kab/kota: Magetan

  • Rombongan Pendaki Gunung Lawu Asal Karanganyar Diblacklist, Ini Pelanggarannya

    Rombongan Pendaki Gunung Lawu Asal Karanganyar Diblacklist, Ini Pelanggarannya

    Magetan (beritajatim.com) — Salah satu penyelenggara open trip dan ketua rombongan pendakian tektok ke Gunung Lawu via Cemoro Sewu resmi diblacklist dari seluruh jalur pendakian di kawasan selingkar Lawu. Keputusan ini diambil oleh Paguyuban Giri Lawu (PGL), organisasi relawan yang bertugas di jalur pendakian Gunung Lawu, setelah rombongan tersebut terbukti melanggar prosedur pendakian.

    Ketua PGL, Miko Wicaksono, menyampaikan bahwa rombongan asal Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah itu mendaki tanpa mengantongi Surat Izin Masuk Kawasan Konservasi (Simaksi). Mereka juga tidak melakukan registrasi di pos masuk resmi Cemoro Sewu.

    “Ketua rombongan ada 13 orang, ada lima yang masuk tanpa registrasi resmi. Parahnya, saat mendaki ada yang mengalami masalah. Biasanya karena capek atau karena kondisi kurang fit. Akhirnya justru membuat petugas kewalahan, menyulitkan para tim rescue gunung,” ujar Miko pada Selasa (13/5/2025).

    Pendakian tektok merupakan aktivitas pendakian pulang-pergi yang dijalankan dalam satu hari tanpa menginap. Aktivitas ini dipilih karena alasan efisiensi waktu, terutama bagi para pendaki yang memiliki keterbatasan waktu.

    Dari total 82 orang yang tergabung dalam pendakian tektok tersebut, sembilan orang dilaporkan mengalami kendala fisik selama perjalanan. Kondisi ini menyulitkan proses penanganan oleh tim relawan dan dinilai sebagai akibat dari kurangnya persiapan sebelum pendakian.

    Miko menekankan pentingnya profesionalisme penyelenggara open trip, serta ketaatan terhadap prosedur keselamatan. Menurutnya, pendakian gunung bukan aktivitas yang bisa dilakukan sembarangan, mengingat risiko tinggi terhadap keselamatan peserta.

    “Terlebih kami menekankan agar siapapun yang hendak melakukan pendakian dengan keperluan apapun (ritual atau rekreasi) tetap melakukan registrasi dan melalui jalur yang resmi. Karena jika mendaki tanpa ada registrasi ini sama saja tidak ada izin. Kami petugas akan kesulitan memantau. Kami mohon pengertiannya dari para pendaki,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 13 Mei 2025: Pagi Hujan Ringan, Malam Lebih Cerah

    Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 13 Mei 2025: Pagi Hujan Ringan, Malam Lebih Cerah

    Surabaya (beritajatim.com) – Tiga wilayah di Jawa Timur, yaitu Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, diprediksi akan mengalami hujan ringan di pagi hari pada Selasa, 13 Mei 2025. Berdasarkan informasi dari BMKG Juanda, kondisi cuaca akan berangsur membaik menuju malam hari dengan langit yang mulai cerah hingga cerah berawan. Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa masyarakat perlu mewaspadai perubahan cuaca di pagi hari.

    “Sebagian besar wilayah akan mengalami hujan ringan pada pagi hari, namun kondisi akan membaik menjelang malam,” ujar Oky saat dikonfirmasi, Senin (12/5/2025).

    Cuaca di Ngawi: Cerah Saat Malam

    Wilayah Ngawi diperkirakan akan mengalami hujan ringan pada pukul 06.00 WIB. Setelah itu, langit akan mendung berawan sepanjang siang hingga sore, tepatnya dari pukul 09.00 hingga 18.00 WIB. Menjelang malam, kondisi cuaca berangsur cerah mulai pukul 21.00 WIB.

    “Suhu di Ngawi berkisar antara 23 sampai 29 derajat Celcius, dengan kelembaban udara cukup tinggi yakni antara 79 hingga 96 persen,” jelas Oky.

    Angin akan berhembus dari arah Tenggara dengan kecepatan 15,3 km/jam.

