kab/kota: Magetan

  • Berprestasi Tingkat Provinsi, Bupati Magetan Apresiasi Desa Gonggang

    Berprestasi Tingkat Provinsi, Bupati Magetan Apresiasi Desa Gonggang

    Magetan (beritajatim.com) – Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, menunjukkan kemajuan luar biasa dan berhasil masuk tiga besar dalam Perlombaan Desa dan Kelurahan tingkat Provinsi Jawa Timur 2025. Capaian ini mendapat apresiasi dari berbagai pihak, termasuk Bupati Magetan, Nanik Endang Rusminiarti, dan Ketua Tim Penilai Provinsi, Budi Sarwoto, dalam kegiatan Kunjung Lapang yang digelar di Balai Desa Gonggang, Kamis (12/6/2025).

    Dalam sambutannya, Bupati Nanik menegaskan bahwa Desa Gonggang kini telah menjadi desa yang semakin maju dan mandiri. Ia menjelaskan bahwa desa ini terletak di wilayah paling barat Kabupaten Magetan dan berbatasan langsung dengan Kecamatan Pelem, Provinsi Jawa Tengah. “Desa Gonggang ini adalah desa yang penuh potensi, baik di sektor pertanian maupun peternakan,” ujarnya.

    Potensi desa ini turut ditampilkan melalui videotron saat acara penyambutan tim penilai. Dalam video memperlihatkan unggulan lokal seperti sayur-mayur, janggelan, dan peternakan sapi. Bahkan, Kepala Desa Gonggang Agus Susanto disebut sebagai juragan lembu karena kiprahnya dalam usaha ternak.

    Lebih jauh, Bupati mengapresiasi semangat gotong royong warga Desa Gonggang dalam menyambut lomba ini. “Saya mengucapkan terima kasih dan apresiasi setinggi-tingginya kepada Kepala Desa, perangkat desa, dan seluruh warga. Mudah-mudahan jerih payah panjenengan semua membuahkan hasil terbaik dan bisa mewakili Jawa Timur di tingkat nasional,” pungkasnya.

    Sementara itu, Ketua Tim Penilai Provinsi Jawa Timur, Budi Sarwoto, menyampaikan rasa bangganya terhadap sambutan masyarakat yang luar biasa hangat. Tim penilai disambut meriah dengan barisan jeep, drum band, hingga pameran potensi desa. “Biasanya bayar naik jeep, hari ini gratis. Ini luar biasa,” canda Budi mengawali sambutannya.

    Ia mengapresiasi antusiasme seluruh elemen masyarakat—dari anak-anak sekolah, kader PKK, perangkat desa, hingga tokoh masyarakat—yang menunjukkan nilai guyub rukun dan gotong royong masih hidup dan terjaga di Desa Gonggang.

    Sebagai mantan pejabat Dinas Peternakan selama 27 tahun, Budi juga menyoroti betapa sektor peternakan di Magetan berkembang pesat, termasuk di Desa Gonggang. Nyaris tiap kepala keluarga memelihara sapi. Artinya, ada ribuan ekor sapi yang dipelihara oleh masyarakat Desa Gonggang.

    Bahkan, ada pula pemberian bantuan ternak kambing untuk masing-masing RT. Tentu hal ini memberikan peningkatan ekonomi untuk warga.

    Menurut Budi, Lomba Desa dan Kelurahan merupakan amanat dari Permendagri No. 81 Tahun 2015 yang menekankan pentingnya evaluasi tahunan terhadap perkembangan desa. Evaluasi ini dilakukan berjenjang mulai dari tingkat kecamatan, kabupaten, hingga nasional, dengan kriteria administrasi, paparan, dan kunjungan lapang.

    “Pada tahun 2025 ini, sebanyak 20 desa di Jawa Timur lolos seleksi administrasi. Namun hanya tiga besar yang dikunjungi tim secara langsung, dan Desa Gonggang adalah salah satunya. Ini bukti bahwa administrasi dan performa lapangannya sangat baik,” jelas Budi.

