kab/kota: Magetan

  • Waspada Hujan Siang! Ini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 18 November 2025

    Waspada Hujan Siang! Ini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 18 November 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Prakiraan cuaca untuk Selasa, 18 November 2025, menunjukkan adanya peluang hujan di sejumlah wilayah Mataraman. Informasi ini disampaikan oleh Oky Sukma Hakim, S.Tr., prakirawan BMKG Juanda, yang menjelaskan bahwa wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diperkirakan mengalami cuaca yang cukup berubah-ubah.

    “Pola atmosfer hari ini cenderung labil, sehingga potensi hujan muncul di beberapa titik saat memasuki siang,” ujarnya. Ia juga menghimbau agar masyarakat sebaiknya tetap membawa perlindungan diri seperti payung, meski pagi harinya terlihat cerah.

    Di Ngawi, cuaca diprediksi berubah cukup cepat. Pagi hari dimulai dengan kondisi berawan pada pukul 06.00 WIB dan beranjak cerah total antara pukul 07.00–10.00 WIB. Namun, pada pukul 13.00 WIB, hujan ringan diperkirakan turun dan berlangsung singkat sebelum kembali berawan pada pukul 16.00–19.00 WIB. Menjelang malam, cuaca kembali cerah.

    Suhu harian wilayah ini berada di kisaran 22–30°C, dengan angin bertiup dari barat sekitar 12,7 km/jam, serta kelembapan mencapai 72–96 persen. “Ngawi mengalami pola hujan siang yang cukup konsisten beberapa hari terakhir,” kata Oky.

    Di Magetan, cuaca cerah berawan diperkirakan hadir pada pukul 06.00 WIB dan menjadi cerah total pukul 07.00 WIB. Namun kondisi itu berubah pada pukul 10.00 WIB ketika hujan intensitas sedang diprediksi mengguyur wilayah tersebut.

    Hujan kemudian menurun menjadi intensitas ringan pada pukul 13.00 WIB. Sore dan petang hari, cuaca kembali berawan sebelum akhirnya cerah total pada pukul 22.00 WIB. Suhu berada di rentang 22–27°C, dengan angin selatan berkecepatan 15,7 km/jam dan kelembapan 78–93 persen.

    Sementara di Ponorogo, kondisi cerah berawan diprediksi hadir sejak pukul 06.00 WIB. Hujan ringan kemudian berpotensi turun pada pukul 10.00–13.00 WIB. Pada sore hingga petang, cuaca kembali berawan hingga pukul 19.00 WIB, sebelum berganti menjadi cerah berawan pada malam hari.

    Suhu udara berkisar 23–30°C, dengan angin tenggara sekitar 15 km/jam, serta kelembapan 69–95 persen. “Warga Ponorogo perlu mengantisipasi hujan siang yang durasinya cukup singkat namun merata,” ujar Oky.

    Melihat kondisi cuaca yang cukup bervariasi, masyarakat di tiga wilayah Mataraman diimbau lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak.(mnd/kun)

  • Damkar Magetan Evakuasi Ular Piton 4 Meter yang Mangsa Ayam Warga dari Pohon Bambu 
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        17 November 2025

    Damkar Magetan Evakuasi Ular Piton 4 Meter yang Mangsa Ayam Warga dari Pohon Bambu Surabaya 17 November 2025

