kab/kota: Magetan

  • Ini Syarat Maju Cabup Cawabup Magetan Jalur Perseorangan

    Ini Syarat Maju Cabup Cawabup Magetan Jalur Perseorangan

    Magetan (beritajatim.com) – Siapapun warga Magetan yang ingin maju Calon Bupati (cabup) dan Calon Wakil Bupati (Cawabup) Magetan ada syarat tertentu. Minimal, harus menyetorkan 40.416 KTP, agar bisa berkompetisi di Pilkada 2024.

    Ketua KPU Magetan Fahrudin membeberkan, puluhan ribu KTP itu harus berasal dari 10 kecamatan dari 18 kecamatan. Dukungan juga didapat dari masyarakat yang berdomisili di Kabupaten Magetan.

    “Dukungan mulai dari pengumuman sampai pelaksanaan dari 5 Mei hingga 19 Agustus. Waktu yang lama ini bisa dimanfaatkan dengan baik,” ujar Fahrudin usai sosialisasi di Restoran Harmada Joglo, Kelurahan Selosari, Kecamatan/Kabupaten Magetan, Jumat (3/5/2024).

    Dirinya mengungkapkan, Kabupaten Magetan mempunyai lebih dari 500.000 Daftar Pemilih Tetap (DPT) pada Pemilu 2024. Oleh karena itu, sosialisasi ini membuka kesempatan bagi masyarakat, yang ingin mencalonkan secara perseorangan atau jalur independen.

    Diketahui, di dalam pilkada 2013 Magetan, ada satu pasangan yang maju lewat jalur perseorangan. Yakni pasangan Nanik Karsini–Sugiho Pramono mengumpulkan 116.374 suara atau 30,15 persen.

    Pun dalam pilkada 2013, dimenangkan oleh pasangan Sumantri-Samsi 58,97 persen atau 227.612 suara. Mereka diusung PDI Perjuangan dan Partai Golkar Sementara, Pasangan Djoko Prabowo – Hartoto (Djowo Toto), yang diusung oleh koalisi Partai Demokrat, PAN, Partai Patriot mendapatkan 41.976 suara atau 10,87 persen. Kemudian, di pilkada 2018, tidak ada Cabup-Cawabup yang maju lewat jalur perseorangan. [kun]

  • BPK Temukan 3 Hal Signifikan Saat Audit Keuangan Pemkab Magetan 2023 

    BPK Temukan 3 Hal Signifikan Saat Audit Keuangan Pemkab Magetan 2023 

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) menemukan tiga hal signifikan saat mengaudit keuangan Pemerintah Kabupaten Magetan tahun Anggaran 2023. Dari 94,24 persen TRLHP yang sudah diaudit sampai dengan Semester II 2023,  ada tiga hal yang jadi temuan signifikan BPK. 

    Yakni, implementasi Sistem Informasi Pemerintahan Daerah (SIPD) Belum Dilaksanakan Secara Optimal dan Terintegrasi. Kedua, Pengelolaan Pendapatan Pajak Hotel, Pajak Restoran, Pajak Reklame, Pajak Penerangan Jalan, dan Bea Perolehan Hak atas Tanah dan Bangunan yang Tidak Tertib. Ketiga,  Pengelolaan Aset Tetap Tidak Tertib. 

    Dari tiga temuan itu, didominasi oleh pajak yang jadi sumber pendapatan asli daerah (PAD) yang ternyata pengelolaannya belum tertib. Apalagi, Magetan yang merupakan daerah wisata terdapat 143 hotel (versi data BPS 2022). Dan bukan hanya pajak hotel, ada beberapa item pajak lain yang tidak tertib. “Sebenarnya temuan-temuan ini adalah temuan yang sifatnya administrasi.  Tentunya, akan kami tingkatkan. Khususnya untuk aset daerah dan SIPD,” kata Pj Bupati Magetan Hergunadi. 