    Ia menambahkan bahwa penilaian dilakukan secara objektif, termasuk melalui sistem daring (e-lomba). Desa yang tidak memenuhi kelengkapan administrasi secara sistem otomatis gugur di tahap awal.

    Dengan masuknya Desa Gonggang ke dalam tiga besar, besar harapan desa ini dapat menjadi juara dan mewakili Jawa Timur di tingkat nasional. Antusiasme warga, dukungan pemerintah daerah, serta potensi ekonomi dan sosial yang dimiliki menjadi modal kuat untuk meraih prestasi lebih tinggi.

    Acara kunjungan lapang ditutup dengan penuh kehangatan dan semangat kolaborasi. Para tamu undangan, termasuk Kepala OPD, Camat Poncol, Forkopimca, Ketua TP PKK, Babinsa, Babinkamtibmas, dan seluruh tokoh masyarakat turut hadir memeriahkan acara yang penuh semangat dan kebanggaan ini. [fiq/but/adv]

  • Maju Tiga Besar Lomba Desa Jawa Timur, Gonggang Tawarkan Potensi Peternakan dan Pertanian Unggulan

    Maju Tiga Besar Lomba Desa Jawa Timur, Gonggang Tawarkan Potensi Peternakan dan Pertanian Unggulan

    Magetan (beritajatim.com) – Desa Gonggang, yang terletak di Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan, Jawa Timur, berhasil menembus tiga besar dalam ajang Lomba Desa tingkat Provinsi Jawa Timur tahun 2025. Desa ini dikenal dengan keindahan alam dan kesejukan suasananya, serta potensi ekonomi yang kuat di bidang pertanian dan peternakan.

    Kesuburan tanah serta kegigihan warga dalam mengelola lahan dan hewan ternak menjadi kekuatan utama desa ini. Hampir setiap keluarga di Gonggang memelihara sapi, didukung oleh ketersediaan pakan ternak yang melimpah dan lingkungan yang ideal. Potensi ini pula yang mengantarkan Desa Gonggang menjadi wakil Kabupaten Magetan di ajang Lomba Desa tingkat provinsi.

    Setelah meraih Juara I di tingkat kabupaten, Desa Gonggang melaju ke seleksi administrasi tingkat provinsi dan berhasil masuk enam besar. Desa ini kemudian diundang untuk memaparkan potensi dan keunggulannya di Kantor Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa (PMD) Provinsi Jawa Timur pada Rabu, 21 Mei 2025.

    Dari enam desa, terpilih tiga besar yang berhak mengikuti penilaian kunjung lapang, yaitu Desa Gonggang (Magetan), serta dua desa lainnya dari Kabupaten Blitar dan Kabupaten Mojokerto.

    Dalam tahap kunjungan lapang, Tim Penilai dari Provinsi Jawa Timur menilai langsung ke 20 titik lokasi dengan berbagai kriteria. Gonggang memamerkan beragam potensi, antara lain penggemukan sapi dan kambing, pertanian palawija, padi, aneka sayuran, perdagangan janggelan, anyaman mending, pengeringan empon-empon, kerajinan tusuk sate, meubel, dan tanaman hias.

    Dalam aspek investasi, Desa Gonggang menarik perhatian berbagai investor, seperti Magetan Farm yang berfokus pada ternak kambing, PT Indofood melalui program distribusi bibit kentang, CV Citra Asia untuk pembibitan tomat dan cabai, serta investor peternak ayam pedaging. Keberhasilan ini mencerminkan daya tarik dan potensi ekonomi desa yang semakin diperhitungkan di tingkat regional.

    Pemberdayaan masyarakat juga disesuaikan dengan karakteristik penduduk. Masing-masing RT menerima bantuan ternak kambing yang dikembangkan secara mandiri oleh warga, sebagai bagian dari program pemberdayaan berbasis potensi lokal.