    Cuaca Magetan: Hujan Lebih Lama di Pagi Hari

    Hujan ringan di Magetan diperkirakan berlangsung lebih lama, yakni dari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB. Langit kemudian akan mendung hingga sore hari. Sementara itu, kondisi cerah berawan baru akan terlihat pada malam hari, sekitar pukul 18.00 hingga 21.00 WIB.

    Angin di Magetan bertiup dari arah Barat Laut dengan kecepatan 19,4 km/jam, sementara suhu berkisar antara 22 hingga 27 derajat Celcius. Kelembaban udara di wilayah ini pun cukup tinggi, yakni antara 81 hingga 96 persen.

    Cuaca Ponorogo: Malam Sedikit Cerah

    Wilayah Ponorogo pun akan diguyur hujan ringan pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah itu, cuaca akan relatif stabil dengan kondisi berawan hingga sore. Pada malam harinya, langit diperkirakan sedikit cerah meski masih diselimuti awan.

    “Suhu di Ponorogo akan berada di antara 23 hingga 28 derajat Celcius dengan kelembaban yang cukup tinggi, yakni mencapai 98 persen pada titik tertinggi,” tambahnya. Sementara arah angin berasal dari Selatan dengan kecepatan 13,7 km/jam.

    BMKG mengimbau masyarakat di ketiga wilayah tersebut agar tetap waspada dan mempersiapkan diri menghadapi hujan ringan pada pagi hari.

    “Meskipun tidak disertai hujan lebat, masyarakat tetap disarankan membawa perlengkapan pelindung seperti payung atau jas hujan saat beraktivitas di pagi hari,” tutup Oky. [mnd/aje]

     

  • Angin Kencang Terjang Panekan Magetan, Satu Pemancing Luka

    Angin Kencang Terjang Panekan Magetan, Satu Pemancing Luka

    Magetan (beritajatim.com) – Angin kencang melanda Kelurahan Panekan, Kecamatan Panekan, Kabupaten Magetan, pada Senin (12/5/2025) sore. Bencana cuaca ini menyebabkan kerusakan pada bagian atap salah satu tempat pemancingan serta mencederai seorang warga yang tengah memancing.

    Korban bernama Zainul (40), warga setempat, mengalami luka di jari tangan kanan akibat tertimpa material atap yang lepas.

    “Sementara hasil pendataan kami yakni tempat pemancingan dan tempat pengolahan sampah saja yang mengalami kerusakan di bagian atap. Ada korban luka ringan, sudah mendapatkan perawatan di Puskesmas Panekan. Saat ini sudah dibawa pulang untuk rawat jalan,” terang Eka Wahyudi, Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan.

    Rekaman video warga memperlihatkan momen angin kencang berembus kuat di area lahan pertanian dekat lokasi pemancingan milik warga dan tempat pengolahan sampah di dusun setempat. BPBD memastikan bahwa rumah warga di Dusun Ploso Tinil tidak terdampak langsung oleh kejadian tersebut.

    BPBD Magetan mengimbau masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem, meskipun wilayah Magetan tidak termasuk dalam daerah yang diprediksi mengalami angin kencang oleh BMKG Juanda.

    “Kami harap masyarakat agar selalu waspada dengan adanya cuaca ekstrem yang mungkin saja terjadi di wilayah Kabupaten Magetan,” tambah Eka.[fiq/aje]

  • Mobil Honda Brio Terbalik di Tikungan Sarangan Magetan, Diduga Akibat Rem Blong

    Mobil Honda Brio Terbalik di Tikungan Sarangan Magetan, Diduga Akibat Rem Blong

    Magetan (beritajatim.com) – Sebuah mobil Honda Brio kuning mengalami kecelakaan tunggal di jalur Cemorosewu–Plaosan, masuk Dusun Singolangu Atas, Kelurahan Sarangan, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, pada Senin malam (12/5/2025). Tepatnya di dekat swalayan di lingkungan setempat.

    Kendaraan dengan nomor polisi K 1532 JA dikemudikan oleh Nurulliana Pratiwi (30), anggota Polri asal Grobogan, Jawa Tengah. Dalam mobil tersebut turut serta empat penumpang, yakni Ali Mahfudz (37), Niken Widyastuti (35), JH (10), dan JA (6). Rombongan ini sedang dalam perjalanan dari arah Cemorosewu menuju pusat kota Magetan.

