Pelajar SMA di Magetan Tewas Diseruduk Truk Bermuatan Tebu Saat Berhenti di Lampu Merah
Tim Redaksi
MAGETAN, KOMPAS.com
– Kecelakaan lalu lintas tragis terjadi di Jalan Raya Maospati–Ngawi, tepatnya di traffic light sebelah timur Terminal Maospati, Senin (1/9/2025) sekitar pukul 16.15 WIB.
Seorang pelajar SMA bernama Nanik (17), warga Desa Sayutan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, meninggal dunia setelah sepeda motor yang dikendarainya diseruduk truk bermuatan tebu.
Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar, menjelaskan bahwa kecelakaan bermula ketika sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 6691 NQ yang dikendarai korban melaju dari arah utara ke selatan.
Saat tiba di lokasi kejadian, korban memperlambat laju kendaraan karena lampu lalu lintas menyala merah.
“Pada saat bersamaan, sebuah truk Mitsubishi bernomor polisi AE 9053 UJ yang dikemudikan WN (23), warga Kabupaten Blora, melaju dari arah belakang dengan muatan tebu.”
“Diduga karena kurang menjaga jarak dan tidak mengantisipasi kondisi di depannya, truk tersebut menabrak motor korban,” ujarnya melalui pesan singkat.
Sulanjar menambahkan bahwa akibat tabrakan keras tersebut, Nanik mengalami luka robek di kepala dan tidak sadarkan diri.
“Korban sempat mendapatkan pertolongan medis, namun akhirnya meninggal dunia,” imbuhnya.
Polisi telah mengamankan dua kendaraan yang terlibat kecelakaan tersebut di Unit Gakkum Satlantas Polres Magetan, serta mengamankan pengemudi truk untuk dimintai keterangan.
Saat ini, pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait insiden tersebut.
Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.
kab/kota: Magetan
-
/data/photo/2025/09/01/68b5b5abf381c.jpg?w=1200&resize=1200,0&ssl=1)
Pelajar SMA di Magetan Tewas Diseruduk Truk Bermuatan Tebu Saat Berhenti di Lampu Merah Surabaya 1 September 2025
-

Kompetisi Pidato Bung Karno di Dapil Jatim 9 Disambut Antusias, DPRD Jatim Dorong Jadi Agenda Tahunan
Magetan (beritajatim.com) – Kompetisi Pidato Dialektika Wajah Sang Proklamator yang digelar Merdeka Sejak Dalam Pikiran (MSDP) Movement bersama Wakil Ketua DPRD Jawa Timur, Deni Wicaksono disambut antusias.
Acara ini menjadi ruang bagi pelajar dan mahasiswa untuk menunjukkan kemampuan orasi dengan gaya Bung Karno yang berapi-api.
“Luar biasa antusiasme kawan-kawan pelajar dan mahasiswa di Dapil Jatim 9 ini, dan tadi telah kita saksikan bagaimana pembacaan pidato yang luar biasa dan selamat kepada seluruh pemenang, insya Allah agenda ini akan kita buat rutin,” ujar Deni di salah satu cafe di Magetan, ditulis Senin (1/9/2025).
Final kompetisi berlangsung meriah dengan antusiasme peserta dan penonton yang memenuhi ruangan. Para juara tampil percaya diri, menyuarakan pidato penuh api semangat kebangsaan ala Bung Karno.
Menurut Deni, kegiatan ini bukan hanya lomba pidato, tetapi juga ajang refleksi sejarah dan penghormatan pada jasa pahlawan bangsa. Ia menilai kompetisi semacam ini bisa menjadi jalan membangun generasi penerus yang tangguh.
“Kita jadikan agenda tahunan untuk menggugah semangat patriotisme dan mengenang jasa pahlawan-pahlawan bangsa kemerdekaan khususnya Bung Karno. Sehingga generasi muda ke depan bisa lebih baik, spiritnya bisa lebih menggebu-gebu untuk menjadi bangsa penerus yang lebih baik,” katanya.
Dalam ajang ini, Aryo Jati Kusumo dari SMAN 1 Magetan berhasil meraih juara pertama berkat kepiawaiannya merangkai kata dengan lantang dan penuh keyakinan. Sorak-sorai penonton menyambutnya saat ia mengakhiri pidato dengan ekspresi yang membangkitkan semangat.
