kab/kota: Malang

  • Kronologi jatuhnya bocah dari bus di Tol Jakarta Barat

    Kronologi jatuhnya bocah dari bus di Tol Jakarta Barat

    Jakarta (ANTARA) – Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya mengungkapkan kronologi seorang bocah yang terjatuh dari bus di Jalan Tol Joglo, Jakarta Barat.

    Kepala Satuan Patroli Jalan Raya (PJR) Polda Metro Jaya, Kompol Dhanar Dono menjelaskan kejadian tersebut terjadi pada Senin (30/6) di Jalan Tol JORR KM 12 (A) lajur 3 sekitaran Joglo, Jakarta Barat.

    “Kendaraan bus yang bertulis Mabes AD melaju dari arah Meruya ke arah Ciledug, kemudian setiba di TKP terlihat ada anak kecil yang terjatuh dari sisi kanan bus tersebut,” ucapnya saat dikonfirmasi di Jakarta, Selasa.

    Peristiwa tersebut terungkap berdasarkan rekaman dashcam (kamera yang terpasang di dashboard) mobil minibus yang berada di belakang bus tersebut.

    “Selanjutnya pengemudi minibus menolong anak yang jatuh tersebut dan dibawa sampai KM14 A (wilayah Ciledug) untuk diserahkan lagi ke kru bus dan kemudian bus tersebut melanjutkan perjalanan,” katanya.

    Dhanar menambahkan pihaknya telah melakukan pengecekan TKP, memeriksa dan mencari identitas pengemudi dan kendaraan.

    “Juga telah melakukan koordinasi dengan Danton Rantis Mabes AD,” jelasnya.

    Sebelumnya beredar sebuah video yang diunggah melalui akun media sosial Instagram melalui akun @dashcam_owners_indonesia, di dalam video tersebut terlihat anak tergeletak di jalanan.

    “Alhamdulillah, suami saya masih dilindungi oleh Allah, tidak menabrak anak kecil yang malang itu,” tulis akun tersebut.

    Pengunggah video tersebut juga mengingatkan kepada para orang tua untuk selalu menjaga anaknya saat berada di dalam kendaraan

    Pewarta: Ilham Kausar
    Editor: Syaiful Hakim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • BPS Jatim catat harga cabai hingga mobil dorong inflasi 0,43 persen

    BPS Jatim catat harga cabai hingga mobil dorong inflasi 0,43 persen

    Inflasi bulan ke bulan Jawa Timur pada Juni 2025 sebesar 0,43 persen

    Surabaya, Jawa Timur (ANTARA) – Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Timur mencatat inflasi sebesar 0,43 persen (month-to-month/mtm) pada Juni 2025 karena naiknya harga komoditas mulai dari cabai rawit, beras, bawang merah, tomat, emas perhiasan, telur ayam ras, kacang panjang, cabai merah, daging ayam ras, terong, mobil dan jagung manis.

    “Inflasi bulan ke bulan Jawa Timur pada Juni 2025 sebesar 0,43 persen,” kata Kepala BPS Jawa Timur Zulkipli dalam konferensi pers di Surabaya, Jawa Timur, Selasa.

    Secara rinci untuk cabai rawit mengalami inflasi sebesar 0,10 persen, beras sebesar 0,06 persen, bawang merah dan tomat masing-masing sebesar 0,04 persen dan telur ayam ras sebesar 0,03 persen.

    Kemudian, kacang panjang dan cabai merah masing-masing mengalami inflasi sebesar 0,02 persen serta daging ayam ras, terong dan jagung manis masing-masing sebesar 0,01 persen.

    Zulkipli menjelaskan harga beras naik lantaran telah berakhirnya masa panen raya padi sedangkan untuk cabai rawit dan cabai merah besar pada Juni kembali ke harga normal setelah turun selama satu hingga dua bulan.

    Untuk harga tomat yang naik diakibatkan oleh curah hujan yang tinggi di sebagian wilayah sehingga memberikan dampak terhadap pertumbuhan tanaman tomat menjadi rentan terhadap serangan penyakit.

    Selain itu, Zulkipli mengatakan aksi demonstrasi menolak aturan Over Dimension Over Loading (ODOL) di Jatim pada akhir Juni telah menyebabkan terganggunya distribusi beberapa bahan pangan sehingga terdapat keterbatasan stok bahan pangan yang tentunya telah memicu kenaikan harga.