    Desa Gonggang terdiri dari enam dusun: Biting, Gonggang, Kopen, Dagung, Candi, dan Templek. Terdiri dari 47 RT dan 5 RW, desa ini memiliki luas wilayah 1.087 hektar (10,87 km²) dan dihuni oleh 5.217 jiwa. Secara geografis, Desa Gonggang berbatasan dengan Desa Genilangit dan Janggan di utara, Desa Poncol di timur, Desa Golo Kecamatan Puhpelem Kabupaten Wonogiri di selatan, serta Kabupaten Karanganyar, Jawa Tengah di barat. [fiq/ian]

  • Pemkab Magetan Ubah Skema Bantuan Bunda Kasih, Bakal Disalurkan dalam Bentuk Uang Tunai

    Pemkab Magetan Ubah Skema Bantuan Bunda Kasih, Bakal Disalurkan dalam Bentuk Uang Tunai

    Magetan (beritajatim.com) — Pemerintah Kabupaten Magetan melalui Dinas Sosial Magetan resmi mengubah skema penyaluran bantuan sosial Bunda Kasih. Program yang ditujukan untuk merawat para lanjut usia (lansia) ini sebelumnya menyalurkan bantuan dalam bentuk makanan harian, namun akan diubah menjadi bantuan uang tunai mulai tahun 2025.

    Program Bunda Kasih yang diluncurkan pada 27 September 2019 telah menyasar 325 lansia pada 2024 lalu, dan diperluas hingga hampir 400 penerima manfaat pada 2025 ini. Perubahan skema ini dilakukan karena penyaluran dalam bentuk makanan dinilai tidak lagi efektif dan efisien.

    “Awalnya kan memang ditunjuk warung atau wali untuk memberikan makanan pada para lansia setiap hari. Namun, setelah beberapa tahun berjalan, ternyata kurang efektif,” terang Kepala Dinas Sosial Magetan, Parminto Budi Utomo.

    Dengan skema baru ini, para lansia akan menerima bantuan uang tunai sebesar Rp300.000 yang langsung ditransfer ke rekening masing-masing penerima. Mereka bisa mengambilnya sendiri atau didampingi oleh wali.

    “Jadi, bantuan uang Rp300.000 ini akan kami berikan langsung lewat rekening penerima manfaat. Kemudian, bisa diambil sendiri oleh penerima manfaat, atau diambil didampingi oleh walinya,” terangnya.

    Perubahan ini masih dalam tahap penyusunan regulasi. Pemerintah berharap skema baru ini lebih tepat guna dan dapat meningkatkan manfaat bantuan secara langsung bagi lansia.

    “Ini masih proses perubahan regulasi ya. Kami harapkan dengan skema ini, bantuan bisa lebih bermanfaat. Karena, lansia kita ternyata lebih suka jika bantuan tersebut langsung berupa uang bukan berupa makanan,” tambah Parminto.

    Meski cakupan penerima terus meningkat, program Bunda Kasih hingga kini masih belum menjangkau seluruh lansia sebatang kara di wilayah Magetan. [fiq/kun]

  • Kecelakaan Beruntun Libatkan Tiga Motor di Magetan, Pelajar dan Nakes Tewas

    Kecelakaan Beruntun Libatkan Tiga Motor di Magetan, Pelajar dan Nakes Tewas

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas tabrak beruntun yang melibatkan tiga sepeda motor terjadi pada Rabu pagi (11/6/2025) sekitar pukul 06.08 WIB di Jalan Raya Kawedanan–Nguntoronadi, tepatnya di depan Rumah Bidan Susi, Desa Simbatan, Kecamatan Nguntoronadi, Kabupaten Magetan. Seorang pelajar berusia 16 tahun dilaporkan meninggal dunia di lokasi kejadian.

    Korban meninggal dunia adalah N-A-P, pelajar asal Desa Genengan, Kecamatan Kawedanan, yang mengendarai sepeda motor Honda Revo Fit nomor polisi AE 2719 RG. Ia mengalami pendarahan di kepala, patah tangan dan kaki. Sementara dua pengendara lainnya mengalami luka-luka.

