kab/kota: Magetan

  • Pemkab Magetan Siapkan Pemanfaatan Aset ex-Miroso di Kawasan Telaga Sarangan

    Pemkab Magetan Siapkan Pemanfaatan Aset ex-Miroso di Kawasan Telaga Sarangan

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan tengah menyiapkan langkah strategis untuk menata kembali aset lahan di kawasan wisata Telaga Sarangan yang sebelumnya difungsikan sebagai rumah makan. Lahan seluas sekitar 888 meter persegi itu akan dialihkan untuk kepentingan publik melalui dua alternatif desain, yakni sentral parkir atau kombinasi food court dengan area parkir.

    Pj Sekda Magetan, Muhtar Wahid, menyampaikan bahwa kesepakatan telah dibuat bersama lurah setempat, perwakilan masyarakat, serta pihak-pihak yang sebelumnya menempati bangunan di atas lahan tersebut. “Sudah ada berita acara kesepakatan. Tanah milik Pemkab itu akan dikosongkan dan dimanfaatkan kembali untuk kepentingan masyarakat sekitar Sarangan,” ungkapnya, Sabtu (6/9/2025).

    Dua konsep rancangan sudah disiapkan oleh Dinas PUPR Magetan. Konsep pertama adalah Sentral Parkir Sarangan (SPS), yang akan menampung 27 unit mobil di area basement dan 38 unit mobil di lantai atas. Konsep kedua adalah Sarangan Foodcourt Center (SFC), yang menempatkan 14 unit tenant food court di lantai atas dengan area basement difungsikan sebagai parkir berkapasitas 27 unit mobil.

    Muhtar menegaskan bahwa rencana ini tidak hanya soal menata kawasan, tetapi juga memberi nilai tambah bagi perekonomian masyarakat dan pendapatan daerah. “Dengan food court, UMKM bisa mendapat ruang berjualan, sementara parkir akan menambah retribusi. Aset kita harus bisa menghasilkan untuk Pemkab, dalam rangka PAD bertambah, dan PAD itu kembali ke masyarakat,” jelasnya.

    Dari sisi teknis, masterplan sudah dibuat oleh Bidang Cipta Karya Dinas PUPR Magetan. Proses pengukuran dan desain telah rampung, tinggal dibawa dalam rapat koordinasi lintas organisasi perangkat daerah (OPD) untuk menentukan alternatif mana yang lebih efektif dan efisien.

    Untuk jadwal pelaksanaan, Muhtar menyebut paling cepat dimulai tahun 2025. “Tahun ini fokus menuntaskan clean and clear lahan. Kalau sudah clear, baru tahun depan bisa dianggarkan. Kita belum berani anggarkan kalau belum tuntas statusnya,” tambahnya.

    Muhtar juga mengungkapkan bahwa saat ini Pemkab hanya fokus pada penyelesaian lahan eks rumah makan tersebut. Sementara untuk aset lain di kawasan Telaga Sarangan yang lebih luas, perlu pembahasan dengan Balai Besar Wilayah Sungai Bengawan Solo, Perhutani, hingga Kementerian terkait. “Yang besar nanti harus diskusi lintas instansi. Untuk sementara, yang kita tuntaskan dulu ya titik lahan ini,” pungkasnya. [fiq/aje]

  • Musda VI PKS Magetan: Sederhana, Bermakna, dan Sarat Komitmen Perjuangan

    Musda VI PKS Magetan: Sederhana, Bermakna, dan Sarat Komitmen Perjuangan

    Magetan (beritajatim.com) – Dewan Pengurus Daerah (DPD) Partai Keadilan Sejahtera (PKS) Kabupaten Magetan menggelar Musyawarah Daerah (Musda) ke-6 dengan nuansa sederhana namun penuh arti. Bertempat di Kantor DPD PKS Magetan, Jalan Gitadini No. 1, Kelurahan Sukowinangun, Sabtu (6/9/2025), agenda lima tahunan ini menjadi tonggak penting dalam perjalanan politik PKS di daerah.

    Mengusung tema “Kokoh Bersama, Majukan Magetan untuk Indonesia”, Musda diselenggarakan secara daring dan luring terbatas. Kehadiran langsung hanya diperuntukkan bagi undangan khusus, sementara kader lainnya mengikuti jalannya acara melalui ruang virtual. Meski berlangsung sederhana, atmosfer kebersamaan dan semangat perjuangan begitu terasa.

