kab/kota: Magetan

  • Temuan Kamera Tersembunyi di Toilet SMAN di Magetan, Dinas Pastikan Tak Ada Unsur Pelecehan

    Temuan Kamera Tersembunyi di Toilet SMAN di Magetan, Dinas Pastikan Tak Ada Unsur Pelecehan

    Magetan (beritajatim.com) – Masyarakat dan para siswi di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di Magetan dikejutkan dengan kabar beredarnya temuan kamera tersembunyi berbentuk bola lampu yang terpasang di salah satu kamar toilet sekolah. Kabar tersebut menimbulkan keresahan, terutama di kalangan siswi, serta menuai sorotan dari berbagai pihak.

    Kepala Seksi SMA Cabang Dinas Pendidikan Ponorogo-Magetan, Eko Budi Santosa, membenarkan adanya laporan tersebut. “Setelah saya klarifikasi dengan pihak sekolah yang bersangkutan, dikatakan pada kami bahwa kasus tersebut terjadi pada bulan Februari lalu. Diketahui ada Kamera tersembunyi lampu di toilet, itu diketahui dari laporan murid kepada sekolah,” katanya, Selasa (15/4/2025).

    Menurut Eko, murid melaporkan adanya benda menyerupai kamera tersembunyi pada lampu penerangan di dalam toilet. Namun setelah diperiksa, alat tersebut ternyata tidak aktif.

    “Setelah dilepas ternyata kamera di lampu itu sudah tidak berfungsi dan mikrochipnya sudah tidak ada dan tidak ada bukti lain. Setelah dirapatkan dengan Kepala Sekolah dan guru, tidak ada dari pihak sekolah yang memasang Kamera tersembunyi lampu tersebut,” ungkapnya.

    Ia juga menegaskan bahwa kabar yang menyebut adanya tindakan pelecehan seksual adalah tidak benar. “Dan kalau ada yang memberitakan ada pelecehan seksual itu tidak benar,” terangnya.

    Menanggapi isu yang berkembang, Indriana Agustin selaku Kepala Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Dinas P2KBP3A Magetan mengatakan bahwa pihaknya sudah melakukan klarifikasi kepada Cabang Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur.

    “Informasi yang kami dapat, terkait kabar ada pelecehan seksual siswa karena terpasang Kamera tersembunyi lampu di toilet itu tidak benar. Selain itu tidak ada korban pelecehan sampai detik ini,” ujarnya.

    Lebih lanjut, Indriana menjelaskan bahwa pihak dinas telah melakukan penelusuran melalui siswa. Diketahui bahwa sekitar dua bulan lalu, beberapa siswi mencurigai adanya perangkat lampu menyerupai kamera tersembunyi. Setelah diperiksa oleh pihak sekolah, perangkat tersebut ditemukan dalam kondisi mati dengan kartu SIM kosong.

    “Hal tersebut sudah diinfokan siswa ke pihak sekolah dan guru, namun belum ada tanggapan dan sudah dilepas setelah itu,” paparnya.

    Sebagai langkah antisipatif, Dinas P2KBP3A menyiapkan pos curhat melalui forum anak untuk menerima keluhan, jika memang ada siswa yang merasa menjadi korban. “Untuk apakah ada korban terkait hal itu, saat ini kami menyiapkan pos curhat melalui forum anak dan juga ada perwakilan dari forum anak di sekolah itu yang siap menerima keluhan bila memang ada korban,” tambahnya.

    Hingga saat ini, belum ditemukan adanya korban pelecehan maupun pemerkosaan. “Namun bila ada korban, dinas siap mendampingi. Sementara untuk menjaring info dari anak-anak (siswa), kami akan melibatkan forum anak Magetan,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • Panas Menyengat Diprediksi Warnai Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 16 April 2025, Simak Lengkapnya!

    Panas Menyengat Diprediksi Warnai Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 16 April 2025, Simak Lengkapnya!

    Ngawi (beritajatim.com) – Warga di tiga wilayah Jawa Timur, yakni Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, dapat bernapas lega menyambut pertengahan pekan ini. Berdasarkan laporan dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda, cuaca cerah dan cerah berawan diprediksi akan mendominasi ketiga daerah tersebut pada Rabu, 16 April 2025.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menjelaskan bahwa kondisi cuaca di wilayah-wilayah tersebut cenderung stabil dan mendukung untuk aktivitas luar ruangan.

    “Secara umum, cuaca di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo akan cukup bersahabat sepanjang hari. Masyarakat bisa beraktivitas seperti biasa dengan tetap memperhatikan potensi perubahan cuaca lokal,” ungkap Oky.

    Di wilayah Ngawi, pagi hari akan dimulai dengan cuaca cerah berawan antara pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Memasuki siang, langit sempat diperkirakan berawan pada pukul 12.00 WIB, namun cuaca kembali membaik dengan cerah terang pada pukul 15.00 hingga 18.00 WIB.

    Sementara malam hari, kondisi akan kembali cerah berawan. Suhu udara di Ngawi berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, disertai kelembaban 68 hingga 93 persen dan angin dari arah Selatan dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Berbeda sedikit dengan Ngawi, wilayah Magetan diprediksi akan mengalami cuaca cerah terik pada siang hari.