Erin Ramadayanti dari Universitas Trunojoyo Madura yang tampil menawan dengan retorika tajam meraih juara kedua sekaligus gelar Juara Favorit. Sementara juara ketiga diraih Lusiana Setyawati dari SMAN 1 Kawedanan dengan gaya pidato penuh penghayatan.
Ketua MSDP Movement, Lucky Setyo, menyebut lomba ini tidak hanya ajang kompetisi, melainkan sarana mengasah potensi generasi muda. Dia menilai kemampuan berpidato adalah modal penting untuk menghadapi tantangan zaman.
“Melalui kegiatan ini, kami ingin memberikan ruang bagi anak-anak muda untuk menggali potensi, melatih keberanian berbicara di depan publik, serta menumbuhkan kepercayaan diri dan kemampuan berkomunikasi yang baik,” kata Lucky.
Lebih lanjut, Lucky menegaskan pentingnya menanamkan nilai kepemimpinan dan semangat kebangsaan melalui kegiatan positif semacam ini. Dia berharap para peserta bisa menjadi teladan dan inspirasi bagi pemuda lainnya.
“Pidato adalah seni menyampaikan gagasan dengan keyakinan, dan kami percaya kemampuan tersebut sangat penting dimiliki oleh generasi muda. Lomba ini menjadi ajang positif untuk menyalurkan energi kreatif sekaligus menanamkan nilai kepemimpinan, kecerdasan, serta semangat kebangsaan,” tuturnya.
Menurut Lucky, MSDP ingin menjadikan ajang ini sebagai gerakan berkelanjutan untuk mengajak anak muda merdeka berpikir, merdeka bersuara, dan merdeka bergerak.
“Melalui ajang ini MSDP Movement ingin terus mengajak generasi muda untuk merdeka berpikir, merdeka bersuara, dan merdeka bergerak,” pungkasnya. [asg/ian]
-

Remaja Putri di Magetan Meninggal Tertabrak Truk Tebu di Traffic Light Maospati
Magetan (beritajatim.com) – Kecelakaan lalu lintas terjadi di Jalan Raya Maospati–Ngawi, tepatnya di traffic light sebelah timur Terminal Maospati, pada Senin (1/9/2025) sekitar pukul 16.15 WIB.
Peristiwa itu melibatkan sepeda motor Honda Beat bernomor polisi AE 6691 NQ yang dikendarai seorang remaja putri berinisial Nanik (17), warga Desa Sayutan, Kecamatan Parang, Kabupaten Magetan, dengan sebuah truk Mitsubishi bernomor polisi AE 9053 UJ yang dikemudikan WN (23), warga Kabupaten Blora. Truk tersebut bermuatan tebu.
Menurut keterangan Kanit Gakkum Satlantas Polres Magetan, Iptu Sulanjar, kecelakaan berawal saat NS yang mengendarai motornya dari arah utara ke selatan atau dari arah Ngawi ke arah Maospati, memperlambat laju kendaraan karena lampu lalu lintas menyala merah. Pada saat yang sama, truk Mitsubishi yang dikemudikan WN melaju dari arah yang sama.
“Karena pengemudi truk kurang menjaga jarak dan kurang antisipasi, kendaraan yang dikemudikannya menabrak sepeda motor di depannya,” jelas Iptu Sulanjar.
Akibat tabrakan itu, Nanik mengalami luka robek di kepala dan tidak sadarkan diri. Korban langsung mendapatkan pertolongan medis. Namun, korban akhirnya meninggal dunia.
Polisi masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait kecelakaan ini dan mengimbau pengendara untuk selalu menjaga jarak aman serta mematuhi aturan lalu lintas demi keselamatan bersama.
Dua kendaraan yang terlibat kecelakaan kini diamankan oleh Unit Gakkum sebagai barang bukti. [fiq/but]
-

Mahasiswa Desak Realisasi Program Rp3 Juta per RT, Ini Jawaban Pemkab
Magetan (beritajatim.com) – Wakil Bupati Magetan, Suyatni Priasmoro, menanggapi pertanyaan mahasiswa terkait program bantuan Rp3 juta untuk setiap RT sebagaimana tercantum dalam visi-misi bersama Bupati Nanik Endang Rusminiarti.
Suyatni menegaskan, program tersebut telah dituangkan dalam kontrak resmi di hadapan notaris. Ia bahkan menyatakan siap mundur dari jabatannya bersama bupati apabila dalam dua tahun setelah memiliki kewenangan menyusun APBD tidak mampu merealisasikan janji tersebut.
