kab/kota: Magetan

  • Advokat Senior Soroti Kualitas Pembentukan Advokat di Indonesia: Bukan Sekadar Sertifikasi

    Advokat Senior Soroti Kualitas Pembentukan Advokat di Indonesia: Bukan Sekadar Sertifikasi

    Surabaya (beritajatim.com) – Advokat senior dari Law Office of Harjono & Mursyid, Mursyid Mudiantoro, mengkritik keras proses pembentukan advokat di Indonesia yang dinilainya terlalu longgar dan cenderung mengabaikan integritas profesi hukum. Menurutnya, menjadi advokat bukanlah perkara administratif semata, melainkan harus melalui seleksi akademik dan etik yang ketat untuk menghasilkan penegak hukum yang mumpuni.

    “Kualitas advokat ditentukan dari tata cara pembentukan advokat. Mengapa demikian? Karena saat cara pembentukannya sangat mudah, yang didapat adalah orang yang mempunyai sertifikasi advokat dan bukan orang yang menguasai materi ilmu, minimal tentang pencegahan dan pembelaan atas suatu peristiwa hukum,” tegas Mursyid, Senin (7/4/2025).

    Ia menilai bahwa banyaknya advokat yang hanya mengandalkan sertifikasi tanpa pemahaman hukum yang mendalam telah melemahkan posisi mereka dalam sistem peradilan. Mursyid juga mengangkat pentingnya pemahaman terhadap living law atau hukum yang hidup dalam masyarakat sebagai alat penemuan hukum.

    “Dalil pokok sebuah peristiwa hukum yang membentuk suatu perkara itu harus dimaknai sebagai tools untuk melakukan penemuan hukum (living law) yang dapat dijadikan salah satu cara pembentukan hukum,” jelas advokat asli Magetan ini.

    Lebih jauh, Mursyid mempertanyakan apakah model pembentukan advokat saat ini masih mampu melahirkan penemuan hukum yang progresif di tengah tantangan praktik hukum di Indonesia, khususnya dalam interaksi dengan aparat penegak hukum seperti polisi, jaksa, dan hakim.

    Sebagai pembanding, ia mengangkat sistem di Jerman yang menurutnya jauh lebih selektif dan menempatkan integritas serta kecerdasan sebagai syarat utama. Di negara yang menganut sistem civil law tersebut, hanya lulusan dari 20 kampus hukum terbaik yang bisa menempuh jalur advokat.

    “Di Jerman, profesi advokat itu dimiliki atau dikuasai oleh orang yang diwajibkan oleh aturan harus memiliki kecerdasan dan integritas yang tinggi. Mereka harus diterima dulu di 20 kampus hukum terbaik. Kalau tidak masuk kampus-kampus itu, jangan harap bisa jadi advokat,” papar Mursyid.

    Ia juga menjelaskan bahwa calon advokat di Jerman harus melewati magang di kantor hukum terakreditasi, lulus ujian advokat yang ketat, hingga menjalani masa asistensi sebelum resmi menyandang gelar advokat penuh. Menurutnya, proses panjang ini sebanding dengan tanggung jawab besar seorang advokat yang harus menguasai berbagai disiplin ilmu.

    “Profesi advokat itu merupakan profesi bernilai multidisiplin ilmu. Jika tidak menguasai metodologi ilmu dan atau ilmu metodologi, maka jatuhnya adalah metodologi gothak-gathik-gathuk. Kalau sudah seperti itu, bagaimana bisa menjadi bagian dari penegakan hukum yang menghasilkan pembentukan hukum?” tandasnya.

    Mursyid berharap pembentukan advokat di Indonesia ke depan dapat diarahkan pada peningkatan kualitas, bukan sekadar kuantitas. Ia menegaskan bahwa tanpa reformasi mendasar, profesi advokat dikhawatirkan akan kehilangan esensinya sebagai penjaga keadilan yang bermartabat. [asg/beq]

  • Empat Pelajar di Magetan Kena Ledakan Petasan

    Empat Pelajar di Magetan Kena Ledakan Petasan

    Magetan (beritajatim.com) – Empat pelajar asal Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, mengalami luka bakar serius setelah terjadinya ledakan yang berasal dari bahan petasan, pada Sabtu (5/4/2025) malam. Kejadian ini diduga bermula dari aksi salah satu anak yang menyalakan korek api di dekat bahan petasan yang telah diracik sendiri.