    Damkar Magetan Evakuasi Ular Piton 4 Meter yang Mangsa Ayam Warga dari Pohon Bambu
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Anggota Pemadam Kebakaran Kabupaten Magetan, Jawa Timur mengevakuasi ular piton sepanjang 4 meter yang nangkring di atas pohon bambu di aliran Sungai Tinil, Desa Panekan, Kecamatan Panekan.
    Personel Damkar, Dovi Saputra mengatakan, laporan dari warga masuk sekitar pukul 15.00 WIB setelah mereka melihat seekor ular besar di pucuk bambu.
    “Warga melapor ada
    ular piton
    besar di atas pohon bambu. Kami langsung bergerak ke lokasi. Dari laporan warga, ular tersebut habis memangsa ayam milik warga,” ujarnya melalui sambungan telepon, Senin (17/11/2025).
    Dovi mengatakan, proses evakuasi berjalan cukup cepat tanpa kendala berarti.
    Ular sempat jatuh ke aliran sungai setelah petugas menggoyang batang bambu menggunakan galah.
    “Ular sempat jatuh ke sungai dan berenang mencoba kabur. Tapi tiga personel akhirnya bisa menangkap dan mengamankannya,” ucap dia. 
    Setelah ditangkap, petugas membawa ular tersebut ke pos Damkar Panekan.
    Tak lama kemudian, seorang warga mengajukan permintaan untuk memeliharanya.
    Dovi menegaskan pihaknya memperbolehkan dengan catatan tertentu.
    “Kami hanya mengingatkan agar ular dipelihara dengan benar dan tidak dilepas kembali di sungai yang dekat permukiman,” kata dia. 
    Dovi menyebut, permintaan
    evakuasi hewan
    liar di Magetan yang masuk ke kantor Pemadam Kebakaran terus meningkat sepanjang 2025.
    Hingga November, Damkar menerima lebih dari 300 laporan evakuasi hewan, termasuk sarang tawon vespa dan ular.
    “Untuk ular saja ada sekitar 120 laporan, kebanyakan dari pemukiman yang dekat dengan peternakan ayam,” ucap dia.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
    Fitur Apresiasi Spesial dari pembaca untuk berkontribusi langsung untuk Jurnalisme Jernih KOMPAS.com
    melalui donasi.
    Pesan apresiasi dari kamu akan dipublikasikan di dalam kolom komentar bersama jumlah donasi atas nama
    akun kamu.

  • Cuaca 17 November 2025: Hujan Ringan Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Cuaca 17 November 2025: Hujan Ringan Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diminta lebih waspada terhadap perubahan cuaca pada Senin, 17 November 2025. Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyebut ketiga wilayah tersebut berpotensi diguyur hujan ringan pada siang hari.

    “Cuaca pagi mungkin terlihat tenang, tetapi ada potensi hujan yang cukup konsisten menjelang tengah hari,” kata Oky.

    Menurutnya, kondisi atmosfer yang tidak stabil membuat peluang hujan merata di wilayah Mataraman. Ia juga mengimbau masyarakat untuk membawa perlengkapan antisipasi, terutama yang beraktivitas di jalan.

    Untuk wilayah Ngawi, cuaca diperkirakan dimulai dengan langit berawan pada pukul 06.00 WIB. Hujan ringan turun pada pukul 10.00 WIB hingga 13.00 WIB, lalu meningkat menjadi hujan disertai petir pada pukul 16.00 WIB. Menjelang malam, kondisi kembali mereda.

    “Pada malam hari sekitar pukul 22.00 WIB, cuaca di Ngawi cenderung cerah berawan dan cukup aman untuk aktivitas luar, namun tetap hati-hati karena jalan bisa licin,” ujar Oky.

    Suhu berkisar 23–28 derajat Celcius dengan angin dari Barat 7,5 km/jam dan kelembapan 71–97 persen.

    Cuaca Magetan menunjukkan pola yang mirip. Awan mendominasi pagi hari sebelum hujan ringan turun pada pukul 10.00–13.00 WIB. Cuaca kembali berawan pada pukul 16.00 WIB hingga malam.

    Suhu berada pada kisaran 22–28 derajat Celcius, dengan angin dari Tenggara berkecepatan 12,6 km/jam dan kelembapan 69–93 persen. Menurut Oky, Magetan biasanya punya pola yang stabil. Hujannya tidak terlalu deras, tapi cukup membuat suhu menurun dan aktivitas luar sedikit terhambat.

    Sementara itu, Ponorogo diprediksi mengalami kondisi cuaca yang serupa dengan Magetan. Hujan ringan pada siang hari dan cuaca berawan pada pagi hingga malam menjadi pola dominan di wilayah tersebut. Suhu udara 22–30 derajat Celcius, angin bertiup dari Tenggara 10 km/jam, dan kelembapan berada pada rentang 64–95 persen.

    “Masyarakat Ponorogo perlu lebih berhati-hati pada siang hari, karena hujan datang cukup cepat setelah kondisi pagi yang berawan,” jelas Oky.