“Dicatat, ini bukan hanya janji. Saya sudah kontrak di hadapan notaris, tertulis, bisa dicek. Kalau dua tahun setelah berwenang menyusun APBD tidak bisa menjalankan program itu, saya dan bupati bersedia mundur,” ujarnya di hadapan massa aksi Magetan Bersuara di depan Gedung DPRD Magetan, Senin (1/9/2025).
Menurutnya, kewenangan penuh untuk menyusun anggaran baru berjalan mulai tahun 2026. Karena itu, ia memastikan program Rp3 juta per RT akan mulai dilaksanakan tahun depan.
“Kami sudah sepakat dengan dewan, meskipun pembahasan anggaran sedang berjalan, program RT minimal Rp3 juta akan dilaksanakan tahun 2026. Tahun depan, titeni cah. Di depan notaris saya akan mundur bila tidak terlaksana,” tegasnya.
Suyatni menambahkan, tuntutan agar program itu dijalankan pada 2025 tidak memungkinkan karena anggaran telah ditetapkan sejak tahun sebelumnya.
“Kalau tuntutannya 2025 tidak bisa, karena anggaran sudah disusun setahun sebelumnya. Tidak mungkin. Jadi program ini akan berjalan mulai 2026, setiap tahun,” katanya. [fiq/ian]
-

Fraksi PDIP DPRD Magetan: Jaga Demokrasi, Awasi Anggaran dan Aspirasi Warga
Magetan (beritajatim.com) – Ketua Fraksi PDI Perjuangan DPRD Kabupaten Magetan, Suyono Willing, menegaskan komitmen fraksinya untuk memperkuat demokrasi, transparansi, dan akuntabilitas publik di tengah dinamika politik nasional yang belakangan memicu gelombang protes masyarakat.
Menurutnya, isu kesejahteraan pejabat, tekanan ekonomi, dan tata kelola pemerintahan yang dipertanyakan publik harus menjadi alarm bagi seluruh pemangku kepentingan.
“Kami melihat peristiwa ini sebagai pengingat agar semua pihak kembali menegakkan akuntabilitas, perlindungan hak-hak warga, serta ruang kebebasan berpendapat yang dijamin konstitusi,” ujar Suyono, Minggu (31/8/2025).
Ia juga menyoroti langkah pemerintah pusat yang mulai memperketat fasilitas anggota parlemen sebagai bentuk koreksi. Kebijakan tersebut, kata Suyono, harus benar-benar dikawal agar tidak berhenti pada wacana, melainkan mampu mengembalikan kepercayaan publik.
Empat Langkah Fraksi PDI Perjuangan Magetan
1. Penguatan Pengawasan Anggaran dan Fasilitas Pejabat
Fraksi akan mendorong penertiban pos belanja non-prioritas, terutama fasilitas yang tidak mendesak, agar dialihkan untuk kepentingan layanan dasar seperti pendidikan, kesehatan, dan perlindungan sosial. Rapat evaluatif dengan TAPD maupun OPD akan digelar guna memastikan disiplin fiskal serta menindaklanjuti kebijakan rasionalisasi fasilitas pejabat.2. Menjaga Kebebasan Pers dan Akses Informasi Publik
FPDIP Magetan menekankan agar pembahasan RUU Penyiaran tidak mengancam kebebasan pers, khususnya jurnalisme investigatif yang berfungsi mencegah korupsi dan penyalahgunaan wewenang. Fraksi berencana mengadakan Public Hearing di Magetan bersama insan pers, komunitas kreator, perguruan tinggi, dan ormas untuk menghimpun aspirasi lokal.3. Menjamin Ruang Aspirasi dan Pendekatan Humanis Aparat
Fraksi menegaskan hak konstitusional warga dalam menyampaikan pendapat secara damai. Aparat penegak hukum didorong mengedepankan dialog, transparansi, dan profesionalitas agar potensi gesekan tidak berujung pada kekerasan. “Aparat harus hadir sebagai pelindung dan pengayom masyarakat, bukan dianggap sebagai lawan,” tegas Suyono.4. Komitmen Keterbukaan dan Partisipasi Publik
FPDIP Magetan mendukung penuh keterlibatan masyarakat dalam mengawasi kinerja pemerintahan maupun DPRD. Fraksi membuka ruang masukan agar aspirasi warga dapat langsung terhubung dengan pengambilan kebijakan di tingkat daerah.“Demokrasi harus dirawat dengan keberanian untuk terbuka, dikritik, dan diperbaiki. Fraksi PDI Perjuangan DPRD Magetan berdiri di garis depan untuk memastikan anggaran berpihak pada rakyat, pers bebas bekerja, dan suara warga tertampung tanpa sekat. Kami mengundang seluruh masyarakat Magetan untuk aktif mengawasi, memberi masukan, dan bersama-sama membangun tata kelola yang jujur, adil, dan efektif,” pungkas Suyono Willing. [fiq/ted]
-

Bikin Ajakan Aksi Madiun Menggugat di Magetan, Remaja Akui Hanya Bercanda
Magetan (beritajatim.com) – Sebuah pesan berantai yang beredar melalui aplikasi WhatsApp sempat menghebohkan masyarakat Madiun dan Magetan.
