Ular Sanca 1,5 Meter Masuk ke Rumah Roy Marten, “Tamu Tak Diundang” Bertahan 10 Menit
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Suku Dinas Penanggulangan Kebakaran dan Penyelamatan (Gulkarmat) Jakarta Timur menangkap seekor ular sanca dari rumah aktor Roy Marten di Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Jumat (19/12/2025) pagi.
Kepala Seksi Operasi Sudin Gulkarmat Jakarta Timur Abdul Wahid menjelaskan, ular sanca berukuran sekitar 1,5 meter itu pertama kali ditemukan oleh asisten rumah tangga (ART)
Roy Marten
saat hendak membersihkan gudang.
“Saat ART rumah ingin membersihkan gudang, melihat ada seekor ular lalu melapor ke pihak damkar untuk minta dievakuasi,” ucap Wahid melalui keterangan, Sabtu (20/12/2025).
Proses evakuasi ular sanca tersebut berlangsung singkat dan hanya memakan waktu sekitar 10 menit.
“Kita tiba di lokasi pukul. 09.10 WIB, awal melakukan evakuasi pukul. 09.15 WIB, dan akhir evakuasi pukul. 09.25 WIB,” ungkap Wahid.
Untuk proses evakuasi tersebut, Sudin Gulkarmat Jakarta Timur mengerahkan satu unit mobil rescue dengan enam personel.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Makasar
-
/data/photo/2025/12/20/6945e6dd4ff16.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Ular Sanca 1,5 Meter Masuk ke Rumah Roy Marten, "Tamu Tak Diundang" Bertahan 10 Menit Megapolitan 20 Desember 2025
-
/data/photo/2025/12/19/69450c52b9555.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Kebun Kota di Kolong Flyover Jaktim, Panennya Dibagi Warga Bukan Dijual Megapolitan 19 Desember 2025
Kebun Kota di Kolong Flyover Jaktim, Panennya Dibagi Warga Bukan Dijual
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com
– Di bawah deru kendaraan yang melintas di Flyover Jalan Haji Darip, RW 08, Cipinang Melayu, Makasar, Jakarta Timur, terdapat sebuah kebun kota.
Hasil panen dari kebun ini tidak dijual, melainkan dibagikan kepada warga sekitar.
“Dibagikan ke warga sekitar. Tidak dijual,” kata Ajul, petugas PPSU
Cipinang Melayu
, saat ditemui di lokasi Trasa Balong, Kamis (18/12/2025).
Prinsip itu menjadi fondasi pengelolaan
kebun kota
di kolong flyover.
Dalam keterbatasan ruang, kebun ini berfungsi sebagai ruang berbagi, ruang temu, dan ruang belajar bagi warga.
Darma (40), warga RW 08, mengenang kondisi kawasan sebelum ditata.
“Dulu di sini gelap, kotor, orang juga jarang lewat,” ujarnya.
Kini, kolong flyover yang dulunya sepi dan penuh sampah berubah menjadi area hijau rapi.
Bedeng-bedeng tanaman berjajar, jalur paving membelah lahan, dan papan kecil menandai jenis tanaman.
“Sekarang sudah beda. Lebih terang, bersih, dan enak dilihat. Kalau lewat juga rasanya lebih adem karena banyak tanaman,” kata Darma.
Keberadaan kebun membuat warga turut menjaga lingkungan. Kawasannya dibersihkan dan tanamannya disiram.
“Kadang kalau lihat tanaman kering ya disiram. Kalau ada sampah, langsung dibersihin. Soalnya ini kan buat kita juga,” ujarnya.
Hasil panen dibagi
ke warga sehingga semua merasa memiliki.
Risa (38), warga lain, menilai kolong flyover yang sebelumnya identik parkir liar dan sampah kini memiliki fungsi jelas.
“Sekarang anak-anak juga sering lewat sini, lihat tanaman, tanya-tanya. Jadi bukan cuma jalan kosong, tapi ada fungsinya,” kata Risa.
Ajul, 50 tahun, terlibat sejak awal pengelolaan kawasan pada 2016. Aktivitas saat itu belum seperti sekarang.
“Ikut dari awal. Dulu masih jalan biasa, belum seperti sekarang,” ujarnya.
Inisiatif ini melibatkan lurah, organisasi masyarakat seperti NU, petugas PPSU, dan warga.
