kab/kota: Magetan

  • Jemaah Haji Asal Magetan Dehidrasi Saat Ibadah, Wafat di Tanah Suci

    Jemaah Haji Asal Magetan Dehidrasi Saat Ibadah, Wafat di Tanah Suci

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Magetan, Taufiqurrohman, menyampaikan turut berduka cita yang sedalam-dalamnya atas wafatnya jemaah haji asal Magetan, Hj. Sumi Amatredjo. Almarhumah tergabung dalam Kloter 51 dan berasal dari RT 10/RW 04, Desa Purworejo, Kecamatan Nguntoronadi.

    Hj. Sumi Amatredjo wafat pada hari Jumat (6/6/2025) di usia 78 tahun. Berdasarkan informasi dari petugas haji, almarhumah memiliki riwayat penyakit jantung dan gula. Kemudian, sempat mengalami dehidrasi saat menjalani rangkaian ibadah.

    “Semoga amal ibadah almarhumah diterima di sisi Allah SWT, diampuni segala dosa‑dosanya, dan keluarga yang ditinggalkan diberikan ketabahan serta keikhlasan,” katanya.

    Kemenag Magetan mencatat, pada musim haji tahun 2025 ini, sebanyak 435 jemaah asal Kabupaten Magetan diberangkatkan ke Tanah Suci. Mereka terbagi dalam lima kelompok terbang (kloter), yakni:

    Kloter 51: 339 orang

    Kloter 55: 82 orang

    Kloter 83: 7 orang

    Kloter 87: 5 orang

    Kloter 88: 2 orang

    Jemaah haji tertua dari Magetan tahun ini berusia 85 tahun, sementara yang termuda berusia 21 tahun. [fiq/but]

  • Petani Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus, DTPHP Magetan Klaim Sering Beri Imbauan

    Petani Tewas Tersengat Listrik Jebakan Tikus, DTPHP Magetan Klaim Sering Beri Imbauan

    Magetan (beritajatim.com) – Kepala Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan (DTPHP) Magetan, Uswatul Chasanah, angkat bicara terkait insiden meninggalnya seorang petani asal Desa Rejomulyo, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, yang tersengat jebakan tikus beraliran listrik. Ia menegaskan bahwa pihaknya telah berulang kali memberikan imbauan kepada para petani terkait bahaya penggunaan listrik sebagai alat pengendali hama.

    “Imbauan dari petugas wilayah sudah sering disampaikan terkait dengan serangan tikus melalui lajakan untuk gerdal (gerakan pengendalian) melalui emposan, ada pendirian rumah burung hantu yang sebanyak 941 belum ditambah yang swadaya kelurahan. Himbauan sudah sering dilakukan,” jelas Uswatul, Sabtu (7/6/2025)

    Namun, fakta di lapangan menunjukkan bahwa pendekatan yang telah dilakukan belum cukup efektif. Ketua Komisi B DPRD Magetan, Rita Haryati, menilai perlu adanya langkah konkret dari pemerintah daerah, dinas pertanian, serta pemangku kepentingan lainnya untuk segera menghentikan penggunaan jebakan listrik. Ia menyoroti pentingnya regulasi yang tegas dan edukasi menyeluruh kepada masyarakat desa.

    Rita mengusulkan solusi alternatif yang lebih aman dan modern, seperti penggunaan repelan organik, perangkap mekanis otomatis, hingga sistem pengendalian berbasis sensor dan teknologi digital.

    “Penggunaan jebakan listrik bukanlah solusi yang aman dan berkelanjutan, melainkan bentuk keputusasaan akibat minimnya akses terhadap teknologi yang lebih baik. Dan kita harus melihat bersama bahwa kejadian ini bukan hanya sekedar sebuah kecelakaan saja, melainkan sebuah self warning untuk kita bersama bahwa modernisasi pertanian semakin dibutuhkan guna mendapatkan hasil panen yang maksimal sekaligus aman bagi kelestarian lingkungan,” tambahnya.