    Dengan terjadinya inflasi pada Juni itu maka inflasi tahun kalender Juni 2025 terhadap Desember 2024 sebesar 1,32 persen (year-to-date/ytd) dan inflasi tahun ke tahun (yoy) Juni 2025 terhadap Juni 2024 sebesar 2,02 persen.

    Sementara dari dari 11 kabupaten/kota keseluruhannya mengalami inflasi dengan yang tertinggi terjadi di Banyuwangi yakni mencapai 0,63 persen sedangkan lainnya seperti Sumenep 0,62 persen, Bojonegoro 0,57 persen, Gresik 0,48 persen.

    Berikutnya Jember 0,48 persen, Kota Kediri 0,46 persen, Kota Malang 0,38 persen, Probolinggo 0,37 persen, Surabaya 0,36 persen, Kota Madiun 0,33 persen, dan Tulungagung 0,3 persen.

    Pewarta: Astrid Faidlatul Habibah
    Editor: Agus Salim
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • 4
                    
                        Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak
                        Surabaya

    4 Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak Surabaya

    Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak
    Tim Redaksi
    URABAYA, KOMPAS.com
    – Anak nenek
    Nasikah
    (74), Fitriya bersama saudaranya, Sri Rahayu (42) menceritakan awal mula mereka berniat menitipkan sang ibu ke Griya
    Lansia
    Husnul Khatimah
    Malang
    .
    Kisah dua anak asal Surabaya yang menitipkan ibunya ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang ini viral setelah diunggah Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra ke media sosial.
    “Dua anak kandung buang ibunya ke Griya Lansia, Sidoarjo, Jumat 27 Juni 2025. Jangan nangis dengan berita ini… dalam draft yang ditandatangani, jika beliau ini tutup usia, maka dua anaknya nggak perlu dikabari,”
    tulis Arief.
    Fitriya dan Sri Rahayu dihujat
    netizen
    karena dituding membuang ibunya. Namun, dia membantah karena dia berniat menitipkan dan berjanji akan sering dijenguk.
    Fitriya pun membeberkan alasan dia dan saudaranya berniat menitipkan ke Griya Lansia
    Mulanya, keluarga besar Nasikah memiliki rumah di kawasan Babatan, Surabaya.
    Namun, karena saudaranya terjerat utang maka tanahnya dijual.
    Kemudian, Nasikah dan keluarganya menempati sebuah rumah di Kecamafan Mojo, Surabaya. Namun, Nasikah tidak betah dan ingin kembali ke Babatan.
    “Emak dan adik saya enggak betah, minta balik ke Babatan. Karena di sini sudah tidak ada tanah, maka emak saya ngekos,” kata Fitriya saat diwawancara Kompas.com, Senin (30/6/2025).
    Saat masih bisa berjalan, Nasikah bekerja sebagai pencabut rumput di lahan yang tak jauh dari kosnya.
    Namun, suatu hari dia mengalami gangguan kesehatan sepulang kerja hingga tidak bisa berjalan.
    “Terus ibu saya bawa pulang ke Mulyorejo, ke rumah saya. Lah di sana ibuku suka ngesot (merangkak) ke luar rumah sampai mau keluar jalan raya. Digendong balik lagi ke rumah, gitu terus,” tuturnya.
    Rumahnya yang hanya berukuran 4×4 meter itu ditinggali oleh lima kepala selama dua tahun dan dinilai terlalu sesak.
    Begitupun yang dirasakan oleh anak pertamanya Nasikah, Sri Rahayu yang masih tinggal dengan mertuanya.
    Oleh karena itu, mereka berniatan menetapkan menitipkan Nasikah ke tempat lain. Sebab, anak ketiganya sudah meninggal.
    Tahun 2024, Fitriya berencananya menitipkan Nasikah ke Rumah Sosial milik Pemprov Jatim.
    Namun, tidak setujui karena masih memiliki keluarga dan terikat dengan Perwali Kota Surabaya.
    “Kan ada anak, meskipun tidak punya rumah enggak bisa diterima. Akhirnya saya dapat info dari teman soal Griya Lansia,” ujarnya.
    Dia mendapat informasi jika menitipkan ke Griya Lansia tidak dipungut biaya dan akan dirawat dengan baik. Akhirnya, Fitriya pun menghubungi Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra.
    “Enak gratis, ternyata benar diterima dengan baik tapi ujung-ujungnya dikontenin dengan judul seperti itu. Sebenarnya tidak begitu Mbak,” ujarnya.
    Fitriya mengatakan bahwa dia berniat meminta tolong untuk menitipkan ibunya. Namun, dia kecewa lantaran Arief Camra memberikan narasi “buang”.
    “Saya niatan ke saya cuma minta bantuan untuk menitipkan ibu. Tapi kok ternyata itu diviralkan dengan caption membuang,” tuturnya.
    Fitriya juga menjelaskan bahwa di perjanjian awal, pihak keluarga akan dikabari jika terjadi sesuatu pada Nasikah. Namun, Arief bilang dalam videonya tidak akan dikabari bahkan ketika meninggal.
    “Tidak akan dikabari itu bahasa kasarnya gitu, dalam surat itu tidak ada membuang. Supaya keluarga lain tidak ada yang berniatan untuk nitip ke sana. Aslinya bisa dijenguk dan dikabari,” ucap Fitriya.
    Perempuan berusia 42 tahun tersebut menunjukkan bukti obrolan chat WhatsApp antara dirinya dengan Arief Camra.
    Bahwa, Arief menuliskan, “Secara perjanjian memang kejam tapi insyaAllah kalau ada apa-apa pasti saya kabari.”
    Setelah viral dan kecewa dengan pihak Griya Lansia, keluarga Nasikah pun kembali menjemput.
    Kini, Nasikah kembali ke kos lamanya yang berada di kawasan Babatan Surabaya. Keluarga besarnya pun merawatnya secara bergantian dalam sehari karena harus bekerja dan merawat keluarga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • 4
                    
