kab/kota: Magelang

  • 823 Pemudik Balik Gratis Berangkat dari Terminal Giwangan

    823 Pemudik Balik Gratis Berangkat dari Terminal Giwangan

    Yogyakarta , Beritasatu.com – Sebanyak 823 peserta program mudik balik gratis diberangkatkan dari Terminal Giwangan, Yogyakarta, menuju berbagai terminal di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). 

    Program ini menjadi solusi nyata bagi masyarakat, terutama kalangan menengah ke bawah, untuk kembali ke kota perantauan seusai merayakan Lebaran di kampung halaman.

    Mery Nurcahyani, salah satu peserta program mengaku sangat terbantu. Bersama keluarganya, ia bisa menghemat biaya perjalanan pulang-pergi dari Jakarta ke Wonosari, Gunungkidul, yang biasanya menghabiskan sekitar Rp 500.000 per orang.

    “Saya sangat senang karena program ini sangat membantu. Apalagi bisa dapat tiket pulang-pergi. Harapannya ke depan program mudik gratis ini terus ada, kuotanya ditambah, dan proses pendaftarannya lebih mudah,” ujar Mery saat ditemui di Terminal Giwangan, Sabtu (5/4/2025).

    Pelepasan peserta program mudik balik gratis ini dilakukan langsung oleh Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo dan Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi. Pemerintah berharap program dari Kementerian Perhubungan ini dapat meringankan beban masyarakat sekaligus menjamin perjalanan yang aman dan nyaman.

    “Hari ini kita melepas para pemudik yang akan kembali ke kota asalnya. Dari Terminal Giwangan, total ada sekitar 20 bus yang diberangkatkan,” ujar Menhub Dudy.

    Para peserta diberangkatkan menuju sejumlah terminal di wilayah Jabodetabek, seperti Pondok Cabe, Kampung Rambutan, Jatijajar, Kalideres, dan Pulo Gebang. Mereka berasal dari berbagai daerah di DIY dan Jawa Tengah, antara lain Gunungkidul, Purworejo, Magelang, dan Klaten.

    Secara nasional, program mudik balik gratis pada tahun ini menyiapkan kuota untuk 21.536 peserta, mencakup 31 kota tujuan di wilayah Jawa Barat, Jawa Tengah, DIY, Jawa Timur, dan Sumatera. Untuk arus balik pada Sabtu ini, keberangkatan dilakukan serentak di sembilan kota, termasuk Yogyakarta, Surabaya, Solo, Semarang, Cirebon, dan Palembang.

    “Antusiasme masyarakat sangat tinggi, sudah mencapai lebih dari 95 persen. Namun untuk data akhir arus balik masih kami tunggu,” tambah Dudy.

    Ia menegaskan, program mudik gratis ini juga bertujuan mengurangi penggunaan kendaraan pribadi, terutama sepeda motor, yang memiliki tingkat risiko kecelakaan lebih tinggi.

    “Ke depan, kami berharap layanan mudik gratis dapat terus ditingkatkan agar semakin banyak masyarakat yang beralih dari kendaraan pribadi ke transportasi umum,” jelasnya.

    Sementara itu, Wali Kota Yogyakarta Hasto Wardoyo menyampaikan apresiasinya atas kolaborasi semua pihak dalam menyukseskan program ini. Ia menilai mudik gratis tak hanya meringankan beban ekonomi masyarakat, tetapi juga memberikan jaminan keselamatan selama perjalanan.

    “Dari hasil diskusi dengan para peserta, sebagian besar mereka adalah pekerja menengah ke bawah. Dengan adanya mudik balik gratis yang diberangkatkan dari Terminal Giwangan ini, perjalanan mereka jadi lebih tertib dan terukur, sehingga keselamatan pun lebih terjamin,” pungkas Hasto.

