kab/kota: Magetan

  • Kapolres Magetan Bakal Temui Pimpinan Perguruan Silat Cegah Konflik Lanjutan

    Kapolres Magetan Bakal Temui Pimpinan Perguruan Silat Cegah Konflik Lanjutan

    Magetan (beritajatim.com) – Aparat gabungan TNI dan Polri melakukan tindakan cepat untuk mencegah terjadinya potensi konflik lanjutan antar perguruan silat di wilayah Kabupaten Magetan dan Kota Madiun. Upaya ini dilakukan usai betrokan yang pecahdi Desa Madigondo, Takeran, Magetan setelah kegiatan halal bihalal yang digelar salah satu perguruan silat di Desa Kiringan, Takeran, Minggu (20/4/2025)

    Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa menjelaskan bahwa langkah penyekatan dilakukan secara terkoordinasi bersama jajaran TNI dan dipimpin langsung oleh Dandim Magetan.

    “Ini bersama-sama dengan rekan-rekan dari TNI dipimpin langsung oleh Bapak Dandim Magetan. Kami dari Polres Magetan melakukan upaya penyekatan terjadinya potensi konflik antara dua perguruan silat yang ada di wilayah Kabupaten Magetan dan Kota Madiun. Kebetulan tadi ada acara kegiatan halal bihalal di Takeran,” jelas AKBP Erik.

    Menurutnya, langkah cepat aparat berhasil mengurai massa yang sempat berkumpul usai acara, sebelum mereka kembali ke wilayah Kota Madiun.

    “Dan setelah selesai kegiatan, ketika akan kembali ke wilayah Kota Madiun, terjadi penyekatan dan Alhamdulillah, berkat kerja cepat dari aparat yang ada di lapangan dibantu dengan Bapak Dandim. Kami berhasil untuk melakukan pendekatan dan masa kemudian berangsur-angsur sudah memubarkan diri. Tidak ada korban yang ada di lokasi ini dan mudah-mudahan ini tidak terjadi lagi ke depannya,” lanjutnya.

    Dalam rangka mencegah eskalasi lebih lanjut, aparat berencana melakukan pertemuan dengan para pimpinan perguruan silat dari wilayah Magetan dan Keresidenan Madiun. Tujuannya adalah membangun komunikasi yang baik serta menyelesaikan potensi permasalahan yang mungkin timbul.

    “Besok (21/4/2025) kemungkinan juga kami dengan Bapak Dandim langsung bertemu dengan para pimpinan dari ee pondok ee silat yang ada di wilayah Magetan maupun di Keresidenan Madiun supaya kita bisa menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang ada dan tidak ada gejolak-gejolak lagi ke depannya,” tambah Kapolres.

    Langkah antisipatif ini diapresiasi sebagai bentuk sinergi dan respons cepat aparat dalam menjaga kondusifitas wilayah serta mengedepankan dialog dalam penyelesaian potensi konflik sosial. [fiq/but]

  • Bentrok 2 Perguruan Silat di Magetan, Warga Ketakutan karena Ada yang Bawa Senjata Tajam

    Bentrok 2 Perguruan Silat di Magetan, Warga Ketakutan karena Ada yang Bawa Senjata Tajam

    Magetan (beritajatim.com) – Bentrokan antar anggota perguruan silat kembali terjadi di Kabupaten Magetan. Insiden terjadi pada Minggu (20/4/2025) pukul 15.30 WIB di Jalan Raya Magetan–Madiun, tepatnya di Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Magetan, Jawa Timur.

    Bentrok membuat suasana mencekam. Sejumlah warga dan pedagang panik. Mereka memilih menutup toko dan menghindari lokasi bentrokan. Lalu lintas di sekitar lokasi macet total, banyak kendaraan memutar arah demi menghindari potensi bahaya.

    Ahmad Toifuri, warga Desa Madigondo, menjadi salah satu saksi mata insiden tersebut. Ia mengaku tidak mengetahui penyebab awal kericuhan. Saat melintas, dia mendapati kemacetan panjang dan melihat adanya kericuhan tak jauh dari Kantor Desa Madigondo.

    “Ramai-ramai gitu, ada yang lempar batu. Dan barang apa sedapatnya dilempar-lempar begitu. Saya tidak tahu bagaimana kok bisa terjadi begitu. Katanya ini antar perguruan silat. Ada juga tadi yang membawa senjata tajam,” ujarnya.

    Diduga kuat bentrokan tersebut melibatkan dua kelompok perguruan silat yang sebelumnya mengikuti kegiatan halal bihalal di Desa Kiringan, Kecamatan Takeran. Situasi kemudian berkembang menjadi kerusuhan jalanan, dengan saling lempar batu dan penggunaan benda tajam.

    Rifki Setiawan, penjaga toko di sekitar lokasi, langsung mengambil tindakan cepat dengan menutup tokonya dan mengamankan pelanggan.