Tanaman awalnya sayuran, kemudian bertambah menjadi sawi, kangkung, cabai, jagung, tomat, terong, hingga pohon tabebuya.
“Macam-macam. Kadang cari sendiri, kadang minta dari kelurahan. Warga juga ikut kalau ada,” kata Ajul.
Panen dilakukan sekitar sebulan sekali, dihitung per ikat, lalu dibagi ke warga.
Dalam beberapa kesempatan, hasil panen diolah bersama.
“Sering. Kalau dapat sayur, dimasak, lalu dikasih ke petugas,” ujarnya.
Pepohonan dan semak hijau membuat udara di kolong lebih sejuk dibanding jalan di atasnya. Pilar flyover dihiasi mural berwarna cerah, menambah kesan hidup.
Pengamat lingkungan Mahawan Karuniasa menyebut kolong flyover sebagai residual urban space, ruang sisa perkotaan yang masih jarang dimanfaatkan.
“Pemanfaatan ruang sisa menjadi kebun kota bisa jadi solusi berbasis alam (nature-based solution). Tumbuhan bisa menurunkan suhu dan membantu infiltrasi air,” katanya.
Namun, Mahawan menekankan bahwa vegetasi tidak bisa dianggap sebagai solusi tunggal untuk polusi.
Mahawan mengingatkan kehati-hatian menanam tanaman pangan di kolong flyover karena potensi polusi dan logam berat.
“Kalau menanam cabai di kolong tol, polusinya kan luar biasa,” katanya.
Di Trasa Balong, hasil panen lebih dimaknai sebagai simbol kebersamaan dan solidaritas, bukan ketahanan pangan skala besar.
Pengamat perkotaan Universitas Indonesia, Muh Aziz Muslim, menilai kebun kota sebagai model inovasi memanfaatkan keterbatasan ruang terbuka hijau.
“Ini salah satu model inovasi untuk menyiasati keterbatasan ruang terbuka hijau,” kata Aziz.
Jika direncanakan holistik dan melibatkan warga, pemanfaatan kolong flyover bisa meningkatkan kualitas lingkungan dan kehidupan masyarakat sekitar.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -
/data/photo/2025/12/19/69450c52b9555.jpeg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Trasa Balong, Kebun Sayur di Bawah Kolong Flyover Jakarta Megapolitan 19 Desember 2025
Trasa Balong, Kebun Sayur di Bawah Kolong Flyover Jakarta
Tim Redaksi
JAKARTA, KOMPAS.com –
Di kolong
flyover
Jalan Haji Darip, RW 08, Kelurahan Cipinang Melayu, Kecamatan Makasar, Jakarta Timur, Kamis (18/12/2025), denyut khas kawasan perkotaan terus berlangsung.
Deru sepeda motor dan mobil bersahut-sahutan melintas di atas jalur layang Becakayu. Sesekali, bunyi klakson dari jalan arteri di sisi kawasan memecah ritme lalu lintas yang nyaris tanpa jeda.
Getaran halus kendaraan berat terasa hingga ke bawah
flyover
, menjadi latar konstan bagi aktivitas warga dan petugas di kawasan tersebut.
Namun, tepat di bawah struktur beton raksasa itu, tampak pemandangan yang kontras.
Area yang sebelumnya identik dengan tanah gersang, kotor, dan tak terurus kini menjelma menjadi
kebun kota
yang tertata rapi.
Bedeng-bedeng tanaman berjajar mengikuti kontur lahan, dipisahkan oleh jalur paving yang bersih. Tanah terlihat gembur dan lembap, menandakan perawatan rutin.
Di beberapa titik, papan kecil penanda jenis tanaman tertancap di bedeng, memberi kesan kebun edukatif di tengah hiruk-pikuk kota.
Sejumlah petugas Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) tampak berjongkok di antara tanaman.
Dengan seragam oranye yang kontras dengan hijaunya dedaunan, mereka merapikan daun, mencabut gulma, dan memastikan tanaman tumbuh dengan baik.
Di sudut lain, beberapa warga duduk sejenak di tepi bedeng, mengamati tanaman di sela aktivitas harian mereka. Semua berlangsung tanpa menghilangkan kebisingan lalu lintas di sekitarnya.
Kawasan ini dikenal sebagai
Trasa Balong
, akronim dari Sentra Sayur Bawah Kolong, kebun kota yang berdiri di bawah kolong
flyover
Becakayu.