    Keterangan dari pihak kepolisian menyebutkan bahwa kendaraan kehilangan kendali saat melintasi tikungan tajam. Diduga, sistem pengereman mobil tidak bekerja optimal sehingga menyebabkan mobil menabrak pembatas jalan dan terguling.

    Akibat insiden tersebut, penumpang bernama Niken Widyastuti mengalami nyeri pada tangan kiri dan telah mendapatkan penanganan medis. Meski tidak ada korban jiwa, kerugian materiil diperkirakan mencapai Rp5 juta.

    Seorang warga bernama Nanda, yang berada tidak jauh dari lokasi saat kejadian, mengatakan bahwa area tersebut memang cukup rawan. “Tadi malam kabutnya cukup tebal dan jalannya juga sepi. Tikungan di situ memang sering mengejutkan kalau tidak waspada. Untungnya mobil tidak sampai masuk ke jurang,” ujar Nanda.

    Personel dari Polsek Plaosan segera menuju lokasi untuk mengamankan tempat kejadian perkara dan mengevakuasi kendaraan. Petugas juga mengimbau pengguna jalan agar meningkatkan kewaspadaan, terutama di jalur pegunungan seperti Cemorosewu–Sarangan yang dikenal memiliki tikungan tajam dan sering berkabut saat malam hari. [fiq/ted]

  • Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang

    Tiga Bocah Hanyut Saat Mandi di Sungai Andong Ngawi, Satu Masih Hilang

    Magetan (beritajatim.com) – Tiga orang anak dilaporkan hanyut saat mandi di Dam Sungai Andong setelah diterjang banjir bandang kiriman dari lereng Gunung Lawu di Desa Teguhan, Paron, Ngawi, pada Senin, (12/5/2025), sekitar pukul 14.30 WIB. Ketiganya adalah Rifky Nur Hidayat (14), Asyraf Khairul Azam (13), dan Dimas Subuh Pamungkas (11), yang seluruhnya merupakan warga setempat.

    Dua korban, Dimas Subuh Pamungkas dan Asyraf Khairul Azam, berhasil selamat setelah sempat terseret arus sejauh sekitar 300 meter. Keduanya sempat berteriak minta tolong sebelum akhirnya ditolong oleh warga sekitar.

    Dimas, pelajar kelas 4 SD Negeri Teguhan, berhasil diselamatkan langsung oleh kakeknya, Simun (65), sementara Asyraf, pelajar kelas 6 di sekolah yang sama, berhasil keluar dari arus setelah mendapat arahan dari warga yang menolong.

    “Saya mendengar teriakan anak minta tolong. Saya datang, berhasil selamatkan cucu saya dan rekannya berhasil keluar sungai setelah diarahkan warga. Sementara satu korban lainnya hilang hingga sekarang. Banjir datang kiriman dari pegunungan,” ujar Simun, kakek Dimas.

    Korban yang hingga kini masih dinyatakan hilang adalah Rifky Nur Hidayat, pelajar kelas 7 SMP di Paron, yang merupakan anak pertama dari dua bersaudara pasangan Sarwono (44) dan Siti Kholifah (38), warga Desa Teguhan.

    “Awalnya ketiganya mandi, terus diterjang banjir yang datang tiba-tiba lalu hanyut. Dua selamat, satu hilang. Banjir air dari pegunungan,” ungkap Supriyono, Kepala Desa Teguhan.

    Petugas gabungan dari TNI, Polri, BPBD, dan relawan segera melakukan pencarian terhadap Rifky. Polisi juga meminta keterangan dari dua bocah yang selamat untuk mendalami kronologi kejadian. Hingga menjelang petang, Rifky belum juga ditemukan dan pencarian masih terus dilakukan. [fiq/suf]

  • Terungkapnya Identitas Perempuan yang Mengapung di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro dari Gigi Gingsul

    Terungkapnya Identitas Perempuan yang Mengapung di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro dari Gigi Gingsul

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Identitas jasad perempuan yang ditemukan mengapung di Sungai Bengawan Solo wilayah Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro, Jawa Timur, pada Minggu (11/5/2025) pukul 15.00 WIB, akhirnya berhasil diungkap. Adapun identitas dapat terungkap berkat ciri gigi gingsul yang dikenali oleh sang ibu.

