kab/kota: Malang

  • Tanpa Penyesalan, Menuju Kampus yang Lebih Fleksibel

    Tanpa Penyesalan, Menuju Kampus yang Lebih Fleksibel

    Malang (beritajatim.com) – Satu hal yang menyatukan Izzul dan Faris adalah ketiadaan penyesalan. Pilihan mereka untuk menjadi barista, sambil tetap menyelesaikan studi (dan bahkan berprestasi dalam kasus Faris), adalah keputusan sadar yang dijalani dengan penuh rasa syukur.

    “Menyesal sih tidak ada. Saya berjalan sesuai kemauan saya sendiri dan saya bangga atas hal itu,” tegas Izzul.

    Faris juga menggemakan hal yang sama. “Sama sekali enggak nyesel. Justru bersyukur banget karena bisa punya kesempatan jadi barista sekaligus tetap aktif di debat. Saya malah dapat perspektif baru yang mungkin enggak saya dapat kalau cuma stay di UKM,” ungkap dia.

    Fenomena ini adalah pesan kuat bagi institusi pendidikan. Bahwa mahasiswa modern memiliki kebutuhan dan aspirasi yang semakin beragam. Kampus tidak bisa lagi hanya memfasilitasi jalur-jalur pengembangan diri yang konvensional. Izzul berharap kampus bisa lebih proaktif.

    “Meskipun kita dikasih kemerdekaan belajar, seharusnya kampus juga perlu memperhatikan, memberikan ruang-ruang kepada mahasiswa untuk bisa menampung dan mengasah skill-nya lebih lanjut,” kata Izzul.

    Harapan Faris menjadi penutup yang merefleksikan semangat generasi baru ini. Ia mendambakan budaya kampus yang lebih cair dan terbuka untuk segala jenis minat.

    “Soalnya mahasiswa sekarang itu bermacam-macam banget. Ada yang suka organisasi, ada yang suka nge-freelance, ada juga yang kayak saya. Semua itu keren dan punya manfaatnya sendiri,” ujarnya.

    Lalu ia menambahkan sebuah nasihat bijak yang mungkin terdengar nyeleneh, namun sarat makna.“Satu lagi, mahasiswa itu harus banyakin main. Karena kalau serius terus nanti stres ujung-ujungnya. Dari ‘main’ itu kita dapat pengalaman baru, seringkali muncul ide-ide keren juga. Jadi, belajar itu harus, tapi jangan lupa buat hidup juga.”

    Pada akhirnya, pergeseran dari gema orasi ke aroma kopi bukanlah tentang kematian aktivisme. Ini adalah tentang kelahiran definisi baru dari kata ‘produktif’ dan ‘relevan’.

    Mahasiswa Malang, dan mungkin juga di kota lain, sedang menunjukkan bahwa belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas atau ruang rapat, tapi juga di balik meja barista yang sibuk, di mana setiap cangkir kopi yang disajikan adalah pelajaran tentang kerja keras, kemandirian, dan kehidupan itu sendiri.

    Aktivisme mungkin tak lagi satu-satunya panggung yang seksi, karena kini, menjadi mandiri adalah bentuk aktivisme yang paling nyata bagi diri sendiri. [dan/beq]

  • Kesenjangan Gaya Hidup dan Perubahan Identitas

    Kesenjangan Gaya Hidup dan Perubahan Identitas

    Malang (beritajatim.com) – Pilihan untuk terjun ke dunia kerja paruh waktu secara tak terhindarkan menciptakan sebuah kesenjangan gaya hidup. Ritme hidup seorang aktivis dan seorang barista berjalan di dua jalur yang berbeda.

    Faris menggambarkannya dengan sangat jernih. “Kalau di organisasi biasanya kan sibuk rapat, acara kampus, terus networking formal. Sementara sebagai barista, kita lebih terbiasa dengan dunia kerja yang praktis, ritme yang cepat, dan ketemu banyak orang dari latar belakang yang berbeda, nggak cuma mahasiswa aja,” kata dia.

    Citra yang terbangun pun berbeda. Menurutnya, mahasiswa aktif organisasi seringkali dipandang lebih serius, prestisius, dan dianggap sudah punya tujuan hidup yang jelas. “Mereka itu lebih identik sama jas almamater, rapat, dan acara formal kampus,” katanya.