    Sebagai penutup, Oky kembali menekankan pentingnya kewaspadaan masyarakat. Walaupun tidak ada potensi cuaca ekstrem, masyarakat diharapkan tetap mempersiapkan diri. Kondisi jalan setelah hujan bisa licin, sehingga utamakan keselamatan. [mnd/suf]

  • Dua Biawak Raksasa Jatuh dari Plafon Kamar Mandi Warga Magetan

    Dua Biawak Raksasa Jatuh dari Plafon Kamar Mandi Warga Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Petugas BPBD Magetan mengevakuasi dua ekor biawak berukuran besar yang masuk ke dalam plafon kamar mandi rumah Abdul Haq, warga Kelurahan Kebonagung, Magetan, Sabtu (15/11/2025).

    Peristiwa tersebut bermula ketika Abdul Haq sedang menonton televisi di ruang depan lalu mendengar suara keras dari arah kamar mandi. Ia mengaku langsung curiga bahwa suara itu berasal dari biawak, karena hewan liar tersebut kerap naik ke plafon rumahnya.

    “Saya nonton TV di depan, terus tiba-tiba ada suara keras dari WC, plafonnya runtuh. Saya tahu kalau itu pasti biawak, karena sering dengar suara biawak naik ke plafon rumah saya,” jelas Abdul Haq.

    Ia kemudian meminta keponakannya menghubungi BPBD Magetan untuk meminta bantuan. Menurut Abdul, biawak-biawak itu diduga berasal dari Sungai Gandong yang berada tepat di belakang rumahnya. “Naiknya lewat pohon, terus masuk ke plafon itu. Mereka memangsa tikus,” tambahnya.

    Petugas Pusdalops BPBD Magetan, Nino Praktikta, mengatakan pihaknya menerima laporan dari warga di Jalan Panglima Sudirman Nomor 85 terkait keberadaan biawak di atas plafon kamar mandi.

    “Saat dicek oleh teman-teman BPBD, ternyata ada dua biawak. Masing-masing beratnya sekitar 10 kilogram dengan panjang kurang lebih 130 centimeter,” jelas Nino.

    Kedua biawak itu langsung ditangkap menggunakan penjepit, lalu diikat menggunakan tali rafia sebelum dievakuasi ke Mako BPBD Magetan.

    Menurutnya, keberadaan kedua hewan liar tersebut diketahui setelah plafon kamar mandi jebol dan biawak terjatuh ke dalam ruangan. “Pemilik rumah awalnya mendengar suara di kamar mandi. Katanya memang sering ada biawak di sekitar situ. Saat di atas plafon, plafonnya jatuh dan biawak ikut jatuh, akhirnya dilaporkan ke BPBD,” katanya.

    Setelah dievakuasi, kedua biawak tersebut rencananya akan dilepas kembali ke habitat yang jauh dari permukiman warga agar tidak membahayakan.

    Terkait kemungkinan kemunculan biawak akibat cuaca, Nino menilai hal itu tidak berkaitan. Ia menyebut daerah sekitar Sungai Gandong memang menjadi habitat alami biawak dan masyarakat setempat juga sering melihat hewan tersebut, mulai ukuran kecil hingga besar. “Menurut info warga, memang sering ada biawak terlihat di sana. Jadi bukan karena faktor cuaca,” ujarnya. [fiq/kun]

  • Novita Hardini Dorong Sinergi Penguatan Pariwisata Magetan dalam Bimtek Event Nasional

    Novita Hardini Dorong Sinergi Penguatan Pariwisata Magetan dalam Bimtek Event Nasional

    Magetan (beritajatim.com)– Bimbingan Teknis (Bimtek) Penyelenggaraan Event Nasional untuk peningkatan daya saing pariwisata daerah digelar di Hotel Bukit Bintang, Magetan, Sabtu (15/11/2025).

    Kegiatan ini dihadiri Anggota Komisi VII DPR RI, Novita Hardini Mochamad, sebagai bagian dari kunjungan kerja sekaligus silaturahmi legislator Jawa Timur.

    Novita menyampaikan bahwa pelatihan tersebut menjadi momentum untuk menggali lebih jauh potensi sektor pariwisata di Magetan agar dapat dikolaborasikan dengan daerah lain di Jawa Timur. Menurutnya, kawasan seperti Trenggalek, Ponorogo, Magetan, hingga Pacitan memiliki karakter pariwisata yang saling melengkapi.