    Informasi dari Kapolsek Lembeyan, AKP Sunarto, menyebutkan bahwa anak-anak tersebut awalnya membeli bahan petasan secara terpisah, kemudian mencoba meraciknya menjadi petasan siap pakai. Namun, diduga dalam suasana bercanda, salah satu dari mereka menyalakan korek api yang akhirnya menyambar bahan peledak tersebut hingga menyebabkan ledakan.

    “Beli bahan petasan kemudian diracik menjadi petasan dan salah satu ada yang membawa korek api (mungkin bermaksud guyon) korek api dinyalakan dan menyambar bahan petasan dan terjadi peristiwa tersebut,” terang AKP Sunarto.

    Akibat kejadian itu, keempat korban segera dilarikan ke RSUD dr. Sayidiman Magetan untuk mendapat penanganan medis. Dua di antaranya mengalami luka bakar serius. “Dirawat di Rumah Sakit Sayidiman,” lanjut AKP Sunarto. “Luka bakar 20% dan 50%.”

    Korban yang terlibat dalam insiden ini adalah B (12), N (12), A (14), dan L (14). Semuanya merupakan pelajar yang berdomisili di wilayah Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para orang tua agar lebih memperhatikan aktivitas anak-anak, terutama saat menjelang Lebaran, di mana petasan kerap menjadi permainan yang memikat anak-anak namun sangat berbahaya.

    “Supaya orang tua lebih mengawasi anaknya dan jangan bermain petasan,” imbau AKP Sunarto.

    Meskipun bermain petasan sering dianggap sebagai bagian dari tradisi perayaan, namun bahan peledak yang diracik sendiri dan dimainkan tanpa pengawasan jelas sangat berisiko. Kasus ini diharapkan menjadi pelajaran bersama agar tidak terulang kembali, khususnya menjelang Lebaran yang seharusnya menjadi momen bahagia, bukan duka akibat kelalaian. [fiq/suf]

  • Kebakaran Hebat Hanguskan Kandang Berisi 15 Ribu Ekor Ayam di Magetan

    Kebakaran Hebat Hanguskan Kandang Berisi 15 Ribu Ekor Ayam di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Kebakaran hebat melanda sebuah kandang ayam milik warga di Kabupaten Magetan, Jawa Timur, pada Sabtu pagi, (5/4/2025). Peristiwa terjadi sekitar pukul 07.30 WIB di Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lembeyan. Api dengan cepat membesar akibat hembusan angin kencang dan membakar seluruh kandang yang berisi sekitar 15 ribu ekor ayam yang masih berusia kurang dari satu bulan.

    Dalam video yang beredar, tampak asap hitam pekat membumbung tinggi dari area persawahan yang dekat dengan permukiman warga. Warga sekitar yang tengah bekerja di sawah sontak panik melihat kobaran api dari kejauhan. Suyanto, salah satu warga, mengatakan, “saya di sawah lihat api sudah membumbung kandang ayam isinya ayam bari diisi pakannya juga baru datang.”

    Api diketahui membakar seluruh isi kandang saat dua orang penjaga kandang tengah tertidur di ruang depan. Sementara itu, pemilik kandang, Karmanto (50), diketahui tinggal di desa tetangga, yaitu Desa Lembeyan Kulon, Kecamatan Lembeyan.

    Dugaan awal kebakaran berasal dari sistem pemanas (open ayam) yang menggunakan arang. Hal ini disampaikan oleh warga lain, Ruslan, yang menyebut, “kandang ayam isinya hangus diduga dari open ayam.”

    Sebanyak tiga unit mobil pemadam kebakaran dari Pemerintah Kabupaten Magetan diterjunkan ke lokasi. Petugas pemadam kebakaran, Dovi Saputra, menyampaikan bahwa “obyek kandang ayam diduga dari open ada isinya ayam hangus tidak ada korban jiwa.”

