kab/kota: Magetan

  • Acara Selamatan di Ponorogo Jatim Berakhir Petaka: 46 Orang Diare Diduga Keracunan, 1 Tewas  – Halaman all

    Acara Selamatan di Ponorogo Jatim Berakhir Petaka: 46 Orang Diare Diduga Keracunan, 1 Tewas  – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PONOROGO – Tak ada yang menyangka, acara selamatan berakhir petaka.

    Peristiwa ini terjadi di Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim pada Kamis (30/1/2025) malam.

    Sedikitnya 46 warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim diduga keracunan makanan. Bahkan ada satu orang yang tewas

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto membenarkan dugaan keracunan ini. Total ada 46 orang keracunan, 1 di antaranya tewas.

    “Ini masih dalam proses penelitian apakah betul-betul keracunan apakah karena makanan yang dipesan atau yang lain,” pungkas AKP Rudy.

     

    Keracunan Massal di Ponorogo, Puluhan Warga Diare, Mual, Muntah

    Keracunan massal melanda Ponorogo, sedikitnya 46 warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim diduga keracunan makanan.

    Puluhan orang itu diduga keracunan hidangan saat acara dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim pada Kamis (30/1/2025) malam.

    “Yang periksa ke saya itu ada puluhan mulai Jumat, 31 Januari 2025. Satu orang dilarikan ke rumah sakit Yasyfin Gontor dan meninggal dunia. Satu di klinik di Jetis,” ungkap Mantri Kesehatan Desa Bondrang, Heru Kusmanto, Sabtu (1/2/2025).

    Dia menjelaskan bahwa awalnya warga yang periksa itu lemas muntah-muntah seperti diare. 

    Selain yang dirawat, kondisinya lemah tetapi tidak begitu parah.

    “Keluhannya diare. Sebagian ada muntah panas. Mereka yang diduga keracunan itu periksa paginya setelah selametan itu,” papar Heru.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto membenarkan dugaan keracunan ini. Total ada 46 orang keracunan, 1 diantaranya tewas.

    “Ini masih dalam proses penelitian apakah betul-betul keracunan apakah karena makanan yang dipesan atau yg lain,” pungkas AKP Rudy

     

    Terkuak Asal Usul Hidangan Bikin Warga di Ponorogo Keracunan

    Acara selamatan dzikir fida’ di rumah Miswaji warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo Jatim pada Kamis (30/1/2025) malam berakhir petaka.

    Dari 90 undangan 46 di antaranya mengalami keracunan yang diduga disebabkan oleh hidangan yang disajikan.

    Bahkan, 1 di antaranya tewas setelah mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Yasfin Gontor di Desa Gontor, Kecamatan Mlarak, Kabupaten Ponorogo, Jatim, Sabtu (1/2/2025).

    “Ada acara dzikir fida’  di tempat saya. Saya tidak memasak, semua pesan,” ungkap pemilik hajatan, Miswaji, Sabtu (1/2/2025) kepada wartawan.

    Dia menjelaskan bahwa mengundang 90 orang untuk menghadiri dzikir fida’. Dia menyediakan menu sate gulai kambing untuk makan di tempat.

    “Saya sendiri tidak menyangka. Setelahnya banyak yang muntah-muntah. Sampel sudah diambil. Saya sendiri juga tidak tahu,” kata Miswaji.

    Dia menjelaskan untuk acara dzikir fida’ keluarganya memilih untuk pesan di katering. Sehingga mereka tidak repot untuk memasak.

    “Saya sediakan kambingnya. Baru saya antar ke catering kemudian diolah oleh pihak catering baru diantar ke rumah,” tegas Miswaji.

     

    Penjelasan Kades Bondrang

    Kades Bondrang, Baru Pria Sukaca menjelaskan bahwa acara dzikir fida’ digelar, Kamis (30/1/2025) malam. 

    Kemudian sebagian besar warga mengalami mual muntah pada Jumat (31/1/2025)

    “Meninggal dunia 1, rawat inap masih satu. Puluhan rawat jalan dan mulai membaik. Total korban ada 46 orang. Mereka mual muntah dan mencret,” urainya.

    Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto membenarkan dugaan keracunan ini. 

    Total ada 46 orang keracunan, 1 diantaranya tewas.

    “Ini masih dalam proses penelitian apakah betul-betul keracunan apakah karena makanan yang dipesan atau yang lain,” pungkas AKP Rudy.

     

    Polisi Ambil Sampel Makanan, Periksa Tuan Rumah dan para Saksi

    Satreskrim Polres Ponorogo sudah terjun ke lokasi keracunan massal yang diduga akibat hidangan selamatan dzikir fida di rumah Miswaji, warga RT 01 RW 01 Dukuh Tengah, Desa Bondrang, Kecamatan Sawoo, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur (Jatim), Sabtu (1/2/2025).

    Pantauan di lokasi, setelah mengambil sampel makanan, anggota kepolisian juga meminta keterangan beberapa saksi, juga keterangan pemilik rumah, Miswaji.

    “Ya kami ambil sampel makanannya,” ungkap Kasatreskrim Polres Ponorogo, AKP Rudy Hidajanto, Sabtu (1/1/2025).

    Dia menjelaskan, dugaan keracunan ini muncul, karena warga setempat mengalami muntah, mual, pusing seperti diare. Total ada 46 warga yang keracunan massal dan 1 orang menjadi korban meninggal dunia.

    “Ini masih dalam proses penelitian, apakah betul-betul keracunan karena makanan yang dipesan atau yang lain,” kata AKP Rudy.

    Menurut Rudy, karena untuk menentukan apakah yang bersangkutan keracunan karena makanan yang dikonsumsi itu, pihaknya perlu hasil laboratorium .

    “Nanti hasil laboratorium yang akan menjelaskan di dalam makanan ada racun,” terang mantan Kasatreskrim Polres Magetan ini.

    Rudy menjelaskan informasi yang didapatkan oleh polisi, bahwa ada 46 orang yang sakit, 1 yang meninggal dunia.

    “Korban sudah dimakamkan, kami mengetahui informasi ini ketika sudah dimakamkan. Apakah perkara ini harus ditindaklanjuti, kami melakukan pembongkaran jasad dan lain sebagainya, tergantung hasil penyelidikan,” urainya.

    Rudy menyebutkan, bahwa mayoritas saksi yang menderita keracunan, sudah diambil keterangan. 

    Pemilik katering juga telah dimintai keterangan, termasuk pihak puskesmas atau pun pihak laboratorium yg melakukan penelitian.

    “Sampel sudah diambil dan dilakukan. Pengujian sate dan gulai yang dipesan sudah diambil sampel,” tambah Rudy. (tribun network/thf/TribunJatim.com/Surya.co.id).

  • Cuaca Jatim Besok Minggu, 2 Februari 2025: Cenderung Berawan Seharian Kecuali 2 Daerah Hujan Petir

    Cuaca Jatim Besok Minggu, 2 Februari 2025: Cenderung Berawan Seharian Kecuali 2 Daerah Hujan Petir

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah ramalan cuaca Jatim besok MInggu, 2 Februari 2025.

    Cuaca di Jawa Timur cenderung berawan sepanjang hari.

    Beberapa daerah akan hujan ringan bahkan lebat disertai petir.

    Hal ini berdasarkan pada laporan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG).

    Menurut BMKG, Jatim akan mengalami dua cuaca, yaitu hujan dan berawan.

    Hujan ringan mulai pukul 06.00 WIB akan mengguyur Lamongan dan Magetan.

    Intensitas serupa juga terjadi di Mojokerto, Jombang, dan Bondowoso pada 09.00 WIB.

    Hujan mereda pada pukul 12.00 WIB hingga sore.

    Cuaca ini akan digantikan oleh berawan.

    Namun, sekira pukul 21.00 WIB, hujan kembali turun di Surabaya dan Pasuruan.

    Mengingat cuaca akan hujan, warga diharapkan membawa jas hujan atau payung sebelum beraktivitas di luar ruangan.

    Selain itu, penggunaan tabir surya atau sunscreen juga direkomendasikan meski cuaca tak cerah.

    Tabir surya akan melindungi kulit dari risiko kanker sebab paparan sinar matahari.