    “Sementara mahasiswa yang jadi barista itu kadang dipandang lebih santai,” lanjutnya. “Tapi sebenarnya mereka itu juga punya mental kerja yang kuat. Mereka belajar tanggung jawab langsung di lapangan. Padahal kalau menurut saya, dua-duanya keren, cuma beda jalur aja.”

    Pergeseran ini bukan berarti kehilangan identitas, melainkan sebuah evolusi. Faris lebih suka menyebutnya sebagai shifting identity.

    “Dulu identitas saya lebih ke arah anak yang suka diskusi, sibuk rapat, bikin proposal. Sejak masuk ke dunia perkopian, saya ngerasa identitasnya lebih santai, lebih terbuka, dan lebih relatable ke banyak orang, nggak cuma circle kampus aja. Jadi bukan kehilangan identitas, tapi lebih kayak shifting aja dari yang serba terstruktur ke arah yang lebih organik,” paparnya. [dan/beq]

  • Panggung Baru di Balik Meja Bar

    Panggung Baru di Balik Meja Bar

    Malang (beritajatim.com) – Jika organisasi menawarkan pelajaran tentang kepemimpinan dan birokrasi, maka kedai kopi menawarkan universitas kehidupan dalam skala mikro. Di sinilah para mahasiswa ini menemukan ruang ekspresi, laboratorium bisnis, dan pelajaran tentang kemanusiaan yang sesungguhnya.

    Bagi Izzul, menjadi barista adalah linearitas sempurna dari ilmunya di bangku kuliah. “Di dunia kopi itu saya jelas mendapatkan banyak hal-hal yang lebih nyata tentang implementasi teori dan kajian yang saya dapatkan di kampus. Sehingga kepuasan itu menjadi nilai tambah,” jelasnya.

    Ia tidak lagi hanya membahas teori manajemen di kelas, tetapi mempraktikkannya langsung: mengelola stok, melayani pelanggan dengan karakter beragam, hingga ikut campur dalam strategi bisnis kedai.

    Di sisi lain, Faris menemukan kebebasan berekspresi yang mungkin sulit didapatkan dalam struktur organisasi yang kaku. “Di barista itu benar-benar ngasih ruang ekspresi yang lebih fleksibel dan bebas. Di balik bar, saya juga bisa melakukan eksplorasi, mencoba kombinasi baru, bahkan saya bisa membuat signature drink versi diri saya sendiri,” tuturnya dengan antusias.

    Baginya, menjadi barista bukan sekadar pekerjaan, melainkan sebuah seni. Ini adalah kanvas untuk kreativitas yang dinamis, sebuah pelarian dari struktur formal menuju sesuatu yang lebih organik dan personal. Panggung ini juga mengajarkan kemandirian yang nyata, sesuatu yang menjadi mata uang paling berharga di era ini.

    “Saya merasa lebih mandiri dan somehow lebih relevan sama zaman sekarang,” ungkap Faris. “Ada rasa bangga aja sih, karena bisa berdiri di kaki sendiri, tetap produktif. Itu semua bikin saya ngerasa nyambung sama realitas sekarang.”

    Izzul mengamini sentimen ini. “Kalau merasa keren, ya enggak sih. Cuma saya merasa lebih mandiri, lebih diinginkan untuk bisa bertarung di hadapan dunia yang keras. Masyarakat menuntut cowok juga harus bisa menghasilkan duit, belajar cari duit sedini mungkin,” kata dia. [dan/beq]

  • Gengsi Aktivis Mahasiswa yang Mulai Dipertanyakan

    Gengsi Aktivis Mahasiswa yang Mulai Dipertanyakan

    Malang (beritajatim.com) – Menjadi aktivis kampus pernah merupakan jalan emas. Relasi luas, pengalaman memimpin, dan portofolio kegiatan yang mentereng dianggap sebagai modal utama untuk masa depan. Izzul, mahasiswa semester akhir Administrasi Bisnis, merasakan betul aura itu. Ia pernah terjun total di beberapa organisasi intra kampus, termasuk BEM Universitas dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM).