Pesan itu berisi ajakan mengikuti aksi bertajuk “Seruan Aksi Serentak Masyarakat Madiun Menggugat” yang dijadwalkan berlangsung pada Minggu (31/8/2025) di Alun-Alun Magetan dengan tujuan Kantor DPRD Magetan.
Dalam narasi ajakan tersebut, massa diminta mengenakan pakaian serba hitam. Bahkan, disertakan pula tautan grup WhatsApp untuk koordinasi peserta aksi.
Namun, beredarnya pesan itu kemudian menuai klarifikasi. Seorang remaja yang mengaku sebagai pembuat grup WhatsApp Penggerak Magetan sekaligus penyusun narasi ajakan aksi tersebut menyampaikan permintaan maaf melalui sebuah video.
“Saya atas nama selaku admin yang membuat grup Penggerak Magetan. Sekali lagi saya tegaskan, niat saya membuat grup ini dan membuat narasi demo hanya untuk bercanda dengan enam teman saya. Tetapi salah satu teman saya ada yang menyebarkan narasi serta link grupnya sehingga menimbulkan kericuhan,” ujarnya dalam video klarifikasi.
Seruan Aksi
Remaja itu menegaskan tidak memiliki niat untuk memprovokasi masyarakat. Ia menyebut narasi yang dibuatnya merupakan templat dari aksi di Kota Madiun yang digelar pada Sabtu (30/8/2025) dan ditulis asal-asalan tanpa mencantumkan penanggung jawab.
“Saya benar-benar tidak ada niat memprovokasi. Kembali ke niat awal, saya hanya bercanda dengan enam teman saya. Saya atas nama pribadi meminta maaf sebesar-besarnya atas kegaduhan ini,” tambahnya.
Ia juga mengingatkan agar masyarakat lebih berhati-hati dalam menyikapi pesan berantai, mengingat isi narasi yang beredar seharusnya bisa dikenali sebagai informasi yang tidak valid.
Terpisah, Kasi Humas Polres Magetan Ipda Indra Suprihatin mengaku pihaknya telah melakukan pengecekan terhadap informasi yang beredar tersebut. “Sampai sekarang (aksi demo) nihil,” katanya. [fiq/ted]
-

Patroli Gabungan Polres dan Kodim 0804 Magetan , Imbau Warga Ikut Jaga Situasi Kondusif
Magetan (beritajatim.com) – Polres Magetan bersama Kodim 0804/Magetan melaksanakan patroli terpadu pada Minggu (31/8/2025) guna memastikan stabilitas keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas). Langkah ini diambil sebagai bentuk kewaspadaan menghadapi perkembangan situasi nasional yang akhir-akhir ini diwarnai sejumlah aksi massa di berbagai daerah.
Patroli bersama itu menyasar area rawan seperti pusat aktivitas masyarakat, fasilitas vital, pemukiman padat, hingga jalur lalu lintas utama. Tidak hanya di tingkat kabupaten, Polsek dan Koramil di setiap kecamatan juga turun langsung menjaga wilayah masing-masing.
Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, menyampaikan bahwa kegiatan ini merupakan tindakan pencegahan agar kondisi daerah tetap kondusif.
“Situasi nasional tengah bergejolak dengan adanya aksi massa. Patroli gabungan ini adalah upaya antisipasi supaya Magetan tidak terdampak. TNI-Polri berkomitmen menjamin keamanan sehingga masyarakat bisa beraktivitas dengan nyaman,” terangnya.
Ia juga menekankan pentingnya peran warga dalam menciptakan keamanan lingkungan. “Stabilitas daerah tidak bisa hanya mengandalkan aparat. Diperlukan partisipasi masyarakat untuk tetap menjaga persatuan serta tidak mudah terpengaruh isu provokatif,” imbuhnya.