    “Saya lihat sebentar, ternyata bentroknya cukup parah. Saya tutup toko dan pelanggan saya suruh masuk. Katanya antar perguruan silat begitu,” tuturnya.

    Situasi semakin mengkhawatirkan ketika diketahui ada remaja yang hampir menjadi korban kekerasan fisik. Remaja berinisial D, asal Kota Madiun, menceritakan bahwa dirinya sempat diserang dengan senjata tajam saat berada di lokasi.

    “Saya sudah kena pukul di dahi. Kemudian, saya kabur ke sawah. Karena ada yang bawa sabit begitu. Udah nyaris kena saya, akhirnya saya kabur,” katanya.

    Kapolres Magetan AKBP Erik Bangun Prakasa mengaku menerjunkan 200 personel ditambah BKO dari Brimob Masiun dan Kodim 0804 Magetan.

    “Tidak ada korban dari kejadian ini. Kami berupaya membuat situasi kembali kondusif. Kami meminta massa untuk meninggalkan lokasi,” kata Erik. [fiq/but]

  • Bentrok Usai Acara Silat di Madigondo, Jalan Magetan-Madiun Ditutup Sementara

    Bentrok Usai Acara Silat di Madigondo, Jalan Magetan-Madiun Ditutup Sementara

    Magetan (beritajatim.com) – Ketegangan terjadi di wilayah Desa Madigondo, Kecamatan Takeran, Kabupaten Magetan, pada Minggu (20/4/2025) sekitar pukul 15.30 WIB. Sebuah bentrokan pecah usai acara salah satu perguruan silat. Benrok mengakibatkan arus lalu lintas di jalur utama Magetan–Madiun terganggu total.

    Pihak kepolisian mengambil tindakan cepat dengan menutup akses jalan. Seluruh kendaraan dari dua arah, baik dari Magetan maupun dari Madiun, diminta untuk putar balik guna menghindari area kericuhan yang terjadi di depan Kantor Desa Madigondo. Pengalihan arus lalu lintas dilakukan mulai dari Desa Sambirejo, Kecamatan Jiwan, Kabupaten Madiun.

    Kapolres Madiun, AKBP Wiwin Junianto Supriyadi bersama anggotanya, terlihat berjaga di titik-titik strategis seperti di Sambirejo untuk menghalau kendaraan yang menuju lokasi bentrok. Hingga berita ini diturunkan, arus lalu lintas menuju Madigondo masih belum kembali normal.

    Pihak kepolisian dari dua wilayah, Madiun dan Magetan, tampak bekerja sama dalam mengendalikan situasi. Sejumlah personel tambahan dikerahkan untuk menjaga kondusivitas agar tidak terjadi eskalasi kerusuhan yang lebih luas. Belum ada laporan resmi mengenai korban jiwa ataupun kerugian materiil akibat bentrokan tersebut.

    Kapolres Magetan, AKBP Erik Bangun Prakasa, turun langsung ke lokasi bentrok untuk menenangkan massa. Dalam imbauannya, ia menekankan pentingnya menahan diri dan menjaga situasi tetap damai.

    “Sebagai Kapolres Magetan yang mengambil alih keamanan di sini. Saya minta tolong kita sama-sama jaga situasi yang kondusif. Saya bersama beliau, Pak Zakaria yang ada di sini sebagai penanggung menjawab,” ucap AKBP Erik kepada massa.

    Dia juga mengingatkan bahwa bentrok justru akan memperkeruh situasi dan menimbulkan intervensi aparat yang lebih besar.

    “Tidak akan ada yang menang di antara kita, tidak akan ada yang kalah di antara kita. Kita cari solusi tengahnya dengan beliau. Saya siap membantu. Saya siap membantu,” lanjutnya.

    Kapolres juga sempat memberi arahan dalam bahasa Jawa kepada peserta yang hadir agar mundur dan menghindari tindakan provokatif seperti pelemparan dan perusakan fasilitas umum.

    “Tolong dulur-dulur saya. Ini situasi seperti ini bahaya. Bahaya untuk kita semua maupun masyarakat. Engko nek ngene terus gak selesai. Nanti justru akan diambil oleh Kapolda Jawa Timur. Brimob akan turun sampeyan semua akan diambil. Kita ngalah dulu. Nggih!” ujarnya menenangkan situasi.

    Pihak kepolisian mengimbau masyarakat sekitar dan pengguna jalan untuk menghindari jalur Magetan–Madiun hingga situasi benar-benar kondusif. Hingga saat ini, petugas masih terus berjaga dan melakukan mediasi antar pihak yang bertikai.

    Saat ini, jalur Magetan-Madiun via Madigondo sudah kembali normal meski sejumlah petugas masih berjaga di sekitar lokasi. [fiq/but]

  • Nestapa Butet Jadi Pemain Sirkus OCI sejak Usia 4 Tahun, Dipukul Jadi Makanan Sehari-hari – Halaman all

    Nestapa Butet Jadi Pemain Sirkus OCI sejak Usia 4 Tahun, Dipukul Jadi Makanan Sehari-hari – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Mantan pemain sirkus di Oriental Circus Indonesia (OCI) Taman Safari Indonesia, Butet, mengurai kisah pilunya.