    “Pengalaman organisasi tentunya bisa menambah wawasan, memahami dinamika kekampusan, serta menguaknya dengan bijak melalui sudut pandang seorang organisator,” kenang Izzul. Baginya, organisasi adalah kawah candradimuka yang menempa wawasan dan jaringan.

    Namun, seiring berjalannya waktu, tuntutan zaman terasa lebih mendesak. Desakan itu, menurut Izzul, harus dijawab dengan persiapan kemandirian sedini mungkin. Di sinilah letak persimpangan itu. Panggilan untuk menjadi mandiri secara finansial dan praktis terasa lebih nyaring daripada panggilan rapat koordinasi.

    “Sejak kerja menjadi seorang barista, identitas sebagai aktivis itu perlahan hilang,” akunya jujur. “Dulu, habis kuliah ada waktu luang untuk kumpul dengan teman membahas koordinasi. Sekarang, waktu itu dipakai untuk mengirit tenaga biar saat shift kerja bisa lebih fresh dan segar.”

    Faris, yang bahkan masih aktif dan berprestasi di UKM Debat, juga melihat perubahan ini. Ia tidak menampik bahwa organisasi tetap penting namun lanskap pilihan bagi mahasiswa kini jauh lebih luas dan beragam.

    “Menurut saya, dunia organisasi itu masih sangat relevan,” tegas Faris. “Tapi, mahasiswa sekarang punya lebih banyak pilihan dan cara untuk berkembang. Mereka bisa memilih komunitas informal, proyek kolaboratif, atau bahkan kerja paruh waktu yang fleksibel seperti saya.”

    Pernyataannya menyiratkan sebuah kebenaran baru: jalur pengembangan diri tidak lagi tunggal. Prestise aktivisme yang dulu tak tertandingi, kini harus berbagi panggung dengan pengalaman kerja praktis yang menawarkan keuntungan berbeda, namun tak kalah berharga. [dan/beq]

  • Ketika Aroma Kopi Menggeser Gema Orasi

    Ketika Aroma Kopi Menggeser Gema Orasi

    Malang (beritajatim.com) – Pemandangan sore di kafe-kafe Kota Malang kini tak hanya diisi oleh tawa dan obrolan santai. Di balik meja bar, tangan-tangan terampil mahasiswa meracik espresso, bukan lagi mengepalkan tangan di podium orasi. Fenomena ini memicu pertanyaan besar: Apakah aktivisme kampus dengan segala idealismenya mulai kehilangan pamor, digeser oleh realita kemandirian dan secangkir kopi?

    Dunia kemahasiswaan yang dulu identik dengan rapat BEM hingga larut malam, diskusi alot, dan jas almamater kebanggaan, kini mendapat penantang baru. Bukan ideologi lain, melainkan celemek barista dan aroma biji kopi yang menjanjikan kemandirian finansial sekaligus ruang ekspresi yang lebih personal.

    Dua mahasiswa dari kampus ternama di Malang, Izzul dan Faris, berbagi kisah mereka menavigasi dua dunia ini. Pilihan mereka seolah menjadi cerminan pergeseran paradigma mahasiswa ideal di era sekarang.

    Muhammad Izzul Haq, mahasiswa semester akhir Universitas Islam Malang (Unisma), tidak ragu saat dihadapkan pada pilihan itu. “Secara jelas saya memilih menjadi barista,” tegas dia saat berbincang dengan beritajatim.com.

    Bagi Izzul, ini bukan sekadar lari dari kompleksitas dunia aktivis. Sebaliknya, ini adalah cara proaktif mempersiapkan diri menghadapi tantangan zaman. Ia pernah merasakan denyut nadi pergerakan sebagai anggota Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas (BEM U) dan Lembaga Pers Mahasiswa (LPM). Baginya, organisasi memberinya wawasan, relasi, dan pemahaman dinamika kampus.

    Namun, dunia di balik mesin kopi menawarkan sesuatu yang lebih konkret. “Di dunia kopi itu saya jelas mendapatkan banyak hal yang lebih nyata, tentang implementasi teori, implementasi kajian-kajian yang saya dapatkan di kampus,” ungkap mahasiswa Administrasi Bisnis ini.