    Korban diketahui bernama Ilut Apriliani (15), seorang remaja asal Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan. Ia sebelumnya dilaporkan hilang oleh keluarganya pada Jumat, 9 Mei 2025.

    Kepastian identitas diperoleh setelah ibu kandung korban, Lasmi (40), datang langsung ke RSUD dr R Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro pada Minggu malam (11/5/2025), didampingi anggota keluarga dan perangkat desa setempat.

    Dalam proses identifikasi, pihak keluarga mengenali jasad tersebut berdasarkan ciri-ciri fisik Ilut Apriliani. Yakni memiliki gigi gingsul depan, warna kulit sawo matang, dan rambut pendek.

    Kapolsek Ngraho, Iptu Sutaryanto, membenarkan bahwa korban yang ditemukan di aliran Sungai Bengawan Solo tersebut adalah warga Kabupaten Magetan. “Benar, korban adalah Ilut Apriliani, usia 15 tahun, warga Lembeyan Wetan, Magetan,” ujar Iptu Sutaryanto, Senin (12/5/2025).

    Setelah proses identifikasi selesai, jenazah diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan di kampung halamannya. Penyerahan dilakukan secara langsung di rumah sakit, disaksikan oleh keluarga dan perangkat desa.

    Hingga berita ini ditulis, belum ada informasi lebih lanjut mengenai penyebab kematian korban. Pihak berwenang masih mendalami kasus tersebut untuk mengetahui apakah ada unsur dugaan tindak kekerasan atau kejadian lain yang melatarbelakangi peristiwa tersebut.

    Jasad perempuan yang diketahui mengapung di Sungai Bengawan Solo turut Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro itu sebelumnya diketahui warga setempat. Kemudian dilaporkan ke Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Bojonegoro dan langsung dievakuasi.

    Untuk keperluan identifikasi, jasad perempuan tersebut kemudian dibawa ke RSUD dr Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro.  [lus/aje]

  • Ini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo pada Senin 12 Mei 2025

    Ini Prakiraan Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo pada Senin 12 Mei 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diimbau untuk memperhatikan prakiraan cuaca pada hari Senin, 12 Mei 2025. Berdasarkan informasi resmi dari Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda yang disampaikan oleh prakirawan Oky Sukma Hakim, S.Tr., ketiga wilayah tersebut diperkirakan akan mengalami kondisi cuaca yang bervariasi sepanjang hari.

    “Cuaca di wilayah Jawa Timur bagian barat seperti Ngawi, Magetan, dan Ponorogo menunjukkan pola yang cukup dinamis. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada terhadap potensi hujan ringan dan kabut yang bisa mengganggu aktivitas,” ungkap Oky saat dikonfirmasi, Minggu (11/5/2025).

    Cuaca Ngawi: Hujan Ringan di Pagi Hari, Cerah Menjelang Malam

    Di Kabupaten Ngawi, hujan ringan diperkirakan akan turun pada pagi hari sekitar pukul 06.00 WIB. Setelah itu, kondisi langit akan berubah menjadi berawan sejak pukul 09.00 WIB hingga sore hari. Menjelang malam, tepatnya mulai pukul 18.00 WIB, cuaca diprediksi membaik dengan kondisi langit yang cerah hingga pukul 21.00 WIB.

    “Warga Ngawi sebaiknya membawa payung saat beraktivitas di pagi hari karena hujan ringan bisa turun saat jam-jam sibuk,” tambah Oky.

    Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan kelembaban 75–97 persen. Angin berhembus dari arah selatan dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    Cuaca Magetan: Nyaris Serupa dengan Ngawi

    Magetan diperkirakan akan mengalami cuaca yang sangat mirip dengan Ngawi. Hujan ringan juga akan terjadi pada pagi hari dan berlanjut dengan langit berawan hingga sore hari, lalu cerah menjelang malam.

    “Pola cuaca Magetan hampir identik dengan Ngawi, hanya saja suhunya sedikit lebih sejuk karena pengaruh topografi pegunungan,” jelas Oky.

    Suhu udara di Magetan berkisar antara 22 hingga 27 derajat Celcius. Kecepatan angin tercatat 18,5 km/jam dari arah barat laut, dengan kelembaban udara antara 79 hingga 97 persen.