    Korban luka ringan adalah E-W (42), warga Kelurahan Kawedanan, pengendara Honda Beat AE 2769 DO, yang mengalami luka lecet di kaki kanan dan nyeri tangan kanan namun dalam kondisi sadar.

    Korban luka berat adalah F-M-N (27), seorang tenaga kesehatan, asal Desa Ngadirejo, pengendara Honda Stylo AE 2660 RC, yang mengalami patah tangan kanan, patah paha kanan, serta tidak sadarkan diri. Hingga akhirnya diketahui telah meninggal dunia saat hendak mendapatkan perawatan medis.

    Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar mengatakan, kecelakaan bermula saat sepeda motor Honda Revo Fit yang dikendarai N-A-P melaju dari arah timur ke barat atau fari arah Madiun ke arah Magetan. Saat mencoba mendahului Honda Beat yang dikendarai E-W, dari arah berlawanan datang Honda Stylo yang dikendarai F-M-N. Karena jarak yang terlalu dekat, tabrakan tidak dapat dihindari.

    “Setelah benturan dengan Honda Stylo, Revo Fit terjatuh ke kiri dan kembali tertabrak oleh Honda Beat yang berada di belakangnya,” terang Sulanjar.

    Tiga kendaraan yang terlibat kecelakaan kemudian diamankan ke Kantor Unit Gakkum Satlantas Polres Magetan sebagai barang bukti. [fiq/aje]

  • DPRD Magetan Ungkap Sulitnya Berantas Truk ODOL, Cari Solusi Perbaikan Jalan Tanjungsepreh

    DPRD Magetan Ungkap Sulitnya Berantas Truk ODOL, Cari Solusi Perbaikan Jalan Tanjungsepreh

    Magetan (beritajatim.com) – Aksi protes warga Desa Tanjungsepreh, Kecamatan Maospati, Kabupaten Magetan, yang menuntut penertiban truk over dimension over loading (ODOL) bermuatan urug serta perbaikan jalan pada Rabu (4/6/2025), mendapat perhatian langsung dari DPRD Kabupaten Magetan.

    Ketua Komisi D DPRD Magetan, Riyin Nur Asiyah, menyatakan bahwa isu terkait truk ODOL sebenarnya telah dibahas sebelumnya antara legislatif dan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terkait. “Isu ini telah kami bahas bersama Dinas Perhubungan (Dishub) dan DPUPR dalam rapat dengar pendapat (RDP) yang digelar di kantor DPRD Magetan,” ujarnya, Rabu (11/6/2025)

    Ia menjelaskan bahwa Dishub memiliki keterbatasan dalam penegakan hukum terhadap pelanggaran ODOL. “Dishub tidak memiliki wewenang untuk melakukan penilangan, karena itu merupakan ranah kepolisian. Mereka hanya bisa melakukan pemeriksaan di lapangan, dan jika ditemukan pelanggaran ODOL, kendaraan hanya bisa diminta untuk putar balik,” ungkap Riyin.

    Lebih lanjut, ia mengungkapkan adanya modus penghindaran razia oleh sopir truk. Beberapa sopir, yang mengetahui adanya operasi Dishub, kerap berhenti di warung atau titik tertentu hingga razia selesai.

    “Kami menerima informasi bahwa sebagian sopir tersebut berasal dari wilayah Magetan sendiri,” kata politisi dari Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu.

    Mengenai keluhan masyarakat atas kerusakan jalan dan perlunya pelebaran, Riyin menyebutkan bahwa pemerintah daerah mengalami keterbatasan anggaran akibat kebijakan efisiensi nasional.

    “Efisiensi anggaran yang diatur dalam Instruksi Presiden (Inpres) Nomor 1 Tahun 2025 memang berdampak pada tertundanya sejumlah proyek pembangunan,” jelasnya.

