kab/kota: Magetan

  • Polisi Gadungan Asal Magetan Tipu Wanita Tuban Hingga Ratusan Juta, Kini Diamankan

    Polisi Gadungan Asal Magetan Tipu Wanita Tuban Hingga Ratusan Juta, Kini Diamankan

    Tuban (beritajatim.com) – Kasus polisi gadungan di Kabupaten Tuban yang menipu seorang wanita dengan modus pacari korban dan berujung meminta uang hingga Rp 170 akhirnya pelaku diamankan oleh Polisi.

    Sempat diberitakan beberapa hari yang lalu, seorang wanita berinisial KNU (33) warga Desa Karangagung, Kecamatan Palang, Kabupaten Tuban pada 20 November 2025 melaporkan telah ditipu seseorang yang diduga mengaku sebagai anggota Polri bagian Resmob.

    Atas laporan tersebut tim dari Jatanras Satreskrim Polres Tuban gerak cepat melakukan penyilidikan dan berhasil mengungkap identitas asli pelaku serta kini telah diamankan pada Senin 24 November 2025 malam.

    Kasat Reskrim Polres Tuban AKP Bobby Wirawan Wicaksono Elsam membenarkan adanya laporan tersebut pada tanggal 27 Mei 2025 sekitar pukul 20.00 Wib di rumah korban yang beralamatkan Desa Karangagung, Kecamatan Palang, korban telah ditipu oleh seorang laki-laki berinisial AT (32).

    “Pelaku ini asal Dusun Blebang, Desa Ngiliran, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur yang mengaku sebagai anggota Polisi,” ujar AKP Bobby sapanya. Selasa (25/11/2025).

    Lanjut, adapun modus pelaku yakni dengan menjalin hubungan dan AT yang berusaha meyakinkan korban bahwa dirinya benar-benar Polisi hingga memperlihatkan benda menyerupai pistol dan HT.

    Pelaku yang terus merayu korban dengan kata-kata melalui pesan whatshapp, hingga korban yang sudah dirasa jatuh cinta, pelaku kemudian memanfaatkan korban dengan meminta sejumlah uang.

    “Pelaku dan korban kemudian menjalin hubungan asmara, lalu pada tanggal 20 Mei 2025 pelaku mulai meminta uang dengan alasan pelaku mengalami kecelakaan sebesar Rp 1.500.000,- (satu juta lima ratus ribu rupiah),” imbuhnya.

    Setelah itu, pelaku terus secara inten atau berkala meminta uang kepada korban sampai dengan total sebesar Rp 170.000.000. Puncaknya, korban akhirnya sadar apakah benar pelaku tersebut merupakan anggota Kepolisian yang berdinas di bagian Resmob.

    “Korban lalu memulai melakukan pengecekan atau tanya-tanya ke teman-teman polisinya dan didapat informasi bahwa pelaku yang dimaksud bukan anggota Kepolisian atau hanya mengaku-ngaku saja,” kata Bobby.

    Pelaku telah diamankan pada hari Senin tanggal 23 November 2025 sekira pukul 23.00 Wib di depan rumah nya yang beralamatkan di Magetan. Atas tindakan tersebut, pelaku dijerat pasal tindak pidana penipuan atau penggelapan sebagaimana dimaksud dalam pasal 378 KUHP atau 372 KUHP.

    “Untuk barang bukti berupa bukti transfer, rekening koran, tangkapan layar percakapan antara korban dan pelaku,” pungkasnya. [dya/aje]

  • Dari Pacalan ke Surabaya: Cerita Hasil Tani Pelosok Magetan Memasok Dapur MBG Kota Pahlawan

    Dari Pacalan ke Surabaya: Cerita Hasil Tani Pelosok Magetan Memasok Dapur MBG Kota Pahlawan

    Magetan (beritajatim.com) – Udara di lereng Pacalan, Plaosan, Magetan, terasa sejuk di pagi itu. Bersih, jernih, dan menyegarkan. Kabut tipis menghiasi pepohonan. Cahaya matahari mulai muncul. Perlahan mengusir gelap.

    Sebagian orang mungkin masih sibuk dengan urusan domestik mereka. Tetapi, para petani sudah tak lagi di rumah. Sibuk dengan aktivitas harian mereka di ladang sayuran: Menyiangi, memotong, mengumpulkan, dan menimbang panen yang siap berangkat. Kebetulan, momen panen sayuran sedang berlangsung.

    Ya, lereng Pacalan memang terkenal akan komoditas pertanian berupa sayuran. Beragam jenis sayuran tumbuh subur di lereng Gunung Lawu itu. Bahkan, sayuran dari tempat ini sampai dipesan daerah lain di luar Magetan.

