kab/kota: Magelang

  • Sosok Melani Septiani Ketua IPPNU Mungkid Magelang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    Sosok Melani Septiani Ketua IPPNU Mungkid Magelang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    Sosok Melani Septiani Ketua IPPNU Mungkid Magelang Jadi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo

    TRIBUNJATENG.COM – Kecelakaan maut yang terjadi di Kalijambe, Purworejo, Rabu (7/5/2025), merenggut nyawa 11 orang.

    Salah satunya adalah Melani Septiani Putri, aktivis muda NU.

    Melani Septiani merupakan Ketua IPPNU Kecamatan Mungkid dan juga bagian dari LTN PCNU Kabupaten Magelang.

    Melani berasal dari Blabak, Ambartawang, Mungkid, Magelang.

    Saat kejadian, Melani sedang berada dalam angkot bersama rombongan guru.

    Angkot tersebut ditabrak truk tronton bermuatan pasir yang diduga mengalami rem blong saat melaju di jalur menurun yang rawan kecelakaan.

    Peristiwa tragis itu tak hanya mengakhiri perjalanan hidupnya, tapi juga menghentikan banyak rencana yang sedang ia bangun.

    Dilansir dari berbagai sumber, banyak orang yang mengenal Melani bukan sekadar aktivis.

    Ia adalah sosok ceria yang suka tersenyum dan selalu hadir dalam kegiatan sosial, bahkan saat hari libur.

    Melani juga dikenal sebagai guru yang sabar dan penuh perhatian terhadap anak-anak.

    Beberapa bulan terakhir, Melani tengah menyusun program literasi digital khusus untuk pelajar perempuan di pesantren.

    Program itu digagas bersama rekan-rekannya di IPPNU dan LTN NU.

    Tujuannya adalah agar generasi muda bisa lebih mandiri dan cakap menghadapi tantangan dunia digital.

    Kronologi Kecelakaan di Purworejo

    Insiden kecelakaan lalu lintas antara truk dan mobil angkot terjadi di Jalan Raya Purworejo – Megelang, Rabu (7/5/2024).

    Kecelakaan tersebut mengakibatkan 11 orang meninggal dunia dan 6 orang lainnya alami luka-luka.

    Kepala Kantor SAR Cilacap, M Abdullah mengungkapkan bahwa mulanya pihak Basarnas Cilacap menerima informasi adanya kecelakaan tersebut dari Unit Siaga SAR (USS) Borobudur.

    Menerima informasi itu, tim rescue pun langsung dikerahkan oleh Basarnas.

    “Informasi tersebut (read kecelakaan) kami terima dari Unit Siaga SAR (USS) Borobudur dan langsung meminta tim rescue USS Borobudur untuk melakukan evakuasi ke lokasi kejadian,” ungkapnya kepada tribunjateng.com, dalam rilis.

    Disebutkan Abdullah bahwa kejadian bermula sekira pukul 10.30 WIB.

    Saat itu sebuah truk tronton melaju dari arah Magelang menuju Purworejo. 

    Saat melaju di turunan Kalijambe, truk berusaha untuk menyalip sebuah angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang. 

    Namun nahasnya truk tersebut oleh dan menimpa angkot.

    “Truk kemudian mengalami oleng sehingga menimpa angkot tersebut,” jelas Abdullah.

    Sementara itu Kasi Operasi dan Siaga Basarnas Cilacap Priyo Prayudha Utama yang juga datang di lokasi kejadian menyebut, total ada 17 orang yang dievakuasi tim SAR gabungan.

    Dari 17 orang korban, 11 orang meninggal dunia sedangkan 6 diantaranya mengalami luka-luka.

    “Seluruh korban kemudian dibawa ke RS Purworejo untuk dilakukan penanganan medis lebih lanjut,” kata Priyo.

    Priyo menyampaikan bahwa seusai mengevakuasi para korban, selanjutnya tim SAR gabungan mengevakuasi kendaraan yang terlibat dalam kecelakaan maut tersebut.

    “Saat ini kami sedang melakukan reposisi kendaraan yang mengalami kecelakaan,” tambah dia. (*)

     

  • Mengapa Waisak Dirayakan di Candi Borobudur? Ini Asal-usulnya

    Mengapa Waisak Dirayakan di Candi Borobudur? Ini Asal-usulnya

    Jakarta

    Candi Borobudur merupakan salah satu monumen Buddha terbesar di dunia. Bangunan yang terletak di Magelang, Jawa Tengah ini dikenal sebagai lokasi peringatan Hari Raya Waisak.

    Tahun ini, puncak perayaan Waisak 2025 akan digelar pada tanggal 12 Mei di Candi Borobudur. Lalu, mengapa Waisak selalu dirayakan di Candi Borobudur? Simak informasi di bawah ini.

    Waisak adalah hari raya keagamaan umat Buddha. Salah satu ciri khas hari Waisak adalah peringatannya yang dilaksanakan di Candi Borobudur.