    Namun, DPRD tetap berupaya mencarikan solusi. Komisi D, menurut Riyin, telah mengupayakan penambahan dana melalui Badan Anggaran (Banggar). “Kami berhasil mengalihkan sekitar Rp20 miliar dari dana efisiensi untuk mendukung DPUPR dalam menangani perbaikan infrastruktur, walau mungkin hanya sebatas tambal sulam,” paparnya.

    Ia juga menambahkan bahwa terdapat kesepakatan terkait penyesuaian tarif galian C. Dampaknya diperkirakan akan terlihat pada evaluasi pendapatan tahun depan oleh Badan Pengelola Keuangan dan Pendapatan Daerah (BPKPD). “Kami di DPRD akan terus berupaya maksimal demi meningkatkan kesejahteraan masyarakat,” tutupnya. [fiq/aje]

  • Warga Ngawi, Magetan, Ponorogo Siap-Siap! Cuaca Cerah Sepanjang Hari 11 Juni 2025

    Warga Ngawi, Magetan, Ponorogo Siap-Siap! Cuaca Cerah Sepanjang Hari 11 Juni 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di sejumlah wilayah Jawa Timur diprediksi cerah pada Rabu, 11 Juni 2025. Berdasarkan keterangan prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S. Tr., tiga daerah yakni Ngawi, Magetan, dan Ponorogo akan mengalami kondisi cuaca yang relatif stabil dan mendukung aktivitas harian masyarakat.

    Di wilayah Ngawi, cuaca cerah diperkirakan akan berlangsung hampir sepanjang hari, dimulai sejak pukul 06.00 WIB hingga malam pukul 21.00 WIB.

    “Hanya pada pukul 15.00 WIB saja langit sempat terlihat cerah berawan, namun itu tidak berlangsung lama,” ujar Oky pada Selasa (10/6).

    Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius. Sementara itu, angin bertiup dari arah Tenggara dengan kecepatan 20,3 km/jam dan kelembapan udara mencapai 65 hingga 88 persen. Kondisi ini dinilai cukup ideal untuk kegiatan di luar ruangan, baik untuk bekerja maupun bersantai.

    Sementara itu, Magetan mengalami kondisi cuaca yang nyaris serupa dengan Ngawi. Wilayah yang berada di dataran tinggi ini memang memiliki suhu udara yang sedikit lebih sejuk.

    “Suhu minimum Magetan berada di angka 22 derajat Celcius, dan suhu maksimumnya tidak lebih dari 27 derajat,” kata Oky menambahkan.

    Angin di wilayah ini bergerak dari arah Barat Daya dengan kecepatan 19,6 km/jam, dan kelembapan udaranya berada di kisaran 74 hingga 86 persen. Udara yang sejuk diperkirakan membuat suasana Magetan terasa lebih nyaman.

    Berbeda sedikit dari dua wilayah sebelumnya, Ponorogo akan mengalami kombinasi cuaca cerah dan berawan. Sejak pagi hingga siang, cuaca diprediksi cerah dan mendukung kegiatan masyarakat.

    Namun, menjelang sore, langit diperkirakan berubah menjadi berawan meski hanya sesaat. Cuaca akan kembali cerah pada pukul 18.00 WIB hingga malam hari.

    Suhu udara di Ponorogo berkisar antara 23 hingga 29 derajat Celcius, dengan angin dari arah Tenggara berkecepatan 21,7 km/jam dan kelembapan udara yang cukup tinggi, yakni antara 69 sampai 90 persen.

    Meskipun kondisi cuaca terlihat stabil dan cerah, masyarakat tetap diminta untuk menjaga kesehatan dan memperhatikan paparan sinar matahari.

    “Cuaca memang cukup bersahabat, tapi kami tetap mengimbau masyarakat untuk menggunakan pelindung diri saat beraktivitas di luar, seperti topi atau tabir surya,” pesan Oky.