  • Seorang Wanita Ditemukan Tewas di dalam Toilet Alun-alun Magelang
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        5 April 2025

    Seorang Wanita Ditemukan Tewas di dalam Toilet Alun-alun Magelang Yogyakarta 5 April 2025

    Seorang Wanita Ditemukan Tewas di dalam Toilet Alun-alun Magelang
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com
    – Seorang perempuan ditemukan tewas di toilet di Alun-alun Kota
    Magelang
    , Jawa Tengah, Sabtu (5/4/2025).
    Video yang memperlihatkan evakuasi korban berinisial NW (40) itu beredar di berbagai akun media sosial. 
    Tim Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Magelang yang melakukan operasi penyelamatan ini.
    Ketua PMI Kota Magelang Suko Tri Cahyo mengatakan, NW sebelumnya berada di tengah acara makan-makan bersama anak, adik, dan keponakannya di Alun-alun Magelang.
    Saat berada di toilet yang lokasinya di samping Pujasera Tuin van Java, penjaga toilet menyadari NW tidak kunjung keluar dalam waktu yang cukup lama.
    Pintu yang berulang kali diketuk juga tidak mendapat respons dari dalam. “Saat pintu dibuka, (korban) terkapar di kamar mandi,” ungkap Suko saat dihubungi
    Kompas.com
    , Sabtu.
    Suko menyatakan NW didapati tim PMI dalam keadaan meninggal. Evakuasi dilakukan mulai pukul 14.45-15.45 WIB.
    “Kami lakukan pertolongan pertama dan membawa ke RSUD Tidar. Kami belum tahu penyebabnya (kematian),” sebut dia.
    Kompas.com
    sudah menghubungi tim Humas RSUD Tidar Magelang untuk mengetahui penyebab kematian NW, warga asal Kecamatan Dukun, Kabupaten Magelang, Jateng. Namun, hingga berita ini ditayangkan, belum ada respons yang diterima.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Isu Politik-Hukum Terkini: Mega Minta Kepala Daerah PDIP Ikut Retret 2

    Isu Politik-Hukum Terkini: Mega Minta Kepala Daerah PDIP Ikut Retret 2

    Jakarta, Beritasatu.com – Isu politik-hukum terkini Beritasatu.com dihiasi beragam topik pada Jumat (4/4/2025). Salah satunya adalah soal perintah Megawati Soekarnoputri agar kadernya yang menjadi kepala daerah mengikuti retret jilid 2.

    Topik lainnya seputar warga Pulau Rempang menyampaikan rasa terima kasih atas bingkisan Lebaran yang mereka terima dari Presiden Prabowo Subianto.

    Kemudian, Kepala Korps Lalu Lintas (Kakorlantas) Polri Irjen Agus Suryonugroho telah menyiapkan berbagai strategi untuk menghadapi arus balik Lebaran 2025 yang diprediksi mencapai puncaknya pada 5 hingga 7 April 2025.

    Selain itu, Dewan Pers mendesak peninjauan kembali Peraturan Polri (Perpol) Nomor 3 Tahun 2025 tentang Pengawasan Fungsional Kepolisian terhadap Orang Asing yang salah satu ketentuannya mengatur surat keterangan kepolisian (SKK) untuk jurnalis asing yang akan meliput di Indonesia.

    Isu Politik-Hukum Terkini

    1. Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Ikut Retret Gelombang 2
    Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menginstruksikan kepada kepala daerah dari PDIP yang absen pada retret di Akmil, Magelang pada Februari 2025, untuk mengikuti retret gelombang kedua.

    “Hal tersebut adalah arahan dari Bu Megawati,” kata Juru Bicara sekaligus Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah kepada wartawan, Jumat (4/4/2025).

    Basarah mengatakan Megawati sudah memutuskan kepala daerah dari PDIP harus ikut retret yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri.

    “Sudah ada kesepakatan kami bahwa kepala daerah dari PDIP yang belum ikut retret angkatan pertama, akan ikut pada angkatan ke kedua,” ujar Basarah.

  • Instruksi Tegas Megawati: Kepala Daerah PDIP yang Absen Wajib Ikut Retret Gelombang Kedua

    Instruksi Tegas Megawati: Kepala Daerah PDIP yang Absen Wajib Ikut Retret Gelombang Kedua

    FAJAR.CO.ID, JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan, Megawati Soekarnoputri, memberikan arahan tegas kepada seluruh kepala daerah dari partainya yang belum mengikuti kegiatan retret kepala daerah di Akademi Militer, Magelang, pada Februari 2025.

    Mereka diminta untuk mengikuti retret gelombang kedua yang akan segera digelar.