    “Sekarang permintaan sayur lebih sering datang dari luar Magetan,” ujar Jurianto, Ketua Kelompok Tani Hutan (KTH) Rimbun Lestari, membuka percakapan dengan senyum bangga.

    Menariknya, pesanan sayur dari Pacalan yang cukup besar berasal dari Ngawi dan Surabaya. Benar. Surabaya. Kota yang jaraknya ratusan kilometer dari Magetan.

    “Ngawi dan Surabaya itu langganan. Seminggu bisa dua kali kirim. Kalau ramai, nilai transaksinya bisa sampai Rp10 juta sekali jalan,” terang dia.

    Kondisi ini mulai dirasakan para petani Pacalan sejak adanya. Makan Bergizi Gratis (MBG), salah satu program andalan Presiden dan Wakil Presiden, Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka. Begitu MBG dimulai, sayur dari Pacalan rutin dikirim ke Surabaya dan Ngawi.

    Sayur-sayur tersebut dikirim dengan tujuan langsung yaitu sejumlah dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG). Tidak ke pasar induk lebih dulu. Jadi, langsung memenuhi permintaan SPPG dalam menyediakan 3.000 porsi lima hari dalam sepekan.

    Bagi Jurianto, pesanan dari dua daerah tersebut, terutama Surabaya, menjadi penenang di tengah rutinitas bisnis pertanian nasibnya tak mudah ditebak. Permintaan yang stabil seperti itu terasa seperti angin segar. Harga naik-turun, cuaca berubah ekstrem, hingga biaya pupuk dan obat tanaman yang terus meroket seolah terbayar ketika truk yang membawa hasil panen melaju ke tujuan.

    Sementara untuk Magetan, Jurianto mengaku ada yang aneh. Justru di “rumah” sendiri, tak ada satupun permintaan sayuran muncul. “Untuk Magetan sendiri justru belum ada yang jalan. Padahal petaninya di sini siap,” kata dia tegas.

    Berharap Pada yang Dekat

    Program MBG) sebenarnya membuka harapan besar bagi para petani. Dengan penerima manfaat yang luas — siswa sekolah, ibu hamil, hingga kelompok rentan — kebutuhan bahan pangan sehat diyakini meningkat.

    Sedangkan Magetan dikenal sebagai salah satu sentra hortikultura di Jawa Timur. Terutama sayur mayur dataran tinggi. Secara logis, MBG menjadi ruang besar bagi produk lokal: kubis Pacalan, wortel Sarangan, kentang dan sawi dari Desa Dadi. Namun dalam praktiknya, serapan lokal belum benar-benar dirasakan — setidaknya oleh Pacalan.

    Agus Suharto, Kepala Desa Pacalan, bangga dengan program MBG karena selaras dengan upaya desa meningkatkan kesejahteraan petani. Tetapi menghadapi kenyataan sedikitnya permintaan sayuran dari Magetan, Agus juga merasa heran.

    Dalam pandangan Agus, MBG seharusnya berpihak dulu pada petani daerah asalnya. Seharusnya, semua kebutuhan dapur SPPG di Magetan dipenuhi dari petani setempat. Barulah ketika kebutuhan dapur tidak bisa lagi mengandalkan pasokan dari Magetan, bisa mengandalkan stok dari daerah lain.

    “Telur lokal ya beli di peternak lokal, daging lokal dari peternak lokal juga. Sayur ya dari Pacalan, Poncol, Sidomukti, se-Kabupaten Magetan dulu,” kata Agus.

    Nyatanya, banyak SPPG di Magetan justru memenuhi kebutuhannya dengan mengambil pasokan dari daerah lain. Data Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kabupaten Magetan mencatat dari total 23 SPPG seluruh Magetan, 3 di antaranya berlokasi di Kecamatan Plaosan. Namun sayangnya, 3 SPPG itu tidak menyerap hasil tani dari Pacalan.

    “Ya selama ada tawaran dan harga masuk akal, petani kami akan kami arahkan dengan baik. Namun, arahan ini jadi sia-sia kalau tidak ada yang beli,” katanya.

    300 Petani dan Mimpi Besar Membalik Nasib

    KTH Rimbun Lestari menaungi sekitar 300 petani. Dari jumlah tersebut, sebagian besar adalah keluarga kecil yang menggantungkan hidup pada panen tiap 30–60 hari, tergantung komoditas.

    “Sejak kerja sama dengan dapur Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Ngawi dan Surabaya, pendapatan petani bisa naik sekitar 50 sampai 60 persen,” ucap Jurianto.