    “Magetan akan terasa cukup panas mulai pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB, kemudian kembali cerah berawan saat sore menjelang malam,” ujar Oky.

    Suhu di Magetan berada di kisaran 22 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban udara antara 70 hingga 91 persen dan angin yang juga bertiup dari arah Selatan.

    Ponorogo juga akan mengalami pola cuaca yang mirip. Pagi hari dimulai dengan langit cerah berawan, kemudian sempat berawan pada pukul 09.00 WIB. Memasuki siang hingga sore, cuaca kembali cerah dan mencapai puncaknya pada pukul 15.00 hingga 18.00 WIB dengan kondisi cerah terang.

    “Ponorogo akan menjadi wilayah dengan suhu tertinggi, mencapai 33 derajat Celcius,” terang Oky. Suhu terendah berada di angka 22 derajat Celcius, dengan kelembaban 58 sampai 91 persen dan angin dari arah Tenggara berkecepatan 18,5 km/jam.

    BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap menjaga kesehatan di tengah suhu panas yang mungkin terasa menyengat, terutama saat beraktivitas di luar ruangan. Penggunaan pelindung seperti topi atau payung serta konsumsi air putih yang cukup sangat disarankan.

    Dengan kondisi cuaca yang cenderung cerah, hari Rabu ini menjadi waktu yang tepat bagi masyarakat di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo untuk menjalankan aktivitas tanpa hambatan cuaca ekstrem. Namun, BMKG tetap menyarankan untuk memantau pembaruan cuaca guna mengantisipasi perubahan mendadak. (mnd/ian)

  • Kronologi Penangkapan 20 Pendaki Ilegal yang Nekat Naik Gunung Merapi

    Kronologi Penangkapan 20 Pendaki Ilegal yang Nekat Naik Gunung Merapi

    Sleman, Beritasatu.com – Sebanyak 20 pendaki ilegal diamankan oleh petugas Balai Taman Nasional Gunung Merapi (BTNGM). Mereka tertangkap setelah nekat melakukan pendakian di kawasan terlarang Gunung Merapi melalui jalur New Selo, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali.

    Para pendaki yang diamankan terdiri dari pelajar, mahasiswa, dan karyawan, berasal dari berbagai wilayah di Daerah Istimewa Yogyakarta dan Jawa Tengah.

    Penangkapan dilakukan oleh tim gabungan yang terdiri dari petugas BTNGM, Polsek Selo, Koramil Selo, dan Masyarakat Mitra Polhut pada Minggu (13/4/2025). Aksi ini merupakan respons atas unggahan viral di media sosial yang memperlihatkan aktivitas pendakian ilegal di kawasan Gunung Merapi yang berstatus Siaga (Level III).

    Kepala Balai TN Gunung Merapi Muhammad Wahyudi menjelaskan, pihaknya langsung bergerak cepat menindaklanjuti temuan tersebut.

    “Tim media sosial kami segera melakukan pelacakan terhadap akun-akun yang mengunggah konten pendakian. Sementara itu, petugas lapangan memantau jalur-jalur tidak resmi dan berkoordinasi dengan aparat terkait,” jelas Wahyudi di Sleman, pada Senin (15/4/2025).

    Sekitar pukul 05.00 WIB, petugas menemukan 12 sepeda motor terparkir di sekitar jalur New Selo yang diduga milik pendaki ilegal. Setelah pemantauan intensif, sekitar pukul 12.30 WIB para pendaki terlihat turun dan langsung diamankan oleh tim gabungan.

    Hasil pemeriksaan menunjukkan bahwa pendakian tersebut dikoordinasi oleh seorang pemuda berinisial AA (19), warga Sragen. Ia mengumpulkan 19 peserta lainnya melalui media sosial TikTok. Para peserta berasal dari berbagai daerah, seperti Sleman, Surakarta, Boyolali, Kulonprogo, Banyumas, Gunungkidul, Yogyakarta, Klaten, Pati, Blora, Sukoharjo, hingga Lamongan dan Magetan. Usia mereka berkisar antara 15 hingga 24 tahun.

    BTNGM kembali menegaskan, pendakian Gunung Merapi saat ini dilarang keras, terutama dalam radius 3 kilometer dari puncak, sesuai rekomendasi dari Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG).

    “Kami sudah memasang informasi larangan di berbagai titik masuk dan terus melakukan sosialisasi baik secara daring maupun langsung. Ini bukan sekadar larangan, tetapi bentuk mitigasi risiko demi keselamatan masyarakat,” tegas Wahyudi.

    BTNGM mengimbau masyarakat, termasuk para wisatawan dan pendaki, untuk tidak memaksakan diri naik ke Gunung Merapi selama status aktivitasnya masih tinggi. Keselamatan jiwa harus menjadi prioritas utama, hal tersebut juga jadi peringatan keras bagi 20 pendaki ilegal yang nekat naik ke Gunung Merapi.

  • Prakiraan Cuaca 14 April 2025: Hujan Ringan Landa Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Prakiraan Cuaca 14 April 2025: Hujan Ringan Landa Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Surabaya (beritajatim.com) – Memasuki awal pekan, masyarakat di wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diharapkan waspada terhadap cuaca yang cenderung basah.