    Ia mengaku mengalami penyiksaan terus-menerus setelah menjadi pemain sirkus OCI.

    Penyiksaan itu bahkan didapat Butet sejak usianya masih sangat belia.

    Butet bergabung dengan OCI sejak usianya sekitar 3-4 tahun. Kala itu, ia tak tahu apa-apa.

    Di sana, ia dipaksa untuk latihan sirkus setiap hari.

    “Saya dibawa ke OCI sekitar mungkin umur 3-4 tahun, di situ saya melihat anak-anak yang lain. Saya latihan, dipaksa,” katanya, dikutip dari tayangan YouTube Kompas TV, Minggu (20/4/2025).

    Seiring berjalannya waktu, Butet mulai mengalami penyiksaan. Ia kerap dipukul dan ditempeleng.

    Bahkan, pukulan itu sudah menjadi makanan sehari-hari baginya dan pemain sirkus yang lain.

    “Kalau buat kita itu diupukul saat latihan itu makanan kita sehari-hari,” terangnya.

    Pada suatu waktu, Butet megaku membuat kesalahan dengan memakan makanan milik bosnya.

    Kesalahan yang dilakukannya itu berujung pada penyiksaan yang teramat keji.

    Ia dipaksa memakan kotoran gajah.

    “Terus saya juga pernah buat kesalahan, anak-anak kita makan nasi bungkus semuanya di sana.”

    “Saya ambil makanannya bos daging empal, itu saya ketahuan, buat mereka itu sangat fatal kesalahan saya itu. Saya masih kecil, itu sekitar umur 9 tahun, tapi saya langsung dijejeli kotoran gajah itu,” bebernya.

    Semakin hari, ia semakin tertekan menghadapi kehidupannya sebagai pemain sirkus OCI.

    Penyiksaan terus menerus ia alami.

    “Show juga kalau kita jelek, dipukul, tidak tertawa juga dipukul, tidak senyum kalau pas lagi show juga dipukul. Kalau sehari-hari pukulan itu sudah biasa buat kita,” urainya.

    Saat memasuki usia remaja, Butet mengaku kembali membuat kesalahan.

    Ia berhubungan dengan karyawan OCI yang akhirnya membuatnya berbadan dua.

    “Terus di masa remaja saya, saya berhubungan dengan karyawan, kita gak boleh berhubungan (dengan karyawan).”

    “Saya ada suka dengan karyawan, berhubungan, saya terjadi hamil. itu sangat besar pelanggaran buat dia,” jelasnya.

    Akibat kesalahannya itu, selama dua bulan setiap tidur, kaki Butet dirantai.

    “Langsung saya dipukul terus, saya malam setiap tidur dirantai kakinya pakai rantai gajah di tempat tidur saya.”

    “Untuk buang kotoran aja saya tidak bisa, teman-teman melihat tapi tidak bisa apa-apa, tidak ada yang bantu saya,” tandasnya.

    “Paginya saya dibukain untuk latihan lagi, itu juga posisi saya lagi hamil itu selama dua bulan saya diperlakukan seperti itu,” sambungnya.

    Meski tengah hamil, hal itu tak membuat Butet terbebas dari atraksi dan penganiayaan.

    “Dua bulan dilepaskan, tapi tetap aktif. saya pada waktu hamil besar pun 8 bulan itu saya disuruh main, tetap saya atraksi show,” tukasnya.

    Penderitaan yang dialami Butet tak berhenti sampai di situ, saat melahirkan, ia harus menelan pil pahit karena dipisahkan dari anaknya.

    TAMAN SAFARI INDONESIA – Sejumlah pengunjung tengah melihat Gajah Sumatera di Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta, Selasa (1/4/2025). Taman Safari Indonesia menegaskan tidak terlibat dalam dugaan kekerasan yang dialami mantan pemain sirkus. (Tribunnews.com/Fransiskus Adhiyuda Prasetia)

    “Sampai akhirnya saya melahirkan, anak saya juga dipisahkan dari saya, dari rumah sakit saya sudah dipisahkan,” terangnya.

    Ia baru bertemu kembali dengan anaknya saat usianya sudah dua tahun.

    Saat itu, anak Butet bersama bayi lainnya berada di Pondok Indah, yang juga dijadikan pemain sirkus.

    Tak kuat menjalani kehidupan yang penuh dengan penyiksaan, Butet memutuskan kabur dari OCI pada 1994.

    Ia kemudian baru bertemu kembali dengan anaknya saat usianya 16 tahun.

    “Pada waktu itu sirkus main di Magetan (Jawa Timur), saya dikasih tahu dari salah satu mantan pemain OCI (anak saya) ada di Magetan, itu saya samperin ke sana,” tandasnya.