                        Anak Nasikah Pernah Coba Titipkan Ibunya ke Rumah Sosial Pemprov Jatim tetapi Ditolak
                        Surabaya

    1 Pengakuan Anak yang Titipkan Ibunya ke Griya Lansia Malang: "Niat Saya Cuma Minta Bantuan, tetapi Kok Diviralkan?" Surabaya

    Pengakuan Anak yang Titipkan Ibunya ke Griya Lansia Malang: “Niat Saya Cuma Minta Bantuan, tetapi Kok Diviralkan?”
    Tim Redaksi
    SURABAYA, KOMPAS.com
    – Kisah dua anak asal
    Surabaya
    yang menitipkan ibunya ke Griya
    Lansia
    Husnul Khatimah Malang mendadak viral.
    Kisah Fitriya bersama saudaranya, Sri Rahayu (42) yang mengantar ibunya,
    Nasikah
    (74) ke Griya Lansia Husnul Khatimah Malang viral setelah diunggah Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra ke media sosial.
    “Dua anak kandung buang ibunya ke Griya Lansia, Sidoarjo, Jumat 27 Juni 2025. Jangan nangis dengan berita ini… dalam draft yang ditandatangani, jika beliau ini tutup usia, maka dua anaknya nggak perlu dikabari,”
    tulis Arief.
    Fitriya dan Sri Rahayu dihujat
    netizen
    karena dituding membuang ibunya. Namun, dia membantah karena dia berniat menitipkan dan berjanji akan sering dijenguk.
    Fitriya pun membeberkan alasannya mengapa dia dan saudaranya berniat menitipkan ke Griya Lansia
    Mulanya, keluarga besar Nasikah memiliki rumah di kawasan Babatan, Surabaya namun karena saudaranya terjerat utang maka tanahnya dijual.
    Kemudian, Nasikah dan keluarganya menempati sebuah rumah di Kecamafan Mojo, Surabaya. Namun, Nasikah tidak betah dan ingin kembali ke Babatan.
    “Emak dan adik saya enggak betah, minta balik ke Babatan. Karena di sini sudah tidak ada tanah, maka emak saya ngekos,” kata Fitriya saat diwawancara
    Kompas.com
    , Senin (30/6/2025).
    Saat masih bisa berjalan, Nasikah bekerja sebagai pencabut rumput di lahan yang tak jauh dari kosnya.
    Namun, suatu hari dia mengalami gangguan kesehatan sepulang kerja hingga tidak bisa berjalan.
    “Terus ibu saya bawa pulang ke Mulyorejo, ke rumah saya. Lah di sana ibuku suka ngesot (merangkak) ke luar rumah sampai mau keluar jalan raya. Digendong balik lagi ke rumah, gitu terus,” ungkapnya.
    Rumahnya yang hanya berukuran 4×4 meter itu ditinggali oleh lima kepala selama dua tahun dan dinilai terlalu sesak.
    Begitupun yang dirasakan oleh anak pertamanya Nasikah, Sri Rahayu yang masih tinggal dengan mertuanya.
    Oleh karena itu, mereka berniatan menetapkan menitipkan Nasikah ke tempat lain. Sebab, anak ketiganya sudah meninggal.
    Tahun 2024, Fitriya berencananya menitipkan Nasikah ke Rumah Sosial milik Pemprov
    Jatim
    .
    Namun, tidak setujui karena masih memiliki keluarga dan terikat dengan Perwali Kota Surabaya.
    “Kan ada anak, meskipun tidak punya rumah enggak bisa diterima. Akhirnya saya dapat info dari teman soal Griya Lansia,” ujarnya. 
    Dia mendapat informasi jika menitipkan ke Griya Lansia tidak dipungut biaya dan akan dirawat dengan baik. Akhirnya, Fitriya pun menghubungi Ketua Yayasan Griya Lansia, Arief Camra.
    “Enak gratis, ternyata benar diterima dengan baik tapi ujung-ujungnya dikontenin dengan judul seperti itu. Sebenarnya tidak begitu Mbak,” ujarnya.
    Fitriya mengatakan bahwa dia berniat meminta tolong untuk menitipkan ibunya. Namun, dia kecewa lantaran Arief Camra memberikan narasi “buang”.
    “Saya niatan ke saya cuma minta bantuan untuk menitipkan ibu. Tapi kok ternyata itu diviralkan dengan
    caption
    membuang,” tuturnya.
    Fitriya juga menjelaskan bahwa di perjanjian awal, pihak keluarga akan dikabari jika terjadi sesuatu pada Nasikah. Namun, Arief bilang dalam videonya tidak akan dikabari bahkan ketika meninggal.
    “Tidak akan dikabari itu bahasa kasarnya gitu, dalam surat itu tidak ada membuang. Supaya keluarga lain tidak ada yang berniatan untuk nitip ke sana. Aslinya bisa dijenguk dan dikabari,” ucap Fitriya.
    Perempuan berusia 42 tahun tersebut menunjukkan bukti obrolan chat WhatsApp antara dirinya dengan Arief Camra.
    Bahwa, Arief menuliskan, “Secara perjanjian memang kejam tapi insyaAllah kalau ada apa-apa pasti saya kabari.”
    Setelah viral dan kecewa dengan pihak Griya Lansia, keluarga Nasikah pun kembali menjemput.
    Kini, Nasikah kembali ke kos lamanya yang berada di kawasan Babatan Surabaya. Keluarga besarnya pun merawatnya secara bergantian dalam sehari karena harus bekerja dan merawat keluarga.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Bos Jasa Marga Rivan Achmad Terpilih sebagai Ketua Umum ATI 2025-2028