    Sunscreen ini dapat diaplikasikan ke bagian wajah yang terpapar sinar matahari.

    Pastikan penggunaan ini dilakukan 15 menit sebelum beraktivitas ke luar ruangan.

    Informasi lengkap mengenai ramalan cuaca Jatim besok Minggu, 2 Februari 2025, ini bisa diakses melalui tautan ini: KLIK.

    Selamat beraktivitas!

    —– 

    Berita Jatim dan berita seleb lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Ganggu Lalu Lintas, Disbudpar Magetan Tertibkan Meja Kursi Pedagang di Pinggir Telaga Sarangan

    Ganggu Lalu Lintas, Disbudpar Magetan Tertibkan Meja Kursi Pedagang di Pinggir Telaga Sarangan

    Magetan (beritajatim.com) –  Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan terus berupaya menata kawasan wisata Telaga Sarangan agar lebih nyaman bagi wisatawan.

    Salah satu langkah yakni menertibkan meja dan kursi milik pedagang yang berada di pinggir telaga. Kursi dan meja milik pedagang yang diletakkan di bibir telaga dianggap mengganggu lalu lintas.

    “Beberapa hari lalu kami berkeliling untuk mengingatkan keberadaan kursi dan meja di pinggir telaga. Alhamdulillah sudah jauh berkurang. Tinggal beberapa aja,” ujar Kabid Pengelolaan Pariwisata Disbudpar Magetan, Eka Radityo, Sabtu (01/02/2025)

    Meja dan kursi itu milik pedagang yang memiliki lapak di sisi luar jalan lingkar telaga. Keberadaannya dinilai mengganggu lalu lintas wisatawan yang ingin menikmati keindahan Telaga Sarangan.

    “Meja & kursi milik para pedagang ini cukup mengganggu lalu lintas wisatawan di jalan lingkar telaga. Lagipula mereka kan sudah punya lapak di sisi luar jalan. Jadi sudah banyak meja & kursi yang dilepas. Kini hanya tersisa kursi yang dipasang oleh pemerintah daerah,” tambahnya.

    Kunjungan Wisatawan Tetap Tinggi

    Penertiban ini tidak mengurangi jumlah wisatawan yang datang ke Telaga Sarangan dalam masa libur Isra’ Miraj dan Tahun Baru Imlek. Data kunjungan wisata dari 25 hingga 29 Januari 2025 menunjukkan bahwa Telaga Sarangan masih menjadi destinasi favorit, meskipun cuaca bervariasi dari hujan deras hingga cerah berkabut.

    25 Januari 2025: 3.976 wisatawan

    26 Januari 2025: 11.597 wisatawan

    27 Januari 2025: 10.578 wisatawan

    28 Januari 2025: 8.678 wisatawan

    29 Januari 2025: 5.190 wisatawan

    Meskipun pada 27 Januari terjadi hujan deras dan kabut, arus lalu lintas sempat padat merayap. Namun, secara keseluruhan, lalu lintas wisatawan di kawasan Telaga Sarangan tetap terkendali dan lancar.

    “Dengan adanya penataan ini, diharapkan Telaga Sarangan semakin nyaman dan aman bagi wisatawan. Upaya ini juga menjadi langkah penting dalam menjaga ketertiban dan estetika kawasan wisata unggulan Magetan ini,” pungkas Eka. (fiq/ted)

  • Lanud Iswahjudi Asah Penerbang Latihan Survival Dasar di Ngebel Ponorogo

    Lanud Iswahjudi Asah Penerbang Latihan Survival Dasar di Ngebel Ponorogo

    Magetan (beritajatim.com) – Latihan Survival Dasar Lanud Iswahjudi Tahun Anggaran (TA) 2025 resmi ditutup pada Jumat (31/1/2025) di Lapangan Kecamatan Ngebel, Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur.

    Penutupan dilakukan oleh Kepala Dinas Operasi (Kadisops) Lanud Iswahjudi, Letkol Pnb Dharma T. Gultom, yang mewakili Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Firman Dwi Cahyono. Acara ditandai dengan pelepasan pita tanda peserta latihan sebagai simbol berakhirnya kegiatan.