    Hal ini disampaikan oleh Juru Bicara sekaligus Ketua DPP PDIP, Ahmad Basarah.

    “Hal tersebut adalah arahan dari Bu Megawati,” ujarnya, dalam pernyataan kepada wartawan, dikutip Jumat (4/4/2025).

    Menurut Basarah, Megawati menilai pentingnya seluruh kepala daerah dari PDIP untuk mengikuti kegiatan yang diselenggarakan oleh Kementerian Dalam Negeri tersebut.

    “Sudah ada kesepakatan kami bahwa kepala daerah dari PDIP yang belum ikut retret angkatan pertama, akan ikut pada angkatan ke kedua,” jelasnya.

    Sikap Megawati ini berbeda dari sebelumnya, saat gelombang pertama retret digelar sehari setelah Sekjen PDIP, Hasto Kristiyanto, ditahan oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku.

    Kala itu, Megawati mengeluarkan surat instruksi kepada para kepala daerah untuk menunda keberangkatan mereka ke Magelang.

    Isi surat tersebut menyebutkan, “Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menunda perjalanan yang akan mengikuti retret di Magelang pada tanggal 21–28 Februari 2025. Sekiranya telah dalam perjalanan menuju Kota Magelang untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari ketua umum.”

    Sementara itu, Wakil Menteri Dalam Negeri, Bima Arya Sugiarto, mengungkapkan bahwa retret gelombang kedua akan diadakan dengan format yang lebih sederhana dibandingkan sebelumnya, menyesuaikan dengan keterbatasan anggaran.

  • Candi Borobudur Masih Jadi Primadona Wisatawan Saat Libur Lebaran

    Candi Borobudur Masih Jadi Primadona Wisatawan Saat Libur Lebaran

    Magelang, Beritasatu.com – Pada libur panjang Idulfitri 2025/ 1446 Hijriah, destinasi wisata Candi Borobudur di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, masih menjadi primadona bagi wisatawan. Sejak dibuka, pengunjung terus berdatangan untuk melihat secara langsung keagungan candi terbesar di dunia tersebut.

    Pada momen libur Idulfitri tahun ini, diperkirakan sebanyak 76.000 pengunjung akan datang untuk mengisi liburan mereka.

    Guna menyambut para pengunjung pada momen tersebut, pihak pengelola Taman Wisata Candi Borobudur memberikan suasana yang berbeda. Pihaknya menghadirkan panggung rakyat yang siap menyambut para pengunjung.

    Untuk itu, diharapkan sambutan ini dapat memberikan pengalaman baru bagi wisatawan, tidak hanya untuk melihat kemegahan Candi Borobudur, tetapi juga untuk belajar mengenai sejarah berdirinya candi tersebut pada masa kerajaan pada zaman dahulu.

    Wisatawan padati kawasan Candi Borobudur pada libur Idulfitri 2025. – (Beritasatu.com/Priyo Budi Santoso)

    Candi Borobudur sebagai candi Buddha terbesar di dunia selalu menjadi daya tarik destinasi favorit bagi wisatawan domestik maupun mancanegara, terutama pada saat libur panjang.

    Pantauan Beritasatu.com, kepadatan pengunjung sudah terlihat sejak loket tiket dibuka. Mereka memadati berbagai area di Candi Borobudur mulai dari taman, pelataran, hingga area puncak candi.

    Menariknya, pada momen liburan tahun ini pengunjung disuguhkan atraksi seni di berbagai titik di kompleks Candi Borobudur. Salah satunya adalah panggung seni Jawa yang berada di berbagai titik, mulai dari area utama candi hingga Kampung Seni Borobudur.

    “Setelah para pengunjung turun dari Candi atau pelataran candi, mereka bisa melanjutkan perjalanan menuju Kampung Seni Borobudur (KSB), di mana akan ada atraksi kesenian,” kata Ayunanto, Kepala Kelompok Dukungan Bisnis PT Taman Wisata Borobudur (TWB) kepada Beritasatu.com, Jumat (4/4/2025).

    Selain itu, pengunjung juga dapat mengikuti kegiatan, seperti membuat anyaman pandan, serta atraksi lainnya yang melibatkan partisipasi pengunjung.