    Peningkatan penghasilan itu membuat ekonomi desa berputar agak kencang. Petani bisa beli pupuk tanpa berutang, peralatan panen mulai diperbarui, anak-anak petani bisa sekolah tanpa tunggakan, dan UMKM pendukung pertanian ikut hidup.

    Namun peningkatan itu rapuh. Ketika harga lokal mulai naik, pasokan dari luar langsung membanjir. Alhasil, harga kembali jatuh.

    “Baru naik sedikit kubis Pacalan, langsung masuk kubis Wonosobo, Probolinggo, Bandung,” keluh Agus. “Petani ya ndlosor (melandao) lagi harganya.”

    Inilah alasan mengapa KTH mengatur strategi tanam berbasis permintaan pasar. Hari ini buncis dicari, besok semua menanam buncis. Minggu depan sawi putih naik, petani langsung beralih. Tapi tanpa proteksi harga, strategi ini seperti berjudi dengan waktu dan cuaca.

    Sistem “Kontan” Menjaga Kepercayaan

    Ada prinsip yang dipegang Jurianto dan kelompoknya: petani tidak boleh menunggu uang hasil panen. Sebelum sayur dikirim, uang harus sudah dipegang petani.

    “Kalau nimbang langsung dibayar. Itu yang dibutuhkan petani,” tekan Jurianto.

    Pernah ada tawaran dari pihak luar yang ingin sistem pembayaran mundur. Namun, sistem itu justru menambah beban petani.

    “Ada dapur dari Madiun. Sistem kontrak harga, bayarnya seminggu sekali. Kami tolak. Kalau petani harus menunggu, mereka bisa tidak makan,” terang Jurianto.

    Cara sederhana namun kritis: menghapus kecemasan petani, menjaga ritme produksi, serta meningkatkan kepercayaan dan kontinuitas suplai. Dalam jangka panjang, sistem semacam ini mampu memperkuat ekonomi berbasis produksi, bukan tengkulak.

    Krisis Harga yang Lama Tak Teratasi

    Harga sayuran masih fluktuatif setiap saat. Kondisi ini terjadi akibat tidak ada batas bawah seperti yang diberlakukan pada padi dan jagung.

    “Petani itu kalau pupuk naik nggak pernah demo. Padahal yang mereka perlu cuma satu: harga panen jangan dibanting,” kata Agus.

    Sebagai pemimpin desa, ia mencoba memberi solusi nyata: membina pasar khusus bagi petani Pacalan, mengatur arus pasokan agar tengkulak luar tidak mendominasi, dan membentuk jejaring penjualan yang lebih mandiri

    MBG: Kunci Ekonomi Hijau Magetan

    Jika dikelola secara visioner, program MBG mampu menjadi game changer bagi pertanian Magetan. Sebab dengan MBG, petani mendapat jaminan pasar tetap ada, juga produksi lokal bisa diserap secara langsung. Selain itu, MBG juga mendorong petani meningkatkan kualitas. Serta menghidupkan UMKM logistik dan dapur olahan

    Bayangkan jika seluruh sekolah dan kelompok penerima manfaat di Magetan berkomitmen membeli minimal 50–70 persen dari petani lokal. Dampak yang timbul antara lain: miliaran rupiah berputar di Magetan, memperkuat etahanan pangan lokal, petani berani investasi alat dan lahan, serta kaum muda kembali mau bertani. Inilah sejatinya ekonomi hijau yang menyejahterakan akar rumput.

    Dari Lereng Gunung ke Meja Makan

    Bagi Jurianto, menjadi petani bukan hanya soal panen dan uang. Ia ingin generasi muda melihat bahwa pertanian punya masa depan.

    “Kita ingin anak-anak petani bangga pada kerja orang tuanya.”

    Mereka percaya, makan bergizi untuk siswa melalui MBG dihasilkan dari pangan lokal yang segar dan sehat, dibudidayakan oleh tangan-tangan petani yang merawat bumi, adalah rantai keberlanjutan yang harus dijaga bersama.

    Agus menutup perbincangan dengan harapan,“Tolong bantu suarakan bahwa MBG juga harus menyejahterakan petani kecil. Kalau petani hidup sejahtera, Magetan juga ikut maju.”