    Selain regulasi, Rita juga menekankan pentingnya pelatihan dan subsidi alat pengendali hama ramah lingkungan kepada kelompok tani, agar ketergantungan terhadap metode berbahaya bisa dikurangi secara signifikan.

    “Kami di DPRD siap mendukung alokasi anggaran dan kebijakan yang berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan petani. Pertanian adalah tulang punggung daerah, dan petani adalah pahlawan pangan. Sudah saatnya mereka mendapatkan perlindungan dan kemudahan dalam menjalankan usaha taninya,” ucapnya. [fiq/beq]

  • Ratusan Sapi Disembelih di RPH Magetan, Termasuk Bantuan Presiden

    Ratusan Sapi Disembelih di RPH Magetan, Termasuk Bantuan Presiden

    Magetan (beritajatim.com) – Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Magetan dimulai sejak Jumat (6/6/2025), bertepatan dengan hari pertama Iduladha. Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakkan) Magetan, drh Nur Haryani, menyebutkan bahwa hingga hari Minggu nanti, total sebanyak 132 ekor sapi telah terdaftar untuk disembelih di RPH tersebut. Pendaftaran berasal dari masyarakat maupun lembaga seperti Lazismu.

    Biasanya, pemotongan di RPH dikenakan retribusi sebesar Rp 50 ribu untuk sapi betina dan Rp 30 ribu untuk sapi jantan. Namun, khusus untuk momentum Iduladha mulai Jumat hingga Senin, seluruh proses penyembelihan digratiskan sebagai bentuk pelayanan publik.

    “Pelaksanaan penyembelihan hewan kurban di Rumah Potong Hewan (RPH) Magetan dimulai sejak Jumat (6/6/2025), bertepatan dengan hari pertama Iduladha. Dari total 14 sapi yang dijadwalkan akan disembelih berdasarkan pendaftaran masyarakat, satu ekor sapi belum datang. Hingga siang hari, baru 13 ekor yang berada di kandang dan langsung disembelih,” jelas Haryani.

    Selanjutnya, penyembelihan akan berlanjut dengan hewan kurban dari lembaga zakat Lazismu. Sementara untuk sapi bantuan dari Presiden, Gubernur Jawa Timur, dan Pemkab Magetan, proses penyembelihannya dijadwalkan pada Minggu (8/6) pagi.

    “Sebenarnya sudah ditawarkan agar sapi langsung dipotong usai penyerahan simbolis karena itu lebih afdhal. Tapi takmir Masjid Baitussalam belum siap apabila dilakukan pada hari Jumat karena bertepatan dengan salat Jumat, sehingga disepakati penyembelihan dilakukan hari Minggu,” terang Haryani.

    Sapi bantuan dari Presiden Prabowo, yang diberi nama Blangor, memiliki bobot hampir 1 ton. Haryani menjelaskan bahwa sapi tersebut tidak dihadirkan saat penyerahan simbolis karena pertimbangan keamanan dan logistik. “Meski besar, Blangor, sapi dari bantuan Presiden tidak membutuhkan persiapan khusus. Kandang jepit di RPH masih mampu menahan berat rata-rata 1 ton, dan alat pemotongan otomatis juga masih dapat digunakan,” ujarnya.

    Penyembelihan di RPH Magetan dilaksanakan dengan pengawasan ketat dan mengikuti protokol kesehatan hewan. Seluruh sapi diperiksa terlebih dahulu sebelum dipotong. “Alhamdulillah, dari laporan petugas, semua sapi dalam kondisi sehat. Kami pastikan proses penyembelihan sesuai dengan prinsip ASUH, yaitu Aman, Sehat, Utuh, dan Halal,” pungkas Haryani. [fiq/but]

  • Polisi Selidiki Lagi Pembobolan ATM BNI di Minimarket Magetan, Periksa Mesin hingga Atap Toko