Di tempat ini, beragam tanaman tumbuh subur, mulai dari sawi, kangkung, cabai, jagung, tomat, terong, hingga tanaman hias dan pohon tabebuya.
Pepohonan dan semak hijau berfungsi sebagai peneduh alami, membuat udara di kolong
flyover
terasa lebih sejuk dibandingkan kawasan jalan di sekitarnya.
Bau tanah basah dan dedaunan segar sesekali tercium, menetralkan aroma asap kendaraan.
Pilar-pilar
flyover
yang sebelumnya kusam kini dihiasi mural berwarna cerah. Lukisan-lukisan itu menambah kesan hidup pada ruang publik yang dulunya terabaikan.
Di tengah keterbatasan ruang dan kebisingan kota, Trasa Balong menjelma menjadi oase hijau, contoh nyata perubahan fungsi kolong
flyover
dari ruang tak terawat menjadi area produktif yang memberi manfaat lingkungan sekaligus sosial bagi warga Cipinang Melayu.
“Dari awal saya ikut. Dulu masih jalan biasa, belum seperti sekarang,” ujar Ajul saat ditemui langsung di Trada Balong.
Ia mengatakan, inisiatif awal datang dari lurah setempat, bersama Nahdlatul Ulama (NU) dan warga.
Sejak awal, warga dilibatkan dalam proses penataan dan penanaman. Awalnya, area tersebut langsung ditanami sayuran, lalu berkembang dengan penambahan berbagai jenis tanaman lain.
“Bibit tanamannya macam-macam. Kadang cari sendiri, kadang minta dari kelurahan. Warga juga ikut kalau ada,” kata Ajul.
Perawatan dilakukan secara rutin, meski dengan keterbatasan. Sayuran dipanen kurang lebih sebulan sekali dan dihitung per ikat, bukan ditimbang. Hasil panen tidak diperjualbelikan, melainkan dibagikan kepada warga sekitar.
“Semua kebagian. Warga ikut, PPSU juga kebagian,” ujar dia.
Ajul menambahkan, warga kerap memasak hasil panen dan membagikannya kembali kepada petugas.
Menurutnya, Trasa Balong terasa berbeda dibandingkan kolong
flyover
lain yang banyak dibiarkan kosong dan tak terurus.
“Ini bisa jadi contoh. Kolong lain kan banyak yang kosong,” ucap Ajul.
Bagi Darma (40), warga RW 08 Cipinang Melayu, perubahan kolong
flyover
ini terasa nyata. Ia mengingat betul kondisi kawasan tersebut sebelum ditata.
“Dulu di sini gelap, kotor, orang juga jarang lewat,” kata Darma.
“Sekarang sudah beda. Lebih terang, bersih, dan enak dilihat. Kalau lewat juga rasanya lebih adem karena banyak tanaman,” lanjutnya.
Menurut Darma, keberadaan kebun kota membuat warga lebih peduli terhadap lingkungan sekitar. Ia menyebut warga kerap menyiram tanaman atau membersihkan area kebun ketika melintas.
“Kadang kalau lihat tanaman kering ya disiram, atau ada sampah langsung dibersihin. Soalnya ini buat kita juga,” ujar dia.
Rasa memiliki tumbuh seiring keterlibatan warga. Darma berharap kebun kota ini dapat terus dipertahankan dan menjadi contoh bagi kolong-kolong
flyover
lain di Jakarta yang masih terbengkalai.
Hal senada disampaikan Risa (38). Ia menilai Trasa Balong memberi manfaat nyata, terutama bagi warga sekitar.
“Sekarang anak-anak juga sering lewat sini, lihat tanaman, tanya-tanya. Jadi bukan cuma jalan kosong, tapi ada fungsinya,” kata Risa.
Sebelum ditata, kolong
flyover
kerap menjadi tempat parkir liar dan penumpukan sampah. Setelah dijadikan kebun kota, kondisi tersebut perlahan berkurang.
“Kalau sudah jadi kebun begini, orang juga sungkan buang sampah sembarangan,” ujar Risa.
Menurut dia, ruang di kolong
flyover
dan kolong tol dapat disebut sebagai residual urban space atau ruang sisa perkotaan yang selama ini jarang dimanfaatkan.
“Padahal ruang sisa ini merupakan salah satu aset lingkungan perkotaan,” ujar Mahawan saat dihubungi.