    Di balik seiris wortel dalam ompreng MBG yang tiba di sekolah, tersimpan cerita panjang perjuangan petani Pacalan menjaga ekonomi tetap berdenyut. Setiap truk yang meluncur dari desa menjadi bukti bahwa Magetan memiliki kekuatan pangan yang bisa menopang Generasi Emas Indonesia — tinggal memastikan pintu-pintu pasarnya tidak terkunci dari dalam. [fiq/beq]

  • Prakiraan Cuaca Jatim 23 November 2025: Ngawi hingga Ponorogo Berawan dan Berpotensi Hujan

    Prakiraan Cuaca Jatim 23 November 2025: Ngawi hingga Ponorogo Berawan dan Berpotensi Hujan

    Surabaya (beritajatim.com) – Minggu (23/11/2025), sejumlah wilayah di Jawa Timur diprediksi mengalami cuaca yang cenderung berawan disertai potensi hujan ringan di beberapa titik. Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa kondisi atmosfer pada hari ini relatif dinamis dan masyarakat diminta tetap mewaspadai perubahan cuaca mendadak.

    “Hujan ringan masih berpotensi muncul di beberapa wilayah, terutama pada siang hingga malam hari. Masyarakat sebaiknya tetap menyiapkan perlindungan saat beraktivitas di luar ruangan,” ujar Oky dalam keterangannya.

    Sejak pagi hingga malam, Ngawi diprediksi berada dalam kondisi berawan. Mulai pukul 06.00 hingga 22.00 WIB, langit diperkirakan tidak banyak berubah. Hujan ringan sempat muncul pada pukul 16.00 WIB, meski berlangsung singkat.

    Suhu udara berkisar 24–31°C dengan kelembapan tinggi mencapai 64–98%. Angin bertiup dari arah selatan dengan kecepatan sekitar 8,3 km/jam. “Cuacanya relatif stabil, namun hujan sore cukup mungkin terjadi karena akumulasi awan sejak pagi,” kata Oky.

    Sedangkan wilayah Magetan diprediksi mengalami cuaca yang lebih basah dibanding daerah lain. Setelah berawan pada pukul 06.00 WIB, hujan ringan akan turun mulai 07.00 hingga 16.00 WIB. Kondisi kembali berawan pada malam hari, tepatnya pukul 19.00–22.00 WIB.

    Suhu udara berada di kisaran 22–27°C dengan kelembapan 73–96%. Angin bergerak dari arah barat daya dengan kecepatan 8,2 km/jam.

    Ponorogo sendiri memulai pagi dengan kondisi berawan pada 06.00–07.00 WIB, sebelum berubah cerah pada pukul 10.00 WIB. Cuaca kembali berawan pada 13.00–16.00 WIB, lalu hujan ringan turun pada 19.00 WIB. Menjelang malam, tepat pukul 22.00 WIB, wilayah ini kembali berawan.

    Suhu udara berkisar 23–31°C, kelembapan 60–97%, dan angin bertiup dari tenggara dengan kecepatan 7,6 km/jam. “Ponorogo masih berpotensi diguyur hujan pada malam hari meski siangnya cenderung cerah,” tambah Oky.

    Dengan adanya potensi hujan di beberapa wilayah, warga diharap tetap membawa perlengkapan seperti jas hujan atau payung jika beraktivitas di luar rumah. BMKG juga mengimbau masyarakat untuk terus memperbarui informasi cuaca agar dapat mengantisipasi perubahan kondisi atmosfer sepanjang hari. [mnd/suf]

  • Kronologi Pelajar SMA di Magetan Tenggelam Saat Mancing di Kedung Ceplok

    Kronologi Pelajar SMA di Magetan Tenggelam Saat Mancing di Kedung Ceplok

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang pelajar SMA berinisial RDN (15), warga Dusun Babrik, Desa Pragak, Kecamatan Parang, Magetan, meninggal dunia setelah terpeleset dan jatuh ke aliran Sungai Kedung Ceplok, Desa Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan, Sabtu (22/11/2025).

    Korban bersama seorang temannya diketahui berangkat memancing sekitar pukul 10.00 WIB. Menjelang pulang, korban terpeleset dari tebing yang licin lalu jatuh ke sungai. Karena tidak bisa berenang, pelajar tersebut sempat meminta tolong.

    “Warga dapat kabar dari adiknya yang telepon pulang. Terus warga langsung berbondong-bondong ke lokasi,” ujar Jono, warga Lembeyan Kulon, yang ikut melakukan pencarian.

    Menurut dia, lokasi jatuhnya korban berada di tebing cukup tinggi. “Kurang lebih sekitar 7 meteran dari atas sampai dasar sungai. Tebingnya licin,” jelasnya.

    Sejumlah warga sempat melakukan penyelaman untuk mencari korban. “Belum sampai beberapa menit, korban ditemukan, namun sudah dalam keadaan meninggal di dasar sungai,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi, mengatakan pihaknya menerima laporan kejadian pukul 13.31 WIB. Tim kemudian menuju lokasi untuk melakukan assessment dan evakuasi.