    Mengutip dari situs Kemdikbud, Candi Borobudur terletak di Desa Borobudur, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Provinsi Jawa Tengah. Lingkungan geografis Candi Borobudur dikelilingi oleh Gunung Merapi dan Merbabu di sebelah Timur, Gunung Sindoro dan Sumbing di sebelah Utara, dan pegunungan Menoreh di sebelah Selatan, serta terletak di antara Sungai Progo dan Elo.

    Sebagai peninggalan budaya yang didirikan pada masa kejayaan agama Budha Mahayana di Indonesia, yaitu pada abad IX, struktur bangunan dan ragam hias Candi Borobudur menggambarkan lintasan hidup yang ditempuh oleh setiap individu untuk mencapai kebijaksanaan tertinggi. Candi Borobudur dibangun untuk memuliakan agama Budha Mahayana.

    Sejumlah Bhikkhu menjalani rangkaian Waisak di Candi Borobudur (Foto: ANTARA FOTO/ANIS EFIZUDIN)

    Menurut situs resmi Candi Borobudur, Dinasti Sailendra yang berkuasa pada saat itu, membangun peninggalan Budha terbesar di dunia antara 780-840 Masehi. Candi Borobudur dibangun sebagai tempat pemujaan Budha dan tempat ziarah. Tempat ini berisi petunjuk agar manusia menjauhkan diri dari nafsu dunia dan menuju pencerahan dan kebijaksanaan menurut Buddha.

    Borobudur dibangun dengan gaya Mandala yang mencerminkan alam semesta dalam kepercayaan Buddha. Struktur bangunan ini berbentuk kotak dengan empat pintu masuk dan titik pusat berbentuk lingkaran. Jika dilihat dari luar hingga ke dalam terbagi menjadi dua bagian yaitu alam dunia yang terbagi menjadi tiga zona di bagian luar, dan alam Nirwana di bagian pusat.

    Tradisi umat Buddha merayakan Hari Raya Waisak di Candi Borobudur telah dimulai sejak tahun 1929. Perayaan Waisak di Borobudur ini diinisiasi oleh Himpunan Teosofi Hindia Belanda, yang pada saat itu anggotanya terdiri dari campuran antara orang Jawa ningrat dan orang Eropa.

    Makna Peringatan Waisak

    Dilansir situs Kemenag RI, kata Waisak berasal dari dua bahasa yaitu Vaisakha (Sansekerta) dan Vesakha (Pali) yang berarti nama bulan dalam kalender Buddhis. Pada kalender Masehi, Waisak umumnya jatuh pada akhir April, Mei, atau awal Juni.

    Kalangan umat Buddha menyebut Waisak sebagai Hari Raya Trisuci Waisak, karena untuk memperingati tiga peristiwa penting, yaitu:

    Kelahiran Bodhisattva (calon Buddha) Siddharta Gautama di Taman Lumbini pada tahun 623 SM;Petapa Gotama mencapai Penerangan Sempurna di Bodh pada tahun 588 SM; danWafatnya Buddha Gotama (Maha Parinibbana) di Kusinara.

    “Pencapaian Penerangan Sempurna” merupakan salah satu peristiwa yang diperingati pada hari Waisak. Pencapaian Buddha ini hendaknya menjadi inspirasi dan motivasi umatnya untuk senantiasa berbuat kebajikan.

    Perayaan Waisak, tidak hanya sekedar melaksanakan tradisi puja, tetapi lebih dari itu. Umat Buddha dapat meneladani tekad, semangat, pantang menyerah, dan sifat-sifat luhur Buddha serta senantiasa melaksanakan dhamma.

    (kny/imk)

    Hoegeng Awards 2025

    Baca kisah inspiratif kandidat polisi teladan di sini

  • Aulia Anggi, Guru Muda yang Baru Menikah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Tanjakan Kalijambe Purworejo

    Aulia Anggi, Guru Muda yang Baru Menikah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Tanjakan Kalijambe Purworejo

    Aulia Anggi, Guru Muda yang Baru Menikah Jadi Korban Tewas Kecelakaan Tanjakan Kalijambe Purworejo

    TRIBUNJATENG.COM – Kecelakaan yang terjadi di tanjakan Kalijambe Purworejo Jawa Tengah pada Rabu, (7/5/2025) siang menewaskan sebanyak 10 guru sekolah dasar SDIT Asyafiiyah Magelang yang hendak takziah ke Purworejo.

    Salah satu identitas yang tewas bernama Aulia Anggi Praktiwi (26).

    Menurut informasi yang dihimpun Aulia merupakan salah satu pengajar di SDIT Asyafiiyah yang tewas dalam kecelakaan maut tersebut.

    Dalam unggahan TikTok @aguspurnomo0130, Aulia baru beberapa hari melangsungkan pernikahannya dengan Aziz yang bekerja sebagai pelaut.

    Pernikahan Anggi digelar 20 April 2025.

    “Menurut mbah mbah dulu sebelum selapan atau berapa hari gitu habis menikah jangan ketempat orang meninggal dulu” tulis salah satu netizen.

    “Turut berduka cita, suaminya pelaut kalau suaminya berlayar denger kabar istrinya meninggal gimana perasaan suaminya disana” tulis komentar lainnya.