    Polisi Selidiki Lagi Pembobolan ATM BNI di Minimarket Magetan, Periksa Mesin hingga Atap Toko

    Magetan (beritajatim.com) – Upaya pengungkapan kasus pembobolan mesin ATM milik Bank BNI di Indomaret Jalan Tebon, Kelurahan Mangge, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan, terus dilakukan oleh aparat kepolisian. Tim gabungan dari Unit TKP Polda Jatim, Tim Inafis, serta Unit Reskrim Polres Magetan melakukan pemeriksaan lanjutan di lokasi kejadian, Pada Rabu (4/6/2025) sekitar pukul 14.00 WIB.

    Meski aktivitas toko swalayan tetap berlangsung seperti biasa, tim kepolisian tampak fokus memeriksa detail mesin ATM yang menjadi sasaran aksi kejahatan. Aparat juga menelusuri area belakang bangunan dan menaiki tangga hingga ke bagian atap. Lokasi tidak dipasangi garis polisi, namun akses jurnalis dan warga dibatasi.

    Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa mengonfirmasi adanya olah TKP lanjutan. “Iya, tim dari Polda, Inafis, dan Reskrim memang melakukan olah TKP kembali,” ungkapnya singkat saat dikonfirmasi.

    Kasat Reskrim Polres Magetan AKP Joko Santoso juga terlihat berada di lokasi pemeriksaan. Namun, pihaknya belum memberikan keterangan rinci mengenai perkembangan penyelidikan atau nilai kerugian yang ditimbulkan akibat pembobolan. “Untuk saat ini semuanya masih dalam proses penyelidikan. Belum bisa kami sampaikan,” ujarnya.

    Sebelumnya diberitakan bahwa peristiwa pembobolan terjadi pada Senin (2/6) dini hari. Dalam proses olah TKP pertama, polisi sempat menggunakan anjing pelacak dari Unit K-9 untuk menelusuri jejak pelaku.

    Hingga saat ini, belum ada informasi resmi dari pihak kepolisian mengenai identitas pelaku ataupun kronologi lengkap kejadian. Penyidik terus mengumpulkan bukti dan menelusuri berbagai kemungkinan guna mengungkap siapa yang bertanggung jawab atas aksi kriminal tersebut. [fiq/kun]

  • TOS Smart Gate Dukung Digitalisasi dan Optimalisasi 4 Terminal di Jatim

    TOS Smart Gate Dukung Digitalisasi dan Optimalisasi 4 Terminal di Jatim

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur terus berinovasi dalam pelayanan angkutan jalan, salah satunya melalui implementasi Terminal On System (TOS) Smart Gate.

    Inovasi ini merupakan tindak lanjut dari Peraturan Daerah (Perda) Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah, serta bertujuan mengoptimalkan pemanfaatan aset terminal.

    Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dishub Provinsi Jawa Timur, Ainur Rofiq menjelaskan bahwa uji coba TOS akan dilakukan di empat terminal, yakni Terminal Kertajaya Kota Mojokerto, Terminal Anjuk Ladang Nganjuk, Terminal Maospati Magetan, dan Terminal Bunder Gresik. Uji coba akan diberlakukan pada, Jumat (6/6/2025) besok.

    “Setiap bus yang masuk terminal akan melakukan transaksi sebagai bentuk pemanfaatan aset daerah. Pembayaran dapat dilakukan secara digital, seperti melalui QRIS, e-money, dan metode pembayaran elektronik lainnya. TOS Smart Gate juga dilengkapi teknologi RFID yang memungkinkan gate terbuka secara otomatis,” ungkapnya, Kamis (5/6/2025).

    Alat khusus akan dipasang di bagian depan bus dan terhubung dengan sistem di gerbang pembayaran. Rofiq menjelaskan, jarak pembukaan gate bisa diatur, misalnya 50 meter atau 25 meter, tergantung kebutuhan. Menurutnya, sistem ini memberikan banyak manfaat, antara lain pendataan otomatis, peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dan tertib lalu-lintas.