    “Pukul 14.00 WIB tim BPBD tiba di lokasi. Setelah koordinasi dengan saksi, evakuasi dilakukan dengan penyisiran area tepi dan tengah sungai. Pukul 14.30 WIB, korban berhasil dievakuasi dalam keadaan meninggal dunia,” ujar Eka.

    Jenazah korban kemudian dibawa ke rumah duka untuk menjalani pemeriksaan medis yang selesai pada pukul 15.37 WIB. Evakuasi melibatkan unsur BPBD Magetan, Polri, TNI, Dinsos/Tagana, Puskesmas Lembeyan, serta masyarakat.

    Atas kejadian tersebut, BPBD Magetan mengimbau masyarakat untuk meningkatkan pengawasan terhadap anak-anak dan remaja yang beraktivitas di sekitar sungai maupun bendungan. “Meskipun terlihat tenang, air di sekitar bendungan memiliki daya hisap yang sangat kuat dan berbahaya,” tegas Eka.

    BPBD meminta masyarakat segera melapor ke layanan BPBD Magetan apabila terjadi kondisi darurat atau bencana serupa di wilayah sekitar. [fiq/kun]

  • Proyek Infrastruktur Magetan Dikebut, DPUPR Pastikan Seluruh Pekerjaan Rampung Akhir Tahun

    Proyek Infrastruktur Magetan Dikebut, DPUPR Pastikan Seluruh Pekerjaan Rampung Akhir Tahun

    Magetan (beritajatim.com) – Sejumlah pekerjaan infrastruktur di Kabupaten Magetan tengah dikebut penyelesaiannya menjelang akhir tahun anggaran 2025. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Magetan memastikan seluruh proyek—termasuk yang sempat molor—ditarget rampung 100 persen pada akhir kontrak Desember mendatang.

    Kepala DPUPR Magetan, Muhtar Wahid, mengakui adanya beberapa pekerjaan yang mengalami keterlambatan, seperti pelebaran jalan dan pelapisan hotmix di ruas Parang–Turus. Meski begitu, ia menegaskan bahwa progres di lapangan kini sudah dipercepat oleh penyedia jasa.

    “Pekerjaannya agak molor, tapi masih ada waktu untuk mengejar. Saya kemarin keliling ke lapangan, dan sudah mulai dikejar keterlambatannya,” ujarnya.

    Muhtar menjelaskan bahwa pekerjaan pengaspalan menggunakan hotmix sebenarnya tidak memerlukan waktu lama dalam proses pelaksanaan. Hambatan yang kerap muncul justru terkait antrean alat dan ketersediaan material.

    “Hotmix ini pekerjaannya cepat. Kadang hanya menunggu giliran alat saja,” tambahnya.

    Sementara itu, proyek-proyek yang dibiayai Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) induk sebagian besar telah berjalan dengan baik. Adapun pekerjaan yang masih menyisakan proses berada pada paket Perubahan APBD (P-APBD), termasuk proyek bernilai kecil hingga yang menggunakan skema penunjukan langsung.

    Menurut Muhtar, proses pengadaan telah dilakukan lebih awal melalui mekanisme lelang pra-DPA setelah KUA-PPAS disepakati.

    “Sekarang sudah mulai, hanya beberapa yang belum tanda tangan kontrak karena menunggu DPA disetujui DPRD,” ungkapnya.

    Ia menyebut jumlah pekerjaan dalam P-APBD mencapai puluhan lokasi yang tersebar di berbagai bidang. Meski jumlahnya cukup banyak, pihaknya tetap optimistis seluruh pekerjaan dapat tuntas sesuai jadwal.

    “Banyak yang hotmix, pekerjaannya bisa sehari selesai untuk yang nilai sekitar Rp200 juta. Yang lama itu persiapan dan lelangnya,” ujarnya.

    DPUPR Magetan saat ini tengah memaksimalkan waktu yang tersisa untuk memastikan seluruh target pembangunan infrastruktur—baik pemeliharaan jalan maupun peningkatan fasilitas publik—dapat dirasakan masyarakat sebelum pergantian tahun anggaran. [fiq/beq]

  • Telan Anggaran Rp21 M, Pembangunan Ruas Bendo–Maospati di Magetan Akhirnya Dimulai

    Telan Anggaran Rp21 M, Pembangunan Ruas Bendo–Maospati di Magetan Akhirnya Dimulai

    Magetan (beritajatim.com) – Proyek peningkatan jalan pada ruas Bendo hingga Totok Maospati akhirnya mulai dikerjakan setelah dua tahun proses usulan yang sempat tersendat.

