kab/kota: Magetan

  • KAI Daop Madiun inisiasi program wisata bertajuk Rail Tour Jawa Timur

    KAI Daop Madiun inisiasi program wisata bertajuk Rail Tour Jawa Timur

    Madiun (ANTARA) – PT Kereta Api Indonesia (Persero) Daerah Operasi (Daop) 7 Madiun menginisiasi program wisata bertajuk Rail Tour Jawa Timur yang merupakan sinergisitas pemerintah daerah dan BUMN guna mendorong pertumbuhan ekonomi dan pariwisata daerah.

    VP Daop 7 Madiun Suharjono di Madiun, Jawa Timur, Kamis, mengatakan program Rail Tour Jawa Timur tersebut merupakan langkah strategis kolaborasi antara KAI dengan 12 pemerintah daerah melalui Dinas Pariwisata (Dispar) serta Dinas Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di wilayah Jawa Timur yang masuk wilayah kerjanya untuk promosi pariwisata. Di antaranya Kabupaten Magetan, Ngawi, Madiun, Nganjuk, Jombang, Kediri, Tulungagung, dan Blitar.

    “PT KAI hadir sebagai penyedia akses transportasi massal yang aman, efisien, dan terintegrasi, sekaligus sebagai mitra yang memungkinkan penyampaian informasi wisata daerah kepada audiens nasional,” ujar dia dalam peluncuran Program Rail Tour Jawa Timur melalui kampanye Keliling Dunia Tanpa Paspor Bersama Kereta Api tersebut.

    Ia mengatakan inisiatif program tersebut bertujuan untuk menciptakan paket wisata unggulan berbasis moda kereta api yang akan berfungsi sebagai gerbang utama pergerakan wisatawan menuju destinasi-destinasi di Jawa Timur, utamanya di wilayah Daop 7 Madiun.

    “Melalui program ini, Kami ingin kereta api bukan hanya menjadi moda transportasi, tetapi juga bagian integral dari pengalaman berwisata itu sendiri,” katanya.

    Seluruh inisiatif tersebut nantinya akan ditempatkan di bawah payung kampanye publik yang menarik wisatawan dengan judul “Keliling Dunia Tanpa Paspor dengan Kereta Api”.

    Suharjono mengatakan program tersebut berfokus pada empat pilar kolaborasi utama untuk memastikan integrasi layanan dan informasi. Pertama yakni, promosi konten digital yang terintegrasi dan sinkronisasi penyebaran konten wisata dan paket melalui media Kominfo, Dispar, dan KAI untuk memperkuat promosi digital.

    Kedua, penyelenggaraan ajang atau kegiatan dan kunjungan tematik, di antaranya berupa wisata edukasi, wisata budaya, ataupun festival kuliner untuk menarik minat masyarakat.

    Ketiga, branding ruang stasiun dengan ikon kota berupa pemasangan instalasi visual tematik kota di area publik stasiun dengan pedoman KAI untuk memberikan kesan kota sejak kedatangan.

    Serta, keempat berupa penyediaan transportasi lanjutan dan keberadaan pemandu wisata. Pilar ini membutuhkan komitmen dukungan shuttle/bus dari pemda dari stasiun menuju destinasi wisata serta penyediaan pemandu wisata di daerah untuk penguatan citra pelayanan wisata.

    “Program Rail Tour Jawa Timur melalui kampanye Keliling Dunia Tanpa Paspor Bersama Kereta Api tersebut diharapkan menjadi model kolaborasi wisata lintas wilayah berbasis transportasi publik yang dapat dicontoh secara nasional,” kata Surharjono.

    Melalui kolaborasi tersebut juga akan membuka ruang sinergisitas untuk meningkatkan dampak ekonomi wisata daerah serta memperluas layanan publik transportasi secara bersama.

    “Kami menyambut kesediaan pemerintah daerah untuk menyelaraskan langkah dalam mewujudkan visi program ini,” katanya.

    Pewarta: Louis Rika Stevani
    Editor: Virna P Setyorini
    Copyright © ANTARA 2025

    Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.

  • Polres dan Disperindag Magetan Cek Kualitas Pertalite ke SPBU, Ini Hasilnya

    Polres dan Disperindag Magetan Cek Kualitas Pertalite ke SPBU, Ini Hasilnya

    Magetan (beritajatim.com) – Polres Magetan bersama Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Kabupaten Magetan memastikan bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite yang beredar di wilayah setempat aman digunakan. Langkah ini dilakukan melalui pengecekan tera, dispenser, serta kualitas BBM di sejumlah SPBU, Kamis (30/10/2025).