    Menurut mantan Sekretaris Daerah Kabupaten Magetan itu, selain pajak, untuk retribusi pun harus ditertibkan administrasinya. Agar, bisa maksimal dalam menyumbang PAD di Magetan. “Kami juga minta tolong pada rekan-rekan wartawan semuanya untuk sosialisasi bagaimana pentingnya bayar pajak untuk kemajuan daerah,” pungkas Hergunadi. [fiq/kun]

  • Mobil Wisatawan Blora Kecelakaan Masuk Parit di Magetan, 5 Luka-Luka

    Mobil Wisatawan Blora Kecelakaan Masuk Parit di Magetan, 5 Luka-Luka

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan tunggal terjadi di Jalan Raya Magetan-Madiun atau Kawedanan Takeran, tepatnya di depan rumah Karisma, Dusun Kambingan, Desa Kuwonharjo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, pada hari Rabu (01/05/2024) sekitar pukul 13.30 WIB.

    Kecelakaan ini melibatkan satu unit kendaraan Toyota Kijang LGX nopol K 1647 DN yang dikemudikan oleh J (52) dan membawa 7 orang penumpang. Akibat kecelakaan ini, 5 orang mengalami luka ringan. Mereka adalah wisatawan asal Desa/ Kecamatan Sambong Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

    Kejadian berawal saat J mengemudikan kendaraan Toyota Kijang LGX dari arah barat ke timur atau dari arah Magetan ke arah Madiun.

    Setibanya di lokasi kejadian, diduga J mengantuk saat mengemudi sehingga kendaraan oleng ke kiri dan menabrak 2 boks dan 1 tiang penerangan milik warga. “Kendaraan kemudian masuk ke dalam parit yang berada di sisi kiri jalan dengan kedalaman sekitar 3 meter,” kata Kasi Humas Polres Magetan Kompol Budi Kuncahyo.

    Korban Luka Ringan yakni:

    D-B-S (26 tahun), mengalami luka pada paha kaki kiri nyeri, bahu kiri nyeri, dan sadar.

    J-A-D-N (7 tahun), mengalami luka pada lengan tangan kanan nyeri dan sadar.

    J (47 tahun), mengalami luka pada pelipis kiri robek, kepala robek, dan sadar.

    J (55 tahun), mengalami luka pada bagian kepala belakang robek dan sadar.

    R-D-S (25 tahun), mengalami luka pada hidung berdarah dan sadar.

    Kerugian Materil:

    Kerugian materil akibat kecelakaan ini diperkirakan mencapai Rp. 25.000.000,-.

    Para korban luka ringan telah dibawa ke rumah sakit terdekat untuk mendapatkan perawatan medis. Petugas Satlantas Polres Magetan juga telah tiba di lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan data terkait kecelakaan ini.

    Kepolisian mengimbau kepada para pengendara untuk selalu berhati-hati saat mengemudi, terutama di jalan yang ramai dan rawan kecelakaan. Pastikan kondisi tubuh dalam keadaan fit dan prima saat mengemudi, serta patuhi aturan lalu lintas yang berlaku. [fiq/kun]

  • Pj Bupati Magetan Hergunadi Lantik 1.432 PPPK 

    Pj Bupati Magetan Hergunadi Lantik 1.432 PPPK 

    Magetan (beritajatim com) – Sebanyak 1.432 Pegawai Pemerintah dengan Perjanjian Kerja (PPPK) di Kabupaten Magetan dilantik dan mengambil sumpah serta menerima Surat Kerja (SK) di Gor Ki Mageti, Selasa (30/4/2024). Mereka dilantik dalam acara yang meriah dengan mengenakan pakaian adat Nusantara.

    Pj Bupati Magetan Hergunadi dalam sambutannya mengatakan bahwa PPPK ini berasal dari hasil seleksi PPPK jabatan fungsional Guru, Tenaga Kesehatan dan Teknis formasi tahun 2023.

    “Mereka diangkat berdasarkan profesionalisme dan pengalaman, dan diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi OPD masing-masing,” ujarnya.

    Hergunadi merinci, dari total 1.432 peserta yang menerima SK PPPK tersebut, 1.128 orang adalah tenaga guru, 206 orang tenaga kesehatan, dan 98 orang tenaga teknis.

    Tenaga guru akan ditempatkan di lingkup Dinas Pendidikan, Kepemudaan dan Olahraga (Dindikpora), tenaga kesehatan di Dinas Kesehatan dan RSUD dr Sayidiman, dan tenaga teknis di beberapa organisasi perangkat daerah (OPD) di Pemkab Magetan.

    “Saya mengingatkan para PPPK yang baru dilantik agar bekerja dengan sungguh-sungguh dan menempatkan kepentingan negara di atas kepentingan pribadi atau kelompok. Sebagai ASN, para PPPK harus melayani masyarakat dengan baik,” kata mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang itu.