    “Pertama, pendataan otomatis karena setiap bus yang masuk akan terdata secara otomatis, mulai dari nama PO, jurusan, jam kedatangan, hingga jam keberangkatan. Kedua, peningkatan PAD karena pemanfaatan terminal secara maksimal akan meningkatkan PAD yang dapat digunakan untuk perbaikan dan pengembangan fasilitas terminal,” katanya.

    Ketiga, lanjutnya tertib lalu-lintas karena semua bus diwajibkan masuk ke terminal sehingga tidak ada lagi penumpang yang naik atau turun sembarangan di jalan. Dengan TOS, petugas terminal tidak perlu lagi melakukan pendataan manual terhadap bus yang masuk ke terminal.

    “Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR) bisa dihitung otomatis melalui sistem. Ini akan sangat memudahkan pekerjaan teman-teman di lapangan. Kami berharap penerapan TOS Smart Gate ini dapat mendukung digitalisasi pelayanan, meningkatkan pendapatan daerah, dan menciptakan ketertiban angkutan umum di Jawa Timur,” tegasnya. [tin/ted]

  • Empat Terminal di Jatim Terapkan TOS Smart Gate Termasuk Terminal Kertajaya Mojokerto

    Empat Terminal di Jatim Terapkan TOS Smart Gate Termasuk Terminal Kertajaya Mojokerto

    Mojokerto (beritajatim.com) – Dinas Perhubungan (Dishub) Provinsi Jawa Timur mulai menerapkan Terminal On System (TOS) Smart Gate di empat terminal tipe B. Empat terminal yang akan menerapkan sistem ini adalah Terminal Kertajaya Mojokerto, Terminal Anjuk Ladang Nganjuk, Terminal Maospati Magetan, dan Terminal Bunder Gresik.

    Kepala Bidang (Kabid) Angkutan Jalan Dishub Provinsi Jawa Timur, Ainur Rofiq, mengatakan, penerapan TOS tersebut menjadi bagian dari implementasi Peraturan Daerah Jawa Timur Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Penerapan tersebut juga sebagai bagian dari digitalisasi layanan dan pemanfaatan aset daerah secara optimal.

    “Terminal On System (TOS) Smart Gate ini adalah wujud dari inovasi Dinas Perhubungan Provinsi Jawa Timur terkait layanan angkutan yang ada di terminal. Kita akan merealisasikan Perda Nomor 8 Tahun 2023 tentang Pajak dan Retribusi Daerah. Ada empat terminal yang akan menerapkan TOS Smart Gate ini,” ungkapnya, Rabu (4/6/2025).

    Menurutnya, setiap bus yang masuk ke terminal akan tercatat dalam sistem secara otomatis dan diwajibkan melakukan transaksi retribusi karena telah memanfaatkan aset daerah berupa terminal. Transaksi retribusi dilakukan secara non tunai menggunakan QRIS, e-money, dan kartu uang elektronik seperti e-Toll, Flazz, E-Money, Brizzi, dan TapCash.

    Caption : Uji coba penerapan TOS Smart Gate di Terminal Kertajaya Kota Mojokerto. [Foto : ist]“TOS Smart Gate juga dilengkapi dengan teknologi RFID, di mana setiap bus akan dipasangi alat yang terhubung dengan gate payment. Ketika kendaraan mendekat dalam radius tertentu (25–50 meter), gate akan terbuka otomatis. Dengan TOS, semua data akan tercatat otomatis. PO, jurusan, jam kedatangan dan keberangkatan akan terbaca sistem,” jelasnya.

    Selain itu, lanjutnya, petugas tidak perlu lagi mencatat secara manual sehingga lebih efisien. Dishub Jatim berharap sistem tersebut dapat mendorong kenaikan Pendapatan Asli Daerah (PAD) dari sektor retribusi terminal, yang pada akhirnya akan digunakan untuk pemeliharaan fasilitas dan peningkatan layanan kepada masyarakat.

