari kerja, saya cari rumput. Saya pilih jadi petani, jadi peternak, penggembala,” ujarnya di Peternakan BBS, Jawa Barat, Bekasi, Kamis.

    Dia mengatakan ada dua motivasi yang mendorong dirinya ke dunia peternakan. Pertama, informasi yang diterima dari Yogyakarta terkait dunia peternakan memiliki potensi bisnis besar dengan perputaran uang hingga ratusan juta rupiah.

    Kedua, saat berdiskusi dengan mahasiswa dari Australia ketika masih menjadi pelajar, dikatakan bahwa anak Indonesia kurang gizi karena kekurangan konsumsi daging merah.

    Dua alasan tersebut yang membuat dirinya membuka peternakan sapi dengan total 7 ekor dan biaya Rp20 juta pada tahun 2005. Selang dua dekade kemudian, populasi sapi hampir seribu ekor dengan luas lahan peternakan sekitar 2 hektar.

    Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian, Dan Perikanan Kota Bekasi pun mengakui bahwa peternakan BBS menjadi yang terbesar dan terbersih di wilayah itu. Apresiasi juga datang dari Sekretariat Jenderal Kementerian Pertanian ketika berkunjung ke sana.

    Jupri menerangkan bahwa perawatan terbaik diberikan terhadap sapi dengan tujuan agar hewan tersebut nyaman dan sehat. Seluruh sapi telah dilengkapi ear tag, telah divaksinasi, hingga bebas dari penyakit mulut dan kuku (PMK) serta lumpy skin diseases (LSD)

    Setiap tahun, peternakan BBS menyiapkan 800-1.000 ekor sapi untuk Idul Adha. Pada tahun ini sendiri, H-9 menjelang Idul Adha telah terjual sapi lebih dari 80 persen dari total 1.000 sapi.

    Selain itu, jika dulu mungkin hanya terjual 10 ekor untuk sapi berukuran jumbo, lanjutnya, sekarang telah mencapai lebih dari 80 ekor. Sapi-sapi unggul ini sudah dirawat selama 11 bulan lamanya, adapun yang berukuran kecil hanya dipelihara 2-3 bulan saja.

    Untuk jenis sapi yang ada, Peternakan BBS menyediakan antara lain sapi simmental, limosin, peranakan ongole (PO), pegon, brahman cross (BX), Bali, Kupang, hingga Madura.

    “Adapun sumber yang kami dapat dari Jawa Tengah, Jawa Timur, Lampung, Bali, NTT (Nusa Tenggara Timur). Hampir semua jenis ada di sini,” katanya.

    Para pelanggan paling banyak mencari sapi Bali, Kupang, atau pegon yang memiliki harga ekonomis di kisaran Rp25 juta-Rp28 juta dengan ukuran paling kecil 280 kilogram (kg). Harga tertinggi sapi bisa mencapai Rp115 juta dengan ukuran terberat 1 ton 15 kg.

    Perawatan dan pemberian makan cukup normatif. Mulai dari memandikan sapi satu per satu hingga diberikan makan onggok, comboran, ampas tahu, dedak, hingga jerami dengan rutinitas 5-6 kali makan per hari.

    Melalui Peternakan BBS, dia mengharapkan tingkat pendapatan akan semakin membaik, membantu 30 anak muda yang bekerja di sana agar mereka sejahtera, dan bisa memberikan edukasi kepada masyarakat bahwa bisnis sapi itu menguntungkan.

    “Awal mula kami berdiri, kami cuma punya modal Rp20 juta. 20 tahun kami berdiri, aset kami dalam bentuk barang bergerak, yaitu ada tanah, Rp80 miliar. Artinya, saya mau menunjukkan ke teman-teman, ke mahasiswa khususnya, kalau bisnis ini profitable, ini bisnis yang menjanjikan,” ungkap Jupri.

    Dibeli tokoh untuk hewan kurban

    Sapi berjenis simental seberat 950 kilogram milik seorang peternak di Kota Malang, Jawa Timur bernama Susanto Hari Asmoro dibeli oleh Presiden Prabowo Subianto untuk disumbangkan sebagai hewan kurban.