    Berdasarkan prakiraan cuaca yang disampaikan oleh Oky Sukma Hakim, S.Tr., selaku prakirawan BMKG Juanda, ketiga wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami hujan ringan sejak pagi hari pada Senin, 14 April 2025.

    “Wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo memiliki pola cuaca yang hampir serupa, terutama pada pagi hari yang diprediksi akan diguyur hujan ringan,” ujar Oky Sukma saat memberikan keterangan resmi pada Minggu (13/4).

    Ia menambahkan bahwa meskipun hujan tidak berlangsung lama, masyarakat tetap perlu berhati-hati terutama yang berkendara di pagi hari.

    Di Ngawi, hujan ringan diperkirakan turun pada pukul 06.00 WIB dan akan berganti menjadi kondisi berawan sejak pukul 09.00 WIB hingga malam hari pukul 21.00 WIB. Suhu udara di wilayah ini cukup hangat dengan rentang antara 23 hingga 29 derajat Celcius. Kelembaban udara tinggi, berkisar antara 71 hingga 98 persen, dengan angin berhembus dari arah Barat Laut pada kecepatan 6,1 km/jam.

    Sementara itu, Magetan juga mengalami kondisi cuaca yang sama. Hujan ringan menyambut pagi hari, disusul langit berawan hingga malam. Namun, suhu di Magetan relatif lebih dingin dibandingkan Ngawi, yakni sekitar 22 hingga 27 derajat Celcius.

    Angin bertiup dari arah Barat Daya dengan kecepatan 6,6 km/jam dan kelembaban udara mencapai 78 hingga 91 persen.

    Ponorogo memiliki pola cuaca yang sedikit berbeda. Hujan ringan juga turun pada pagi hari pukul 06.00 WIB, diikuti kondisi berawan hingga pukul 12.00 WIB. Menariknya, wilayah ini diprediksi akan cerah terang pada pukul 15.00 WIB, namun langit kembali berawan pada sore hingga malam hari.

    Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 22 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban 72 hingga 96 persen dan angin dari arah Tenggara berkecepatan 6,1 km/jam.

    “Meski hujan bersifat ringan, perubahan cuaca yang cepat tetap perlu diantisipasi. Kami menghimbau masyarakat untuk mempersiapkan perlengkapan seperti payung atau jas hujan saat beraktivitas di luar,” pungkas Oky.

    Dengan kondisi cuaca seperti ini, penting bagi masyarakat untuk tetap memantau pembaruan informasi dari BMKG dan menyesuaikan rencana aktivitas agar tetap aman dan nyaman sepanjang hari.(mnd).

    Keywords Strategis: prakiraan cuaca Ngawi, cuaca Magetan hari ini, cuaca Ponorogo 14 April 2025, hujan ringan Jawa Timur, info cuaca BMKG, cuaca pagi hari

    Deskripsi Meta: BMKG memprediksi hujan ringan di Ngawi, Magetan, dan Ponorogo pada Senin pagi, 14 April 2025. Warga diimbau waspada dan siapkan perlengkapan hujan.

  • 5 Fakta Mahasiswi UGM Hilang 19 Hari, Ditemukan Tewas di Parit Sarangan Tertimpa Motor saat Pulkam – Halaman all

    5 Fakta Mahasiswi UGM Hilang 19 Hari, Ditemukan Tewas di Parit Sarangan Tertimpa Motor saat Pulkam – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mahasiswi semester 4 Fakultas Pertanian Universitas Gadjah Mada (UGM) dilaporkan hilang oleh keluarganya sejak tiga minggu lalu atau 25 Maret 2025 lalu, tepatnya saat akan pulang kampung (pulkam) menjelang lebaran 2025.

    Adapun, korban bernama Sheila Amalia Cristanti (21), merupakan warga Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun.

    Ternyata, korban ditemukan tewas di parit Jalan Raya Sarangan-Cemoro Sewu, masuk Tikungan Lawu Green Forest, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

    Berikut fakta-fakta peristiwa tewasnya mahasiswi UGM yang ditemukan di parit Magetan tersebut.

    1. Jasad Ditemukan dalam Keadaan Tertimpa Motor

    Saat ditemukan pada Sabtu (14/4/2025), korban disebutkan dalam kondisi mengenaskan dan sudah mengeluarkan bau tak sedap.

    Pada waktu itu, jasad korban tertutup sepeda motor matic hitam miliknya, bernomor polisi AE 3413 CA.

    jenazah korban masuk ke parit sedalam 77 centimeter, dan lebar 60 centimeter.

    Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono mengungkapkan, jenazah korban ditemukan masyarakat setempat, sekira pukul 14.00 WIB.

    “Setelah dilaksanakan Olah TKP, korban ditemukan sudah meninggal dunia berada di parit,” ungkapnya, dikutip dari TribunMagetan.com.

    “Posisi jenazah masuk ke parit, kemudian di atasnya ada sepeda motor, jadi tidak nampak dari luar,” imbuhnya.

    2. Penyebab Kematian

    Mengenai penyebab kematian, AKP Joko mengatakan bahwa korban diduga mengalami kecelakaan tunggal.

    Sebelum kejadian, korban diketahui mengendarai sepeda motor yang melaju dari arah Jawa Tengah.

    Penyebab kematian korban itu juga dibenarkan oleh pihak keluarga saat mendatangi lokasi TKP ditemukannya jenazah.