    Latihan yang berlangsung selama dua hari ini diikuti oleh para penerbang tempur dari Skadron Udara 3, Skadron Udara 14, dan Skadron Udara 15, dengan dukungan pelatih dari Yonko 463 Kopasgat.

    Para peserta menjalani berbagai tahapan latihan bertahan hidup di alam terbuka, termasuk Ilmu Medan Peta Kompas (IMPK), kesehatan lapangan, lempar pisau, psikologi lapangan, menembak pistol, serta teknik pioner seperti tali-temali, bivak, trap, dan pembuatan jerat hewan.

    Salah satu puncak kegiatan ini adalah latihan survival air menggunakan Perahu Karet Jenis LCR (Landing Craft Rubber Boat) di Telaga Ngebel. Latihan ini bertujuan membekali para penerbang dengan keterampilan bertahan hidup dalam berbagai kondisi darurat yang mungkin terjadi selama menjalankan tugas.

    Dalam sambutannya yang dibacakan oleh Kadisops Lanud Iswahjudi, Danlanud Iswahjudi mengapresiasi seluruh peserta, pelatih, dan pendukung latihan yang telah memastikan kelancaran dan keselamatan selama kegiatan berlangsung.

    “Saya mengucapkan terima kasih dan penghargaan yang tinggi kepada seluruh pelaku, kolat, dan pendukung latihan atas terlaksananya seluruh rangkaian Latihan Survival Dasar Lanud Iswahjudi TA. 2025 dengan baik, aman, dan lancar,” ujar Danlanud Iswahjudi.

    Lebih lanjut, ia berharap ilmu dan pengalaman yang diperoleh dalam latihan ini dapat menjadi bekal berharga dalam menjalankan tugas ke depan.

    “Salah satu indikator keberhasilan latihan ini adalah meningkatnya rasa percaya diri para penerbang tempur dalam menghadapi berbagai kondisi, khususnya kondisi emergency saat melaksanakan penerbangan,” tambahnya.

    Sebagai bagian dari kegiatan, seluruh peserta, pelatih, dan pendukung latihan juga menggelar yasinan dan doa bersama. Mereka turut memberikan santunan kepada anak yatim piatu di sekitar Kecamatan Ngebel sebagai bentuk rasa syukur atas suksesnya pelaksanaan latihan. [fiq/ian]

  • 20 Wilayah Jatim Bakal Hujan Petir Besok Jumat, 31 Januari 2025, Pasuruan Sejak Pagi hingga Siang

    20 Wilayah Jatim Bakal Hujan Petir Besok Jumat, 31 Januari 2025, Pasuruan Sejak Pagi hingga Siang

    TRIBUNJATIM.COM – Inilah ramalan cuaca Jatim besok Jumat, 31 Januari 2025.

    Menurut Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), puluhan wilayah Jawa Timur akan hujan petir.

    Sebagian besar hujan ini akan turun saat pagi hingga siang.

    Sekitar pukul 06.00 WIB, cuaca ini akan terjadi di Malang, Probolinggo, Pamekasan, Pasuruan, Probolinggo, dan Trenggalek.

    Wilayah yang terguyur hujan petir ini bertambah pada pukul 09.00 WIB.

    Daerah-daerah yang dimaksud antara lain Banyuwangi, Blitar, Bondowoso, Kota Batu, Pasuruan, Lamongan, Magetan, Malang, Pacitan, Ponorogo, Sidoarjo, Trenggalek, Tuban, dan Tulungagung.

    Selain hujan petir, hujan ringan juga turun di waktu bersamaan di Jombang, Kediri, Madiun, Mojokerto, Probolinggo, Lumajang, Madiun, Nganjuk, Probolinggo, dan Situbondo.

    Hujan petir terus berlangsung saat siang sekira pukul 12.00 WIB, seperti Blitar, Bojonegoro, Kota Batu, Madiun, Malang, Lumajang, Magetan, Nganjuk, Pasuruan, Trenggalek, dan Tulungagung.

    Saat sore, hujan petir masih mengguyur di Trenggalek dan Tulungagung.