    Pemeriksaan dilakukan di dua SPBU, yakni SPBU 54.633.10 Candirejo, Kecamatan Magetan, dan SPBU 54.633.16 Mojopurno, Kecamatan Ngariboyo. Tim gabungan terdiri atas personel Satreskrim Polres Magetan, Kepala Disperindag Magetan Sucipto, Kepala UPT Metrologi, serta jajaran bidang perdagangan Disperindag.

    Kapolres Magetan, AKBP Raden Erik Bangun Prakasa, melalui Kanit Pidsus Satreskrim IPTU Dedy N.R., menjelaskan pengecekan ini merupakan langkah antisipatif untuk memastikan takaran dan kualitas BBM sesuai standar Pertamina.

    “Dari hasil pengecekan, takaran dispenser di kedua SPBU masih dalam batas kesalahan yang diizinkan sesuai ketentuan uji tera,” jelas IPTU Dedy.

    Selain itu, pemeriksaan kualitas BBM secara visual menunjukkan tidak ditemukan indikasi pencampuran bahan lain atau penurunan mutu. Stok dan pasokan BBM juga tercatat lancar tanpa adanya kelangkaan maupun antrean panjang di SPBU.

    Pengecekan ini dilakukan menyusul laporan sejumlah kendaraan mogok setelah mengisi Pertalite di beberapa wilayah Jawa Timur. Namun, di Magetan hingga kini belum ditemukan keluhan serupa.

    “BBM jenis Pertalite di wilayah Kabupaten Magetan aman digunakan, dan kami terus memantau agar distribusi serta kualitasnya tetap terjaga,” pungkas AKBP Raden Erik Bangun Prakasa. [fiq/beq]

  • Warga Kartoharjo Serahkan Lima CCTV ke Polsek untuk Perkuat Keamanan Lingkungan

    Warga Kartoharjo Serahkan Lima CCTV ke Polsek untuk Perkuat Keamanan Lingkungan

    Magetan (beritajatim.com) – Warga Kecamatan Kartoharjo, Kabupaten Magetan, menunjukkan kepedulian terhadap keamanan lingkungan dengan menyerahkan bantuan lima unit kamera pengawas (CCTV) kepada Polsek Kartoharjo, Rabu (29/10/2025).

    Bantuan tersebut diserahkan secara simbolis oleh Kepala Desa Karangmojo, Noor Achiran, mewakili seluruh kepala desa se-Kecamatan Kartoharjo, dan diterima langsung oleh Kapolsek Kartoharjo AKP Eko Supriyanto.

    Kapolsek Kartoharjo menyampaikan apresiasi atas inisiatif masyarakat yang turut memperkuat sistem keamanan di wilayahnya. Menurutnya, sinergi seperti ini merupakan bukti nyata kolaborasi antara masyarakat dan kepolisian dalam menciptakan situasi kamtibmas yang aman dan kondusif.

    “Sebelumnya kami memiliki tiga unit kamera pengawas di lingkungan Mapolsek. Dengan tambahan lima unit dari para kepala desa, kini total ada delapan CCTV aktif yang memantau aktivitas di sekitar Polsek,” ujar AKP Eko Supriyanto.

    Ia menjelaskan, dua kamera diarahkan ke jalan raya untuk memantau arus lalu lintas dan mengantisipasi potensi kecelakaan, sementara sisanya dipasang di area sekitar Mapolsek. “Dengan dukungan masyarakat seperti ini, sistem pengawasan bisa berjalan lebih optimal. Kami berharap hal ini dapat menjadi contoh bagi wilayah lain untuk turut berpartisipasi menjaga keamanan,” imbuhnya.

    Sementara itu, Kepala Desa Karangmojo Noor Achiran mengatakan, bantuan CCTV merupakan bentuk kepedulian dan tanggung jawab bersama dalam menciptakan lingkungan yang aman dan tertib. “Ini bentuk dukungan kami kepada pihak kepolisian agar keamanan di wilayah Kartoharjo semakin terjaga,” ujarnya.