    Ketua DPD PKS Magetan periode 2025–2030, Indra Kusuma Aryanto, S.IIP., M.H., menekankan pentingnya kekuatan ruhiyah dalam menggerakkan kader menghadapi dinamika bangsa.

    “Ruhiyah adalah energi spiritual yang membuat kader tetap optimis, pantang menyerah, dan selalu hadir membawa solusi bagi umat,” ujarnya. Indra menegaskan bahwa Musda bukan sekadar agenda rutin, melainkan forum untuk mempererat ikatan kader dan merumuskan langkah nyata membangun Magetan.

    Ia juga menambahkan, PKS harus hadir di tengah masyarakat tidak hanya sebagai partai politik, tetapi juga sebagai penggerak solusi dan pelayan rakyat. Komitmen inilah yang disebutnya sebagai kunci agar PKS tetap relevan dan dekat dengan kebutuhan masyarakat.

    Dukungan semangat juga datang dari jajaran pengurus provinsi. H. Nur Wahyudi, Ketua BPD 2 DPW PKS Jawa Timur, mengutip Surat At-Taubah ayat 105 sebagai pengingat bagi seluruh kader agar bekerja penuh kesungguhan.

    “Kerja politik kita adalah ladang amal. PKS harus terus menebar manfaat, memperjuangkan aspirasi rakyat, dan tidak lelah melayani,” pesannya.

    Sementara itu, Riyono Caping, Ketua Bidang Tani & Nelayan DPP PKS, mengingatkan agar dakwah politik tidak terjebak dalam rutinitas seremonial. Menurutnya, dakwah adalah perjuangan ideologis sekaligus sosial yang mesti dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

    “Substansi dakwah harus dijaga, karena kontribusi PKS bukan hanya soal kursi parlemen, melainkan hadir nyata dalam memperkuat ketahanan keluarga, ekonomi kader, dan kesejahteraan rakyat,” tegasnya.

    Musda VI PKS Magetan akhirnya ditutup dengan tekad bersama untuk menghadirkan partai yang kokoh, solid, dan dekat dengan rakyat. Kesederhanaan acara justru mempertegas makna bahwa perjuangan bukan ditentukan oleh gemerlap panggung, melainkan komitmen nyata yang diwujudkan dalam pelayanan dan kebermanfaatan.

    Dengan semangat “Kokoh Bersama, Majukan Magetan untuk Indonesia”, PKS Magetan berkomitmen menjadi mitra strategis pemerintah daerah, sekaligus bagian dari upaya memperkuat NKRI. Lima tahun ke depan menjadi ruang pembuktian bagi kader PKS untuk menjawab tantangan zaman dengan kolaborasi, pelayanan, dan keteladanan. [fiq/ian]

  • Fenomena Gunung Lawu: 1.600 Lebih Pendaki Membludak di Cemorosewu dalam Sehari

    Fenomena Gunung Lawu: 1.600 Lebih Pendaki Membludak di Cemorosewu dalam Sehari

    Magetan (beritajatim.com) – Libur panjang akhir pekan dimanfaatkan ribuan pecinta alam untuk menaklukkan jalur pendakian Gunung Lawu. Sejak Sabtu (6/9/2025) dini hari, Basecamp Cemorosewu di Desa Ngancar, Kecamatan Plaosan, dipadati antrean panjang para pendaki yang mengular hingga jalan raya menuju pintu registrasi.

    Fenomena ini pun ramai dibagikan di media sosial oleh para pendaki. Banyak yang mengunggah suasana antrean panjang sebagai bukti tingginya minat masyarakat untuk menikmati pesona Lawu. Situasi seperti ini bukan kali pertama terjadi, sebab setiap momentum libur panjang, jalur pendakian di Cemorosewu hampir selalu dibanjiri pengunjung dari berbagai daerah.

    “Asper BPKH Lawu Selatan, Mulyadi, mengatakan, dari pukul 01.00 hingga pukul 13.00 tercatat 1.629 pendaki sudah melakukan registrasi,” ujarnya.

    Jumlah itu melampaui catatan pendakian saat libur 17 Agustus lalu, yang hanya sekitar 1.500 orang pada rentang waktu serupa. Dari ribuan pendaki tersebut, mayoritas memilih gaya pendakian “tek tok”, yakni naik ke puncak tanpa bermalam, kemudian turun kembali pada hari yang sama. “Sekitar 90 persen pendaki memilih tek tok,” tambahnya.