    “Selama ini banyak bus yang tidak masuk ke terminal. Dengan TOS, petugas terminal tidak perlu lagi melakukan pendataan manual. Lalu-lintas Harian Rata-rata (LHR) bisa dihitung otomatis melalui sistem. Ini akan sangat memudahkan pekerjaan teman-teman di lapangan. engan sistem ini, semua bus nantinya wajib masuk, sehingga penumpang tidak tercecer di jalan,” tegasnya.

    Uji coba sistem TOS Smart Gate di Terminal Kertajaya Kota Mojokerto akan dimulai pada, Jumat (9/6/2025) besok dan selama uji coba restribusi digratiskan. Ia berharap, penerapan TOS dapat mendukung digitalisasi pelayanan, meningkatkan pendapatan daerah, dan menciptakan ketertiban angkutan umum di Jawa Timur. [tin/ted]

    Adapun tarif retribusi per sekali masuk ditetapkan sebagai berikut :

    Bus Besar: Rp 3.000

    Bus Sedang: Rp 2.000

    MPU/Lyn: Rp 1.000

  • Protes Kerusakan Akibat Truk ODOL, Warga Tanjungsepreh Magetan Blokade Jalan

    Protes Kerusakan Akibat Truk ODOL, Warga Tanjungsepreh Magetan Blokade Jalan

    .Magetan (beritajatim.com) – Puluhan warga Desa Tanjungsepreh, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, memblokade jalan penghubung Maospati-Karas via Tanjungsepreh-Temboro pada Rabu (4/6/2025). Aksi ini merupakan bentuk protes terhadap kondisi jalan desa yang rusak parah dan tidak kunjung diperbaiki, terutama akibat lalu lintas truk over dimension over loading (ODOL).

    Warga menilai jalan tersebut kerap dilintasi truk-truk bermuatan berat melebihi kapasitas. Tak hanya merusak jalan, kondisi ini disebut kerap memicu kecelakaan lalu lintas.

    “Reaksi karena jalannya terlalu rusak. Tidak ada cepat pembenahannya, rolaknya juga rusak. Truk muatannya melebihi tonase. Jadi sudah ada baknya juga ada tambahan plus. Itu ada video-video yang teman-teman rekam,” ujar Kingkin Prasetyo, Koordinator Aksi.

    Ia juga menegaskan bahwa ini bukan kali pertama warga turun aksi. “Ini sudah terjadi kedua kalinya karena di 2017 kita juga warga juga aksi. Sempat berhenti dan ini kembali lagi. Nah, ini warga minta kepastian dari hukum, dari pemerintahan,” lanjutnya.

    Kondisi jalan yang sempit dan tidak diperlebar memperburuk situasi. “Karena jalannya memang sempit Sempit dikarenakan pelebaran jalan berhenti. Padahal perencanaan itu sudah lama, sudah ada 5 sampai 7 tahun lalu. Itu juga warga inginnya juga kalau memang ada pelebaran-pelebaran setuju,” ungkap Kingkin.

    Ia mempertanyakan alasan pemerintah belum memperbaiki jalur yang menuju ke salah satu pondok pesantren besar di Indonesia. “Dan yang anehnya apa? Ini jalan menuju ke Pondok Temboro, kenapa kok rusaknya parah begitu?”

    Warga mengeluhkan mulai dari Jalan Cempaka hingga Jalan Raya Maospati-Ngawi rusak berat. Harapannya, jalan tidak hanya ditambal, tapi diperbaiki total. “Harapannya ya itu jalannya segera bukan ditembel tapi diperbaiki secara bagus,” ujarnya.

    Kepala Desa Tanjungsepreh, Parno, juga menyampaikan hal senada. Ia menyoroti ketidakjelasan status jalan yang disebut milik Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) tetapi tidak ada tindak lanjut pembangunan secara serius.