    “Daerah-daerah ini punya irisan kuat di sektor pariwisata. Pacitan dan Trenggalek kuat di wisata bahari, Ponorogo dengan kekayaan budaya yang sudah saya ajukan ke UNESCO dan kini diakui dunia, sementara Trenggalek juga sedang berproses untuk ikut pameran internasional di Korea tahun 2026,” ujar Novita.

    Ia menambahkan, Magetan memiliki kekayaan lokal yang perlu dipetakan dengan lebih detail. Langkah tersebut akan ditindaklanjuti melalui komunikasi dengan unsur legislatif dan eksekutif di tingkat kabupaten.

    “Sinergi antara eksekutif dan legislatif di pusat, provinsi, dan kabupaten harus selaras agar manfaatnya benar-benar dirasakan masyarakat. Saya juga menerima sejumlah aspirasi, salah satunya persoalan pengelolaan lahan wisata yang berada di wilayah Perhutani. Ini yang akan saya pelajari lebih dalam untuk kemudian disampaikan di tingkat pusat,” terangnya.

    Permasalahan Telaga Sarangan Masuk Radar Pembahasan Pusat

    Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Magetan, Joko Trihono, menyambut positif kehadiran Novita Hardini. Ia menilai ini menjadi peluang untuk mempercepat penyelesaian sejumlah persoalan strategis, terutama terkait pengelolaan Telaga Sarangan.

    Menurut Joko, sebagian kawasan wisata Sarangan berada di bawah kewenangan Perhutani dan Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) Bengawan Solo, sehingga pengembangannya tidak sepenuhnya dapat dilakukan pemerintah daerah.

    “Permasalahan ini sudah kami sampaikan ke pusat, termasuk permohonan agar pengelolaan Telaga Sarangan bisa diberikan kepada Pemerintah Kabupaten Magetan. Kehadiran Ibu Novita diharapkan dapat membantu mendorong penyelesaian masalah tersebut,” ujarnya.

    Joko menegaskan bahwa dukungan pemerintah pusat sangat dibutuhkan untuk mempercepat pertumbuhan sektor pariwisata Magetan yang memiliki potensi besar namun menghadapi kendala kewenangan pengelolaan lahan. [fiq/ted]

  • Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan Sarangan–Cemorosewu, BPBD Magetan Butuh 1 Jam Evakuasi

    Pohon Tumbang Tutup Akses Jalan Sarangan–Cemorosewu, BPBD Magetan Butuh 1 Jam Evakuasi

    Magetan (beritajatim.com) – Akses Jalan Raya Sarangan–Cemorosewu di Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan sempat tertutup total setelah sebuah pohon pasang berdiameter sekitar 90 sentimeter tumbang dari tebing setinggi 10 meter pada Sabtu (15/11/2025) sekitar pukul 06.00 WIB. Peristiwa ini langsung memicu kemacetan karena jalur tersebut merupakan akses utama warga dan wisatawan menuju kawasan Sarangan serta Cemorosewu.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menjelaskan bahwa tumbangnya pohon dipicu hujan intensitas ringan yang mengguyur sejak dini hari sehingga membuat struktur tebing menjadi labil.

    “Curah hujan membuat kondisi tebing labil. Pohon dengan lingkar kurang lebih 90 sentimeter itu jatuh dari tebing setinggi 10 meter dan menutup 100 persen akses jalan raya,” jelasnya.

    Meski tidak menimbulkan korban jiwa, situasi sempat membuat arus kendaraan tersendat. Warga dan wisatawan yang melintas harus menunggu hingga proses evakuasi selesai karena badan jalan tertutup penuh batang dan ranting pohon.

    Jalur ini termasuk salah satu titik vital menuju objek wisata Telaga Sarangan sehingga gangguan sekecil apa pun langsung berdampak pada mobilitas masyarakat.

    Laporan pertama diterima Pusdalops-PB BPBD Magetan pada pukul 06.53 WIB. Selang 17 menit kemudian, tepat pukul 07.10 WIB, Tim Reaksi Cepat (TRC) BPBD piket pagi diberangkatkan menuju lokasi.