    Bos Jasa Marga Rivan Achmad Terpilih sebagai Ketua Umum ATI 2025-2028

    Bisnis.com, JAKARTA – Direktur Utama PT Jasa Marga (Persero) Tbk. Rivan Achmad Purwantono terpilih menjadi Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Jalan Tol Indonesia (ATI) periode 2025–2028 dalam Rapat Anggota Tahunan (RAT) di Kota Malang.

    Rivan unggul dengan meraih 39 suara, mengungguli dua kandidat lainnya dari Nusantara Infrastructure dan Hutama Karya.

    Rivan mengatakan dirinya bakal memperkuat ekosistem digital jalan tol di Indonesia, meningkatkan efisiensi operasional, serta memperkuat komitmen keberlanjutan.

    “Karena jalan tol bukan lagi sekadar jalan, melainkan tulang punggung mobilitas dan pertumbuhan ekonomi nasional,” ujar Rivan dalam keterangan resmi yang dikutip Bisnis pada Senin (30/6/2025).

    Dia mengatakan kolaborasi strategis antar operator jalan tol nasional bakal menjadi kunci untuk meningkatkan kenyamanan, keselamatan, dan efisiensi biaya operasional. Dia juga optimistis ATI akan menjadi katalisator inovasi jalan tol di Indonesia.

    Selain penetapan Ketua Umum, ATI juga merombak struktur pengurus dan dewan pengawas untuk memastikan governance yang akuntabel.

    Susunan Pengurus ATI Periode 2025–2028 terdiri atas Rivan Achmad Purwantono sebagai ketua umum; Sekretaris Jenderal merangkap Direktur Eksekutif Kris Ade Sudiyono; Bendahara: M. Ramdani Basri. Anggota Pengurus Bidang Kebijakan Investasi dan Hubungan Kelembagaan Suarmin Tioniwar.

