kab/kota: Magetan

  • DPRD Magetan Desak Bupati Segera Lakukan Penyegaran OPD

    DPRD Magetan Desak Bupati Segera Lakukan Penyegaran OPD

    Magetan (beritajatim.com) – Komisi A DPRD Magetan mendorong Bupati Magetan untuk segera melakukan penyegaran di sejumlah Organisasi Perangkat Daerah (OPD). Langkah ini dinilai penting guna meningkatkan kinerja birokrasi daerah yang dinamis dan adaptif terhadap tantangan baru.

    Sekretaris Komisi A DPRD Magetan, Didik Haryono, mengungkapkan bahwa masih ada beberapa jabatan kepala OPD yang kosong, sementara sebagian pejabat lainnya sudah lebih dari lima tahun tidak mengalami rotasi jabatan.

    “Dalam organisasi, penyegaran itu penting. Pejabat yang lebih dari lima tahun tidak dimutasi justru tidak bagus untuk ritme kerja birokrasi. Karena itu, perlu segera dilakukan penyegaran,” ujarnya, Selasa (15/10/2025).

    Selain rotasi jabatan, Didik juga menekankan pentingnya regenerasi kepemimpinan di lingkungan Pemkab Magetan. Ia meminta agar bupati menyiapkan sumber daya manusia (SDM) yang kompeten untuk mengelola dan memimpin setiap OPD ke depan.

    “Tantangan ke depan semakin berat. Dana transfer dari pusat saja berkurang Rp156 miliar. Dampaknya pasti akan terasa di masyarakat. Maka dibutuhkan SDM yang benar-benar mumpuni untuk menjalankan roda pemerintahan daerah,” tambahnya.

    Menurutnya, posisi Sekretaris Daerah (Sekda) memang berperan sebagai koordinator, namun peran vital justru ada di masing-masing OPD yang menjadi ujung tombak pelayanan publik.

    > “Sekda tinggal menunggu pelantikan saja. Karena itu, kami berharap Bupati segera melakukan langkah penyegaran dan menyiapkan regenerasi di level OPD,” pungkas Didik.

    Diketahui, sejumlah jabatan yang saat ini masih kosong di lingkungan Pemkab Magetan antara lain Inspektur Inspektorat, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bangpol) dan Kepala Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak (DPPPKBPPPA). Serta, sejumlah camat dan kepala bidang di sejumlah OPD.

    Belum lagi, ada sejumlah kepala OPD yang menjabat lebih dari lima tahun. Diantaranya, Suwata, Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga, Suwata; Kepala Badan Kepegawaian dan Pengembangan SDM, Masruri; Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanana Terpadu Satu Pintu, Sunarti Condrowati; Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik, Chanif Tri Wahyudi; dan Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, Eko Muryanto. [fiq/beq]

  • Pelaku Vandalisme Kantor PDIP Magetan Teridentifikasi, Polisi Sebut Alami Gangguan Jiwa

    Pelaku Vandalisme Kantor PDIP Magetan Teridentifikasi, Polisi Sebut Alami Gangguan Jiwa

    Magetan (beritajatim.com) — Polisi akhirnya mengidentifikasi terduga pelaku vandalisme di Kantor DPC PDI Perjuangan Magetan yang berlokasi di Jalan Raya Magetan–Madiun, Desa Bibis, Kecamatan Sukomoro. Pelaku diketahui berinisial HY (47), warga Desa Tinap, Kecamatan Sukomoro, Kabupaten Magetan.

    Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa menjelaskan, HY merupakan orang dengan gangguan jiwa (ODGJ). Hal tersebut diperkuat dengan rekam medis dari RSUD dr. Sayidiman Magetan, yang menunjukkan bahwa HY tercatat sebagai pasien Poli Psikiatri/Jiwa di rumah sakit tersebut.

    “Pelaku merupakan ODGJ. Pihak partai politik sudah melapor pada kami, dan saat ini laporan sudah dicabut oleh Sekretaris DPC PDIP Magetan, Bapak Sujatno,” terang Erik kepada beritajatim.com, Senin (13/10/2025).