    “Tetangga RT ku itu,, suaminya namanya Aziz” lanjut komentar lainnya.

    Diberitakan sebelumnya, Wahid Gozali, Ketua Komite SDIT As-Syafiiyah mengatakan, ia bersama rombongan guru berangkat ke Purworejo untuk takziah, orang tua dari kepala SDIT tersebut. 

    “Tapi saya menggunakan mobil lain, dan berangkat bersama-sama sekitar pukul 10.00 WIB, katanya.

    Sebelumnya, mobil yang ia tumpangi berada di belakang rombongan guru. Namun sampai traffic light Salaman, mobilnya menyalip rombongan guru. 

    Ia melaju terus ke depan, dan tidak ada apa-apa. 

    Sampai di tempat takziah di Gebang, ia melaksanakan salat jenazah. Kemudian ia diberitahu bahwa rombongan guru mengalami kecelakaan dan meninggal 10 orang. 

    “Saya kaget sekali, saya kontak teman-teman komite tidak ada ternyata ke sana semua. Saya akhirnya tahu ada kabar-kabar dari media.

    Wahid mengatakan, saat berangkat ada lima rombongan mobil, satu rombongan dirinya dan keluarga, kemudian komite, dua rombongan guru-guru, menggunakan angkutan kota, juga mobil yayasan dan satu mobil pemilik yayasan. 

    Identitas 11 Korban Tewas

    Berikut identitas 11 korban tewas kecelakaan di Purworejo:

    Aulia Anggi Pratiwi (26), warga Muntilan, Magelang 
       
    Divya Kreswinannda (25), warga Mertoyudan, Magelang
       
    Isna Hayati (27), warga Mendut, Mungkid, Magelang
     
    Naely Nur Sadiyah (23), warga Jenis Srambianak, Mungkid, Magelang
       
    Finna Mukarromah (28), warga Rambeana, Mungkid, Magelang   

    Siti Khur Fatimah (28), guru, warga Ngaglik, Borobudur, Magelang
       
    Hesti Nurngaini Rahayu (24), pelajar, warga Panujo, Borobudur, Magelang
       
     Kaki Umi Rohman (27), pelajar, warga Rambe Anak, Mungkid, Magelang
       
    Melani Septiani (25), pelajar, warga Ambartawang, Mungkid, Magelang 
       
    Neli Suroya (36), wiraswasta, warga Paremono, Mungkid, Magelang 
       
    Edi Sunaryo (71), wiraswasta, warga Ngerajek, Mungkid, Magelang. 

    DIDUGA REM BLONG – kecelakaan maut melibatkan dump truk dengan angkutan kota (angkot) menewaskan 11 orang dan enam korban luka-luka di Jalan Purworejo–Magelang, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (6/5/2025). Para korban tewas belum teridentifikasi. (Dok Polda Jateng) (IST)

    Liburkan Sekolah

     Kegiatan belajar mengajar di SD IT As Syafi’iyah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah sementara diliburkan.

    Langkah itu dilakukan setelah 10 guru perempuan sekolah tersebut tewas usai angkutan kota yang mereka tunggangi dilindas truk tronton di Kabupaten Purworejo, Jateng, pada Rabu (7/5/2025). 

    Ketua Yayasan As Syafi’iyah Habib Muhsin Syafingi mengatakan, lima guru di antaranya merupakan penghafal sekaligus pengajar Al-Quran.

    Untuk mengatasi kekurangan guru tahfidz tersebut, Habib berujar, yayasan akan meminta pengajar serupa di jaringan pondok pesantrennya untuk mengisi kelas di SD IT As Syafi’iyah.

    “Kami akan berkoordinasi dengan beberapa ponpes untuk mengisi kekurangan ustazah tahfidz,” ungkapnya, Kamis (8/5/2025). 

    Taman kanak-kanak dan sekolah dasar di bawah Yayasan As Syafi’iyah diliburkan dari kegiatan pembelajaran mulai hari ini hingga Selasa (13/5/2025).

    Habib menambahkan, terhitung Kamis sampai satu pekan mendatang, akan dilakukan doa bersama untuk 10 guru SD di aula SD setiap setelah asar.

    “Insya Allah beberapa hari ini (libur),” ujar Ketua Yayasan As Syafi’iyah Habib Muhsin Syafingi.

    Dikutip Kompas.com, kompleks Yayasan As Syafi’iyah sepi dari kehadiran para siswa TK dan SD.

    Hanya pengurus dan sejumlah guru yang berada di sana.

    Habib mengatakan, agenda hari ini pihaknya bakal bersilaturahmi ke rumah keluarga korban masing-masing.

    “Kemudian, direncanakan setiap hari bada ashar kami akan ada acara doa bersama di sini (lokasi yayasan) dengan seluruh wali santri,” ungkapnya. Habib menambahkan, pihaknya kehilangan 10 guru SD yang lima di antaranya merupakan penghafal Al Quran.

    Sebelumnya, 11 orang dilaporkan meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang melibatkan truk tronton dan angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang. 

    10 orang merupakan guru dan satu orang sopir angkot. Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

    Diduga truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.

    Setelah menabrak angkot, truk juga menghantam sebuah rumah di pinggir jalan.

    Kondisi Korban Selamat

    Kondisi terkini 6 korban kecelakaan maut yang menewaskan 11 orang di Purworejo terungkap.

    Mereka masih menjalani perawatan untuk memulihkan kondisi.

    Meki demikian,  PT Jasa Raharja menanggung biaya perawatan bagi enam korban luka dalam kecelakaan maut antara truk tronton dan angkutan kota (angkot) yang terjadi di Kecamatan Gebang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025). 

    Kepala PT Jasa Raharja Kantor Wilayah Utama Jawa Tengah, Triadi, menyatakan bahwa enam dari total 17 korban kecelakaan tersebut ditanggung pembiayaan medisnya oleh Jasa Raharja.

    “Sepanjang platformnya Rp 20 juta, menjadi tanggungan Jasa Raharja,” ucapnya usai kegiatan pemberian santunan di SD IT As Syafi’iyah, Kabupaten Magelang, Kamis (8/5/2025).

     Daftar Korban Luka Enam korban yang saat ini masih menjalani perawatan yakni:

    Paiman (60)

    Umiyatun (53)

    Mila Mudianawati (26)

    Ayu Salwa (24)

    Sufita (24)

    Ladis (24)

    Mereka merupakan penumpang angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang.

    Santunan untuk Korban Meninggal Dunia

    Selain menanggung biaya perawatan, Jasa Raharja juga telah memberikan santunan kepada 11 korban meninggal dunia.

    Masing-masing ahli waris menerima Rp 50 juta.

    “Sudah kami serahkan ke ahli waris korban,” ungkap Triadi.

    Korban tewas terdiri dari 10 guru SD IT As Syafi’iyah dan 1 sopir angkot yang mengangkut rombongan takziah.

     Kronologi Kecelakaan 

    Kecelakaan tragis ini terjadi pada Rabu kemarin, sekitar pukul 10.30 WIB.

    Truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.

    Diduga, truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, hingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.

    Setelah menghantam angkot, truk juga menabrak sebuah rumah di pinggir jalan. 

    (*) 

     

  • 5
                    
                        10 Guru SD di Magelang Meninggal dalam Kecelakaan Purworejo, Sekolah Libur sampai Cuti Bersama
                        Regional

    5 10 Guru SD di Magelang Meninggal dalam Kecelakaan Purworejo, Sekolah Libur sampai Cuti Bersama Regional

    10 Guru SD di Magelang Meninggal dalam Kecelakaan Purworejo, Sekolah Libur sampai Cuti Bersama
    Tim Redaksi
    MAGELANG, KOMPAS.com
    – Yayasan As Syafi’iyah di Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, meliburkan taman kanak-kanak  (TK) dan sekolah dasar (SD) usai 10 guru SD-nya meninggal dalam kecelakaan lalu lintas di Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah pada Rabu (7/5/2025).
    “Insya Allah beberapa hari ini (libur),” ujar Ketua Yayasan As Syafi’iyah Habib Muhsin Syafingi, Kamis (8/5/2025).
    Dari pengamatan
    Kompas.com
    , kompleks Yayasan As Syafi’iyah sepi dari kehadiran para siswa TK dan SD. Hanya pengurus dan sejumlah guru yang berada di sana.
    Habib mengatakan, agenda hari ini pihaknya bakal bersilaturahmi ke rumah keluarga korban masing-masing.
    “Kemudian, direncanakan setiap hari bada ashar kami akan ada acara doa bersama di sini (lokasi yayasan) dengan seluruh wali santri,” ungkapnya.
    Habib menambahkan, pihaknya kehilangan 10 guru SD yang lima di antaranya merupakan penghafal Al Quran.
    KOMPAS.COM/BAYUAPRILIANO Tragedi kecelakaan lalu lintas di Jalan Purworejo–Magelang, Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025)
    Terkait pemenuhan tenaga pengajar yang berkurang, Yayasan As Syafi’iyah akan berkomunikasi dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang dan Kantor Kementerian Agama setempat.
    Sementara itu, Ketua Komite SD IT As Syafi’iyah Wahid Ghozali menyampaikan, kegiatan pembelajaran diliburkan mulai hari ini, Kamis (8/5/2025) sampai Selasa (13/5/2025).
    “(Libur) sampai Waisak dan cuti bersama,” ucapnya kepada
    Kompas.com
    melalui pesan singkat, Kamis (8/5/2025).
    Diberitakan sebelumnya, sebanyak 11 orang dilaporkan meninggal dunia dan enam lainnya mengalami luka-luka dalam insiden yang melibatkan truk tronton dan angkot yang membawa rombongan takziah dari Magelang.
    Kecelakaan terjadi sekitar pukul 10.30 WIB ketika truk tronton dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang menuju Purworejo.
    Diduga truk mengalami rem blong saat melintasi jalan menurun dan menikung, sehingga kehilangan kendali dan menabrak angkot yang berada di depannya.
    Setelah menabrak angkot, truk juga menghantam sebuah rumah di pinggir jalan.
    Copyright 2008 – 2025 PT. Kompas Cyber Media (Kompas Gramedia Digital Group). All Rights Reserved.

  • Truk Tabrak Angkot Tewaskan 11 Orang Ternyata Tak Berizin, Kok Boleh Jalan?

    Truk Tabrak Angkot Tewaskan 11 Orang Ternyata Tak Berizin, Kok Boleh Jalan?

    Jakarta

    Kecelakaan maut yang melibatkan truk lagi-lagi terjadi. Kemarin, truk muatan pasir menabrak angkot di Purworejo, Jawa Tengah, hingga menewaskan 11 orang. Truk tersebut tidak terdaftar dalam sistem perizinan Kementerian Perhubungan.

    Kecelakaan maut itu terjadi di Jl Purworejo-Magelang tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Rabu (7/5/2025) siang. Dilaporkan ada 11 orang meninggal dunia dan 6 lainnya luka-luka. Seluruh korban adalah penumpang angkot yang merupakan rombongan takziah. Angkot sampai hancur tak berbentuk.

    Ternyata, truk itu tidak memiliki izin angkutan. Menteri Perhubungan mengkonfirmasi bahwa truk tersebut tidak terdaftar dalam sistem perizinan.

    “Adapun telah diperiksa pada aplikasi Mitra Darat, truk tersebut tidak terdaftar di dalam sistem perizinan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi seperti dikutip Antara.

    Setelah cek di Data Laik Kendaraan di aplikasi Mitra Darat yang bisa diakses secara publik, truk dengan nomor polisi B 9970 BYZ tidak ditemukan. Tapi kenapa masih boleh beroperasi di jalan?

    Pengamat transportasi yang menjabat sebagai Wakil Ketua Pemberdayaan dan Pengembangan Wilayah Masyarakat Transportasi Indonesia (MTI) Pusat Djoko Setijowarno mencurigai masih maraknya praktik pungutan liar (pungli) di lapangan. Pungli itu membuat truk tak berizin masih beroperasi di jalan.

    “Angkutan barang itu punglinya mulai dari baju seragam sampai nggak pakai baju,” kata Djoko kepada detikOto, Kamis (8/5/2025).

    Djoko menilai pemerintah harus tegas memberantas praktik truk over dimension over load (ODOL) dengan menindak oknum pungli. Untuk memberantas truk ODOL itu, menurut Djoko, butuh program pemberantasan pungli di lapangan.

    “Selama tidak memasukkan program pemberantasan pungli dan (menetapkan) upah standar pengemudi, ini menjadi kendala juga,” ucapnya.

    Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengatakan, Indonesia akan bebas truk ODOL pada 2026. Pemerintah sedang menyiapkan peraturan presiden (Perpres) terkait pemberantasan truk ODOL itu. Djoko menyebut, dalam perpres itu harus diatur soal pemberantasan pungli.

    “Di Perpres itu harus dimasukkan pemberantasan pungli, kedua upah standar pengemudi. Karena (untuk memberantas) oknum pungli itu Presiden harus turun tangan, Presiden yang nindak dalam perpresnya,” tegas Djoko.

    (rgr/din)

  • Cerita Tim Gabungan saat Evakuasi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo: Butuh Waktu 45 Menit – Halaman all

    Cerita Tim Gabungan saat Evakuasi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo: Butuh Waktu 45 Menit – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB, menewaskan 11 orang.

    Kecelakaan itu melibatkan sebuah dump truk bermuatan pasir dan kendaraan angkutan pedesaan (Kopada) yang membawa rombongan warga.

    Seluruh korban adalah penumpang angkot, rombongan guru asal Magelang yang hendak menghadiri takziah di wilayah Purworejo.

    Berdasarkan keterangan Koordinator Basarnas Unit Siaga SAR Borobudur, Basuki, tim gabungan butuh waktu selama 45 menit untuk mengevakuasi para korban.

    Ia juga menyebut, tim gabungan sempat mengalami kendala dalam proses evakuasi karena harus memastikan tidak ada korban lain yang tertindih badan truk yang terguling.

    “Kita butuh waktu kurang lebih 45 menit. Tantangannya adalah memastikan apakah masih ada korban di bawah truk.” 

    “Setelah ditarik dengan derek dan truk berhasil dibalikkan, evakuasi baru dinyatakan selesai,” jelasnya kepada wartawan di lokasi, Rabu.

    Dalam evakuasi tersebut, petugas dari berbagai unsur SAR, TNI, Polri, dan relawan dikerahkan. 

    Truk tronton dalam kondisi terguling di atas puing-puing bangunan yang sebelumnya digunakan sebagai warung.

    Sedangkan di belakangnya terdapat Kopada yang berada dalam kondisi ringsek imbas kecelakaan.

    “Korban meninggal ada 11 orang, sementara 6 lainnya selamat dan langsung dibawa ke rumah sakit,” imbuh Basuki.

    Kesaksian Warga

    Seorang warga berinisial L mengatakan, truk yang melaju dari arah Magelang menuju Purworejo itu sudah dalam kondisi rem blong sejak berada di atas tanjakan.

    “Itu truk dari atas sudah klakson terus, kasih kode. Sudah ambil kanan untuk menghindari kendaraan lain.” 

    “Pas sampai tanjakan, langsung banting kiri dan menabrak angkutan,” ujar L saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu.

    Truk lantas menabrak Kopada yang mengangkut rombongan warga dari Mendut, Magelang, yang diketahui akan menghadiri takziah di wilayah Purworejo.

    L berujar bahwa sebagian besar korban yang tewas di tempat berada dalam kondisi mengenaskan.

    “Sudah tidak bisa diidentifikasi. Kondisinya parah,” ucap L.

    Pada saat kejadian, L menyebut dirinya sedang berada di dalam rumah dan hanya mendengar suara seperti truk menurunkan pasir.

    Setelah keluar rumah, dirinya melihat truk sudah terguling dan Kopada berada dalam kondisi ringsek.

    “Nggak nyangka itu kecelakaan. Pas keluar rumah, semuanya sudah rusak. Angkotnya masuk jurang, kelindes truk, ringsek parah,” ungkapnya.

    Selain menabrak angkutan, truk juga menghantam sebuah warung yang ada di pinggir jalan.

    “Langsung masuk ke rumah, nabrak. Angkotnya ketabrak dari samping belakang,” jelasnya.

    Lebih lanjut, L mengatakan bahwa sopir truk sempat terjepit, tetapi berhasil dievakuasi dalam kondisi luka berat sementara sopir angkutan tewas di lokasi kejadian.

    Lebih lanjut, L mengatakan bahwa sopir truk sempat terjepit, tetapi berhasil dievakuasi dalam kondisi luka berat sementara sopir angkutan tewas di lokasi kejadian.

    “Sopir banyak yang belum paham medan. Rambu sudah bagus, tapi penerangan masih kurang,” ucap L.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Evakuasi Korban Kecelakaan Maut di Kalijambe Purworejo Butuh Waktu 45 Menit.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Yuwantoro)

  • Ungkap Kronologi Truk Tabrak Angkot, Menhub Wanti-wanti Pengusaha

    Ungkap Kronologi Truk Tabrak Angkot, Menhub Wanti-wanti Pengusaha

    Jakarta

    Menteri Perhubungan (Menhub) Dudy Purwagandhi mewanti-wanti perusahaan angkutan barang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan dan perizinan operasional.

    Menhub Juga tak segan menjatuhkan sanksi kepada pengemudi dan perusahaan pemilik kendaraan jika terdapat unsur pidana.

    Hal itu ia tekanan menyusul kecelakaan yang melibatkan dump truk bermuatan pasir dengan angkutan kota (angkot) dan rumah di perbatasan Purworejo-Magelang, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, pada Rabu (7/5/25).

    “Jika terbukti terdapat unsur pidana akan diberikan sanksi tidak hanya kepada pengemudi melainkan juga pemilik kendaraan,” kata Dudy dalam keterangan tertulisnya, Rabu (7/5/2025).

    Kecelakaan truk bermuatan pasir dengan angkot ini berisi rombongan guru dan menabrak sebuah rumah di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, pada Rabu pukul 11.00 WIB.

    Peristiwa tersebut terjadi saat truk dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang. Setibanya di tempat kejadian perkara (TKP), truk tersebut hilang kendali dan kemudian menabrak satu angkot dan sebuah rumah di depannya.

    Peristiwa tersebut memakan 11 korban meninggal dunia dan 6 orang lainnya mengalami luka-luka. Saat ini, korban dievakuasi dan dibawa ke RSUD terdekat dari TKP.

    “Kementerian Perhubungan turut prihatin dan berduka cita atas kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan pasir dengan angkot yang berisi rombongan guru serta menabrak sebuah rumah,” jelasnya.

    Saat ini, Dudy menyebut Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Hubdat) tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat, dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mendalami penyebab kecelakaan.

    Dudy menambahkan, Kementerian Perhubungan melarang operasional truk Over Dimention Over Loading (ODOL). Ia pun mengimbau seluruh pihak untuk ikut menjaga keselamatan lalu lintas bersama.

    “Mengimbau kepada seluruh pemilik perusahaan angkutan barang untuk wajib mengoperasikan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan dan persyaratan administrasi sesuai perizinannya serta melarang operasional truk Over Dimention Over Loading (ODOL),” tutur Dudy.

    (hns/hns)

  • Cerita Tim Gabungan saat Evakuasi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo: Butuh Waktu 45 Menit – Halaman all

    Kesaksian Warga soal Kecelakaan Maut di Purworejo: Angkot Masuk Jurang, Terlindas Truk – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM – Kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 11.00 WIB, menewaskan 11 orang.

    Kecelakaan itu melibatkan sebuah dump truk bermuatan pasir dan kendaraan angkutan pedesaan (Kopada) yang membawa rombongan warga.

    Seorang warga berinisial L mengatakan, truk yang melaju dari arah Magelang menuju Purworejo itu sudah dalam kondisi rem blong sejak berada di atas tanjakan.