    Wisatawan padati kawasan Candi Borobudur pada libur Idulfitri 2025 – (Beritasatu.com/Priyo Budi Santoso)

    Pada libur Idulfitri tahun ini, pihak pengelola Taman Wisata Borobudur menargetkan jumlah pengunjung mencapai 76.000 orang, baik wisatawan domestik maupun mancanegara. Jumlah ini meningkat 34% dibandingkan dengan libur Idulfitri pada 2024.

    Berdasarkan data pengunjung per 1 hingga 3 April 2025, tercatat sebanyak 39.424 orang telah mengunjungi Candi Borobudur.

    Salah seorang wisatawan asal Bogor, Jawa Barat, Bambang mengungkapkan ia datang ke Candi Borobudur untuk mengisi libur panjang Idulfitri bersama keluarganya. Ia juga ingin menambah wawasan dengan mempelajari sejarah berdirinya Candi Borobudur yang dibangun pada abad ke-8 hingga ke-9 Masehi atau tepatnya pada masa Dinasti Syailendra.

    “Bagi saya, Candi Borobudur sekarang jauh lebih indah, tertata rapi, mewah, dan modern. Yang paling berkesan adalah penataan taman-tamannya. Candi ini, yang termasuk dalam keajaiban dunia, sangat menginspirasi. Selain itu, saya juga bisa mengenal lebih dalam tentang sejarah peradaban yang membangun Candi Borobudur ini,” tutur Bambang.

    Agar wisatawan tidak melewatkan momen berharga, pihak pengelola Candi Borobudur telah menyediakan pemandu wisata yang siap menjelaskan sejarah, termasuk tentang relief yang ada di dinding-dinding candi.

  • Candi Umbul, Permandian Air Hangat Bersejarah di Magelang Peninggalan Dinasti Sanjaya

    Candi Umbul, Permandian Air Hangat Bersejarah di Magelang Peninggalan Dinasti Sanjaya

    TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Di balik keindahan alam Kabupaten Magelang, terdapat sebuah situs bersejarah yang menyimpan cerita panjang peradaban masa lalu, yakni Candi Umbul. 

    Nama Umbul sendiri berasal dari bahasa Jawa, yang berarti air yang menyembul atau naik, merujuk pada sumber air panas yang mengalir dari dasar kolam di situs ini.

    Candi Umbul bukan sekadar tempat wisata, melainkan juga saksi bisu kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. 

    Dibangun pada era Dinasti Sanjaya yang beragama Hindu, situs ini dahulu merupakan tempat pemandian bagi para bangsawan dan ksatria kerajaan. 

    Relief serta petilasan berbentuk lingga dan yoni yang tersebar di area candi semakin menguatkan identitas Hindu pada situs ini.

    Salah satu daya tarik utama Candi Umbul adalah keberadaan dua kolam dengan suhu air yang berbeda. 

    Kolam pertama, yang terletak di bagian atas, berisi air panas dengan kandungan belerang yang dipercaya memiliki khasiat bagi kesehatan kulit. 

    Sementara itu, kolam kedua yang berada di bagian bawah berisi air dingin yang memberikan sensasi menyegarkan.

    Menariknya, meskipun mengandung belerang, kolam air panas di Candi Umbul tidak mengeluarkan bau menyengat seperti kebanyakan pemandian belerang lainnya. 

    Hal tersebut membuat pengunjung dapat menikmati pengalaman berendam dengan lebih nyaman tanpa harus khawatir akan bau menyengat.

    Hal itu membuat para pengunjung yang berendam di Candi Umbul terkejut,  lantaran air hangat di lokasi tersebut seperti air hangat biasa.

    “Saya kira bau airnya bakal seperti di pemandian air hangat di beberapa tempat lainnya, ternyata tak berbau apapun,” jelas Erik Prasetya satu di antara pengunjung, Jumat (4/4/2025).

    Meskipun struktur bangunan candinya tidak lagi utuh, jejak sejarahnya masih tampak jelas. 

    Dinding-dinding kolam terbuat dari batu andesit yang tersusun rapi, sementara umpak (fondasi) yang terdapat di dasar kolam diduga dulunya berfungsi sebagai penyangga atap pelindung. 