    Cuaca cerah ini tentu menjadi kabar baik bagi warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo yang memiliki banyak agenda di luar rumah. Selain mempermudah mobilitas, kondisi ini juga dinilai ideal untuk kegiatan wisata maupun aktivitas produktif lainnya. [mnd/aje]

  • DPUPR Magetan: Penambang Bakal Sediakan Material untuk Pemeliharaan Jalan Tanjungsepreh

    DPUPR Magetan: Penambang Bakal Sediakan Material untuk Pemeliharaan Jalan Tanjungsepreh

    Magetan (beritajatim.com) – Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Magetan segera memperbaiki jalan rusak di Desa Tanjungsepreh, Kecamatan Maospati. Kepala DPUPR Magetan, Muhtar Wakid, mengatakan hal tersebut usai aksi unjuk rasa warga pada Rabu (4/6/2025), yang menyoroti kerusakan jalan akibat lalu lintas dump truk bermuatan tanah urug.

    Muhtar menegaskan bahwa pemeliharaan infrastruktur jalan, termasuk yang berada di wilayah desa namun berstatus sebagai jalan kabupaten, merupakan tanggung jawab penuh pihaknya. “Apapun penyebab kerusakannya, termasuk karena kegiatan tambang, kami berkewajiban memperbaikinya,” tegasnya.

    Sebelum aksi warga terjadi, DPUPR telah berkoordinasi dengan Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) dan menjalin komunikasi dengan pihak penambang yang turut menggunakan jalan tersebut. Dalam rencana perbaikan, para penambang akan menyuplai material, sementara DPUPR akan menyediakan aspal dan tenaga kerja. “Para penambang akan menyediakan material, sementara kami dari PU akan mengatur pengadaan aspal dan tenaga kerja,” jelas Muhtar.

    Proyek perbaikan akan mulai dilaksanakan segera setelah Hari Raya Iduladha. Sebelumnya, jalur ini sempat diperbaiki secara bertahap, namun kerusakan kembali terjadi karena tingginya intensitas kendaraan berat yang melintas di kawasan tersebut. “Kami siap segera melakukan perbaikan begitu Iduladha selesai,” ujar Muhtar.

    Menanggapi aspirasi warga mengenai pelebaran jalan, Muhtar menyebut bahwa hal tersebut tidak bisa dilakukan secara instan. Menurutnya, pelebaran membutuhkan proses panjang yang meliputi perencanaan teknis, musyawarah masyarakat, hingga anggaran pembangunan. “Pelebaran jalan harus dirancang secara komprehensif, sebagaimana yang telah kami lakukan pada beberapa ruas jalan kabupaten lain,” ungkapnya.

    Muhtar turut menjelaskan bahwa ruas jalan sepanjang kurang lebih tiga kilometer tersebut memiliki nilai strategis karena dilalui banyak kendaraan dan menjadi akses menuju kawasan wisata religi. “Kami juga mempertimbangkan konektivitas dengan jalan negara dalam pengembangan akses ini ke depan,” tutupnya. [kun]

  • 13 Ribu Warga Magetan Nganggur, Pemkab Dorong Digitalisasi Penyaluran Naker

    13 Ribu Warga Magetan Nganggur, Pemkab Dorong Digitalisasi Penyaluran Naker

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan berupaya mengurangi angka pengangguran di Magetan yang diperkirakan sekitar 13 ribu orang, atau sekitar 3,28 persen dari total penduduk.

    Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, menekankan pentingnya pengembangan sistem penyaluran tenaga kerja berbasis teknologi informasi. Ke depannya, Dinas Tenaga Kerja Magetan didorong untuk mengembangkan aplikasi atau database digital yang memuat profil lengkap para pencari kerja, mulai dari latar belakang pendidikan hingga keahlian yang dimiliki.