    Kepala Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Magetan, Muhtar Wahid, mengungkapkan bahwa proyek ini sebelumnya sudah disetujui namun tertunda pelaksanaannya.

    Muhtar menjelaskan, Detail Engineering Design (DED) serta kesiapan lokasi sudah lama rampung sehingga pemerintah daerah kembali mengajukan proyek tersebut.

    “Alhamdulillah tahun ini disetujui nilai pagunya. Untuk nilai kontraknya kami menunggu informasi dari pusat karena itu langsung dari kementerian. Jadi, anggarannya dari APBN,” ujarnya.

    Ia menambahkan, total pagu anggaran yang disetujui mencapai Rp21 miliar dengan cakupan pekerjaan dari Bendo hingga Totok Maospati. Panjang jalan yang akan diperbaiki sekitar lima kilometer.

    Saat ini pelaksanaan sudah berjalan di lapangan. Muhtar mengaku telah meninjau lokasi dan berencana kembali turun untuk melihat lebih detail berbagai kendala teknis.

    “Batas kontraknya sampai akhir tahun. Namun kalau dari pusat memungkinkan multi years, jadi bisa saja pekerjaannya melewati tahun berjalan, tergantung kontraknya,” jelasnya.

    Muhtar memastikan akan berkonsultasi lebih lanjut dengan pihak pelaksana untuk memastikan tahapan pekerjaan tetap sesuai rencana. [fiq/ian]

  • BUMN Pertahanan Bikin Bom Baru, Bakal Dipakai Pesawat TNI AU

    BUMN Pertahanan Bikin Bom Baru, Bakal Dipakai Pesawat TNI AU

    Jakarta

    PT Dahana berhasil melakukan uji coba operasional Penelitian dan Pengembangan Materiel (Litbangmat) Bom BNT 250. Kegiatan itu dilakukan di Lanud Iswahjudi, Magetan, Selasa, 18 November 2025.

    Direktur Teknologi dan Pengembangan PT Dahana Yusep Nugraha Rubani menyatakan uji coba ini sangat krusial dalam memastikan kesiapan operasional Bom BNT 250 di lapangan. Dia menjelaskan, Bom BNT 250 dirancang sebagai bom tajam (live bomb) berstandar NATO, yang diharapkan dapat menggantikan kebutuhan bom udara impor jenis MK-82 untuk pesawat tempur TNI Angkatan Udara.

    “Kami sangat berterima kasih atas dukungan penuh dan kerja sama yang solid dari Dislitbangau, Lanud Iswahjudi, Group Tempur 3, Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi, serta PT Sari Bahari. Sinergi yang erat ini adalah kunci keberhasilan dalam menerjemahkan kebutuhan pertahanan menjadi produk yang siap pakai dengan standar militer yang ketat. Ini bukan hanya tentang produk, ini tentang kedaulatan teknologi bangsa kita,” ujar Yusep dalam keterangannya, Kamis (20/11/2025).

    Uji coba ini merupakan bagian dari sinergi strategis antara PT Dahana, Dinas Penelitian dan Pengembangan Angkatan Udara (Dislitbang AU), dan PT Sari Bahari, untuk mencapai kemandirian Alat Utama Sistem Senjata (Alutsista) nasional. Sebelumnya, Bom BNT 250 telah melewati serangkaian proses desain, analisis, verifikasi, telah melakukan uji coba pengembangan tanpa bahan peledak pada Maret lalu.

    Uji Coba Operasional dengan bahan peledak ini merupakan uji terakhir dengan harapan nanti bisa mendapatkan Sertifikat Uji Coba dan Sertifikat Kelaikan dari Puslaiklambangjau dan ke depan bisa mendapatkan Sertifikat Kelaikan/Sertifikat Design Approval dari Puslaik Kemhan yang merupakan salah satu persyaratan untuk produksi massal.

    BNT 250 akan menggantikan Bom MK82 yang digunakan secara masif oleh TNI AU. Kehadiran BNT 250, diharapkan dapat diproduksi secara massal, dan akhirnya dapat mengurangi ketergantungan impor serta meningkatkan perekonomian industri pertahanan nasional.

    PT Dahana berhasil melakukan uji coba operasional Penelitian dan Pengembangan Materiel (Litbangmat) Bom BNT 250. Kegiatan itu dilakukan di Lanud Iswahjudi, Magetan, Selasa, 18 November 2025. Foto: Dok. Dahana

    Lebih lanjut, Yusep menegaskan PT Dahana, dengan kapabilitasnya di Energetic Material Center (EMC) telah siap mendukung penuh upaya pengadaan alutsista nasional di sektor material peledak. Kesiapan ini mencakup seluruh tahapan mulai dari penelitian, pengembangan, hingga produksi massal.