    “Perwakilan dari keluarga sampai TKP pada Minggu sore (13/4/2025), dan setelah kami cek, memang unsur kecelakaan tunggal,” kata kakak sepupu mendiang Sheila, Taufik Eka Nirawanto, melalui keterangan tertulis, yang diterima di aplikasi pesan singkat, Senin (14/4/2025), dikutip dari Surya.co.id.

    Taufik menambahkan, kendaraan sepeda motor matic warna hitam yang dikendarai korban  ditemukan tidak jauh dari keberadaan jasad korban.

    Kini, sepeda motor milik korban itu juga sudah diambil oleh pihak keluarga.

    “Sepeda motor juga sudah kami ambil di Pos Polisi Plaosan, Kabupaten Magetan,” pungkasnya.

    3. Ada Bekas Pengereman

    Selain itu, Ada bekas pengereman juga yang mengarah ke TKP ditemukannya jenazah korban.

    Hal tersebut menguatkan bahwa penyebab kematian korban adalah kecelakaan tunggal.

    “Ada bekas rem pada aspal, dan kendaraan juga keluar dari jalan raya. Bekas itu ditemukan mengarah ke TKP, lalu ditemukan mayat,” papar AKP Joko.

    Apalagi, kata AKP Joko, barang barang pribadi, khususnya helm, semua masih melekat di bagian tubuh korban.

    “Bekas rem juga membuat jalan rusak. Kemungkinan korban sempat melakukan pengereman, ketika melalui jalan yang menurun,” pungkasnya.

    Usai dievakuasi dari tempat kejadian, AKP Joko mengaku sempat mengalami kendala selama proses autopsi berlangsung karena kondisi tubuh korban.

    “Kondisi korban sudah mengalami perubahan dan nyaris tidak dapat dikenali, sehingga dilakukan pemeriksaan lebih dalam,” terangnya.

    Namun, pada akhirnya korban dapat dikenali oleh ayah kandungnya.

    “Orang tua kandung mengenali jasad tersebut dari behel, yang dipakai pada gigi dan gelang di tangannya, termasuk baju,” pungkas AKP Joko.

    Setelah proses autopsi, jenazah langsung dikebumikan di TPU yang tidak jauh dari rumah duka almarhumah, Desa Rejosari, Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Minggu dini hari (13/4/2025).

    4. Korban Merupakan Anak Tunggal

    MAHASISWI UGM TEWAS – Foto Ayah Sheila Amalia Cristanti (21), menangis diatas peti jenazah usai dimasukkan tim medis RSUD Dr Sayidiman Magetan, setelah autopsi, Minggu dini hari (13/4/2025). Korban bernama Sheila Amalia Cristanti (21) warga Madiun, ditemukan tewas di parit Jalan Raya Sarangan-Cemoro Sewu dalam kondisi mengenaskan. (TribunJatim.com/Febrianto Ramadani)

    Kakak Sepupu Almarhumah, Taufik mengatakan bahwa korban adalah anak tunggal dari pasutri Suprapto dan Marianti.

    Dia mengatakan, terakhir  masih bisa mengontak korban saat berada di Klaten, Jawa Tengah.

    Namun, setelah itu, pihak keluarga sudah tidak menghubungi korban lagi.

    “Kami sempat menghubungi Sheila pada Selasa 25 Maret, pamitan mau pulang jam 11 siang. Siang masih terhubung kalau korban di Klaten, setelah itu sudah tidak ada kontak,” ujar Taufik, ditemui di rumah duka.

    Karena tidak bisa dihubungi, pihak keluarga pun merasa khawatir hingga berinisiatif langsung mencari keberadaan korban.

    Namun, karena tak kunjung ketemu, akhirnya pihak keluarga melaporkan kejadian tersebut ke polisi di Klaten dan Yogyakarta.

    “Sheila sempat mengikuti kelas online. Kami dapat info dari kepolisian soal ditemukan korban Sabtu (12/4/2025) jam 17.00 WIB.”

    “Kami pertama memastikan dari plat nomor sepeda motor miliknya. Kebetulan juga sudah viral di media sosial,” ujar Taufik.

    5. Sosok Korban Dikenal Pendiam

    Selain itu, Taufik juga mengungkapkan mengenai sosok Sheila yang dikenal sebagai orang yang pendiam.

    Dikatakan Taufik, mahasiswi UGM tersebut tidak banyak berbicara saat berkumpul bersama keluarga.

    Kebiasaan korban ketika pulkam juga diungkap Taufik, yakni kerap naik kereta ketika mendapat libur pendek saat kuliah.

    Namun, ketika libur panjang, korban akan membawa motor sendiri ketika pulkam.

    “Kalau libur pendek biasanya Sheila naik kereta, dari Jogja turun Madiun dijemput sama ayahandanya.”

    “Kemudian kalau dia libur panjang bawa sepeda motor, buat main sama teman temannya di Madiun,” ungkapnya.

    Pihaknya mengakui, mendapatkan informasi dari Polsek Plaosan bahwa korban meninggal dunia akibat kecelakaan tunggal.

    “Informasinya di TKP korban terjadi kejadian laka tunggal, setelah itu warga sekitar mencium bau busuk, dicari ada bekas ban sepeda motor mengarah jatuh ke parit, hingga ditemukan sesosok jenazah.”