Kehadiran personel TNI-Polri di lapangan mendapat apresiasi dari masyarakat. Warga menilai patroli rutin ini menambah rasa aman sekaligus menjadi bukti bahwa kondisi Magetan tetap terkendali.
Melalui patroli berkesinambungan, TNI-Polri berharap Magetan selalu berada dalam situasi yang aman, tenteram, dan harmonis. Upaya ini juga menegaskan bahwa menjaga stabilitas wilayah adalah kunci bagi terciptanya ketenangan hidup dan kesejahteraan bersama.
“Tetap jaga diri dan waspada saling mengingatkan serta menjaga kondusifitas masyarakat. Bersama kita Jaga magetan tetap aman dan damai,” pungkasnya. [fiq/aje]
-

GP Ansor Magetan Ajak Masyarakat Ikut Jaga Perdamaian
Magetan (beritajatim.com) — Pimpinan Cabang Gerakan Pemuda (GP) Ansor Magetan menyampaikan duka cita mendalam atas wafatnya Afan, seorang driver ojek online yang akrab disapa Afan Ojol. Dalam pernyataannya, Ketua PC GP Ansor Magetan, H. Habib Mustofa (Gus Toev), mendoakan almarhum agar husnul khatimah, amal ibadahnya diterima Allah SWT, serta keluarga yang ditinggalkan diberi ketabahan.
“Semoga almarhum husnul khatimah, amal ibadahnya diterima oleh Allah SWT, segala khilafnya diampuni, serta keluarga yang ditinggalkan diberi kesabaran dan ketabahan. Mari kita bersama-sama melangitkan doa untuk beliau, seraya memohon keselamatan dan keberkahan bagi bangsa Indonesia,” ucap Gus Toev, Minggu (31/8/2025)
Lebih jauh, GP Ansor Magetan juga mengimbau seluruh kader, sahabat, dan masyarakat luas agar tetap menjaga kedamaian dan ketertiban dalam menyampaikan aspirasi. Menurutnya, dinamika sosial harus disikapi dengan bijak agar tidak dimanfaatkan pihak-pihak tertentu yang ingin menimbulkan kericuhan.
“Hendaknya kita tetap waspada terhadap kemungkinan adanya penyusup atau provokator yang berusaha menodai perjuangan dengan menimbulkan kericuhan. Aspirasi yang baik harus disampaikan dengan cara yang santun, bermartabat, dan menyejukkan,” tegasnya.
Dalam pernyataan tersebut, GP Ansor Magetan juga meminta pemerintah dan pihak terkait untuk membuka ruang dialog yang luas, serta tidak bersikap anti kritik. Kritik dan keluhan masyarakat, kata Gus Toev, seharusnya menjadi bahan introspeksi demi mewujudkan Indonesia yang lebih adil dan sejahtera.
Selain menyoroti dinamika nasional, GP Ansor Magetan juga mengajak seluruh elemen masyarakat menjaga keamanan dan kedamaian di Kabupaten Magetan.
“Magetan adalah milik kita bersama, yang harus kita rawat dan jaga bersama-sama,” ujar Gus Toev.
Di akhir pernyataannya, GP Ansor Magetan mendoakan agar bangsa Indonesia senantiasa diberi perlindungan, kekuatan persatuan, serta keberkahan oleh Allah SWT. [fiq/aje] -

Akses Terhalang Panggung Jalan Santai, Damkar Kesulitan Padamkan Kebakaran Gudang di Magetan
Magetan (beritajatim.com) – Kebakaran melanda gudang plastik milik Titik Tarmuji di Desa Mojorejo, Kecamatan Kawedanan, Kabupaten Magetan, Minggu (31/8/2025) pagi. Petugas Damkar Magetan sempat mengalami kesulitan karena akses jalan menuju lokasi terhalang kegiatan jalan santai dan panggung acara.
Petugas Damkar Magetan, Dovi Saputra, mengatakan pihaknya menerima laporan warga sekitar pukul 07.30 WIB. Api diduga berasal dari korsleting listrik. “Diduga penyebabnya dari korsleting listrik. Masih dilidik pihak berwenang. Sedangkan kerugian masih dalam penyelidikan,” jelas Dovi.