    Susanto ditemui di kediamannya di Kelurahan Tungguwulung, Kecamatan Lowokwaru, Kota Malang, Selasa, mengaku terkejut ketika pertama kali mendapatkan kabar bahwa sapi yang diternaknya akan dibeli oleh kepala negara.

    “Awalnya itu saya didata oleh Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian dan diberikan kabar kalau sapi milik saya akan dibeli Rp75 juta, satu ekor. Tidak menyangka karena yang membeli itu Pak Presiden,” kata Susanto.

    Setelah mendapatkan kabar itu, pada Kamis (22/5) Susanto langsung pergi ke Kantor Gubernur Jawa Timur, di Kota Surabaya untuk melakukan serah terima tanda bukti pembayaran sapi simental milik dia.

    “Sudah saya terima pembayarannya, ditransfer,” ujarnya.

    Susanto mengaku bahwa harga sapi miliknya ini tergolong murah apabila dibandingkan dengan milik peternak lain.

    Informasi itu dia dapatkan ketika bertemu dengan para peternak lainnya di Kantor Gubernur Jawa Timur.

    “Kalau harga sapi milik saya se-Provinsi Jawa Timur katanya paling murah, malah dari daerah lain ada yang dibeli Rp85 juta dengan berat sekitar 800 kilogram. Saya banyak yang menegur, karena menjualnya paling murah padahal bobot sapinya 950 kilogram,” kata dia.

     

    Sapi jenis simental milik Susanto yang telah dibeli oleh kepala negara saat ini berada di kandang yang berlokasi di wilayah Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Jawa Timur.

    Dia kini tinggal menunggu informasi dari Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang terkait jadwal dan lokasi pengiriman sapi itu.

    “Sapinya masih dirawat di kandang, perawatan yang utama soal kebersihan supaya terhindar dari penyakit dan ada pemeriksaan dari dokter. Ini belum mendapatkan informasi kapan bisa dikirim,” ucapnya.

    Terpisah, Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kota Malang Slamet Husnan mengatakan berdasarkan rencana awal, sapi kurban milik presiden terlebih dahulu ditempatkan di Masjid Agung Jami’, pada Jumat (6/5).

    “Rencananya diterimakan di Masjid Jami’ tanggal 6 Juni. Penyembelihan nanti dilakukan di rumah potong hewan,” kata dia.

    Slamet menambahkan Idul Adha pada tahun-tahun sebelumnya belum ada peternak asal Kota Malang yang hewan ternaknya dibeli oleh kepala negara.

    “Selama saya menjadi kepala dinas baru kali ini ada hewan ternak milik peternak dari Kota Malang dibeli oleh presiden,” ucapnya.

  • Sambut Libur Sekolah dan Idul Adha 2025, KAI Daop 1 Jakarta Operasikan 9 Kereta Tambahan – Page 3

    Sambut Libur Sekolah dan Idul Adha 2025, KAI Daop 1 Jakarta Operasikan 9 Kereta Tambahan – Page 3

    Kemudian, KA 7002B Gajayana Tambahan relasi: Gambir – Malang dengan tanggal operasional 1, 2, 5 sampai 10 Juni 2025, KA 58F Purwojaya relasi: Gambir – Cilacap dengan tanggal operasional 1, 2, 5 sampai 10 Juni 2025.

    Lalu, KA 7026 Tambahan PSE–SLO relasi Pasar Senen – Solo Balapan dengan tanggal operasional 1, 2, 5 hingga10 Juni 2025 dan KA 7038A Tambahan GMR–YK relasi Gambir – Yogyakarta dengan tanggal operasional 1, 2, 5 hingga 9 Juni 2025.

    Selanjutnya, KA 10240 Tambahan PSE–LPN relasi Pasar Senen – Solo Balapan dengan tanggal operasional 1, 2, 5 hingga 10 Juni 2025, KA 126F Cirebon Fakultatif relasi: Gambir – Cirebon dengan tanggal operasional 1, 7, 8, 9, 15, 22 hingga 29 Juni 2025.