    Untuk menjaga kelestarian Gunung Lawu, pihak pengelola menerapkan aturan ketat. Salah satunya larangan melintas antarjalur basecamp resmi. Jika nekat melanggar, pendaki bisa langsung masuk daftar hitam dan dilarang mendaki kembali. Selain itu, kewajiban membawa turun sampah juga diperketat.

    “Pendaki harus menunjukkan sampahnya ketika mengambil identitas usai turun. Jika tidak bisa, mereka akan mendapat sanksi,” tegas Mulyadi.

    Kondisi cuaca cerah sepanjang akhir pekan ini turut menjadi faktor penunjang ramainya pendakian. Langit bersih dan angin relatif tenang membuat perjalanan menuju puncak lebih bersahabat bagi para pendaki. [kun]

  • Rencana Pembangunan TPA Botok Magetan Masih Tunggu Pelepasan Status Tanah LBS

    Rencana Pembangunan TPA Botok Magetan Masih Tunggu Pelepasan Status Tanah LBS

    Magetan (beritajatim.com) – Persoalan sampah masih menjadi pekerjaan rumah besar bagi Kabupaten Magetan. Dengan jumlah penduduk yang terus bertambah, volume sampah harian kian meningkat, sementara Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Milangasri sudah overload.

    Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Pemerintah Kabupaten Magetan menyiapkan rencana pembangunan TPA baru di Desa Botok, Kecamatan Karas. Namun, realisasi rencana ini masih menghadapi sejumlah kendala.

    Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Magetan, Muhtar Wahid, mengungkapkan bahwa pembebasan lahan sejatinya sudah dimulai sejak beberapa waktu lalu. Pemerintah berhasil mengamankan lahan seluas 4,9 hektare, namun masih membutuhkan tambahan sekitar lima hektare agar total mencapai 10 hektare.

    Sayangnya, target itu belum bisa tercapai karena lahan yang dimaksud masih berstatus Lahan Baku Sawah (LBS).

    “Itu kan kemarin sudah ada pembebasan tanah, tapi ada beberapa yang perlu dibebaskan lagi. Tahun ini rencananya sebetulnya mau dibebaskan, tetapi terkendala kaitannya dengan tata ruang. Masih masuk LBS (Lahan Baku Sawah, yang artinya termasuk lahan sawah dilindungi). Nah, kalau masuk LBS berarti kita harus ada pelepasan dulu, menunggu surat itu. Akhirnya tahun ini mungkin belum bisa dibebaskan karena kendala itu,” jelas Muhtar, Sabtu (6/9/2025).

    Selain soal lahan, akses menuju lokasi juga menjadi perhatian. Jalan sepanjang 1,4 kilometer dari Sidowayah menuju area rencana TPA sudah ditetapkan sebagai jalan kabupaten. Jika dihitung hingga Truneng, total panjang jalan yang terhubung mencapai empat kilometer.

    Penetapan status jalan ini sudah diinisiasi sejak Muhtar menjabat Kepala Dinas PUPR, dengan pertimbangan kebutuhan aksesibilitas TPA di masa depan.

    “Sekarang sudah ada SK jalan kabupaten untuk jalan menuju TPA itu. Untuk pembangunannya kita sedang usulkan. Tahun ini belum ada pembangunan, tapi sementara kita usulkan untuk tahun 2026,” ujarnya.

    Pemkab Magetan juga mengusulkan pembangunan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) di lokasi yang sama. Menurut Muhtar, TPST lebih strategis karena memungkinkan adanya pengolahan, bukan sekadar pembuangan sampah.

    “Yang sudah kita bebaskan juga sedang kita usulkan untuk pembangunan TPST, bukan TPA. Tempat pengolahan sampah terpadu ini nanti yang bangun PU, sedangkan pengelolaan ada di DLH. Jadi PU dan DLH bekerja sama, masing-masing punya tanggung jawab,” terangnya.

    Pendanaan pembangunan TPST diupayakan dari berbagai sumber, mulai Dana Alokasi Khusus (DAK), bantuan presiden, hingga program impres. Kehadiran TPST diharapkan mampu memperpanjang usia TPA, mengurangi volume timbunan, sekaligus memaksimalkan daur ulang dan pemanfaatan sampah organik menjadi kompos.