    Malang kembali diguyur hujan pada pukul 18.00 WIB.

    Selain cuaca hujan, sebagian besar wilayah akan berawan saat sore hingga malam.

    Mengingat cuaca hujan, warga diharapkan membawa jas hujan atau payung sebelum beraktivitas di luar ruangan.

    Para pengguna jalan juga diimbau berhati-hati sebab jalanan basah.

    Informasi selengkapnya mengenai ramalan cuaca Jatim besok, 31 Januari 2025, bisa diakses melalui tautan ini: KLIK.

    Selamat beraktivitas!

    —– 

    Berita Jatim dan berita viral lainnya.

    Informasi berita menarik lainnya di Google News TribunJatim.com

  • Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Angin Kencang Robohkan Trembesi di Pacitan, Rumah Warga Rusak

    Pacitan (beritajatim.com) – Angin kencang yang melanda wilayah Kecamatan Donorojo, Kabupaten Pacitan, mengakibatkan sebuah pohon Trembesi tumbang. Naasnya, pohon Trembesi yang tumbang itu, menimpa rumah milik Sukardi, warga RT 1/RW 9 Dusun Batu, Desa Donorojo, pada Kamis (30/1/2025) sore.

    Akibat kejadian tersebut, bagian belakang rumah mengalami kerusakan, terutama di bagian atap dapur dan kamar mandi. Beruntung, tidak ada korban jiwa dalam peristiwa tersebut, karena penghuni rumah sedang berada di luar rumah saat kejadian.

    “Kerusakan terjadi pada bagian dapur dan kamar mandi. Beberapa peralatan rumah tangga juga tertimpa material bangunan,” ujar Camat Donorojo, Nasrul Hidayat, saat dikonfirmasi melalui pesan WhatsApp, Kamis sore.

    Warga setempat bersama pemerintah desa dan kecamatan segera melakukan kerja bakti. Para warga ini, melakukan evakuasi barang-barang yang ada, serta memperbaiki atap rumah yang runtuh akibat pohon Trembesi yang tumbang. “Perbaikan sudah dilakukan, hanya bagian kamar mandi yang masih dalam proses,” tambahnya.

    Sementara itu, Kepala Bidang Kedaruratan dan Logistik BPBD Kabupaten Pacitan, Radite Suryo Anggono, menjelaskan bahwa saat kejadian cuaca di lokasi setempat berawan. Namun, saat itu berhembus angin yang cukup kencang.

    Berdasarkan peringatan dini dari BMKG Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda Sidoarjo, cuaca ekstrem diperkirakan terjadi di Provinsi Jawa Timur, termasuk Pacitan, sejak 27 Januari hingga 5 Februari 2025. “Cuaca ekstrem ini dapat menyebabkan hujan lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, hingga puting beliung,” kata Radite.

    Beberapa wilayah yang berpotensi terdampak antara lain Pacitan, Ponorogo, dan Magetan. Fenomena ini diperparah dengan adanya aktivitas gelombang atmosfer seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), Gelombang Kelvin, dan Rossby, yang berkontribusi pada peningkatan curah hujan.

    Dia mengimbau masyarakat, terutama yang tinggal di daerah dengan topografi curam, tebing, dan rawan banjir, untuk meningkatkan kewaspadaan terhadap kemungkinan bencana. “Kami menghimbau masyarakat untuk selalu memantau informasi cuaca resmi dari BMKG serta menghindari aktivitas di area rawan bencana selama periode ini,” pungkasnya. (end/kun)

  • Gratis Masuk Sarangan Magetan Besok 31 Januari, Ada Ski Air usai Larung Sesaji

    Gratis Masuk Sarangan Magetan Besok 31 Januari, Ada Ski Air usai Larung Sesaji

    Magetan (beritajatim.com) – Kabar baik bagi wisatawan yang ingin berkunjung ke Telaga Sarangan, Magetan! Pada Jumat tanggal 31 Januari 2025, wisatawan bisa menikmati keindahan destinasi wisata ini secara gratis tanpa dikenakan retribusi masuk. Kebijakan ini merupakan bagian dari perayaan Puncak Gebyar Labuhan Sarangan yang akan berlangsung meriah.