    “Demo ini supaya Kepala Daerah Magetan, Bupati, Kepala PU dan lain-lain semua nya ini memperhatikan jalan Tanjungsepreh. Katanya jalan Tanjungsepreh ini dianggap jalannya PU tapi wujudnya apa? Secara hitam di atas putih sampai sekarang juga belum tahu,” kata Parno.

    Ia menyebut hanya dilakukan tambal sulam ringan tanpa pengerasan maksimal. “Jadi kepadatan aspal itu tidak maksimal sehingga kalau ada muatan berat aspal itu kalau musim hujan dimuati muatan berat sehingga gampang gampang keropos,” ujarnya.

    Parno juga menyinggung tidak adanya pengawasan lalu lintas truk ODOL, sehingga makin banyak kecelakaan. “Terus terjadi kecelakaan saya enggak menghitung, enggak menghitung, enggak siang, enggak malam, ada kecelakaan srimpet, ada yang hidup, ada yang mati,” ucapnya.

    Menurut Parno, truk bermuatan tanah uruk menjadi sasaran utama blokade. “Tujuannya masyarakat betul ini sudah ada banner di blokade ini tujuannya enggak boleh lewat di sini. Khusus truk bermuatan tanah uruk ya yang bermatanya full, gunanya full,” tegasnya.

    Warga hanya mengizinkan truk bermuatan ringan seperti tanah liat untuk produksi genteng warga dan truk tebu dengan frekuensi terbatas. Hingga artikel ini ditulis, belum ada tanggapan resmi dari Pemerintah Kabupaten Magetan maupun Dinas PU setempat. [fiq/beq]

  • Diduga Korsleting, Rumah di Karas Magetan Kebakaran, Segini Kerugiannya

    Diduga Korsleting, Rumah di Karas Magetan Kebakaran, Segini Kerugiannya

    Magetan (beritajatim.com) — Sebuah insiden kebakaran terjadi di Desa Botok, Kecamatan Karas, Kabupaten Magetan, Selasa (3/6/2025). Peristiwa tersebut dilaporkan oleh warga melalui pesan WhatsApp pada pukul 18.33 WIB, dan segera ditindaklanjuti oleh Regu 1 Pos Karangrejo Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kabupaten Magetan.

    Petugas Damkar langsung bergerak menuju lokasi dengan mengerahkan 3 unit mobil pemadam kebakaran, terdiri dari 1 unit rescue dan 2 unit suplay. Tim tiba di lokasi pada pukul 18.48 WIB, dengan estimasi jarak tempuh sekitar 10 kilometer.

    “Jenis penanganan yang dilakukan adalah pemadaman serta pembasahan rumah milik warga bernama Kurniawati. Tim kami segera melakukan size up (penilaian situasi awal) dan memutuskan untuk melakukan pembasahan area sekitar titik api guna mencegah penjalaran. Setelah itu, dilanjutkan dengan proses pemadaman dan pembasahan menyeluruh di area terdampak,” terang Ali.

    Diduga, penyebab kebakaran akibat konsleting listrik. Beruntung, dalam kejadian ini tidak ada korban jiwa maupun luka-luka. Namun, kerugian material ditaksir mencapai sekitar Rp50 juta.

    Kepala Bidang Pemadam Kebakaran Kabupaten Magetan, Ali Sukamto, menyampaikan apresiasi kepada masyarakat yang cepat tanggap melaporkan kejadian, serta kepada petugas yang sigap dalam melakukan penanganan.

    Dia juga kembali mengimbau masyarakat untuk lebih waspada terhadap potensi bahaya korsleting listrik, terutama saat meninggalkan rumah dalam keadaan kosong. [kun]

  • Pemkab Magetan Matangkan Rencana Relokasi Pasar Hewan Parang untuk Dukung Pengembangan Sirkuit

    Pemkab Magetan Matangkan Rencana Relokasi Pasar Hewan Parang untuk Dukung Pengembangan Sirkuit

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan terus mematangkan rencana relokasi Pasar Hewan Parang demi mendukung pengembangan kawasan sirkuit balap di Kecamatan Parang. Langkah ini menjadi bagian dari visi besar menjadikan wilayah tersebut sebagai pusat olahraga, rekreasi, dan ekonomi kreatif berbasis komunitas.