    “Kami ingin punya database digital yang bisa diakses oleh perusahaan-perusahaan, baik dari dalam negeri maupun luar negeri, swasta maupun pemerintah. Konsepnya mirip mak comblang, antara pencari kerja dan penyedia lapangan pekerjaan. Harapannya, pola penyaluran tenaga kerja melalui sistem digital ini dapat memperluas jangkauan dan meningkatkan efisiensi penempatan kerja,” kata Suyatni, saat gelaran Job Fair di GOR Ki Mageti, Selasa (10/6/2025).

    Pria yang lekat disapa Kang Suyat itu mengatakan Job Fair bakal berlangsung selama dua hari. Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat karena membuka ribuan peluang kerja dari berbagai sektor.

    Menurutnya, gelaran job fair ini merupakan bentuk keseriusan pemerintah daerah dalam menyalurkan calon tenaga kerja, atau dalam istilah umumnya, para pencari kerja. Ia menyebut bahwa kegiatan seperti ini adalah salah satu model efektif dalam mengatasi pengangguran di daerah.

    “Job Fair ini intinya pemerintah kabupaten sangat berkepentingan untuk menyalurkan calon-calon tenaga kerja kita. Salah satu caranya ya lewat Job Fair ini,” ujar Suyatni.

    Dalam pelaksanaan Job Fair kali ini, sebanyak 60 perusahaan turut berpartisipasi, baik secara virtual maupun langsung. Total tersedia sekitar 10.000 lebih lowongan kerja.

    Namun, ia menyadari bahwa setiap perusahaan tetap memiliki mekanisme dan kriteria seleksi masing-masing yang harus dihormati. Oleh karena itu, pemerintah tidak bisa melakukan intervensi dalam proses rekrutmen, namun terus mendorong warga Magetan untuk memanfaatkan kesempatan yang ada sebaik mungkin.

    Wakil Bupati juga mengimbau kepada seluruh masyarakat dan pihak terkait untuk membantu menyosialisasikan kegiatan ini. Mengingat waktu pelaksanaannya hanya berlangsung selama dua hari, ia berharap antusiasme masyarakat tinggi sehingga peluang kerja tidak terbuang sia-sia.

    “Mudah-mudahan masyarakat segera berduyun-duyun untuk memanfaatkan peluang ini,” pungkasnya.

    Dengan pelaksanaan Job Fair ini, Pemkab Magetan berharap dapat menjadi jembatan yang efektif antara dunia usaha dan pencari kerja, sekaligus sebagai langkah awal untuk membangun sistem penyaluran tenaga kerja yang lebih modern dan berkelanjutan di masa depan.

    Sementara itu, salah seorang pencari kerja yakni Voni Hana mengatakan bahwa dirinya masih melihat sejumlah kriteria yang diminta oleh sejumlah perusahaan yang membuka stand di job fair tersebut.

    “Saya masih lihat-lihat dulu ya. Tadi saya scan beberapa barcode, dan masih mencari yang cocok,” katanya.

    Menurutnya, dia tak terlalu percaya dengan sejumlah opini yang beredar di media sosial yang mengatakan bahwa job fair hanya sekadar formalitas.

    “Yang penting kan percaya dulu kalau memang bisa dapat kerja lewat job fair ini. Soal diterima atau tidak, tentu itu urusan nanti. Kalau ada kesempatan seperti ini ya dipakai saja dulu,” katanya. [fiq]

  • Rem Blong, Dua Remaja Tabrak Bengkel di Tikungan Ngerong Magetan, Satu Tewas

    Rem Blong, Dua Remaja Tabrak Bengkel di Tikungan Ngerong Magetan, Satu Tewas

    Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas tunggal kembali terjadi di jalur Sarangan–Plaosan, tepatnya di pertigaan Dusun Ngerong, Desa Dadi, Kecamatan Plaosan, Kabupaten Magetan, Minggu (8/6/2025) pukul 10.00 WIB. Dalam insiden ini, dua remaja perempuan yang berboncengan mengalami kecelakaan setelah sepeda motor yang mereka kendarai menabrak sebuah warung/bengkel di area turunan menikung. Satu orang dinyatakan meninggal dunia, sementara satu lainnya mengalami luka ringan.