    Anggota Pengurus Bidang Kebijakan Pembangunan dan Rekayasa Industri Koentjoro; Anggota Pengurus Bidang Kebijakan Operasi, Manajemen Lalu Lintas, dan Pengembangan Teknologi Fitri Wiyanti.

    Kemudian, Anggota Pengurus Bidang Kebijakan Manajemen Aset, Pemeliharaan, dan Keberlanjutan Lingkungan Rinaldi; Anggota Pengurus Bidang Kebijakan Sumber Daya, Komunikasi Publik dan Sosial Banu Setianto.

    Sementara itu, Dewan Pengawas ATI 2025–2028 kini terdiri atas Adhi Resza sebagai Ketua Dewan Pengawas; Pengawas 2 Yenny Shintawati; Pengawas 3 Endang P. Sundari; Pengawas 4 Yaya Ruhiya; Pengawas 5 Lasino; serta Pengawas 6 Isnaputra Iskandar.

    Kepemimpinan Rivan diharapkan membawa value proposition yang segar, memacu inovasi, serta memperkuat reputasi Jasa Marga sebagai pelopor infrastruktur jalan tol di Indonesia.

  • Israel Masih Blokir Bantuan, Bayi-bayi di Gaza Sekarat Menunggu Ajal

    Israel Masih Blokir Bantuan, Bayi-bayi di Gaza Sekarat Menunggu Ajal

    Jakarta

    Israel masih terus memblokir bantuan kemanusiaan untuk warga Gaza. Hal ini menyebabkan ratusan bayi mengalami malnutrisi dan berada di ambang kematian.

    Pantauan NBC News, di bangsal neonatal di Rumah Sakit Nasser Khan Younis, Dr Ahmad al-Fara menghabiskan hari dengan memperhatikan inkubator yang berbunyi bip, berusaha menjaga setengah lusin bayi tetap hidup, masing-masing terjebak dalam krisis yang dapat merenggut nyawa mereka.

    “Anak-anak ini menghadapi kematian yang lambat,” kata al-Fara, yang mengepalai departemen tersebut.

    Dengan persediaan yang menipis dan tidak dapat diisi ulang, Dr Marwan al-Hams, Direktur Rumah Sakit Lapangan Gaza, mengatakan kepada NBC News pada hari Sabtu, “saat ini kami tidak memiliki susu formula bayi Tipe 1 atau 2 di rumah sakit, kami juga tidak memiliki susu formula medis yang kami gunakan dalam inkubator.”

    “Malnutrisi ibu hamil atau menyusui memperburuk situasi, dengan kasus malnutrisi di antara bayi baru lahir dan anak-anak meningkat,” tambahnya.

    Jenis susu lain, yang tidak diformulasikan untuk bayi baru lahir, masih tersedia dalam jumlah kecil yang menurut al-Fara diperoleh para relawan dari pasar, seringkali dengan harga selangit.

    Tanpa nutrisi yang tepat, dokter di Gaza mengatakan mereka telah melihat anak-anak tidak hanya menjadi kurus kering, tetapi juga menjadi rentan terhadap penyakit lain. Kekurangan protein dengan cepat menyebabkan komplikasi lain, termasuk infeksi, pembengkakan, dan kegagalan organ.

    Setidaknya 66 anak telah meninggal akibat kelaparan dan kekurangan gizi sejak konflik saat ini dimulai pada 7 Oktober 2023, menurut al-Hams.

    Di Rumah Sakit Nasser, Al-Fara merawat Shams Mu’nis Dughayr, seorang anak berusia 3 tahun dalam kondisi kritis, perut dan kakinya bengkak karena kekurangan protein yang parah. Berat badannya seharusnya 15 kilogram, tetapi bobot bayi malang itu hanya 10 kg.

    Perserikatan Bangsa-Bangsa dan organisasi lain telah lama memperingatkan bahwa Gaza berisiko kelaparan, UNICEF mengatakan krisis kelaparan telah semakin dalam dalam beberapa bulan terakhir.

    Anak-anak di Rumah Sakit Nasser termasuk di antara lebih dari 16.000 anak berusia antara 6 bulan dan 5 tahun yang menurut perkiraan UNICEF telah dirawat di rumah sakit dan klinik karena kekurangan gizi akut sepanjang tahun ini.

    Menurut UNICEF, blokade Israel selama 11 minggu terhadap makanan, bantuan, dan pasokan medis memicu lonjakan 150 persen jumlah anak yang dirawat karena kekurangan gizi. Blokade tersebut sebagian dicabut pada 19 Mei, tetapi kasus kekurangan gizi terus berlanjut.