    Taman Safari Membantah

    Sementara itu, Taman Safari Indonesi Group menegaskan, pihaknya tidak terlibat dalam kasus dugaan kekerasan yang dialami eks pemain sirkus.

    Head of Media and Digital Taman Safari Indonesia Group, Finky Santika, mengatakan Taman Safari juga tidak pernah memiliki hubungan bisnis dengan para mantan pemain sirkus tersebut.

    “Taman Safari Indonesia Group sebagai perusahaan ingin menegaskan bahwa kami tidak memiliki keterkaitan, hubungan bisnis, maupun keterlibatan hukum dengan eks pemain sirkus yang disebutkan,” kata Finky dalam keterangannya, Rabu (16/4/2025).

    “Kami menilai bahwa permasalahan tersebut bersifat pribadi dan tidak ada kaitannya dengan Taman Safari Indonesia Group secara kelembagaan,” ujar mereka.

    Taman Safari Indonesia meminta agar kasus dugaan kekerasan dan eksploitasi tersebut tidak disangkut pautkan dengan pihak mereka.

    (Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Milani)

  • Kasus Lampu Berkamera di Toilet Siswi Gegerkan SMA Magetan, Ini Penjelasan Pihak Dinas

    Kasus Lampu Berkamera di Toilet Siswi Gegerkan SMA Magetan, Ini Penjelasan Pihak Dinas

    Magetan (beritajatim.com) – Isu terkait penemuan lampu berkamera di toilet siswi salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri di wilayah Magetan sempat ramai diperbincangkan di media sosial dan menimbulkan kekhawatiran akan dugaan pelecehan seksual. Menyikapi polemik tersebut, Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Wilayah Ponorogo-Magetan, Adi Prayitno, pada Rabu (17/4/2205), turun langsung ke sekolah yang bersangkutan untuk melakukan klarifikasi.

    “Hal ini karena adanya pemberitaan kurang baik di Medsos, saya langsung turun mengunjungi sekolah untuk memastikan pemberitaan di Medsos benar atau tidak,” ujarnya, Minggu (20/4/2025)

    Dalam kunjungannya, Adi melakukan klarifikasi langsung bersama pihak-pihak terkait di lingkungan sekolah.

    “InsyaAllah, hal yang beredar itu kurang benar. Saya pastikan proses pembelajaran sangat kondusif, insyaAllah tidak ada sesuatu yang diributkan di Medsos,” tambahnya.

    Menurut penjelasannya, isu bermula dari laporan siswi yang merasa curiga dengan keberadaan lampu CCTV di dalam toilet. Setelah dilakukan pemeriksaan, diketahui bahwa lampu tersebut dipasang untuk mengganti lampu toilet yang sebelumnya mati. Namun, jenis lampu yang dipasang ternyata menyerupai lampu berkamera.

    “Yang memasang infonya, salah satu tenaga kebersihan di sekolah itu. Karena dipandang lampu sebelumnya mati maka dipasanglah bola lampu baru, tetapi ternyata ada indikasi terpasang lampu ada kamera dan pihak sekolah sudah mengecek ternyata kamera di lampu sudah tidak berfungsi lagi. Dari hasil koordinasi pihak terkait semua sudah aman, tidak ada yang dikhawatirkan lagi,” paparnya.

    Kepala sekolah setempat, Idha Rakhmawati, juga menegaskan bahwa inisiatif pemasangan lampu tersebut berasal dari petugas kebersihan. Pemasangan dilakukan karena lampu di toilet mati, dan petugas tersebut memasang lampu yang ditemukan di tempat sampah dan masih menyala.

    “Langkah penyelesaian telah dilakukan koordinasi dengan fungsional, rapat razia handphone semua siswa lalu dicocokan dengan aplikasi di handphone dan CCTV itu ternyata tidak diketemukan kecocokan,” katanya.

    “Yang memasang itu petugas kebersihan kami saat itu, namun saat ini CCTV lampu itu sudah diamankan oleh Polres Magetan,” tambahnya.

    Pihak sekolah pun melakukan langkah lanjut berupa razia handphone seluruh siswa untuk mengecek kemungkinan adanya koneksi WiFi atau aplikasi yang terhubung ke perangkat tersebut. Hasilnya, tidak ditemukan indikasi konektivitas dengan perangkat manapun. “Harapannya ada teknologi canggih, yang bisa memastikan kalau CCTV di lampu itu memang bersih tidak merekam apapun,” paparnya.

    Kasat Reskrim Polres Magetan, AKP Joko Santoso, juga membenarkan bahwa dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan unsur pidana ataupun dugaan pelecehan seksual. “Intinya dugaan adanya kasus pelecehan seksual itu tidak benar,” katanya.

    Ia menjelaskan bahwa petugas kebersihan yang memasang lampu tersebut tidak mengetahui bahwa lampu itu memiliki kamera. “Dugaan yang beredar saat ini tidak bisa dibuktikan, karena tidak didukung dengan bukti nyata lainnya yang kuat. CCTV di lampu itu setelah diperiksa juga tidak berfungsi. Sehingga terkait ini tidak ada tindak lanjut lagi, semua dipastikan tidak ada dugaan pelecehan seksual itu,” pungkasnya.