    Penanganan dilakukan bersama unsur TNI, Polri, Perhutani, perangkat Kecamatan Plaosan, perangkat Desa Ngancar, serta relawan dari PGL, AGL, Hanom Hancala, Senkom, dan masyarakat setempat.

    Proses pemotongan batang pohon menggunakan chainsaw dimulai pukul 07.46 WIB. Setelah material batang dan ranting dipotong, pembersihan lanjutan dilakukan untuk memastikan jalur aman dilewati kendaraan. Akses jalan akhirnya kembali dibuka pada pukul 08.05 WIB.

    “Penanganan dapat diselesaikan dalam waktu kurang dari satu jam sejak proses pemotongan dimulai. Setelah pembersihan, jalan kembali bisa dilalui kendaraan,” terang Eka Wahyudi.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat melintas di jalur pegunungan dan wilayah yang banyak ditumbuhi pepohonan besar. Eka menekankan pentingnya pelaporan dini terkait potensi bahaya agar penanganan bisa dilakukan sebelum menimbulkan kerugian.

    “Jika warga menemukan pohon dengan kondisi lapuk atau bangunan yang menunjukkan perubahan struktur, segera laporkan agar bisa ditangani lebih awal. Kejadian serupa ataupun kondisi kedaruratan lain dapat dilaporkan melalui layanan BPBD Magetan,” ujarnya.

    Untuk mempermudah pelaporan, BPBD Magetan menyediakan berbagai kanal layanan darurat, mulai dari telepon kantor, WhatsApp, hingga media sosial resmi seperti Facebook, Twitter, Instagram, dan YouTube. Seluruh layanan terhubung dengan Pusdalops BPBD Magetan di Jl. Samudra No. 47, Magetan.

    Masuknya musim penghujan membuat BPBD meningkatkan pemantauan cuaca serta kesiapsiagaan di titik-titik rawan bencana agar kejadian serupa dapat ditangani lebih cepat. [fiq/beq]

  • Akses Cemoro Sewu–Sarangan Magetan Tertutup Longsor

    Akses Cemoro Sewu–Sarangan Magetan Tertutup Longsor

    Magetan (beritajatim.com) – Akses jalan tembus Cemoro Sewu–Sarangan yang melintasi wilayah Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, Magetan, tertutup total akibat longsor yang terjadi setelah kawasan tersebut diguyur hujan deras dalam sepekan terakhir.

    Material tanah dan bebatuan menutup seratus persen badan jalan, membuat jalur ini tidak bisa dilalui kendaraan, baik roda dua maupun roda empat, pada Sabtu (15/11/2025).

    Akibat penutupan total ini, pengendara terpaksa memutar arah dan menggunakan jalur lama sebagai alternatif. Kondisi ini menyebabkan arus lalu lintas tersendat, terutama pada jam-jam sibuk ketika banyak warga maupun wisatawan melintas menuju kawasan Sarangan dan Cemoro Sewu.

    Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Magetan hingga kini masih berada di lokasi kejadian. Petugas melakukan pembersihan material longsor dan mengupayakan pembukaan akses secepat mungkin. Tidak ada korban jiwa dari peristiwa ini.

    Longsor ini diduga dipicu oleh intensitas hujan tinggi yang terjadi selama sekitar satu minggu terakhir. Kondisi tanah yang jenuh air membuat tebing di sisi jalan tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi pergerakan tanah.

    “Tim kami masih melakukan penanganan di lokasi,” terang Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi.

    BPBD Magetan mengimbau seluruh pengguna jalan agar tetap waspada, terutama saat melintas di kawasan rawan bencana selama musim hujan. Jalur Cemoro Sewu–Sarangan sendiri masih ditutup sementara sampai pembersihan material selesai dan situasi dinyatakan aman.

    Petugas juga meminta masyarakat untuk mengikuti informasi resmi terkait rekayasa lalu lintas maupun perkembangan penanganan longsor. Pemerintah daerah berharap akses utama ke kawasan wisata Sarangan segera pulih agar aktivitas warga dan mobilitas wisatawan kembali normal. [fiq/ian]

  • Curah Hujan Tinggi, Petani Sayur Magetan Terpaksa Babat Lahan Gagal Panen

    Curah Hujan Tinggi, Petani Sayur Magetan Terpaksa Babat Lahan Gagal Panen

    Magetan (beritajatim.com) – Tingginya curah hujan dalam tiga pekan terakhir membuat para petani sayuran di Magetan, Jawa Timur, menghadapi masa sulit.