    Dalam kondisi saat ini, UNICEF mengatakan, kasus kekurangan gizi akut kemungkinan akan meningkat dalam beberapa minggu mendatang dan dapat mencapai tingkat tertinggi sejak awal konflik.

    Doctors Without Borders mengutuk sistem tersebut sebagai “rumah pemotongan hewan yang menyamar sebagai bantuan kemanusiaan,” dan menyerukan agar sistem tersebut ditutup, dan harian Israel Haaretz melaporkan pada hari Jumat bahwa tentara diperintahkan untuk menembak warga sipil yang mendekati bantuan.

    (kna/kna)

  • 9
                    
                        Kronologi Anggota TNI AL Dikeroyok di Terminal Arjosari, Sempat Tegur Pelaku yang Minta Jatah Preman ke Sopir
                        Nasional

    9 Kronologi Anggota TNI AL Dikeroyok di Terminal Arjosari, Sempat Tegur Pelaku yang Minta Jatah Preman ke Sopir Nasional

    Kronologi Anggota TNI AL Dikeroyok di Terminal Arjosari, Sempat Tegur Pelaku yang Minta Jatah Preman ke Sopir
    Tim Redaksi
    JAKARTA, KOMPAS.com
    – TNI Angkatan Laut (AL) mengungkap kronologi dugaan
    pengeroyokan
    terhadap salah satu anggotanya di
    Terminal Arjosari
    , Kota Malang, Jawa Timur.
    Peristiwa tersebut menimpa Letda Laut (PM) Abu Yamin saat dalam perjalanan pulang dari dinas.
    Kepala Dinas Penerangan TNI Angkatan Laut (Kadispenal), Laksamana Pertama TNI Tunggul, menjelaskan, peristiwa ini bermula ketika
    Letda Laut Abu Yamin
    tiba di
    Terminal Arjosari
    dan bertemu dengan sejumlah rekan di lokasi.
    Di sana, ia menegur seorang juru panggil penumpang bernama Kasir.
    “Pada waktu itu, personel
    TNI AL
    memberikan nasihat kepada seorang bernama Kasir untuk disampaikan kepada rekan lainnya agar tidak berebut penumpang serta meminta jatah preman kepada bus manapun yang ada di terminal itu,” kata Kadispenal kepada Kompas.com, Senin (30/6/2025).
    Namun, nasihat tersebut rupanya tidak diterima dengan baik.
    Sekelompok calo diduga merasa tersinggung dan melakukan pengeroyokan terhadap perwira pertama dari Polisi Militer TNI AL tersebut.
    “Singkat cerita, ada kelompok calo yang tidak terima dengan nasihat tersebut sehingga melakukan tindakan pengeroyokan terhadap personel TNI AL tersebut,” ucap Tunggul.
    Kendati begitu, hal tersebut hingga kini masih didalami. 
    Tunggul menambahkan, sejauh ini sudah ada tiga orang terduga pelaku yang menyerahkan diri dan kini telah diserahkan ke Polresta Malang Kota untuk menjalani proses hukum.
    “Untuk terduga pelaku lainnya masih buron,” tutur dia.
    TNI AL menyatakan akan mengawal proses hukum yang berjalan dan menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian.
    Penanganan terhadap kasus ini masih terus dilakukan oleh pihak berwenang.
    Letda Abu Yamin kini tengah menjalani perawatan intensif di Rumah Sakit Saiful Anwar (RSSA).
    Sang putri, Alfia Nur Maharani, menyampaikan bahwa kondisi ayahnya perlahan membaik pascaoperasi wajah dan jari.
    “Kini, tahapannya masa pemulihan setelah sebelumnya menjalani operasi dan bengkaknya sudah mulai kempes sehingga matanya sudah terbuka,” ujar Alfia saat ditemui di kediamannya, dikutip Tribun, Minggu (29/6/2025).
    Menurut Alfia, proses operasi yang berlangsung selama hampir enam jam itu melibatkan tiga dokter spesialis: ortopedi, syaraf, dan bedah plastik.
    Letda Abu Yamin mengalami luka cukup serius, termasuk robekan di wajah, patah tulang pada jari, serta kerusakan pada bagian kepala dan dahi yang harus dipasangi pen.
    “Yang dioperasi yaitu ruas jari tiga dan empat pada tangan kiri karena mengalami patah tulang,” ungkapnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Intai Sejumlah Destinasi Wisata Saat Libur Sekolah – Page 3

    BMKG: Cuaca Ekstrem Masih Intai Sejumlah Destinasi Wisata Saat Libur Sekolah – Page 3

    Dwikorita menerangkan, dalam sepekan ke depan, wilayah Indonesia bagian selatan, termasuk beberapa destinasi wisata utama, diprakirakan mengalami peningkatan tutupan awan dan curah hujan.