    Barista menjadi laboratorium praktiknya, tempat ia bisa berinovasi dan ikut andil dalam manajemen bisnis secara langsung. Kesenjangan terbesar yang ia rasakan adalah soal waktu.

    “Waktu main-main seorang barista ini berkurang, jadi dia harus lebih fokus antara kuliah dan menjadi seorang barista,” akunya. Sebuah harga yang harus dibayar untuk kematangan yang lebih cepat.

    Berbeda dengan Izzul yang sepenuhnya beralih, Faris dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menjalani keduanya. Ia adalah seorang barista yang gandrung pada dunia kopi, sekaligus seorang pendebat ulung yang masih aktif di UKM Debat, WMM Debating Society.

    Kecintaannya pada debat terbayar lunas. Impiannya sejak SMA untuk menjuarai National University Debating Championship (NUDC) terwujud.

    “Alhamdulillah meskipun tidak menjadi champion pada tahun 2023, saya bisa menjuarai NUDC pada kategori novice dan saya dapat juara tiga,” tuturnya bangga. [dan/beq]

  • Prakiraan Cuaca Hari Ini 16 Juni 2025, Kota Malang Berawan Kota Batu Kabut

    Prakiraan Cuaca Hari Ini 16 Juni 2025, Kota Malang Berawan Kota Batu Kabut

    Malang (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan cuaca Malang Raya pada Senin 16 Juni 2025 di wilayah kabupaten dan kota Malang.

    BMKG Juanda melaporkan bahwa kota Malang pagi hari mulai pukul 07.00 sampai 09.00 WIB cuaca cerah kemudian cerah berawan. “Memasuki pukul 10.00 cuaca di kota Malang cuaca masih cerah berawan,” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Cuaca udara kabut terjadi pada siang hari pukul 13.00 WIB. Sore hari cuaca di kota Malang cuaca masih berkabut. Malam hari cuaca di kota Malang cuaca masih berkabut.

    Hari Selasa (17/6/2025) dini hari cuaca di Malang cuaca cerah. Suhu di kota Malang selama satu hari penuh berada pada rentan 20 sampai 32 derajat celcius. Pagi hari cuaca cerah.

    Sementara itu, wilayah Kabupaten Malang pada Senin (16/6/2025) pagi hari sebagian besar kecamatan cuaca sebagian hujan ringan dan cerah berawan. Cuaca hujan ringan terjadi di Ampelgading, Jabing, Karangploso, Kasembon, Ngantang, Poncokusumo, Pujon.

    Kemudian, pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB cuaca cuaca cerah dan cerah berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Karangploso, Pujon, Dau, Lawang, Singosari.

    “Pukul 16.00 WIB diperkirakan cuaca sebagian besar kecamatan di kabupaten Malang cuaca berkabut dan berawan. Cuaca udara kabut terjadi di Karangploso, Lawang, Pagelaran, Wajak, ” dikutip dari laman resmi BMKG Juanda.

    Malam hari pukul 19.00 WIB sampai pukul 22.000 cuaca berawan. Cuaca udara kabut terjadi di karangploso, Dau, Jabung, Ngantang, Poncokusumo, Pagelaran, dan Pujon.

    Dini hari Selasa (17/6/2025) wilayah di kabupaten Malang cuaca berawan dan sebagian hujan ringan cerah berawan dan berawan. Cuaca hujan ringan terjadi di Karangploso, Singosari, Poncokusumo, Kasembon, dan Pujon. Suhu dengan kondisi tersebut selama sehari berada pada rentan angka 21 sampai 33 derajat celcius.

    Kota Batu pada Senin 16 Juni 2025 pagi hari diperkirakan cuaca cerah berawan. Pukul 10.00 WIB cuaca udara kabut. Cuaca kabut terjadi pada siang hari. Sore hari cuaca berawan.