     

  • Narasi ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’ Ternyata Bisa Picu Kesehatan Mental
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Mei 2025

    Narasi ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’ Ternyata Bisa Picu Kesehatan Mental Surabaya 31 Mei 2025

    Narasi ‘Laki-Laki Tidak Bercerita’ Ternyata Bisa Picu Kesehatan Mental
    Editor
    MALANG, KOMPAS.com
    – Narasi “
    laki-laki tidak bercerita
    ” terbukti sangat berbahaya bagi
    kesehatan mental
    , khususnya di kalangan Generasi Z.
    Di Malang, Jawa Timur, kelompok usia ini menjadi yang paling rentan mengalami gangguan psikologis, termasuk depresi berat, bipolar, hingga keinginan untuk mengakhiri hidup.
    Generasi Z tercatat mendominasi layanan kesehatan jiwa yang diselenggarakan Indonesia Sehat Jiwa.
    Mereka mengalami berbagai gejala gangguan jiwa akibat tekanan hidup, mulai dari perundungan
    (bullying),
    trauma keluarga, hingga jeratan pinjaman online (pinjol).
    “Masalah kesehatan mental banyak sekali pasien yang kami tangani. Mulai dari bipolar, kemudian masalah depresi berat yang paling banyak,” kata Ketua Indonesia Sehat Jiwa, Sofia Ambarini pada Sabtu (31/5/2025).
    Pasien yang datang sebagian besar berasal dari usia
    Gen Z
    , mulai dari pelajar SMA sederajat hingga pekerja muda.
    “Usia Gen Z, ya yang paling banyak datang ke kami. Pasien kami termuda ada yang 16 tahun, sampai 65 tahun. Dari 100 persen, 80 sampai 85 persen itu Gen Z,” kata dia.
    Salah satu temuan paling mencolok adalah banyaknya pasien laki-laki yang mengalami keinginan untuk bunuh diri. Sebagian besar dari mereka tidak pernah membagikan beban yang dirasakan karena merasa tidak tahu harus bercerita kepada siapa.
    “Kasus orang ingin bunuh diri paling banyak pada laki-laki, mencapai 95 persen. Kebanyakan yang ingin bunuh diri adalah mereka yang memendamnya sendiri, karena tidak tahu mau cerita ke mana, atau tidak bisa percaya orang,” ujar Ambarini.
    “Ini tentu sebagai peringatan keras terhadap stigma ‘laki-laki tidak bercerita’,” lanjut dia.
    Stigma tersebut membuat banyak laki-laki Gen Z menghindari bantuan psikologis, yang berujung pada kerentanan tinggi terhadap gangguan mental serius.
    Sebagian besar dari mereka terjebak dalam tekanan diam-diam hingga akhirnya merasa tidak sanggup lagi bertahan.
    Pasien bipolar
    biasanya memiliki latar belakang trauma mendalam, seperti ditelantarkan orang tua atau kendala dalam pendidikan.
    Sementara untuk kasus perundungan, pemicunya sangat beragam namun kerap berasal dari masalah keluarga.
    “Biasanya mengenai
    bullying,
    itu yang paling banyak.
    Bullying
    yang berangkat dari parenting,” jelas dia.
    Di tengah meningkatnya kasus, budaya konseling psikologis di Indonesia dinilai masih belum terbentuk.
    Hal ini menjadi tantangan besar, terutama ketika masyarakat masih menganggap gangguan mental sebagai hal yang tabu.
    “Itu yang kami coba untuk terus dimunculkan, sehingga pencari bantuan psikologis layaknya berobat ke dokter seperti sakit fisik,” kata dia.
    Indonesia Sehat Jiwa saat ini terus berupaya memperluas akses layanan psikologis. Salah satunya melalui kerja sama dengan PMI Kota Malang dengan mendirikan Poli Psikologi, yang kini telah berfungsi sebagai fasilitas kesehatan tingkat pertama (faskes 1) dengan dukungan BPJS.
    Selain itu, layanan Pojok Curhat di Gedung Malang Creative Center (MCC) juga dibuka setiap Senin dan Kamis, pukul 10.00–16.00 WIB sejak 17 April 2025.
    Sejak 2023, layanan konseling online gratis juga dibuka dan telah melayani 300 orang. Sedangkan untuk layanan konseling di MCC, baik online maupun offline, telah melayani sekitar 80–90 orang.
    (Penulis: Nugraha Perdana I Editor: Fabian Januarius Kuwado)
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Pakar Soal Revisi KUHAP: Hindari Tumpang Tindih dan Utamakan Keadilan

    Pakar Soal Revisi KUHAP: Hindari Tumpang Tindih dan Utamakan Keadilan

    Malang, Beritasatu.com – Sebanyak tiga pakar hukum dari berbagai universitas di Kota Malang, Jawa Timur, angkat suara terkait evisi Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP). Mereka menekankan pentingnya revisi KUHAP yang tidak hanya formalitas, tetapi benar-benar mencerminkan nilai keadilan baru di tengah masyarakat.