    Namun, pernyataan tersebut berbeda dengan penjelasan Sekretaris DPC PDIP Magetan, Sujatno, yang mengaku laporan belum dicabut.

    “Belum,” ujarnya singkat saat dikonfirmasi mengenai laporan dugaan perusakan kantor partai yang dilayangkan pada Minggu (12/10/2025) malam sekitar pukul 22.00 WIB.

    Dari hasil penelusuran, HY diduga melakukan perusakan dengan melempar batu ke arah kantor, menyebabkan plang nama partai berlubang serta pagar bagian depan mengalami kerusakan.

    Kasus ini bukan pertama kalinya. Sebelunya, HY membuat heboh public pada 2023, saat ia sempat viral karena mencabuti dan membakar bendera sejumlah partai politik yang terpasang di kawasan Tugu Taman Simpang Tiga Maospati.

    Aksi itu terjadi menjelang masa kampanye Pemilu 2024, hingga akhirnya HY diamankan petugas dari Pos Lantas Maospati dan dikembalikan ke keluarga setelah dipastikan mengalami gangguan kejiwaan. [fiq/beq]

  • BMKG Prediksi Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Senin 13 Oktober 2025: Cerah di Pagi, Berawan Jelang Sore

    BMKG Prediksi Cuaca Ngawi, Magetan, dan Ponorogo Senin 13 Oktober 2025: Cerah di Pagi, Berawan Jelang Sore

    Surabaya (beritajatim.com) – Cuaca di wilayah barat Jawa Timur tampaknya akan berjalan cukup bersahabat hari ini, Senin (13/10/2025). Berdasarkan informasi dari BMKG Juanda, prakirawan Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa Ngawi, Magetan, dan Ponorogo akan mengalami cuaca cerah di pagi hari dan berubah berawan pada siang hingga sore.

    Untuk wilayah Ngawi, Oky menjelaskan bahwa cuaca cerah akan berlangsung sejak pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Memasuki siang hari, tepatnya pukul 12.00 WIB, kondisi langit akan berubah menjadi cerah berawan, kemudian berawan penuh pada sore hari.

    “Menjelang malam, langit Ngawi kembali tampak cerah,” ujar Oky.

    Adapun suhu udara di wilayah ini berkisar antara 24–35 derajat Celcius, dengan kelembapan 43–96 persen, serta angin berhembus dari arah utara dengan kecepatan sekitar 11,6 km/jam.

    Berpindah ke Magetan, pola cuaca yang terjadi tidak jauh berbeda. Sejak pagi hingga menjelang siang, langit terlihat cukup bersih, namun pada pukul 12.00 WIB, awan mulai menutupi sebagian besar wilayah tersebut.

    Suhu udara di Magetan diperkirakan berada di kisaran 22–32 derajat Celcius, dengan kelembapan antara 48–90 persen, dan angin bertiup dari tenggara sekitar 8,9 km/jam.

    Sementara itu, Ponorogo juga akan mengalami cuaca cerah pada pagi hari hingga pukul 09.00 WIB. Lalu pada siang hingga sore, langit diperkirakan berawan, dan malam harinya akan cerah sebagian sekitar pukul 21.00 WIB.

    “Suhu di wilayah ini diprediksi mencapai 24–33 derajat Celcius ya, kalau untuk kelembapannya sekitar 48–96 persen,” tambah Oky.

    Oky mengingatkan masyarakat agar tetap memperhatikan perkembangan cuaca, terutama bagi mereka yang beraktivitas di luar ruangan.

    “Meskipun sebagian besar wilayah diprediksi cerah, perubahan cuaca bisa saja terjadi. Jadi, ada baiknya tetap membawa perlengkapan seperti topi atau payung kecil,” jelasnya.

    Secara umum, cuaca di tiga wilayah tersebut diperkirakan cukup mendukung berbagai kegiatan masyarakat. BMKG mengimbau warga untuk tetap memantau pembaruan prakiraan cuaca agar bisa menyesuaikan aktivitas dengan kondisi terkini.[mnd/aje]

  • Perusakan Kantor PDIP Magetan, Diana Sasa Sebut Pelaku Pengecut

    Perusakan Kantor PDIP Magetan, Diana Sasa Sebut Pelaku Pengecut

    Magetan (beritajatim.com) – Aksi vandalisme yang menimpa Kantor DPC PDI Perjuangan Magetan di Jalan Magetan–Maospati, tepatnya di Desa Bibis, Kecamatan Sukomoro, menuai kecaman keras dari kader partai.