    Berdasarkan informasi dari Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Magetan, pembebasan retribusi ini berlaku mulai pukul 06.00 hingga 13.00 WIB.

    “Pengunjung dapat memanfaatkan kesempatan ini untuk menikmati berbagai budaya dan keindahan alam yang ditawarkan oleh Telaga Sarangan. Kemudian, setelah Larung atau Labuh Sesaji, akan ada atraksi ski air,” kata Kabid Pengelolaan Pariwisata Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan, Eka Radityo, Kamis (30/01/2025).

    Kebijakan ini sesuai dengan ketentuan dalam Pasal 97 Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 1 Tahun 2024 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah. Dalam aturan tersebut, disebutkan bahwa Bupati atau Pejabat yang ditunjuk dapat memberikan pengurangan, keringanan, pembebasan, dan penundaan pembayaran atas pokok dan/atau sanksi Pajak dan/atau Retribusi dengan memperhatikan kondisi Wajib Pajak atau Wajib Retribusi dan/atau objek Pajak atau objek Retribusi.

    Dalam gelaran Larung Sesaji Sarangan 2023 lalu, Disparbud Magetan juga menggratiskan tiket masuk Sarangan. Diketahui, masyarakat Kelurahan Sarangan, Plaosan, Magetan, Jawa Timur masih terus nguri-uri budaya setempat. Yakni, larung sesaji tumpeng Gono Bahu dan Tidak Ripih. Kedua tumpeng tersebut masing- masing adalah tumpeng nasi setinggi dua meter dan tumpeng aneka sayuran dan hasil bumi dengan tinggi yang sama.

    Larung sesaji sarangan dilaksanakan pada Jumat Pon bulan Ruwah. Larung sesaji ini merupakan bagian dari rangkaian acara bersih desa di kelurahan setempat. Pun, acara ini jadi daya tarik wisata.

    Prosesi labuh sarangan, diawali dengan dengan mengarak dua gunungan atau tumpeng bernama Gono Bahu berupa nasi dan hasil pertanian warga setempat berupa sayur mayur mengelilingi telaga dengan perahu, kemudian dilarung atau ditenggelamkan di tengah tengah telaga. Setelah melarung sesaji, para pengunjung akan disuguh atraksi ski air. [fiq/aje]

  • Tanah Longsor di Telaga Sarangan Magetan, Ada Pohon Besar Berpotensi Tumbang

    Tanah Longsor di Telaga Sarangan Magetan, Ada Pohon Besar Berpotensi Tumbang

    Magetan (beritajatim.com) – Hujan deras yang mengguyur wilayah Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, mengakibatkan tanah longsor di kawasan wisata Telaga Pasir Sarangan, Rabu (29/01/2025). Longsor terjadi sekitar pukul 12.04 WIB, menutupi 50% badan jalan di lokasi kejadian

    Menurut Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, tim gabungan segera melakukan upaya penanganan. “Kami melakukan penanganan tanah longsor,” ujarnya.

    Laporan awal diterima dari warga yang menghubungi call center BPBD Magetan, melaporkan adanya longsoran sepanjang sekitar 5 meter dengan ketinggian 10 meter.

    BPBD Magetan bersama tim gabungan dari TNI, Polri, Perhutani, PMI, perangkat kelurahan, serta potensi relawan segera bergerak ke lokasi. Tim Reaksi Cepat Penanggulangan Bencana (TRC-PB) tiba di lokasi pada pukul 12.15 WIB untuk melakukan asesmen dan kaji cepat.

    “Pada pukul 13.00 WIB, proses pembersihan material longsor dilakukan secara gotong royong. Arus lalu lintas yang sempat terganggu akhirnya kembali normal setelah pembersihan selesai pada pukul 14.00 WIB,” kata Eka.