    Pakar hukum dari Fakultas Hukum Universitas Merdeka Malang Faturahman menegaskan, revisi KUHAP harus menjadi payung hukum yang jelas dan tidak menimbulkan kebingungan antarinstitusi penegak hukum.

    “KUHAP harus menghindari tumpang tindih kewenangan antara penyidik, jaksa, hakim, dan advokat. Ini kunci agar hukum bisa berjalan konsisten,” ujarnya, Sabtu (31/5/2025).

    Faturahman menekankan, revisi KUHAP harus bersifat substantif, bukan sekadar prosedural. Menurutnya, perubahan yang ada harus menyentuh masalah nyata yang terjadi di lapangan. “Pembaruan KUHAP adalah langkah penting menuju sistem peradilan yang adil, efisien, dan manusiawi,” tegasnya.

    Hal senada diungkapkan Dekan Fakultas Hukum Universitas Widyagama Malang Ibnu Subarkah. Ia menekankan revisi KUHAP bukan sekadar ganti pasal, melainkan menyangkut nilai dan semangat keadilan.

    “Ini bukan cuma soal pasal, tapi juga tentang napas keadilan yang harus hidup dalam sistem hukum,” jelasnya.

    Ibnu juga menyoroti pentingnya peningkatan kualitas SDM dan institusi penegak hukum agar pembaruan hukum tak hanya berhenti dalam teks undang-undang. “Keadilan itu mahal. Semua warga yang datang ke pengadilan harus diperlakukan setara,” ujarnya.

    Sementara itu, Dekan Fakultas Hukum Universitas Islam Malang Arfan Kaimuddin berharap revisi KUHAP dapat mempercepat proses hukum tanpa melupakan hak-hak dasar semua pihak. “KUHAP yang baru harus menjamin efisiensi, tetapi tetap adil. Hak tersangka dan korban sama-sama penting,” pungkasnya.

    Ketiganya sepakat revisi KUHAP adalah momentum penting untuk menciptakan sistem hukum yang relevan, adil, dan berpihak pada rakyat.

  • Penumpang Kereta di Libur Panjang Melonjak, Ini 10 KA yang Jadi Favorit

    Penumpang Kereta di Libur Panjang Melonjak, Ini 10 KA yang Jadi Favorit

    Jakarta

    PT Kereta Api Indonesia (Persero) atau KAI mencatat lonjakan pengguna moda transportasi kereta api pada periode 28 Mei hingga 1 Juni 2025. Per Sabtu (31/5) pukul 09.10 WIB, total tiket yang telah terjual mencapai 753.062 atau 90% dari kapasitas yang tersedia sebanyak 841.267 kursi.

    Tingginya permintaan ini didominasi oleh kereta api (KA) Jarak Jauh yang melayani 628.604 pelanggan, sementara KA Lokal 124.458 pelanggan. Lonjakan volume pelanggan telah terjadi sejak hari pertama liburan, bahkan okupansi harian pada 28 dan 29 Mei melampaui 100%. Hal ini juga didorong oleh sistem dinamis naik-turun penumpang, yang memungkinkan satu tempat duduk digunakan lebih dari satu pelanggan dalam satu hari.

    “Tren ini menunjukkan tingginya kepercayaan masyarakat untuk berlibur menggunakan kereta api. Rute-rute ke kota tujuan wisata seperti Surabaya, Malang, Semarang, hingga Purwokerto menjadi pilihan utama pelanggan,” ungkap Vice President Public Relations KAI, Anne Purba dalam keterangannya, Sabtu (31/5/2025).