    Cuaca Ponorogo: Kabut di Sore Hari, Cerah Saat Malam

    Berbeda dengan dua wilayah sebelumnya, Ponorogo akan diawali dengan cuaca cerah berawan pada pukul 06.00 WIB. Namun, mulai pukul 09.00 hingga 15.00 WIB, langit akan berawan. Menjelang malam, sekitar pukul 18.00 WIB, wilayah ini diperkirakan mengalami kondisi udara kabur sebelum akhirnya cerah kembali pada malam hari.

    Suhu udara berkisar antara 23 hingga 28 derajat Celcius dengan kelembaban cukup tinggi, yakni 76 hingga 99 persen. Angin bertiup dari arah barat laut dengan kecepatan 18,5 km/jam.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat untuk tetap waspada terhadap perubahan cuaca yang dapat terjadi sewaktu-waktu. Cuaca yang tampak cerah di pagi hari bisa saja berubah menjadi mendung atau hujan dalam hitungan jam.

    “Kami menyarankan masyarakat untuk rutin mengecek informasi cuaca harian melalui kanal resmi BMKG agar lebih siap dalam menjalankan aktivitas,” pungkas Oky.

    Dengan mengetahui prakiraan cuaca lebih awal, masyarakat diharapkan bisa lebih siap menghadapi segala kemungkinan di wilayahnya masing-masing. [mnd/suf]

  • Remaja Magetan Hilang Ditemukan Meninggal di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro

    Remaja Magetan Hilang Ditemukan Meninggal di Sungai Bengawan Solo Bojonegoro

    Bojonegoro (beritajatim.com) – Warga dihebohkan dengan penemuan jasad seorang remaja perempuan di aliran Sungai Bengawan Solo, tepatnya di Desa Payaman, Kecamatan Ngraho, Kabupaten Bojonegoro.

    Jenazah tersebut diketahui merupakan Ilut Apriliani (15), warga Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, yang sebelumnya dilaporkan hilang sejak Jumat (10/5/2025).

    Penemuan jasad itu terjadi pada Minggu (11/5/2025) pukul 16.48 WIB. Proses identifikasi dilakukan di RSUD Sosodoro Djatikoesoemo Bojonegoro, tempat korban dibawa untuk dilakukan visum. Pihak Polres Bojonegoro kemudian berkoordinasi dengan Polres Magetan khususnya Polsek Lembeyan terkait temuan jenazah yang cirinya mirip dengan remaja di Magetan yang dikabarkan hilang.

    Kapolsek Lembeyan, AKP Sunarto, mengonfirmasi identitas korban. Dia mengajak pihak keluarga untuk memeriksa ke Bojonegoro guna memastikan identitas jenazah tersebut. “Korban dikenali berdasarkan ciri-ciri fisik, yakni gigi gingsul di bagian depan, rambut pendek, dan berkulit sawo matang. Setelah dilakukan pengecekan secara saksama, keluarga memastikan bahwa jenazah tersebut adalah Ilut Apriliani,” kata Sunarto.

    Sebelumnya, Ilut dikabarkan hilang setelah berpamitan keluar rumah untuk menyusul ibunya ke hutan di sekitar kawasan Desa Lembeyan Wetan, Kecamatan Lembeyan, Magetan. Namun, setelah kepergiannya, korban tidak kunjung kembali hingga akhirnya ditemukan dalam kondisi tak bernyawa.

    Saat ini, penyebab kematian masih dalam penyelidikan. Pihak kepolisian melakukan pendalaman untuk mengetahui kronologi lengkap serta kemungkinan adanya unsur kekerasan atau faktor lain di balik kejadian tragis tersebut. (ted)

  • Hari Kedua, Remaja Hilang di Hutan Magetan Belum Ditemukan

    Hari Kedua, Remaja Hilang di Hutan Magetan Belum Ditemukan

    Magetan (beritajatim.com) – Hari kedua pencarian terhadap Ilut Apriliani (14), remaja perempuan yang dikabarkan hilang dan diduga tersesat di kawasan hutan Desa Lembean Wetan, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, belum menunjukkan hasil. Tim gabungan yang terdiri dari lebih dari 200 personel TNI-Polri, Basarnas, BPBD, dan relawan dikerahkan untuk menyisir area hutan yang lebat pada Minggu, 11 Mei 2025.