    Pada Selasa (3/6/2025), Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, turun langsung meninjau tiga lokasi alternatif yang dipertimbangkan sebagai tempat baru untuk pasar. Dalam kunjungannya, Wabup Suyatni didampingi oleh jajaran Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag), aparat kecamatan dan kelurahan Parang, serta perwakilan aparat penegak hukum.

    Peninjauan dimulai dari area selatan Pasar Parang, dilanjutkan ke kawasan sirkuit balap yang saat ini berbatasan langsung dengan pasar hewan aktif di sisi utara. Dua lokasi alternatif lainnya yang turut dikaji berada di Desa Trosono dan Desa Ngunut, yang semuanya masih berada dalam wilayah administratif Kecamatan Parang.

    “Pemindahan pasar ini penting karena lahannya akan dimanfaatkan untuk perluasan fasilitas sirkuit,” ujar Suyatni menegaskan.

    Ia menyebutkan bahwa relokasi ini merupakan tindak lanjut dari arahan Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, yang mendorong kajian komprehensif dan keterlibatan multipihak dalam penentuan lokasi baru. Pasar yang saat ini beroperasi setiap hari Pon di Kelurahan Parang dinilai kurang mendukung arah pembangunan kawasan berbasis olahraga dan pariwisata.

    Bupati, sambung Suyatni, kini tengah menjalin komunikasi dengan Gubernur Jawa Timur untuk mendorong percepatan pembangunan infrastruktur sirkuit. Tak hanya relokasi pasar, revitalisasi pedagang kaki lima (PKL) juga menjadi bagian dari strategi besar penataan ruang publik dan penguatan ekonomi lokal.

    “Keberadaan sirkuit sudah menunjukkan dampak ekonomi yang baik. Banyak warga dari luar daerah, seperti Ponorogo, datang untuk berolahraga, dan ini turut menggerakkan aktivitas perdagangan,” jelasnya.

    Suyatni yang akrab disapa Kang Suyat menegaskan bahwa belum ada keputusan final terkait lokasi baru pasar. Ketiga lokasi yang ditinjau merupakan aset milik pemerintah daerah, sehingga dari segi status lahan tidak menjadi hambatan utama. “Ini masih tahap pengumpulan informasi. Keputusan final belum diambil,” tegasnya.

    Ia menambahkan bahwa proses dialog dan komunikasi dengan masyarakat menjadi aspek penting sebelum keputusan diambil. Mengingat rencana jangka panjang kawasan sirkuit sebagai pusat olahraga, belanja, dan kuliner dengan konsep rekreatif, maka lokasi pasar yang baru harus benar-benar memperhatikan berbagai aspek sosial dan teknis.

    “Jika lokasi di selatan pasar dipilih, pembangunan bisa dimulai tahun ini. Tapi tentu harus ditinjau potensi resistensinya. Jika kawasan sirkuit difungsikan juga sebagai pusat kuliner, lokasi pasar yang terlalu dekat bisa menimbulkan keberatan dari masyarakat,” pungkasnya. [fiq/suf]

  • Petani Tewas Tersengat Jebakan Tikus Listrik, DPRD Magetan Desak Modernisasi Pertanian

    Petani Tewas Tersengat Jebakan Tikus Listrik, DPRD Magetan Desak Modernisasi Pertanian

    Magetan (beritajatim.com) – Insiden tragis menimpa seorang petani di Desa Rejomulyo, Kecamatan Barat, Kabupaten Magetan yang meninggal dunia akibat tersengat jebakan tikus beraliran listrik pada Senin (2/6/2025) malam. Kejadian ini memantik perhatian serius dari Ketua Komisi B DPRD Magetan, Rita Haryati, yang menyampaikan keprihatinan mendalam dan menyerukan perubahan pendekatan dalam pengendalian hama pertanian.