    Kota Batu yang meliputi Batu, Bumiaji, dan Junrejo cuaca berawan terjadi pada pukul 19.00. Kemudian malam hari cuaca udara kabut. Dini hari Selasa, 17 Juni 2025 cuaca hujan ringan. Pagi hari pukul 07.00 WIB cuaca cerah berawan. Suhu berada pada rentan 16 – 32 derajat celcius. (dan/ted)

  • Awal Mula Terungkapnya Bocah Disiksa Orang Tua di Pasar Kebayoran Lama

    Awal Mula Terungkapnya Bocah Disiksa Orang Tua di Pasar Kebayoran Lama

    Jakarta

    Nasib malang dialami bocah perempuan berinisial MK (7) yang ditemukan dalam kondisi mengenaskan di lorong Pasar Kebayoran Lama, Jakarta Selatan. Ia diduga menjadi korban kekerasan dan penelantaran oleh orang tuanya.

    Diketahui MK ditemukan pada Rabu (11/6/2025) pagi oleh warga. Saat ini, kasus tersebut tengah diselidiki Polisi.

    Ditemukan di Lorong Pasar

    Awalnya, warga mengira anak tersebut hanya menumpang tidur dan dibiarkan. Namun, seorang pemilik kios bernama Asep (40) curiga karena bocah itu tetap terbaring lemas saat pagi hari menjelang kios buka.

    “Dia tuh dalam kondisi begitu, terbaring di atas kardus,” ujar Asep, Sabtu (14/6). MK ditemukan persis di depan kios optik dengan kondisi lorong sempit dan minim pencahayaan. Ia tak kunjung beranjak hingga akhirnya petugas Satpol PP Kebayoran Lama yang berpatroli datang dan mengevakuasinya.

    Kondisi Penuh Luka dan Kelaparan

    Saat ditemukan, MK terlihat kurus kering, lemas, dan mengalami luka serius di sekujur tubuh. Beberapa luka di tubuhnya bahkan menunjukkan tanda-tanda bekas penyiksaan. Ia juga dalam kondisi kelaparan.

    “Dia bilang ‘Om, laper’,” ungkap Asep, yang langsung memberinya roti.

    “Katanya ‘Om, ikut Om aja ya. Om punya kasur nggak di rumah?’” tutur Asep dengan nada lirih. Warga pasar yang melihat MK pun ikut terenyuh. “Banyak ibu-ibu yang nangis lihat kondisinya,” kata Asep.

    Disiksa dan Ditelantarkan Ayah

    Menurut pengakuan MK, ia telah disiksa oleh ayah kandungnya sendiri. Hal ini membuatnya enggan pulang.

    “Dia bilang, ‘nggak mau, bapak saya jahat, pulang sama Om aja,’” ujar Asep menirukan ucapan MK.

    Pihak kepolisian menyatakan kasus ini sedang dalam proses penelusuran.

    “Kami akan melakukan berbagai upaya untuk menemukan identitas anak dan keluarganya. Proses penegakan hukum berjalan,” kata Direktur PPA-PPO Bareskrim Polri Brigjen Nurul Azizah, Minggu (15/6).

    Korban Dirawat di RS

    Setelah dievakuasi, MK sempat dirawat di RSUD Kebayoran Lama sebelum dipindahkan ke RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur. Saat ini, kondisi MK mulai membaik dan tengah dalam proses pemulihan.

    “Alhamdulillah kondisi anak membaik dan tim medis telah merencanakan beberapa tindakan untuk pemulihan,” ujar Direktur Tindak Pidana PPA-PPO Bareskrim Polri, Brigjen Nurul Azizah.

    Tim medis yang menangani MK terdiri dari enam dokter. Ia juga menjalani operasi akibat tulang lengannya yang patah dan menonjol. Hingga kini, belum ada anggota keluarga yang datang menjenguk.

    Polri bersama pemangku kepentingan terus memberikan pendampingan terhadap MK untuk memastikan keselamatan, perlindungan, dan pemulihan secara menyeluruh.

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Meski Anggaran Pusat Terbatas, Pemkab Blitar Ajukan Perbaikan 11 Jalan dan 4 Jembatan

    Meski Anggaran Pusat Terbatas, Pemkab Blitar Ajukan Perbaikan 11 Jalan dan 4 Jembatan

    Blitar (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Blitar mengusulkan perbaikan 11 jalan dan 4 jembatan ke pemerintah pusat.

    Hal ini dilakukan karena keterbatasan anggaran yang dialami oleh Pemkab Blitar.