    Upaya pencarian difokuskan pada penyisiran sungai-sungai kecil yang tersebar di dalam hutan. Namun, rimbunnya vegetasi di sekitar sungai menjadi kendala utama dalam proses pencarian.

    Sementara itu, keluarga korban terus menanti kabar dengan harap-harap cemas. Saroso (72), kakek dari Ilut Apriliani, terlihat menangis di halaman rumahnya sambil memanjatkan doa agar cucunya segera ditemukan dalam keadaan selamat. Hal serupa juga diungkapkan oleh Sulasmi (46), ibu dari Ilut.

    “Saya yakin seyakin yakinya anak saya masih hidup dan kami berharap anak saya segera ditemukan dalam kondisi selamat,” kata Sulasmi, ibu Ilut Apriliani.

    Ilut Apriliani diketahui mengalami keterbelakangan mental. Ia dilaporkan hilang sejak Jumat sore, 9 Mei 2025, setelah menyusul ibu dan neneknya yang pergi ke hutan untuk mencari kunyit. Sejak saat itu, Ilut tidak kembali, dan upaya pencarian dilakukan secara intensif hingga ke wilayah perbatasan Kabupaten Ponorogo.

    Kapolsek Lembeyan, AKP Sunarto, menjelaskan bahwa pencarian diperluas ke area lebih dalam di hutan, termasuk menyusuri sungai-sungai tersembunyi. Namun, hingga menjelang sore, upaya tersebut belum menemukan titik terang.

    “Kami masuk hutan langsung menyusuri sungai hambatan sungai tertutup rerimbunan. Pencarian kami perluas sampai perbatasn ponorogo namun korban belum ditemukan,” kata AKP Sunarto.

    Pencarian akan dilanjutkan kembali keesokan hari. Harapan besar masih menggantung di benak keluarga besar Ilut Apriliani, terutama sang ibu yang meyakini putrinya masih hidup dan akan ditemukan dalam keadaan selamat. [fiq/but]

  • Timpa Mobil Wisatawan: Pohon Besar Tumbang, Tutup Jalan Sarangan-Cemorosewu

    Timpa Mobil Wisatawan: Pohon Besar Tumbang, Tutup Jalan Sarangan-Cemorosewu

    Magetan (beritajatim.com) – Angin kencang yang melanda wilayah Kabupaten Magetan pada Minggu (11/5/2025) siang menyebabkan sebuah pohon besar tumbang dan menutup total akses Jalan Raya Sarangan–Cemorosewu. Lokasi kejadian berada di depan kawasan wisata Lawu Green Forest, Kecamatan Plaosan, dan menyebabkan kerusakan pada satu mobil wisatawan yang sedang melintas.

    Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Magetan, Eka Wahyudi mengatakan, ejadian berlangsung sekitar pukul 14.15 WIB. Pohon jenis kipres dengan diameter satu meter tumbang akibat akar yang sudah lapuk dan langsung menutup seluruh badan jalan. Meski tidak menimbulkan korban jiwa, satu unit mobil milik Ibu Momi (45), warga Kelurahan Nambangan Kidul, Kota Madiun, mengalami kerusakan sedang akibat tertimpa batang pohon.

    “BPBD Magetan yang menerima laporan dari warga pada pukul 15.00 WIB segera mengerahkan tim ke lokasi. Bersama unsur TNI, POLRI, Lifeguard Telaga Sarangan, relawan Hanom Hancala, dan masyarakat sekitar, tim langsung melakukan evakuasi dan pembersihan batang pohon menggunakan chainsaw dan alat manual. Proses penanganan selesai pada pukul 16.00 WIB dan akses jalan kembali normal,” terang Eka.

    Sebagai langkah antisipasi, BPBD Magetan mengimbau masyarakat untuk selalu waspada terhadap cuaca ekstrem. Warga diminta memperhatikan kondisi struktur bangunan tempat tinggal, menghindari berteduh di bawah pohon saat hujan disertai angin, serta memastikan keamanan perangkat elektronik dari sambaran petir.

    “Keselamatan adalah prioritas bersama. Kami mengajak masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan, terutama saat beraktivitas di luar rumah pada cuaca buruk,” ujar Eka Wahyudi. [fiq/aje]