    Selain itu, batu berbentuk lingga datar yang terdapat di dalam kolam diperkirakan menjadi alas duduk bagi para ksatria yang melakukan meditasi dengan bertapa rendam atau kungkum.

    Sejumlah batuan situs yang tersusun di tepi kolam juga masih mempertahankan relief khasnya. 

    Motif-motif tumbuhan, binatang, serta stupa bagian puncak candi masih bisa ditemukan, memberikan gambaran tentang seni dan kebudayaan pada masa itu.

    Informasi yang dihimpun Tribunjateng.com, pada tahun 2019, Pemerintah Kabupaten Magelang melakukan renovasi untuk mempercantik kawasan Candi Umbul. 

    Renovasi ini mencakup pembenahan gerbang utama, pembangunan sarana pendukung, perbaikan taman, serta pembangunan aula terbuka dan kantin bertingkat yang memungkinkan pengunjung menikmati panorama dari ketinggian.

    Namun, pandemi COVID-19 yang melanda dunia pada 2020 sempat menghambat optimalisasi hasil renovasi. 

    Selama masa PSBB dan PPKM, pengelola hanya bisa melakukan perawatan kolam. 

    Meskipun sempat dibuka kembali pada 2021 dengan jam operasional terbatas, akhirnya Candi Umbul ditutup lagi akibat pembatasan aktivitas masyarakat.

    – Akses Menuju Candi Umbul

    Bagi wisatawan yang ingin mengunjungi Candi Umbul, akses menuju lokasi cukup mudah. 

    Jika datang dari arah Semarang, pengunjung bisa mengambil jalur kiri sebelum Kecamatan Pringsurat, Temanggung, dan dalam 400 meter akan sampai di lokasi. 

    Sementara dari arah Yogyakarta, perjalanan bisa dilakukan dengan mengambil jalan ke kanan di pertigaan Desa Krincing, Secang, lalu mengikuti papan petunjuk arah menuju Grabag hingga sampai di Candi Umbul.

    Tiket masuk pun tak menguras kantong pengunjung, pasalnya tiket hanya dibanderol di bawah Rp 5 ribu untuk para pelancong.

  • Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Ikut Retret Gelombang 2

    Megawati Instruksikan Kepala Daerah PDIP Ikut Retret Gelombang 2

    Jakarta, Beritasatu.com – Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri menginstruksikan kepada kepala daerah dari PDIP yang absen pada retret di Akmil, Magelang pada Februari 2025, untuk mengikuti retret gelombang kedua. 

    “Hal tersebut adalah arahan dari Bu Megawati,” kata Juru Bicara sekaligus Ketua DPP PDIP Ahmad Basarah kepada wartawan, Jumat (4/4/2025).

    Basarah mengatakan Megawati sudah memutuskan kepala daerah dari PDIP harus ikut retret yang digelar oleh Kementerian Dalam Negeri. 

    “Sudah ada kesepakatan kami bahwa kepala daerah dari PDIP yang belum ikut retret angkatan pertama, akan ikut pada angkatan ke kedua,” ujar Basarah.

    Sikap Megawati kali ini berbeda dengan pada retret kepala daerah gelombang pertama yang berlangsung sehari setelah Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto ditahan KPK sebagai tersangka kasus suap dan perintangan penyidikan Harun Masiku.

    Saat itu, Megawati mengeluarkan surat instruksi meminta kepala daerah dan wakil kepala daerah dari PDIP menunda ikut retret di Magaleng.

    “Kepala daerah dan wakil kepala daerah untuk menunda perjalanan yang akan mengikuti retret di Magelang pada tanggal 21–28 Februari 2025. Sekiranya telah dalam perjalanan menuju Kota Magelang untuk berhenti dan menunggu arahan lebih lanjut dari ketua umum,” begitu bunyi surat Megawati.

    Sebelumnya, Wakil Menteri Dalam Negeri Bima Arya Sugiarto mengatakan retret kepala daerah gelombang kedua akan dibuat lebih sederhana dari sebelumnya, menyesuaikan dengan ketersediaan anggaran. 