    Di Desa Genilangit, Kecamatan Poncol, sejumlah petani bahkan terpaksa membabat tanaman cabai yang seharusnya siap panen karena terserang penyakit dan membusuk sebelum sempat dijual.

    Beberapa petani terlihat menebang habis tanaman cabai keriting mereka, Jumat (14/11/2025) Tanaman yang semestinya mendatangkan keuntungan itu tak lagi bisa diselamatkan setelah diserang hama patek—penyakit yang menyerang akar dan buah saat kelembapan udara meningkat tajam. Alih-alih dipanen, cabai yang busuk itu akhirnya dijadikan bahan kompos.

    “Semuanya kami babat karena gagal panen. Hujan terus-menerus membuat tanaman terserang patek, buahnya busuk semua,” ujar Kemis, salah satu petani setempat.

    Ironisnya, di tengah gagalnya panen, harga cabai keriting di pasaran sedang tinggi. Di tingkat pedagang, harga mencapai Rp50.000 per kilogram, naik dari sebelumnya Rp40.000.

    Namun di tingkat petani, harga hanya berkisar Rp30.000 per kilogram—jumlah yang tidak bisa mereka nikmati karena tidak ada hasil yang layak panen.

    Bukan hanya cabai yang terdampak. Tanaman bawang pre dan terong di desa tersebut juga rusak akibat cuaca ekstrem berkepanjangan. Tanaman terong yang biasanya tumbuh subur kini layu, berhenti berkembang, dan dibiarkan membusuk di lahan.

    Kenaikan harga sayuran pun merembet ke pasar. Terong yang biasanya Rp3.000 per kilogram kini naik menjadi Rp5.000. Pasokan sayuran dari wilayah sentra produksi juga menurun drastis karena banyak petani mengalami kerugian serupa.
    .
    Di Pasar Sayur Magetan, sejumlah komoditas tercatat naik signifikan. Wortel misalnya, kini dijual Rp15.000 per kilogram dari sebelumnya Rp10.000. Tomat ikut melonjak menjadi Rp15.000 dari harga awal Rp10.000, sementara cabai rawit naik dari Rp20.000 menjadi Rp30.000 per kilogram.

    “Yang naik banyak, cabai keriting sekarang Rp50.000, wortel dari Rp10.000 jadi Rp15.000, tomat juga naik jadi Rp15.000,” kata Sakinah, salah satu pedagang pasar.

    Kondisi ini membuat petani maupun pedagang hanya bisa berharap cuaca segera kembali stabil. Selain untuk memulihkan produksi di tingkat petani, cuaca yang membaik juga diharapkan dapat menahan laju kenaikan harga di pasar yang mulai memberatkan konsumen. [fiq/ian]

  • Rumah Warga Pencol Magetan Roboh Diterjang Angin Kencang

    Rumah Warga Pencol Magetan Roboh Diterjang Angin Kencang

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah rumah milik warga Desa Pencol, Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, roboh setelah hujan deras disertai angin kencang menerjang wilayah tersebut pada Jumat (14/11/2025) sekitar pukul 14.00 WIB. Tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, namun bangunan utama rumah milik Loso (67) mengalami kerusakan berat.

    BPBD Magetan mencatat, hujan berintensitas sedang hingga lebat yang disertai angin kencang membuat struktur rumah tidak mampu menahan terpaan angin hingga akhirnya ambruk. Kejadian tersebut kemudian dilaporkan masyarakat kepada Pusdalops-PB pada pukul 18.13 WIB.

    Setelah menerima laporan, tim piket posko langsung diberangkatkan menuju lokasi kejadian untuk melakukan assessment sekaligus menyerahkan bantuan kedaruratan.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, menjelaskan bahwa TRC-PB tiba di lokasi sekitar pukul 20.30 WIB. “Tim melakukan pendataan, pengecekan kondisi kerusakan, dan menyerahkan bantuan kedaruratan kepada warga terdampak,” ujarnya dalam laporan resmi yang disampaikan.