    Salah satunya datang dari kader muda PDI Perjuangan, Diana Amaliyah Verawatiningsih, yang menilai tindakan tersebut bukan sekadar perusakan fasilitas, tetapi juga serangan terhadap marwah partai dan semangat perjuangan rakyat.

    “Sebagai kader PDI Perjuangan, saya mengecam dengan tegas tindakan vandalisme yang dilakukan oleh pihak tak dikenal terhadap Kantor DPC PDI Perjuangan Magetan. Tindakan tersebut bukan hanya bentuk perusakan fasilitas, tetapi juga serangan terhadap marwah partai yang selama ini berdiri kokoh di atas nilai-nilai ideologi, gotong royong, dan perjuangan untuk rakyat,” tegas wanita yang akrab disapa Diana Sasa itu, Minggu (12/10/2025).

    Menurutnya, tindakan tersebut merupakan perbuatan pengecut dan tidak beradab, karena dilakukan oleh pihak yang tidak memiliki keberanian menyampaikan perbedaan pendapat secara terbuka dan santun. Ia menilai, demokrasi seharusnya menjadi ruang bagi siapa pun untuk beradu gagasan, bukan melampiaskan kebencian dengan cara-cara destruktif.

    “PDI Perjuangan adalah partai yang lahir dari rahim rakyat dan dibesarkan oleh kerja nyata kader di lapangan. Karena itu, serangan terhadap kantor partai adalah serangan terhadap semangat juang rakyat yang kami wakili,” imbuhnya.

    Diana juga menyampaikan keyakinannya bahwa aparat penegak hukum akan bertindak cepat dan tegas mengusut pelaku serta motif di balik aksi tersebut. Meski begitu, ia menyerukan kepada seluruh kader dan simpatisan agar tetap tenang dan tidak terprovokasi.

    “Marwah partai justru akan terjaga ketika kita merespons dengan kepala dingin, disiplin, dan keyakinan bahwa kebenaran ada di pihak kita,” ujarnya.

    Ia menegaskan, PDI Perjuangan tidak akan gentar menghadapi tekanan maupun teror dalam bentuk apa pun. Sejarah panjang perjuangan partai, kata Diana, telah menempa kader untuk tetap berdiri tegak memperjuangkan kebenaran, keadilan, dan kepentingan rakyat.

    “PDI Perjuangan tidak akan surut satu langkah pun dalam menjaga persatuan, kedaulatan, dan kehormatan bangsa,” pungkasnya. [fiq/but]

  • Daya Beli Warga Magetan Turun, BPS Catat Pengeluaran Per Kapita 2024 Merosot 3,57 Persen

    Daya Beli Warga Magetan Turun, BPS Catat Pengeluaran Per Kapita 2024 Merosot 3,57 Persen

    Magetan (beritajatim.com) – Tingkat kesejahteraan masyarakat Kabupaten Magetan kembali menjadi perhatian setelah Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data terbaru dalam Statistik Daerah Kabupaten Magetan 2025 Volume 15.

    Berdasarkan hasil Survei Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) 2024, rata-rata pengeluaran per kapita per bulan masyarakat Magetan mengalami penurunan dibandingkan tahun sebelumnya.

    Kepala BPS Kabupaten Magetan, Mohamad Samsodin, menjelaskan bahwa tren pengeluaran masyarakat dalam tiga tahun terakhir menunjukkan dinamika yang cukup menarik.

    “Selama periode 2022 hingga 2024, pengeluaran per kapita sempat meningkat pada 2023, namun kembali turun di tahun 2024,” ungkap Samsodin, Sabtu (11/10/2025).

    Menurutnya, penurunan itu tercermin dari total pengeluaran per kapita per bulan yang pada 2024 tercatat sebesar Rp1.135.005, menurun 3,57 persen dibandingkan tahun 2023 yang mencapai Rp1.177.474.

    “Angka ini menunjukkan adanya perlambatan daya beli masyarakat, meskipun secara umum kondisi ekonomi masih stabil,” tambahnya.

    Meski demikian, pengeluaran untuk kebutuhan makanan justru mengalami kenaikan. Data BPS mencatat, rata-rata pengeluaran makanan naik dari Rp564.058 per kapita pada 2023 menjadi Rp569.804 di tahun 2024 atau meningkat sekitar 0,91 persen.

    “Kenaikan ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengeluaran masyarakat masih difokuskan pada kebutuhan pokok, terutama bahan pangan,” jelas Samsodin.

    Sebaliknya, pengeluaran non makanan mengalami penurunan cukup signifikan dari Rp613.417 menjadi Rp565.201 atau turun 7,83 persen dalam periode yang sama.

    BPS Magetan juga mencatat bahwa struktur pengeluaran masyarakat kini terbagi hampir seimbang antara kebutuhan makanan dan non makanan, dengan proporsi masing-masing 50,20 persen dan 49,80 persen.

    Dari total pengeluaran non makanan, sekitar 22,60 persen dialokasikan untuk perumahan dan fasilitas rumah tangga. Adapun porsi pengeluaran terkecil digunakan untuk pakaian, alas kaki, dan tutup kepala yang hanya mencapai 2,10 persen.

    Samsodin menilai bahwa meski ada penurunan pengeluaran total, tren jangka panjang sejak 2022 masih menunjukkan pemulihan ekonomi pasca pandemi COVID-19.

    “Kita memang melihat fluktuasi, tetapi jika dilihat dalam konteks pemulihan pasca pandemi, masyarakat Magetan sebenarnya sudah mulai stabil. Hanya saja, daya beli masih perlu terus diperkuat agar kesejahteraan ekonomi bisa tumbuh lebih merata,” ujarnya.

    Menurutnya, tantangan ke depan adalah menjaga agar peningkatan pengeluaran masyarakat tidak hanya didominasi kebutuhan makanan, tetapi juga diimbangi peningkatan konsumsi non makanan yang mencerminkan perbaikan kualitas hidup.

    “Kita berharap ke depan pendapatan masyarakat bisa meningkat, sehingga proporsi pengeluaran untuk pendidikan, kesehatan, dan rekreasi juga ikut naik,” pungkasnya. [fiq/ian]

  • Magetan Bangun Pasar Hewan Modern Trosono Rp3,5 Miliar, Siap Beroperasi 2026

    Magetan Bangun Pasar Hewan Modern Trosono Rp3,5 Miliar, Siap Beroperasi 2026

    Magetan (beritajatim.com) — Pemerintah Kabupaten Magetan menyiapkan pembangunan Pasar Hewan Modern Trosono pada tahun 2026. Pembangunan pasar ini akan dibiayai melalui APBD 2026 dengan nilai anggaran sekitar Rp3,5 miliar.

    Kepala Bidang Pasar Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Magetan, Kiki Indriyani, mengatakan bahwa proses kerja sama dengan Pemerintah Desa Trosono telah disepakati.

    “Kami sudah melakukan MoU dengan Pemerintah Desa Trosono pada tanggal 2 Oktober 2025 kemarin. Tahap awalnya, kami sudah menganggarkan pengadaan langsung untuk pemadatan lahan serta pembangunan akses jalan dan jembatan menuju lokasi,” jelasnya.

    Menurut Kiki, pembangunan pasar akan dilakukan secara sekaligus, bukan bertahap. Hal ini menyesuaikan dengan rencana relokasi pasar hewan yang saat ini masih berada di kawasan sirkuit Magetan.

    “Karena lokasi di dekat sirkuit harus kami bongkar, maka pasar hewan akan dialihkan ke Trosono. Pembangunannya dilakukan sekaligus agar dapat langsung difungsikan,” ujarnya.

    Pasar hewan tersebut dirancang sebagai pasar hewan modern dengan standar fasilitas baru yang belum tersedia di pasar hewan lainnya.

    “Namanya juga pasar hewan modern, jadi kami lengkapi dengan fasilitas pengolahan limbah, fasilitas umum, serta timbangan hewan terstandarisasi,” ungkap Kiki.

    Selain itu, di dalam masterplan juga disediakan fasilitas penitipan atau penginapan hewan bagi pedagang dan pembeli dari luar daerah. “Pasar hewan ini banyak dikunjungi dari luar kota. Kadang pengiriman hewan ke luar Jawa perlu waktu dan pemeriksaan kesehatan, jadi kami sediakan tempat penitipan sebelum dikirim,” jelasnya.

    Dengan luas lahan sekitar 5.000 meter persegi, pemerintah berharap pasar baru ini dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah (PAD). “Selama ini PAD dari pasar hewan hanya sekitar Rp15 juta hingga Rp20 juta per tahun. Mudah-mudahan dengan konsep baru ini bisa meningkat,” kata Kiki menutup penjelasannya. [fiq/kun]

  • Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Fenomena Hari Tanpa Bayangan di Jatim Terjadi 10-14 Oktober, Begini Penjelasan dan Jadwal

    Surabaya (beritajatim.com) – Fenomena kulminasi atau yang populer disebut ‘hari tanpa bayangan’ diprediksi akan melanda sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 hingga 14 Oktober 2025.

    Peristiwa unik ini terjadi karena posisi Matahari berada tepat di atas kepala pengamat, atau di titik zenit.

    Secara ilmiah, kulminasi utama terjadi tepat ketika nilai deklinasi Matahari sama dengan nilai lintang pengamat.

    Deklinasi adalah sudut antara garis khatulistiwa dengan benda langit, sementara lintang pengamat menunjukkan posisi geografis pengamat di Bumi. Kesamaan nilai sudut ini adalah syarat utama terjadinya fenomena ‘hari tanpa bayangan’.

    Ketika syarat tersebut terpenuhi, Matahari akan berada tepat di atas pengamat. Akibatnya, bayangan dari benda tegak, seperti tiang atau tugu, akan terlihat ‘menghilang’. Ini terjadi karena bayangan tersebut jatuh tepat di bawah benda dan bertumpuk dengannya. Inilah alasan mengapa hari kulminasi utama juga dikenal sebagai ‘hari tanpa bayangan’.

    Sementara, dampak yang mungkin dirasakan saat terjadi kulminasi adalah cuaca terasa lebih terik dari biasanya.

    Menurut Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Juanda, Bhilda Maulida, fenomena kulminasi akan memiliki pengaruh langsung pada suhu udara. Hal ini berpotensi membuat cuaca yang dirasakan menjadi semakin terik.

    “Saat kulminasi, apabila kondisi cuaca cerah dan tutupan awan sedikit, panas matahari akan langsung masuk ke permukaan bumi tanpa hambatan,” ujar Bhilda, Jumat (10/10/2025).

    ​Namun, Bhilda menambahkan, dampak sebaliknya juga bisa terjadi. Pemanasan matahari tidak akan maksimal atau terasa menyengat apabila terdapat banyak tutupan awan atau kondisi cuaca lain yang menghalangi sinar matahari, seperti hujan.

    ​Mengingat potensi cuaca terik saat kulminasi dengan kondisi cerah, BMKG menyampaikan sejumlah imbauan kepada masyarakat. Salah satunya adalah dengan menghindari paparan sinar matahari secara langsung.

    ​”Karena intensitas radiasi matahari dan sinar UV sangat tinggi, maka akan memiliki dampak buruk bagi kulit” imbau Bhilda.

    ​Selain itu, Bhilda juga mengimbau masyarakat untuk memenuhi kebutuhan air minum harian yang cukup. Minum air yang cukup sangat penting untuk mencegah dehidrasi, terutama saat cuaca benar-benar terasa terik.

    ​Imbauan serupa juga berlaku bagi masyarakat yang ingin menyaksikan fenomena hari tanpa bayangan. Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan saat mengamati momen langka ini.

    ​”Jika ingin mengamati fenomena tanpa bayangan di luar ruangan pada detik-detik kulminasi, sebaiknya gunakan tabir surya atau pakaian, payung, dan topi yang dapat melindungi kulit dari panas matahari,” tutup Bhilda. (rma/ted)

    *Berikut jadwal hari tanpa bayangan yang terjadi di sejumlah wilayah di Jawa Timur mulai tanggal 10 – 14 Oktober 2025:*

    • 10 Oktober 2025

    – Tuban 11.18 WIB

    • 11 Oktober 2025

    – Sumenep 11.11 WIB
    – Pamekasan 11.12 WIB
    – Sampang 11.13 WIB
    – Bangkalan 11.15 WIB
    – Gresik 11.16 WIB
    – Lamongan 11.17 WIB
    – Bojonegoro 11.19 WIB

    • 12 Oktober 2025

    – Pasuruan 11.14 WIB
    – Bangil 11.15.22 WIB
    – Sidoarjo 11.15 WIB
    – Surabaya 11.15 WIB
    – Mojosari 11.16 WIB
    – Mojokerto 11.16 WIB
    – Jombang 11.17 WIB
    – Nganjuk 11.18 WIB
    – Caruban 11.19 WIB
    – Madiun 11.20 WIB
    – Ngawi 11.20 WIB
    – Magetan 11.21 WIB

    • 13 Oktober 2025

    – Situbondo 11.10 WIB
    – Bondowoso 11.10 WIB
    – Kraksaan 11.12 WIB
    – Probolinggo 11.13 WIB
    – Malang 11.15 WIB
    – Batu 11.16 WIB
    – Ngasem 11.18 WIB
    – Kediri 11.18 WIB
    – Ponorogo 11.20 WIB

    • 14 Oktober 2025

    – Banyuwangi 11.08 WIB
    – Jember 11.11 WIB
    – Lumajang 11.13 WIB
    – Kepanjen 11.15 WIB
    – Kanigoro 11.17 WIB
    – Blitar 11.17 WIB
    – Tulungagung 11.18 WIB
    – Trenggalek 11.19 WIB
    – Pacitan 11.21 WIB.

  • Kecelakaan Libatkan Pedangdut Cantika Davinca di Magetan Naik ke Penyidikan

    Kecelakaan Libatkan Pedangdut Cantika Davinca di Magetan Naik ke Penyidikan

    Magetan (beritajatim.com) – Kepolisian Resor (Polres) Magetan masih melakukan penyidikan atas kecelakaan lalu lintas yang melibatkan penyanyi dangdut Cantika Davinca, yang sempat viral di media sosial.

    Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, menyebut pihaknya telah memeriksa sejumlah saksi termasuk sang penyanyi dan penumpang yang ada di kendaraan tersebut.

    “Untuk laka lantas yang melibatkan penyanyi inisial C, kita saat ini sampai pada tahap proses penyidikan. Kita sudah memeriksa saksi-saksi termasuk yang bersangkutan, penumpang, dan masyarakat di lokasi kejadian. Nantinya akan membuat terang-benderang konstruksi perkara seperti apa dan bagaimana yang sebenarnya terjadi,” jelas Kapolres, Rabu (8/10/2025).

    Ia menegaskan, hasil penyidikan akan disampaikan setelah seluruh proses pemeriksaan rampung. Meski demikian, pihak kepolisian bergerak cepat untuk memastikan keluarga korban mendapat perhatian dan santunan dari Jasa Raharja dalam waktu kurang dari 24 jam setelah peristiwa.

    “Kita langsung memberikan bantuan kepada keluarga korban agar bisa sedikit meringankan beban mereka. Tadi juga kita lihat bersama, keluarga korban masih dalam kondisi berduka,” ujarnya.

    Kapolres turut menyampaikan doa agar korban meninggal dunia mendapat tempat terbaik. Ia juga menekankan pentingnya peran orang tua dalam mengawasi anak-anak di bawah umur agar tidak mengendarai kendaraan bermotor, terutama yang belum memiliki Surat Izin Mengemudi (SIM).

    “Ini menjadi pelajaran bersama. Jangan sampai anak di bawah umur mengendarai kendaraan tanpa kompetensi dan izin, karena risikonya bukan hanya bagi dirinya, tapi juga membawa duka bagi keluarga,” ungkap Erik.

    Terkait pengemudi mobil yang terlibat dalam kecelakaan, Kapolres memastikan pemeriksaan juga telah dilakukan. Namun pihaknya menegaskan tidak ingin terburu-buru dalam menetapkan tersangka.

    “Kita melaksanakan penyidikan secara ilmiah agar tidak salah dalam penetapan tersangka,” tambahnya.

    Selain faktor pengendara, polisi juga menyoroti minimnya penerangan jalan di lokasi kejadian yang diduga turut memperburuk situasi saat peristiwa berlangsung.

    “Penerangan jalan sangat minim. Bahkan kendaraan roda dua yang terlibat juga tidak menyalakan lampu. Ini menjadi perhatian kami, karena bisa jadi menjadi salah satu faktor penyebab kecelakaan,” tutup Kapolres. [fiq/ian]

  • Ketua DPRD dan Kapolres Magetan Kecewa, Dinas ESDM Jatim Absen dalam Rapat Mitigasi Tambang

    Ketua DPRD dan Kapolres Magetan Kecewa, Dinas ESDM Jatim Absen dalam Rapat Mitigasi Tambang

    Magetan (beritajatim.com) — Ketua DPRD Magetan, Suratno, mengungkapkan kekecewaannya terhadap Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Provinsi Jawa Timur yang tidak hadir dalam Rapat Sinergitas Forkopimda dan Lintas Sektor Terkait Mitigasi Aktivitas Tambang, pasca kejadian longsor di area tambang Desa Trosono, Kecamatan Parang.

    Rapat tersebut digelar di Pendapa Surya Graha pada Selasa (7/10/2025) pukul 09.00 WIB. Hingga rapat selesai yakni pukul 11.30 WIB, tak ada pejabat Dinas ESDM Pemprov Jatim yang hadir.

    Suratno menilai, kehadiran ESDM provinsi sangat penting untuk mencari solusi bersama dan memastikan pengawasan terhadap tambang-tambang di Magetan berjalan sesuai aturan.

    “Sebetulnya kami berharap dari ESDM provinsi itu hadir. Kan kumpulnya silaturahim dengan penambang, pemerintah daerah, lintas sektoral ini untuk menemukan titik temu kebersamaan. Perencanaan penambangnya harus seperti apa, alat pengaman kerja bagaimana, semua sudah kami sampaikan,” ujarnya.

    Dalam forum tersebut, Ketua DPRD juga menyoroti lemahnya pengawasan tambang di daerah. Ia menyebut jumlah inspektur tambang di Magetan hanya enam orang dan sebagian besar sudah lanjut usia. “Kurang, ya. Kita sampaikan ke provinsi agar ini jadi atensi bersama,” tegasnya.

    Suratno menambahkan, Pemkab Magetan memerlukan regulasi yang lebih tegas untuk mendorong efek jera bagi penambang yang tidak taat prosedur. Ia juga mengingatkan agar pengelolaan tambang memberikan kontribusi nyata bagi daerah. “Dari 10 penambang, kontribusinya hanya sekitar Rp700 juta. Itu pun sifatnya sukarela, bukan aturan. Padahal satu lokasi tambang bisa mengirim ratusan truk setiap hari,” katanya.

    Sementara itu, Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa juga menyampaikan kekecewaan serupa. Menurutnya, undangan kepada Dinas ESDM Provinsi sudah dikirim dan bahkan disampaikan langsung kepada kepala dinas saat kunjungan Gubernur Jatim. Namun, hingga rapat berlangsung, tidak ada satu pun perwakilan yang hadir.

    “Kami ingin melaksanakan rapat koordinasi terkait pengelolaan tambang di wilayah Magetan. Semua Forkopimda hadir, tapi dari ESDM provinsi tidak ada. Padahal perizinan seluruhnya ada di provinsi, bukan kabupaten,” ujar Erik.

    Ia menegaskan bahwa rapat ini bertujuan memperkuat sinergitas antarinstansi agar kejadian longsor serupa tidak terulang. “Kami sudah tegas, kalau ada penyimpangan pertambangan di wilayah Magetan, akan kami tindak. Semua berizin, tapi kalau melanggar SOP, tetap kami proses,” tegasnya.