    Sepeda motor Honda Vario bernomor polisi AE-6248-QX dikendarai oleh HU (15), pelajar asal Desa Terung, Kecamatan Panekan, dengan membonceng rekannya, PA (16), juga pelajar dari desa yang sama. Keduanya melaju dari arah utara ke selatan di jalur yang cukup menurun dan menikung tajam.

    Sesampainya di lokasi kejadian, sepeda motor yang mereka naiki diduga mengalami kegagalan sistem pengereman atau rem blong. Akibatnya, kendaraan tidak bisa dikendalikan dan langsung menabrak bengkel sepeda motor yang berada di sisi bawah jalan.

    “Pintu bengkelnya sampai rusak. Kejebol begitu. Warga langsung datang dan memanggil petugas puskesmas. Pakai motor, boncengan berdua gitu. Jatuh sendiri gitu,” kata Ridwan, salah seorang warga.

    Akibat benturan tersebut, HU mengalami cedera otak berat dan tidak sadarkan diri. Dia dinyatakan meninggal dunia tak lama setelah kejadian. Sementara itu, PA hanya mengalami luka nyeri pada bahu kiri dan dalam kondisi sadar.

    Kepolisian dari Polsek Plaosan yang menerima laporan langsung mendatangi lokasi kejadian dan melakukan penanganan awal serta pendataan. Kerugian material akibat insiden ini diperkirakan mencapai Rp1.000.000. [fiq/aje]

  • Mahasiswa Unesa Tertabrak Bus Restu di Twin Road Magetan, Meninggal Seketika

    Mahasiswa Unesa Tertabrak Bus Restu di Twin Road Magetan, Meninggal Seketika

    Magetan (beritajatim.com) – Seorang mahasiswa Universitas Negeri Surabaya (Unesa) Kampus 5 Magetan berinisial GD (20), meninggal dunia setelah terlibat kecelakaan tragis dengan Bus Restu jurusan Magetan–Surabaya. Insiden tersebut terjadi di Jalan Raya Twin Road Sukomoro, Kelurahan Tinap, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan, pada Sabtu malam (7/6/2025) sekitar pukul 23.45 WIB.

    Menurut keterangan warga sekitar, kecelakaan tersebut mengejutkan karena terdengar suara benturan keras dari jalan. Ketika warga keluar untuk memeriksa, korban sudah dalam kondisi tidak bernyawa di jalur arah Kota Magetan. Tidak jauh dari lokasi kejadian, sebuah bus Restu terlihat berhenti, diduga sebagai kendaraan yang terlibat dalam insiden tersebut. Sepeda motor korban juga ditemukan tergeletak di pinggir jalan.

    “Persis kejadiannya kami tidak tahu, tapi kami dengar suara benturan keras dari depan rumah. Waktu kami keluar, pengendara motor sudah tergeletak, kepala sudah terluka parah. Ada bus Restu tak jauh dari situ, diduga korban tertabrak lalu terlindas,” ungkap Doni, warga setempat yang menjadi saksi mata.

    Pengemudi bus diketahui berinisial N (49), warga Desa Getasanyar, Kecamatan Sidorejo, Magetan. Petugas kepolisian dari Satlantas Polres Magetan segera tiba di lokasi untuk mengevakuasi jenazah korban dan melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP). Jenazah korban segera dibawa untuk keperluan identifikasi dan penanganan lebih lanjut.

    ”Masih kami lakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kejadian ini,” kata Kanit Gakkum Polres Magetan, Iptu Sulanjar.

    Untuk keperluan penyelidikan, pihak kepolisian telah mengamankan kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan sebagai barang bukti di Kantor Satlantas Polres Magetan. Proses investigasi terus dilakukan guna mengungkap kronologi pasti dari insiden yang merenggut nyawa mahasiswa asal Desa Bogoarum, Plaosan, Magetan tersebut. [fiq/but]