    Aktivitas MJO yang saat ini berada di wilayah Indonesia, terutama meliputi Jawa bagian tengah dan timur, Bali, Nusa Tenggara, serta sebagian Kalimantan, menjadi pemicu utama kondisi ini.

    Selain itu, kelembapan atmosfer yang masih tinggi serta angin timuran yang belum stabil menciptakan lingkungan yang mendukung terjadinya hujan, bahkan di kawasan yang biasanya sudah kering di musim kemarau.

    Di wilayah pegunungan, hujan berpotensi memicu longsor atau tumbangnya pohon, sementara di wilayah laut, angin kencang dan gelombang tinggi dapat mengancam keselamatan aktivitas wisata air.

    Dwikorita menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat dalam merencanakan perjalanan liburan, terutama menuju destinasi seperti kawasan Puncak, Bandung Utara, Yogyakarta, Malang, dan Batu, yang berpotensi mengalami hujan pada siang hingga malam hari.

     

  • 9
                    
                        Kronologi Anggota TNI AL Dikeroyok di Terminal Arjosari, Sempat Tegur Pelaku yang Minta Jatah Preman ke Sopir
                        Nasional

    7 Sebelum Dikeroyok, Anggota TNI AL Letda Abu Yamin Ingin Belikan Cucu Es Krim Surabaya

    Sebelum Dikeroyok, Anggota TNI AL Letda Abu Yamin Ingin Belikan Cucu Es Krim
    Tim Redaksi
    MALANG, KOMPAS.com
    – Anggota Polisi Militer TNI Angkatan Laut (Pomal) Lantamal V Surabaya, Letda Laut (PM) Abu Yamin (53), diketahui hendak membelikan cucunya es krim sebelum kejadian pengeroyokan yang menimpanya.
    Saat ini, Letda Abu tengah menjalani masa pemulihan di ruang rawat inap di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Saiful Anwar,
    Kota Malang
    ,
    Jawa Timur
    .
    Anak pertama korban, Alfia Nurmaharani (26), mengungkapkan pihak keluarga mengetahui musibah yang menimpa Abu Yamin setelah tiga orang anggota kepolisian dari polsek setempat mendatangi kediaman mereka pada Kamis malam sekitar pukul 20.00 WIB.
    “Polisi datang dan meminta kami jangan kaget, lalu memberi tahu kalau bapak dikeroyok. Saat saya tanya, ‘dikeroyok sama siapa?’, polisi belum bisa menjelaskan detail dan menyarankan kami untuk langsung melihat kondisi bapak di rumah sakit,” kata Alfia pada Minggu (29/6/2025).
    Sebelum kejadian nahas tersebut, Abu Yamin yang berdinas di Surabaya dan pulang setiap akhir pekan masih berkomunikasi intens dengan keluarga.
    Sekitar pukul 16.00 WIB, ia sempat melakukan panggilan video dengan cucunya.
    Satu jam kemudian, pada pukul 17.00 WIB, ia masih berkirim pesan singkat via WhatsApp dengan Alfia.
    “Pulangnya seminggu sekali, jam 4 sore itu masih sempat video call sama cucunya, ditanyai, ‘makan apa? Nanti beli es krim ya, makan es krim ya?’ Jam 5 masih WA-an sama saya,” katanya.
    Pihak keluarga mengaku sama sekali tidak mengetahui motif di balik pengeroyokan brutal tersebut.
    Alfia menyatakan belum berani menanyakan kronologi detail kepada ayahnya mengingat kondisinya yang masih dalam tahap pemulihan.
    “Saya belum berani bertanya apa-apa ke bapak, kasihan kondisinya masih pemulihan. Sebenarnya rencananya kalau tidak ada apa-apa, mau silaturahmi ke rumah saudara,” pungkasnya.
    Sebelumnya diberitakan, seorang perwira aktif TNI Angkatan Laut menjadi korban pengeroyokan brutal di Terminal Arjosari, Kota Malang, Jawa Timur, pada Kamis (26/6/2025) malam.
    Akibat kejadian itu, korban mengalami luka parah di bagian wajah dan harus dilarikan ke rumah sakit.
    Kepala Terminal Arjosari, Mega Perwira Donowati, membenarkan insiden tersebut.
    Menurutnya, peristiwa pengeroyokan terjadi sekitar pukul 19.30 WIB, didahului oleh sebuah cekcok yang belum diketahui penyebab pastinya.
    “Kronologi awal secara garis besar diawali dengan cekcok. Namun, pemicu cekcok itu masih belum kami ketahui secara pasti,” ujar Mega saat diwawancarai, Jumat (27/6/2025).
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • RI Datangkan Lebih dari 1.500 Sapi Perah dari Australia buat Geber Produksi Susu