    Api berhasil dipadamkan dalam waktu sekitar 30 menit. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian diperkirakan cukup besar mengingat seluruh ayam yang baru datang dan kandang ludes terbakar. [fiq/beq]

  • Pelaku Wisata Magetan Desak Evaluasi Rekayasa Lalu Lintas di Sidorejo, Ini Kata Satlantas

    Pelaku Wisata Magetan Desak Evaluasi Rekayasa Lalu Lintas di Sidorejo, Ini Kata Satlantas

    Magetan (beritajatim.com) – Kebijakan rekayasa lalu lintas di Simpang 3 Sidorejo selama libur Lebaran kembali menuai keluhan dari para pelaku wisata di Magetan. Sistem buka-tutup yang diterapkan dinilai tidak efektif karena menghambat akses wisatawan ke destinasi lain selain Telaga Sarangan, menyebabkan penurunan jumlah kunjungan yang signifikan.

    Salah satu pengelola wisata, Edy Sukocahyono dari Taman Wisata Genilangit, mengungkapkan bahwa jumlah pengunjung ke tempatnya selama tiga hari libur Lebaran hanya mencapai sekitar 1.500 orang, jauh dari harapan.

    “Rekayasa lalu lintas yang paling efektif itu sebelum pandemi COVID-19. Saat itu, penyekatan dilakukan di depan Polsek Plaosan, dan wisatawan diarahkan ke selatan secara bertahap jika Telaga Sarangan penuh. Kebijakan tiga tahun terakhir ini kurang tepat,” ujar Edy, Kamis (3/4/2025).

    Menurutnya, ketika Telaga Sarangan mencapai kapasitas maksimal, wisatawan seharusnya dialihkan ke destinasi lain seperti Genilangit, Alastuwo, dan Wonomulyo. Namun, kebijakan saat ini justru membuat wisatawan diputar balik di Simpang 3 Sidorejo, sehingga banyak dari mereka memilih kembali ke kota daripada melanjutkan perjalanan.

    “Kami meminta evaluasi. Pengalihan arus seharusnya dilakukan di pertigaan depan Polsek Plaosan agar wisatawan tetap bisa menuju destinasi lain, bukan malah dipaksa kembali,” tegasnya.

    Keluhan serupa juga disampaikan oleh Teguh Hariyanto, pengelola Bumi Perkemahan Alastuwo. Ia menilai kebijakan lalu lintas yang berlaku saat ini menyebabkan wisatawan hanya terpusat di Telaga Sarangan, tanpa ada upaya untuk mendistribusikan kunjungan ke lokasi lain.

    “Setiap tahun, wisatawan yang datang ke Magetan selalu difokuskan ke Telaga Sarangan. Padahal, jika terjadi kepadatan, mereka bisa diarahkan ke destinasi alternatif. Sayangnya, ini tidak dilakukan,” kata Teguh.
    Data dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Magetan menunjukkan lonjakan pengunjung di Telaga Sarangan selama tiga hari pertama libur Lebaran 2025

    • 1 April 2025: 11.004 pengunjung
    • 2 April 2025: 17.811 pengunjung
    • 3 April 2025: 16.834 pengunjung

    Melihat lonjakan ini, para pelaku wisata berharap pemerintah segera mengevaluasi rekayasa lalu lintas di Sidorejo agar wisatawan lebih mudah mengakses destinasi alternatif. Mereka menyesalkan kondisi saat ini, di mana lonjakan wisatawan tidak bisa diserap maksimal oleh Magetan, tetapi justru menguntungkan daerah tetangga seperti Tawangmangu, Jawa Tengah.

    “Masih ada sisa waktu libur tiga hari, kami berharap ada kebijakan yang lebih baik agar wisatawan juga mampir ke lokasi wisata lain di Magetan, bukan hanya ke Telaga Sarangan,” pungkas Edy.

    Menanggapi keluhan ini, Kasat Lantas Polres Magetan, AKP Ade Andini, menegaskan bahwa kebijakan ini bukanlah bentuk penutupan permanen, melainkan langkah strategis untuk mengurai kepadatan lalu lintas di masa libur Lebaran.

    “Kami sudah mengundang instansi dan stakeholder terkait untuk membahas rekayasa lalu lintas ini. Jadi perlu digarisbawahi, ini bukan penutupan total, apalagi permanen. Ini hanya bersifat situasional untuk mengatur arus kendaraan agar tidak menumpuk, demi kenyamanan semua pihak,” ujar AKP Ade.