    Meski tahun 2025 ini belum ada pembangunan fisik, Pemkab Magetan memastikan proses administrasi dan pengusulan anggaran tetap berjalan. Jika sesuai rencana, pembangunan jalan menuju TPA Botok bisa dimulai pada 2026, disusul realisasi TPST setelah pendanaan disetujui pemerintah pusat. [fiq/beq]

  • 43 Personel Lanud Iswahjudi Jalani Sidang Disiplin Kasus Judi Online

    43 Personel Lanud Iswahjudi Jalani Sidang Disiplin Kasus Judi Online

    Magetan (beritajatim.com) – Sebanyak 43 personel Lanud Iswahjudi harus menjalani sidang disiplin terkait keterlibatan mereka dalam praktik judi online. Sidang ini dipimpin langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Muchtadi Anjar Legowo, di Gedung Dewanto, Kamis (4/9/2025).

    Gelaran ini menjadi langkah tegas TNI Angkatan Udara untuk menjaga marwah, integritas, sekaligus disiplin prajurit. Dalam arahannya sebelum menutup sidang, Danlanud menegaskan bahwa perjudian, terlebih melalui platform online, merupakan pelanggaran serius yang mencederai etika keprajuritan.

    “Perbuatan ini tidak sejalan dengan Sapta Marga, Sumpah Prajurit, dan Delapan Wajib TNI. Para terhukum telah menyia-nyiakan kepercayaan negara dan institusi, serta mencoreng nama baik satuan maupun TNI AU secara keseluruhan,” tegasnya.

    Sidang disiplin ini tak sekadar memberikan sanksi. Lebih dari itu, diharapkan menjadi alarm keras bagi seluruh prajurit TNI AU agar tidak tergelincir dalam praktik serupa. Menurut Danlanud, menjaga kehormatan pribadi, keluarga, serta institusi adalah harga mati yang tidak bisa ditawar.

    Suasana sidang juga menandai keseriusan internal TNI AU dalam menindak pelanggaran. Turut hadir sejumlah pejabat penting, mulai dari para Kepala Dinas Lanud Iswahjudi, Kepala RSAU dr. Efram Harsana, hingga jajaran perwira, bintara, dan tamtama.

    Bagi TNI AU, kasus 43 personel ini menjadi pengingat bahwa godaan judi online bisa menjangkiti siapa saja. Namun, sikap tegas dan terbuka dalam menegakkan disiplin diharapkan menjadi benteng untuk menjaga kehormatan institusi pertahanan negara. [fiq/aje]

  • Wabup Magetan Apresiasi Ojol Pilih Gelar Doa Bersama, Sembari Serap Aspirasi

    Wabup Magetan Apresiasi Ojol Pilih Gelar Doa Bersama, Sembari Serap Aspirasi

    Magetan (beritajatim.com) – Wakil Bupati (Wabup) Magetan, Suyatni Priasmoro, mengapresiasi langkah komunitas ojek online (ojol) di Kabupaten Magetan yang memilih menggelar doa bersama dengan jajaran Forkopimda serta tokoh lintas agama, dibandingkan melakukan aksi demonstrasi terbuka.

    Menurutnya, keputusan tersebut mencerminkan kedewasaan sikap serta komitmen untuk menjaga ketenteraman di daerah. Doa bersama digelar di Pendapa Surya Graha, Kamis (4/9/2025).

    Suyatni menjelaskan, doa bersama ini dilatarbelakangi keprihatinan atas tragedi yang menimpa salah satu pengemudi ojol di Jakarta beberapa waktu lalu. Kejadian itu kemudian mendorong komunitas ojol di Magetan untuk menyampaikan rasa solidaritas sekaligus aspirasi mereka melalui jalur yang lebih damai.

    “Intinya, mereka menyampaikan keprihatinan bersama, khususnya terkait tragedi yang menimpa kawannya, almarhum itu. Maka, dipilihlah doa bersama yang melibatkan para ojol dan tokoh lintas agama,” ujar Wabup usai kegiatan, Kamis (4/9/2025).

    Dalam kesempatan itu, sejumlah aspirasi juga disampaikan para pengemudi ojol kepada pemerintah daerah. Aspirasi pertama terkait pembebasan retribusi parkir di jalan umum di seluruh wilayah Magetan. Para ojol berharap tidak lagi dikenai biaya parkir ketika sedang bertugas. Permintaan itu kemudian direspons positif oleh pemerintah daerah.