    Dengan klarifikasi ini, pihak sekolah dan kepolisian berharap masyarakat tidak lagi menyebarkan informasi yang tidak terverifikasi agar tidak menimbulkan keresahan lebih lanjut, terutama di lingkungan pendidikan. [fiq/aje]

    ,

  • Jadwal Pemungutan Suara Ulang Pilkada di 24 Daerah, Tasikmalaya Hari Ini 19 April 2025

    Jadwal Pemungutan Suara Ulang Pilkada di 24 Daerah, Tasikmalaya Hari Ini 19 April 2025

    PIKIRAN RAKYAT – Setelah melalui serangkaian sengketa hasil pemilihan yang diajukan ke Mahkamah Konstitusi (MK), lembaga penjaga konstitusi tersebut memutuskan untuk memerintahkan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 24 daerah yang tersebar di berbagai penjuru Tanah Air.

    Keputusan ini diambil sebagai respons terhadap berbagai temuan pelanggaran dan kecurangan yang dinilai dapat memengaruhi legitimasi hasil pemilihan.

    Komisi Pemilihan Umum (KPU) sebagai penyelenggara pemilu telah menyusun jadwal simulasi PSU berdasarkan tenggat waktu yang ditetapkan oleh MK, dengan pembagian pelaksanaan dalam beberapa klaster waktu yang berbeda.

    Hari ini, Sabtu, 19 April 2025, menjadi hari krusial bagi salah satu daerah, yaitu Kabupaten Tasikmalaya, yang dijadwalkan menggelar PSU seluruh wilayah.

    Berikut ini jadwal lengkap PSU di 24 daerah tersebut, implikasi hukum dan politiknya, serta persiapan yang dilakukan oleh KPU dan pemerintah daerah terkait.

    Pembagian Klaster Waktu PSU

    Menindaklanjuti putusan MK, Komisi Pemilihan Umum (KPU) bergerak cepat untuk menyusun jadwal pelaksanaan PSU di 24 daerah yang diperintahkan.

    Mengingat tenggat waktu yang berbeda-beda yang diberikan oleh MK untuk setiap kasus, KPU menerapkan strategi pembagian pelaksanaan PSU dalam beberapa klaster waktu.

    Hal ini bertujuan untuk memastikan bahwa seluruh proses PSU dapat diselenggarakan sesuai dengan batas waktu yang ditetapkan dan tidak mengganggu tahapan pilkada di daerah lain yang tidak mengalami sengketa.

    Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian telah mengumumkan secara resmi daftar 24 daerah yang akan menggelar PSU, yang terdiri dari 1 provinsi, 20 kabupaten, dan 3 kota.

    Pembagian jadwal PSU berdasarkan tenggat waktu dari putusan MK adalah sebagai berikut:

    Tenggat Waktu 30 Hari (Batas Akhir 22 Maret 2025)

    Klaster pertama ini meliputi daerah-daerah yang mendapatkan tenggat waktu paling singkat dari MK, yaitu 30 hari sejak putusan dibacakan. Daerah-daerah yang termasuk dalam klaster ini dan melaksanakan PSU sebagian wilayah adalah:

    Kabupaten Barito Utara

    Kabupaten Magetan

    Kabupaten Bangka Barat

    Kabupaten Siak Selain itu, Kabupaten Puncak Jaya juga masuk dalam klaster ini dengan agenda rekapitulasi ulang hasil suara.

    Tenggat Waktu 45 Hari (Batas Akhir 5 April 2025)

    Pemungutan Suara Ulang (PSU) dilakukan di TPS 5 Desa Warnasari, Kecamatan Sukabumi, Kabupaten Sukabumi, Minggu (1/12/2024).* Herlan Heryadie/PR

    Klaster kedua memiliki waktu persiapan yang sedikit lebih panjang, yaitu 45 hari. Daerah-daerah yang menggelar PSU seluruh wilayah dalam klaster ini adalah:

    Kabupaten Bengkulu Selatan

    Sementara itu, daerah-daerah yang melaksanakan PSU sebagian wilayah adalah:

    Kabupaten Buru

    Kota Sabang

    Kabupaten Kepulauan Talaud

    Kabupaten Banggai

    Kabupaten Bungo

    Kabupaten Pulau Taliabu

    Tenggat Waktu 60 Hari (Batas Akhir 19 April 2025)

    Klaster ketiga memiliki waktu persiapan 60 hari, dan hari ini, Sabtu, 19 April 2025, menjadi tanggal penting bagi daerah-daerah dalam klaster ini yang melaksanakan PSU seluruh wilayah:

    Kota Banjarbaru

    Kabupaten Pasaman

    Kabupaten Tasikmalaya

    Kabupaten Empat Lawang

    Kabupaten Serang

    Kabupaten Kutai Kartanegara

    Kabupaten Gorontalo Utara

    Kabupaten Parigi Moutong

    Tenggat Waktu 90 Hari (Batas Akhir 25 Mei 2025)