    Ia menambahkan bahwa pihaknya telah berkoordinasi dengan seluruh pemilik tempat wisata dan para pelaku wisata, baik yang berada di kawasan Sarangan maupun Poncol. Tujuannya adalah agar mereka memahami maksud dari kebijakan tersebut dan bisa turut serta menyosialisasikannya kepada pengunjung.

    “Langkah ini tidak hanya ditujukan untuk satu kelompok saja, tapi untuk kepentingan seluruh masyarakat. Kami berusaha memberikan yang terbaik agar lalu lintas tetap lancar dan masyarakat merasa aman serta nyaman saat merayakan Lebaran,” tambahnya.

    Dengan adanya sinergi antara pihak kepolisian, pemerintah daerah, dan pelaku wisata, diharapkan arus kendaraan di jalur wisata Magetan, khususnya di sekitar Sarangan dan sekitarnya, dapat lebih tertata dan tidak menimbulkan kemacetan yang berlarut-larut. [fiq/beq]

  • Kronologi Mobil Ertiga Terperosok ke Halaman Rumah Warga di Magetan

    Kronologi Mobil Ertiga Terperosok ke Halaman Rumah Warga di Magetan

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah mobil Suzuki Ertiga matic bernomor polisi AE 1715 OT mengalami kecelakaan di Dusun Widoro, Desa Buluharjo, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, pada Kamis siang (3/4/2025). Mobil yang tengah diparkir tiba-tiba meluncur sendiri dan terperosok ke halaman rumah warga.

    Sunarko, salah satu saksi mata, menjelaskan bahwa mobil tersebut baru saja menurunkan penumpang untuk bersilaturahmi di Dusun Widoro. Dugaan sementara, pengemudi lupa menarik rem tangan sehingga kendaraan bergerak tanpa kendali.

    “Mobil sudah dalam posisi parkir, tetapi diduga rem tangan belum diaktifkan, sehingga mobil meluncur tanpa kendali,” ujar Sunarko.

    Pengemudi kendaraan tersebut diketahui bernama Woko, warga Desa Ringinagung, Kabupaten Magetan. Saat kejadian, Woko masih berada di dalam mobil bersama seorang penumpang di kursi depan.

    “Setelah sebagian penumpang turun, tiba-tiba mobil langsung bergerak ke bawah. Untungnya, pengemudi dan satu penumpang di dalam kendaraan selamat tanpa luka,” jelasnya.

    Meskipun tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini, bagian depan mobil mengalami kerusakan akibat menabrak pembatas jalan. Warga sekitar dan petugas yang berada di lokasi segera melakukan evakuasi untuk mencegah kemacetan.

    “Mobil berhasil ditarik menggunakan derek untuk menghindari kemacetan di lokasi kejadian,” tambah Sunarko.

    Peristiwa ini menjadi pengingat penting bagi para pengemudi agar selalu memastikan rem tangan aktif saat parkir, terutama di lokasi dengan kontur jalan menurun. [fiq/but]

  • Kecelakaan Beruntun di Karas Magetan, Begini Kondisi Korban

    Kecelakaan Beruntun di Karas Magetan, Begini Kondisi Korban

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah kecelakaan lalu lintas beruntun terjadi di Jalan umum jurusan Glodog-Kendal, tepatnya di pertigaan masuk Desa Ginuk, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, pada Kamis (3/4/2025) sekitar pukul 09.30 WIB. Kecelakaan ini melibatkan tiga kendaraan, yakni satu truk tangki air dan dua sepeda motor.

    Menurut laporan dari Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar, kejadian bermula ketika sepeda motor Honda Supra dengan nomor polisi AE-2959-Q yang dikendarai oleh S (64), warga Randusongo, Gerih, Ngawi, melaju dari arah timur ke barat sambil membawa rumput. Saat tiba di lokasi kejadian, pengendara sepeda motor hendak berbelok ke kanan (utara).