Pemanfaatan ruang sisa menjadi kebun kota, lanjutnya, dapat menjadi bentuk
nature-based solution
untuk meningkatkan layanan ekosistem perkotaan, termasuk mengurangi fenomena
urban heat island
atau kantong-kantong panas di kota akibat dominasi bangunan dan minimnya ruang hijau.
“Kehadiran tumbuhan di kolong
flyover
bisa membantu menurunkan suhu dan membuat lingkungan lebih sejuk,” kata dia.
Selain itu, kebun kota berpotensi meningkatkan infiltrasi air, meski tantangannya tidak kecil karena kolong
flyover
tidak selalu terpapar hujan.
Jika tanah dibiarkan terbuka dan tidak ditutup beton, air hujan tetap dapat diserap. Namun, Mahawan mengingatkan bahwa manfaat lingkungan ini perlu dicermati secara ilmiah.
“Bukan berarti manusia terus menghasilkan polusi, lalu tumbuhan disuruh menyerap semuanya,” ujar Mahawan.
Pemilihan jenis tanaman, menurut dia, harus mempertimbangkan ketahanan terhadap panas, polusi, keterbatasan sinar matahari, serta ketersediaan air.
Aspek estetika juga dinilai penting agar ruang tersebut menyenangkan untuk dipandang.
Terkait urban farming, Mahawan mengingatkan agar aspek pangan tidak dilihat secara gegabah. Menanam tanaman pangan di kolong tol, misalnya, perlu kehati-hatian karena risiko pencemaran.
“Kalau menanam cabai di kolong tol, polusinya kan tinggi. Harus dipastikan apakah layak dikonsumsi,” kata dia.
Ia juga menyoroti tantangan keberlanjutan program. Karena berstatus ruang sisa, pemanfaatan kolong
flyover
kerap tidak menjadi prioritas kebijakan dan mudah berganti seiring pergantian kepemimpinan.
“Jangan sampai hanya program sesaat. Setelah ditanam, tidak dirawat, lalu mati dan malah jadi kumuh,” ujar dia.
Menurut Mahawan, pemanfaatan kolong
flyover
perlu diintegrasikan dalam perencanaan kota, lengkap dengan desain, teknologi pendukung, pendanaan berkelanjutan, serta sistem monitoring dan evaluasi.
Di tengah keterbatasan ruang terbuka di Jakarta, kebun kota dinilainya menjadi alternatif ruang publik gratis yang inovatif.
“Kalau direncanakan secara holistik, ini bisa menjadi solusi penyediaan ruang terbuka hijau bagi masyarakat,” kata Aziz saat dihubungi.
Ia menekankan pentingnya koordinasi lintas instansi, termasuk dengan pengelola jalan tol, agar pemanfaatan kolong
flyover
tidak mengganggu fungsi infrastruktur dan keselamatan.
Selain meningkatkan kualitas lingkungan, Aziz melihat kebun kota sebagai ruang temu yang dapat memperkuat interaksi sosial warga, terutama bagi anak-anak yang semakin sulit menemukan ruang bermain di kota.
Namun, ia mengingatkan bahwa tantangan terbesar terletak pada aspek pemeliharaan dan rasa memiliki.
Partisipasi warga menjadi kunci agar ruang publik seperti Trasa Balong tidak hanya dibangun, tetapi juga dirawat bersama.
Trasa Balong menunjukkan bahwa ruang yang selama ini terabaikan dapat diubah menjadi kebun kota yang produktif.
Di bawah bayang-bayang beton
flyover
, sayuran tumbuh, warga berinteraksi, dan lingkungan menjadi lebih hijau, tanpa sepenuhnya menghilangkan denyut keras kehidupan kota Jakarta.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved. -

4 Fakta Korban Kebakaran Kantor Terra Drone Teridentifikasi
Jakarta –
Seluruh jasad korban kebakaran kantor Terra Drone telah diidentifikasi oleh tim dokter RS Polri. Total ada 22 korban tewas akibat insiden tersebut.
Seluruh jenazah korban kini telah diserahkan kepada pihak keluarga. Simak fakta-faktanya dirangkum detikcom.
1. Penyebab Korban Tewas
Polisi mengungkap penyebab korban tewas saat insiden terjadi. Korban disebut meninggal akibat menghirup asap dan gas berbahaya.