    Klaster keempat memiliki waktu persiapan yang lebih lama, yaitu 90 hari. Daerah-daerah yang menggelar PSU seluruh wilayah dalam klaster ini adalah:

    Kabupaten Mahakam Ulu

    Kabupaten Pesawaran

    Kota Palopo

    Tenggat Waktu 180 Hari (Batas Akhir 6 Agustus 2025)

    Klaster terakhir memiliki waktu persiapan paling lama, yaitu 180 hari. Daerah yang menggelar PSU seluruh wilayah dalam klaster ini adalah:

    Kabupaten Boven Digoel

    Provinsi Papua (PSU seluruh provinsi menunjukkan skala pelanggaran yang sangat signifikan)

    Menjelang pelaksanaan PSU, KPU di tingkat daerah yang bersangkutan melakukan berbagai persiapan teknis dan logistik.

    Hal ini meliputi pemutakhiran data pemilih, pencetakan surat suara baru, penyiapan tempat pemungutan suara (TPS), serta pelatihan kembali bagi petugas penyelenggara pemilu di tingkat TPS.

    KPU juga harus memastikan bahwa seluruh tahapan PSU dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku dan dengan prinsip penyelenggaraan pemilu yang jujur, adil, dan transparan.

    Pemungutan suara ulang dan lanjutan akan digelar di Cimahi.

    Pelaksanaan PSU di Kabupaten Tasikmalaya

    Hari ini, Sabtu, 19 April 2025, menjadi perhatian khusus karena Kabupaten Tasikmalaya termasuk dalam klaster PSU dengan tenggat waktu 60 hari dan melaksanakan PSU seluruh wilayah.

    Pelaksanaan PSU di Tasikmalaya akan menjadi barometer bagi daerah-daerah lain yang juga akan menggelar PSU dalam waktu dekat.

    Kesiapan KPU Kabupaten Tasikmalaya, partisipasi aktif dari masyarakat, serta pengamanan dari aparat keamanan akan menjadi faktor penentu keberhasilan PSU di daerah ini.

    Hasil PSU di Tasikmalaya juga akan memberikan gambaran mengenai dinamika politik pasca putusan MK dan preferensi pemilih setelah adanya temuan pelanggaran pada pemilihan sebelumnya.

    Pelaksanaan Pemungutan Suara Ulang (PSU) di 24 daerah pasca putusan Mahkamah Konstitusi (MK) merupakan bagian penting dari proses demokrasi di Indonesia.

    PSU menjadi momentum koreksi terhadap proses pemilihan yang dinilai cacat hukum, dengan tujuan untuk mengembalikan legitimasi hasil pemilihan dan memastikan kedaulatan rakyat benar-benar terwujud.

    Dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh KPU, diharapkan seluruh proses PSU dapat berjalan lancar dan menghasilkan kepala daerah yang benar-benar mendapatkan mandat yang sah.***

    Simak update artikel pilihan lainnya dari kami di Google News

  • Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Bakal Hujan Pagi Ini? Simak Prakiraan BMKG 18 April 2025!

    Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Bakal Hujan Pagi Ini? Simak Prakiraan BMKG 18 April 2025!

    Surabaya (beritajatim.com) – Jumat, 18 April 2025 diprediksi akan menjadi hari yang cukup basah bagi warga di wilayah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo. Berdasarkan informasi dari BMKG Juanda, ketiga daerah di Jawa Timur ini akan diguyur hujan ringan hingga sedang pada pagi hari.

    Cuaca yang kurang bersahabat ini tentu perlu menjadi perhatian, terutama bagi masyarakat yang beraktivitas di luar rumah sejak pagi.

    Menurut prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., wilayah Ngawi akan mengalami hujan ringan sejak pukul 06.00 WIB hingga pukul 09.00 WIB. Setelah itu, cuaca akan berubah menjadi berawan dan bertahan hingga malam hari. Suhu udara di Ngawi berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan angin bertiup dari arah Barat sejauh 9,2 km/jam.

    “Meski hanya hujan ringan, kondisi ini tetap perlu diwaspadai karena bisa menyebabkan jalanan licin,” ujar Oky.

    Sementara itu, kondisi cuaca di Magetan sedikit lebih kompleks. Hujan dengan intensitas sedang diperkirakan akan turun pada pukul 06.00 WIB dan kemudian berubah menjadi hujan ringan pada pukul 09.00 WIB.

    Setelahnya, udara di wilayah tersebut akan tampak kabur, lalu diselimuti awan hingga malam. Suhu udara berada di kisaran 22 hingga 27 derajat Celcius dengan kelembaban udara mencapai 96 persen.

    Kondisi yang hampir serupa juga terjadi di Ponorogo. Hujan ringan akan menyapa wilayah ini sejak pagi pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB. Siang hingga sore hari langit diprediksi berawan, namun menjelang pukul 18.00 WIB cuaca akan cerah.