    Data Okupansi Harian Sementara:

    • 28 Mei: 169.561 dari 161.791 (105%), Data Closed
    • 29 Mei: 176.185 dari 168.864 (104%), Data Closed
    • 30 Mei: 140.493 dari 169.177 (83%), Data Closed
    • 31 Mei: 132.406 dari 170.535 (78%), Data Dinamis
    • 1 Juni: 134.417 dari 170.900 (79%), Data Dinamis

    10 Relasi KA Terpadat:

    1. Pasarsenen-Surabaya Pasar Turi: 20.117 pelanggan
    2. Surabaya Pasar Turi-Pasarsenen: 19.820 pelanggan
    3. Malang-Pasarsenen: 12.847 pelanggan
    4. Pasarsenen-Malang: 11.881 pelanggan
    5. Solo Balapan-Semarang Tawang Bank Jateng: 11.824 pelanggan
    6. Semarang Tawang-Gambir: 11.019 pelanggan
    7. Gambir-Semarang Tawang: 10.630 pelanggan
    8. Purwokerto-Pasarsenen: 9.616 pelanggan
    9. Pasarsenen-Purwokerto: 9.356 pelanggan
    10. Sukabumi-Bogor: 9.134 pelanggan

    Relasi-relasi tersebut menjadi akses utama menuju sejumlah tempat wisata seperti Kota Tua Surabaya, Batu dan Jatim Park di Malang, Kota Lama dan Lawang Sewu di Semarang, serta wisata alam Baturraden di Purwokerto. Sementara itu, jalur Sukabumi-Bogor mencatat kenaikan signifikan karena dekat dengan Situ Gunung dan jembatan gantung terpanjang se-Asia Tenggara.

    KAI mengimbau masyarakat yang belum mendapatkan tiket untuk segera melakukan pemesanan melalui aplikasi Access by KAI atau situsbooking.kai.id, mengingat kursi tersisa semakin terbatas menjelang puncak arus balik pada Minggu, 1 Juni 2025.

    (ara/ara)

  • Setop Buang-buang Uang untuk Hal Ini!

    Setop Buang-buang Uang untuk Hal Ini!

    Jakarta

    Tak sedikit pekerja kelas menengah kerap merasa bergaji pas-pasan, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa bisa menabung atau membeli lebih banyak aset agar bisa ‘naik kelas’ menjadi orang kaya.

    Perencana Keuangan Finansia Consulting, Eko Endarto, berpendapat daripada hanya meratapi gaji yang segitu-gitu saja, ada baiknya pekerja kelas menengah ini mulai mengatur pengeluaran agar lebih efektif dan efisien.

    Sebab selama ini menurutnya banyak pekerja yang hanya berfokus pada menambah jumlah penghasilan, padahal jumlah dana yang dikeluarkan bisa jadi terus meningkat. Alhasil seberapa besar pendapatan yang dimiliki tetap tak akan berkecukupan.

    “Kita harus tahu prosesnya dulu ya, pasti yang namanya ada yang masuk ada yang keluar. Berarti tinggal dua hal, apakah yang masuk ditambah atau yang keluar dikurangin,” terangnya kepada detikcom.

    “Nah kebanyakan dari kita selalu mikir caranya nambah-nambah terus nih. Padahal kalau yang keluar nggak, diatur berapapun nambahnya yang masuk percuma juga. Jadi kalau saya sih sarankan ya cobalah kelola dulu yang keluar. Keluar dulu nih diatur,” sambung Eko.

    Terkait cara kelola pengeluaran ini, Eko berpendapat yang bersangkutan harus terlebih dahulu memilah pengeluaran mana saja yang wajib dilakukan dan mana yang bisa ditahan. Misalkan untuk pengeluaran yang wajib seperti membayar utang, pajak atau membayar kebutuhan primer lainnya.

    Sedangkan untuk pengeluaran yang patut di tahan adalah pengeluaran yang sifatnya keinginan. Artinya jika pekerja kelas menengah tidak memilikinya, maka yang bersangkutan tetap tidak akan memiliki kendala tertentu.

    “Cuman masalahnya seringnya keinginan yang lebih besar dibandingkan kebutuhan dan kewajiban. Itu masalahnya. Katakanlah misalnya nonton film, sekarang stasiun TV sudah 40 berapa kan. Nggak kurang-kurang sebenarnya kalau cuma kita nonton, ya cuma kita milihnya harus pakai Netflix misalnya. Bukan nggak boleh, tapi di kondisi kita lagi nggak bisa ya nggak harus juga kan, ditahan dulu masih bisa gitu kan,” terang Eko.

    Senada dengan Eko, Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, juga berpendapat sebaiknya pekerja kelas menengah harus mengatur pengeluaran agar bisa lebih cepat kaya. Minimal tidak membuat isi kantong pekerja jadi lebih cepat habis untuk hal-hal yang konsumtif.

    “Jadi sebenarnya kan pilihan itu banyak ya di pasaran gitu ya. Tinggal kita memilihnya menyesuaikan dengan penghasilan, nggak usah gaya-gaya tapi malang utang. Lebih baik ya sesuaikan dengan kemampuan,” kata Tejasari.

    Ia mencontohkan untuk kebutuhan moda transportasi misalnya. Jika pekerja butuh untuk memiliki motor, alangkah baiknya jika harga motor yang dibeli sesuai dengan dana yang dimiliki daripada memaksakan kehendak untuk membeli motor yang lebih mahal padahal harus mencicil.

    “Kita punya uang Rp 5 juta gitu, beli motor second juga dapet gitu, mungkin ada atau nambah dikit kali ya. Tapi ternyata kita nggak mau Rp 5 juta, mending uang itu juta untuk DP jadi beli motor yang Rp 25 juta gitu. Berarti kan sisanya harus cicil. Cicilnya dari mana? Ya dari gaji, jadi abis deh uang kita,” ucapnya.

    “Padahal kalau kita tadi beli motor dulu yang seadanya, uangnya terus kita tabung, itu kita bisa mengembangkan aset kita jadi lebih bermanfaat daripada motor. Motor harga barunya Rp 25 juta, tahun depan sudah turun jadi Rp 20 juta, tahun depannya lagi sudah semakin habis deh nilainya,” sambung Tejasari.

    Begitu juga dengan lifestyle atau pilihan produk yang dibeli. Misalkan saja untuk membeli produk rumah tangga atau kebutuhan sehari-hari, pekerja kelas menengah sebaiknya memilih produk atau brand yang lebih terjangkau daripada harus membeli brand tertentu hanya untuk gensi.

    Untuk mengetahui pengeluaran ini efektif atau hanya untuk ‘gaya hidup’ saja, Tejasari menyarankan untuk membuat budgeting atau kas pengeluaran sehari-hari. Dari sana yang bersangkutan bisa melihat dengan lebih baik pengeluaran apa saja yang sudah efektif dan mana yang masih ‘bengkak’.

    “Jadi caranya adalah coba kita bikin semacam budget lah. Kita perlu telusuri sebenarnya pengeluaran kita tuh setiap bulannya kemana saja sih. Kadang-kadang kita jadi terkaget-kaget tuh. ‘Wah, aku habis berapa juta cuma buat makan’ misalnya, atau cuma buat subscribe, ternyata ada 10 apa saja tuh disubscribe semuanya ya. Mulai dari Netflix lah, apalah, segala rupa,” paparnya.

    “Itu yang membuat kita jadi nggak pernah bisa kaya. Karena apa? Karena cara berpikir kita membuat kita miskin sendiri. Coba kalau kita berpikir, yasudah seadanya dulu soalnya dana darurat belum punya, belum punya investasi segala macam, yasudah lah pakai seadanya dulu. Itu sebenarnya nggak masalah,” tegasnya.

    (fdl/fdl)

  • Cuaca Malang Raya Sabtu 31 Mei 2025: Waspadai Hujan Petir dan Udara Kabut di Sejumlah Wilayah

    Cuaca Malang Raya Sabtu 31 Mei 2025: Waspadai Hujan Petir dan Udara Kabut di Sejumlah Wilayah

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda merilis prakiraan cuaca untuk wilayah Malang Raya pada Sabtu, 31 Mei 2025. Prakiraan ini mencakup Kota Malang, Kabupaten Malang, dan Kota Batu, dengan informasi detail mengenai kondisi cuaca sejak pagi hingga dini hari Minggu, 1 Juni 2025.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa cuaca di Kota Malang pada pagi hari pukul 07.00 hingga 09.00 WIB diperkirakan berawan dan sebagian kecil wilayah mengalami hujan ringan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada siang hari sekitar pukul 13.00 WIB, Kota Malang diprediksi mengalami hujan petir. Sementara pada sore harinya, udara di kota ini tertutup kabut. Malam hari diperkirakan cuaca akan kembali membaik menjadi cerah berawan.