“Untuk penyebab kematian, berdasarkan pemeriksaan staf dan para personel spesialis forensik kami, (penyebabnya) mengarah pada terhirupnya asap dan gas CO, karbon monoksida,” kata Karo Dokpol Pusdokkes Polri Brigjen Nyoman Eddy Purnama, Rabu (10/12/2025).
Dia mengatakan hasil pemeriksaan laboratorium juga menunjukkan hasil serupa. Selain itu, para korban juga mengalami luka bakar.
“Itu dibuktikan dari tanda lebam mayat namanya, dan ada juga pemeriksaan laboratorium sederhana melalui tes darah tadi, menunjukkan tinggi kadar karbon monoksidanya. Dan gas ini sangat beracun karena semestinya yang kita hirup oksigen tapi tidak ada, kemudian masuk ini karbon dioksida jadi beracun, kemudian seseorang mengalami kematian karena keracunan gas,” urainya.
“Semuanya rata-rata mengalami (luka bakar), tetapi derajat 2, jadi (kulit) melepuh seperti itu,” kata Nyoman.
2. Tim DVI Identifikasi dari Gigi-Properti Korban
Tim dokter berupaya mengidentifikasi jenazah korban dengan beberapa cara selain lewat sidik jari. Di antaranya lewat struktur gigi hingga properti yang melekat di tubuh korban.
“Jadi ada bagian-bagian, termasuk sidik jarinya, yang susah kita explore karena ada beberapa bagian tubuh korban ada yang melepuh,” ucapnya.
Foto: Kepolisian membangun posko untuk membantu keluarga korban kebakaran gedung yang berlokasi di Kemayoran. Jasad 22 korban juga sedang diidentifikasi di RS Polri. (Mulia/detikcom)
3. Identifikasi Berjalan 2 Hari
Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi seluruh jasad korban dalam dua hari. Pada Selasa saat hari kejadian, sebanyak 3 jenazah teridentifikasi. Sementara pada Rabu, sebanyak 19 jenazah teridentifikasi.
“Sampai sore hari ini, Rabu tanggal 10 Desember 2025 pukul 16.53 WIB, tim DVI telah menyelesaikan seluruh terhadap 22 kantong jenazah,” ujar Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru dalam jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12).
Dia mengatakan penyerahan jenazah atau rekonsiliasi terbagi tiga. Pertama, sebanyak 3 jenazah pada Selasa malam. Kedua, sebanyak 7 jenazah pada Rabu pagi. Ketiga, sebanyak 12 jenazah pada Rabu sore.
“Jumlah korban yang dilaporkan sampai saat ini mencapai 22 orang dan pada pukul 15.30 WIB tadi kami sudah melakukan rekonsiliasi ketiga untuk menentukan identitas korban dan memutuskan (sekarang) ada 12 jenazah berhasil teridentifikasi. Kemarin malam 3, tadi pagi 7, dan sore ini ada 12. Jadi total (seluruh) 22,” jelasnya.
4. Daftar Identitas Korban
Untuk diketahui, kantor Terra Drone terbakar pada Selasa (9/12) yang menyebabkan 22 orang tewas, terdiri dari 15 perempuan dan 7 pria. Sementara sebanyak 19 orang lainnya selamat.
Berikut identitas 22 jasad yang teridentifikasi:
– Siti Sa’addah Ningsih, perempuan, 24 tahun
– Emilia Salim Tan, perempuan, 23 tahun
– Ervina, perempuan, 25 tahun
– Chandra Faajriati, perempuan, 19 tahun
– Tahsya Larasati, perempuan, 25 tahun
– Sendy Wijaya, laki-laki, 27 tahun
– Rayhansyah Pinago, laki-laki, 24 tahun
– Chintia Leni, perempuan, 29 tahun
– Rosdiana, perempuan, 26 tahun
– Muh Ikhsanul Mirja, laki-laki, 22 tahun
– Syaiful Fajar, laki-laki, 38 tahun
– Assyifa Mulandar, perempuan, 25 tahun
– Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung Barat
– Ninda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang Selatan
– Muhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan Jaksel
– Muhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya Tangsel
– Della Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama Jaksel
– Nasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang Jakpus
– Atinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar Jaktim
– Rufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan properti
– Novia Nurwana, perempuan, 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan properti
– Yoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti
Halaman 2 dari 3
(fca/fca)
-

Korban Kebakaran Gedung Terra Drone Sempat Kirim Voice Note ke Grup Keluarga
Jakarta –
Salah satu korban kebakaran gedung Terra Drone di Kemayoran, Jakarta Pusat (Jakpus), teridentifikasi bernama Ervina (25). Keluarga Ervina, Ferry, menyebut bahwa korban sempat mengirim voice note terakhirnya sebelum tewas.