    Upaya penanganan juga melibatkan koordinasi lintas instansi, termasuk TNI, Polri, perangkat desa, dan perangkat kecamatan. Hasil koordinasi menyepakati bahwa kerja bakti pembongkaran total reruntuhan rumah dilakukan pada Sabtu (15/11/2025) pukul 07.00 WIB.

    Pembersihan reruntuhan melibatkan masyarakat secara gotong royong, sementara proses pendataan kerusakan dilanjutkan oleh BPBD.

    BPBD Magetan juga berkoordinasi dengan perangkat desa terkait status rumah yang roboh. Berdasarkan hasil verifikasi awal, pemilik rumah telah masuk dalam daftar calon penerima program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH). Dinas Perumahan dan Kawasan Permukiman dijadwalkan melakukan pengecekan langsung pada hari berikutnya.

    Menghadapi potensi cuaca ekstrem, BPBD Magetan mengimbau warga untuk mewaspadai kondisi bangunan yang menunjukkan tanda bahaya seperti kelapukan, retakan, atau perubahan struktur yang dapat mengancam keselamatan.

    Eka Wahyudi menegaskan bahwa masyarakat bisa segera menghubungi nomor pelayanan BPBD apabila terjadi kejadian serupa atau bencana lainnya.

    Penanganan kejadian rumah roboh ini melibatkan BPBD, TNI, Polri, perangkat kecamatan, perangkat desa, serta masyarakat setempat. [fiq/ian]

  • Jalur Ekstrem Yogyakarta-Mandalika Dilibas GEAR ULTIMA

    Jalur Ekstrem Yogyakarta-Mandalika Dilibas GEAR ULTIMA

    Jakarta

    Berkendara jarak jauh menggunakan sepeda motor kini sudah menjadi hal lumrah. Touring dengan sepeda motor dapat memberikan pengalaman unik terutama waktu melewati rute dengan pemandangan alam indah hingga melahirkan cerita unik.

    Seperti yang dilakukan oleh konten kreator asal Yogyakarta dengan akun Instagram @duasetengahjuta, Taufiq, yang sukses melakukan solo touring lintas pulau sejauh 2.000 kilometer, yaitu dari Yogyakarta ke Mandalika (Lombok) dan kembali ke Yogyakarta dengan mengandalkan Yamaha GEAR ULTIMA.

    Perjalanan ini menjadi lebih epik karena tidak selalu melewati jalur utama yang punya kondisi jalan mulus, tetapi melalui beberapa jalan ekstrem yang menanjak dan tidak rata untuk mencari destinasi wisata tersembunyi yang masih sepi pendatang sehingga semakin mempertegas predikat GEAR ULTIMA sebagai ‘Motor Kuat, Hebat, No Debat’.

    Sejalan dengan ciri khas konten dari Taufiq atau akrab disapa Pakde oleh para penontonnya ini senang melakukan perjalanan jarak jauh dengan mengendarai skutik 125 cc sambil membuktikan kemampuan sepeda motornya sehingga cocok dengan GEAR ULTIMA yang merupakan multi-purpose scooter.

    Dengan gayanya yang khas, Taufiq berhasil membuktikan bahwa Yamaha GEAR ULTIMA dapat selalu bisa diandalkan untuk menaklukan berbagai medan seperti tanjakan curam hingga jalanan bergelombang tapi tanpa perlu mengorbankan kenyamanan dan performanya.

    “Bagi saya riding jarak jauh menggunakan skutik kecil bukanlah menjadi alasan untuk kita berhenti mengeksplor suatu hal baru dan bukan sekedar sampai di tujuan destinasinya saja, tetapi menikmati setiap momen di jalan juga menjadi salah satu pengalaman apik, apalagi bareng skutik yang bisa diajak riding lewatin berbagai medan dengan nyaman tanpa drama serta punya konsumsi bahan bakar yang irit seperti GEAR ULTIMA bikin semakin pas untuk nikmatin semua momen berharga selama berkendara,” jelas Taufiq, dalam keterangan tertulis, Jumat (14/11/2025).