    Di belakangnya, sebuah truk tangki air dengan nomor polisi AB-8834-NE yang dikemudikan oleh A-D (44), warga Gandong, Bringin, Ngawi, melaju searah. Truk tersebut menyerempet muatan rumput yang dibawa oleh S, sehingga pengemudi truk banting setir ke kanan. Pada saat yang bersamaan, dari arah berlawanan (barat ke timur), sepeda motor Honda Beat dengan nomor polisi AE-5711-OQ yang dikendarai oleh J (49), warga Karas, Magetan, berboncengan dengan T-W (63), warga Jakarta Selatan, melaju dan bertabrakan dengan truk tangki air tersebut. Akibatnya, kecelakaan beruntun pun terjadi.

    Akibat insiden ini, tiga orang mengalami luka-luka:

    1. S (64 tahun) – mengalami luka lecet pada lutut kaki kanan, dalam kondisi sadar.

    2. J (49 tahun) – mengalami luka robek di kepala, kritis.

    3. T-W (63 tahun) – mengalami luka robek di bagian belakang kepala dan dalam kondisi tidak sadar, diketahui meninggal dunia saat petugas medis datang.

    Dari tiga korban tersebut, dua mengalami luka ringan dan satu orang mengalami luka berat. Sementara itu, kerugian material akibat kecelakaan ini ditaksir mencapai Rp3.000.000,-.

    Pihak kepolisian segera mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) serta mengevakuasi korban ke fasilitas medis terdekat. Kecelakaan ini menjadi pengingat bagi para pengendara agar selalu berhati-hati dan waspada di jalan raya, terutama dalam menjaga jarak aman dan memperhatikan kondisi sekitar. [fiq/but]

  • Lonjakan Wisatawan ke Sarangan, Diprediksi Capai 15.000 Pengunjung

    Lonjakan Wisatawan ke Sarangan, Diprediksi Capai 15.000 Pengunjung

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan, Joko Trihono, mengungkapkan adanya peningkatan signifikan dalam jumlah wisatawan yang berkunjung ke Sarangan pada siang hingga sore hari pada Rabu (2/4/2025). Prediksi menunjukkan bahwa jumlah pengunjung bisa mencapai 15.000 orang pada hari ini.

    Menurut Joko Trihono, terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi pola kunjungan wisatawan. Salah satunya adalah wisatawan yang menyesuaikan keberangkatan mereka dengan kondisi lalu lintas.

    “Mungkin mereka memantau kepadatan lalu lintas terlebih dahulu sebelum memutuskan untuk naik ke Sarangan. Selain itu, ada juga kemungkinan bahwa sebagian wisatawan memilih berkunjung ke destinasi luar negeri sehingga baru naik ke Sarangan pada siang hari,” ungkapnya.

    Selain itu, banyak wisatawan yang terlebih dahulu bersilaturahmi dengan keluarga sebelum berangkat ke kawasan wisata. “Setelah berkunjung ke saudara, mereka baru naik ke Sarangan untuk menginap. Kami akan segera mengecek tingkat okupansi hotel di kawasan ini,” tambah Joko.

    Peningkatan jumlah pengunjung juga diantisipasi dengan sistem buka tutup di beberapa titik guna mengatur kepadatan di dalam area wisata.

    “Kami hanya menerapkan buka tutup sementara untuk mengantisipasi kepadatan. Setelah situasi lebih tertata, akses akan kembali dibuka,” jelasnya.

    Dari data yang ada, jumlah wisatawan pada hari sebelumnya mencapai 11.000 orang, dan angka ini diprediksi akan meningkat menjelang akhir pekan.

    “Hari Jumat kemungkinan terjadi sedikit penurunan, namun Sabtu diperkirakan akan meningkat lagi,” tambahnya.

    Dengan lonjakan wisatawan ini, pemerintah daerah terus berupaya mengelola arus kunjungan agar tetap kondusif dan wisatawan dapat menikmati pengalaman yang nyaman di Sarangan. [fiq/aje]

  • Detik-detik Kecelakaan Maut di Tawangmangu Karanganyar, Camri Kijang dan Yamaha Vega Terlibat

    Detik-detik Kecelakaan Maut di Tawangmangu Karanganyar, Camri Kijang dan Yamaha Vega Terlibat

    TRIBUNJATENG.COM, KARANGANYAR – Kecelakaan lalu lintas melibatkan tiga kendaraan di Jalan Tawangmangu-Magetan tepatnya Kelurahan/Kecamatan Tawangmangu Kabupaten Karanganyar, Senin (1/4/2025) sekira pukul 17.50.