    “Barang barang masih lengkap, laptop, hp, tas yang dibawa mudik pakaian masih komplit. Kami cek masih komplit,” tuntas Taufik.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunMagetan.com dengan judul Terungkap Hasil Autopsi Jasad Mahasiswi UGM yang Ditemukan di Magetan, Diduga Kecelakaan Tunggal

    (Tribunnews.com/Rifqah) (TribunMagetan.com/Febrianto Ramadani) (Surya.co.id/Febrianto Ramadani/Mohammad Romadoni)

  • 5 Fakta Mahasiswi UGM Hilang 19 Hari, Ditemukan Tewas di Parit Sarangan Tertimpa Motor saat Pulkam – Halaman all

    Hampir 3 Pekan Hilang, Mahasiswi UGM Ditemukan Tewas di Parit, Polisi Beberkan Sejumlah Fakta – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Sheila Amalia Cristanti (21), mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) yang dilaporkan hilang sejak 25 Maret 2025 akhirnya ditemukan pada Sabtu (12/4/2025).

    Sheila Amalia Cristanti yang merupakan mahasiswi Fakultas Pertanian UGM itu ditemukan sudah tak bernyawa dengan kondisi tertindih sepeda motor di selokan jalur Tawangmangu–Sarangan pada Sabtu (12/4/2025) sore.

    Jasad Sheila Amalia Cristanti ditemukan di tikungan Lawu Green Forest, masuk Jalan Raya Sarangan-Cemorosewu, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan.

    Sheila diketahui mengikuti kelas online pada Selasa, 25 Maret 2025 dan berencana mudik ke Madiun, Jawa Timur, melalui jalur Klaten.

    Ia terlihat sekitar pukul 14:09 WIB di jalan Klaten Arah Solo, menggunakan Motor Beat tahun 2018 bernomor polisi AE 3413 CA, memakai jaket hijau dan helm hitam logo Bogo.

    Lalu, orang tuanya melapor ke Polsek Madiun dan Polsek Klaten pada Rabu, 26 Maret 2025.

    Ada informasi “penerawangan” bahwa posisi Sheila berada di Pantai Indrayanti, Gunung Kidul dan berada di jalan Baron-Tepus, di depan teras rumah menggunakan baju putih, murung.

    Ada informasi seseorang melihat Sheila di sekitar Stadion Trikoyo Klaten pada Rabu sore.

    Orang tua mencari ke arah Tawangmangu.

    Hilang Hampir Tiga Pekan

    Sheila dilaporkan hilang sejak Selasa, 25 Maret 2025, sehari sebelum Lebaran.

    Sebelumnya, ia sempat mengikuti kelas daring sebelum berangkat mudik dari Yogyakarta menuju Madiun menggunakan sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 3413 CA.

    Kamera CCTV terakhir merekam korban melintas di jalan Klaten arah Solo pukul 14.09 WIB. Namun, ia tidak kunjung tiba di rumah. Keesokan harinya, keluarga melaporkan kehilangan ke Polsek Madiun dan Polsek Klaten.

    Data dari SIM card menunjukkan lokasi terakhir korban berada di kawasan Nanasan, Colomadu, Karanganyar. Keluarga juga menggunakan jasa pihak ketiga untuk melacak keberadaannya, yang sempat terlacak di Bendosari, Boyolali.

    Upaya pencarian terus dilakukan hingga akhirnya korban ditemukan meninggal dunia di jalur Tawangmangu–Sarangan pada Sabtu (12/4/2025).

    Berdasarkan hasil pemeriksaan medis, korban diduga telah meninggal dunia tiga hari sebelum ditemukan.

    “Dari hasil pemeriksaan diduga korban sudah meninggal tiga hari. Korban ditemukan warga hari Sabtu (12/4) sekitar pukul 15.00 WIB, seusai laporan yang masuk ke kami,” kata Kapolsek Plaosan AKP Joko Yuhono.

    Penjelasan Polisi

    AKP Joko Yuhono, menjelaskan bahwa jenazah Sheila ditemukan dalam keadaan tertutup oleh sepeda motor matic hitam miliknya dengan nomor polisi AE 3413 CA.

    “Setelah dilaksanakan olah TKP, korban ditemukan sudah meninggal dunia berada di parit,” ungkapnya.

    Joko menyebut korban masuk ke parit sedalam 77 centimeter dan lebar 60 centimeter.

    “Posisi jenazah masuk ke parit, kemudian di atasnya ada sepeda motor, jadi tidak nampak dari luar,” terang Joko.

    Setelah penemuan, Tim Inafis Polres Magetan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan autopsi di RSUD Dr. Sayidiman pada Minggu (13/4/2025) dini hari.

    Joko menduga bahwa penyebab kematian Sheila adalah kecelakaan tunggal.

    Sebelum kejadian, korban diketahui mengendarai sepeda motor dari arah Jawa Tengah.

    “Ada bekas rem pada aspal, dan kendaraan juga keluar dari jalan raya. Bekas itu ditemukan mengarah ke TKP, lalu ditemukan mayat,” jelasnya.

    Joko juga membeberkan bahwa barang barang pribadi, khususnya helm, semua masih melekat di bagian tubuh korban.