    Kepala Bidang Bina Marga Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Blitar, Hamdan Zulkifli Kurniawan menjelaskan perbaikan 11 ruas jalan dan 4 jembatan tersebut membutuhkan anggaran mencapai Rp378 miliar.

    Nilai itu cukup besar, dianggap terlalu besar oleh Pemerintah Kabupaten Blitar. Sehingga Pemkab Blitar berusaha mencari solusi yang dengan mengajukan perbaikan 11 jalan dan 4 jembatan tersebut ke pemerintah pusat.

    “Kami sudah mengusulkan perbaikan 11 ruas jalan & 4 jembatan ke pemerintah pusat atau Kementerian PUPR karena membutuhkan anggaran besar hingga Rp378 miliar,” ungkap Hamdan, Minggu (15/06/2025).

    Jalan yang telah diusulkan perbaikan ke pemerintah pusat ini mayoritas merupakan jalur sirip menuju JLS (jalur lintas selatan) mulai dari Binangun, Tambakrejo, Tumpak kepuh-Bululawang, Kaligambang, Peh Pulo.

    Selain itu ada pula jalan lain seperti di Candirejo Ponggok yang sempat ramai dikeluhkan warga, Wlingi, hingga Desa Semen perbatasan Malang.

    “Tidak hanya 11 ruas jalan, kata dia, Pemkab Blitar juga mengusulkan perbaikan 4 jembatan, seperti Jembatan Ngeni, Jembatan Kalisuki Binangun, Jembatan Bakung dan Jembatan Ngembul,” tegasnya.

    Anggaran perbaikan jalan dan infrastruktur Kabupaten Blitar tahun 2025 ini turun hingga 50 persen lebih. Pada tahun 2025 ini, anggaran perbaikan jalan di Kabupaten Blitar hanya sebesar Rp60 miliar.

    Jumlah tersebut memang lebih kecil jika dibandingkan tahun 2024 lalu. Dimana pada tahun 2024 lalu anggaran perbaikan jalan dan infrastruktur Kabupaten Blitar mencapai Rp110 miliar.

    Tentu kondisi ini membuat Pemkab Blitar bingung. Karena kerusakan jalan yang ada di Bumi Penataran kian memburuk dan perlu dilakukan perbaikan. Kini sebagai upayanya, Pemkab Blitar berusaha melobi pemerintah pusat agar mau ikut membantu perbaikan jalan.

    “Dalam waktu dekat Dinas PUPR Kabupaten Blitar juga kembali melakukan audiensi dengan Kementerian PUPR untuk update progres usulan ini. Hamdan berharap usulan ini bisa disetujui oleh pemerintah pusat,” tegasnya. [owi/aje]

  • Profil Gamal Albinsaid, Inovator Bidang Kesehatan di Komisi X DPR RI

    Profil Gamal Albinsaid, Inovator Bidang Kesehatan di Komisi X DPR RI

    Jakarta, Beritasatu.com – Gamal Albinsaid adalah sosok inspiratif yang dikenal luas sebagai inovator di bidang kesehatan. Kini, ia mengemban amanah baru sebagai anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

    Perjalanan hidupnya yang sarat nilai kemanusiaan dan kepedulian sosial menjadi pijakan utama dalam kiprahnya di dunia politik. Berikut profil lengkapnya!

    Sosok Gamal Albinsaid

    Lahir di Kota Malang pada 8 September 1989, Gamal Albinsaid menempuh pendidikan dasar hingga menengah di kampung halamannya. Ia merupakan alumnus Madrasah Ibtidaiyah Jendral Sudirman, SMP Negeri 3 Malang, dan SMA Negeri 3 Malang.

    Lulus pada tahun 2007, Gamal melanjutkan pendidikan di Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya dan menyelesaikan program magister di universitas yang sama.

    Kiprah Inovatif di Bidang Kesehatan

    Nama Gamal Albinsaid mulai dikenal publik berkat dedikasinya dalam menciptakan solusi kesehatan berbasis sosial. Ia adalah pendiri Klinik Asuransi Sampah, InMed, Siapapeduli.id, dan sejumlah platform inovatif lainnya.

    Gagasan-gagasan tersebut muncul dari pengalaman menyentuh, yakni kisah seorang anak pemulung yang meninggal dunia karena diare lantaran tidak mampu mengakses layanan kesehatan.