    Memasuki dini hari Minggu, 1 Juni 2025, cuaca tetap berawan dengan suhu harian berkisar antara 21 hingga 29 derajat celcius. Pagi hari pada Minggu juga diperkirakan masih akan terjadi hujan ringan.

    Sementara itu, di wilayah Kabupaten Malang, pada Sabtu pagi sebagian besar kecamatan akan mengalami cuaca berawan disertai hujan ringan. Udara kabut dilaporkan terjadi di wilayah Ampelgading, sedangkan Kasembon diprediksi mengalami hujan dengan intensitas sedang.

    Mulai pukul 10.00 hingga 13.00 WIB, cuaca di sebagian besar kecamatan diperkirakan berawan. Udara kabut juga terjadi di wilayah Jabung, Wagir, Ngajum, dan Ngantang. “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berawan. Sebagian lainnya cuaca udara kabut terjadi di Gondanglegi, Bantur, Gedangan. Lawang,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Pada malam hari pukul 19.00 hingga 22.00 WIB, cuaca sebagian besar wilayah Kabupaten Malang cerah berawan, namun udara kabut tetap bertahan di beberapa kecamatan seperti Pagelaran dan Pagak. Dini hari Minggu, 1 Juni 2025, diperkirakan wilayah kabupaten Malang cerah berawan, dengan hujan ringan terjadi di Poncokusumo. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 20 hingga 30 derajat celcius.

    Di Kota Batu, pada Sabtu pagi cuaca diperkirakan hujan ringan. Pada pukul 10.00 WIB hingga sore hari, cuaca cenderung berawan. Wilayah Batu, Bumiaji, dan Junrejo akan diliputi udara kabut dan berawan pada pukul 19.00 WIB. Malam harinya diperkirakan udara kabut tetap menyelimuti wilayah tersebut, sebelum akhirnya cuaca cerah berawan menjelang dini hari Minggu. Suhu harian di Kota Batu berada pada kisaran 17 hingga 26 derajat celcius.

    Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap kemungkinan hujan petir dan kabut yang berpotensi mengganggu aktivitas, terutama di wilayah dataran tinggi dan jalan-jalan utama yang rawan terganggunya jarak pandang. [dan/suf]

  • Setop Lakukan Ini kalau Nggak Mau Jadi Kelas Menengah Terus Menerus!

    Setop Lakukan Ini kalau Nggak Mau Jadi Kelas Menengah Terus Menerus!

    Jakarta

    Tak sedikit pekerja kelas menengah kerap merasa bergaji pas-pasan, hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari tanpa bisa menabung atau membeli lebih banyak aset agar bisa ‘naik kelas’ menjadi orang kaya.

    Perencana Keuangan Finansia Consulting, Eko Endarto, berpendapat daripada hanya meratapi gaji yang segitu-gitu saja, ada baiknya pekerja kelas menengah ini mulai mengatur pengeluaran agar lebih efektif dan efisien.

    Sebab selama ini menurutnya banyak pekerja yang hanya berfokus pada menambah jumlah penghasilan, padahal jumlah dana yang dikeluarkan bisa jadi terus meningkat. Alhasil seberapa besar pendapatan yang dimiliki tetap tak akan berkecukupan.

    “Kita harus tahu prosesnya dulu ya, pasti yang namanya ada yang masuk ada yang keluar. Berarti tinggal dua hal, apakah yang masuk ditambah atau yang keluar dikurangin,” terangnya kepada detikcom, Jumat (30/5/2025).

    “Nah kebanyakan dari kita selalu mikir caranya nambah-nambah terus nih. Padahal kalau yang keluar nggak, diatur berapapun nambahnya yang masuk percuma juga. Jadi kalau saya sih sarankan ya cobalah kelola dulu yang keluar. Keluar dulu nih diatur,” sambung Eko.

    Terkait cara kelola pengeluaran ini, Eko berpendapat yang bersangkutan harus terlebih dahulu memilah pengeluaran mana saja yang wajib dilakukan dan mana yang bisa ditahan. Misalkan untuk pengeluaran yang wajib seperti membayar utang, pajak atau membayar kebutuhan primer lainnya.