    Sayangnya, kecerahan itu tak bertahan lama karena malam harinya kembali berawan. Suhu udara di Ponorogo tercatat antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan kecepatan angin dari arah Tenggara mencapai 5,1 km/jam.

    “Ada jeda waktu di sore hari yang cerah, jadi bisa dimanfaatkan untuk aktivitas luar, tapi tetap waspada terhadap perubahan cuaca di malam hari,” tambahnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat di ketiga wilayah tersebut untuk terus memantau pembaruan prakiraan cuaca dan membawa perlengkapan hujan jika hendak bepergian. Selain itu, pengendara juga diminta berhati-hati karena kondisi jalan yang licin bisa meningkatkan risiko kecelakaan.

    Dengan cuaca yang tidak menentu ini, warga diharapkan lebih siap dan waspada agar aktivitas tetap berjalan dengan lancar dan aman. (mnd/ian)

  • Geger CCTV di Kamar Mandi Siswi SMA, Sekolah Periksa HP Siswa

    Geger CCTV di Kamar Mandi Siswi SMA, Sekolah Periksa HP Siswa

    TRIBUNJATENG.COM, MAGETAN – Terkuak lampu redup di kamar mandi wanita yang ditemukan siswi di lingkungan sekolah SMA ternyata kamera CCTV.

    Dari pengakuan ketiga siswi tersebut, mereka curiga karena lampunya redup. 

    Ketika diperhatikan, mereka melihat bahwa lampu tersebut seperti ada kamera di bagian tengahnya. 

    Plt Kepala Cabang Dinas Pendidikan Ponorogo, Jawa Timur, Adi Prayitno, turun langsung mengecek toilet siswi di salah SMA di Magetan yang di dalamnya terpasang CCTV berbentuk bola lampu.

    Adi, yang juga merupakan Kacabdindik Kediri, langsung menemui tiga siswi yang menemukan CCTV berbentuk bola lampu di kamar kecil.

    “Curiga dengan lampu yang redup, kok kayak CCTV. Kita kemudian flash, semakin kelihatan kalau itu kamera,” ujar siswi itu di hadapan Plt Kacabdindik Ponorogo saat sidak, Rabu (17/4/2025). 

    Ketiga siswa kemudian mengaku mengambil CCTV berbentuk bola lampu tersebut bersama sepuluh siswi perempuan yang ada di kelas mereka.

    “Kami ambil, baru kami lapor ke bagian sarpras. Kami serahkan ke Pak Ali di ruang kelas,” imbuh mereka.

    Dari keterangan Ali, sebagai guru sarpras, CCTV berbentuk lampu dipasang oleh tukang kebersihan yang sudah bekerja di sekolah selama 20 tahun.

    Dari pengakuannya, CCTV berbentuk lampu tersebut kemudian dia pasang di kamar kecil siswi perempuan karena ada keluhan dari siswi lampunya mati. 

    “Tukang kebersihan nemunya di samping tempat sampah, lampu itu kotor, sempat dibersihkan saat dicoba hidup. Ketika ada siswi yang mengeluhkan lampu kamar kecil mati, tidak koordinasi dengan kami, kemudian dipasang lampu yang ternyata itu CCTV,” katanya.

    Sementara itu, Kepala Sekolah Idha Rachmawati mengatakan bahwa dari hasil pemeriksaan yang dilakukan oleh guru, kondisi CCTV berbentuk bola lampu tersebut sudah rusak dan tidak ada microchipnya.

    Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan, pihak sekolah kemudian melakukan pemeriksaan terhadap HP siswa. 

    “Dari pemeriksaan HP siswa, kita cocokkan aplikasi yang ada di HP dengan CCTV tersebut, ternyata tidak ditemukan,” katanya.

    Untuk memastikan apakah CCTV berbentuk bola lampu tersebut masih berfungsi saat dipasang di kamar kecil siswi, pihak sekolah menyerahkan ke Kepolisian Resor Magetan untuk diteliti. 

    “Sudah diamankan Polres, harapan kami mudah-mudahan bisa dipastikan CCTV itu tidak ada apa-apanya, karena dari pemeriksaan terhadap HP siswa yang kita cocokkan aplikasinya dengan CCTV tidak ada yang kita temukan,” ucapnya. 

    Sementara itu, Plt Cabang Dinas Pendidikan Ponorogo, Adi Prayitno, mengatakan CCTV berbentuk bola lampu tersebut dipastikan dipasang oleh tenaga kebersihan yang tidak tahu jika bola lampu yang ditemukan di tempat sampah tersebut adalah CCTV. 