    “Itu truk dari atas sudah klakson terus, kasih kode. Sudah ambil kanan untuk menghindari kendaraan lain.” 

    “Pas sampai tanjakan, langsung banting kiri dan menabrak angkutan,” ujar L saat ditemui di lokasi kejadian, Rabu, dilansir Tribun Jogja.

    Truk lantas menabrak Kopada yang mengangkut rombongan warga dari Mendut, Magelang, yang diketahui akan menghadiri takziah di wilayah Purworejo.

    L berujar bahwa sebagian besar korban yang tewas di tempat berada dalam kondisi mengenaskan.

    “Sudah tidak bisa diidentifikasi. Kondisinya parah,” ucap L.

    Pada saat kejadian, L menyebut dirinya sedang berada di dalam rumah dan hanya mendengar suara seperti truk menurunkan pasir.

    Setelah keluar rumah, dirinya melihat truk sudah terguling dan Kopada berada dalam kondisi ringsek.

    “Nggak nyangka itu kecelakaan. Pas keluar rumah, semuanya sudah rusak. Angkotnya masuk jurang, kelindes truk, ringsek parah,” ungkapnya.

    Selain menabrak angkutan, truk juga menghantam sebuah warung yang ada di pinggir jalan.

    “Langsung masuk ke rumah, nabrak. Angkotnya ketabrak dari samping belakang,” jelasnya.

    Lebih lanjut, L mengatakan bahwa sopir truk sempat terjepit, tetapi berhasil dievakuasi dalam kondisi luka berat sementara sopir angkutan tewas di lokasi kejadian.

    “Penumpangnya sebagian besar meninggal. Yang selamat langsung dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

    L  menyebut bahwa lokasi itu memang rawan kecelakaan.

    “Hampir tiap bulan ada kejadian. Kadang truk nggak kuat nanjak, atau rem telat.” 

    “Sopir banyak yang belum paham medan. Rambu sudah bagus, tapi penerangan masih kurang,” ucap L.

    Selain menyebabkan 11 orang kehilangan nyawa, peristiwa ini juga mengakibatkan 4 orang korban mengalami luka parah dan 2 orang korban luka ringan.

    Berikut daftar nama dan identitas 11 korban meninggal dunia dalam kecelakaan maut di Purworejo hari ini.

    1. Aulia Anggi Pratiwi (26), warga Muntilan, Magelang. 

    2. Divya Kreswinannda (25), warga Mertoyudan, Magelang.

    3. Isna Hayati (27), warga Mendut, Mungkid, Magelang.

    4. Naely Nur Sadiyah (23), warga Jenis Srambianak, Mungkid, Magelang.

    5. Finna Mukarromah (28), warga Rambeana, Mungkid, Magelang.

    6. Siti Khur Fatimah (28), guru, warga Ngaglik, Borobudur, Magelang.

    7. Hesti Nurngaini Rahayu (24), pelajar, warga Panujo, Borobudur, Magelang.

    8. Kaki Umi Rohman (27), pelajar, warga Rambe Anak, Mungkid, Magelang.

    9. Melani Septiani (25), pelajar, warga Ambartawang, Mungkid, Magelang.

    10. Neli Suroya (36), wiraswasta, warga Paremono, Mungkid, Magelang.

    11. Edi Sunaryo (71), wiraswasta, warga Ngerajek, Mungkid, Magelang.

    Sebagian artikel ini telah tayang di TribunJogja.com dengan judul Kesaksian Warga Kecelakaan Maut di Purworejo yang Tewaskan 11 Orang: Truk Blong, Angkot Kelindes.

    (Tribunnews.com/Deni)(TribunJogja.com/Yuwantoro)

  • Kemenhub: Truk kecelakaan di Purworejo tidak terdaftar di perizinan

    Kemenhub: Truk kecelakaan di Purworejo tidak terdaftar di perizinan

    Adapun telah diperiksa pada aplikasi Mitra Darat, truk tersebut tidak terdaftar di dalam sistem perizinan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan

    Jakarta (ANTARA) – Kementerian Perhubungan (Kemenhub) menyatakan, dump truk bermuatan pasir yang menabrak mobil angkutan umum di jalan turunan Magelang-Purworejo, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, tidak terdaftar dalam sistem perizinan.

    “Adapun telah diperiksa pada aplikasi Mitra Darat, truk tersebut tidak terdaftar di dalam sistem perizinan yang dimiliki oleh Kementerian Perhubungan,” kata Menteri Perhubungan Dudy Purwagandhi dalam keterangan dikonfirmasi di Jakarta, Rabu.

    Menhub menyampaikan hal itu sehubungan dengan kecelakaan dump truk bermuatan pasir yang menabrak angkutan kota (angkot) dan rumah di perbatasan Purworejo-Magelang, Purworejo.

    Kementerian Perhubungan turut prihatin dan berduka cita atas kecelakaan yang melibatkan truk bermuatan pasir dengan angkot yang berisi rombongan guru serta menabrak sebuah rumah di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo,

    Peristiwa itu terjadi sekitar pukul 11.00 WIB dengan kronologi truk dengan nomor polisi B 9970 BYZ melaju dari arah Magelang dan setibanya di lokasi kejadian perkara, truk oleng tak terkendali kemudian menabrak satu angkot dan sebuah rumah yang berada di depannya.