    Komitmen kuat Gamal terhadap pelayanan kesehatan yang merata membuatnya diganjar berbagai penghargaan, baik nasional maupun internasional.

    Salah satu penghargaan paling bergengsi yang diraihnya adalah HRH The Prince of Wales Young Sustainability Entrepreneur Award pada tahun 2014, yang diserahkan langsung oleh Pangeran Charles di Inggris.

    Langkah Politik di Kursi DPR

    Tahun 2024 menjadi tonggak baru dalam perjalanan hidup Gamal Albinsaid. Ia memutuskan terjun ke dunia politik dengan mencalonkan diri sebagai anggota legislatif dari dapil Jawa Timur V melalui PKS.

    Berbekal rekam jejak positif dan gagasan-gagasan progresif, Gamal berhasil meraih 110.385 suara, yang mengantarkannya duduk di Komisi X DPR RI. Komisi ini membidangi sektor pendidikan, olahraga, kebudayaan, serta riset dan teknologi, yang sejalan dengan kepedulian Gamal selama ini.

    Sebagai anggota legislatif, Gamal Albinsaid berharap dapat terus membawa perubahan positif, khususnya dalam bidang pendidikan dan kesehatan. Ia percaya bahwa kebijakan yang berpihak pada rakyat kecil dapat memperbaiki kualitas hidup masyarakat secara menyeluruh.

    Perjalanan Gamal Albinsaid dari seorang dokter muda hingga menjadi anggota Komisi X DPR RI menunjukkan bahwa kepedulian sosial dapat menjadi kekuatan besar dalam membawa perubahan. Dengan rekam jejak inovatif dan dedikasi tinggi, diharapkan Gamal dapat terus menjadi motor penggerak perubahan yang berdampak luas bagi Indonesia.

  • Tarif Tol Pandaan-Malang Mau Naik, Ini Rinciannya

    Tarif Tol Pandaan-Malang Mau Naik, Ini Rinciannya

    Jakarta

    Salah satu ruas Tol Trans Jawa tarifnya bakal disesuaikan dalam waktu dekat. Tol yang dimaksud adalah Tol Pandaan-Malang.

    Tol sepanjang 38,5 Km itu tarifnya bakal naik sesuai dengan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 602/KPTS/M/2025. Kenaikan tarif tol ini sudah diumumkan langsung oleh PT Jasamarga Pandaan Malang lewat akun Instagram @tolpandaanmalang.

    “Berdasarkan Keputusan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 602/KPTS/M/2025 dalam waktu dekat akan diberlakukan penyesuaian tarif Ruas Jalan Tol Pandaan-Malang,” tulis pengumuman yang diunggah Jasamarga Pandaan Malang, dikutip Minggu (15/6/2025).

    Meski belum diumumkan kapan tepatnya tarif akan naik, daftar tarif baru jalan tol tersebut sudah diumumkan. Berikut ini daftar tarif tol dari Gerbang Tol Pandaan ke semua gerbang tol yang ada:

    Pandaan-Purwodadi
    Golongan I: Rp 15.500
    Golongan II: Rp 23.000
    Golongan III: Rp 23.000
    Golongan IV: Rp 31.000
    Golongan V: Rp 31.000

    Pandaan-Lawang
    Golongan I: Rp 23.500
    Golongan II: Rp 35.000
    Golongan III: Rp 35.000
    Golongan IV: Rp 46.500
    Golongan V: Rp 46.500

    Pandaan-Singosari
    Golongan I: Rp 30.500
    Golongan II: Rp 45.500
    Golongan III: Rp 45.500
    Golongan IV: Rp 61.000
    Golongan V: Rp 61.000

    Pandaan-Pakis
    Golongan I: Rp 35.000
    Golongan II: Rp 52.500
    Golongan III: Rp 52.500
    Golongan IV: Rp 70.500
    Golongan V: Rp 70.500

    Pandaan-Malang
    Golongan I: Rp 38.500
    Golongan II: Rp 57.500
    Golongan III: Rp 57.500
    Golongan IV: Rp 76.500
    Golongan V: Rp 76.500

    (acd/acd)