    Menurut Suyatni, Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti, menyetujui permohonan tersebut dengan ketentuan bahwa pembebasan parkir hanya berlaku bagi pengemudi ojol yang sedang bertugas dan menggunakan atribut resmi, seperti jaket atau helm identitas.

    “Kalau tidak sedang bertugas atau tidak memakai atribut, mereka tetap dikenai retribusi parkir sebagaimana masyarakat umum,” tegasnya.

    Aspirasi kedua terkait akses pengantaran penumpang ke rumah sakit yang sudah menggunakan sistem parkir komputerisasi. Sistem ini dianggap cukup menyulitkan bagi pengemudi ojol, karena tidak memungkinkan pembebasan biaya secara otomatis. Menurut Wabup, kondisi tersebut memang tidak mudah diubah.

    “Kalau di rumah sakit itu kan pakai sistem komputerisasi. Tidak mungkin dibebaskan begitu saja. Pilihannya, penumpang diturunkan sebelum portal atau disepakati ada tambahan biaya parkir. Itu hal yang lazim, sama seperti di bandara, stasiun, atau terminal kereta,” ungkapnya.

    Aspirasi ketiga menyangkut keberadaan terminal di Magetan dan Maospati. Para ojol meminta kejelasan aturan mengenai area pengambilan penumpang agar tidak terjadi gesekan dengan ojek pangkalan (opang) yang lebih dulu beroperasi. Suyatni mengakui persoalan ini belum menemukan formula yang benar-benar adil.

    “Sejarahnya, ojek pangkalan lahir lebih dulu sebelum ada ojol. Karena itu, harus ada pengaturan area yang jelas supaya tidak terjadi benturan. Kalau mengantar penumpang ke terminal tidak masalah, tapi kalau mengambil penumpang harus ada kesepakatan supaya tidak menimbulkan ketegangan,” jelasnya.

    Menurut Suyatni, pemerintah sebenarnya sudah beberapa kali berusaha mengatur hubungan antara ojol dan opang. Namun, hingga saat ini, aturan yang benar-benar bisa diterima kedua pihak belum sepenuhnya ditemukan. Meski demikian, pemerintah tetap berkomitmen mencari jalan keluar yang berkeadilan.

    Di sisi lain, Wabup menekankan bahwa pemerintah daerah sangat menghargai sikap komunitas ojol yang menyalurkan aspirasinya melalui doa bersama. Ia menilai langkah itu mampu mencegah potensi kerawanan sosial, sekaligus menjaga kondusivitas di Magetan.

    “Kalau demo terbuka, ada risiko ditunggangi pihak yang berniat merusak. Kita belajar dari pengalaman di daerah lain. Karena itu, pemerintah sangat mengapresiasi jiwa besar komunitas ojol yang memilih jalan damai,” tuturnya.

    Selain doa bersama, pemerintah juga menyalurkan bantuan berupa paket sembako dan sejumlah uang kepada para pengemudi ojol yang hadir. Dari total sekitar 150 anggota komunitas ojol se-Magetan, hampir semuanya datang dalam kegiatan tersebut. Mayoritas peserta merupakan pengemudi ojol roda dua.

    “Pemerintah sangat berterima kasih atas kesadaran dan peran serta komunitas ojol dalam menjaga ketenteraman di Magetan. Harapannya, kerja sama yang baik ini terus terjaga, dan aspirasi yang ada bisa perlahan dicarikan solusi terbaik,” pungkas Suyatni. [fiq/suf]

  • Tujuh Peserta Lanjut Tahap Penulisan Makalah Seleksi Sekda Magetan, Berikut Jadwal Lanjutan

    Tujuh Peserta Lanjut Tahap Penulisan Makalah Seleksi Sekda Magetan, Berikut Jadwal Lanjutan

    Magetan (beritajatim.com) – Proses seleksi jabatan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magetan terus berlanjut. Pj Sekda Magetan, Muhtar Wakid, selaku Ketua Sekretariat Panitia Seleksi Sekda menyampaikan, setelah asesmen yang digelar di Surabaya pada 28 Agustus 2025, tinggal tujuh peserta yang lanjut.

    Tujuh orang tersebut yakni Benny Adrian (Asisten Pemerintahan dan Kesra Setdakab Magetan), Cahaya Wijaya (Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Magetan), Eko Muryanto (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa Magetan), Joko Trihono (Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Magetan), Parminto Budi Utomo (Kepala Dinas Sosial Magetan), Saif Muchlissun (Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Pangan Magetan), dan Welluly Kristanto (Kepala Dinas Perhubungan Magetan).

    Sementara, untuk Ansar Rasidi (Staf Ahli Bidang Ekonomi Pembangunan Kota Madiun) tak hadir saat seleksi di Surabaya, yang otomatis gugur dari tahapan.

    “Pendaftar kan ada delapan orang. Setelah asesmen di Surabaya, ternyata yang satu mengundurkan diri, jadi tinggal tujuh. Terus kemudian tanggal 3 September kemarin tahapannya sudah penulisan makalah. Setelah selesai penulisan makalah, nanti tanggal 9 September hari Selasa nanti pemaparan dan pendalaman makalah. Paparan itu nanti masing-masing,” jelas Muhtar, Kamis (4/9/2025).

    Menurutnya, makalah yang disusun para peserta berkaitan dengan visi-misi Bupati Magetan saat ini, khususnya program Asta Cita Presiden Prabowo Subianto yang dipadukan dengan Saptakarsa Kabupaten Magetan.

    Peserta diminta untuk menguraikan keterkaitan kedua program tersebut, sekaligus memaparkan bagaimana progres dan peran Sekda ke depan dalam mewujudkannya.

    “Makalahnya terkait dengan visi misi Bupati sekarang, yaitu Asta Cita yang pusat kemudian dicocokkan dengan Saptakarsa Kabupaten Magetan. Hubungannya seperti apa nanti, terus progresnya Sekda seperti apa untuk bisa melaksanakan dua hal itu. Visinya seperti apa Sekda yang terpilih nanti,” tambah Muhtar.

    Setelah tahap pemaparan dan pendalaman makalah pada 9 September 2025 mendatang, panitia seleksi akan melakukan penilaian. Hasil penilaian tersebut akan menjadi dasar untuk menentukan peserta yang lulus, sebelum nantinya diajukan ke Gubernur Jawa Timur untuk mendapatkan persetujuan. [fiq/ted]

  • Senyap, Warga Kaget Saat Tahu Minimarket di Maospati Magetan Dirampok

    Senyap, Warga Kaget Saat Tahu Minimarket di Maospati Magetan Dirampok

    Magetan (beritajatim.com) – Perampokan minimarket di Simpang Jalan Barat, Kelurahan Maospati, Kecamatan Maospati, Magetan pada Kamis (4/9/2025) sekitar pukul 04.30 WIB membuat warga sekitar kaget. Sebab, perampokan berjalan senyap, sampai tak ada yang mengetahui terjadinya kejahatan tersebut.

    Dendi Siswanto, warga yang tinggal persis di samping minimarket mengaku baru mengetahui adanya perampokan setelah diberitahu tetangganya.

    “Teriakan enggak ada. Nggak ada suara, sunyi. Jadi enggak ada permintaan minta tolong. Malah saya tahunya dari tetangga, ditanya apa benar ada perampokan. Saya lari keluar, ternyata sudah ramai polisi,” ungkapnya.

    Ia menambahkan, dari informasi yang didengar di lokasi, pelaku mengambil uang dari laci kasir maupun brankas. “Katanya uang yang diambil, sekitar Rp15 juta. Sempat juga melukai karyawan yang berjaga,” kata Dendi.

    Menurutnya, peristiwa itu sangat mengejutkan warga sekitar karena terjadi begitu cepat. “Pagi-pagi sudah ramai polisi, padahal sebelumnya saya enggak dengar apa-apa. Tahu-tahu sudah ada kabar karyawan terluka dipukul,” ujarnya.

    Kapolsek Maospati, Kompol Haris Prabowo, membenarkan adanya aksi pencurian dengan kekerasan yang menyebabkan seorang pegawai minimarket terluka. Ia menuturkan, pelaku berjumlah tiga orang dan menggunakan penutup wajah saat beraksi.

    “Pelaku membawa kabur uang tunai dan saat ini masih dalam pengejaran. Rekaman CCTV sedang dianalisis,” kata Haris. [fiq/beq]

  • Minimarket di Maospati Magetan Dirampok, Satu Karyawan Terluka

    Minimarket di Maospati Magetan Dirampok, Satu Karyawan Terluka

    Magetan (beritajatim.com) – Minimarket yang berlokasi di Simpang Jalan Barat, Maospati, Magetan, menjadi sasaran perampokan pada Kamis (4/9/2025) sekitar pukul 04.30 WIB. Satu orang karyawan minimarket yakni pria berinisial R (21) warga Kecamatan Kartoharjo, Magetan, mengalami luka akiat dipukul dari belakang oleh pelaku menggunakan benda tumpul.