    Akibat kecelakaan tersebut satu orang meninggal dunia. Sedangkan empat orang mengalami luka dan telah menjalani perawatan di rumah sakit.

    Kasatlantas Polres Karanganyar, AKP Agista Ryan Mulyanto melalui Kanit Gakkum Satlantas Polres Karanganyar, Iptu Sukarno Yudho menyampaikan, semula Kijang Nopol AD 1162 ZH yang dikemudikan oleh Roto Cahyono (41) warga Kecamatan Grogol Kabupaten Sukoharjo membawa penumpang delapan orang melaju dari arah timur menuju ke barat atau dari arah Magetan menuju ke Pasar Tawangmangu.

    Sedangkan Camri Nopol B 2531 SXE dikemudikan Nuzwan Gufron (48) warga Ciputat Kota Tangerang Selatan membawa empat penumpang melintas dari arah sebaliknya dan Vega Nopol AD 4483 NZ yang dikendarai Yazid Anshori (18) warga Tawangmangu melintas dibelakangnya.

    Dia menuturkan, Kijang diduga mengalami rem blong sehingga terlibat kecelakaan lalu lintas dengan Camri.

    “Kijang dari atas didugan rem tidak berfungsi ambil lajur kanan menabrak Camri,” katanya saat dihubungi Tribunjateng.com.

    Iptu Sukarno mengungkapkan, korban yang mengalami luka telah dievakuasi menggunakan ambulance guna mendapatkan perawatan di rumah sakit.

    Pengemudi Kijang, Roto meninggal dunia karena mengalami luka bagian dada dan kepala.

    Kemudian penumpanh Kijang, Amelia, Indro dan Devina mengalami luka dan kini menjalani perawatan di RSUD Karanganyar.

    Lanjutnya, penumpang Camri, Yeni mengalami luka bagian tangan kanan dan menjalani perwatan di RSUD Karanganyar.

    Anggota Satlantas Polres Karanganyar telah mendatangi lokasi dan meminta keterangan para saksi.

    Di samping itu anggota juga telah mengamankan barang bukti kendaraan yang terlibat kecelakaan lalu lintas.

    Iptu Sukarno menerangkan, korban jiwa pengemudi Kijang merupakan rombongan dari Sukoharjo yang berwisata di kawasan Tawangmangu.

    Dia mengimbau kepada para pengguna jalan supaya berhati-hati saat berkendara dan mengecek kendaraan sebelum digunakan berkendara. (Ais).

  • Jamaah Satariyah di Magetan Rayakan Idulfitri Hari Ini, Sehari Setelah Ketetapan Pemerintah

    Jamaah Satariyah di Magetan Rayakan Idulfitri Hari Ini, Sehari Setelah Ketetapan Pemerintah

    Magetan (beritajatim.com) – Jamaah Tarekat Satariyah yang juga dikenal sebagai Aboge, di Desa Tapen, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan melaksanakan Salat Idulfitri pada Selasa (1/4/2025). Ini berbeda dengan pemerintah yang menetapkan Idul Fitri jatuh pada Senin (31/3/2025). Perbedaan ini terjadi karena mereka menggunakan sistem penanggalan khas dalam menentukan awal bulan Ramadhan dan Syawal.

    Tarekat Satariyah memiliki metode perhitungan kalender tersendiri yang menjadi pedoman dalam menentukan awal dan akhir bulan Ramadhan. Sesuai keyakinan mereka, ibadah puasa harus dilakukan selama 30 hari penuh. Dengan metode tersebut, mereka menetapkan bahwa 1 Syawal jatuh pada hari Selasa, berbeda dengan ketetapan pemerintah.

    Meskipun ada perbedaan waktu, semangat menyambut Idul Fitri tetap tinggi. Puluhan jamaah berkumpul di Mushola Al Muslimin untuk melaksanakan Salat Idulfitri dengan penuh khusyuk. Mereka tetap merasakan kegembiraan dan kebersamaan dalam merayakan hari kemenangan.