    “Saya menyampaikan rasa duka cita yang mendalam atas meninggalnya salah satu petani kita di Magetan akibat tersengat jebakan tikus beraliran listrik. Insiden ini sangat memprihatinkan dan menjadi pengingat serius bahwa masih banyak petani kita yang terpaksa menggunakan cara-cara berisiko tinggi dalam menghadapi persoalan hama, khususnya tikus,” ujar Rita, Selasa (3/6/2025)

    Rita menekankan bahwa jebakan listrik bukanlah solusi yang aman dan berkelanjutan, melainkan cerminan dari keterbatasan akses petani terhadap teknologi pertanian yang lebih modern dan ramah lingkungan. Ia menegaskan pentingnya upaya kolaboratif untuk melindungi keselamatan petani sekaligus menjaga keberlangsungan pertanian.

    “Sebagai anggota DPRD, saya merasa terpanggil untuk mendorong adanya perubahan pendekatan dalam pengendalian hama pertanian. Kita tidak boleh membiarkan petani berada dalam posisi yang harus memilih antara panen yang gagal atau mempertaruhkan nyawa mereka sendiri,” jelasnya.

    Rita mendorong langkah konkret dari pemerintah daerah, dinas pertanian, serta para pemangku kepentingan untuk menghentikan penggunaan jebakan listrik melalui regulasi yang tegas dan edukasi menyeluruh di tingkat desa. Ia juga mengusulkan pemanfaatan teknologi alternatif yang lebih aman, seperti repelan organik, perangkap mekanis otomatis, hingga sistem berbasis sensor dan digital.

    “Penggunaan jebakan listrik bukanlah solusi yang aman dan berkelanjutan, melainkan bentuk keputusasaan akibat minimnya akses terhadap teknologi yang lebih baik. Dan kita harus melihat bersama bahwa kejadian ini bukan hanya sekedar sebuah kecelakaan saja, melainkan sebuah self warning untuk kita bersama bahwa modernisasi pertanian semakin dibutuhkan guna mendapatkan hasil panen yang maksimal sekaligus aman bagi kelestarian lingkungan,” tambahnya.

    Dalam pernyataannya, Rita juga menekankan perlunya pelatihan dan subsidi alat pengendali hama yang ramah lingkungan kepada kelompok tani, agar mereka tidak lagi bergantung pada metode berbahaya. Ia memastikan bahwa DPRD siap mendukung alokasi anggaran dan kebijakan demi kesejahteraan serta keamanan para petani.

    “Kami di DPRD siap mendukung alokasi anggaran dan kebijakan yang berpihak pada keselamatan dan kesejahteraan petani. Pertanian adalah tulang punggung daerah, dan petani adalah pahlawan pangan. Sudah saatnya mereka mendapatkan perlindungan dan kemudahan dalam menjalankan usaha taninya,” ucapnya.

    Sebagai wakil dari Fraksi PDI Perjuangan, Rita menegaskan komitmennya dalam memperjuangkan kesejahteraan petani, dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan. Ia berharap kejadian tragis ini menjadi yang terakhir, dan tidak menyurutkan semangat generasi muda untuk terjun ke dunia pertanian.

    “Kami sebagai wakil dari partainya wong cilik, sangat mendorong partisipasi aktif pemerintah dalam segala upaya-upaya peningkatan kesejahteraan petani, tetapi keamanan dan kelestarian lingkungan juga tidak boleh dikesampingkan. Semoga kejadian ini adalah yang terakhir dan tidak membuat generasi kita selanjutnya semakin enggan untuk menjadi petani karena kejadian ini,” tutupnya. [fiq/beq]