Meski sempat terhambat, dua unit armada pemadam dikerahkan ke lokasi, masing-masing satu unit damkar dan satu unit rescue. Api berhasil dikendalikan setelah petugas bekerja intensif.
Kapolsek Kawedanan, AKP Joko Yuhono, menyebut kebakaran hanya menghanguskan gudang, sementara rumah induk yang berada di lokasi tidak terbakar.
“Gudang berisi bahan-bahan mudah terbakar berupa plastik maupun perabot yang dijual di pasar. Saat kejadian, pemilik rumah sedang berwisata di Sarangan, hanya menantu yang tinggal di rumah, tapi saat kebakaran ia sudah keluar,” ujarnya.
Beruntung tidak ada korban jiwa dalam peristiwa ini. Pihak kepolisian masih melakukan penyelidikan lebih lanjut terkait penyebab pasti kebakaran. [fiq/suf]
-

Masalah Telaga Sarangan Bukan Sekadar Getok Harga, Disbudpar Magetan Soroti Aset dan Regulasi
Magetan (beritajatim.com) – Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kabupaten Magetan, Joko Trihono, menegaskan bahwa persoalan utama di kawasan wisata Telaga Sarangan bukan hanya sebatas isu permukaan seperti praktik getok harga maupun layanan lain yang disediakan oleh penyedia jasa wisata.
“Yang tampak di luar itu misalnya getok harga, kemudian adanya perjalanan kaki yang diselingi kuda, dan sebagainya. Itu sebenarnya hanya masalah kulit luarnya Sarangan,” ujar Joko, Sabtu (30/8/2025)
Menurutnya, inti permasalahan yang harus segera diselesaikan adalah soal penguasaan aset. Saat ini, aset di kawasan Sarangan terbagi dalam empat komponen, yakni milik Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Perhutani, warga masyarakat, dan Pemerintah Kabupaten Magetan.
“Oleh karena itu, ketika kita ingin melakukan upaya penataan, yang pertama harus kita selesaikan adalah persoalan aset. Setelah itu, kelembagaannya harus diubah agar permasalahan yang muncul bisa segera ditangani,” tegasnya.
Disbudpar Magetan juga telah melakukan koordinasi dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo dan Perhutani. Namun, Joko mengakui masih ada kendala, khususnya di sisi barat kawasan Sarangan yang terkait dengan penguasaan lahan Perhutani.
“Kalau kita hanya menertibkan yang di barat saja, mereka bilang sudah kerja sama dengan orang lama Perhutani. Nah, bagaimana kita bisa menata kalau seperti itu? Maka dari itu, upaya-upaya ini terus kita kejar agar permasalahan kecil yang sering muncul di permukaan bisa diselesaikan dengan baik,” jelasnya.
Selain masalah aset, Joko menyoroti keterbatasan regulasi yang kerap menghambat langkah Dinas Pariwisata dalam pengelolaan Sarangan. Salah satunya terkait perbaikan fasilitas umum yang rusak.
“Misalnya pintu WC rusak. Kalau anggaran tahun berjalan belum tercukupi, kami harus menunggu perubahan anggaran. Kalau perubahan anggaran sudah lewat, baru bisa diperbaiki tahun berikutnya. Itu yang sering jadi kendala,” ungkapnya.
Keterbatasan regulasi juga terlihat saat penyelenggaraan event besar di Sarangan. Menurut Joko, dinas hanya bisa mengeluarkan biaya produksi tanpa mendapat kontribusi balik yang signifikan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD).
“Katakanlah kami ngundang Noah atau Dewa 19 di Sarangan, biaya produksinya tinggi. Tapi kami tidak bisa menarik kontribusi balik, karena yang bisa kami hitung hanya tiket masuk. Padahal biaya produksi besar, sedangkan PAD tidak meningkat,” jelasnya.
Karena terbentur aturan, Disbudpar tidak bisa membuka rekening khusus untuk menampung hasil penjualan tiket acara. Akibatnya, dana dari event hanya berhenti di pengeluaran produksi.
“Artinya kelembagaan ini menjadi penting dalam upaya penataan Sarangan. Harus ada kelembagaan yang lebih fleksibel dibanding dinas, agar pengelolaan destinasi wisata bisa lebih maksimal,” tutur Joko.
Ia menyebut, opsi kelembagaan baru untuk pengelolaan Sarangan sudah mulai dibahas. “Yang jelas kelembagaan yang lebih fleksibel ini juga penting bagi pengelolaan destinasi,” pungkasnya. [fiq/suf]