    Erik juga menekankan bahwa kejadian di Trosono dikategorikan sebagai bencana, namun penanganannya tetap menunggu hasil audit investigasi dari tim ESDM provinsi. “Yang paling bisa memberikan hasil regulasi dan audit adalah tim dari provinsi. Kami tunggu hasilnya,” ujarnya.

    Baik Ketua DPRD maupun Kapolres Magetan berharap Pemerintah Provinsi Jawa Timur segera merespons dan hadir dalam forum lanjutan guna membahas tata kelola pertambangan yang lebih aman dan sesuai regulasi. [fiq/ted]

  • Pengeluaran Kurang dari Rp470 Ribu per Bulan di Magetan Baru Dikategorikan Miskin

    Pengeluaran Kurang dari Rp470 Ribu per Bulan di Magetan Baru Dikategorikan Miskin

    Magetan (beritajatim.com) – Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Magetan mencatat garis kemiskinan di wilayah setempat pada Maret 2025 naik menjadi Rp470.409 per kapita per bulan. Angka ini meningkat sebesar Rp15.290 atau 3,36 persen dibandingkan Maret 2024 yang sebesar Rp455.119.

    Dengan rata-rata rumah tangga miskin terdiri dari 4 hingga 5 anggota keluarga, maka garis kemiskinan per rumah tangga di Magetan mencapai sekitar Rp2,11 juta per bulan. Data ini berdasar berita statistik yang dirilis pada September 2025.

    Meski garis kemiskinan meningkat, BPS juga melaporkan bahwa persentase penduduk miskin justru mengalami penurunan. Pada Maret 2025, persentase penduduk miskin tercatat sebesar 9,14 persen, turun 0,18 persen poin dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 9,32 persen. Secara absolut, jumlah penduduk miskin di Magetan mencapai 58,38 ribu jiwa, berkurang sekitar 1,13 ribu orang dibandingkan tahun lalu.

    Kepala BPS Kabupaten Magetan menegaskan bahwa penurunan ini merupakan capaian positif meski garis kemiskinan meningkat. “Naiknya garis kemiskinan menunjukkan adanya kenaikan harga kebutuhan dasar, baik makanan maupun non-makanan. Namun di sisi lain, penurunan jumlah dan persentase penduduk miskin menjadi bukti bahwa daya beli masyarakat perlahan membaik,” ujarnya.

    BPS juga mencatat Indeks Kedalaman Kemiskinan (P1) di Magetan pada Maret 2025 turun menjadi 0,74 dari sebelumnya 1,09, sedangkan Indeks Keparahan Kemiskinan (P2) juga menurun dari 0,20 menjadi 0,12. Kondisi ini mengindikasikan bahwa rata-rata pengeluaran penduduk miskin semakin mendekati garis kemiskinan, serta kesenjangan pengeluaran antarpenduduk miskin semakin kecil.

    Tren jangka panjang menunjukkan bahwa sejak 2012 kemiskinan di Magetan terus mengalami penurunan. Pada 2012, jumlah penduduk miskin mencapai 71,60 ribu jiwa atau 11,46 persen. Angka itu perlahan turun menjadi 58,38 ribu jiwa atau 9,14 persen pada 2025, meski sempat melonjak pada 2013 akibat kenaikan harga BBM dan pada 2020–2021 ketika pandemi Covid-19 melanda.

    Dalam konteks Jawa Timur, persentase penduduk miskin di Magetan pada Maret 2025 menempati peringkat ke-21 dan masih berada di bawah rata-rata provinsi. Hal ini menempatkan Magetan sebagai salah satu daerah dengan jumlah penduduk miskin relatif lebih rendah dibandingkan kabupaten besar lain di Jawa Timur.

    BPS Magetan menambahkan bahwa keberlanjutan program pemerintah sangat diperlukan agar penurunan angka kemiskinan terus terjaga. Sinergi antara pemerintah daerah, pusat, dan masyarakat bisa terus diperkuat. Kenaikan garis kemiskinan menjadi tantangan, tetapi dengan upaya bersama, kita bisa menjaga agar jumlah penduduk miskin tidak kembali meningkat. [fiq/aje]