    Menanggapi hal tersebut, Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa memberikan apresiasi tinggi atas perhatian dan dukungan masyarakat terhadap tugas kepolisian. Ia menegaskan, kerja sama masyarakat sangat penting dalam memperkuat sistem keamanan berbasis teknologi.

    “Saya sangat mendukung dan mengapresiasi dukungan masyarakat terhadap tugas kepolisian. Ini merupakan simbol bahwa masyarakat mencintai institusi Polri,” ucap AKBP Raden Erik.

    Ia menambahkan, seluruh Polsek di Kabupaten Magetan telah dilengkapi kamera pengawas, baik untuk keamanan internal maupun pemantauan lalu lintas. “Untuk wilayah Kabupaten Magetan sendiri, seluruh jalur telah terpasang CCTV dan kamera ETLE (Electronic Traffic Law Enforcement) di 41 titik rawan kecelakaan dan pelanggaran. Total keseluruhan ada sekitar 145 titik CCTV aktif se-Kabupaten Magetan,” jelasnya.

    Dengan adanya dukungan dari masyarakat dan pemerintah desa, Polsek Kartoharjo kini memiliki sistem pemantauan yang lebih kuat. Sinergi antara warga dan aparat kepolisian diharapkan terus terjaga demi terciptanya Magetan yang aman dan tertib. [fiq/beq]

  • Hujan Ringan di Ngawi, Magetan & Ponorogo Siang Cerah: Begini Prakiraan BMKG

    Hujan Ringan di Ngawi, Magetan & Ponorogo Siang Cerah: Begini Prakiraan BMKG

    Surabaya (beritajatim.com) – Ngawi, Magetan, dan Ponorogo diprediksi akan mengalami variasi cuaca pada Kamis, 30 Oktober 2025. Berdasarkan prakiraan resmi dari BMKG Juanda, prakirawan Oky Sukma Hakim, S. Tr., disebutkan bahwa pagi hari di Ngawi berpotensi diguyur hujan ringan, sehingga masyarakat sebaiknya menyiapkan payung sebelum beraktivitas.

    Di Ngawi, hujan ringan diperkirakan terjadi pada pukul 06.00 WIB. Memasuki siang, langit akan berawan mulai pukul 09.00 WIB hingga 12.00 WIB, sebelum akhirnya cerah total pada pukul 15.00 WIB hingga 18.00 WIB.

    Menjelang malam, cuaca akan kembali berawan pada pukul 21.00 WIB. Suhu udara berkisar antara 23 hingga 30 derajat Celcius, dengan kelembapan udara 75–98 persen dan angin bertiup dari arah Timur Laut sekitar 6,3 km/jam.

    Sementara itu, Magetan diperkirakan mengalami langit berawan pada pagi hari pukul 06.00 WIB hingga 09.00 WIB.

    “Cuaca di Magetan akan membaik siang hingga sore hari, sehingga aman untuk aktivitas luar ruangan,” ujar Oky.

    Cerah berawan muncul sekitar pukul 12.00 WIB, dan wilayah ini akan cerah total dari pukul 15.00 WIB hingga 21.00 WIB. Suhu berkisar antara 22–29 derajat Celcius, dengan kelembapan 69–95 persen, dan angin bertiup dari Selatan 7,3 km/jam.

    Di Ponorogo, pagi hari pukul 06.00 WIB juga berpotensi hujan ringan, dilanjutkan langit berawan pada pukul 09.00 WIB. Cerah berawan akan berlangsung mulai pukul 12.00 WIB hingga 15.00 WIB, dan cerah total diperkirakan muncul pukul 18.00 WIB hingga 21.00 WIB.

    Suhu di Ponorogo berkisar 22–31 derajat Celcius, kelembapan 61–96 persen, dan angin bertiup dari Selatan dengan kecepatan 10,5 km/jam.

    “Masyarakat sebaiknya tetap memantau prakiraan cuaca melalui aplikasi resmi atau BMKG untuk mengantisipasi perubahan mendadak,” tambah Oky.

    Dengan prakiraan ini, warga Ngawi dan Ponorogo disarankan menyiapkan jas hujan pagi hari, sementara Magetan cenderung aman untuk kegiatan di luar rumah.