    “Sekolah sudah berkoordinasi dengan pihak yang berwenang yang memang tahu teknologi terkait hal itu. Dari keyakinan guru di sini, CCTV tersebut tidak berfungsi, tetapi mari kita tunggu hasilnya,” ujarnya. (*)

     

  • Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Berpotensi Diguyur Hujan pada Kamis 17 April 2025

    Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Berpotensi Diguyur Hujan pada Kamis 17 April 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur diprediksi akan didominasi oleh hujan ringan hingga sedang pada Kamis, 17 April 2025. Tiga daerah yang perlu mewaspadai perubahan cuaca ini adalah Ngawi, Magetan, dan Ponorogo.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa ketiga wilayah ini akan mengalami pola cuaca yang berbeda namun tetap perlu diantisipasi oleh masyarakat yang hendak beraktivitas di luar ruangan.

    Di Ngawi, hujan ringan diperkirakan akan turun sejak pagi hari, tepatnya pukul 06.00 WIB. Setelah itu, langit akan berubah menjadi berawan mulai pukul 09.00 WIB hingga siang hari. Namun, kondisi ini tidak bertahan lama.

    “Hujan ringan diperkirakan kembali mengguyur Ngawi pada pukul 15.00 WIB hingga pukul 18.00 WIB,” ujar Oky pada Rabu (16/4).

    Pada malam harinya, langit Ngawi diprediksi akan kembali berawan. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 31 derajat Celcius, dengan kelembaban yang cukup tinggi, yakni 69 hingga 98 persen.

    Sementara itu, Magetan akan mengalami hujan dengan intensitas yang lebih tinggi pada pagi hari.

    “Hujan sedang diprediksi turun pada pagi hari sebelum cuaca berubah menjadi berawan hingga sore,” tambahnya.

    Meski demikian, pada pukul 18.00 WIB, hujan ringan kembali akan turun di wilayah ini, lalu disusul kondisi berawan mulai pukul 21.00 WIB. Suhu di Magetan berada di rentang 22 hingga 28 derajat Celcius, dengan kelembaban 75 hingga 97 persen dan angin bertiup dari arah Utara dengan kecepatan 8,3 km/jam.

    Berbeda dengan wilayah lainnya, Ponorogo diprediksi akan mengalami cuaca berawan hampir sepanjang hari. Mulai dari pukul 06.00 WIB hingga malam hari pukul 21.00 WIB, langit diperkirakan tetap mendung.

    Meski begitu, hujan ringan sempat turun pada pukul 18.00 WIB. Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembaban cukup tinggi, yakni 69 hingga 99 persen.

    Dengan kondisi cuaca yang tidak menentu, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap mempersiapkan diri, terutama yang memiliki kegiatan di luar ruangan. Payung atau jas hujan menjadi perlengkapan penting yang perlu dibawa untuk mengantisipasi hujan di pagi dan sore hari. (mnd/ian)

  • Kementerian Imipas Gelar IPPAFest, Pameran UMKM dan Seni Para Napi

    Kementerian Imipas Gelar IPPAFest, Pameran UMKM dan Seni Para Napi

    Jakarta

    Kementerian Imigrasi dan Permasyarakatan (Imipas) menghadirkan Indonesian Prison Products and Arts Festival (IPPAFest) dalam rangka memamerkan produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan kemampuan di bidang seni para warga binaan atau narapidana (napi). Pameran ini digelar terbuka di Lapangan Banteng, Jakarta Pusat (Jakpus).

    Dikutip dari akun Instagram @ippa.fest, Rabu (16/4/2025), menghadiri festival yang diselenggarakan pada Senin (21/4) hingga Rabu (23/4). Selain informasi kegiatan IPPAFest, akun Instagram tersebut mengunggah produk-produk UMKM untuk dipasarkan mulai makanan kerajinan tangan hingga pupuk buah dan sayuran.

    IPPAFest mengusung tema ‘Creation Beyond The Bars’. Contoh produk yang dipasarkan di antaranya pupuk dari Rutan Magetan yang diberi merk dagang ‘Pupuk Rutan Magetan’. Pupuk berjenis organic cair ini memakai bahan baku limbah air cucian beras yang ramah lingkungan. Tiap unggahan produk disertai nomor kontak yang bisa dihubungi untuk pembelian.

    Ada juga olahan sambal yang dibuat para napi Lapas Situbondo dengan merek dagang ‘Deltapas’. Sambal ini berbahan dasar cabai, ikan klothok. Kemudian warga binaan Lapas Nakotika Kelas II Tanjungpinang Kepri juga akan menjual camilan kerupuk Lantang di IPPAFest.

    Dari sektor kerajinan tangan, ada produk-produk jam dinding berbahan kayu bakar yang dibuat Rutan Kelas IIA Balikpapan. Selain itu di IPPAFest akan dijajakan juga pakaian khas Papua berbahan dasar serat kayu Genemo khas Nabire yang telah dimodernisasi desainnya, dan dibuat secara manual oleh napi Lapas Kelas III Manokwari, Papua Barat.

    Pengunjung juga dapat menikmati hingga membeli miniature kapal tradisional dan lukisan karya tangan para narapidana dari berbagai rutan dan lapas.

    (aud/azh)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini