kab/kota: Magetan

  • Sejarah! 4 Pebalap RI Bertarung di GP San Marino Akhir Pekan Ini

    Sejarah! 4 Pebalap RI Bertarung di GP San Marino Akhir Pekan Ini

    Jakarta

    Akhir pekan ini, MotoGP kembali digelar di Misano, San Marino. Untuk pertama kalinya dalam sejarah balap di arena MotoGP, empat pebalap Indonesia binaan Astra Honda Motor akan berlaga di tiga dari empat kelas yang dilombakan di Misano World Circuit Simoncelli.

    Pebalap Indonesia yang berlaga di Misano akhir pekan ini antara lain Mario Suryo Aji, Fadillah Arbi Aditama, Veda Ega Pratama, dan M. Kiandra Ramadhipa. Mereka adalah lulusan Astra Honda Racing School (AHRS).

    Keempat pebalap Tanah Air itu akan bertarung di ajang balap GP Moto2, GP Moto3, dan Red Bull MotoGP Rookies Cup (RBRC). Bahkan, rider muda Indonesia tersebut berpeluang besar mengibarkan Merah Putih dari podium tertinggi.

    Setelah comeback di ajang GP Moto2 Catalunya 2025 usai pemulihan cedera bahu selama 3 bulan, Mario Aji mampu menyelesaikan balapannya dengan penuh perjuangan. Pemuda asal Magetan, Jawa Timur, lulusan AHRS tahun 2016 ini akan fokus mengejar ketertinggalan pada balapan dunia mendatang di seri Grand Prix San Marino, di Misano.

    “Setelah menjalani balap di putaran sebelumnya dengan baik, percaya diri saya bangkit lagi di minggu ini. Target balapan di minggu ini mengembalikan feeling dan mengejar ritme dari pebalap-pebalap lainnya agar lebih kompetitif di seri Asia. Saya akan berikan yang terbaik di setiap sesinya,” ujar Mario.

    Selain Mario Aji, Fadillah Arbi Aditama akan bersaing di Moto3. Arbi menjadi pebalap pengganti dari Tatchakorn Buasri yang masih dalam masa pemulihan cedera. Turun bersama Honda Team Asia sejak seri Grand Prix Austria, pebalap lulusan AHRS 2018 ini terus berjuang menembus zona poin.

    “Saya dalam kondisi terbaik, pengalaman dari seri-seri sebelumnya menjadi bekal untuk saya tampil lebih baik. Target saya pada seri Misano ini berusaha untuk bersaing di zona poin, mohon dukungannya selalu,” ujar Arbi.

    Di ajang Red Bull MotoGP Rookies Cup, terdapat dua pebalap muda potensial Indonesia. Veda Ega Pratama dan M. Kiandra Ramadhipa, pebalap binaan PT Astra Honda Motor asal Yogyakarta ini secara mengesankan terus memberikan prestasi yang membanggakan pada setiap seri yang telah berlangsung.

    Veda yang merupakan lulusan AHRS tahun 2018 memiliki kans juara dengan menempati posisi kedua pada klasemen sementara dengan kolektivitas poin sebanyak 170, selisih 21 poin dengan pemuncak klasemen. Hasil ini ia raih atas beberapa capaian, di antaranya 3 podium tertinggi di seri Mugello, Italia dan Sachnsering, Jerman, serta 2 podium kedua yang diraih pada putaran Spielberg, Austria.

    “Balapan minggu ini sangat penting bagi saya, karena ini adalah seri terakhir Red Bull Rookies Cup 2025. Saat ini saya berada di peringkat kedua klasemen, dan tentunya saya akan memberikan yang terbaik untuk meraih hasil maksimal di klasemen akhir nanti. Mohon doanya agar saya dapat meraih hasil terbaik untuk menutup musim ini,” ucap Veda.

    Rekan satu tim Veda, yakni M. Kiandra Ramadhipa juga tampil kompetitif di ajang ini. Saat ini lulusan AHRS 2022 tersebut berada di posisi kesembilan klasemen sementara dengan 82 poin. Dalam persaingan RBRC Ramadhipa mampu meraih podium kedua pada seri Sachsenring, Jerman, race pertama.

    “Untuk round terakhir ini saya mempersiapkan diri sebaik mungkin karena saya butuh kondisi fisik yang maksimal. Saya mempunyai target untuk podium dan saya akan bertarung untuk itu, mohon doanya,” ujar Ramadhipa.

    (rgr/dry)

  • Bapanas Bongkar Penyebab Bulog Beli Gabah Petani Secara Komersial

    Bapanas Bongkar Penyebab Bulog Beli Gabah Petani Secara Komersial

    JAKARTA – Kepala Badan Pangan Nasional (Bapanas) Arief Prasetyo Adi buka suara terkait dengan penyebab Perum Bulog membeli gabah petani secara komersial.

    Dia bilang, mekanisme penyerapan Bulog kini lebih fleksibel.

    Arief juga bilang penyerapan gabah dan beras oleh Bulog juga mempertimbangkan kondisi harga di lapangan.

    “Kalau harga GKP (Gabah Kering Panen) di bawah Rp6.500 per kg maka Bulog harus menyerap. Kalau harga di atas Rp6.500 per kg, ya sudah biarkan saja udah orang menyerap,” katanya kepada wartawan di Kantor Kemenko Pangan, Jakarta, Kamis, 11 September.

    Contohnya, kata Arief, harga GKP di Lampung berada di angka Rp6.200 per kg, maka Bulog wajib membelinya dengan harga Rp6.500 per kg. Sementara di Jawa Timur harganya berada di level Rp7.200 hingga Rp7.400 per kg, Bulog tak perlu membelinya.

    “Nggak (perlu beli). Karena kalau Bulog masuk beli, nanti harganya naik, maka HET-nya enggak masuk. Tapi kalau misalnya harganya di bawah, ya Bulog wajib beli. Karena perintah presiden itu Rp6.500 GKP,” jelasnya.

    Arief bilang prinsipnya, Bulog menyerap untuk membantu harga di tingkat petani tetap terjaga, bukan malah membantu harga beras di tingkat konsumen tidak terkendali.

    Lebih lanjut, Arief bilang, perusahaan besar dengan modal dan teknologi lebih maju dapat membeli gabah hingga Rp8.000 per kg.

    Tetapi, sambung dia, kondisi ini berisiko mendorong harga beras melebihi harga eceran tertinggi (HET).

    “Misalnya ada yang beli gabah Rp7.000 GKP, Rp7.200, Rp7.400, Rp8.000, maka HET-nya nggak akan tercapai. Nah yang beli Rp8.000 GKP biasanya siapa? Produsen yang gede,” ucapnya.

    “Kenapa yang gede bisa beli segitu? Karena efisien. Pabriknya efisien, kerjanya ini mesinnya bagus, modalnya gede. Nah itu yang nggak boleh,” sambungnya.

    Sebelumnya, Perum Bulog buka suara terkait dengan isu menghentikan pembelian gabah dan beras produksi petani dalam negeri.

    Bulog memastikan tetap membeli gabah dan beras petani lewat skema komersial.

    Direktur Pengadaan Perum Bulog Prihasto Setyanto mengatakan pihaknya melaksanakan penyerapan gabah dan beras sesuai penugasan pemerintah.

    Pada tahun ini, sambung dia, berdasarkan Inpres nomor 6 tahun 2025, Bulog mendapat tugas mengadakan Cadangan Beras Pemerintah (CBP) sebanyak 3 juta ton setara beras, dan saat ini target tersebut telah tercapai.

    “Prinsipnya, untuk CBP Bulog bekerja berdasarkan regulasi dan penugasan yang diberikan Pemerintah. Namun di luar itu, Bulog tetap melakukan penyerapan gabah dan beras melalui skema komersial,” katanya dalam keterangan resmi, Kamis, 11 September.

    Dalam skema ini, sambung Prihasto, Bulog tidak pernah menghentikan penyerapan, tetapi mekanismenya disesuaikan dengan kebutuhan penjualan.

    “Baik dari sisi jenis, kualitas, maupun kuantumnya,” ucap Prihasto.

    Dia bilang, Bulog juga mengoperasikan Sentra Penggilingan Padi (SPP) yang tersebar di 10 wilayah di seluruh Indonesia yang terus menyerap gabah sesuai standar kualitas untuk menghasilkan beras premium maupun beras sesuai preferensi konsumen dan kebutuhan pasar.

    Adapun lokasi SPP tersebut berada di Subang, Karawang, Sragen, Kendal, Bandar Lampung, Bojonegoro, Banyuwangi, Magetan, Jember, dan Sumbawa.

    “Dengan demikian, dapat kami tegaskan bahwa Bulog masih melakukan penyerapan gabah maupun beras. Perbedaannya hanya terletak pada skema CBP mengikuti regulasi pemerintah, sedangkan komersial menyesuaikan dinamika dan kebutuhan pasar,” jelasnya.

  • BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    BMKG Juanda Peringatkan Potensi Cuaca Ekstrem di Jawa Timur hingga 17 September 2025

    Surabaya (beritajatim.com) – Sejumlah wilayah di Provinsi Jawa Timur diminta waspada terhadap potensi bencana hidrometeorologi akibat cuaca ekstrem yang diprediksi terjadi selama sepekan ke depan hingga 17 September 2025.

    Kepala Stasiun Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda Sidoarjo, Taufiq Hermawan menjelaskan, bencana hidrometeorologi ini dipicu adanya gangguan gelombang atmosfer Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan atmosfer Low Frequency yang saat ini melintasi wilayah Jawa Timur.

    “Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendukung pertumbuhan awan-awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” kata Taufiq Hermawan, Kamis (11/9/2025).

    Menurut Taufiq, potensi cuaca ekstrem tersebut dapat muncul bersamaan dengan turunnya hujan di sejumlah daerah Jawa Timur, di antaranya Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Kabupaten Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Magetan, Ngawi, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, dan Trenggalek.

    “Hidrometeorologi meliputi hujan sedang – lebat, banjir, banjir bandang, tanah longsor, angin kencang, puting beliung, serta hujan es hingga 17 September 2025,” jelasnya.

    Taufiq juga mengimbau masyarakat dan pemerintah daerah agar meningkatkan kewaspadaan terhadap cuaca ekstrem, terutama di wilayah dengan topografi curam. Menurutnya, kawasan bergunung dan tebing rawan terdampak bencana seperti banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, hingga berkurangnya jarak pandang.

    “Wilayah dengan topografi curam, bergunung atau tebing diharapkan lebih waspada terhadap dampak yang dapat ditimbulkan akibat cuaca ekstrem,” tutupnya. [ram/beq]

  • Pria Pemulung Ditemukan Meninggal di Gang Desa Purwosari Magetan

    Pria Pemulung Ditemukan Meninggal di Gang Desa Purwosari Magetan

    Magetan (beritajatim.com) –  Seorang pria pemulung ditemukan sudah tidak bernyawa di pinggir gang di Desa Purwosari, Kecamatan Magetan, Kabupaten Magetan pada Kamis (11/9/2025).

    Korban diketahui bernama Sugeng Riyanto (49), warga Desa Balegondo, Kecamatan Ngariboyo. Ia ditemukan dalam posisi duduk tertelungkup sambil memeluk barang rongsokan yang dibawanya.

    Kejadian itu pertama kali disadari oleh Suparman, pensiunan yang tinggal tak jauh dari lokasi. Suparman sempat mendengar suara benturan keras dari luar rumah. Saat keluar, ia melihat korban dalam kondisi tidak bergerak. “Saya langsung memanggil tetangga, Brilliansya, untuk membantu. Tapi setelah dicek bersama, ternyata korban sudah meninggal,” ceritanya.

    Polsek Magetan yang menerima laporan segera turun ke lokasi bersama tim medis Puskesmas Candirejo. Pemeriksaan tidak menemukan tanda-tanda kekerasan maupun unsur pidana. Kapolsek Magetan, AKP Ika Wardani, menyampaikan korban diduga meninggal dunia karena sakit.

    “Setelah dilakukan identifikasi, jenazah korban akhirnya diserahkan kepada pihak keluarga untuk dimakamkan,” katanya. [fiq/ian]

  • Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Waspada! Magetan dan Ngawi Masuk Daerah Rawan Cuaca Ekstrem pada 10-17 September 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Stasiun Meteorologi Juanda mengeluarkan peringatan dini terkait potensi cuaca ekstrem di Jawa Timur yang berlaku pada 10–17 September 2025.

    Dalam peringatan tersebut disebutkan sejumlah daerah berpotensi terdampak, termasuk Kabupaten Magetan dan Kabupaten Ngawi, dengan ancaman hujan sedang hingga lebat yang disertai petir, angin kencang, bahkan berisiko menimbulkan banjir, banjir bandang, tanah longsor, hingga puting beliung.

    Selain Magetan dan Ngawi, wilayah lain yang masuk kategori rawan meliputi Kabupaten Bondowoso, Jember, Jombang, Kediri, Kota Batu, Kota Malang, Lumajang, Madiun, Mojokerto, Nganjuk, Pasuruan, Probolinggo, Situbondo, Ponorogo, Malang, Pacitan, Bojonegoro, Tuban, Banyuwangi, Trenggalek, serta Kota Malang. Dengan cakupan wilayah yang luas, BMKG mengingatkan bahwa potensi gangguan aktivitas masyarakat akibat kondisi cuaca ini cukup besar.

    Kepala Stasiun Meteorologi Kelas I Juanda, Taufiq Hermawan, menjelaskan fenomena ini dipicu oleh adanya gangguan gelombang atmosfer yang sedang aktif.

    “Beberapa faktor seperti Madden-Julian Oscillation (MJO), gelombang Rossby, serta gangguan Low Frequency memengaruhi dinamika atmosfer di Jawa Timur. Selain itu, suhu muka laut yang masih cukup hangat di sekitar Selat Madura turut mendorong pertumbuhan awan konvektif yang berpotensi menimbulkan hujan dengan intensitas sedang hingga lebat,” ungkapnya.

    BMKG Juanda mengimbau masyarakat serta instansi terkait agar lebih waspada terhadap perubahan cuaca mendadak. Wilayah dengan topografi curam, bergunung, dan tebing dianggap paling rawan terdampak bencana hidrometeorologi.

    Risiko yang bisa terjadi antara lain banjir, banjir bandang, tanah longsor, jalan licin, pohon tumbang, serta berkurangnya jarak pandang akibat hujan lebat.

    Taufiq menegaskan pentingnya kewaspadaan dini agar potensi kerugian maupun korban jiwa bisa ditekan.

    “Kami minta masyarakat untuk selalu memantau perkembangan kondisi cuaca terbaru yang kami sampaikan melalui website, media sosial resmi BMKG Juanda, maupun saluran komunikasi 24 jam,” ujarnya.

    Sebagai langkah antisipasi, BMKG Juanda menyediakan layanan informasi cuaca terkini melalui website https://stamet-juanda.bmkg.go.id, kanal media sosial @infobmkgjuanda, serta saluran telepon di nomor (031) 8668989 dan WhatsApp 0895800300011. Informasi peringatan dini juga diperbarui setiap tiga jam agar masyarakat dapat segera mengetahui perkembangan terbaru.

    Dengan adanya peringatan dini ini, BMKG berharap masyarakat Jawa Timur, khususnya di wilayah rawan seperti Magetan dan Ngawi, dapat lebih berhati-hati dalam beraktivitas. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan menjadi kunci untuk mengurangi dampak buruk dari cuaca ekstrem yang diperkirakan akan berlangsung selama sepekan ke depan. [fiq/ian]

  • Satlantas Polres Magetan Raih Dua Penghargaan dari Polda Jatim

    Satlantas Polres Magetan Raih Dua Penghargaan dari Polda Jatim

    Magetan (beritajatim.com) – Satuan Lalu Lintas (Satlantas) Polres Magetan meraih dua penghargaan sekaligus dari Direktorat Lalu Lintas Polda Jawa Timur. Penghargaan tersebut diberikan dalam kegiatan latihan peningkatan kemampuan penyidik kecelakaan lalu lintas yang digelar untuk jajaran Polda Jatim, Selasa (9/9/2025).

    Penghargaan pertama diperoleh atas keberhasilan Satlantas Polres Magetan mengungkap kasus tabrak lari dalam waktu kurang dari 24 jam. Sementara penghargaan kedua diberikan sebagai Juara II dalam kategori penurunan angka kecelakaan lalu lintas periode Triwulan II tahun 2025 untuk Polres tipe C.

    Piagam penghargaan diserahkan langsung oleh Direktur Lalu Lintas Polda Jawa Timur, Kombes Pol Iwan Saktiadi, kepada Kasat Lantas Polres Magetan, AKP Ade Andini.

    Dalam sambutannya, Kombes Pol Iwan Saktiadi menyampaikan bahwa penghargaan tersebut merupakan bentuk apresiasi atas kerja keras jajaran lalu lintas di lapangan.

    “Penghargaan ini bentuk apresiasi atas dedikasi dan kerja nyata di lapangan. Kami ingin seluruh jajaran Satlantas terus berinovasi dan berkomitmen dalam menciptakan lalu lintas yang aman dan tertib,” ujarnya, Rabu (10/9/2025).

    Raihan ini menambah daftar prestasi Satlantas Polres Magetan, setelah sebelumnya juga mendapatkan penghargaan dalam ajang Operasi Lilin dan Operasi Ketupat tingkat Polda Jatim. [fiq/suf]

  • Tampungan Air di Magetan Diklaim Cukup untuk Pertanian

    Tampungan Air di Magetan Diklaim Cukup untuk Pertanian

    Magetan (beritajatim.com) – Kondisi tampungan air di Kabupaten Magetan pada musim kemarau tahun ini masih relatif aman. Kepala Bidang Sumber Daya Air, Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Magetan, Yuli K. Iswahyudi, menjelaskan bahwa sejumlah waduk, embung, dan sumber air masih menyimpan volume cukup untuk kebutuhan irigasi pertanian.

    “Alhamdulillah tahun ini untuk waduk kita masih di elevasi 12 dari top elevasi 14. Telaga Pasir atau Telaga Sarangan kondisinya masih aman, termasuk Waduk Gonggang yang elevasinya juga masih di atas separuh,” terang Yuli, Selasa (9/9/2025).

    Kondisi tersebut membuat ketersediaan air irigasi tetap terjaga, apalagi aktivitas giling Pabrik Gula Josari diperkirakan berhenti pada September atau awal Oktober 2025. Artinya, suplai air bagi petani masih bisa diandalkan hingga masuk musim hujan.

    Sejauh ini, tidak ada laporan gagal panen dari sektor pertanian. Menurut Yuli, faktor cuaca turut mendukung karena hujan masih sempat turun di beberapa wilayah hingga Agustus lalu. “Jadi tahun ini bisa disimpulkan kemarau basah, karena sampai Agustus masih ada curah hujan,” jelasnya.

    Petani pun disebut semakin adaptif dalam memilih komoditas sesuai ketersediaan air. “Kalau air terbatas, mereka tanam palawija. Kalau dekat sumber atau pompa, baru padi. Petani sudah pandai melihat situasi di lapangan,” imbuh Yuli.

    Hingga awal September ini, kondisi embung di Magetan juga masih menyimpan tampungan. Dari data DPUPR, Magetan memiliki sekitar 27 embung dan sumber air, dua waduk besar yaitu Telaga Pasir (Telaga Sarangan) dan Waduk Gonggang, 108 sumur dalam, serta 169 bendung irigasi. Total lahan pertanian yang mendapat irigasi di Magetan mencapai 27.000 hektar.

    Meski dalam sepekan terakhir cuaca cenderung panas tanpa hujan, pihaknya memastikan cadangan air masih cukup untuk menopang kebutuhan pertanian hingga panen.

    “Informasi dari teman-teman UPTD, tampungan-tampungan kita masih ada semua. Hanya mulai menyusut sedikit, tapi masih mencukupi,” pungkas Yuli. [fiq/suf]

  • Segini Besaran Tunjangan Perumahan DPRD Magetan Sesuai Perbup 41/2021

    Segini Besaran Tunjangan Perumahan DPRD Magetan Sesuai Perbup 41/2021

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten Magetan resmi menetapkan besaran tunjangan perumahan bagi pimpinan dan anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) melalui Peraturan Bupati (Perbup) Magetan Nomor 41 Tahun 2021.

    Aturan tersebut ditetapkan Bupati Suprawoto pada 19 Agustus 2021 dan diundangkan dalam Berita Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2021 Nomor 41.

    Dalam regulasi ini, besaran tunjangan perumahan ditetapkan berbeda sesuai posisi pimpinan dewan. Ketua DPRD menerima tunjangan sebesar Rp23,1 juta per bulan, wakil ketua Rp16,9 juta per bulan, dan anggota DPRD Rp11,1 juta per bulan.

    Kebijakan tersebut diterbitkan karena pemerintah daerah hingga kini belum dapat menyediakan rumah dinas bagi pimpinan maupun anggota DPRD.

    Sebagai gantinya, sesuai amanat Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 6 Tahun 2017 tentang Hak Keuangan dan Administratif Pimpinan dan Anggota DPRD, diberikan fasilitas berupa tunjangan perumahan.

    Selain itu, aturan ini sekaligus mencabut Perbup Magetan Nomor 75 Tahun 2019 tentang besaran tunjangan perumahan DPRD.

    Dengan demikian, sejak Peraturan Daerah tentang Perubahan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD-P) Tahun Anggaran 2021 diundangkan, Perbup Nomor 41 Tahun 2021 menjadi dasar hukum pemberian tunjangan.

    Tunjangan yang diterima para pimpinan dan anggota dewan tetap dikenakan pajak sesuai peraturan perundang-undangan. Perbup ini diharapkan mampu memberikan kepastian hukum serta mendukung kelancaran tugas DPRD Kabupaten Magetan dalam melaksanakan fungsi legislatif, pengawasan, dan penganggaran.