    “Sebagai anggota DEFEND ID yang fokus pada energetic material, kami berkomitmen penuh untuk menjadi tulang punggung dalam penyediaan bahan peledak untuk setiap amunisi yang dikembangkan oleh industri pertahanan dalam negeri. Keberhasilan BNT 250 membuktikan bahwa kami memiliki kapabilitas untuk menghasilkan produk berkualitas tinggi,” tegas Yusep.

    (hal/ara)

  • Pemasangan Lokomotif Monumen KA di Stasiun Magetan Ditunda Tahun Depan

    Pemasangan Lokomotif Monumen KA di Stasiun Magetan Ditunda Tahun Depan

    Magetan (beritajatim.com) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Magetan memastikan pemasangan lokomotif monumen kereta api di depan Stasiun Magetan baru dapat direalisasikan tahun depan. Meski demikian, pekerjaan konstruksi penopang monumen sudah mulai berjalan di kawasan Jalan Tebon–Stasiun Magetan.

    Kepala DPUPR Magetan, Muhtar Wahid menerangkan proyek pemasangan lokomotif tersebut sempat terkendala secara teknis pada proses lelang. Menurut dia,proyek tersebut sebelumnya dua kali gagal lelang lantaran tidak ada penyedia yang mampu menghadirkan crane berkapasitas 45 ton untuk mengangkat lokomotif milik PT KAI yang akan dijadikan monumen.

    “Alhamdulillah sekarang konstruksinya sudah mulai dilaksanakan, tetapi pemasangan monumen kereta apinya ditunda terlebih dahulu,” ujarnya.

    Muhtar menjelaskan pekerjaan yang sedang berjalan saat ini hanya mencakup pembangunan struktur dan pondasi monumen. Elemen ini menjadi fondasi utama sebelum lokomotif diletakkan secara permanen.

    Menurutnya, pembangunan struktur dilakukan lebih dulu agar ketika monumen fisik tiba, proses pemasangan bisa berlangsung cepat dan aman.

    “Yang kita kerjakan sekarang konstruksinya saja. Nanti kami juga akan melakukan koordinasi tambahan dengan PT KAI melalui Zoom terkait pelaksanaannya di depan Stasiun Magetan,” jelasnya.

    DPUPR menargetkan pekerjaan konstruksi dapat mencapai tahap fungsional pada akhir Desember meski belum seluruhnya rampung. Tahap ini memungkinkan kawasan tetap tertata dan tidak mengganggu arus aktivitas warga maupun mobilitas di sekitar stasiun.

    Konstruksi yang berjalan juga menjadi bagian dari upaya Pemkab Magetan untuk memperbaiki kualitas ruang publik di titik yang menjadi salah satu pintu masuk Kabupaten Magetan.

    Adapun pemasangan fisik monumen lokomotif akan dilakukan tahun depan. DPUPR sudah menyampaikan surat resmi kepada PT KAI agar alokasi monumen tetap ditempatkan di depan Stasiun Magetan sesuai rencana awal.

    “Monumennya kita agendakan tahun depan. Kami sudah berkirim surat ke PT KAI. Tahun depan kita alokasikan untuk pemasangan monumen lokomotif itu,” terang Muhtar.

    Dengan dimulainya pembangunan struktur, Pemkab Magetan berharap kawasan Stasiun Magetan dapat berkembang sebagai ikon baru sekaligus ruang publik yang lebih representatif bagi warga dan pendatang. [fiq/beq]

  • Motor Pedagang Pecel di Maospati Magetan Dicuri, Aksi Pelaku Terekam CCTV

    Motor Pedagang Pecel di Maospati Magetan Dicuri, Aksi Pelaku Terekam CCTV

    Magetan (beritajatim.com) – Aksi pencurian sepeda motor kembali terjadi di wilayah Kecamatan Maospati, Magetan. Kali ini, sebuah motor Honda Supra X milik Bagas, warga Kelurahan Maospati, raib saat pemiliknya hendak menyiapkan dagangan nasi pecel di Jalan Raya Iswahjudi atau Jalan Raya Madiun–Magetan, Senin (17/11/2025) pagi.

    Peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 04.56 WIB. Saat itu, motor diparkir di depan sebuah toko aki. Bagas sempat meninggalkan kendaraan karena hendak mengambil tabung gas di bagian belakang. Dalam hitungan menit, motor yang terparkir dengan kondisi kunci masih menancap tiba-tiba hilang.