    “Ada 49 kepala daerah yang belum mengikuti retret secara total, sebagian akan mengikuti gelombang kedua,” ujar Bima seusai bertemu Presiden ke-7 Joko Widodo (Jokowi) di kediamannya di Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/4/2025).

    Bima mengungkapkan peserta retret gelombang dua berjumlah 25 kepala daerah, termasuk gubernur dan bupati/wakil bupati dari Bali yang absen pada retret di Magelang, serta kepala daerah yang sempat bersengketa di Mahkamah Konstitusi.

    Kemendagri sudah menyiapkan anggaran untuk retret kepala daerah gelombang kedua. Lokasi retret belum bisa dipastikan, apakah akan menggunakan Akademi Militer, Magelang atau tidak. 

    “Tempatnya juga belum bisa dipastikan. Bisa di Magelang atau di tempat-tempat lain, dengan konsep lebih minimalis. Kira-kira 25 sampai 30 kepala daerah,” terangnya.

    Kemendagri akan menggelar retret kepala daerah tiga gelombang. Retret terakhir nanti digelar setelah pelaksanaan pemungutan suara ulang (PSU) Pilkada 2024 selesai.

  • Wamendagri: “Wisata Jokowi” jadi destinasi favorit di Surakarta

    Wamendagri: “Wisata Jokowi” jadi destinasi favorit di Surakarta

    Jadi apresiasi teman-teman SMK dan semua budayawan dan semua pengisi acara yang memeriahkan di sini

    Jakarta (ANTARA) – Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto mengatakan destinasi wisata baru yang sebelumnya diperkenalkan oleh Wali Kota Solo Respati Ardi, yakni “Wisata Jokowi” menjadi destinasi favorit di Kota Surakarta, Jawa Tengah.

    Hal itu disampaikan Bima dalam keterangannya di Jakarta, Kamis, setelah bersilaturahmi ke kediaman pribadi Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi).

    “Saya ke sini ini ingin membuktikan, waktu di retret itu kata Wali Kota Solo ada destinasi wisata favorit baru, namanya ‘Wisata Jokowi’. Ternyata ke sini benar, ada ‘Wisata Jokowi’. Warga dari berbagai daerah datang ke sini,” kata Bima

    Destinasi ini terbukti mendapat sambutan hangat dari masyarakat. Hal ini terlihat dari adanya pertunjukan kesenian, budaya, serta banyaknya sentra kuliner di kawasan itu.

    Selain itu, masyarakat juga tampak berbondong-bondong bersilaturahmi dengan Presiden ke-7 RI tersebut.

    Ia turut mengapresiasi antusiasme masyarakat yang memadati kediaman pribadi Jokowi di Gang Kutai Utara Nomor 1 tersebut. Jokowi dan Bima juga sempat menikmati suguhan yang disajikan pengisi acara.

    Bima pun memuji semua pengisi kegiatan di depan rumah Jokowi, terutama orkestra dari SMKN 8 dan para budayawan.

    “Jadi apresiasi teman-teman SMK dan semua budayawan dan semua pengisi acara yang memeriahkan di sini,” ujarnya.

    Di sisi lain, saat disinggung mengenai rencana digelarnya kegiatan orientasi kepala daerah gelombang selanjutnya, Bima menjelaskan bahwa saat ini Kementerian Dalam Negeri (Kemdagri) terus mematangkan gelaran tersebut.

    Kegiatan itu, menurut dia, diperuntukkan bagi kepala daerah yang belum mengikuti Retret Kepala Daerah 2025 yang berlangsung di Magelang beberapa waktu lalu.

    Sementara, untuk kepala daerah hasil pemungutan suara ulang (PSU) yang saat ini masih berproses akan digelar kegiatan serupa secara terpisah.

    Ia menyebut Kemdagri terus menyiapkan berbagai aspek yang dibutuhkan, khususnya terkait alokasi anggaran dan sebagainya. Nantinya, kegiatan tersebut akan digelar lebih sederhana.

    “Nanti gelombang terakhir itu setelah PSU ini selesai semua. Kan ada daerah yang PSU-nya total keseluruhan. Nah, ini nanti kami akan alokasikan untuk gelombang terakhir,” pungkas Bima.