    Dia juga mengingatkan bahwa ASN dilarang menjadi anggota atau pengurus partai politik. Hergunadi menambahkan bahwa pengenakan pakaian adat dalam acara pelantikan ini menunjukkan tugas awal para PPPK untuk mengabdi pada bangsa dan masyarakat.

    “Dengan mengenakan pakaian adat ini, PPPK harus merawat kebhinekaan,” ujarnya.

    Terkait permasalahan honorer, Hergunadi mengatakan bahwa hal itu belum bisa teratasi tahun ini. “Namun, kami optimis bahwa permasalahan ini bisa selesai di tahun 2025,” ujarnya.

    Dia menjelaskan bahwa di tahun 2025 nanti, untuk non ASN akan ada kebijakan PPPK dan paruh waktu, dan diisikan apabila ada yang pensiun. “Kita optimis tahun depan permasalahan Non ASN ini bisa selesai,” pungkasnya. [fiq/but]

  • Baut Dicuri, Jembatan Pragak Magetan Terancam Runtuh 

    Baut Dicuri, Jembatan Pragak Magetan Terancam Runtuh 

    Magetan (beritajatim.com) – Jembatan Pragak di Desa Pragak, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur terancam runtuh meski baru dua bulan selesai dibangun oleh Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR). Hal ini lantaran baut yang mengikat kawat baja di jembatan gantung penghubung Desa Pragak dan Desa Mategal tersebut banyak yang hilang. 

    Sudah sepekan ini Jembatan Pragak terpaksa ditutup. Baut-bautnya diduga dicuri orang. Akibatnya, konstruksi jembatan jadi terganggu dan terancam runtuh. Demi keamanan pengguna jalan, warga pun memutuskan untuk menutup jembatan tersebut. 

    Muhyar, warga setempat mengatakan, hilangnya baut-baut jembatan itu baru diketahui saat Lebaran. Warga yang lewat merasakan adanya perbedaan saat melintasi jembatan tersebut.

    Di awal-awal setelah selesai pembangunan, jembatan terasa kokoh. Tetapi setelah dua pekan kemudian, jembatan terasa bergoyang.

    Setelah dicek, ternyata sekitar 50 baut untuk pengencang konstruksi jembatan sudah raib dicuri orang. 

    “Baut-baut pada tiang utama sisi selatan masuk Desa Mategal hilang. Total ada 50-an baut yang hilang, membuat konstruksi jembatan berbahaya jika dilalui,” jelas Muhyar, Selasa (30/4/2024) 

    “Kami duga ada unsur sabotase. Jika memang sengaja dicuri untuk dijual, nilainya tidak seberapa. 50 baut paling 5 Kilogram, kalau dijual Rp25 ribu. Kami menduga ada unsur lain,” terangnya.

    Dia telah melaporkan hilangnya sejumlah baut pada jembatan tersebut ke Polsek Parang dan CV pengerjaan proyek untuk ditindaklanjuti.

    “Kami laporkan ke polisi untuk ditindak pelakunya secara hukum. Kepada CV untuk dibantu carikan pengganti bautnya. Bila tidak, jembatan terancam runtuh dan jatuh ke sungai,” pungkasnya.

    Penutupan jembatan gantung penghubung desa Pragak dengan Mategal di kecamatan Parang ini tentunya menjadi pukulan bagi warga yang mengandalkan jembatan tersebut untuk aktivitas sehari-hari. 

    Diketahui, Jembatan Pragak ini dibangun oleh Kementerian PUPR pada 2023 lalu. pembangunan jembatan ini sepaket dengan dua jembatan lain dalam Lingkup Pekerjaan Paket Pembangunan jembatan Gantung Jatim III. Yakni, Pembangunan Jembatan Gantung Desa Pragak kabupaten Magetan sepanjang 80 meter,  Pembangunan Jembatan Gantung Desa Tegalsari Kabupaten Ponorogo sepanjang 80 meter, Pembangunan Jembatan Gantung Desa Gedangan Kabupaten Ponorogo sepanjang 80 meter. 

    Nilai kontraknya Rp8,6 miliar dengan penggarap yakni PT Dewi Baraja Group asal Bangkalan, Jawa Timur. [fiq/beq]

  • Kades di Magetan Minta Motor Dinas Baru, Sebut Merk NMax?