    Foto: Yamaha

    Eksplor Wisata Hidden Gem Dengan Jalur Ekstrem

    Yamaha Gear Ultima Foto: Yamaha

    Selama kurang lebih sembilan hari perjalanan, tak jarang Taufiq menjelajahi berbagai destinasi tersembunyi (hidden gems) di sepanjang rute perjalanan seperti pantai eksotis di kawasan Situbondo yang masih sepi wisatawan hingga Bukit Hijau Tolang Empak Hill di Buwun Mas Sekotong, Lombok yang punya panorama pegunungan dan laut membentang dengan indah.

    Selain itu, tentu saja melewati berbagai karakter jalan yang berbeda-beda setiap daerah khususnya seperti daerah Pantura yang punya jalan panjang tak terputus, tanjakan panjang di area Tawangmangu-Magetan, serta tanjakan terkenal di Lombok yaitu tanjakan Sembalun yang terkenal cukup curam dan meliuk-liuk.

    Namun, seluruh rintangan tersebut bukan menjadi kesulitan bagi GEAR ULTIMA, tetapi menjadi ajang untuk membuktikan ketangguhan dan kehandalannya karena sudah dilengkapi dengan mesin berteknologi Blue Core Hybrid 125 cc yang bikin skutik ini jadi lebih bertenaga terutama saat akselerasi awal yang mendapatkan dorongan instant dari Hybrid Power Assist selama 3 detik awal.

    Nyaman dan Praktis Bikin Betah Riding

    Tentu saja perjalanan jarak jauh seperti dari Yogyakarta ke Mandalika perlu membawa barang yang cukup banyak, mulai dari perlengkapan pribadi, riding gear, dan bahkan membawa kursi lipat untuk beristirahat.

    Tanpa ada rasa bingung, semua kebutuhan tersebut dapat terakomodasi dengan baik karena bagasi GEAR ULTIMA yang luas, yaitu mencapai 18,6 liter dan dek kakinya yang lapang dengan gantungan ganda sangat bermanfaat untuk mengangkut banyak tas.

    Apalagi handle belakang multiguna-nya yang didesain datar dan kokoh sangat memudahkan pengendara untuk dapat memasang tas tambahan seperti duffle bag berkapasitas 40 liter milik Taufiq yang terisi penuh dengan perlengkapan riding.

    Walaupun membawa banyak barang bawaan, riding selama berjam-jam dengan kondisi jalan yang beragam bersama GEAR ULTIMA tetap terasa nyaman karena posisi berkendaranya cukup ergonomis dan didukung dengan jok yang luas dan bobot motornya yang cukup ringan.

    Touring Irit, Seru, dan Penuh Cerita

    Keseruan dan kenyamanan mengendarai GEAR ULTIMA semakin lengkap karena konsumsi bahan bakarnya tergolong cukup efisien karena untuk ongkos bensin selama Taufiq berkendara dari Yogyakarta-Mandalika-Yogyakarta sambil mengeksplor beberapa tempat dengan total jarak 2000 KM ini hanya merogoh uang sebesar Rp 373 ribu (hasil bervariasi bergantung pada bobot, gaya berkendara, dan kondisi perjalanan).

    Di samping itu, kapasitas tangki bensinnya yang mencapai 5.1 Liter juga sangat membantu Taufiq selama riding jarak jauh terutama saat mengunjung beberapa area yang jarang dilalui kendaraan karena jadi tidak harus sering mengunjungi SPBU sehingga semakin membuktikan bahwa riding jarak jauh menggunakan GEAR ULTIMA itu Irit No Debat.

    “Sebagai Multi-Purpose Scooter, GEAR ULTIMA memang dihadirkan untuk bisa selalu menemani di setiap kebutuhan mobilitas para pengendaranya baik dalam jarak yang dekat, maupun jarak jauh seperti salah satu pengguna asal Yogyakarta yang sukses riding mencapai Mandalika, Lombok dan perjalanan panjang tersebut dinilai nyaman, efisien, dan tanpa drama walau harus melewati berbagai kondisi jalan sehingga semakin membuktikan karakter utama dari GEAR ULTIMA, yaitu hebat, kuat, lincah, dan no debat,” ujar Manajer Manager PR, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Mfg Rifki Maulana.

    (akd/ega)