    RI Datangkan Lebih dari 1.500 Sapi Perah dari Australia buat Geber Produksi Susu

    Jakarta

    Lebih dari 1.500 ekor sapi perah bunting asal Australia tiba di Indonesia. Langkah ini sebagai upaya untuk memperkuat populasi sapi perah dan mendukung produktivitas peternak lokal guna mempercepat peningkatan produksi susu dalam negeri.

    Sebanyak 1.088 ekor sapi perah tiba di Pelabuhan Tanjung Tembaga, Probolinggo, pada Sabtu (28/6/2025). Pemasukan ini difasilitasi oleh PT Santosa Agrindo Lestari (Santori), anak perusahaan JAPFA, bekerja sama dengan PT Greenfields Dairy Indonesia, PT Karya Suci Pratama, PT Irfai Berkah Sejahtera, PT Arla Food, serta Koperasi Suka Makmur.

    Sehari sebelumnya, 485 ekor sapi perah juga telah masuk ke Indonesia melalui Pelabuhan Tanjung Wangi, Banyuwangi, oleh PT Kironggo Joyo. Total, dalam waktu dua hari, jumlah sapi perah impor yang masuk mencapai 1.573 ekor.

    Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian, Agung Suganda, mengatakan bahwa langkah ini selaras dengan program pemerintah dalam mempercepat peningkatan populasi dan produksi susu nasional, khususnya melalui Program Percepatan Produksi Susu dan Daging Nasional (P2SDN).

    “Pemerintah menargetkan peningkatan populasi sapi perah sebanyak satu juta ekor hingga tahun 2029. Ini adalah bagian penting dari strategi mencapai ketahanan pangan dan mendukung program Makan Bergizi Gratis,” ujar Agung dalam keterangan tertulis, Minggu (29/6/2025)

    Saat ini, produksi Susu Segar Dalam Negeri (SSDN) baru mampu memenuhi sekitar 21% dari kebutuhan nasional yang mencapai 4,6 juta ton per tahun. Kehadiran sapi impor ini diharapkan dapat meningkatkan kapasitas peternak lokal dan mendorong kemandirian produksi susu di dalam negeri.

    Menurut JAPFA, sapi yang diimpor merupakan sapi perah persilangan antara Holstein dan Jersey yang memiliki keunggulan genetik berupa produktivitas susu tinggi, masa laktasi panjang, interval kelahiran yang singkat, serta lebih adaptif terhadap iklim tropis Indonesia. Selain itu, ukuran tubuh yang lebih kecil dinilai lebih sesuai untuk dikelola oleh peternak skala kecil dan menengah.

    Direktur Kesehatan Hewan, Imron Suandy, menegaskan bahwa seluruh sapi impor telah melalui protokol kesehatan hewan yang ketat sejak sebelum pengiriman hingga tiba di Indonesia. Pemerintah memastikan hewan yang masuk dalam kondisi sehat, bebas penyakit hewan menular strategis, dan telah disertai dokumen lengkap sesuai standar internasional.

    “Bersama dengan Badan Karantina Indonesia, tindakan karantina dan pemeriksaan kesehatan hewan akan kami lakukan secara menyeluruh. Ini bagian dari komitmen kami menjaga kesehatan hewan sekaligus menjamin keamanan pangan asal hewan,” ujar Imron.

    Ia menambahkan, pengawasan juga akan terus dilakukan selama proses distribusi sapi ke para perusahaan joint shipment dan peternak mitra Greenfields di Jawa Timur.

    CEO Greenfields, Akhil Chandra, menjelaskan bahwa sapi-sapi tersebut akan didistribusikan kepada 120 peternak mitra yang tersebar di Kabupaten Malang, Blitar, Pasuruan, dan Kota Batu, Jawa Timur.

    “Kami juga akan menyerap seluruh hasil susu dari peternak mitra dan memberikan dukungan teknis berkelanjutan agar para peternak dapat meningkatkan produktivitas secara optimal,” ujarnya.

    (acd/acd)