    Kades di Magetan Minta Motor Dinas Baru, Sebut Merk NMax?

    Magetan (beritajatim.com) – Sejumlah kepala desa (kades) di Magetan yang tergabung dalam Asosiasi Kepala Desa (AKD) mengusulkan penggantian motor dinas pada Pj Bupati Magetan Hergunadi.

    Permintaan itu mereka sampaikan dalam Acara Halal Bihalal AKD dengan PJ Bupati Magetan di Warung Lembah Srimpi di Desa Randugede Kecamatan Plaosan, Senin (29/04/2024).

    Hingga saat ini, kades-kades memiliki motor dinas Suzuki Titan. Kendaraan itu dinilai sudah usang karena berusia 10 tahun, ada juga yang sudah rusak.

    Ada pula yang sudah keluar masuk bengkel sehingga tidak maksimal dalam menunjang kinerja kepala desa. Salah satu dari mereka nyeletuk ingin Yamaha N-Max.

    Pj Bupati Magetan Hergunadi merespon  keluhan para kepala desa tersebut. Mantan Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Magetan itu berjanji akan membahasnya dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).

    “Soal kendaraan dinas kepala desa sudah waktunya untuk diperbarui supaya operasionalnya bisa mendukung dinas pemerintah. Tentunya kami sesuaikan dengan anggaran APBD ya. Pembahasan anggaran akan segera kita jadwalakan dengan DPRD,  apakah 2024 ini masih bisa atau di anggaran tahun 2025 mendatang.  Yang jelas kendaraan dinas lama sudah tidak efektif lagi sebagai alat pendukung operasional kerja mereka,’’ kata Hergunadi.

    Sementara,  Ketua AKD Magetan Tatak Panjono Utomo mengaku soal usulan kendaraan dinas NMax tersebut disebut hanya guyonan teman-teman kepala desa saja.

    “Tidak harus N-Max ya, apa saja boleh. Untuk diketahui, kendaraan dinas yang lama Suzuki Titan kondisinya sudah tidak layak sekali untuk menunjang kinerja. Seharusnya sudah ganti,” kata pria yang menjabat sebagai Kepala Desa Goranggareng Taji tersebut.

    ‘’Ya gak apa-apa semisal di tahun 2025 ya. Karena ini memang menyesuaikan dengan kemampuan anggaran dari pemerintah,’’ pungkas Tatak. [fiq/ian]

  • Pencari Rumput Hilang di Magetan Ditemukan Lemas di Jurang

    Pencari Rumput Hilang di Magetan Ditemukan Lemas di Jurang

    Magetan (beritajatim.com) – Lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan yang sebelumnya dilaporkan hilang akhirnya ditemukan pada Sabtu (27/4/2024) pagi. Tukimun dalam kondisi lemas dan duduk di dasar jurang saat ditemukan Khoirun (50) saat mencari rumput.

    “Pada saat saya cari rumput terdengar suara pergerakan dari jurang. Krusak-krusuk, sempat saya kira binatang. Ketika saya periksa ternyata Pak Tukimun yang katanya dilaporkan hilang,” kata Khoirun.

    Menurut dia, Tukimun dalam kondisi sadar. Khoirun kemudian membawa Tukimun ke rumah keponakannya, Nasori.

    Kapolsek Parang AKP Joko Hari Prayitno membenarkan jika orang yang sebelumnya dilaporkan hilang telah ditemukan pagi ini.

    “Korban telah ditemukan oleh pencari rumput lain di Jurang Gantung dalam kondisi lemas akibat tidak makan selama tiga hari,” kata Joko.

    Selanjutanya, Bhabinkamtibmas, Babinsa, perangkat desa, BPBD, dan petugas kesehatan (PMI) kemudian menuju ke rumah Nasori untuk melakukan pengecekan pada Tukimun.

    “Setelah dilakukan pemeriksaan kesehatan, Pak Tukimun masih dalam kondisi lemas karena tidak makan selama tiga hari namun secara keseluruhan dalam keadaan sehat dan sadar. Sudah dijemput pihak keluarga,” pungkasnya.

    Sebelumnya, seorang lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dilaporkan hilang di hutan Gunung Bancak. Korban tidak pulang sejak Kamis (25/4/2024) pagi.

    Menurut Yahmi (50), kakak ipar korban, Tukimun tidak pernah mencari rumput di hutan Gunung Bancak. Biasanya korban mencari rumput di dekat rumah.

    “Biasanya cari rumput hanya di sawah sekitar rumah saja. Ini malah sampai ke gunung hingga akhirnya tidak pulang hingga siang,” kata Yahmi saat ditemui di rumahnya, Jumat (26/4/2024).

    Upaya pencarian yang dilakukan warga hingga malam hari tidak membuahkan hasil. Pihak keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Parang.

    Kapolsek Parang, AKP Hari Joko Prayitno membenarkan kabar orang hilang tersebut. Saat ini, pihaknya bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan, dan warga bersama-sama melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi terakhir korban ketemu warga.

    “Sekitar orang dalam tim gabungan kami libatkan untuk menyisir sejumlah lokasi. Rumput dan karung milik korban ditemukan. Kita periksa juga di semak dan jurang-jurang ya,” terangnya.

    Sayangnya, proses pencarian terkendala medan terjal, hutan lebat, dan hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.

    “Jika hujan tidak reda, proses pencarian akan kita lanjutkan besok pagi. Bila kita paksakan justru membahayakan tim, ancaman pohon tumbang, longsor dan petir bisa saja terjadi sewaktu-waktu,” pungkas Hari.

    Hingga sore ini, proses pencarian belum membuahkan hasil. Tim gabungan belum dapat menemukan keberadaan korban. Pencarian akan dilanjutkan besok pagi, mengingat hujan turun lebat serta medan terjal dan gelap.

    Keluarga korban berharap Tukimun dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan, terutama saat cuaca buruk. [fiq/beq]

  • Lansia Pencari Rumput Hilang di Gunung Bancak Magetan

    Lansia Pencari Rumput Hilang di Gunung Bancak Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang lansia pencari rumput, Tukimun (63), warga Desa Sundul, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, Jawa Timur dilaporkan hilang di hutan Gunung Bancak. Korban tidak pulang sejak Kamis (25/4/2024) pagi.

    Menurut Yahmi (50), kakak ipar korban, Tukimun tidak pernah mencari rumput di hutan Gunung Bancak. Biasanya korban mencari rumput di dekat rumah.

    “Biasanya cari rumput hanya di sawah sekitar rumah saja. Ini malah sampai ke gunung hingga akhirnya tidak pulang hingga siang,” kata Yahmi saat ditemui di rumahnya, Jumat (26/4/2024).

    Upaya pencarian yang dilakukan warga hingga malam hari tidak membuahkan hasil. Pihak keluarga pun melaporkan kejadian tersebut kepada pihak Polsek Parang.

    Kapolsek Parang, AKP Hari Joko Prayitno membenarkan kabar orang hilang tersebut. Saat ini, pihaknya bersama TNI, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)  Magetan, dan warga bersama-sama melakukan pencarian dan penyisiran di lokasi terakhir korban ketemu warga.

    “Sekitar orang dalam tim gabungan kami libatkan untuk menyisir sejumlah lokasi. Rumput dan karung milik korban ditemukan. Kita periksa juga di semak dan jurang-jurang ya,” terangnya.

    Sayangnya, proses pencarian terkendala medan terjal, hutan lebat, dan hujan deras yang mengguyur kawasan tersebut.

    “Jika hujan tidak reda, proses pencarian akan kita lanjutkan besok pagi. Bila kita paksakan justru membahayakan tim, ancaman pohon tumbang, longsor dan petir bisa saja terjadi sewaktu-waktu,” pungkas Hari.

    Hingga sore ini, proses pencarian belum membuahkan hasil. Tim gabungan belum dapat menemukan keberadaan korban. Pencarian akan dilanjutkan besok pagi, mengingat hujan turun lebat serta medan terjal dan gelap.

    Keluarga korban berharap Tukimun dapat segera ditemukan dalam keadaan selamat. Masyarakat diimbau untuk berhati-hati saat beraktivitas di kawasan hutan, terutama saat cuaca buruk. [fiq/beq]

  • Longsor Wonomulyo Magetan, Petani Rugi Puluhan Juta Rupiah

    Longsor Wonomulyo Magetan, Petani Rugi Puluhan Juta Rupiah

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras yang melanda kawasan Kecamatan Poncol Magetan mengakibatkan lahan ladang warga di Dusun Wonomulyo Desa Genilangit mengalami longsor, Rabu (24/4/2024) pukul 12.00 WIB siang. Akibatnya, empat orang petani pemilik lahan mengalami kerugian total Rp25 juta.