    “Pada peristiwa ini sementara didapatkan data 11 korban meninggal dunia dan sebanyak 6 orang lainnya mengalami luka-luka. Korban telah dievakuasi dan dibawa ke RSUD terdekat dari TKP,” ujar Menhub.

    Saat ini Direktorat Jenderal Perhubungan Darat (Ditjen Hubdat) Kemenhub tengah berkoordinasi dengan pihak kepolisian, Dinas Perhubungan setempat dan Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) untuk mendalami penyebab kecelakaan tersebut.

    Kemenhub mengimbau kepada seluruh pemilik perusahaan angkutan barang untuk wajib mengoperasikan kendaraan bermotor yang memenuhi persyaratan teknis kelaikan jalan dan persyaratan administrasi sesuai perizinannya serta melarang operasional truk over dimention over loading (ODOL).

    “Jika terbukti terdapat unsur pidana akan diberikan sanksi tidak hanya kepada pengemudi melainkan juga pemilik kendaraan,” katanya.

    Kementerian Perhubungan juga mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk bersama-sama menertibkan hal itu agar kecelakaan kendaraan angkutan barang tidak terulang kembali.

    Pewarta: Muhammad Harianto
    Editor: Ahmad Buchori
    Copyright © ANTARA 2025

  • Cerita Tim Gabungan saat Evakuasi Korban Kecelakaan Maut di Purworejo: Butuh Waktu 45 Menit – Halaman all

    Kesaksian Warga Soal Tabrakan Maut Purworejo: Truk Sudah Klakson Terus dari Atas Kasih Kode – Halaman all

    TRIBUNNEWS.COM, PURWOREJO – Seorang warga berinisial L memberikan kesaksian terkait kecelakaan maut yang terjadi di Jalan Provinsi Magelang–Purworejo, tepatnya di Desa Kalijambe, Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah, Rabu (7/5/2025) sekitar pukul 10.00 WIB.

    Peristiwa tragis tersebut merenggut 11 nyawa dan melibatkan sebuah dump truck bermuatan pasir serta kendaraan angkutan pedesaan (Kopada) yang membawa rombongan warga.

    Menurut L, truk yang melaju dari arah Magelang menuju Purworejo itu sudah dalam kondisi rem blong sejak berada di atas tanjakan.

    “Itu truk dari atas sudah klakson terus, kasih kode. Sudah ambil kanan untuk menghindari kendaraan lain. Pas sampai tanjakan, langsung banting kiri dan menabrak angkutan,” ujar L saat ditemui di lokasi kejadian.

    Truk kemudian menabrak angkot yang mengangkut rombongan warga dari Mendut, Magelang yang diketahui hendak menghadiri takziah di wilayah Purworejo.

    Menurut L, sebagian besar korban tewas di tempat dengan kondisi mengenaskan.

    “Sudah tidak bisa diidentifikasi. Kondisinya parah,” katanya.

    Saat kejadian, L mengaku sedang berada di dalam rumah dan hanya mendengar suara seperti truk menurunkan pasir. Setelah keluar rumah, ia melihat truk sudah terguling dan Kopada berada dalam kondisi ringsek.

    “Nggak nyangka itu kecelakaan. Pas keluar rumah, semuanya sudah rusak. Angkotnya masuk jurang, kelindes truk, ringsek parah,” ungkapnya.

    Selain menabrak angkutan, truk juga menghantam sebuah warung yang berada di pinggir jalan.

    “Langsung masuk ke rumah, nabrak. Angkotnya ditabrak dari samping belakang,” jelasnya.

    L menambahkan, sopir truk sempat terjepit namun berhasil dievakuasi dalam kondisi luka berat, sementara sopir angkutan tewas di lokasi kejadian.

    “Penumpangnya sebagian besar meninggal. Yang selamat langsung dibawa ke rumah sakit,” ujarnya.

    Ia menyebut lokasi tersebut memang rawan kecelakaan.

    “Hampir tiap bulan ada kejadian. Kadang truk nggak kuat nanjak, atau rem telat. Sopir banyak yang belum paham medan. Rambu sudah bagus, tapi penerangan masih kurang,” katanya.

    Diketahui, para guru yang meninggal dunia tersebut menaiki angkot untuk takziah di Purworejo, Jawa Tengah pada pukul 10.00 WIB. Namun ditengah perjalanan, ada truk pengangkut pasir yang diduga gagal melakukan pengereman hingga menabrak angkot yang berisikan rombongan guru dari TK dan SD Tahfidz Quran As Syafiiyah.

    Korban meninggal dalam kecelakaan ini ada 11 orang. Kecelakaan ini bermula saat truk tronton melaju dari arah utara menuju selatan.

    Diduga rem blong, truk yang berada di tanjakan tersebut hilang kendali dan menabrak angkot di depannya.

    Rumah warga juga ikut rusak ditabrak truk besar tersebut.