    Jarkasi, salah satu tokoh dalam Tarekat Satariyah, menjelaskan bahwa perbedaan ini muncul karena jamaah memulai ibadah puasa sehari setelah ketetapan pemerintah. Hal ini sesuai dengan perhitungan kalender yang mereka yakini.

    “Kami memiliki sistem perhitungan tersendiri terkait awal Ramadhan. Puasa wajib tetap dijalankan selama 30 hari penuh, sehingga berdasarkan perhitungan kami, 1 Syawal jatuh pada hari ini,” ungkap Jarkasi usai melaksanakan Salat Id.

    Ia juga menambahkan bahwa sepanjang hidupnya, jamaah Satariyah di Magetan belum pernah merayakan Idul Fitri bersamaan dengan ketetapan pemerintah. Namun, ia menekankan pentingnya sikap saling menghormati dalam menghadapi perbedaan ini.

    “Perbedaan ini seharusnya tidak menjadi persoalan, tetapi lebih kepada bentuk keberagaman dan kebebasan dalam beribadah. Kita semua bersaudara dan bersama-sama merayakan Idul Fitri dengan penuh kekhidmatan serta kegembiraan,” tambahnya.

    Setelah Salat Idulfitri, jamaah Satariyah melanjutkan tradisi dengan mengadakan silaturahmi dan kenduri selamatan bersama. Kegiatan ini menjadi momen penting untuk mempererat tali persaudaraan dan berbagi kebahagiaan di hari yang penuh berkah.

    Perayaan Idul Fitri oleh jamaah Satariyah di Magetan menunjukkan nilai toleransi dan keberagaman dalam menjalankan ibadah. Meskipun pelaksanaan hari raya berbeda, hal ini tidak mengurangi semangat untuk bersilaturahmi dan memperkukuh kebersamaan. Idul Fitri tetap dirayakan dengan penuh kehangatan dan makna oleh semua jamaah yang turut serta. [fiq/ian]

  • Terima Remisi Idul Fitri, 4 Napi di Lapas Magetan Langsung Bebas
                
                    
                        
                            Surabaya
                        
                        31 Maret 2025

    Terima Remisi Idul Fitri, 4 Napi di Lapas Magetan Langsung Bebas Surabaya 31 Maret 2025

    Terima Remisi Idul Fitri, 4 Napi di Lapas Magetan Langsung Bebas
    Tim Redaksi
    MAGETAN, KOMPAS.com
    – Empat narapidana di Rutan Kelas IIB Magetan, Jawa Timur langsung bebas, setelah menerima remisi khusus Hari Raya Idul Fitri, Senin (31/3/2025).
    Kepala Rutan Magetan,
    Ari Rahmanto
    mengatakan, keempat narapidana yang bebas mendapatkan Remisi Khusus (RK) II dengan besaran remisi berkisar antara 15 hari hingga satu bulan 15 hari.
    Ari menambahkan, selain itu ada150 narapidana lainnya mendapat remisi khusus I. “Total ada 154 orang
    warga binaan
    pemasyarakatan yang menerima pengurangan masa hukuman atau Remisi Khusus Idul Fitri 1446 H.”
    “Sesuai dengan Surat Keputusan Remisi yang dibacakan oleh Kasubsi Pelayanan Tahanan, Dimas Alseta Putra,” imbuh dia.
    Surat keputusan remisi khusus Hari Raya Idul Fitri disampaikan oleh Kalapas Rutan Magetan, Ari Rahmanto, setelah pelaksanaan shalat id di lingkup lapas.
    Dia berharap remisi yang diberikan dapat menjadi motivasi bagi warga binaan untuk terus berperilaku baik dan memanfaatkan pembinaan dengan sebaik-baiknya.
    “Remisi ini bukan sekadar pengurangan masa pidana, tapi sebuah apresiasi menjalani pembinaan di sini dengan baik, dengan tekun, dan tidak ada bermasalah.”
    “Apa-apa yang positif di Rutan Magetan ini tolong dibawa ke masyarakat, disampaikan kepada masyarakat, jadilah masyarakat yang lebih baik lagi,” ucap dia.
    Selain kegiatan shalat id berjamaah, seluruh penghuni
    Lapas Kelas II B Magetan
    melaksanakan kegiatan makan bersama opor ayam untuk merayakan Hari Raya Idul Fitri 1446 Hijriah.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.