    Kapolsek Maospati, Kompol Haris Prabowo, menjelaskan, korban terluka lantaran sempat berusaha melawan saat pelaku beraksi.

    “Satu orang petugas Indomaret sempat melawan, lalu dipukul dari belakang. Benda yang digunakan masih kami dalami, diduga benda tumpul,” ujarnya.

    Selain melukai korban, pelaku juga melepaskan tembakan ke lantai gedung sebanyak dua kali untuk menakut-nakuti. Setelah itu, mereka menggasak uang tunai sekitar Rp15 juta dan melarikan diri dengan kendaraan roda empat.

    Berdasarkan keterangan saksi, ada tiga pelaku yang masuk ke dalam toko. Mereka menggunakan penutup wajah agar tidak dikenali. Aksi ini terekam kamera CCTV, dan rekaman tersebut kini tengah dianalisis polisi.

    “Saat ini tim Inafis masih mengumpulkan barang bukti dan memeriksa saksi. Perkembangan lebih lanjut akan kami sampaikan setelah ada titik terang,” tambah Haris.

    Hingga kini polisi masih melakukan pemeriksaan di TKP dan minimarket tersebut masih belum bisa beroperasi seperti biasa. [fiq/beq]

  • Anggaran Mobil Dinas Magetan Rp11,29 Miliar Dialihkan ke Infrastruktur

    Anggaran Mobil Dinas Magetan Rp11,29 Miliar Dialihkan ke Infrastruktur

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan memutuskan melakukan pergeseran anggaran sebesar Rp11,29 miliar. Anggaran yang semula dialokasikan untuk pengadaan mobil dinas dialihkan ke sektor infrastruktur.

    Keputusan ini diambil dalam rapat koordinasi dipimpin Bupati Magetan Nanik Endang Rusminiarti, Wakil Bupati Magetan Suyatni Priasmoro dan Pj Sekretaris Daerah dihadiri Kepala Dinas/Badan beserta Kepala Bidang dan Pejabat PEP terkait pembahasan percepatan pelaksanaan kegiatan APBD Tahun Anggaran 2025 pada 11–14 Juni 2025.

    “Jadi, sejak saat itu sudah diputuskan untuk mengalihkan anggaran yang tadinya untuk mobil dinas ini ke sejumlah proyek infrastruktur. Nanti, untuk pelaksanaannya baru akan disahkan dalam Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (P-APBD),” terang Wakil Bupati Magetan Suyatni Priasmoro, Selasa (2/9/2025).

    Dana tersebut diperintahkan untuk membiayai pembangunan sejumlah fasilitas publik, meliputi:

    1. Perbaikan jalan kabupaten (Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang)

    2. Peningkatan jalan perumahan (Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman)

    3. Rehabilitasi ruang kelas (Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga),

    4. Jalan usaha tani dan jalur irigasi tersier (Dinas Tanaman Pangan Hortikultura dan Perkebunan).

    Pemerintah menargetkan minimal Rp15 miliar bisa dialokasikan untuk empat OPD tersebut melalui Perubahan Anggaran Keuangan (PAK).

    “Jadi dari efisiensi mobil dinas ini, ditambah dengan sumber pembiayaan asumsi pendapatan berjalan bisa sampai Rp15 miliar menjelang akhir Desember 2025. Infrastruktur ini diprioritaskan berbasis kebutuhan masyarakat dan tetap harus melalui pembahasan serta persetujuan DPRD Magetan. Proses pengesahan APBD-P dijadwalkan pada akhir September 2025,” lanjutnya.

    Adapun rincian anggaran mobil dinas yang dialihkan senilai Rp11,29 miliar antara lain:

    1. Mobil camat: 18 unit total Rp4,5 miliar

    2. Mobil kepala bagian: 9 unit total Rp3,3 miliar

    3. Towing DPUPR: Rp900 juta

    4. Operasional UPTD PU: Rp290 juta

    5. Mobil damkar: Rp2,3 miliar

    Dengan langkah ini, pemerintah memastikan penganggaran lebih berpihak pada kebutuhan infrastruktur publik. “Untuk menjamin transparansi, masyarakat dapat langsung mengakses informasi resmi melalui Pejabat Pengelola Informasi dan Dokumentasi (PPID),” pungkasnya. [fiq/but]