    Pewarta: Narda Margaretha Sinambela
    Editor: Edy M Yakub
    Copyright © ANTARA 2025

  • Mengenal Sungkem Tlompak, Tradisi Penghormatan Alam di Kaki Gunung Merbabu
                
                    
                        
                            Yogyakarta
                        
                        3 April 2025

    Mengenal Sungkem Tlompak, Tradisi Penghormatan Alam di Kaki Gunung Merbabu Yogyakarta 3 April 2025

    Mengenal Sungkem Tlompak, Tradisi Penghormatan Alam di Kaki Gunung Merbabu
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com –
    Urat leher Alip menegang ketika suara beratnya melontarkan perintah agar tidak melupakan Tlompak, mata air di kaki
    Gunung Merbabu
    .
    Tapi, konon, itu bukan kemauan Alip untuk berbicara.
    Kondisi juru kunci belik itu sudah berbeda sebelum tradisi
    Sungkem Tlompak
    dimulai.
    Dalam perjalanan menuju mata air, Alip mesti dipapah, bahkan digendong untuk menuruni anak tangga.
    Upaya untuk menjaga kesadaran pria berusia 60-an itu dilakukan dengan menyelipkan sigaret ke mulutnya, kendati sempat diisap-embuskan, tetap saja buntu dan akhirnya lemas.
    Alip langsung bertenaga penuh ketika ritual Sungkem Tlompak dimulai.
    “Jangan melupakan pepunden ini. Lihat saja kalau lupa,” titahnya yang merujuk Tlompak.
    Dia juga mendoakan limpahan rezeki dan keselamatan hidup bagi mereka yang menghormati Tlompak.
    “Mungkin kemasukan Mbah Singo Barong,” kata Sujak (72), pemimpin upacara Sungkem Tlompak, mengenai kondisi Alip, Kamis (3/4/2025).
    Singo Barong, bersama Silem Dalem dan Dewi Nawang Wulan, diceritakan menjadi sosok penunggu Tlompak yang berada di Dusun Gejayan, Desa Banyusidi, Kecamatan Pakis, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
    Kondisi mata air terlindungi rimbunnya hutan di lereng Gunung Merbabu. Air mengalir ke sembilan saluran yang masing-masing dipercaya punya khasiat tersendiri.
    Masyarakat setempat dan sekitar memuliakan Tlompak dengan segala mitos yang melingkupinya.
    Sujak, bernama asli Parto Wiyoto, selalu didapuk memimpin prosesi Sungkem Tlompak yang dimulai dengan perjalanan dari Dusun Keditan, Desa Pogalan, Pakis. Dengan pelbagai sesaji, dia merapal doa-doa kepada Semesta.
    Sungkem Tlompak adalah ziarah ke mata air yang bermula dari situasi paceklik pada zaman lampau. Tradisi ini biasa dilaksanakan setiap tanggal 5 Syawal atau hari kelima Idulfitri.
    Akan tetapi, 5 Syawal 1446 H jatuh pada Jumat (4/4/2025) yang kegiatannya akan bertabrakan dengan salat jumat. Sehingga tahun ini Sungkem Tlompak dimajukan satu hari.
    Sujak menuturkan, Sungkem Tlompak harus dilakukan karena merupakan ungkapan syukur kepada leluhur atas kehidupan yang masih berlangsung. “Kalau tidak dilakukan, terjadi tulah sarik (mala) lewat apa saja. Bisa rezeki sulit sampai kecelakaan,” ungkapnya.
    Sungkem Tlompak pun tetap digelar sewaktu pandemi Covid-19 merebak. Hanya saja, dia bilang, warga yang berziarah dibatasi dan mesti memakai masker.
    Di tengah prosesi tersebut, ditampilkan pula tari prajuritan bernama Campur Baur. Sebelum beraksi, para penari membasuh muka dan perlengkapan tari dengan air di Tlompak usai ritual.
    Singgih Arif Kusnadi (36), warga Dusun Gejayan, mengatakan Sungkem Tlompak merupakan bentuk penghormatan atas alam. Bahkan, masyarakat pantang untuk menebang pohon di area Tlompak karena sejumlah mitos yang menyelubunginya.
    Dampak baiknya masyarakat memiliki kesadaran untuk menanam pohon di lingkungan mata air, misalnya, berupa pohon beringin.
    “Tradisi ini mempunyai spirit ekologis,” ucap Singgih, pemimpin kelompok kesenian rakyat di desanya bernama Padepokan Wargi Budoyo.
    Sungkem Tlompak ditengarai berawal saat kondisi gagal panen serta susah cari makan yang dihadapi warga Dusun Keditan.
    Masyarakat kemudian menghelat syukuran memohon kepada Semesta supaya jauh dari mala. Selain berdoa, mereka juga menggelar pentas kesenian untuk menolak bala.
    Tidak ada sumber tertulis yang menyebut waktu persis kali pertama tradisi tersebut digelar. Menurut penuturan sesepuh, Sungkem Tlompak sudah digelar sejak masa kolonialisme Belanda.
    Singgih menyatakan, bagi warga sekitar lebaran sesungguhnya saat berlangsungnya Sungkem Tlompak. Pasalnya, hal itu juga menjadi ajang bersilaturahmi.
    “Sungkem Tlompak ini menjadikan Dusun Gejayan dan Keditan seperti keris dan warangka atau sebaliknya,” cetusnya.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Retreat Kepala Daerah Gelombang Kedua Segera Digelar, Lokasinya Belum Bisa Dipastikan