“Di grup, jadi dia (korban) pertama kirim ke kakaknya, kakaknya baru kirim ke grup. Voice note ini dia langsung di grup, bukan dari forwardan, ya. Jadi dia langsung di grup,” kata Ferry kepada wartawan di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2025).
Ferry mengatakan korban juga sempat mengirimkan voice note kepada kakaknya saat awal mula kebakaran terjadi. Namun setelah pukul 13.15 WIB, ponsel korban sudah tak bisa dihubungi.
“Iya, awal kebakaran dia ngirim ke kakaknya yang nomor 5. Iya (VN itu) kabar terakhir itu di pukul 13.15 WIB. Itu udah terakhir kali. Udah lost contact (setelah kirim VN), abis itu udah nggak ada informasi apapun,” ucapnya.
Ferry sempat menunjukkan voice note terakhir Ervina. Dalam rekaman itu, Ervina sempat meminta maaf. Berikut ini suara dalam rekaman tersebut:
Sebelumnya, seluruh korban kebakaran kantor Terra Drone di Jakarta Pusat telah dteridentifikasi. Berikut identitas 22 jasad yang teridentifikasi:
– Siti Sa’addah Ningsih, perempuan, 24 tahun
– Ervina, perempuan, 25 tahun
– Chandra Faajriati, perempuan, 19 tahun
– Tahsya Larasati, perempuan, 25 tahun
– Sendy Wijaya, laki-laki, 27 tahun
– Rayhansyah Pinago, laki-laki, 24 tahun
– Chintia Leni, perempuan, 29 tahun
– Rosdiana, perempuan, 26 tahun
– Muh Ikhsanul Mirja, laki-laki, 22 tahun
– Syaiful Fajar, laki-laki, 38 tahun
– Assyifa Mulandar, perempuan, 25 tahun
– Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung Barat
– Ninda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang Selatan
– Muhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan Jaksel
– Muhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya Tangsel
– Della Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama Jaksel
– Nasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang Jakpus
– Atinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar Jaktim
– Rufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan properti
– Novia Nurwana, perempuan, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan properti
– Yoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti
(dvp/fas)
-

Identifikasi Tuntas, Korban Kebakaran Terra Drone Diserahkan ke Keluarga
Jakarta –
Seluruh korban kebakaran kantor Terra Drone di Jakarta Pusat (Jakpus) telah dteridentifikasi. Jasad korban akan diserahkan ke pihak keluarga.
“Seluruh jenazah dalam proses penyerahan ke keluarga,” kata Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru dalam jumpa pers di RS Polri Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2025).
Pantauan detikcom, keluarga korban kebakaran kantor Terra Drone telah berada di RS Polri untuk prosesi penyerahan jasad dari pihak RS.
Proses rekonsiliasi jasad korban telah tuntas dilakukan per pukul 15.30 WIB tadi. Terbaru, 12 jasad yang diidentifikasi tim dokter RS Polri dan UI.
“Jumlah korban yang dilaporkan sampai saat ini mencapai 22 orang dan pada pukul 15.30 WIB. Tadi kami sudah melakukan rekonsiliasi ketiga untuk menentukan identitas korban dan memutuskan ada 12 jenazah berhasil teridentifikasi. Kemarin malam 3, tadi pagi 7, dan sore ini ada 12. Jadi total 22,” urainya.
– Siti Sa’addah Ningsih, perempuan, 24 tahun
– Emilia Salim Tan, perempuan, 23 tahun
– Chandra Faajriati, perempuan, 19 tahun
– Tahsya Larasati, perempuan, 25 tahun
– Sendy Wijaya, laki-laki, 27 tahun
– Rayhansyah Pinago, laki-laki, 24 tahun
– Chintia Leni, perempuan, 29 tahun
– Rosdiana, perempuan, 26 tahun
– Muh Ikhsanul Mirja, laki-laki, 22 tahun
– Syaiful Fajar, laki-laki, 38 tahun
– Assyifa Mulandar, perempuan, 25 tahun
– Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung Barat
– Ninda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang Selatan
– Muhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan Jaksel
– Muhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya Tangsel
– Della Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama Jaksel
– Nasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang Jakpus
– Atinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar Jaktim
– Rufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan properti
– Novia Nurwana, perempuan, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan properti
– Yoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, terindentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti
(jbr/dhn)
-

Polisi Berhasil Identifikasi 10 Jenazah Korban Kebakaran Gedung Terra Drone, Ini Daftarnya
Bisnis.com, JAKARTA — Tim Disaster Victim Identification (DVI) Polri telah mengidentifikasi 10 jenazah terkait kebakaran di Gedung Terra Drone, Rabu (10/12/2025).
Karumkit RS Polri, Brigadir Jenderal Polisi Prima Heru mengatakan 10 orang itu berhasil diidentifikasi setelah mencocokkan sidik jari, properti, hingga catatan medis.
“Jadi totalnya tadi malam sama hari ini ada 10 jenazah,” ujar Prima di RS Polri, Rabu (10/12/2025).
Dia menambahkan, sepuluh jenazah itu nantinya bakal dikembalikan ke keluarganya untuk dimakamkan di tempatnya masing-masing.
Adapun, Prima mengungkap penyebab kematian dari jenazah ini diduga karena berlebihan menghirup gas karbondioksida saat terjadi kebakaran.
“Kemungkinan karena kita hanya melaksanakan pemeriksaan luar, kemungkinan karena menghirup gas karbondioksida, CO2,” pungkasnya.
1. Rufaidha Lathiifunnisa (22);
2. Novia Nurwana (28);
3. Yoga Valdier Yaseer (28);
4. Pariyem (31), warga Lampung Barat;
5. Ninda Tan (32), warga Serpong Utara, Tangerang Selatan;
6. Muhammad Ariel Budiman (24), warga Mampang Prapatan, Jakarta Selatan;
7. Mochamad Apriyana (40), warga Sudimara Jaya, Tangerang;
8. Della Yohana Simanjuntak (22), warga Kebayoran Lama, Jakarta Selatan;
9. Nazaellya Tsabita Nurazisha (27), warga Tanah Abang, Jakarta Pusat;
10. Athiniyah Isnaini Rasyidah (18), warga Kecamatan Makasar, Jakarta Timur.
-

Isak Tangis Keluarga Saat 7 Jasad Korban Kebakaran Terra Drone Diserahkan
Jakarta –
RS Polri Kramat Jati menyerahkan tujuh jasad korban kebakaran kantor Terra Drone ke keluarga. Isak tangis keluarga korban pecah saat surat kematian diberikan.
Pantauan detikcom di RS Polri, Kramat Jati, Jakarta Timur, Rabu (10/12/2025) terlihat keluarga korban telah menunggu penyerahan jenazah. Mereka gelisah menunggu korban diserahkan.
Kepala Rumah Sakit (Karumkit) Polri Brigjen Prima Heru menyerahkan langsung surat kematian ke keluarga korban. Satu per satu keluarga menangis tak tertahan saat menerima surat kematian.
Mereka langsung memeluk surat kematian dengan label nomor identifikasi dan nama korban. Kemudian peti jenazah dimasukkan ke dalam mobil, dengan isak tangis keluarga membawanya untuk segera dimakamkan.
Adapun identitas ketujuh korban teridentifikasi ialah:
Pariyem, perempuan, 31 tahun, alamat Lampung BaratNinda Tan, perempuan, 32 tahun, alamat Serpong Utara Tangerang SelatanMuhammad Arief Budiman, laki-laki, 24 tahun, alamat Mampang Prapatan JakselMuhammad Apriyana, laki-laki, 40 tahun, alamat Sudimara Jaya TangselDella Yohana Simanjuntak, perempuan, 22 tahun, alamat Kebayoran Lama JakselNasa Elia Sabita, perempuan, 27 tahun, alamat Tanah Abang JakpusAtinia Isnaini Rasyidah, perempuan, 18 tahun, alamat Makasar JaktimRufaidha Lathiifunnisa, perempuan, 22 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, catatan medis dan propertiNovia Nurwana, perempuan, 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis, dan propertiYoga Valdier Yaseer, laki-laki, 28 tahun, teridentifikasi berdasarkan sidik jari, gigi, medis dan properti
(mea/mea)