    Briliana, warga sekitar lokasi kejadian, mengaku sempat melihat aktivitas sebelum motor tersebut lenyap. “Motornya diparkir di depan toko aki, kuncinya masih menancap. Pemiliknya ke belakang ambil tabung gas. Tahu-tahu motornya sudah enggak ada,” ujarnya.

    “Awalnya dikira istrinya yang membawa motor. Setelah dicek, ternyata bukan. Saat lihat rekaman CCTV, kelihatan satu orang pelaku mengambil motor itu. Pelakunya laki-laki, pakai baju serba hitam, jalan kaki, enggak pakai helm,” jelasnya.

    Dari rekaman CCTV, pelaku terlihat kabur ke arah timur usai membawa kabur motor tersebut. Agung Lewis, warga Maospati lainnya, mengaku mengetahui kejadian ini setelah video CCTV tersebut viral di media sosial. Ia menyebut pencurian kendaraan bermotor di wilayah Maospati bukan pertama kali terjadi.

    “Masyarakat memang harus semakin waspada. Kalau ada kejadian pencurian, segera lapor detail ke Polsek atau Polres,” ujarnya.

    “Di sekitar Jalan Lawu beberapa waktu lalu juga ada kejadian motor hilang dan sampai sekarang belum ketemu. Jadi wilayah sini memang sudah lebih dari sekali terjadi pencurian,” tambahnya.

    Agung berharap pihak kepolisian dapat memperketat patroli dan warga turut meningkatkan kewaspadaan, terutama pada jam-jam rawan dini hari.

    Hingga berita ini ditulis, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan atas pencurian motor milik Bagas. Rekaman CCTV di sekitar lokasi telah diamankan untuk kepentingan penyidikan. [fiq/kun]

  • Haul ke-77 Gubernur Soeryo, Deni Wicaksono Ajak Jaga Persatuan di Tengah Tantangan Kebangsaan

    Haul ke-77 Gubernur Soeryo, Deni Wicaksono Ajak Jaga Persatuan di Tengah Tantangan Kebangsaan

    Magetan (beritajatim.com) – Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono, menyampaikan pesan kebangsaan saat menghadiri haul Gubernur Soerjo di Kompleks Makam Gubernur Soeryo, Jalan Salak, Magetan, Selasa (18/11/2025).

    Dia mengatakan momentum haul menjadi ruang untuk kembali mengingat nilai perjuangan yang relevan dengan kondisi bangsa hari ini.

    “Kita mengenang beliau bukan semata-mata dalam konteks sejarah, tetapi sebagai pengingat bahwa perjuangan mempertahankan kemerdekaan membutuhkan keberanian dan konsistensi,” ujar Deni.

    Politisi PDI Perjuangan ini menyebut nilai yang diwariskan RMT Ario Soerjo semakin terasa penting di tengah dinamika sosial dan politik yang bergerak cepat. Menurut Deni, masyarakat kini lebih mudah terseret isu perpecahan, terutama melalui ruang digital yang sangat terbuka.

    “Semangat persatuan yang diwariskan para pendiri Jawa Timur harus terus dijaga. Jangan sampai kita terpecah karena isu-isu yang sebenarnya bisa diselesaikan dengan dialog dan kebersamaan,” kata legislator asal dapil Jatim 9 ini.

    Menurut dia, perjalanan 80 tahun Jawa Timur menunjukkan bahwa kekuatan bertumpu pada gotong royong. Deni menyampaikan bahwa pembangunan akan berjalan lebih stabil ketika masyarakat dan pemerintah berada dalam irama yang sama.

    “Jawa Timur tangguh itu bukan sekadar slogan. Itu wujud dari komitmen kita bersama untuk menjaga stabilitas dan membangun tanpa meninggalkan siapa pun,” tegasnya.

    Deni juga mengingatkan pentingnya keteladanan moral dalam kepemimpinan publik. Dia menilai perjalanan tokoh seperti Gubernur Soeryo mengajarkan bahwa pengabdian tidak boleh goyah hanya karena tekanan zaman. “Pemimpin hari ini harus mencontoh sikap beliau. Tidak mundur ketika menghadapi tekanan, dan tidak ragu berdiri untuk rakyatnya,” ujarnya.

    Oleh karena itu, Deni mengajak masyarakat Jawa Timur menjadikan haul ini sebagai momentum memperkuat jati diri daerah. Dia memastikan DPRD Jatim tetap menjaga nilai-nilai perjuangan agar terus relevan bagi generasi muda. “Ini soal memastikan nilai perjuangan itu tetap menjadi energi bagi Jawa Timur untuk terus bertumbuh,” pungkas Deni. [asg/kun]