    Retreat Kepala Daerah Gelombang Kedua Segera Digelar, Lokasinya Belum Bisa Dipastikan

    loading…

    Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto di kediaman Jokowi, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/4/2025). Foto/Istimewa

    SOLO – Retreat kepala daerah gelombang kedua bakal segera digelar pemerintah. Mereka yang belum mengikuti retreat gelombang pertama di Akademi Militer (Akmil) Magelang akan mengikuti retreat gelombang kedua nanti.

    Namun, lokasi retreat gelombang kedua belum bisa dipastikan. “Kami masih menggodok, tempatnya masih belum bisa dipastikan, bisa di Magelang, bisa ditempat yang lain dengan konsep yang lebih minimalis. Kira-kira 25-30 kepala daerah (ikut retreat gelombang kedua),” ujar Wakil Menteri Dalam Negeri (Wamendagri) Bima Arya Sugiarto di kediaman Jokowi, Kelurahan Sumber, Kecamatan Banjarsari, Kota Solo, Jawa Tengah, Kamis (3/4/2025).

    Dia mengungkapkan ada 49 kepala daerah yang belum mengikuti retreat. “Sebagian akan mengikuti gelombang kedua, yaitu yang kemarin teman-teman di Bali yang tidak sempat ikut, ada juga yang gugatannya ditolak di Mahkamah Konsitusi, jadi kira-kira ada 25 (kepala daerah),” kata Bima Arya.

    Dia menuturkan, anggaran untuk retreat gelombang kedua sudah disiapkan. Namun acara retreat gelombang kedua ini tidak semeriah acara retreat gelombang pertama.

    “Anggarannya sudah disiapkan semua, kami sudah hitung. Anggaran retreat buat seluruh kepala daerah, jadi tinggal nanti konsepnya lebih disederhanakan saja,” ujarnya.

    Bima menjelaskan, retreat kepala daerah dilaksanakan sebanyak tiga gelombang. Usai retreat gelombang kedua selesai digelar, pemerintah akan mengadakan retreat gelombang ketiga.

    “Gelombang terakhir setelah PSU selesai semua. Ada daerah, yang PSU-nya keseluruhan, nanti kami akan alokasikan untuk gelombang terakhir, gelombang ketiga,” jelasnya.

    Bima Arya datang ke Sumber untuk melakukan silaturahmi dengan Presiden ke-7 RI Joko Widodo (Jokowi). Dia juga ingin melihat langsung kediaman Jokowi yang saat ini menjadi destinasi wisata baru di Kota Solo.

    “Waktu di retreat itu kata Wali Kota Solo ada destinasi wisata favorit baru, namanya wisata Jokowi. Ternyata (saya) ke sini benar ada wisata Jokowi. Warga dari berbagai daerah datang ke sini, spontanitas pertunjukan kesenian budaya, ada kuliner sumbangan warga, murah meriah sekaligus bisa silaturahmi dengan Jokowi,” tandasnya.

    (rca)