    Secara umum, aktivitas di siang hingga sore hari relatif nyaman di ketiga wilayah dengan cuaca cerah atau cerah berawan, sehingga kegiatan luar ruangan seperti olahraga atau bekerja di luar kantor dapat dilakukan tanpa kendala. [mnd/aje]

     

  • Kapolres Magetan Tegaskan Sanksi Pidana bagi Pelaku Usaha yang Langgar HET Beras

    Kapolres Magetan Tegaskan Sanksi Pidana bagi Pelaku Usaha yang Langgar HET Beras

    Magetan (beritajatim.com) – Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa menegaskan komitmen jajarannya dalam menjaga stabilitas harga beras di wilayah Kabupaten Magetan. Pernyataan ini disampaikan usai Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras melakukan pengawasan di sejumlah titik pada Senin (27/10/2025) dan menemukan satu ritel modern menjual beras di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah.

    “Seluruh pelaku usaha wajib menjual beras sesuai dengan aturan HET yang telah ditetapkan. Langkah ini penting untuk menjaga kestabilan harga dan melindungi konsumen dari praktik penjualan yang merugikan,” ujar AKBP Erik, Senin (27/10/2025).

    Temuan pelanggaran tersebut menjadi perhatian serius Polres Magetan. Menindaklanjutinya, Kapolres memberikan imbauan keras kepada seluruh pelaku usaha di sektor beras, mulai dari pedagang, produsen, hingga distributor, agar tidak menjual di atas harga ketentuan.

    AKBP Erik menegaskan, jika pelanggaran masih ditemukan, pihaknya akan menerapkan sanksi secara bertahap, mulai dari teguran hingga tindakan hukum.

    “Sanksi pertama berupa teguran atau surat peringatan. Jika masih melanggar, akan dilanjutkan dengan pencabutan izin usaha, bahkan dapat dikenakan pidana,” tegasnya.

    Sebelumnya, hasil pengawasan Satgas menunjukkan sebagian besar pedagang di Pasar Tradisional Plaosan telah menjual beras sesuai HET. Namun, satu ritel modern di kawasan Plaosan ditemukan melanggar dan langsung diberi teguran oleh petugas di lapangan.

    Kapolres Magetan menyebut, pengawasan terhadap harga beras akan terus dilakukan secara rutin maupun insidentil oleh Satgas bersama Dinas Perdagangan dan Dinas Pangan Kabupaten Magetan. Selain pengawasan, pihaknya juga meningkatkan sosialisasi kepada pelaku usaha agar memahami aturan mengenai HET, mutu, kemasan, serta mekanisme izin edar beras.

    “Harapannya, tidak ada lagi pelanggaran harga beras di pasaran. Semua pihak harus berperan menjaga stabilitas harga pangan demi kesejahteraan masyarakat,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • Temukan Pelanggaran HET, Satgas Pengendalian Harga Beras Magetan Tegur Keras Salah Satu Toko Ritel

    Temukan Pelanggaran HET, Satgas Pengendalian Harga Beras Magetan Tegur Keras Salah Satu Toko Ritel

    Magetan (beritajatim.com) – Satuan Tugas (Satgas) Pengendalian Harga Beras Kabupaten Magetan menegur keras salah satu toko ritel modern di wilayah Plaosan setelah ditemukan pelanggaran terhadap ketentuan Harga Eceran Tertinggi (HET). Temuan itu terjadi saat tim Satgas melakukan pengawasan harga beras di sejumlah titik pada Senin (27/10/2025).

    Kapolres Magetan AKBP Raden Erik Bangun Prakasa menyampaikan, kegiatan pengawasan tersebut merupakan tindak lanjut dari hasil Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi Daerah pada 20 Oktober 2025 dan Surat Keputusan Badan Pangan Nasional (Bapanas) Nomor 375 Tahun 2025 tentang pembentukan Satgas Pengendalian Harga Beras.

    “Satgas Pangan Polres Magetan bersama Disperindag dan Unit II Satreskrim telah melakukan pengecekan langsung di pasar tradisional maupun toko ritel modern di wilayah Plaosan,” ujar AKBP Raden Erik.

    Pengawasan dilakukan di Pasar Tradisional Plaosan serta di toko ritel Indomaret Plaosan. Dari hasil pengecekan di empat toko di pasar tradisional, seluruh pedagang diketahui menjual beras sesuai dengan HET yang berlaku.

    Beberapa merek beras yang dijual di antaranya Beras Poles Lele, SM UD Sejahtera, Bengawan Super Cap Ikan Paus, dan Beras SPHP (Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan). Harga jual di tingkat pedagang berkisar antara Rp11.500 hingga Rp14.500 per kilogram, tergantung merek dan kualitas.

    Namun, di toko ritel modern Indomaret Plaosan, petugas menemukan harga beras premium yang melebihi HET. “Beras merek Jeruk Siam dijual Rp15.800 per kilogram dan Sintanola Premium Rp14.900 per kilogram. Untuk beras SPHP dijual Rp12.500 per kilogram,” jelas AKBP Raden Erik.

    Menindaklanjuti temuan tersebut, Satgas langsung memberikan teguran keras dan peringatan kepada pengelola toko agar menyesuaikan harga jual sesuai dengan ketentuan pemerintah.

    AKBP Raden Erik menegaskan, Satgas Pengendalian Harga Beras akan terus melakukan pengawasan rutin maupun insidentil di seluruh wilayah Kabupaten Magetan. Pihaknya juga mendorong Dinas Perdagangan dan Dinas Pangan untuk memperkuat sosialisasi kepada pelaku usaha, termasuk penggilingan dan penjual beras.

    “Tujuannya agar seluruh pihak memahami aturan tentang HET, mutu, kemasan, serta mekanisme izin edar, sehingga tidak terjadi pelanggaran di lapangan,” pungkasnya. [fiq/beq]

  • Pelantikan Sekda Magetan Terpilih Belum Dapat Izin dari Kemendagri

    Pelantikan Sekda Magetan Terpilih Belum Dapat Izin dari Kemendagri

    Magetan (beritajatim.com) – Pelantikan Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Magetan terpilih belum bisa dilaksanakan karena izin dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri) belum turun hingga akhir Oktober 2025.

    “Masih menunggu izin dari Kemendagri. Sampai hari ini (27/10/2025), belum ada,” kata Kepala Badan Kepegawaian Pengembangan Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Magetan, Masruri, Senin (27/10/2025).

    Menurut Masruri, pelantikan Sekda definitif akan segera dilakukan setelah izin turun dari Kemendagri. Ia menyebut BKPSDM tidak akan mengumumkan hasil akhir seleksi di situs resmi, karena pelantikan akan langsung dilaksanakan begitu izin diterbitkan.

    “Kami tidak mengumumkan di web BKPSDM. Karena langsung pelantikan jika izin sudah turun,” jelasnya.

    Masruri juga belum mengungkapkan siapa calon yang akan dilantik menjadi Sekda Magetan. Ia menegaskan bahwa nama tersebut baru akan disampaikan setelah proses pelantikan resmi dilakukan oleh Bupati Magetan.

    “Tunggu nanti ketika sudah ada pelantikan,” ujarnya.

    Sebelumnya, Panitia Seleksi Terbuka Jabatan Pimpinan Tinggi Pratama Kabupaten Magetan telah menetapkan tiga nama calon Sekda hasil seleksi terbuka, yakni Eko Muryanto (Kepala Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa), Parminto Budi Utomo (Kepala Dinas Sosial), dan Welly Kristanto (Kepala Dinas Perhubungan).

    Seleksi tersebut dinyatakan tuntas pada 22 September 2025, dan satu nama telah dipilih oleh Bupati Magetan untuk menjabat sebagai Sekda definitif. Namun lebih dari sebulan setelah tahapan seleksi selesai, pelantikan belum bisa dilakukan karena izin pelantikan dari Kemendagri belum diterbitkan. [fiq/beq]

  • Waspada! Hujan Petir Siang Hari Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 27 Oktober

    Waspada! Hujan Petir Siang Hari Ancam Ngawi, Magetan, dan Ponorogo 27 Oktober

    Surabaya (beritajatim.com) – Langit cerah di pagi hari rupanya tak menjamin cuaca akan bersahabat sepanjang Senin, 27 Oktober 2025. Warga Ngawi, Magetan, dan Ponorogo perlu waspada, sebab siang nanti diperkirakan akan terjadi hujan disertai petir di sejumlah wilayah.

    Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda mengimbau masyarakat agar tidak lengah terhadap perubahan cuaca yang bisa terjadi tiba-tiba.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menjelaskan bahwa potensi hujan petir terjadi akibat adanya peningkatan aktivitas awan konvektif di wilayah Jawa Timur bagian barat dan selatan.

    “Pagi hari mungkin masih tampak cerah atau berawan, tapi menjelang siang potensi hujan petir cukup tinggi, terutama di daerah pegunungan,” katanya, Minggu (26/10/2025).

    Untuk wilayah Ngawi, cuaca berawan akan menyambut pagi hari sejak pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Namun, pada pukul 12.00 WIB, hujan petir diprediksi mengguyur wilayah ini hingga pukul 15.00 WIB.

    Menjelang malam, kondisi cuaca akan berangsur membaik meski langit masih berawan sampai pukul 21.00 WIB. Suhu udara di Ngawi berkisar antara 24–32 derajat Celcius, dengan kecepatan angin dari arah barat laut sekitar 8,6 km/jam dan kelembapan udara mencapai 58–95 persen.

    Di Magetan, pagi hari akan dimulai dengan cuaca cerah berawan. Namun, Oky mengingatkan agar warga tetap waspada terhadap potensi hujan pada siang hingga sore hari.

    “Meskipun suhunya sejuk di kisaran 23–29 derajat Celcius, cuaca bisa berubah cepat. Kami sarankan warga tidak beraktivitas di area terbuka saat petir mulai terdengar,” ujarnya.

    Kecepatan angin di Magetan tercatat dari arah selatan sekitar 10,6 km/jam, dengan tingkat kelembapan antara 66–96 persen.

    Sementara itu, Ponorogo juga akan mengalami pola cuaca serupa. Langit berawan sejak pagi hingga pukul 09.00 WIB akan berganti dengan hujan petir pada pukul 12.00 hingga 18.00 WIB.

    Malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, langit kembali berawan. Suhu udara di wilayah ini berkisar 24–30 derajat Celcius, dengan angin dari arah timur laut berkecepatan 11,5 km/jam dan kelembapan mencapai 94 persen.

    BMKG mengingatkan masyarakat agar tetap waspada terhadap potensi cuaca ekstrem. “Kalau mendengar suara guntur, segera cari tempat aman dan hindari berteduh di bawah pohon. Keselamatan tetap jadi prioritas,” tambah Oky. [mnd/suf]

  • Waspadai Hujan Pagi! Ini Prakiraan Cuaca 26 Oktober 2025 untuk Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Waspadai Hujan Pagi! Ini Prakiraan Cuaca 26 Oktober 2025 untuk Ngawi, Magetan, dan Ponorogo

    Surabaya (beritajatim.com) – Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Juanda memperkirakan tiga wilayah di Jawa Timur, yakni Ngawi, Magetan, dan Ponorogo, akan mengalami cuaca yang cukup bervariasi pada Minggu, 26 Oktober 2025.

    Prakirawan BMKG Juanda, Oky Sukma Hakim, S.Tr., menyampaikan bahwa sebagian besar wilayah diprediksi akan diguyur hujan ringan pada pagi hari, sebelum cuaca kembali cerah berawan menjelang siang dan sore.

    “Warga diharapkan tetap waspada terhadap potensi hujan pada pagi hari, terutama bagi yang beraktivitas di luar ruangan,” ujar Oky dalam keterangan resminya.

    Ia menambahkan bahwa secara umum, kondisi cuaca masih tergolong stabil, namun perubahan mendadak bisa terjadi terutama di wilayah dengan topografi pegunungan seperti Magetan.

    Ngawi: Hujan Pagi dan Cerah Berawan di Malam Hari
    Di wilayah Ngawi, hujan ringan diperkirakan turun sejak pukul 06.00 hingga 09.00 WIB. Cuaca akan berangsur membaik dengan kondisi cerah pada siang hari sekitar pukul 12.00 WIB. Namun, menjelang sore hingga petang (15.00–18.00 WIB), langit kembali diperkirakan berawan.

    Malam harinya, sekitar pukul 21.00 WIB, Ngawi akan cerah berawan. Suhu udara di wilayah ini berkisar antara 22–31 derajat Celcius dengan kelembapan 68–98 persen dan kecepatan angin dari arah Barat Laut sekitar 5,5 km/jam.

    Magetan: Hujan Ringan Pagi Hari, Suhu Cenderung Sejuk
    Sementara itu, wilayah Magetan juga diprediksi mengalami hujan ringan pada pagi hari pukul 06.00 WIB. Cuaca akan berubah cerah berawan antara pukul 09.00 hingga 12.00 WIB, kemudian berawan pada sore hari pukul 15.00–18.00 WIB.

    Saat malam tiba, kondisi cuaca kembali cerah berawan. Suhu udara di Magetan diperkirakan berada di kisaran 22–29 derajat Celcius dengan kelembapan 67–95 persen. Angin bertiup dari arah Selatan dengan kecepatan 7,8 km/jam.

    “Udara Magetan relatif lebih sejuk dibandingkan wilayah sekitar karena faktor ketinggian dan vegetasi yang masih cukup banyak,” jelas Oky.

    Ponorogo: Hujan Sedang di Pagi Hari, Berawan Hingga Malam
    Untuk wilayah Ponorogo, hujan dengan intensitas sedang akan mengguyur sejak pagi pukul 06.00 WIB, kemudian menurun menjadi hujan ringan sekitar pukul 09.00 WIB. Mulai tengah hari hingga malam (12.00–21.00 WIB), langit Ponorogo diprediksi berawan.

    Suhu udara berkisar antara 23–31 derajat Celcius, dengan kelembapan mencapai 63–96 persen dan kecepatan angin dari arah Tenggara sekitar 9,7 km/jam.

    Dengan kondisi cuaca yang dinamis ini, BMKG mengimbau masyarakat untuk tetap memperhatikan prakiraan cuaca harian dan menyiapkan perlengkapan seperti jas hujan atau payung, terutama bagi yang berencana beraktivitas sejak pagi hari. (mnd/kun)

  • Duka di Magetan, Pekerja Migran Asal Poncol Meninggal Dunia di Malaysia

    Duka di Magetan, Pekerja Migran Asal Poncol Meninggal Dunia di Malaysia

    Magetan (beritajatim.com) – Duka mendalam menyelimuti warga Desa Gonggang, Kecamatan Poncol, Kabupaten Magetan. Seorang pekerja migran asal desa setempat, Fendi Setiawan (31), dilaporkan meninggal dunia di Malaysia. Diketahui, Fendi telah bekerja di negara tersebut selama sekitar sepuluh tahun.

    Kepala Desa Gonggang, Agus Susanto, membenarkan kabar duka tersebut. Menurutnya, Fendi sudah lama bekerja di Malaysia demi membantu perekonomian keluarganya di kampung halaman.

    “Almarhum Fendi sudah sekitar sepuluh tahun bekerja di Malaysia. Kami mendapat kabar bahwa beliau meninggal dunia di sana. Keluarga tentu sangat berduka, dan saat ini masih menunggu kepulangan jenazah,” ujar Agus Susanto, Sabtu (25/10/2025).

    Sementara itu, Kepala Dinas Tenaga Kerja Kabupaten Magetan, Arief Ridwan, mengonfirmasi bahwa Fendi Setiawan merupakan pekerja migran asal Magetan. Namun, berdasarkan hasil penelusuran, diketahui bahwa almarhum berangkat ke Malaysia secara nonprosedural, atau tidak melalui mekanisme resmi penempatan tenaga kerja.

    “Yang bersangkutan tidak terdaftar dalam sistem penempatan pekerja migran resmi. Jadi statusnya adalah PMI nonprosedural,” terang Arief Ridwan.

    Pihaknya kini telah berkoordinasi dengan instansi terkait dan Kementerian Luar Negeri untuk membantu proses pemulangan jenazah ke Indonesia.

    “Informasi yang kami terima, jenazah almarhum akan tiba di Bandara Juanda Surabaya pada Minggu (26/10/2025), dan kemudian langsung dibawa ke rumah duka di Desa Gonggang, Poncol,” jelasnya.

    Arief juga mengimbau masyarakat Magetan agar tidak tergiur tawaran kerja ke luar negeri tanpa melalui jalur resmi. Menurutnya, prosedur legal penting untuk menjamin perlindungan dan keselamatan pekerja migran di luar negeri.

    “Kami terus mengingatkan agar warga yang hendak bekerja di luar negeri mematuhi ketentuan dan melalui jalur yang sah, supaya hak-hak mereka terlindungi,” tegasnya.

    Keluarga besar Fendi Setiawan kini masih menanti kedatangan jenazah untuk disemayamkan di rumah duka sebelum dimakamkan di pemakaman desa setempat. [fat/kun]