    “Bekas rem juga membuat jalan rusak. Kemungkinan korban sempat melakukan pengereman, ketika melalui jalan yang menurun,” ucapnya.

    Setelah diautopsi, jenazah lalu dibawa ke rumah duka untuk selanjutnya dimakamkan. (Tribunnews.com/TribunJogja)

     

  • Kronologi Mahasiswa UGM Ditemukan Meninggal di Selokan, Pertama Kali Mudik Pakai Motor Sendirian

    Kronologi Mahasiswa UGM Ditemukan Meninggal di Selokan, Pertama Kali Mudik Pakai Motor Sendirian

    Berdasarkan informasi ini, ayah dan keluarga Sheila melakukan pelacakan di sepanjang rute yang diperkirakan dilewati korban mulai dari Desa Bendosari, Kecamatan Sawit, Boyolali. Namun dari informasi warga tidak ada tanda-tanda keberadaan Sheila.

    “Ayah dan keluarga Sheila pada Sabtu (29/3/2025) berjalan kaki menyisir daerah Sragen, namun juga belum membuahkan hasil. Demikian juga dengan pencarian yang dilakukan berdasarkan posisi terakhir handphone korban yang terlacak daerah Jalan Lawu, Tawangmangu, juga tidak membuahkan hasil,” lanjut Jaka.

    Bahkan juga dari upaya penerawangan, posisi Sheila dilaporkan berada di Pantai Indrayanti, Gunungkidul dan saat itu posisinya di jalan Baron-Tepus.

    Jaka menyatakan Sheila dikenal dengan pribadinya yang tertutup, namun selalu gigih dan tekun dalam belajar. Diperoleh informasi, perjalanan mudik ke Madiun menggunakan motor merupakan yang pertama kalinya ditempuh Sheila. Sebelum-belumnya, Sheila selalu dijemput ayahnya dan bermotor berdua ke Madiun.

    Usai dua minggu setelah dilaporkan hilang, informasi keberadaan Sheila diperoleh dari jajaran Polsek Plaosan, Magetan, Jawa Timur pada Sabtu (12/4/2025). Berawal dari memberi pertolongan pada seorang pengendara pria yang terjatuh ke dalam sebuah parit di Jalan Raya Taman Sari jalur atas Lawu Green Forest (LGF) daerah Kelurahan Sarangan.

    “Tim penolong saat itu melihat ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di parit yang sama dan dibawahnya terdapat tubuh seseorang yang diperkirakan sudah meninggal,” kata Kapolsek Plaosan, AKP Joko Yuhono dalam laporan tertulis ke tim UGM.

    Hasil identifikasi yang dilakukan, ciri-ciri mayat yang ditemukan ini mirip dengan Sheila yang dilaporkan hilang. Dimana tidak membawa identitas apapun, motor Beat 2018 hitam bernopol AE 3413 CA, mengenakan jaket hijau, helm hitam, dan rambut pirang.

    “Dari keterangan yang kami terima, Sheila merupakan korban kecelakaan tunggal. Kendaraannya menabrak rambu jalan dan masuk ke parit kecil,” lanjut Kapolsek.

  • Kapolda Jatim Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolres Jajaran

    Kapolda Jatim Pimpin Sertijab Sejumlah Pejabat Utama dan Kapolres Jajaran

    Surabaya (beritajatim.com) – Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nanang Avianto memimpin langsung prosesi serah terima jabatan (sertijab) sejumlah pejabat utama Polda Jatim dan para Kapolres jajaran, Senin (14/4/2025). Kegiatan tersebut digelar di Gedung Mahameru, Mapolda Jatim.

    Sertijab ini merupakan tindak lanjut dari Surat Telegram Kapolri Nomor: ST/489/III/KEP./2025 tertanggal 12 Maret 2025.

    Dalam amanatnya, Irjen Pol Nanang Avianto menyampaikan apresiasi tinggi kepada para pejabat lama atas dedikasi dan kontribusinya selama bertugas. Ia juga meminta pejabat baru segera menyesuaikan diri serta meneruskan program-program yang sudah berjalan, sembari menghadirkan inovasi demi peningkatan pelayanan kepada masyarakat.

    “Mutasi adalah hal yang biasa dalam tubuh Polri, sebagai bentuk penyegaran dan pengembangan organisasi. Saya yakin, para pejabat yang dilantik hari ini mampu mengemban amanah dengan profesional, loyal, dan penuh integritas,” tegasnya.

    Sejumlah pejabat yang mengalami pergantian posisi antara lain:

    Dirpamobvit Polda Jatim: Kombes Yudi Sumartono (pensiun) digantikan Kombes Wawan Kristyanto (sebelumnya Kasubdit Pamwaster, Ditpamobvit Korshabara Baharkam Polri).
    Kabidhumas Polda Jatim: Kombespol Dirmanto digantikan Kombespol Jules Abraham Abast (eks Kabidhumas Polda Jabar). Dirmanto kini menjabat Karolog Polda Jatim.
    Dirreskrimsus Polda Jatim: Kombespol Budhi Hermanto digantikan Kombespol Roy Hutton Marulamrata (eks Dirreskrimsus Polda Bali).
    Dirlantas Polda Jatim: Kombespol Komarudin dipindah menjadi Dirlantas Polda Metro Jaya. Posisi digantikan Kombespol Iwan Saktiadi (eks Kasubdit SIM Ditregident Korlantas Polri).

    Mutasi para Kapolres di Jajaran Polda Jatim:

    Kapolres Tuban: AKBP Oskar Syamsudin digantikan AKBP William Cornelis Tanasale (eks Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak).
    Kapolres Pelabuhan Tanjung Perak: Kini dijabat AKBP Wahyu Hidayat (eks Gadik Madya SPN Polda Jatim).
    Kapolres Pacitan: AKBP Agung Nugroho digantikan AKBP Ayub Diponegoro Azhar (eks Pamen Bareskrim Polri).
    Kapolres Magetan: AKBP Satria Permana digantikan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa (eks Bidpropam Polda Jatim).
    Kapolres Ngawi: AKBP Dwi Sumrahadi Rakhmanto digantikan AKBP Charles Pandapotan Tampubolon (eks Kabagbinopsnal Ditresnarkoba Polda Jatim).
    Kapolres Probolinggo Kota: AKBP Oki Ahadian Purwono digantikan AKBP Rico Yumasri (eks Pamen Bareskrim Polri).
    Kapolres Nganjuk: AKBP Siswantoro digantikan AKBP Henri Noveri Santoso (eks Kapolres Sumenep).
    Kapolres Sumenep: Kini dijabat oleh AKBP Rivanda (eks Kapolres Tanggamus).
    Kapolres Trenggalek: AKBP Indra Ranu Dikarta digantikan AKBP Ridwan Maliki (eks Kasubdit Gakkum Ditpolairud Polda Jatim).
    Kapolres Jember: AKBP Bayu Pratama Gubunagi digantikan AKBP Bobby Adimas Candra Putra (eks Kapolres Lamongan).
    Kapolres Lamongan: Kini dijabat AKBP Agus Dwi Suryanto (eks Kapolres Madiun Kota).
    Kapolres Madiun Kota: Kini dijabat AKBP Wiwin Junianto Supriyadi (eks Kasubdit 4 Ditreskrimsus Polda Sumsel).

    Kapolda berharap seluruh pejabat baru dapat menjaga stabilitas kamtibmas dan meningkatkan kinerja institusi di wilayah tugas masing-masing. [uci/beq]

  • 5 Fakta Mahasiswi UGM Hilang 19 Hari, Ditemukan Tewas di Parit Sarangan Tertimpa Motor saat Pulkam – Halaman all

    Penyebab Tewasnya Mahasiswi UGM di Magetan, Dilaporkan Hilang Sebelum Lebaran – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Seorang mahasiswi Universitas Gadjah Mada (UGM) bernama Sheila Amelia Christanti (21) ditemukan tewas di Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur pada Sabtu (12/4/2025).

    Kondisi jasad berada di parit dan tertutup sepeda motor bernopol AE 3413 CA.

    Mahasiswi asal Kecamatan Kebonsari, Kabupaten Madiun, Jawa Timur dilaporkan hilang sejak tiga minggu lalu atau sebelum lebaran.

    Proses autopsi jenazah dilakukan di RSUD Dr Sayidiman, Magetan pada Minggu (13/4/2025).

    Kapolsek Plaosan, AKP Joko Yuhono, mengatakan jasad ditemukan warga sekitar pukul 14.00 WIB karena mencium bau tak sedap.

    “Posisi jenazah masuk ke parit, kemudian di atasnya ada sepeda motor, jadi tidak nampak dari luar,” tuturnya, Minggu, dikutip dari TribunJatim.com.

    Hasil autopsi menunjukkan korban tewas karena kecelakaan tunggal.

    Korban mengendarai sepeda motor matic berwarna hitam dari arah Jawa Tengah menuju Madiun.

    “Ada bekas rem pada aspal, dan kendaraan juga keluar dari jalan raya. Bekas itu ditemukan mengarah ke TKP, lalu ditemukan mayat,” ungkapnya.

    Barang milik korban tak hilang mulai handphone, laptop hingga pakaian.

    “Bekas rem juga membuat jalan rusak. Kemungkinan korban sempat melakukan pengereman, ketika melalui jalan yang menurun,” sambungnya.

    Jenazah telah dibawa ke rumah duka untuk dimakamkan.

    Sebelumnya, AKP Joko Yuhono, mengatakan identitas jasad terungkap setelah pihak keluarga mendatangi rumah sakit untuk memastikan ciri-ciri korban.

    “Ayah kandung korban ikut menyaksikan langsung. Setelah melihat ciri-ciri korban, ternyata betul jenazah adalah anak kandungnya,” tukasnya.

    Menurutnya, wajah korban nyaris tak dapat dikenali sehingga perlu melakukan identifikasi.

    “Orang tua kandung mengenali jasad tersebut dari behel, yang dipakai pada gigi dan gelang di tangannya, termasuk baju,” imbuhnya.

    Sementara itu, kakak sepupu korban, Taufik Eka Nirawanto (41), menjelaskan Sheila merupakan anak tunggal dan sedang kuliah di UGM.

    Komunikasi terakhir korban yakni pada Selasa 25 Maret 2025 saat berangkat dari Yogyakarta menuju Madiun.

    “Kami sempat menghubungi Sheila pada Selasa 25 Maret, pamitan mau pulang jam 11 siang. Siang masih terhubung kalau korban di Klaten, setelah itu sudah tidak ada kontak,” terangnya.

    Keluarga sempat membuat laporan ke petugas kepolisian di Klaten dan Yogyakarta.

    Selang tiga minggu kemudian, jasad korban ditemukan di dalam parit dalam kondisi mengenaskan.

    “Kami pertama memastikan dari plat nomor sepeda motor miliknya. Kebetulan juga sudah viral di media sosial,” jelasnya.

    Sebagian artikel telah tayang di TribunJatim.com dengan judul Terungkap Hasil Autopsi Jasad Mahasiswi UGM yang Ditemukan di Magetan, Diduga Kecelakaan Tunggal

    (Tribunnews.com/Mohay) (TribunJatim.com/Febrianto)

  • Mahasiswa UGM yang Sempat Dikabarkan Hilang saat Mudik Ditemukan Meninggal di Selokan

    Mahasiswa UGM yang Sempat Dikabarkan Hilang saat Mudik Ditemukan Meninggal di Selokan

     

     

    Liputan6.com, Jakarta – Sheila Amelia, mahasiswa UGM yang sempat dikabarkan hilang sejak 25 Maret 2025 dalam perjalanan mudik menggunakan sepeda motor, ditemukan dalam kondisi meninggal dunia. Tubuh korban ditemukan pada Sabtu (12/4/2025), di sebuah parit di Lawu Green Forest, tepatnya di Jalan Raya Sarangan-Cemoroseu, Plaosan, Kabupaten Magetan, Jatim.

    Menurut penuturan warga, penemuan jasad Sheila tidak disengaja saat warga hendak menolong seseorang korban kecelakaan di lokasi yang hampir berdekatan. Awalnya warga melihat ada sepeda motor dalam keadaan terbalik, dan setelah ditelisik ternyata ada tubuh tertimpa di baliknya dalam kondisi meninggal dunia. 

    Sheila Amelia yang merupakan warga Kebonsari Madiun tercatat sebagai mahasiswa Faperta UGM. Dirinya dilaporkan hilang sejak 25 Maret 2025 saat hendak mudik ke kampung halamannya. 

    Kapolsek Ploasan AKP Jokon Yuhono menurut keterangan resminya, Minggu (13/4/2025) menjelaskan kronologi kejadian penemuan jasad tersebut. Awalnya warga mendapat telepon dari temannya yang saat itu sedang menolong orang kecelakaan di jalur Lawu Greent Forest, Sabtu, 12 April 2025 sekitar pukul 10.00 WIB.

    “Saat itu juga (dia) melihat ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di parit. Selanjutnya warga tersebut segera mendatangi lokasi dan setelah dilakukan pengecekan ternyata benar ada sebuah sepeda motor dengan posisi terbalik di sebuah parit dan setelah dicek mendetail ada seorang di bawah sepeda motor tersebut dengan kondisi kemungkinan sudah meninggal,” katanya.

    Dijelaskannya, jasad ditemukan di dalam parit sedalam 77 cm dengan lebar sekitar 60 cm, dan dalam kondisi tubuh tertimpa sepeda motor berwarna hitam bernomor polisi AE 3413 CA.

    Usai penemuan itu, warga langsung melapor ke Polsek Plaosan. Petugas yang datang kemudian langsung memeriksa dan mengevakuasi jasad tersebut. Saat diperiksa tim medis Puskesmas sudah dinyatakan meninggal dunia. Saat ditemukan, korban mengenakan celana panjang jins warna biru gelap.

    Joko juga menambahkan, saat ditemukan, barang-barang pribadi milik korban termasuk helm, masih melekat di tubuhnya. 

    “Dari hasil pemeriksaan di lokasi, ditemukan bekas pengereman di aspal yang mengarah ke titik jatuhnya motor dan korban. Dugaan sementara, korban mengendarai sepeda motornya dari arah Jawa Tengah dan tidak mampu mengendalikan laju kendaraan di jalur menurun,” jelasnya.

    Hasil pemeriksaan tim medis menyebutkan, tidak ditemukan tanda-tanda kekerasaan di tubuh korban. Sehingga terindikasi penyebab kematian korban adalah karena kecelakaan tunggal dengan menabrak rambu jalan dan masuk ke parit. Keluarga korban pun menerima kejadian tersebut sebagai kecelakaan dan tidak memberikan izin kepada tim medis untuk melakukan autopsi.

    Sementara itu, pihak Fakultas Pertanian UGM juga membenarkan Sheila Amelia merupakan salah satu mahasiswa di kampus tersebut. Melalui unggahan Instagram @fapertaugm menyampaikan duka cita atas meninggalnya Sheila yang kemudian dibanjiri komentar duka cita. 

    “Segenap keluarga besar Fakultas Pernanian Universitas Gadjah Mada mengucapkan turut berduka cita atas berpulangnya Sheila Amelia Cristanti, mahasiswa program studi S1 Ekonomi Pertanian dan Agribisnis (2023). Semoga almarhumah diterima di sisi-Nya, serta keluarga yang ditinggalkan diberikan kesabaran dan ketabahan,” tulis akun @fapertaugm.