    Perbup ini ditandatangani Bupati Magetan Suprawoto pada 19 Agustus 2021 lalu. [fiq/ted]

  • F-16 Skadron Udara 3 Terbang ke Pekanbaru untuk Ikuti Latihan Cope West 2025

    F-16 Skadron Udara 3 Terbang ke Pekanbaru untuk Ikuti Latihan Cope West 2025

    Magetan (beritajatim.com) – Satu flight pesawat tempur F-16 Fighting Falcon dari Skadron Udara 3 Lanud Iswahjudi lepas landas menuju Lanud Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Sabtu (6/9/2025). Penerbangan ferry flight tersebut dilaksanakan untuk mengikuti latihan bersama Cope West 2025.

    Latihan Cope West merupakan agenda rutin setiap tahun yang mempertemukan TNI Angkatan Udara dengan United States Pacific Air Force (US PACAF). Fokus utama latihan bilateral ini adalah meningkatkan profesionalitas, kemampuan tempur, serta memperkuat kerja sama strategis kedua angkatan udara dalam menjaga stabilitas kawasan.

    Keberangkatan pesawat F-16 dilepas langsung oleh Komandan Lanud Iswahjudi, Marsma TNI Muchtadi Anjar Legowo, didampingi jajaran pejabat Lanud. Ia menegaskan, partisipasi Skadron Udara 3 menjadi bukti kesiapan dan dedikasi TNI AU dalam mendukung pertahanan udara nasional.

    Dalam pelaksanaannya, para penerbang F-16 akan berkolaborasi dengan jet tempur F-15 milik US PACAF. Skenario latihan meliputi manuver udara, pertempuran udara jarak dekat (dogfight), hingga operasi gabungan.

    Melalui keterlibatan Skadron Udara 3, TNI AU berharap kemampuan tempur para penerbang semakin terasah sekaligus memperkuat komitmen kerja sama internasional yang adaptif, profesional, dan modern. [fiq/suf]

  • Tekan Kebocoran Retribusi, Pemkot Magetan Segera Wujudkan E-Ticketing di Telaga Sarangan

    Tekan Kebocoran Retribusi, Pemkot Magetan Segera Wujudkan E-Ticketing di Telaga Sarangan

    Magetan (beritajatim.com) – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Magetan menargetkan penerapan sistem e-ticketing di kawasan wisata Telaga Sarangan mulai tahun ini. Langkah ini dinilai penting untuk meningkatkan transparansi, efisiensi, sekaligus meminimalisasi praktik kebocoran retribusi.

    Pj Sekda Magetan, Muhtar Wahid, mengungkapkan wacana penerapan e-ticketing sebenarnya sudah lama digagas. Namun, baru tahun ini rencana tersebut dipastikan segera direalisasikan. “E-ticketing Sarangan itu sebenarnya sudah lama direncanakan. Nanti akan diwujudkan dalam bentuk portal elektronik di pintu masuk kawasan wisata,” ujarnya, Senin (8/9/2025).

    Menurut Muhtar, Pemkab Magetan telah melakukan sosialisasi kepada masyarakat sehingga kini tinggal menunggu tahap pelaksanaan dan pengadaan sarana-prasarana. Pembangunan portal dan peralatan pendukung akan menggunakan anggaran pemerintah daerah.

    Dengan sistem e-ticketing, pembayaran tiket masuk akan lebih efisien karena tidak lagi sepenuhnya bergantung pada petugas manual. “Kalau komunikasi dengan mesin kan lebih jujur. Mesin itu kalau tidak ya tidak. Kalau manusia kan bisa saja digoda,” kata Muhtar.

    Pemkab juga menyiapkan mekanisme khusus bagi warga lokal yang tinggal dan beraktivitas di sekitar Telaga Sarangan agar tidak terbebani biaya tiket berulang. Skema tersebut akan menggunakan kartu khusus seperti yang diterapkan di kawasan wisata Kebun Refugia, Plaosan.

    “Nanti warga Sarangan bisa mendapatkan kartu khusus. Jadi ketika keluar masuk tidak harus bayar berkali-kali. Tetapi, kartu ini juga harus dijaga jangan sampai disalahgunakan atau bocor ke orang lain,” tegasnya.

    Muhtar berharap penerapan e-ticketing di Sarangan tidak hanya memperbaiki sistem pengelolaan retribusi, tetapi juga memberi kenyamanan lebih bagi wisatawan maupun masyarakat sekitar. [fiq/beq]