    Data dari Pusat Pengendali Operasi (Pusdalops) BPBD Magetan, lahan milik Kasto (40) warga setempat longsor menimpa lahan milik Sudar (50), luasan lahan yang rusak mencapai 700 meter persegi. Kemudian, lahan milik Jono (40) warga setempat longsor menimpa lahan milik Hartono Lanjar (70), luas lahan terdampak yakni 750 meter persegi. Masing-masing mengalami kerugian Rp15 juta dan Rp 10 juta. 

    ‘’Kemudian, talud bahu jalan di desa setempat juga mengalami longsor sepanjang 12 meter,  dengan tinggi lima meter. Perangkat Desa Genilangit melakukan pemasangan tanda bahaya untuk pengguna jalan di lokasi kejadian tanah longsor. Kami bersama perangkat desa melakukan pemasangan terpal dan glangsing / tanggul penahan darurat sebagai upaya mitigasi longsor susulan. Dilakukan pemantauan secara berkala oleh pihak Desa,’’ kata Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan Eka Wahyudi. 

    Tak hanya Wonomulyo, longsor lebih dulu terjadi di Desa Giripurno, Kawedanan, Magetan yang berada di lereng Gunung Bancak. Tebing jalan Dukuh Suci RT 22 RW 07, Desa Giripurno, Kecamatan Kawedanan longsor. Tebing longsor dengan ketinggian 4 meter, panjang 20 meter.  Material longsor berjarak -+4m dari rumah warga dan menutup 75 persen badan jalan desa.

    ‘’Perangkat desa dan masyarakat setempat sudah melakukan kerja bakti menggunakan eskavator milik masyarakat. Kami  memberikan bantuan terpal, glangsing dan sesek bambu sebagai upaya mitigasi longsor susulan,’’ terang Eka. 

     BPBD Kabupaten Magetan menghimbau kepada masyarakat agar selalu waspada, berhati-hati dampak cuaca ekstrim peralihan musim penghujan ke musim kemarau apabila terdapat kejadian serupa ataupun bencana lainnya dapat menghubungi nomor pelayanan BPBD Kabupaten Magetan.  [fiq/but]

     

  • Mobil Tabrak Pagar SPBU Sukomoro Magetan Sampai Jebol 

    Mobil Tabrak Pagar SPBU Sukomoro Magetan Sampai Jebol 

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah mobil Sirion dengan nomor polisi AE 1759 RI menabrak dinding SPBU Desa Bulu, Kecamatan Sukomoro, pada Senin (22/4/2024) sore.

    Kejadian ini terekam CCTV dan sempat menggemparkan warga sekitar. Pagar SPBU sampai jebol dan mobil nyaris menabrak rumah warga dibalik pagar.

    Kejadian berawal, sekitar pukul 16.30 WIB, mobil Sirion tersebut datang ke SPBU Desa Bulu untuk mengisi bahan bakar. Setelah selesai mengisi, mobil tersebut langsung melaju dengan kecepatan tinggi. Pun, mobil tersebut mengisi BBM Pertamax senilai Rp150.000

    Tak disangka, mobil tersebut justru menabrak dinding SPBU dengan keras. Akibatnya, pagar SPBU rusak parah dan mobil mengalami kerusakan di bagian depan.

    Beruntungnya, tidak ada korban jiwa dalam kejadian ini. Pengemudi mobil dan petugas SPBU yang berada di sekitar lokasi tidak mengalami luka-luka.

    Hingga saat ini, identitas pemilik mobil masih belum diketahui. Pemilik mobil hanya meninggalkan nomor telepon pada Tomo, sang pemilik SPBU.

    Penyebab pasti kecelakaan ini masih belum diketahui. Petugas kepolisian dari Polsek Sukomoro telah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah TKP dan mengumpulkan keterangan. Petugas juga masih mencari identitas pemilik mobil.

    Kejadian ini menjadi pengingat bagi para pengendara untuk selalu berhati-hati saat mengisi BBM. [ian]