    Selain pembersihan tanah longsor, tim juga menemukan satu pohon jenis puspa dengan lingkar sekitar 1,5 meter yang berpotensi tumbang. Pohon tersebut berada di ketinggian sekitar 10 meter dan akan ditebang sebagai langkah mitigasi saat kondisi sudah lebih sepi dari pengunjung.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat, khususnya wisatawan yang berkunjung ke Telaga Sarangan, agar tetap waspada terhadap potensi bencana alam, terutama saat cuaca ekstrem. [fiq/ian]

  • Identitas Kerangka Manusia Ditemukan di Gunung Bancak Magetan Terungkap

    Identitas Kerangka Manusia Ditemukan di Gunung Bancak Magetan Terungkap

    Magetan (beritajatim.com) – Kerangka manusia ditemukan di kawasan hutan Gunung Bancak masuk Dusun Sambiroto, Desa Garon, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Selasa (28/1/2025). Berdasarkan identifikasi keluarga, jasad yang sudah jadi kerangka tersebut adalah Salam Waloya (23), seorang pelajar asal Desa Tladan Barat, Kecamatan Kawedanan.

    Kapolsek Kawedanan AKP Suparminto menjelaskan, laporan kehilangan Salam Waloya diterima Polsek Kawedanan pada Sabtu (11/1/2025). Berdasarkan keterangan saksi, Salam meninggalkan rumah sejak 28 Desember 2024. Korban diketahui mengalami kondisi linglung dan memiliki riwayat gangguan jiwa.

    Keluarga yang melakukan pencarian menemukan kerangka manusia dengan ciri pakaian terakhir yang dikenakan korban di Gunung Bancak. Setelah memastikan identitas kerangka tersebut, pihak keluarga melaporkannya ke Polsek Kawedanan untuk penyelidikan lebih lanjut.

    Hingga saat ini, polisi masih mendalami penyebab pasti kematian korban. “Kami akan melakukan investigasi lanjutan dan berkoordinasi dengan pihak terkait untuk memastikan kronologi kejadian,” ujar Suparminto.

    Temuan ini menjadi duka mendalam bagi keluarga korban. Salam Waloya sebelumnya dilaporkan hilang dalam kondisi tidak stabil, sehingga kejadian ini diharapkan menjadi perhatian masyarakat dan aparat untuk lebih peduli terhadap orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). [fiq/beq]

  • Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Jalan Penghubung Ngawi-Magetan Longsor, Kendaraan Wajib Hati-Hati

    Ngawi (beritajatim.com) – Jalan penghubung utama Ngawi-Magetan, Jawa Timur, mengalami longsor dipicu hujan deras yang mengguyur sejak pagi hingga sore pada Senin (27/1/2025). Seluruh kendaraan yang melintas diwajibkan untuk berhati-hati.

    Longsor ini terjadi di Desa Karanggupito, Kecamatan Kendal, Kabupaten Ngawi, pada Selasa (28/01/2025) siang hari. Bahu jalan sepanjang lebih dari 50 meter longsor ke jurang dengan kedalaman mencapai 30 meter.

    Jalan alternatif tersebut kini hanya bisa dilewati secara bergantian, sehingga pengendara yang melintas harus ekstra waspada. Untuk mencegah kecelakaan, warga setempat telah memasang rambu-rambu peringatan di sekitar lokasi longsor, terlebih karena jalur ini berada di tikungan tajam dengan kondisi jalan yang menurun.

    Salah seorang warga, Saifudin, menyampaikan bahwa kejadian ini berlangsung tiba-tiba setelah wilayah tersebut diguyur hujan deras.

    “Saat itu hujan deras sejak pagi, tiba-tiba terdengar suara gemuruh, dan jalan ini longsor ke jurang. Panjang area longsornya cukup besar,” ujar Saifudin.

    Sementara itu, Harnowo, perangkat Desa Karanggupito, menjelaskan bahwa retakan kecil di jalan tersebut sebenarnya sudah terlihat sebelum kejadian.

    “Hujan deras terus menerus menyebabkan tanah tidak mampu menahan beban, sehingga terjadi longsor sepanjang 50 meter dengan kedalaman 30 meter. Padahal, jalan ini adalah penghubung penting antara Ngawi dan Magetan,” kata Harnowo.

    Warga dan para pengguna jalan mendesak pemerintah untuk segera melakukan perbaikan. Mereka khawatir kondisi longsor akan semakin parah mengingat curah hujan di wilayah tersebut masih tinggi. [fiq/beq]