    Sedangkan untuk pengeluaran yang patut di tahan adalah pengeluaran yang sifatnya keinginan. Artinya jika pekerja kelas menengah tidak memilikinya, maka yang bersangkutan tetap tidak akan memiliki kendala tertentu.

    “Cuman masalahnya seringnya keinginan yang lebih besar dibandingkan kebutuhan dan kewajiban. Itu masalahnya. Katakanlah misalnya nonton film, sekarang stasiun TV sudah 40 berapa kan. Nggak kurang-kurang sebenarnya kalau cuman kita nonton, ya cuma kita milihnya harus pakai Netflix misalnya. Bukan nggak boleh, tapi di kondisi kita lagi nggak bisa ya nggak harus juga kan, ditahan dulu masih bisa gitu kan,” terang Eko.

    Senada dengan Eko, Perencana keuangan dari Tatadana Consulting, Tejasari, juga berpendapat sebaiknya pekerja kelas menengah harus mengatur pengeluaran agar bisa lebih cepat kaya. Minimal tidak membuat isi kantong pekerja jadi lebih cepat habis untuk hal-hal yang konsumtif.

    “Jadi sebenarnya kan pilihan itu banyak ya di pasaran gitu ya. Tinggal kita memilihnya menyesuaikan dengan penghasilan, nggak usah gaya-gaya tapi malang utang. Lebih baik ya sesuaikan dengan kemampuan,” kata Tejasari.

    Ia mencontohkan untuk kebutuhan moda transportasi misalnya. Jika pekerja butuh untuk memiliki motor, alangkah baiknya jika harga motor yang dibeli sesuai dengan dana yang dimiliki daripada memaksakan kehendak untuk membeli motor yang lebih mahal padahal harus mencicil.

    “Kita punya uang Rp 5 juta gitu, beli motor second juga dapet gitu, mungkin ada atau nambah dikit kali ya. Tapi ternyata kita nggak mau Rp 5 juta, mending uang itu juta untuk DP jadi beli motor yang Rp 25 juta gitu. Berarti kan sisanya harus cicil. Cicilnya dari mana? Ya dari gaji, jadi abis deh uang kita,” ucapnya.

    “Padahal kalau kita tadi beli motor dulu yang seadanya, uangnya terus kita tabung, itu kita bisa mengembangkan aset kita jadi lebih bermanfaat daripada motor. Motor harga barunya Rp 25 juta, tahun depan sudah turun jadi Rp 20 juta, tahun depannya lagi sudah semakin habis deh nilainya,” sambung Tejasari.

    Begitu juga dengan lifestyle atau pilihan produk yang dibeli. Misalkan saja untuk membeli produk rumah tangga atau kebutuhan sehari-hari, pekerja kelas menengah sebaiknya memilih produk atau brand yang lebih terjangkau daripada harus membeli brand tertentu hanya untuk gensi.

    Untuk mengetahui pengeluaran ini efektif atau hanya untuk ‘gaya hidup’ saja, Tejasari menyarankan untuk membuat budgeting atau kas pengeluaran sehari-hari. Dari sana yang bersangkutan bisa melihat dengan lebih baik pengeluaran apa saja yang sudah efektif dan mana yang masih ‘bengkak’.

    “Jadi caranya adalah coba kita bikin semacam budget lah. Kita perlu telusuri sebenarnya pengeluaran kita tuh setiap bulannya kemana saja sih. Kadang-kadang kita jadi terkaget-kaget tuh. ‘Wah, aku habis berapa juta cuma buat makan’ misalnya, atau cuma buat subscribe, ternyata ada 10 apa saja tuh disubscribe semuanya ya. Mulai dari Netflix lah, apalah, segala rupa,” paparnya.

    “Itu yang membuat kita jadi nggak pernah bisa kaya. Karena apa? Karena cara berpikir kita membuat kita miskin sendiri. Coba kalau kita berpikir, yasudah seadanya dulu soalnya dana darurat belum punya, belum punya investasi segala macam, yasudah lah pakai seadanya dulu. Itu sebenarnya nggak masalah,” tegasnya.

    (igo/fdl)